Anda di halaman 1dari 72

BUKU PANDUAN BELAJAR DOKTER MUDA

DERMATOLOGI DAN
VENEREOLOGI

DERMATOLOGI
DAN VENEREOLOGI
Buku ini mengacu pada Standar Kompetensi Dokter
Indonesia tahun 2012 yang berisi daftar kasus dan
keterampilan klinik yang harus dikuasai oleh seorang
dokter muda. Pendekatan dalam buku ini menggunakan
pendekatan terhadap gejala klinis (symptom approached)
dari keluhan pada penyakit di bidang Dermatologi dan
Venerologi yang sering dijumpai. Berdasarkan gejala
yang didapatkan, maka dokter muda diajak untuk berpikir
secara sistematis dan komprehensif dengan melakukan
proses anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang, perumusan masalah atau diagnosis klinis,
hingga menetapkan menejemen terapi pada kasus tersebut.
Buku ini dibuat sebagai pegangan bagi mahasiswa
pendidikan dokter tingkat profesi (koas) agar lebih terarah
dalam mengikuti proses belajar mengajar di Bagian
Dermatologi dan Venerologi, maupun saat bertugas di
bagian lain.
PROGRAM STUDI SARJANA KEDOKTERAN DAN PROFESI DOKTER
FAKULTAS KEDOTERAN UNIVERSITAS UDAYANA
RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH
DENPASAR
2020
BUKU PANDUAN BELAJAR DOKTER MUDA
DERMATOLOGI DAN VENEREOLOGI
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta

Lingkup Hak Cipta


Pasal 1
1. Hak Cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan
prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa
mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Ketentuan Pidana
Pasal 113
1. Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf I untuk Penggunaan Secara
Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan / atau
pidana denda paling banyak Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
2. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan / atau tanpa izin Pencipta atau pemegang
Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan / atau huruf h untuk Penggunaan
Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan /
atau pidana denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
BUKU PANDUAN BELAJAR DOKTER MUDA

DERMATOLOGI &
VENEREOLOGI

PROGRAM STUDI SARJANA KEDOKTERAN DAN PROFESI DOKTER


FAKULTAS KEDOTERAN UNIVERSITAS UDAYANA
RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH
DENPASAR
2020
BUKU PANDUAN BELAJAR DOKTER MUDA

DERMATOLOGI DAN VENEREOLOGI


Tim Penyusun :
Made Swastika Adiguna
Made Wardhana
AAGP Wiraguna
IGAA Praharsini
Luh Made Mas Rusyati
IGAA Dwi Karmila
Nyoman Suryawati
IGA Elis Indira
Ni Made Dwi Puspawati
NLP Ratih Vibrayanti
Prima Sudarsa

Tim Editor:
I Made Dwi Trisna Putra
Ida Bagus Gede Diantika

Cover & Ilustrasi:


Ergo Gatranara Cutha Resha A

Design & Lay Out:


Ida Bagus Gede Diantika
Arya Dwiputra

Dicetak oleh:
89Printing.com

Diterbitkan oleh:
Penerbit Lontar Mediatama
Yogyakarta

ISBN : 978-602-5986-20-8

Hak Cipta pada Penulis.


Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang :
Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini
tanpa izin tertulis dari penerbit.
Buku Panduan Belajar Dokter Muda Dermatologi Dan Venereologi

PRAKATA

P uji syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi


Wasa (Tuhan Yang Maha Esa), karena Buku Panduan Belajar
Dermatologi dan Venereologi ini dapat terselesaikan.
Buku ini dibuat dengan tujuan sebagai pegangan bagi mahasiswa
pendidikan dokter tingkat profesi (Dokter Muda) agar lebih terarah
dalam mengikuti proses belajar mengajar di Bagian Dermatologi Dan
Venereologi, maupun saat bertugas di bagian lain.
Buku ini mengacu pada Standar Kompetensi Dokter Indonesia
tahun 2012 yang berisi daftar kasus klinik dan keterampilan klinik yang
harus dikuasai oleh seorang dokter muda. Pendekatan dalam buku ini
menggunakan pendekatan terhadap gejala klinis (symptom approached)
dari keluhan pada penyakit di bidang Dermatologi dan Venereologi
yang sering dijumpai. Berdasarkan gejala yang didapatkan, maka
dokter muda diajak untuk berpikir secara sistematis dan komprehensif
dengan cara melakukan proses anamnesis, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan penunjang, perumusan masalah atau diagnosis klinis,
hingga menetapkan manajemen terapi pada kasus tersebut.
Ucapan terimakasih kami haturkan kepada semua pihak yang
telah membantu tersusunnya buku ini, terutama kepada Dekan,
Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Tim Pendidik
Klinik, Department of Medical Education, dan seluruh staf Program
Studi Dermatologi dan Venereologi Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana.
Kami menyadari buku ini belumlah sempurna dan akan terus
mengalami perbaikan seiring perkembangan kemajuan pendidikan
kedokteran, utamanya di bidang Dermatologi Dan Venereologi,
sehingga masukan untuk perbaikan di masa yang akan datang sangat
kami nantikan. Akhirnya kami berharap semoga Buku Panduan ini
dapat memberikan manfaat utamanya bagi calon dokter umum yang
akan menjalankan kepaniteraan klinik di Bagian Dermatologi Dan
Venereologi.

Januari, 2020

Tim Penyusun

Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter FK UNUD 2020 v


Buku Panduan Belajar Dokter Muda Dermatologi Dan Venereologi

DAFTAR ISI

PRAKATA ............................................................................................. v
DAFTAR ISI .......................................................................................... vii
CARA MENGGUNAKAN PANDUAN BELAJAR ....................... ix
STANDAR KOMPETENSI DOKTER DERMATOLOGI DAN
VENEREOLOGI.................................................................................... xi
DAFTAR KOMPETENSI KLINIK ..................................................... xiii

BAB 1 PRINSIP-PRINSIP DALAM MENDIAGNOSIS


PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN................................................. 1

BAB 2 ALUR PENEGAKAN DIAGNOSIS


BERDASARKAN EFLORESENSI....................................................... 5
2.1 VESIKEL DAN PUSTULA............................................................. 7
2.2 BULA................................................................................................ 12
2.3 PAPULA DAN NODUL................................................................. 14
2.4 PLAK................................................................................................. 19
2.5 MAKULA......................................................................................... 24
2.6 DUH TUBUH URETRA................................................................. 28
2.7 DUH TUBUH VAGINA................................................................. 31
2.8 ULKUS GENITAL........................................................................... 34

BAB 3 TATA LAKSANA KASUS........................................................ 36


3.1 DERMATITIS KONTAK ALERGI DAN DERMATITIS
KONTAK IRITAN................................................................................. 36
3.2 DERMATITIS / EKSEMA............................................................... 37
3.3 INFEKSI VIRUS............................................................................... 38
3.4 INFEKSI VIRUS............................................................................... 39
3.5 INFEKSI VIRUS............................................................................... 40
3.6 INFEKSI BAKTERI......................................................................... 41
3.7 LEPRA.............................................................................................. 42
3.8 INFEKSI ZOONOSIS...................................................................... 43
3.9 PENYAKIT KULIT ERITROSKUAMOSA................................... 44
3.10 SINDROMA DUH TUBUH URETRA....................................... 45
3.11 SINDROMA DUH TUBUH VAGINA....................................... 46
3.12 ULKUS GENITAL......................................................................... 47

BAB 4 PROSEDUR PEMERIKSAAN PENUNJANG....................... 48

DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 53

Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter FK UNUD 2020 vii
Buku Panduan Belajar Dokter Muda Dermatologi Dan Venereologi

CARA MENGGUNAKAN
PANDUAN BELAJAR

B uku panduan belajar ini ditujukan untuk mempelajari kasus


klinis dan keterampilan klinik di Departemen Dermatologi
Dan Venereologi saat bertugas stase di Departemen Dermatologi Dan
Venereologi. Kompetensi yang tercakup dalam buku panduan ini
adalah kompetensi minimal seorang dokter umum yang harus anda
kuasai saat anda belajar dan bertugas di rotasi pendidikan klinik.
Buku ini tersusun atas 4 (empat) bab, berdasarkan kasus yang
dapat ditangani seorang dokter umum. Setiap bab memuat tujuan
belajar, pertanyaan terkait kesiapan dokter muda, daftar keterampilan/
prosedur klinik, dan algoritma kasus yang harus dikuasai.
Hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan buku
panduan ini adalah :
1. Bacalah daftar kompetensi kasus klinis dan keterampilan klinik
yang harus anda kuasai selama anda belajar dan bertugas di
Departemen Dermatologi Dan Venereologi. Daftar kompetensi
ini juga dapat anda temukan di buku kerja harian (buku log
dokter muda).
2. Pada setiap bab, bacalah tujuan belajar yang harus dicapai
saat mempelajari bab tersebut. Selanjutnya cobalah menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang tersedia dengan menggunakan
prior knowledge anda. Apabila anda mengalami kesulitan saat
menjawabnya, anda dapat menggunakan buku referensi yang
dianjurkan, tercantum pada bagian akhir buku ini. Setelah anda
mampu menjawab semua pertanyaan pertanyaan tersebut,
mulailah membaca algoritma kasus yang digunakan. Anda
dapat menggunakan referensi untuk mengklarifikasi algoritma
tersebut. Baca juga beberapa keterangan tambahan yang terdapat
pada algoritma kasus.
3. Kemudian bacalah daftar keterampilan yang diperlukan untuk
menangani kasus yang bersangkutan. Beberapa prosedur
penting yang belum anda peroleh di Skill Lab dijelaskan dalam
buku ini.
Jika terdapat pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang
ada dalam buku panduan belajar ini, dan anda kesulitan mendapat
jawabannya meskipun telah membaca referensi yang ada, tanyakan
dan diskusikan pada saat kegiatan pendidikan klinik.

Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter FK UNUD 2020 ix


Buku Panduan Belajar Dokter Muda Dermatologi Dan Venereologi

STANDAR KOMPETENSI
DOKTER INDONESIA
ILMU KEDOKTERAN JIWA

D alam melaksanakan praktek kedokteran, seorang


dokter harus mampu bekerja berdasarkan keluhan
atau masalah pasien, melakukan pemeriksaan, menganalisis data
klinis sehingga dapat membuat diagnosis yang tepat agar dapat
melakukan penatalaksanaan yang sesuai. Untuk itu diperlukan
pembelajaran dan pelatihan yang berkesinambungan.
Miller (1990) menjelaskan bahwa ada empat tingkat jenis
kompetensi yang harus dicapai oleh mahasiswa kedokteran dan
profesi kesehatan dalam pendidikannya. Keempat tingkatan
kompetensi yang kemudian digambarkan dalam bentuk
piramida miller tersebut adalah seperti dibawah ini.
Agar pembelajaran terarah maka dibuatlah standar minimal
yang harus dimiliki seorang dokter dengan diterbitkannya
Standar Kompetensi Dokter Indonesia. Diharapkan lulusan
dokter dapat memiliki keterampilan minimal sesuai yang
telah ditetapkan. Untuk mencapai kompetensi sesuai Standar
Kompetensi Dokter Indonesia diperlukan strategi pembelajaran
dengan menerapkan target. Target tingkat kompetensi dibagi
menjadi 4, yaitu:
1. Tingkat kompetensi 1 (Knows)
Mampu mengetahui pengetahuan teroritis termasuk
aspek biomedik dan psikososial keterampilan tersebut
sehingga dapat menjelaskan kepada pasien atau klien
dan keluarganya, teman sejawat, serta profesi lainnya
tentang prinsip, indikasi, dan komplikasi yang mungkin
timbul. Keterampilan ini dapat dicapai mahasiswa melalui
perkuliahan, diskusi, penugasan, dan belajar mandiri,
sedangkan penilaiannya dapat menggunakan ujian tulis.
2. Tingkat Kompetensi 2 (Knows How)
Pernah melihat atau didemonstrasikan. Menguasai
pengetahuan teoritis dari keterampilan ini dengan
penekanan pada clinical reasoning dan problem solving
serta berkesempatan untuk melihat dan mengamati
keterampilan tersebut dalam bentuk demonstrasi atau
pelaksanaan langsung pada pasien atau masyarakat.
3. Tingkat Kompetensi 3 (Shows)
Pernah melakukan atau pernah menerapkan di bawah
supervisi. Menguasai pengetahuan teori keterampilan ini
Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter FK UNUD 2020 xi
Buku Panduan Belajar Dokter Muda Dermatologi Dan Venereologi
termasuk latar belakang biomedik dan dampak psikososial
keterampilan tersebut, berkesempatan untuk melihat
dan mengamati keterampilan tersebut dalam bentuk
demonstrasi atau pelaksanaan langsung pada pasien/
masyarakat, serta berlatih keterampilan tersebut pada alat
peraga dan/ atau standardized patient.
4. Tingkat kompetensi 4 (Does):
Mampu melakukan secara mandiri. Dapat memperlihatkan
keterampilannya tersebut dengan menguasai seluruh
teori, prinsip, indikasi, langkah-langkah cara melakukan,
komplikasi, dan pengendalian komplikasi. 4A. Kompetensi
yang dicapai pada saat lulus dokter.
Pada akhir stase, kompetensi yang harus dimiliki seorang
Dokter Muda di Departemen Dermatologi Dan Venereologi
berdasarkan Standar Kompetensi Dokter Indonesia tahun 2012 :
1. Mampu mendiagnosis dan melakukan penatalaksanaan
penyakit-penyakit kulit dan kelamin (KK) yang sering
dijumpai, baik secara Mandiri (M), Tindakan Pertama
(TP), atau Merujuk (R). Daftar kompetensi yang dapat
dilakukan secara mandiri adalah kompetensi 4A dan 4B
sedangkan tindakan pertama dan merujuk adalah 3A dan
3B.
2. Mampu melakukan / merencanakan pemeriksaan
laboratorium tes kulit sederhana sebagai penunjang dalam
menegakkan diagnosis.
3. Mampu menjelaskan indikasi, prosedur dan kemungkinan
hasil pada pemeriksaan penunjang yang sering dilakukan.
4. Mampu mendiagnosis/ mengenal dan memberi terapi/
pertolongan pertama kemudian merujuk ke Rumah
Sakit yang tepat untuk penyakit kulit dan kelamin yang
termasuk dalam kompetensi 2, 3A dan 3B.
5. Menerapkan kode etik kedokteran dalam menangani
masalah penyakit kulit dan kelamin.
6. Mampu melakukan komunikasi yang baik dengan pasien.

xii Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter FK UNUD 2020
Buku Panduan Belajar Dokter Muda Dermatologi Dan Venereologi

DAFTAR KOMPETENSI KLINIK

A. SISTEM INTEGUMEN
No. Daftar Kasus/ Diagnosis Klinis Tingkat Kompetensi
1 Infeksi Virus
Veruka vulgaris 4A
Kondiloma akuminatum 3A
Moluskum kontagiosum 4A
Herpes zoster tanpa komplikasi 4A
Morbili tanpa komplikasi 4A
Varisela tanpa komplikasi 4A
Herpes simpleks tanpa komplikasi 4A
2 Infeksi Bakteri
Impetigo 4A
Impetigo ulseratif (ektima) 4A
Folikulitis superfisialis 4A
Furunkel, karbunkel 4A
Eritrasma 4A
Erisipelas 4A
Skrofuloderma 4A
Lepra 4A
Reaksi lepra 3A
Sifilis stadium 1 dan 2 4A
3 Infeksi jamur
Tinea kapitis 4A
Tinea barbe 4A
Tinea fasialis 4A
Tinea korporis 4A
Tinea manus 4A

xiii
Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter FK UNUD 2020 xiii
Buku Panduan Belajar Dokter Muda Dermatologi Dan Venereologi
BUKU PANDUAN BELAJAR

Tinea unguium 4A
Tinea kruris 4A
Tinea pedis 4A
Pitiriasis vesikolor 4A
Kandidosis mukokutan ringan 4A
4 Gigitan Serangga dan Infestasi Parasit
Cutaneus larva migran 4A
Filariasis 4A
Pedikulosis kapitis 4A
Pedikulosis pubis 4A
Skabies 4A
Reaksi gigitan serangga 4A
5 Dermatitis Eksim
Dermatitis kontak iritan 4A
Dermatitis kontak alergika 3A
Dermatitis atopik (kecuali recalcitrant) 4A
Dermatitis numularis 4A
Liken simpleks kronik/neurodermatitis 3A
Napkin eczema 4A
6 Lesi Eritro-Squamosa
Psoriasis vulgaris 3A
Dermatitis seboroik 4A
Pitiriasis rosea 4A
7 Kelainan Kelenjar Sebasea dan Ekrin
Akne vulgaris ringan 4A
Akne vulgaris sedang-berat 3A
Hidradenitis supuratif 4A
Dermatitis perioral 4A
Miliaria 4A
8 Penyakit Vesikobulosa
Toxic epidermal necrolysis 3B
Sindrom Stevens-Johnson 3B
9 Penyakit Kulit Alergi
Urtikaria akut 4A
Urtikaria kronis 3A

xiv
xiv Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter FK UNUD 2020
Buku Panduan Belajar Dokter Muda Dermatologi Dan Venereologi
ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN

Angioedema 3B
10 Gangguan Keratinisasi
Ichthyosis vulgaris 3A
11 Reaksi Obat
Exanthematous drug eruption,fixed drug
eruption 4A
12 Kelainan Pigmentasi
Vitiligo 3A
Melasma 3A
Hiperpigmentasi pascainflamasi 3A
Hipopigmentasi pascainflamasi 3A
13 Neoplasma
Kista Epitel 3A
14 Trauma
Vulnus laseratum, punctum 4A
Vulnus perforatum, penetratum 3B
Luka bakar derajat 1 dan 2 4A
Luka bakar derajat 3 dan 4 3B
Luka akibat bahan kimia 3B
Luka akibat sengatan listrik 3B

B. SISTEM REPRODUKSI
No Daftar Kasus/ Diagnosis Klinis Tingkat Kemampuan
1 Infeksi
Sifilis 3A
Sindrom duh tubuh (discharge) genital (gonore
3A
dan non gonore)
Vulvitis 4A
Kondiloma akuminatum 3A
Vaginitis 4A
Vaginosis Bakterial 4A
Servisitis 3A

xv
Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter FK UNUD 2020 xv
Buku Panduan Belajar Dokter Muda Dermatologi Dan Venereologi
BUKU PANDUAN BELAJAR

C. SISTEM INTEGUMEN
No Keterampilan Klinik Tingkat Keterampilan
1 Pemeriksaan Fisik
Inspeksi kulit 4A
Inspeksi membran mukosa 4A
Inpeksi daerah perianal 4A
Inspeksi kuku 4A
Inspeksi rambut dan skalp 4A
Palpasi kulit 4A
Deskripsi lesi kulit dengan perubahan primer
4A
dan sekunder, misalnya ukuran, distribusi,
penyebaran, konfigurasi
2 Pemeriksaan Tambahan
Pemeriksaan dermografisme 4A
Penyiapan dan penilaian sediaan kalium
hidroksida 4A
Penyiapan dan penilaian sediaan metilen biru 4A
Penyiapan dan penilaian sediaan gram 4A
Pemeriksaan dengan sinar UVA (lampu Wood) 4A
3 Terapeutik
Pemilihan obat topikal 4A
Insisi dan drainase abses 4A
Eksisi tumor jinak kulit 4A
Ekstraksi komedo 4A
Perawatan luka 4A
Kompres 4A
Bebat kompresi pada vena varikosum 4A
Rozerplasty kuku 4A
4 Pencegahan
Pencarian kontak (case finding) 4A

xvi
xvi Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter FK UNUD 2020
Buku Panduan Belajar Dokter Muda Dermatologi Dan Venereologi
ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN

D. SISTEM REPRODUKSI
No Keterampilan Tingkat Keterampilan
1 Sistem Reproduksi Pria
Inspeksi penis 4A
Inspeksi skrotum 4A
2 Sistem Reproduksi Wanita
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi dan palpasi genitalia eksterna 4A
Pemeriksaan spekulum : inspeksi vagina dan
4A
serviks
Pemeriksaan Diagnostik
Melakukan swab vagina 4A
Duh (discharge) genital: bau, pH, pemeriksaan
4A
dengan pewarnaan Gram, salin, dan KOH

xvii
Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter FK UNUD 2020 xvii
Buku Panduan Belajar Dokter Muda Dermatologi Dan Venereologi

BAB 1
PRINSIP-PRINSIP DALAM MENDIAGNOSIS
PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN

Dermatologi merupakan bidang kedokteran yang


berorientasi pada morfologi atau efloresensi yang
ditemukan. Akurasi diagnostik akan tinggi apabila pemeriksaan
dilakukan secara objektif tanpa dipengaruhi oleh interpretasi
pasien yang didapat dari anamnesis. Anamnesis harus selalu
dilakukan pada saat maupun setelah pemeriksaan visual dan
fisik sehingga didapatkan diagnosis yang lebih obyektif.
Diagnosis penyakit kulit sebaiknya dilakukan secara berurutan
dan logis dengan pendekatan sebagai berikut :

Riwayat Penyakit:
1. Riwayat munculnya efloresensi, pertanyaan kunci yang
perlu ditanyakan:
a. Kapan? Onset penyakit
b. Di mana? Lokasi efloresensi awal
c. Terasa gatal/ nyeri?
d. Bagaimana pola gejala penyebarannya? Evolusi
e. Bagaimana perubahan masing-masing efloresensi?
Evolusi
2. Gejala konstitusional yang menyertai:
a. Penyakit akut dengan gejala: nyeri kepala, demam,
menggigil, kelemahan.
b. Penyakit kronis, dengan gejala fatigue, kelemahan,
anoreksia, penurunan berat badan, malaise.
3. Perjalanan penyakit yang diderita saat ini dengan perhatian
khusus pada gejala konstitusi dan gejala prodromal.

1
Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter FK UNUD 2020 1
Buku Panduan Belajar Dokter Muda Dermatologi Dan Venereologi
BUKU PANDUAN BELAJAR

4. Riwayat penyakit dahulu:


a. Operasi.
b. Riwayat mondok.
c. Alergi, khususnya alergi obat (diminum, dioleskan).
d. Riwayat pengobatan (saat ini dan sebelumnya)
e. Kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, penyalahgunaan
obat.
f. Riwayat atopi (asthma, hay fever, rinitis alergi,
eksema).
5. Riwayat penyakit keluarga (khususnya pada pasien psoriasis,
atopi, melanoma, xantoma, tuberous sklerosis).
6. Riwayat sosial penderita seperti pekerjaan, hobi, paparan,
perjalanan ke daerah lain, riwayat periggunaan obat-obatan,
kebiasaan khusus yang lain.
7. Riwayat kontak seksual seperti misalnya faktor risiko
terhadap infeksi HIV, transfusi darah, penggunaan obat-
obatan intravena, pasangan seksual lebih dari satu (multiple
partner), dan riwayat infeksi menular seksual.

Pemeriksaan Fisik:
Keadaan Umum : normal/ sehat, tampak tidak nyaman, status
gizi, kesadaran.
Tanda vital : denyut nadi, respirasi, suhu tubuh.

Status Dermatologi:
Periksa kulit secara keseluruhan termasuk membrana
mukosa, regio genital-anal, kuku dan rambut, serta kelenjar
limfe. Saat membaca efloresensi harus memperhatikan lokasi,
tipe, warna, jumlah, batas, konsistensi, bentuk, ukuran, distribusi
dan konfigurasi. Dalam upaya menegakkan diagnosis, perlu
diperhatikan:
1. Lokasi.
2. Tipe efloresensi. Berupa Makula, papul, plak, nodul, wheal,
vesikel-bula (blister), pustul, krusta, skuama, erosi, ulkus,
skar, atrofi, kista.

2
2 Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter FK UNUD 2020
Buku Panduan Belajar Dokter Muda Dermatologi Dan Venereologi
ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN

3. Warna. Berupa pink, merah, ungu (untuk efloresensi


purpurik kita lihat tanda diaskopinya apakah hilang setelah
ditekan dengan gelas objek atau tidak), putih, tan, coklat,
hitam, biru, keabuan, kuning). Warna pada efloresensi dapat
sama (uniformis)/ bervariasi (variegated).
4. Jumlah. Apakah tunggal atau multiple.
5. Marginasi/ batas efloresensi. Dapat berbatas tegas (dapat
ditelusuri dengan ujung pena/ pensil), batas tidak tegas (ill-
defined).
6. Konsistensi. Perhatian konsistensi (lunak, keras, fluktuatif,
seperti papan), perubahan temperatur kulit (panas,
dingin), serta mobilitas. Perhatikan adanya nyeri pada kulit
(tenderness), perkiraan kedalaman efloresensi (dermal atau
subkutan).
7. Bentuk. Berupa bulat, oval, poligonal, polisiklik, anular
(berbentuk seperti cincin), iris, serpiginosa (seperti ular),
umbilicated.
8. Ukuran.
9. Susunan/konfigurasi. Untuk efloresensi multipel dapat
berupa:
a. Berkelompok: herpetiformis, arsiformis, anuler,
reticulated (seperti jala), linear, serpiginosa (seperti
ular), atau
b. Diseminata/ tersebar: efloresensi diskret tersebar.
10. Konfluensi. Apakah ya atau tidak.
11. Distribusi. Perhatikan:
a. Perluasan lesi tunggal, lokalisata, regional, generalisata,
universal
b. Pola: simetris, daerah terpapar sinar matahari, daerah
tekanan, area intertriginosa, daerah folikuler, sesuai
dermatom, sesuai garis Blaschko.

3
Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter FK UNUD 2020 3
Buku Panduan Belajar Dokter Muda Dermatologi Dan Venereologi
BUKU PANDUAN BELAJAR

Guna menegakkan diagnosis penyakit kulit dan kelamin,


dapatmelihatalgoritmediagnosiskelainan padakulitberdasarkan
efloresensi pada gambar di halaman berikut.

4
4 Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter FK UNUD 2020
Buku Panduan Belajar Dokter Muda Dermatologi Dan Venereologi

BAB 2
ALUR PENEGAKAN DIAGNOSIS
BERDASARKAN EFLORESENSI

KELAINAN PADA KULIT KEMUNGKINAN DIAGNOSA

YA GELEMBUNG YA GELEMBUNG
GELEMBUNG IMPETIGO, FOLIKULITIS, PIODRMA
KECIL2<1 cm BERISI NANAH
BERAIR SEKUNDER, KANDIDOSIS KERIAN CELSI
(VESIKEL) (PUSTUL)
TDK TDK TDK

VARISELA, H.ZOOSTER, H.SIMPLEKS


GELEMBUNG ERUPSI OBAT, TINEA PEDIS ET MANUS,
JERNIH IMPETIGO, DERMATITIS KONTAK,
ATOPIK, NUMULARIS

GELEMBUNG YA SKABIES, GIGITAN SERANGGA,


BESAR IMPETIGO BULOSA, DERMATITIS
(BULA) KONTAK, ERUPSI OBAT

MH, ENL, FURUNKEL, KARBUNKEL,


HIDRADENITIS,SKABIES, GIGITAN
BINTIL YA SERANGGA, DERMATITIS KONTAK,
(POPULA & ERUPSI OBAT, VERUKA VULGARIS,
NODUL) MOLUSKUM, AKNE VULGARIS RINGAN,
MALIARIA
TDK

BERCAK YA BERCAK TAK YA DRMATITIS KONTAK, FOTOKONTAK


TEBAL PADA HILANG GATAL ATOPIK, SEBOROIKA, ERUPSI OBAT,
KULIT (PLAK) TINEA GLABROSA, KANDIDIASIS

TDK TDK TDK

ANESTESI KUSTA (MORBUS HANSEN)

TDK

ERISIPELAS, SELULITIS, FOLIKULITIS,


NYERI FURUNKEL, KARBUNKEL, PIODERMA
SEKUNDER, REAKSI LEPRA, ERUPSI
OBAT

BERCAK
YA
HILANG DALAM ERUPSI OBAT, DERMATITIS KONTAK
24-48 JAM URTIKARIA
(URTIKARIA)

5
Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter FK UNUD 2020 5
Buku Panduan Belajar Dokter Muda Dermatologi Dan Venereologi

TDK

BERCAK YA YA
TANPA WARNA
ANASTESI MORBUS HANSEN
PENEBALAN MERAH
(MAKULA)

TDK TDK

DERMATITIS ATOPIK,
GATAL SEBORIK, TINEA
GLABROSA. KANDIDIASIS

TDK

ERISIPELAS. SELULITIS,
NYERI
ERUPSI OBAT

YA
PUTIH ANASTESI MORBUS HANSEN

TDK TDK

TINEA VERSIKOLOR,
PITIRIASIS ALBA

YA
COKLAT TINEA VERSIKOLOR

6 Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter FK UNUD 2020


Buku Panduan Belajar Dokter Muda Dermatologi Dan Venereologi
ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN

2.1 VESIKEL DAN PUSTULA

Tujuan Pembelajaran Mahasiswa

Mahasiswa diharapkan mampu:


1. Mendiagnosis dan membedakan efloresensi berupa vesikel
dan pustula.
2. Merencakan penatalaksanaan (memberikan terapi definitif,
terapi sementara, dan merujuk) beberapa penyakit kulit dan
kelamin yang ditandai dengan vesikel dan pustula.
3. Menjelaskan etiologi dan patofisiologi kelainan kulit dan
kelamin yang ditandai dengan vesikel dan pustula.
4. Mengetahui kasus-kasus kegawatan pada kulit dengan
tanda utama berupa vesikel dan pustula.
5. Menjelaskan prognosis dan memberikan edukasi pada
pasien dengan efloresensi berupa vesikel dan pustula.

Pertanyaan dan Kesiapan Dokter Muda


1. Bagaimana membedakan antara diagnosis banding yang
Anda ajukan, serta karateristik klinis dari masing-masing
diagnosis banding?
2. Pemeriksaan laboratorium apa yang sekitarnya diperlukan
untuk mendukung penegakan diagnosis?
3. Bagaimana membedakan antara herpes simpleks dan herpes
zoster?
4. Pemeriksaan laboratorium apa yang bisa dikerjakan untuk
mendiagnosis penyakit herpes simpleks dan zoster?
5. Bagaimana anda membedakan antara herpes simpleks
primer dan rekuren serta penatalaksanaannya.
6. Sebutkan pilihan terapi untuk herpes simpleks dan zoster.
7. Kapankah diperlukan pemberian obat antiviral topikal
maupun sistemik.

7
Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter FK UNUD 2020 7
Buku Panduan Belajar Dokter Muda Dermatologi Dan Venereologi
BUKU PANDUAN BELAJAR

8. Bagaimana Anda membedakan dermatitis kontak iritan dan


dermatitis kontak alergi?
9. Bagaimana membedakan antara dermatitis kontak alergi
dan dermatitis yang terinfeksi, serta pemeriksaan penunjang
apa yang perlu dikerjakan?
10. Pemeriksaan penunjang apa yang bisa dikerjakan pada
pasien dengan dermatitis kontak alergi?
11. Sebutkan kriteria diagnostik skabies. Faktor resiko apa yang
menyebabkan orang mudah terkena skabies.
12. Sebutkan pemeriksaan penunjang yang diperlukan untuk
menegakkan diagnosis penyakit skabies.
13. Sebutkan pilihan terapi, cara pemakaian obat, serta edukasi
yang perlu diberikan pada pasien skabies.
14. Bagaimana mendiagnosis impetigo dan folikulitis.
15. Sebutkan penatalaksanaan impetigo dan folikulitis.
16. Sebutkan kriteria diagnosis dan etiologi kerion.
17. Bagaimana mendiagnosis dermatitis seboroik pada kepala
dengan infeksi sekunder.

8
8 Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter FK UNUD 2020
Buku Panduan Belajar Dokter Muda Dermatologi Dan Venereologi

ALGORITME PENEGAKAN DIAGNOSIS

GELEMBUNG VESIKEL
KECIL<1 cm
BERISI CAIRAN
(VESIKEL)

YA YA SEKITARNYA/ YA DASAR YA YA MONIMOKIS YA


ISI BER 1 HERPES
DASARNYA MAKULA PADA BIBIR,
JERNIH GEROMBOL GEROMBOL SIMPLEKS
MERAH ERITEMATOUS GENITAL

TDK TDK TDK TDK TDK

YA UNILATERAL YA
BEBERAPA HERPES
POLIMORF
GEROMBOL ZOOSTER
DERMATOMAL

RIWAYAT
KONTRAK DG
DASAR PLAK YA OBAT/BAHAN YA
DERMATIL
ERITEMATOUS TOPIKAL S KONTAK
BENTUK LINEAR,
ANGULAR

TDK

GATAL MALAM, YA
KELUARGA SKABIES
SAKIT SERUPA

TDK

YA
PADA PIP STIGMATA DERMATITIS
BAYI ATOPI ATOPIK
YA

TDK

BULAT SEPERTI YA
UANG LOGAM, DERMATITIS
DI ANGGOTA NUMULARIS
BADAN
TDK

RUJUK KE RS

SEKITARNYA/ YA YA TINEA
PADA PLANTAR/
DASAR KULIT PALMAR PEDIS ET
NORMAL MANUS

TDK

DAERAH
YA
TERBUKA/
IMPETIGO
KRUSTA KUNING
SEPERTI MADU

Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter FK UNUD 2020 9


Buku Panduan Belajar Dokter Muda Dermatologi Dan Venereologi

VESIKEL (lanjutan)

YA YA
VESIKEL ISI
BERGEROMBOL
JERNIH

TDK
TDK
YA KIWAYAT YA
YA YA
SEKITAR/DASAR DASAR MAKULA PAKAI OBAT ERUPSI
TERSEBAR SISTEMATIK
MERAH ERIMATOUS OBAT

TDK

TDK

PD TUBUH, VESIKEL
DENGAN DELE MERAH YA
HANYA SEKITAR VESIKEL VERISELA
JUGA TERDAPAT PAPULA
ERITEMA

TDK

YA GATAL MALAM YA
DASAR PAPULA
DAERAH SKABIES
ERITEMATOUS
PREDILEKSI

TDK

YA
VESIKEL PADA GIGITAN
PUNCAK PAPULA SERANGGA

TDK

RUJUK KE RS

YA YA DERMATOMAL YA
HERPES
HEMORAGIS BERGEROMBOL RASA NYERI
ZOOSTER
POLIMOR

TDK TDK

YA
TERSEBAR RUJUK KE RS

10 Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter FK UNUD 2020


Buku Panduan Belajar Dokter Muda Dermatologi Dan Venereologi

PUSTULA

TERUTAMA
DI DAERAH PUSTULA
YA DASAR YA TERBUKA YA
MUDAH PECAH IMPETIGO
TERSEBAR KULIT
MENIMBULKAN KONTANGIOSA
NORMAL
EROSI & KRUSTA
TDK TDK KUNING MADU

ADA PENYAKIT
DASAR YA WARNA MERAH YA KULIT LAIN YG YA
INFEKSI
WARNA HANYA SEKITAR MENDAHULUI
SEKUNDER
MERAH PUSTULA (SKABIES,
VARISELA)
TDK TDK

KOMEDO,
YA YA
PADA PAPULA AKNE
WAJAH ERITEMA, LES VULGARIS
POLIMORF
TDK
TDK
RUJUK KE RS
DI
EKSTREMITAS
YA PUSTULA YA
(DAERAH
PADA FOLIKEL FOLIKULITIS
BERAMBUT)
RAMBUT
TDK

DI DAERAH SEBAGAI LESI


YA YA
LIPATAN SATELIT DI TEP KANDIDIASIS
KETIAK PLAK MERAH
INGUINAL CERAH MASERATI
TDK
TERUTAMA
BADAN & YA YA
GATAL PAPULA MALIARIA
LEHER ADA
ERITEMA PUSTOLOSIS
RIWAYAT
PANAS BADAN
TDK

RUJUK KE RS

APAKAH WARNA RIWAYAT OBAT YA


MERAH PADA YA SISTEMATIK ERUPSI
KULIT SELURUH OBAT
TUBUH
TDK

RUJUK KE RS

APA ADA
YA
RIWAYAT YA
YA
DASAR PLAK PENY.KULIT LAIN INFEKSI
BERGEROMBOL
ERITEMA YG MENDAHULUI SEKUNDER
(D.Atopik, H.Zoster,
TDK H.simpleks, Jamur)

TDK
RUJUK KE RS
APAKAH
TERDAPAT DI YA
KULIT KEPALA KURION
ATAU DAERAH
BERAMBUT
LAINNYA

Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter FK UNUD 2020 11


Buku Panduan Belajar Dokter Muda Dermatologi Dan Venereologi
BUKU PANDUAN BELAJAR

Daftar Keterampilan Klinis (Kognitif dan Psikomotor)


1. Mampu melakukan anamnesis yang baik dan komperehensif
pada pasien dengan efloresensi vesikel dan pustul.
2. Mampu melakukan pemeriksaan Gram dan Tzank pada
pustul.

2.2 BULA

Tujuan Pembelajaran Mahasiswa


Mahasiswa diharapkan:
1. Mampu mendiagnosis dan membedakan efloresensi berupa
bula yang diakibatkan oleh berbagai sebab.
2. Mampu menerangkan etiologi dan patofisiologi penyakit
kulit dan kelamin dengan efloresensi bula.
3. Mempu mendiagnosis dan menentukan rencana
penatalaksanaan (memberikan terapi definitif, memberikan
terapi sementara, dan merujuk) beberapa penyakit kulit
yang ditandai dengan bula.
4. Mampu mengetahui kasus-kasus kegawatan pada kulit
dengan tanda utama berupa bula.
5. Mempu menjelaskan prognosis penyakit dengan efloresensi
bula.

Pertanyan dan Kesiapan Dokter Muda


1. Apabila Anda menemukan efloresensi berupa bula diagnosis
banding apa yang anda pikirkan?
2. Bagaimana membedakan antara diagnosis banding impetigo
bulosa dengan fixed drug eruption, dermatitis kontak, serta
karateristik klinis masing-masing diagnosis banding?
3. Pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang apa
yang diperlukan untuk mendukung penegakan diagnosis
pasien dengan efloresensi bula.

12
12 Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter FK UNUD 2020
Buku Panduan Belajar Dokter Muda Dermatologi Dan Venereologi
ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN

4. Apabila Anda menemukan pasien dengan kelainan berupa


bula kendor, mudah pecah, dengan tanda Nikolsky positif,
penyakit kulit apakah yang anda pikirkan?
5. Apabila Anda mencurigai pasien terkena erupsi obat,
anamnesis apa saja yang perlu anda tanyakan?
6. Bagaimana prinsip penanganan impetigo bulosa, dermatitis
kontak, dan fixed drug eruption.

Algoritme Penegakan Diagnosis

BULA
(GELOMBANG BULA
BESAR ISI CAIRAN,
DIAMETER > 1 cm))

YA YA YA YA
ISI CAIRAN DASAR KULIT DAERAH IMPETIGO
BULA FRAGILE
JERNIH NORMAL TERBUKA BULOSA

TDK TDK

RUJUK KE RS

YA YA
YA RIWAYAT OBAT
DASAR ERITEMA SELURUH TUBUH SSI/TEN
SISTEMIK

TDK TDK

RUJUK KE RS

YA RIWAYAT OBAT YA
SISTEMIK, LESI FIXED DRUG
TERLOKALISIR
BERULANG DI ERUPTION
TEMPAT SAMA

TDK

RIWAYAT YA
KONTRAK DG DERMATITIS
OBAT BAHAN KONTAK
TOPIKAL

YA
HEMORAGIS RUJUK KE RS

13
Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter FK UNUD 2020 13
Buku Panduan Belajar Dokter Muda Dermatologi Dan Venereologi
BUKU PANDUAN BELAJAR

Daftar Keterampilan (Kognitif dan Psikomotor)


1. Mampu melakukan anamnesis yang baik dan komperehensif
pada pasien dengan bula.
2. Mampu melakukan pemeriksaan Tzank dan tanda
Nikolsky.
3. Mampu melakukan perawatan kulit pasien dengan
efloresensi berupa bula.

2.3 PAPULA DAN NODUL

Tujuan Pembelajaran Dokter Muda


Mahasiswa diharapkan mampu:
1. Mendiagnosis dan membedakan efloresensi berupa papul
dan nodul yang diakibatkan oleh berbagai sebab.
2. Menerangkan etiologi dan patofisiologi penyakit kulit dan
kelamin dengan efloresensi berupa papul dan nodul.
3. Menentukan rencana penatalaksanaan (memberikan terapi
definitif, terapi sementara, dan merujuk) penyakit kulit
dan kelamin yang ditandai dengan efloresensi nodul atau
papul.
4. Memberikan edukasi pada pasien dengan penyakit kulit dan
kelamin yang ditandai dengan efloresensi berupa papul atau
nodul.

Pertanyan dan Kesiapan Dokter Muda


1. Bagaimana kriteria diagnosis dan penatalaksanaan akne
vulgaris ringan.
2. Apa kriteria diagnosis, terapi serta edukasi yang perlu
diberikan pada pasien dengan gigitan serangga.
3. Sebutkan kriteria diagnosis untuk furunkel dan karbunkel.
4. Terangkan penatalaksanaan pasien dengan furunkel dan
karbunkel.

14
14 Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter FK UNUD 2020
Buku Panduan Belajar Dokter Muda Dermatologi Dan Venereologi
ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN

5. Sebutkan kriteria diagnosis dermatofitosis


6. Sebutkan kriteria diagnosis kandidiasis.
7. Pemeriksaan penunjang apa yang perlu dikerjakan pada
pasien yang dicurigai menderita dermatofitosis dan
kandidiasis.
8. Terangkan langkah-langkah pemeriksaan KOH pada kulit,
rambut, maupun kuku.
9. Terangkan penatalaksanaan pasien dengan kandidiasis dan
dermatofitosis.
10. Sebutkan predileksi tempat untuk kelainan hidradenitis
supurativa.
11. Terangkan penatalaksanaan dan edukasi yang perlu
diberikan pada pasien dengan hidradenitis supurativa.
12. Sebutkan kriteria diagnosis dan klasifikasi menurut World
Health Organization (WHO) untuk penyakit kusta.
13. Terangkan cara pemeriksaan pasien kusta (pemeriksaan
fungsi motorik, sensoris, serta pembesaran saraf).
14. Jelaskan penatalaksanaan pasien kusta sesuai dengan kriteria
WHO.
15. Kapankah anda harus merujuk pasien kusta.
16. Bagaimana anda membedakan antara kalus, klavus, dan
veruka yang ditemukan pada telapak kaki.
17. Bagaimana kriteria diagnosis dan penatalaksanaan pasien
dengan moluskum kontangiosum.

15
Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter FK UNUD 2020 15
Buku Panduan Belajar Dokter Muda Dermatologi Dan Venereologi

PAPULA DAN NODUL


BINTIL PADAT
(PAPULA&-
NODUL)

ADA KELU-
TERUTAMA
YA YA SUSUNANNYA YA YA ARGA SAKIT YA
BERWARNA DI SELA2 JARI,
GATAL TERSEBAR SERUPA, GATAL SKABIES
MERAH TANGAN, PE-
SATU2 TERUTAMA
RUT, KETIAK
MALAM HARI
TDK TDK TDK

TDK

PD DAERAH
TERBUKA & PD YA
PERMUKAAN GIGITAN
ADA LUBANG SERANGGA
KECIL BEKAS
GIGITAN

TDK

TERDAPAT DELE &


BERISI MASA YA
MOLUSKUM
PUTIH KERAS,
KONTANGIOSUM
TERUTAMA PADA
ANAK2

TDK

RUJUK KE RS

ADA RIWAYAT
KONTAK DG DERMATITIS
BERKELOMPOK
OBAT BAHAN KONTAK
TOPIKAL

16 Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter FK UNUD 2020


Buku Panduan Belajar Dokter Muda Dermatologi Dan Venereologi

YA YA
WARNA TERASA
MERAH GATAL

TDK TDK

TERASA NYERI
DAN YA YA YA
TERSEBAR ADA
BIASANYA FURUNKEL
SATU2 MATANYA
BERUPA
NODUL
TDK
TDK TDK
REKSI
APAKAH ADA YA
LEPRA/
RIWAYAT
ERITEMA
MENDERITA
MH
NODUSUM
LEPROSUM

YA YA
ADA
BERGEROMBOL BEBERAPA KARBUNKEL
MATA

TDK

ADA YA
HIDRADENITIS
BEBERAPA
MATA
SUPURATIVE

TDK

RUJUK KE RS

YA YA
MH
ADA ANESTESI BTA (+)
MULTIBASILER

TDK TDK
YA
MH
RUJUK KE RS BTA (-)
PAUSIBASILER

Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter FK UNUD 2020 17


Buku Panduan Belajar Dokter Muda Dermatologi Dan Venereologi

YA
WARNA
MERAH

TDK

YA YA TAMPAK TITIK TITIK YA


WARNA KULIT PERMUKAANNYA HITAM VERUKA
NORMAL KASAR BINTIK VULGARIS
PENDARAHAN

TDK TDK TDK

TERLETAK PADA DAERAH


YANG MENONJOL/TERTEKAN. YA
RUJUK KE RS TERGESEK TERUS MENERUS, DI KALUS
BAGIAN TENGAH SEPERTI
ADA LUBANG

TDK

RUJUK KE RS

TERDAPAT DELE
YA YG BERISI MASA YA
PERMUKAANNYA MOLUSKUM
KEPUTIHAN,
HALUS KONTAGIOSUM
TERUTAMA PPADA
ANAK2

TDK

YA
MH
PEMERIKSAAN MULTIBASILER
BTA(+)

TDK

RUJUK KE RS

18 Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter FK UNUD 2020


Buku Panduan Belajar Dokter Muda Dermatologi Dan Venereologi
ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN

Daftar Keterampilan (Kognitif dan Psikomotor)


1. Mampu melakukan anamnesis yang baik dan komprehensif
pada pasien dengan papul dan nodul.
2. Mengetahui pendekatan diagnosis pasien dengan efloresensi
berupa papul dan nodul
3. Mampu mengerjakan pemeriksaan laboratorium penunjang
untuk menegakkan diagnosis dermatofitosis, kandidiasis
mukokutan, dan pitiruasis versikolor.
4. Mampu melakukan pemeriksaan fisik dan penunjang pada
pasien yang dicurigai menderita kusta.

2.4 PLAK

Tujuan Pembelajaran Dokter Muda


Mahasiswa diharapkan mampu:
1. Mendiagnosis dan membedakan efloresensi berupa plak
yang diakibatkan oleh berbagai sebab.
2. Menerangkan etiologi dan patofisiologi penyakit kulit
dengan efloresensi berupa plak.
3. Menentukan rencana penatalaksanaan (memberikan terapi
definitif, terapi sementara, dan merujuk) penyakit kulit yang
ditandai dengan efloresensi plak.
4. Memberikan nasehat pada pasien dengan penyakit kulit
yang ditandai dengan efloresensi berupa plak.

Pertanyan dan Kesiapan Dokter Muda


1. Terangkan kriteria diagnosis pasien dengan dermatitis
seboroik.
2. Terangkan penatalaksanaan serta edukasi yang perlu
diberikan pada pasien dengan dermatitis seboroik.
3. Terangkan kriteria diagnosis dermatitis atopik menurut
Hanifin dan Rajka.

19
Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter FK UNUD 2020 19
Buku Panduan Belajar Dokter Muda Dermatologi Dan Venereologi
BUKU PANDUAN BELAJAR

4. Hal-hal apa saja yang dapat memacu munculnya timbulnya


dermatitis atopik.
5. Bagaimana terapi, edukasi, dan perawatan kulit yang perlu
diberikan pada pasien dengan dermatitis atopik.
6. Terangkan kriteria diagnosis dermatitis fotokontak.
7. Jelaskan etiologi terjadinya dermatitis fotokontak.
8. Jelaskan bahan-bahan apa saja yang dapat memicu timbulnya
dermatitis fotokontak.
9. Pemeriksaan tambahan apa saja yang perlu dikerjakan untuk
menegakkan diagnosis dermatitis fotokontak.
10. Apa yang disebut dengan pioderma? Sebutkan klasifikasi
pioderma.
11. Terangkan kriteria diagnosis impetigo dan ektima.
12. Bagaimana membedakan antara impetigo dan ektima.
13. Terangkan penatalaksanaan dan nasehat yang diberikan
pada pasien dengan impetigo dan ektima.
14. Sebutkan kriteria diagnosis erisipelas dan selulitis serta
terangkan bagaimana anda membedakan antara keduanya.
15. Jelaskan penatalaksanaan pasien dengan erisipelas dan
selulitis. Kapankah anda harus merujuk.
16. Jelaskan etiologi dan kriteria diagnosis folikulitis.
17. Terangkan penatalaksanaan pasien dengan folikulitis.
18. Jelaskan kriteria diagnosis furunkel dan karbunkel.
19. Terangkan penatalaksanaan dan perawatan pasien dengan
karbunkel dan furunkel.

20
20 Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter FK UNUD 2020
Buku Panduan Belajar Dokter Muda Dermatologi Dan Venereologi

Algoritme Penegakan Diagnosis

PLAK YANG GATAL


BERCAK TEBAL YG YA
MENETAP PD KULIT
(PLAT,GATAL)

YA YA YA YA TINEA
WARNA LESI BATASNYA CENTRAL KORPORIS,
BERSISIK
MERAH TERLOKALISIR TEGAS HEALING TINEA
KRURIS

TDK TDK TDK TDK TDK

YA
SISIK BERMINYAK
PD KEPALA WAJAH, DERMATITIS
DADA, PUNGGUNG SEBOROIK

TDK

RUJUK KE RS

YA ERUPSI
ADA RIWAYAT
PEMAKAIAN OBAT
OBAT SISTEMIK MENETAP

TDK

ADA PAPULA
TERLETAK DI MERAH KADIDIASIS
DAERAH LIPATAN PUSTULA DI INTERTRIGO
TEPINYA

TDK TDK

RUJUK KE RS

TERLETAK DI LIPAT YA
SIKU, LIPAT LUTUT, KUMAT-2 AN
DERMATIS
PUNGGUNG TANGAN, ADA RIWAYAT
PUNGGUNG KAKI ASMA/ALERGI ATOPIK
SIMETRIS

TDK TDK

RUJUK KE RS

Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter FK UNUD 2020 21


Buku Panduan Belajar Dokter Muda Dermatologi Dan Venereologi

PLAK YANG GATAL (LANJUTAN)


PLAK YANG
GATAL

YA YA YA
WARNA LESI BATASNYA
MERAH TERLOKALISIR TEGAS

TDK TDK

YA ADA RIWAYAT YA TERLETAK YA


BATASNYA PEMAKAIAN DI DAERAH DERMATITIS
TDK TEGAS OBAT BAHAN TERPAJAN FOTOKONTAK
KIMIA TOPIKAL MATAHARI

TDK TDK

DERMATITIS
RUJUK KE RS
KONTAK

YA YA KUMAT-2 AN YA
WARNA TERLETAK DI DAN ADA DERMATITIS
KECOKLATAN LIPAT SIKU, LIPAT RIWAYAT ASMA ATOPIK
LUTUT, PUNGGUNG ALERGI
TANGAN,
PUNGGUNG KAKI
SIMETRIS

TDK TDK
TDK

RUJUK KE RS

22 Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter FK UNUD 2020


Buku Panduan Belajar Dokter Muda Dermatologi Dan Venereologi

PLAK YANG
TIDAK GATAL

YA
ADA MH
BTA>1
ANESTESI MULTIBASILER
TDK TDK

BTA=0
LIHAT APA YA
MH
ADA
PAUSIBASILER
PEMBERSARAN
SARAF?

YA YA YA
TERASA WARNA DISERTAI MH
NYERI MERAH DEMAM ? MULTIBASILER

TDK TDK TDK

RIWAYAT YA
FIXED
PEMAKAIAN
DRUG ERPTION
OBAT SISTEMIK

TDK

YA ADA RIWAYAT YA
APAKAH ADA
LUKA/PENY. INFEKSI
NANAHPUS DI
KULIT LAIN SEKUNDER
TENGAHNYA?
SEBELUMNYA

TDK

APAKAH ADA YA
REAKSI
RIWAYAT
LEPRA
LEPRA?

TDK

RUJUK
KE RS

Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter FK UNUD 2020 23


Buku Panduan Belajar Dokter Muda Dermatologi Dan Venereologi
BUKU PANDUAN BELAJAR

Daftar Keterampilan (Kognitif dan Psikomotor)


1. Mampu melakukan anamnesis yang baik dan komprehensif
pada pasien dengan plak.
2. Mengetahui pendekatan diagnosis pasien dengan efloresensi
berupa plak.
3. Mampu mengeriakan pemeriksaan laboratorium penunjang
untuk menegakkan diagnosis dermatofitosis, kandidiasis,
pitiriasis versikolor.
4. Mampu melakukan pemeriksaan fisik dan penunjang pada
pasien yang dicurigai menderita kusta.

2.5 MAKULA

Tujuan Pembelajaran Dokter Muda

Mahasiswa diharapkan mampu:


1. Mendiagnosis dan membedakan efloresensi berupa makula
yang diakibatkan oleh berbagai sebab.
2. Menerangkan etiologi dan patofisiologi penyakit kulit
dengan efloresensi makula.
3. Mendiagnosis dan menentukan rencana penatalaksanaan
(memberikan terapi definitif, memberikan terapi sementara,
dan merujuk) beberapa penyakit kulit yang ditandai dengan
makula.
4. Mengetahui kasus-kasus kegawatan pada kulit dengan
tanda utama berupa makula.
5. Menjelaskan prognosis penyakit dengan efloresensi
makula.

24
24 Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter FK UNUD 2020
Buku Panduan Belajar Dokter Muda Dermatologi Dan Venereologi
ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN

Pertanyan dan Kesiapan Dokter Muda


1. Apabila anda menemukan efloresensi berupa makula
diagnosis banding apa yang anda pikirkan?
2. Bagairnana membedakan antara diagnosis banding yang
anda ajukan, serta karakteristik klinis dari masing-masing
diagnosis banding?
3. Pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang apa
yang diperlukan untuk mendukung penegakan diagnosis
pasien dengan efloresensi makula.
4. Apabila anda menemukan efloresensi berupa makula putih
pada wajah diagnosis banding apa saja yang anda pikirkan.
5. Bagaimana anda membedakan antara pitiriasis alba dan
pitiriasis versikolor.
6. Sebutkan pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan
penunjang Iain yang harus anda kerjakan untuk membedakan
antara pitiriasis alba dan pitiriasis versikolor
7. Sebutkan etiologi dan penatalaksanaan pitiriasis alba.
8. Sebutkan etiologi dan penatalaksanaan pitiriasis versikolor.

25
Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter FK UNUD 2020 25
Buku Panduan Belajar Dokter Muda Dermatologi Dan Venereologi
BUKU PANDUAN BELAJAR

Algoritme Penegakan Diagnosis


BERCAK TANPA
PENEBALAN
(MAKULA)

WARNA YA YA YA
MH
MERAH ADA ANESTESI BTA > 1
MULTIBASILER
(ERITEM)

TDK
TDK YA
MH
BTA = 0
PAUSIBASILER

YA YA YA
APAKAH SISIK
TERASA APAKAH TINEA
HALUS SEPERTI
GATAL BERSISIK ? VERSIKOLOR
TEPUNG ?

TDK TDK

APAKAH YA
KANDIDIASIS
SISIK BASAH
INTERTRIGO
MASERATIF ?

TDK

APAKAH LESI YA
TINEA
BERBENTUK
GLABROSA
SIRSINER ?

TDK

YA
APAKAH SISIK DERMATITIS
BERMINYAK ? SEBOROIK

TDK

RUJUK
KE RS

YA SIMETRIS YA
DERMATITIS
BASAH STIGMA
ATOPIK
ATOPI (+)

TDK TDK

RUJUK
KE RS

26
26 Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter FK UNUD 2020
Buku Panduan Belajar Dokter Muda Dermatologi Dan Venereologi
ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN

YA
PUTIH ANESTESI MORBUS HANSEN

TDK TDK

TINEA VERSIKOLOR,
PITIRIASIS ALBA

YA
COKLAT TINEA VERSIKOLOR

27
Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter FK UNUD 2020 27
Buku Panduan Belajar Dokter Muda Dermatologi Dan Venereologi
BUKU PANDUAN BELAJAR

Daftar Keterampilan (Kognitif dan Psikomotor)


1. Mampu melakukan anamnesis yang baik dan komprehensif
pada pasien dengan makula.
2. Mengetahui pendekatan diagnosis pasien dengan efloresensi
berupa makula.
3. Mampu mengerjakan pemeriksaan laboratorium penunjang
menggunakan KOH dan KOH.
4. Mampu melakukan pemeriksaan menggunakan lampu
Wood.

2.6 DUH TUBUH URETRA

Tujuan Pembelajaran Dokter Muda


Mahasiswa diharapkan mampu:
1. Mendiagnosis dan membedakan duh tubuh uretra yang
diakibatkan oleh berbagai sebab.
2. Menentukan faktor risiko sindroma duh tubuh uretra
3. Melakukan pemeriksaan laboratoriurn mikroskopis untuk
menunjang penegakan diagnosis sindroma duh tubuh
uretra
4. Menentukan rencana penatalaksanaan (memberikan terapi
definitif, memberikan terapi sementara, dan merujuk)
sindroma duh tubuh uretra
5. Menjelaskan komplikasi akibat sindroma duh tubuh uretra
6. Menjelaskan prognosis sindroma duh tubuh uretra
7. Memberikan KIE (Komunikasi, Informasi, Edukasi) tentang
pencegahan penularan sindroma duh tubuh uretra
8. Menjelaskan cara pemakaian kondom yang benar

28
28 Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter FK UNUD 2020
Buku Panduan Belajar Dokter Muda Dermatologi Dan Venereologi
ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN

Pertanyan dan Kesiapan Dokter Muda


1. Apabila di tempat bekerja anda tidak terdapat fasilitas
laboratorium untuk memeriksa duh tubuh uretra, bisakah
anda membedakan antara uretritis gonore dan non gonore
serta jelaskan perbedaannnya!
2. Jelaskan anamnesis, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan
laboratorium penunjang yang harus anda keriakan apabila
pasien datang dengan duh tubuh uretra!
3. Jelaskan pilihan terapi uretritis gonore, serta
pertimbangkanlah mengenai pola resistensi yang ada pada
daerah anda bekeria!
4. Apabila pasien anda terdiagnosa menderita uretritis gonore,
nasehat apa yang perlu anda berikan serta perlukah pasangan
mereka menjalankan skrining untuk penyakit yang sama?
5. Jelaskan komplikasi apa saja yang bisa terjadi akibat sindroma
duh tubuh uretra yang tidak diobati sampai tuntas!
6. Jelaskan cara pemakaian kondom yang benar!

29
Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter FK UNUD 2020 29
Buku Panduan Belajar Dokter Muda Dermatologi Dan Venereologi
BUKU PANDUAN BELAJAR

Algoritme Penegakan Diagnosis

C. Alur Penegakan Diagnosis Pasien dengan Duh Tubuh Uretra

Penderita dengan keluhan duh tubuh ureta atau nyeri


pada saat kencing

Lakukan anamnesis: tanyakan faktor risiko dan


pemeriksaan fisik

Urut ureta bila perlu (milking)


• Lakukan KIE dan konseling
• Sediakan dan anjurkan
pemakaian kondom
TIDAK TIDAK • Tawarkan konseling dan tes
Tampak
Tampak duh tubuh ureta ? pemeriksaan serologi untuk
Ulkus sifilis dan HIV bila fasilitas
tersedia
• Anjurkan untuk kembali bila
YA YA
sesudah 7 hari gejala menetap

Obati sebagai uretritis gonore, Penatalaksaan


bersamaan dengan uretritis non seperti Ulkus
gonore (klamidosis)

• Lakukan KIE dan konseling


• Sediakan dan anjurkan
pemakaian kondom
• Tawarkan konseling dan tes
pemeriksaan serologi untuk
sifilis dan HIV bila fasilitas
tersedia
• Anjurkan untuk kembali bila
sesudah 7 hari gejela menetap

Risiko (+) bila memiliki satu atau lebih


dari faktor risiko dibawah ini:
1. Mitra seksual > 1 dalam 1 bulan terakhir
TIDAK 2. Berhubungan seksual dengan penjajah
Perbaikan dalam 7 hari Rujuk seks dalam 1 bulan terakhir
3. Mengalami 1 atau lebih episode IMS
dalam 1 bulan terakhir
4. Pelaku istri/mitra seksual berisiko tinggi
YA

Pengobatan selesai

30
30 Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter FK UNUD 2020
Buku Panduan Belajar Dokter Muda Dermatologi Dan Venereologi
ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN

2.7 DUH TUBUH VAGINA

Tujuan Pembelajaran Dokter Muda


Mahasiswa diharapkan mampu:
1. Mendiagnosis dan membedakan duh tubuh vagina yang
diakibatkan oleh berbagai sebab.
2. Menentukan faktor sindroma duh tubuh vagina menular
seksual.
3. Melakukan pemeriksaan laboratorium sederhana untuk
menunjang penegakan diagnosis sindroma duh tubuh
vagina.
4. Menentukan rencana penatalaksanaan (memberikan terapi
definitif, memberikan terapi sementara, dan merujuk)
sindroma duh tubuh vagina.
5. Menjelaskan berbagai komplikasi akibat sindroma duh
tubuh vagina.
6. Menjelaskan prognosis sindroma duh tubuh vagina.
7. Menjelaskan cara pencegahan terjadinya sindroma duh
tubuh vagina.

Pertanyan dan Kesiapan Dokter Muda

1. Apabila Anda menemui pasien dengan keluhan duh tubuh


vagina, pertanyaan apa yang perlu diajukan, pemeriksaan
klinis yang harus dilakukan, serta pemeriksaan penunjang
yang dibutuhkan?
2. Jelaskan langkah-langkah pemeriksaan inspekulo pada
genitalia wanita!
3. Apabila Anda mendiagnosis seseorang menderita servisitis
mukopurulenta, sindroma klinis apa yang akan anda
temukan?
4. Bagaimana penanganan penderita servisitis mukopurulenta
berdasarkan pendekatan sindroma?

31
Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter FK UNUD 2020 31
Buku Panduan Belajar Dokter Muda Dermatologi Dan Venereologi
BUKU PANDUAN BELAJAR

5. Bagaimana penanganan penderita servisitis mukopurulenta


berdasarkan hasil temuan laboratoris?
6. Jelaskan tanda kardinal pasien dengan bakterial vaginosis!
7. Bolehkah pasien mengerjakan bilas vagina, serta bagaimana
pengaruh bilas vagina terhadap kejadian penyakit menular
seksual?
8. Apa pengaruh berbagai macam kontrasepsi baik hormonal
maupun yang tidak terhadap kejadian penyakit menular
seksual?
9. Sebutkan berbagai komplikasi akibat sindroma duh tubuh
vagina!
10. Jelaskan cara pencegahan sindroma duh tubuh vagina!

32
32 Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter FK UNUD 2020
Buku Panduan Belajar Dokter Muda Dermatologi Dan Venereologi
ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN

Algoritme Penegakan Diagnosis

C. Alur Penegakan Diagnosis Duh Tubuh Vagina

Penderita dengan keluhan duh tubuh vagina atau


gatal/rasa terbakar

Anamnesis: Riwayat penyakit, pasangan menderita


IMS, pemeriksaan palpasi/bimanual

Pemeriksaan: Ada nyeri perut YA Gunakan bagian alur nyeri perut


bagian bawah? bagian bawah

Obati sebagai vaginitis bakterial dan


TIDAK
kandidiasis

• Lakukan KIE dan konseling


TIDAK • Sediakan dan anjurkan pemakaian
Ada faktor risiko
kondom
• Anjurkan konseling dan tes
pemeriksaan serologi untuk sifilis
YA
dan HIV bila fasilitas tersedia

Obati sebagai servistis gonore,


klamidosis dan trikomoniasis

• Lakukan KIE dan konseling


• Sediakan dan anjurkan pemakaian Hilangnya keluhan pada TIDAK
kondom hari ke-7 ?
• Obati pasangan sebagai gonore
dan klamidiosis
• Anjurkan konseling dan tes
pemeriksaan serologi untuk sifilis
dan HIV bila fasilitas tersedia
TIDAK
Hilangnya keluhan pada
YA hari ke-7 ?

Hilangnya keluhan pada hari TIDAK


Rujuk
ke-7 ?

YA

Pengobatan selesai Rujuk

Risiko (+) bila memiliki satu atau lebih dari faktor risiko dibawah ini:
1. Suami/mitra seksual menderita IMS
2. Suami/mitra seksual/ penderita sendiri mempunyai pasangan > 1 dalam 1 bulan terakhir
3. Mempunyai pasangan baru dalam 3 bulan terakhir
4. Mengalami 1 atau lebih episode IMS dalam 1 tahun terakhir
5. Pekerjaan suami/ mitra seksual berisiko tinggi

33
Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter FK UNUD 2020 33
Buku Panduan Belajar Dokter Muda Dermatologi Dan Venereologi
BUKU PANDUAN BELAJAR

2.8 ULKUS GENITAL

Tujuan Pembelajaran Dokter Muda

Mahasiswa diharapkan mampu:


1. Mendiagnosis dan membedakan ulkus genital yang
diakibatkan oleh berbagai sebab.
2. Menentukan faktor risiko terjadinya ulkus genital.
3. Melakukan pemeriksaan laboratorium sederhana untuk
menunjang penegakan diagnosis ulkus genital.
4. Menentukan rencana penatalaksanaan (memberikan terapi
definitif, memberikan terapi sementara, dan merujuk) ulkus
genital.
5. Menjelaskan berbagai komplikasi akibat ulkus genital.
6. Menjelaskan prognosis ulkus genital.
7. Menjelaskan cara pencegahan terjadinya ulkus genital.

Pertanyan dan Kesiapan Dokter Muda

1. Apabila anda menemui pasien dengan ulkus genital,


pertanyaan apa yang perlu diajukan, pemeriksaan klinis
yang harus dilakukan, serta pemeriksaan penunjang yang
dibutuhkan?
2. Apabila anda menemukan ulkus genital yang tidak nyeri,
diagnosis apa yang anda pikirkan?
3. Apabila anda menemukan ulkus genital yang nyeri, diagnosis
apa yang anda pikirkan?
4. Apabila anda menemukan pasien dengan ulkus kecil,
multipel, dangkal berkelompok, dan nyeri, diagnosis apa
yang anda pikirkan?
5. Pemeriksaan laboratorium apa yang dibutuhkan untuk
menunjang diagnosis di atas?
6. Sebutkan kriteria diagnosis sifilis dan pemeriksaan
penunjang yang dibutuhkan!

34
34 Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter FK UNUD 2020
Buku Panduan Belajar Dokter Muda Dermatologi Dan Venereologi
ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN

7. Terangkan penatalaksanaan sifilis!


8. Sebutkan kriteria diagnosis chancroid dan pemeriksaan
penunjang yang dibutuhkan!

Algoritme Penegakan Diagnosis

C. Algoritme Penegakan Diagnosis luka atau ulkus pada alat genital

Penderita dengan keluhan luka atau ulkus pada alat genital

• Lakukan KIE dan konseling


• Sediakan dan anjurkan pemakaian
kondom
Anamnesis: tanya faktor risiko dan pemeriksaan genital
• Anjurkan konseling dan tes
pemeriksaan serologi untuk sifilis
dan HIV bila fasilitas tersedia

Tampak adanya:
1. Lesi atau luka
Ulkus multipel, Ulkus Keras,
kecil menempel,
nyeri, lunak, biasanya Ulkus
dangkal
TIDAK dasar kotor TIDAK tunggal, TIDAK dengan TIDAK Ulkus traumatik TIDAK
berkelompk
dan tepi dasar bersih tanda atau kelainan
2. Nyeri
tidak teratur, dan tepi rata, campuran dermatologi,
3. Vesikel kecil
tanpa adanya tanpa adanya kotak 2 dan faktor risiko (-)
berkelompok
riwayat vesikel riwayat vesikel kotak 3
4. Riwayat
sebelumnya sebelumnya
rekurensi

YA YA
YA YA YA

Beri pengobatan
Obati sebagai
Obati sebagai Obati sebagai Obati sebagai yang sesuai atau
sefilis dan
herpes genitalis chancroid sefilis dirujuk
chancroid

• Lakukan KIE dan konseling Risiko (+) bila memiliki satu atau lebih
dari faktor risiko dibawah ini:
• Sediakan dan anjurkan pemakaian kondom
1. Mitra seksual > 1 dalam 1 bulan terakhir
• Obati mitra seksualnya sesuai dengan
2. Berhubungan seksual dengan penjajah
penyakit penderita seks dalam 1 bulan terakhir
• Anjurkan konseling dan tes pemeriksaan 3. Mengamati 1 atau lebih episode IMS
serologi untuk sifilis dan HIV bila fasilitas dalam 1 bulan terakhir
tersedia 4. Pelaku istri/mitra seksual berisiko tinggi

TIDAK
Hilangnya keluhan pada hari
Rujuk
ke-7 ?

YA

Amati sampai ulkus menutup

35
Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter FK UNUD 2020 35
Buku Panduan Belajar Dokter Muda Dermatologi Dan Venereologi

BAB 3
TATA LAKSANA KASUS

3.1 DERMATITIS KONTAK ALERGI DAN DERMATITIS


KONTAK IRITAN
Algoritme Penatalaksanaan
Kasus
Gatal-gatal, kumat-kumatan

Anamnesis
Lokasi efloresensi, faktor pencetus
munculnya
efloresensi, faktor predisposisi

Pemeriksaan
Pemeriksaan fisik untuk menggambarkan ujud
kelainan kulit

Plakat eritem, Plakat numuler


Perjalanan penyakit
papuloskuamous sebesar koin, dapat
kronik residif, riwayat
pada area seboroik lebih luas,
atopik keluarga +,
(alis, nasolabial, efloresensi dapat
penuhi kriteria Hanifin
kulit kepala, sternal, membasah atau
Rajka
retrodurikulan) kering

Dermatitis Dermatitis Derm atitis


atopik seboroik numularis

Penatalaksanaan
Umum : cegah garukan, jaga hidrasi kulit, penggunaan krim pelembab,
pantau penggunaan kortikosteroid jangka panjang
D. Atopik : kortikosteroid topikal, antihistamin, fototerapi (untuk rekalsitran)
D. seboroik : campuran antimikotik dan steroid topikal ringan s/d sedang
D. numular : kortikosteroid sedang s/d kuat, bila akut & eksudatif dikompres
NaCI 0,9%

36
36 Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter FK UNUD 2020
Buku Panduan Belajar Dokter Muda Dermatologi Dan Venereologi
ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN

3.2 DERMATITIS / EKSEMA


(Dermatitis atopik, dermatitis seboroik, dermatitis
numularis)

Algoritme Penatalaksanaan

Kasus
Gatal-gatal, kumat-kumatan

Anamnesis
Lokasi efloresensi, faktor pencetus
munculnya
efloresensi, faktor predisposisi

Pemeriksaan
Pemeriksaan fisik untuk menggambarkan ujud
kelainan kulit

Plakat eritem, Plakat numuler


Perjalanan penyakit
papuloskuamous sebesar koin, dapat
kronik residif, riwayat
pada area seboroik lebih luas,
atopik keluarga +,
(alis, nasolabial, efloresensi dapat
penuhi kriteria Hanifin
kulit kepala, sternal, membasah atau
Rajka
retrodurikulan) kering

Dermatitis Dermatitis Derm atitis


atopik seboroik numularis

Penatalaksanaan
Umum : cegah garukan, jaga hidrasi kulit, penggunaan krim pelembab,
pantau penggunaan kortikosteroid jangka panjang
D. Atopik : kortikosteroid topikal, antihistamin, fototerapi (untuk rekalsitran)
D. seboroik : campuran antimikotik dan steroid topikal ringan s/d sedang
D. numular : kortikosteroid sedang s/d kuat, bila akut & eksudatif dikompres
NaCI 0,9%

37
Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter FK UNUD 2020 37
Buku Panduan Belajar Dokter Muda Dermatologi Dan Venereologi
BUKU PANDUAN BELAJAR

3.3 INFEKSI VIRUS


(Varisela, Herpes zoster, dan Herpes simpleks)

Algoritme Penatalaksanaan
Algoritme Penatalaksanaan

Kasus
Bintik-bintik berisi air

Anamnesis
Lokasi, susunan lesi, adakah
demam, lemah, nyeri?

Pemeriksaan
Pemeriksaan fisik
Perneriksaan Tzank

Vesikel Vesikel
Vesikel
polimorfik, bergerombol,
bergerombol,
umbilicated, nyeri,
nyeri, erosi,
erosi, krusta, dermatomal,
krusta, lokasi
didahului dewasa/orang
tertentu, kurnat-
demam & tua, riwayat
kumatan
lemah varisela

Herpes
Varisela Herpes zoster
simpleks

Penatalaksanaan
Umum : perbaikan kondisi umum, kompres, analgetik
Khusus : antiiral sistemik

38
38 Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter FK UNUD 2020
Buku Panduan Belajar Dokter Muda Dermatologi Dan Venereologi
ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN

3.4 INFEKSI VIRUS


(Moluskum kontagiosum)

Algoritme Penatalaksanaan
Algoritme Penatalaksanaan

Kasus
Bintik sewarna kulit,
permukaan halus, isi masa

Anamnesis
Lokasi (kepala,
kelopak mata, genital),
bertambah

Pemeriksaan
Pemeriksaan fisik

Papul, permukaan halus,


domeshaped, umbilicated,
isi masa putih (molluscum
bodies)

Moluskum
kontagiosum

Penatalaksanaan
Kuret, krioterapi
Perhatikan rekurensi

39
Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter FK UNUD 2020 39
Buku Panduan Belajar Dokter Muda Dermatologi Dan Venereologi
BUKU PANDUAN BELAJAR

3.5 INFEKSI VIRUS


(Veruka)

Algoritme Penatalaksanaan
Algoritme Penatalaksanaan

Kasus
Kutil, cuplak

Anamnesis
Lokasi, bertambah banyak

Pemeriksaan
Pemeriksaan fisik

Papul/plak hiperkeratotik,
permukaan verukosa

Veruka vulgaris

Penatalaksanaan
Eksisi, elektrofulgurasi

40
40 Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter FK UNUD 2020
Buku Panduan Belajar Dokter Muda Dermatologi Dan Venereologi
ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN

3.6 INFEKSI BAKTERI


(Erisipelas dan Selulitis)

Algoritme Penatalaksanaan
Algoritme Penatalaksanaan

Kasus
Kulit merah, bengkak, panas, demam,
malaise

Anamnesis
Perjalanan penyakit, lokasi, nyeri

Pemeriksaan
Pemeriksaan fisik
Pengecatan Gram

Batas eritem tega Batas eritem tidak tegas

Erisipelas Selulitis

Penatalaksanaan
Umum : jaga kondisi tubuh Dirujuk ke Dokter
Khusus : antibiotik topikal/sistemik Spesialis Kulit
Indikasi perawatan bila gejala
sistemik berat dan KU jelek

41
Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter FK UNUD 2020 41
Buku Panduan Belajar Dokter Muda Dermatologi Dan Venereologi
BUKU PANDUAN BELAJAR

3.7 LEPRA

Algoritme Penatalaksanaan
Algoritme Penatalaksanaan

Tanda Utama (Cardinal Signs) lepra

Ada Ragu Tidak ada

Mungkin
Lepra Bukan Lepra
Lepra

Jemlah Periksa BTA/


bercak observasi 3-6 bulan

Bercak ≤ 5 Bercak > 5 BTA

PB MB Positif Negatif

Pengobatan Pengobatan Rujuk ke dokter Observasi


PB MB spesialis kulit 3-6 bln

42
42 Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter FK UNUD 2020
Buku Panduan Belajar Dokter Muda Dermatologi Dan Venereologi
ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN

3.8 INFEKSI ZOONOSIS


(Skabies, creping eruption, pedikulosis dan gigitan serangga)

Algoritme Penatalaksanaan
Algoritme Penatalaksanaan

Kasus
Bintik-bintik, gatal pada malam hari, gatal di kepala, kemaluan, kemerahan
melingkar - lingkar

Anamnesis
Lokasi, faktor predisposisi (sakit serupa pada orang
serumah/asrama/pondok)

Pemeriksaan
Pemeriksaan fisik
Scrapping

Vesikel,
Papul eritem
papul di jari2, Papul eritem, Papul eritem,
di kepala,
genital, perut, serpiginosa gatal
genital, gatal
ketiak

Creeping Gigitan
Skabies Pedikulosis
eruption serangga

Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Penatalaksanaan Penatalaksanaan Umum: jaga
Umum: jaga Umum: jaga Umum: jaga kebersihan
kebersihan, basmi kebersihan kebersihan Khusus:
serentak skabies Khusus: chlorethyl Khusus: antihistamin,
Khusus: skabisida spray pedikulisida kortikosteroid
topikal

43
Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter FK UNUD 2020 43
Buku Panduan Belajar Dokter Muda Dermatologi Dan Venereologi
BUKU PANDUAN BELAJAR

3.9 PENYAKIT KULIT ERITROSKUAMOSA


(Pitiriasis Rosea, psoriasis)

Algoritme Penatalaksanaan

Kasus
Bercak eritem dengan skuama

Anamnesis
Lokasi lesi, bagaimana bentuk dan susunan skuama, ditemukan pada
daerah tekanan/tidak, muncul efloresensi pada daerah yang digaruk/tidak,
perjalanan penyakit

Pemeriksaan
dengan skuama kasar
Pemeriksaan fisik

Diawali dengan lesi Plakat eritematosa, dengan skqama


pertama (herald kasar, transparan, berlapis-lapis,
patch), umumnya di fenomena tetesan lilin Autspitz, dan
badan, soliter anuler Koebner.
dengan skuama halus Ditemukan pitting nail (50%),
kolaret onikolisis, dan onikodistrofi

Pitiriasis Psoriasis
rosea vulgaris

Penatalaksanaan Penatalaksanaan
Simtomatik : antipruritus Topikal : emolien, salep campuran
topikal asidum salisilikum dan
Kortikosteroid topikal tar (liquor carbonis detergent/
diberikan bila perlu dan LCD 5%), krim/salep anthralin
tidak ada kontraindikasi 0,2-0,8%)
Kortikosteroid poten

44
44 Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter FK UNUD 2020
Buku Panduan Belajar Dokter Muda Dermatologi Dan Venereologi
ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN

3.10 SINDROMA DUH TUBUH URETRA


Pengobatan sindrom duh tubuh uretra yang dianjurkan :
• Pengobatan gonore tanpa komplikasi, DITAMBAH
• Pengobatan untuk klamidiasis
• Penderita dianjurkan untuk pengobatan kembali bilamana gejala tetap ada sesudah 7 hari

Pengobatan uretritis gonore Pengobatan uretritis non-gonore

Pilihlah salah satu dari beberapa cara yang dianjurkan di bawah ini :
Tiamfenikol*) 3,5 g per oral, dosis tunggal, Doksisiklin**) 100 mg, per oral 2 kali sehari selama
7 hari
ATAU
Ofloksasin*) 400mg per oral, dosis ATAU
tunggal, ATAU Azitromisin 1 g per oral, dosis tunggal

Kanamisin 2 g in a muscular, dosis


tunggal,

ATAU
Spektinomisin 2 g per oral, dosis tunggal.
Pilihan pengobatan lain
Siprofloksasin*) 500mg per oral, dosis Tetrasiklin**) 500mg per oral, 4 kali sehari selama 7
tunggal, hari,

ATAU ATAU
Seftriakson 250mg intra muskular, dosis Eritromisin 500 mg, per oral 4 kali sehari selama 7
tunggal, hari.
(bila ada kontra indikasi tetrasildin)
ATAU
Sefiksim 400 mg per oral, dosis tunggal.

*) Tidak boleh diberikan kepada ibu hamil, ibu menyusui, anak di bawah 12 tahun dan
remaja
**) Tidak boleh diberikan kepada ibu hamil, ibu menyusui, dan anak di bawah 12 tahun

45
Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter FK UNUD 2020 45
Buku Panduan Belajar Dokter Muda Dermatologi Dan Venereologi
BUKU PANDUAN BELAJAR

3.11 SINDROMA DUH TUBUH VAGINA

Pengobatan sindrom duh tubuh vagina karena vaginitis yang dianjurkan :


• Pengobatan untuk vaginosis bakterial, DITAMBAH
• Pengobatan untuk Trichomonas vaginalis, DITAMBAH
• Pengobatan untuk Candida albicans.

Pengobatan sindrom duh tubuh vagina karena vaginitis


Trichomonas vaginalis Vaginosis bakterial (bukan Candida albicans (bukan
IMS) IMS)
Pilihlah salah satu dari beberapa cara yang d anjurkan di bawah ini :
-Metronidazol 2 g per oral,
-Metronidazol 400/ 500mg -Mikonazol 200 mg intra
dosis tunggal, 2 kali sehari selama 7 hari. vagina setiap hari selama 3
hari,
ATAU ATAU
-Tinidazol 2 g per oral, -Klotrimazol 500 mg, intra
dosis tunggal. vagina dosis tunggal,

ATAU
-Itrakonazol 200 mg per
oral, 2 kali sehari, dosis
tunggal.
Pilihan pengobatan lain
-Metronidazol 400/500mg -Metronidazol 2 g per oral, -Mikonazol klotrimazol
2 kali sehari selama 7 hari, dosis tunggal, 200mg, intra vagina, setiap
ATAU ATAU hari, selama 3 hari,
-Tinidazol 2 g per oral, 2 -Klindamisin 300 mg, per ATAU
kali sehari, selama 5 hari. oral, 2 kali sehari, selama - Klotrimazol 500 mg, intra
7 hari, vagina dosis tunggal,
ATAU ATAU
-Metronidazol gel -Flukonazol 150mg, per
0,75%***) 5g, 2 kali sehari, oral, dosis tunggal.
intra vagina selama 5 hari, -Itrakonazol 200 mg per
ATAU oral, 2 kali sehari, dosis
-Klindamisin krim vagina tunggal.
2%***) intra vagina
sebelum tidur, selama 7
hari.
***) belum tersedia di Indonesia

46
46 Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter FK UNUD 2020
Buku Panduan Belajar Dokter Muda Dermatologi Dan Venereologi
ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN

3.12 ULKUS GENITAL

Penatalaksanaan Ulkus Genital


Penatalaksanaan ulkus bukan herpes
Penatalaksanaan herpes genitalis
genitalis
• Obati sebagai sifilis, chancroid atau • Anjurkan untuk melakukan perawatan dasar
limfogranuloma venereum, tergantung terhadap lesi (dijaga agar tetap bersih dan
dari pola epidemiologi IMS setempat. kering).
• Lakukan aspirasi dari kulit yang sehat • Lakukan penyuluhan dan konseling agar
bila ada kelenjar yang berfluktuasi penderita mematuhi cara-cara untuk
(hindari untuk melakukan insisi). mengurangi risiko.
• Lakukan penyuluhan dan konseling • Anjurkan tes serologi untuk sifilis dan HIV
untuk mengurangi risiko. bilamana tersedia fasilitas pemeriksaan yang
• Anjurkan tes serologi untuk sifilis memadai dan tersedia fasilitas konseling.
dan HIV bilamana tersedia fasilitas • Promosi dan penyediaan kondom.
pemeriksaan yang memadai dan • Ingatkan untuk kembali dalam 7 hari bila lesi
tersedia fasilitas konseling. tidak sembuh total atau sesegera mungkin bila
• Lakukan peninjauan ulang (review) keadaan memburuk ; bila demikian, obati juga
bila lesi tak sembuh total. penyebab lain dari ulkus genital sesuai petunjuk.

47
Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter FK UNUD 2020 47
Buku Panduan Belajar Dokter Muda Dermatologi Dan Venereologi

BAB 4
PROSEDUR PEMERIKSAAN PENUNJANG

B eberapa prosedur pemeriksaan laboratorium sederhana


dapat dilakukan untuk penegakan diagnosis penyakit kulit
dan kelamin, antara lain:
1. Pemeriksaan laboratorium untuk infeksi bakteri, jamur
maupun virus.
2. Untuk mengetahui hasil pengobatan: jamur, lepra, gonore.

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah:


1. Pemeriksaan mikroskopis:
a. Langsung: KOH; untuk mengetahui elemen jamur
b. Pengecatan :
1) Gram; untuk mengetahui infeksi bakteri.
2) Tzanck; untuk mengetahui multi-nucleated giant cell,
sel akantolitik.
3) ZN (Ziehl Neelsen); untuk mengetahui infeksi
BTA.
c. Medan gelap : untuk mengetahui Treponema sebagai
penyebab sifilis.
2. Kultur.
3. Pemeriksaan serologis: STS (Serologic Test Shyphilis).
4. Tes-tes kulit: patch test, scratch test, intracutan test.
5. Biopsi.

Beberapa Cara Pemeriksaan Laboratorium.


1. Pemeriksaan dengan KOH. Untuk mengetahui adanya
infeksi jamur pada kulit, rambut, dan kuku. Caranya:

48
48 Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter FK UNUD 2020
Buku Panduan Belajar Dokter Muda Dermatologi Dan Venereologi
ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN

a. Lesi kulit: kerok Departemen tepi yang aktif, letakkan


di atas gelas objek, tetesi KOH 10% 1 tetes, tutup
dengan gelas penutup, tunggu 5-10 menit. Selanjutnya
lihat di bawah mikroskop, awali dengan pembesaran
10 kali, akan tampak hypha dan/atau spora, kemudian
diperjelas dengan pembesaran 40 kali.
b. Rambut: dicabut.selanjutnya sama dengan di atas
biarkan 15-20 menit.
c. Kuku: dikerok/ potong, selanjutnya sama dengan di
atas tetapi menggunakan KOH 20% , biarkan 1-2 hari
Pada infeksi dermatofita akan tampak hifa panjang
bersepta dan spora, sedangkan pada infeksi kandida
akan tampak pseudohifa dan blastospora
2. Pemeriksaan guna mengetahui adanya pitiriasis versikolor
(PV). Caranya dengan menempelkan pita selotip secukupnya
pada lesi, angkat dan letakkan di atas gelas objek tetesi
KOH parker, lihat di bawah mikroskop, maka akan tampak
gambaran hifa dan spora dengan susunan menyerupai

3. Pengecatan Gram. Pemeriksaan ini untuk mengetahui


adanya infeksi bakteri. Preparat diambil dari pus/ sekret dari
ulkus, pustul, vagina/ serviks, uretra; sekret diambil dengan
lidi kapas, oles ke gelas objek.
Caranya:
a. Tetesi preparat dengan Gram A selama 1-3 menit,
buang
b. Selanjutnya tetesi dengan Gram B selama ½ - 1 menit,
buang
c. Kemudian tetesi Gram C selama tepat luntur, cuci
d. Selanjutnya tetesi Gram D selama 1-2 menit, cuci dan
keringkan.
e. Periksa di bawah mikroskop, dengan pembesaran
lemah 10 kali kemudian ganti pembesaran kuat 100 kali
disertai minyak imersi.

49
Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter FK UNUD 2020 49
Buku Panduan Belajar Dokter Muda Dermatologi Dan Venereologi
BUKU PANDUAN BELAJAR

Hasil :
a. Stophylococcus : tampak gambaran bulat, berwarna
biru-ungu, bergerombol seperti
b. anggur
c. Streptococcus : tampak gambaran bulat, biru-ungu,
berderet-deret
d. Gonococcus : gambaran merah (negatif), biji kopi
berpasangan
4. Pemerikasaan Tzanck (Pengecatan Giemsa). Untuk melihat
adanya sel akantolitik pada pemphigus atau multi-nucleated
giant cell pada varisela, herpes.
Caranya:
a. Pilih vesikel/bula baru, utuh; kemudian disterilisasi
b. Pecah bula dengan mata pisau, bersihkan isinya
c. Buka atap bula, kerok dengan lembut pada dasar bula
untuk pembuatan preparat, usapkan spesimen ke gelas
obyek
d. Fiksasi dengan alkohol absolut/tunggu kering
e. Cat dengan Giemsa, biarkan 20 menit kemudian cuci
dengan air mengalir.
f. Keringkan, periksa dengan mikroskop, dengan obyektif
10 kali kemudian 100 kali dengan rnenggunakan minyak
emersi.
5. Pengecatan ZN (Ziehl Neelsen) (BTA: lepra dan TBC). Untuk
mengetahui adanya infeksi BTA pada penyakit Lepra, dan
TBC kutis.
Caranya:
a. Lesi yang dicurigai TBC, ambil sekret pada dinding
ulkus dengan lidi kapas, oles ke gelas objek, lakukan
pengecatan dengan ZN
b. Lesi yang dicurigai lepra, sampel diambil dari cuping
telinga, lesi kulit, secret hidung. Bersihkan area dengan
kapas alkohol pencet dengan ibu jari dan telunjuk
sampai pucat, sayat dengan scalpel sepanjang ±0,5 cm,

50
50 Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter FK UNUD 2020
Buku Panduan Belajar Dokter Muda Dermatologi Dan Venereologi
ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN

dalam 2-3 mm dan putar scalpel 90o, lalu kerokkan


hingga terbawa cairan dan bubur jaringan oles ke gelas
obyek, selanjutnya lakukan pengecatan dengan ZN
sebagai berikut :
1) Tetesi preparat dengan ZN A, panaskan dengan
lampu spiritus sampa menguap 3 kali, tidak boleh
mendidih.
2) Selanjutnya tetesi ZN B selama sampai tidak ada cat
yang luntur (2-5 menit), cuci dengan air rnengalir.
3) Kemudian tetesi dengan ZN C selama 2 menit, cuci
dengan air, kerikan.
Hasil:
a. BTA positif: tampak gambaran batang, warna merah
bentuk solid, fragmen, granuler.
b. Susunan: terpisah, seperti sapu lidi, bergerombol
(globus).

Indeks Bakteri (IB):


0 : tidak ditemukan basil lepra dalam 100 lapang
pandang.
+ 1 : 1-10 basil lepra dalam 100 lapang pandang
+ 2 : 1-10 basil lepra dalam 10 lapang pandang
+ 3 : 1-10 basil lepra dalam 1 lapang pandang
+ 4 : 11-100 basil dalam 1 lapang pandang
+ 5 : 101-1000 basil dalam 1 lapang pandang
+ 6 : > 1000 basil dalam 1 lapang pandang (globi)

IB dan IM: diperlukan untuk menentukan tipe lepra,


infeksiusitas, dan terapi.

51
Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter FK UNUD 2020 51
Buku Panduan Belajar Dokter Muda Dermatologi Dan Venereologi
BUKU PANDUAN BELAJAR

6. Pemeriksaan Lapangan Gelap. Untuk memeriksa kuman


dalam keadaan hidup: Spirochaeta,Trichomonas vaginalis.
Prinsip pemeriksaan adalah melihat sesuatu yang bergerak
dengan dasar gelap.
Cara:
a. Ulkus/ papul basah (lues) bersihkan dari kotoran
dengan cairan fisiologis, pijit sampai keluar serum, oles
ke gelas obyek kemudian tetesi dengan cairan fisiologis
atau kaldu (boullion)
b. Sekret vagina: ambil secret dengan lidi kapas/ose,
oleskan ke gelas obyek yang telah mengandung cairan
fisiologis/kaldu

Hasil:
a. Spirochaeta:tampakbentukspiralgerakanberputarpada
sumbunya, memanjang-memendek, mernbengkok.
b. Trichomonas: tampak bentuk seperti jantung, gerakan
seperti anak katak dengan flagella yang bergetar.

52
52 Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter FK UNUD 2020
Buku Panduan Belajar Dokter Muda Dermatologi Dan Venereologi

DAFTAR PUSTAKA

Ashton R, Leppard B. Differential Diagnosis in Dermatology 2nd


ed. Radcliffe Medical Pers. Oxford. 1994.
Orkin M., Maibach HI, Dahl MV. Dermatology Lange Medical
Publication 1992.
Habif TP. Clinical Dermatology: A Color Guide to Diagnosis and
Therapy. Mosby 2009.
WoIf K, Johnson RA, Surmond D. Color Atlas and Synopsis of
Clinical Dermatology.5th edition. McGraw-Hill 2009.
Etnawati K. (penyunting) Pedoman Diagnosis dan Terapi
untuk Dokter Puskesmas Program Pendidikan Kedokteran
Komunitas Fakulas Kedokteran UGM 1989.
Sugito TL, Hakim L, Suseno LSU, dkk (penyunting). Panduan
Pelayanan Medis Dokter Spesialts Kulit dan Kelamin
(PERDOSKI) 2011
Standar Pelayanan Medis RS Dr. Sardjito, Bab XII-Ilmu Penyakit
Kulit dan Kelamin.

Dermatology in General Medicine 7th ed McGraw-Hill New


York 2008.
Wibisono BW, Daili SF, Indratmi WI (penyunting) Pedornan
Penatalaksanaan Infeksi Menular Seksual DepKes RI Dirjen
PPM-PLP. Jakarta 2004
Buku Pedoman Nasional Pembrantasan Penyakit Kusta, Cetakan
XVI, Depkes RI Dirjen Pemberantasan Penyakit Menular dan
Penyehatan Lingkungan Jakarta. 2

53
Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter FK UNUD 2020 53

Anda mungkin juga menyukai