Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt, berkat rahmat dan hidayahNya modul
Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Pedagang Besar Farmasi (PBF) ini dapat
diselesaikan. Modul ini merupakan pedoman bagi pelaksanaan PKPA di PBF, agar mahasiswa
dapat melakukan persiapan sebelum kegiatan ini dilaksanakan. Selain itu, modul ini bertujuan
agar dapat memberikan gambaran kepada mahasiswa, preseptor dan semua instansi yang terlibat
dalam pelaksanaan PKPA ini agar kegiatan PKPA di PBF dapat berjalan sesuai dengan Rencana
Pembelajaran Semester (RPS) guna terpenuhinya capaian pembelajaran bagi kegiatan PKPA ini
di semua sarana Pedagang Besar Farmasi (PBF) yang menjadi rekan atau mitra dari Program
Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada seluruh civitas akademika UTA’45 Jakarta
dan rekan atau mitra kami dari PBF, yang telah membantu dalam pembuatan modul ini. Semoga
modul ini dapat bermanfaat bagi seluruh pihak yang terlibat. Tim penyusun juga menerima kritik
dan saran demi penyempurnaan modul PKPA di PBF ini.
Hormat kami,
Tim Penyusun
I. Pendahuluan
Kesehatan merupakan kebutuhan dasar setiap orang karena setiap aspek kehidupan
berhubungan dengan kesehatan. Kesehatan juga mendukung keberhasilan dalam pembangunan
nasional. Pembangunan di bidang kesehatan merupakan salah satu upaya pembangunan nasional
yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang, sehingga terwujud derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Dalam upaya
mendukung pembangunan di bidang kesehatan, diperlukan tenaga kesehatan serta sarana dan
prasarana kesehatan yang sangat penting untuk menunjang kesehatan masyarakat. Di dalam
Peraturan Pemerintah RI no.51 tahun 2009 tentang pekerjaan kefarmasian, Pedagang Besar
Farmasi (PBF) merupakan salah satu fasilitas pelayanan kefarmasian.
Tenaga kefarmasian sebagai sebagai tenaga kesehatan pemberi pelayanan kesehatan
kepada masyarakat mempunyai peranan penting yang terkait langsung dengan pemberian
pelayanan khususnya pelayanan kefarmasian. Untuk itu pengembangan sumber daya manusia
(SDM) kesehatan, khususnya Apoteker, mempunyai peranan yang penting dalam mewujudkan
layanan kesehatan yang bermutu termasuk dalam bidang distribusi obat (Pedagang Besar
Farmasi) sehingga menghasilkan apoteker yang kompeten, diperlukan kurikulum yang dapat
memberikan gambaran implementasi ilmu kefarmasian di PBF. Apoteker yang akan bekerja di
PBF diharapkan mampu melaksanakan proses pembelian, pendistribusian sediaan farmasi sesuai
dengan cara distribusi obat yang baik (CDOB) dan ketentuan lain dalam rangka menghasilkan
produk sediaan farmasi yang baik/bermutu tinggi. Selain itu, mampu melakukan pengendalian
secara teknis operasi/proses manufaktur atau pembuatan sediaan farmasi.
Kolaborasi yang produktif antara akademisi dan praktisi sangat diperlukan untuk
membangun metoda yang pragmatis, efisien, efektif, relevan dan sesuai kebutuhan, sehingga
interaksi peserta didik, ilmu pengetahuan dan praktik mempunyai orientasi bagi tercapainya
kompetensi farmasi. Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus
1945 Jakarta sebagai salah satu institusi pendidikan tinggi yang bertanggung jawab dalam
penyiapan sumber daya manusia yang berkualitas di bidang pelayanan kefarmasian. Untuk
menghasilkan apoteker yang profesional maka dibutuhkan kemitraan dengan Pedagang Besar
Farmasi. Kemitraan dimulai saat menjalani praktik kerja profesi Apoteker (PKPA), sehingga
pengalaman belajar praktik kefarmasian ini selanjutnya dapat membekali apoteker dalam
melakukan praktik kefarmasian di PBF. Maka untuk menjamin keberhasilan dalam
menghasilkan apoteker yang mampu melaksanakan praktik/pekerjaan kefarmasian sesuai standar
kompetensi, maka diperlukan modul sebagai acuan dalam pelaksanaan program PKPA di PBF.
1.4 Sasaran
a. kriteria mahasiswa
Mahasiswa PSPA yang telah memenuhi persyaratan kerja praktik sesuai ketentuan di
Fakultas Farmasi UTA’45 Jakarta.
b. Kriteria Dosen Pembimbing dari perguruan tinggi farmasi (PTF)
i. Minimal mempunyai jenjang pendidikan Strata 2 di bidang ilmu kefarmasian
ii. Memiliki Sertifikat Kompetensi Apoteker dan Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA)
yang masih berlaku
2.3 Metode
Metode PKPA untuk mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi UTA’45 Jakarta adalah PKPA berbasis
kompetensi, Competent based Internship (CBI), yaitu suatu metode pembimbingan PKPA
dimana mahasiswa PKPA terlibat langsung dalam dinamika nyata praktik profesi apoteker secara
sistematis dan terarah, dengan menyeimbangkan aspek knowledge, skill dan attitude sehingga
mahasiswa mampu menyerap materi serta keterampilan dalam waktu singkat meningkatkan rasa
percaya diri dan kemandirian dalam melaksanakan praktik kefarmasian di PBF.
Penilaian pembimbingan diskusi dan laporan dari dosen pembimbing PTF meliputi:
Aspek Indikator
No. Proporsi Nilai Angka Keterangan
Penilaian Penilaian
1. Logbook 30% ….
Monitoring kegiatan (0-30)
aktivitas PKPA mahasiswa
PKPA
2. Keaktifan 5% ….
selama diskusi (0-5)
Kemampuan Penguasaan 30% ….
diskusi materi (0-30)
kompetensi
PKPA
Kemampuan 10% ….
penyampaian (0-10)
materi
3. Tata Bahasa dan 10% ….
format laporan (0-10)
Laporan
Kesesuaian isi 15% ….
Kegiatan
laporan dengan (0-15)
kegiatan PKPA
Total Nilai Akhir
Keterangan Penilaian
Nilai huruf A = total nilai akhir ≥ 80
Nilai huruf B = total nilai akhir 66-79
Nilai huruf C = total nilai akhir 56-65
Nilai huruf D = total nilai akhir 45-55
Nilai huruf E = total nilai akhir ≤ 44
V. Logbook
LOGBOOK
PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER DI
PEDAGANG BESAR FARMASI
Nama Mahasiswa :
NPM :
Nama PBF :
Periode PKPA : s/d
Nama Preceptor :
Nama Dosen Pembimbing :
dst
VI. Form Pembimbingan Diskusi dengan Dosen Pembimbing PTF
Nama Mahasiswa :
NPM :
Nama PBF :
Periode PKPA : s/d
Nama Dosen Pembimbing :
Nama Preceptor :
Paraf
No Tanggal Kegiatan Dosen
Pembimbing
dst