KELOMPOK 8
J3L112067
J3L112060
J3L112038
J3L112017
J3L112033
PENDAHULUAN
Kunjungan penelitian ke instansi penelitian pemerintah (balai) ataupun
industri merupakan kegiatan akademik yang dilaksanakan oleh mahasiswa dalam
memenuhi tugas mata kuliah Kuliah Lapang, disusun atas dasar visi dan misi
Institut Pertanian Bogor dalam rangka menciptakan lulusan yang terampil dalam
teori maupun praktek. Kunjungan penelitian ke Balai Penelitian Tanaman Rempah
Obat dan Aromatik yang dimaksud untuk mendidik dan mempersiapkan
mahasiswa menjadi tenaga profesional dengan membekali pengalaman kerja
sesuai dengan bidang profesinya dengan memadukan antara wawasan teoritis dan
praktek kerja secara nyata di lapangan yang memiliki kompetensi, yaitu
kompetensi personal, kompetensi sosial, kompetensi profesional, dan kompetensi
layanan. Kegiatan kunjungan ke Balai Penelitian Tanaman Rempah Obat dan
Aromatik selain sebagai pengenalan dan pembelajaran atas pengaplikasian ilmu
yang dipelajari juga diharapkan mampu menjadi motivasi dan bekal dalam dunia
kerja nantinya di bidang analisis kimia.
BALITTRO memiliki visi menjadi balai berkelas dunia dalam penelitian
dan diseminasi inovasi tanaman rempah dan obat, sedangkan misi melaksanakan
penelitian tanaman rempah dan obat yang berkualitas, melaksanakan diseminasi
inovasi tanaman rempah dan obat secara luas, mengembangkan sumberdaya dan
manajemen penelitian yang berkualitas, BALITTRO tidak dinaungi oleh
Pemerintah Daerah Bogor melainkan dinaungi oleh Kementrian Pertanian.
BALITTRO mempunyai kebun tanaman obat yang berisi lebih kurang 600 jenis
tanaman obat yang berkhasiat yang beberapanya sering digunakan dalam
penelitian. Balai mempunyai dan memproduksi jamu khusus yang memiliki
beberapa khasiat dan kegunaannya. Balai tanaman rempah dan obat atau yang
lebih dikenal dengan nama BALITTRO sudah ada semenjak tahun 1817 dengan
nama Land Plantentuin Buitenzorg, seiring berkembangnya zaman maka namanya
diubah sampai akhirnya bernama BALITTRO. Taman Obat Keluarga (TOGA)
lebih dari 7000 jenis diketahui berkhasiat sebagai obat dan lebih dari 100 famili
berkhasiat sebagai tanaman obat, bagian dari tanaman yang diambil tergantung
dari bagian mana yang diidentifikasi mengnadung obat.
Kegiatan kunjungan ilmiah ke BALITTRO bertujuan mempelajari aplikasi
teori kimia dalam dunia pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
khususnya dalam hal pemanfaatan bahan alam sebagai sumber alternatif dalam
kemajuan industri farmasi, aromatik, kosmetik, dan surfaktan di Indonesia yang
bermanfaat bagi masyarakat luas serta dalam rangka kegiatan rutin mata kuliah
Kuliah Lapang dalam menambah wawasan mengenai dunia kerja di suatu
lembaga ataupun perusahaan yang memanfaatkan teori kimia dalam kehidupan.
WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN
Hari, Tanggal : Senin, 06 Oktober 2014
Waktu
: 09.00-11.30 WIB
Tempat: Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITTRO)
Jl.Tentara Pelajar No. 3, Kampus Penelitian Pertanian Cimanggu
Bogor, 16111 Jawa Barat
HASIL KUNJUNGAN
Balai-balai pada tahun 1929 dikelompokkan diantaranya menjadi Balai
Fisiologi Tanaman, Hama, dan Penyakit Tanaman, Balai Penyelidikan Tanaman,
dan Balai Penyelidikan Teknik Pertanian (BPTP). Tugas dan fungsi BPTP itu
terus berlangsung baik pada masa penjajahan Jepang maupun sesudah
kemerdekaan hingga tahun 1960. Tahun 1961 dalam lingkungan Departemen
Pertanian terjadi reorganisasi lembaga-lembaga penelitian, khususnya BPTP yang
mengakibatkan BPTP terpecah menjadi dua lembaga yang diberi tugas untuk
kegiatan penelitian industri. Kedua lembaga tersebut ialah:
1. Lembaga penelitian tanaman serat dan jenis-jenis tanaman industri lainnya
2. Lembaga penelitian kelapa dan jenis jenis tanaman lemak lainnya.
Memasuki Orde Baru yaitu pada tahun 1976 kedua lembaga tersebut
digabung dengan nama Lembaga Penelitian Tanaman Industri, M/AP/467/67 dan
SK No.16/M/AP/468/67, dengan pimpinan Dr. Ir. Rahmat Sutiapraja. Kemudian
dialih tugas kepada A. TH. Loebis, dan terakhir Ir. Asman Azis. Hingga tahun
1973 Lembaga Penelitian Tanaman Industri masih merupakan unit Dirjen
Perkebunan dengan adanya Keputusan Presiden No. 44 dan 45 tahun 1974, maka
tugas pembinaan unit penelitian dan pengembangan pertanian menjadi tugas
Balitbang Pertanian (SK Mentan No. 190 Tahun 1975). Tahun 1980 terjadi
reorganisasi yang antara lain adalah perubahan dari Lembaga Penelitian Tanaman
Industri (PUSLITBANGTRI) berdasarkan SK Mentan No. 07.210/706/Kpts/9/83
dipimpin oleh Dr.Ir.M.Soeharjan. Lembaga ini membawahi empat Balai
Penelitian, diantaranya Balai Penelitian Tanaman Industri (BALITRI), Bogor yang
berkedudukan di jalan Cimanggu No. 1, dengan pimpinan balai yang
pertama adalah H.Achmad Abdullah,Bsc. Perkembangan reorganisasi yang
terakhir adalah dengan keluarnya SK Mentan No. 613/Kpts/OT/210/84 tertanggal
16 Agustus 1984 antara lain berisikan likuidasi BALITRI Tanjung Karang dan
BALITRI Bogor menjadi Balai PenelitianTanaman Rempah dan Obat
(BALITTRO), berkedudukan di Jalan Cimanggu No. 3dipimpin oleh Dr. Ir. Pasril
Wahid M.S.
Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik (BALITTRO) Bogor,
mempunyai kaitan dengan berdirinya Kebun Raya Bogor tanggal 18 Mei 1817.
BALITTRO mempunyai tugas untuk melaksanakan penelitian dan
pengembangan bibit unggul (pemulian), penelitian hama dan penyakit, agronomi
dan agroekonomi juga teknologi. Balitro telah memiliki laboratorium yang telah
terakreditasi A. Pengelolaan laboratorium Balittro menerapkan sistem manajemen
laboratorium yang mengacu pada ISO/IEC17025:2005 dengan nomor LP:256
tahun 2004 dan tahun 2009 untuk menjamin keakuratan hasil uji. Balitro bekerja
sama dengan Departemen Kesehatan, tanaman rempah berjumlah sekitar 30.000
tanaman dengan berbagai jenis dan 7000 jenis tanaman sangat berkhasiat sebagai
obat, tetapi baru sebagian obat yang telah dianalisis kandngan obatnya. Balitro
memiliki 600 jenis tanaman obat yang sesuai dengan iklim di Bogor. Balitro
pertama kali berdiri pada tahun 1817, pertama kali hanya memiliki satu
laboratorium penelitian.
BALITTRO mempunyai tugas untuk melaksanakan penelitian dan
pengembangan bibit unggul (pemulian), penelitian hama dan penyakit, agronomi
dan agroekonomi juga teknologi. Atas dasar tugas tersebut, balai mempunyai
sebagai minyak pengikat wangi dari parfum, jati belanda sebagai pelangsing,
cakar ayam sebagai obat kanker paru-paru, patat seabagai obat disentri dan
sebagai tanaman ketahanan pangan, jawer kotok, sidaguri, pacar air sebagai obat
bisul dan jerawat, mengkudu sebagai antikanker, bidara cina sebagai neuroterapi,
daun encok, kunyit putih, kwalot, ganyong, karuk, serta tanaman kembang cokelat
yang berkhasiat sebagai obat epilepsy, dan lain-lain.
Laboratorium Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITTRO)
merupakan unit pelaksana pengujian mutu komoditas diantaranya tanaman obat,
tanaman aromatik, tanaman rempah, benih, kapang kontaminan, unsur hara makro
mikro, tanah, jaringan tanaman dan pupuk. Pengelolaan laboratorium Balittro
menerapkan sistem manajemen laboratorium yang mengacu pada
ISO/IEC17025:2005 untuk menjamin keakuratan hasil uji yang telah terakreditasi
sejak tahun 2005. Pengujian dilakukan menggunakan metode standar
internasional, standar nasional dan modifikasi yang telah divalidasi. Pengujian
didukung dengan sarana dan fasilitas peralatan yang memenuhi standar kalibrasi
dan SDM/analis yang berpengalaman. Sedangkan Peralatan yang diguanakan
dalam pengujian: GC, TLC Scaner, HPLC, AAS, Spektrofotometer,
Flamefotometer, Freeze Dryer, Mikroskop, Alat Penyulingan, Evaporator,
Ekstraktor, Leaf area meter, Refraktometer, Polarimeter, dan Viscometer.
Laboratorium uji mutu Balitro yang merupakan laboratorium analisis jasa,
analisis meliputi tanaman obat, tanah, pupuk, dan minyak atsiri. Minyak lemak
dapat dibedakan dengan minyak atsiri murni dengan cara perbedaan suhu, minyak
lemak pada suhu rendah akan membeku (membentuk endapan putih)
dibandingkan dengan minyak atsiri. Parameter untuk pengujian minyak atsiri ialah
berat jenis, putaran optik, kelarutan dalam alkohol, bilangan asam, dan bilangan
ester. Instrumen AAS digunakan untuk menganalisis tanah dan pupuk untuk
mengetahui kandungan logam, gas kromatografi digunakan untuk analisis
kemurnian bahan aktif dengan menggunakan detektor FID dengan fase gerak
nitrogen UHP. Instrumen HPLC digunakan untuk analisis tanaman obat,
sementara GC untuk analisis minyak atsiri, pemekatan digunakan rotary
evaporator.
Ruang lingkung pengujian dalam laboratorium balitro meliputi, analisis
minyak atsiri (kadar air, kadar minyak atsiri, warna, bobot jenis, indeks bias,
putaran optik, kelarutan dalam alkohol, bilangan ester, vetiverol, citronelal,
eugenol, sitral, patchouli alkohol, a-pinen, masoi lakton, bilangan asam, bilangan
penyabunan), analisis minyak lemak (asam lemak bebas, bilangan iod, kadar
tokoferol, kadar minyak, bilangan peroksida). analisis tanaman rempah dan
obat (uji sinensetik, cnsl, stigmasterol, asiatikosid, gingerol, piretrin, bergapeten
dan analisis proksimat), analisis kapang kontaminan (aspergilus, penicillum),
analisis tanah (kadar air, pH air , c-organik, n-total, keasaman tanah, kation,
unsur mikro), analisis jaringan tanaman dan pupuk (kadar air, n-total, p-total,
unsur hara makro (K, Na, Ca, Mg), belerang), dan penyulingan (penyulingan uap
dan air, steam boiler).
Pengolahan minyak atsiri melalui proses destilasi terdapat tiga jenis yaitu
destilasi cara kukus, destilasi cara rebus, dan destilasi uap langsung. Destilasi
kukus, wadah sampel diisi dengan air seperempat bagian yang diesertai saringan
kemudian sampel diletakkan diatas saringan tersebut, dimana sampel dan air akan
menguap dengan suhu yang berbeda dan sampel minyak dtampung diwadah yang
berbeda sementara air akan masuk kembali kedalam tungku, kemudian sampel
yang masih dimungkinkan mengnadung air ditambahkan Na 2SO4 atau MgSO4
untuk menyerap air. Destilasi uap langsung menggunakan tekanan uap, dimana
proses destilasi ini khusus untuk sampel akar atau batang. Proses destilasi dapat
menggunakan sampel baik dalam keadaan segar (basah) maupun kering, jika
sampel yang digunakan segar (basah) dapat mempertahankan aroma dari sampel
tersebut, sementara jika sampel kering maka aroma minyak akan rusak (bau apek).
Sampel yang didestilasi perlu di grinder (dihaluskan) sampai ukuran 5-6 mm,
sementara untuk sampel yang diekstraksi perlu dihaluskan hingga ukuran 3 mm.
Alat pengering yang dapat digunakan untuk mengeringkan sampel ialah Freeze
Dryer dan Blower, keuntungan Freeze Dryer ialah dapat mempertahankan warna
daun tetapi waktu yang dibutuhkan untuk mengeringkan lebih lama.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil kunjungan ke Balai Penelitian Tanaman Rempah dan
Obat, mahasiswa memperoleh informasi dan wawasan mengenai tanaman herbal
yang dapat bermafaat bagi perkembangan industri khususnya di bidang farmasi
sebagai produk yang aman dan menyehatkan pada batas tertentu. Tanaman herbal
memiliki beberapa manfaat dalam pengobatan maupun kesehatan manusia karena
memiliki zat fitokimia dan zat gizi yang bermanfaat bagi tubuh. Tahap yang
berperan penting dalam isolasi senyawa aktif untuk menghasilkan suatu produk
herbal yaitu dengan tahap ekstraksi dan selanjutnya pengujian di laboratorium
yang khusus menggunakan instrument-instrumen tertentu bergantung tujuan dari
analisis bahan tersebut.