Anda di halaman 1dari 60

PENUNTUN PRAKTIKUM

FORMULASI RESEP

Oleh :
Dr. Frengki M.Farm, Apt

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN


UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH
2022
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, akhirnya Diktat Penuntun

Praktikum Formulasi Resep ini dapat kami susun kembali sesuai dengan kebutuhan

mahasiswa FKH USK. Diktat penuntun praktikum inii berisikan teori-teori dasar dan ragam

contoh-contoh resep yang akan dipraktekkan di Laboratorium disertai dengan

penyelesaiannya. Tujuan dan pembuatan diktat ini adalah untuk membantu para mahasiswa

dalarn melaksanakan tugas praktikum Formulasi Dasar di Fakultas Kedokteran Hewan

Universitas Syiah Kuala. Sernoga diktat ini ada rnanfaatnya dan kritik serta saran sangat

kami harapkan untuk kesempurnaan diktat ini.

Banda Aceh, Juli 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................2

DAFTAR ISI .......................................................................................................................3

TATA TERTIB PRAKTIKUM FORMULASI RESEP......................................................4

I. CARA MENIMBANG BAHAN OBAT........................................................................5

II. CARA MENGERJAKAN JURNAL RESEP................................................................6

III. PULVIS ET PULVERES .............................................................................................10

IV. CAPSULAE .................................................................................................................15

V. UNGUENTA ................................................................................................................18

VI. GEL ..............................................................................................................................23

VII. SHAMPO ....................................................................................................................27

VIII. PUSTAKA..................................................................................................................32

LAMPIRAN .......................................................................................................................33

3
TATA TERTIB PRAKTIKUM RESEP
Tata tertib sebelum praktikum
a) Praktikan diwajibkan memakai jaslab berwarna putih
b) Praktikan masuk ke labor 10 menit sebelum praktikum dimulai
c) Semua praktikan harus memeriksa kelengkapan alat masing-masing dan bila ada
kekurangan, pecah, kotor dan sebagainya segera melaporkannya ke asisten
d) Alat-alat laboratorium yang pecah/ rusak ataupun hilang harus diganti sengan alat
yang sama/ serupa dalam waktu 1(satu) bulan
e) Yang tidak mengganti dalam waktu yang ditentukan tidak diizinkan mengikuti
paraktikum sampai ada penggantian
f) Sebelum praktikum dimulai diberikan responsi dan atau diskusi kolektif terlebih
dahulu mengenai resep yang akan dibua, dibimbing lanfsung oleh dosen yang
bersangkutan
g) Praktikan yang tidak mengikuti responsi/ diskusi tidak diizinkan mengikuti praktikum

Tata tertib dan pelaksanaan saat praktikum serta evaluasi


a) Selama praktikum dilarang berkuku panjang
b) Alat-alat yang diletakkan diatas meja, hanya yang digunakan pada saat diperlukan
c) Alat-alat tersebut harus dalam keadaan bersih
d) Setiap selesai menimbang wadah bahan obat harus ditutup rapat dan diletakkan lagi
ketempat semula sesuai abjad
e) Jam pelaksanaan praktikum selama 1 jam dengan perincian sebagai berikut
 1/4 jam pertama ujian responsi tertulis
 1/2 jam kedua penyelesaian resep pertama, dan segera menyerahkan sedíaan dan
jurnal ke meja asisten ( tiap kelompok kerja praktikum bersiap-siap untuk
dipanggil responsi selama ± 7-8 menit )
 1/4 jam terakhir evaluasi kolektif meliputi cara kerja, penyelesaian dosis,
penghitungan bahan, OTT, dan hasil sedían

4
I. CARA MENIMBANG BAHAN OBAT

Beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum menimbang bahan obat adalah sbb:
I. Periksa dahulu apakah letak timbangan sudah tepat, caranya:
 Meja timbangan harus datar, dilihat pada water pas atau batu duga.
 Lengan timbangan harus datar, dilihat dan jarum timbangan yang letaknya tepat di
tengah skala.
 Piring timbangan beratnya harus seimbang, dilihat dan janum timbangan yang
Ietaknya tepat di tengah skala.
2. Timbangan obat miligram digunakan untuk menimbang bahan obat yang beratnya kurang
dan satu gram.
3. Waktu menimbang, di atas kedua piring timbangan, selalu diletakkan kertas timbangan
sebagai alas.
4. Anak timbangan terletak pada piring sebelah kiri dan bahan obat terletak pada piring
sebelah kanan.
5. Bahan obat yang berbentuk kristal dan bahan-bahan yang higroskopis ditimbang di atas
gelas arloji.
6. Bahan obat yang lembek/setengah padat, ditimbang diatas kertas perkamen.
7. Bahan-bahan obat cair
 Tanpa pengerjaan !ebih lanjut, ditimbang langsung ke dalam botol.
 Dengan pengerjaan lanjutan, ditimbang di atas cawan penguap, er!enmeyer atau
gelas arloji jika jum!ahnya sedikit.
8. Bahan-bahan obat yang mudah menguap ditimbang dalam wadah tertutup.
9. Bahan-bahan obat yang mudah rusak o!eh zat organik, atau bersifat oksidator, ditimbang
di atas gelas arloji dengan menggunakan sendok porselen untuk mengambi!nya.
10. Bahan obat yang mempunyai bau keras, ditimbang di atas gelas anloji dengan
mempergunakan sendok porselen.
11. Ekstrak kental (spissum) ditimbang di atas kertas perkamen yang telah dioleskan paraffin
cair.
12. Untuk bahan obat dalam jumlah kecil (kurang dan 50 mg) hams dibuat pengenceran
menggunakan zat tambahan yang cocok. Dianjurkan untuk membuat pengenceran yang
genap misalnya 1 dalam 10 atau 1 dalam 100.

5
II. CARA MENGERJAKAN RESEP

1. Pilihlah salah satu ( PIM, CITO ), maka dahulukan pengerjaan resep tersebut.
2. Periksa apakah resep sudah lengkap?
 Apakah nama, alamat SIP drh, tanda R/, nama obat, jumlahnya, besar hewan,
signa, paraf drh, dsb, sudah ada? Jika tidak lengkapai.
 Jika ada obat bius/ narkotika, maka harus ada : umur/ berat badan, alamat, dan
signa harus jelas.
 Jika ada obat keras, maka harus ada umur/ berat badan
3. Periksa apakah ada OTT ( Fisika, Kimia, Farmakologik ), jika ada usulkan solusinya.
4. Hitung besarnya dosis pemakaian, dan bandingkan dengan dosis maksimum
 DP 1 x : n ( misal )
 Perbandingan dengan DM : ( n/DM 1 kali ) x 100 % = m ( misal )%
 DP 1 H: p x n = q ( misal p adalah 1,2,3,atau lebih )
 Perbandingan dengan DM : ( q/ DM 1 hari ) x 100 %= r ( misal ) %
 Jika DP > 100 %, maka minta tanda ! dari asisten
 Jika DP > 200 %, minta paraf dari asisten
(Dalam hal ini perbandingan rata-rata DM manusia dengan DM hewan adalah
seperti pada tabel, namun dosis lazim R/ contoh yang akan dibahas akan
disesuaikan dengan perbandingan antara BB hewan terhadap BB manusia kecuali
dosis spesifik terhadap obat dan hewan tertentu dan atau dinyatakan lain)

Hewan Kuda Sapi Domba Kambing Babi Anjing Kucing


%DM 8x 8x 1x 1x 2x 1/3 x 1/5x

Konversi dosis juga dapat ditentukan berdasarkan luas permukaan tubuh seperti
pada tabel berikut,

6
Contoh perhitungan sebagai berikut :
Dosis fenobarbital yang biasa digunakan adalah 45-90 mg per hari. Adapun
konversi dosis pada manusia dengan berat 70 kg ke mencit 20 gram adalah 0,0026
(Laurence & Bacharach, 1964).
Perhitungan dosis konversi :
45 mg x 0,0026 x 1000 : 20 = 5,85 mg/kgBB
90 mg x 0,0026 x 1000 : 20 = 11,7 mg/kgBB
Dosis Fenobarbital untuk mencit : 5,85 – 11,7 mg/kgBB
Dosis yang digunakan dalam percobaan ini adalah 6 mg/kgBB.
Dosis yang diberikan pada kelompok perlakuan akan diencerkan 0,5 ml sesuai dengan
kapasitas lambung mencit
5. Cara pembuatan
 Pilih cara yang paling praktis dan mudah tapi benar
 Hitung jumlah masing-masing zat yang diperlukan
 Ambil bahan dengan teliti ( cek lagi pada waktu mengambil, menimbang dan
waktu menyimpan )
 Jangan sampai ada yang terlupa atau salah timbang

7
6. Cara menimbang
 Piring neraca diberi alas kertas perkamen
 Timbangan disetimbangkan ( pergunakan batu-batu penara dan potongan-
potongan kertas kecil )
 Letakkan anak timbangan disebelah kiri ( ambil dengan pinset )
 Letakkan bahan yang akan ditimbang disebelah kanan
 Jika berat bahan yang akan ditimbang < 1 g, gunakan timbangan yang halus
 Jika berat bahan yang akan ditimbang > 1g, gunakan timbangan kasar.
 Berat minimum yang boleh ditimbang adalah 50 mg
 Jika beratnya kurang dari 50 mg, maka dibuat pengenceran : misalnya
diperlukan atropin sulfat sebanyak 10 mg
1. Serbuk : Timbang atropin sulfat 50 mg, tambahkan SL ad 500 mggerus
dan tambahkan sedikit karmin, gerus lagi sampai homogen. Kemudian
ambil 100 mg campuran tersebut ( mengandung atropin sulfat 10 mg )
2. Cairan : Timbang atropin sulfat 50 mg, encerkan dengan pelarutnya
yang dipakai didalam resep, yaitu :
+ air 10 cc, kemudian ambil 2 ml larutan
+ air 5 cc, kemudian ambil 1 cc larutan
Cara menimbang zat-zat tertentu :
 Ekstrak kental ( Belladon, hiosiami ) ditimbang diatas kertas malam/ parafin
 Ekstrak cair / tingtur ( ekstrak liquidum, tingtur opii, tingtur belladona ) :
ditimbang diatas cawab penguap/ kaca arloji
 Iodium : ditimbang diatas kaca arloji dengan tutup kaca, ambil dengan sendok
kaca atau porselin
 Lemak dan minyak lemak, vaselin, adeps : ditimbang diatas kertas perkamen.
Diambil dengan spatel.
 Zat-zat yang berbau, kamfer, mentol, timol, naftol : ditimbang diatas kertas
perkamen, diambil dengan sendok porselin
 Zat-zat higroskopis ( KAc, NH4Cl, NH4Br ) : ditimbang diatas kaca arloji
atau kertas perkamen

8
7. Setelah selesai masukkan kedalam tempat yang sesuai
 Serbuk tak terbagi : pot plastik/ botol bermulut lebar
 Serbuk terbagi :
1. Bungkus, kantong/ pot plastik
2. Kapsul, kantong / pot plastik
 Pil, granula, boli, : pot plastik
 Cairan : botol yang sesuai, tutup dengan gabus lalu diberi kapsul kertas
8. Etiket ( Obat dalam -> etiket warna putih, obat luar -> etiket warna biru )
Pada etiket dituliskan : nomor resep, tanggal pembuatan, nama pasien, dan cara
pemakaian
9. Label : Kocok dahulu  untuk cairan yang tidak homogen
Tidak boleh diulang tanpa resep dokter  jika ada obat bius/ narkotik, dan
Obat keras tertentu ex. psikotropika

9
III. PULVIS ET PULVERES

Serbuk adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan, ditujukan
untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar. Karena mempunyai luas permukaan yang
luas, serbuk lebih mudah terdispersi dan lebih larut dan pada bentuk sediaan yang
dipadatkan. Anak-anak atau orang dewasa yang sukar menelan kapsul atau tablet lebih
mudah menggunakan obat dalam bentuk serbuk. Obat yang terlalu besar volumenya untuk
dibuat tablet atau kapsul dalam ukuran yang lazim, dapat dibuat dalam bentuk serbuk.
Sebelum digunakan, biasanya serbuk oral dapat dicampur dengan air minum Masalah
stabilitas yang seringkali dihadapi dalam sediaan bentuk cair, tidak diternukan dalarn sediaan
bentuk serbuk. Obat yang tidak stabil dalarn suspensi atau larutan air dapat dibuat dalam
bentuk serbuk granul. Konstitusi sediaan dapat dilakukan oleh apoteker.
Serbuk oral dapat diserahkan dalam bentuk terbagi (Pulveres) atau tidak terbagi
(Pulvis). Pada umumnya serbuk terbagi dibungkus dengan kertas perkamen, Walaupun
begitu apoteker dapat lebih melindungi serbuk dan pengaruh lingkungan dengan melapisi
tiap bungkus dengan kertas selofan atau sampul polietilena.
Serbuk oral tidak terbagi hanya terbatas pada obat yang relatif tidak poten, seperti laksan,
antasida, makanan diet dan beberapa analgesik tertentu dan pasien dapat menakar secara
aman dengan sendok teh atau penakar lain. Serbuk tidak terbagi lainnya antara lain, sebuk
gigi, serbuk tabur. Serbuk tidak terbagi sebaiknya disimpan dalam wadah gelas, bermulut
lebar, tertutup rapat, untuk melindungi pengaruh atmosfer dan mencegah penguapan senyawa
yang mudah menguap.
Serbuk tabur adalah serbuk ringan untuk pengunaan topikal, dapat dikemas dalam
wadah yang bagian atasnya berlubang halus untuk memudahkan penggunaan pada kulit. Pada
umumnya serbuk tabur harus melewati ayakan dengan derajat halus no 60 untuk yang tidak
mengandung lemak, no 44 untuk yang mengandung lernak, agar tidak menimbulkan iritasi
pada bagian yang peka.

10
Gambar 1. Proses pelipatan kertas perkamen

Contoh resep 1 dan penyelesaiannya

R/ Tetracyclin tab 250 A. Kelengkapan Resep


Diazepam tab 2  Nama, alamat & SIP drh
Panadol tab 500  Nama tempat & tanggal pembuatan
m.f. pulv. d.t.d No. X resep
 Nama Pemilik hewan dan umur hewan
S.t.d.d Pulv. I
( Tn.Yazid, Anjing dewasa)
 Paraf drh
Pro : Anjing B
B. Obat Bius : -
Obat keras : Tetracyclin ( OK ), Diazepam
( OKT/ Psikotropika )
C. OTT : -

D. Penghitungan Dosis Pemakaian

Nama Obat Dosis


1 x pemakaian 1 hari pemakaian
Tetracyclin 250 mg 3 x 250 = 750 mg
Panadol 500 mg 3 x 500 = 1500 mg
Diazepam 2 mg 3 x 2 = 6 mg

E. Perhitungan Bahan

Nama Obat 1 x pakai Total Sediaan dipasaran

Tetracyclin 250 mg 250 x 10 = 2500 mg 250mg/kap =10kap


Panadol 500 mg 500 x 10 = 5000 mg 500mg/tab = 10tab
Diazepam 2 mg 2 x 10 = 20 mg 2 mg/tab = 10 tab

11
Serbuk yang akan dibuat 10 bungkus perkamen, dengan berat tiap bungkusnya :
Berat 1 kali pemakaian ( Tetracyclin + Panadol + Diazepam ) = 752 mg.
F. Cara Pengerjaan
 Masukkan tab Panadol ke lumpang, remukkan dengan tekanan alunya
 Hal yang sama juga diperlakukan pada tab Diazepam
 Ambil kapsul Tetracyclin 10 kap dan buka cangkangnya, lalu masukkan kedalam
lumpang
 Gerus halus sampai homogen
 Bagi menjadi 2 bagian serbuk, masing–masing ditimbang sama berat, kemudian
masing-masingnya dibagi 5 bagian secara visual/ kasat mata diatas kertas perkamen
kemudian dibungkus. Masukkan kedalam wadah plastik/ pot yang sesuai dan beri
etiket
G. Etiket ( Obat dalam dengan etiket berwarna putih )

No.. Tgl,....
Anjing ( B )
3 x 1 bks/ hari
H. Label : -
I. Khasiat
Nama Obat Khasiat masing -masingnya
Tetracyclin Antibiotik spektrum luas
Panadol Antipiretik, analgetik
Diazepam Sedatif, hipnotik
Khasiat Obat Infeksi yang disertai panas, nyeri dan kejang
Keseluruhan

12
Contoh resep 2 Serbuk tidak terbagi/serbuk tabur dan penyelesaiannya

R/ acid salycil 1% A. Kelengkapan Resep


Adeps lanae 2 gram  Nama, alamat & SIP drh
ZnO 3 gram  Nama tempat & tanggal pembuatan
Talk ad 10 gram resep
m.f. pulvis adspersorius  Nama Pemilik hewan dan umur hewan
S. Ue ( Tn.Yazid, Anjing dewasa)
 Paraf drh
Pro : Anjing B
B. Obat Bius : -
Obat keras : -

C. OTT : -

D. Penghitungan Dosis Pemakaian

Cukup jelas dan tidak perlu dilakukan penghitungan dosis, karena diberikan
seperlunya dengan cukup ditaburkan pada bagian yang sakit.

E. Perhitungan Bahan

Dalam pembuatan serbuk tabur (dilebihkan 10 %),

Nama Obat Penghitungan


Acid salycil 1/100 x 10 g = 0,1 g >>> 0.1g + 10/100 (0,1) g = 0.11 g
Adeps lanae 2 gr + 10% = 2,2 gr
ZnO 3 gr + 10% = 3,3 gr
Talkum 10 gr + 10% = 11 gr – (0,11 + 2,2 + 3,3 ) = 5,35gr

F. Cara Pengerjaan
Prinsip
1) Acid salycil harus ditetesi ethanol 95% 1-2 tetes terlebih dahulu
2) Adeps lanae ditetesi dengan aceton lalu dikeringkan dengan sebagian talkum
3) ZNO di ayak terlebih dahulu dengan mess 100
4) Menggunakan pengayak no 44 untuk hasil akhir

Langkah kerja
1) Menimbang semua bahan
2) Mengayak ZnO dengan mess 100 lalu timbang sebanyak 3,3 gram sisihkan

13
3) Masukan acid salycil tetesi dengan ethanol 95% gerus sampai larut lalu keringkan
dengan sebgaian talk gerus sampai kering, sisihkan
4) Masukan adeps lanae tetesi aceton gerus sampai larut lalu keringkan dengan sebagian
talk gerus sampai kering, lalu masukan point no 3 gerus sampai homogen.
5) Tambhakan point no 2 gerus sampai homogen
6) Tambahkan sisa talk gerus sampai homogen
7) Ayak dengan pengayak no 44 lalu timbang sebanyak 10 gram

G. Etiket ( Obat luar dengan etiket berwarna biru )

No.. Tgl,....
Anjing ( B )
“Obat ditaburkan pada
bagian gatal dan sakit”
H. Label : -
I. Khasiat
Nama Obat Khasiat masing -masingnya
Acid salycil Antibakteri, jamur dan dan pembasmi ektoparasit
Adeps lanae Emulsifying agent dan basis salep
ZnO Mengatasi iritasi
Talkum Bahan pembawa bedak
Khasiat Obat gatal dan sakit kulit karena balteri, jamur dan ektoparasit
Keseluruhan

14
IV. CAPSULAE (KAPSUL)

Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dan obat dalam cangkang keras atau lunak
yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dan gelatin, tetapi dapat juga terbuat dan pati
atau bahan lain yang sesuai. Ukuran cangkang kapsul keras bervariasi dan nornor paling kecil
(5) sampai nomor paling besar (000), kecuali ukuran cangkang untuk hewan. Umumnya
ukuran 00 adalah ukuran terbesar yang dapat diberikan kepada pasien Ada juga kapsul
gelatin keras ukuran 0 dengan bentuk memanjang (dikenal sebagai ukuran OE), yang
memberikan kapasitas isi lebih besar tanpa peningkatan diameter. Kapsul gelatin keras terdiri
atas dua bagian, bagian tutup dan induk. Kapsul bercangkang keras yang diisi pabrik sering
mernpunyai warna dan bentuk berbeda atau diberi tanda untuk rnengetahui identitas pabrik.
Pada kapsul seperti ini dapat dicantumkan jumlah zat aktif/kode produk dan lain-lain yang
dicetak secara aksial atau radial. Tinta cetak kualitas farmasi memenuhi ketentuan yang
berlaku mengenai pigmen dan zat warna yang diizinkan.
Dalam praktek pelayanan resep di apotik, kapsul cangkang keras dapat diisi dengan
tangan, cara mi memberikan kebebasan bagi penulis resep untuk memilih obat tunggal atau
campuran dengan dosis tepat yang paling baik bagi setiap pasien.
Kapsul cangkang keras biasanya diisi dengan serbuk, butiran atau granul. Butiran
gula inert dapat dilapisi dengan komposisi bahan aktif dan penyalut yang memberikan profil
lepas lambat atau bersifat enterik. Sebagai alternatif, bahan aktif dengan dosis lebih besar
dapat dibuat dalam bentuk pelet dan kemudian disalut. Bahan semipadat atau cairan dapat
juga diisikan ke dalam kapsul cangkung keras, tetapi jika cairan dimasukan dalam kapsul,
salah satu teknik penutupan harus digunakan untuk mencegah terjadinya kebocoran.
Campuran serbuk yang cenderung meleleh dapat dimasukan ke dalam kapsul
cangkang keras, digunakan absorben, seperti magnesium karbonat, silikon dioksida ko1oida,
atau zat lain yang sesuai. Obat-obat yang berkhasiat keras sering dicampur dengan zat
pengencer inert sebelum diisikan ke dalam kapsul. Jika dua macam obat yang tak
tercampurkan diresepkan bersama, kadang-kadang dimungkinkan untuk menempatkan salah
satunya di dalam kapsul kecil dan menggabungkan dengan kapsul lebih besar yang berisi
obat kedua. Obat-obat yang tak tercampurkan dapat juga dipisahkan dengan menempatkan
pelet atau tablet bersalut, atau kapsul cangkang lunak yang berisi obat pertama ke dalam
kapsul sebelum penambahan obat kedua.

15
Kapsul cangkang lunak tersedia dalam berbagai bentuk dan ukuran, dan dibentuk,
diisi serta diletakan dengan menggunakan mesin yang sama, khususnya dengan proses
berputar, meskipun dapat juga digunakan suatu proses lempeng atau proses turun naik.
Kapsul cangkang lunak dapat juga diproduksi melalui proses gelembung yang membentuk
kapsul sferik tanpa lekukan. Dengan peralatan yang sesuai. serbuk dan zat padat kering lain
dapat diisikan ke dalam kapsul cangkang lunak.

Gambar 2. Berbagai ukuran kapsul

Contoh Resep dan penyelesaiaannya

R/ Amoksisilin tab 500 A. Kelengkapan Resep


Asam mafenamat tab 500  Nama, alamat & SIP drh
Paracetamol tab 500  Nama tempat & tanggal pembuatan
resep
CTM 2 mg
 Paraf drh
m.f. pulv. d.t.d No. X
S.t.d.d Cap I B. Obat Bius : -
Pro : Anjing ( Dewasa ) Obat keras : Amoksisilin & As.Mafenama

C. OTT : As.Mafenamat, PCT, & CTM > efek potensiasi

D. Penghitungan Dosis Pemakaian

16
Nama Obat Dosis
1 x pemakaian 1 hari pemakaian
Amoksisilin 500 mg 3 x 500 = 1500 mg
As.Mafenamat 500 mg 3 x 500 = 1500 mg
Paracetamol 500 mg 3 x 500 = 1500 mg
CTM 2 mg 3 x 2 = 6 mg

E. Perhitungan Bahan

Nama Obat 1 x pakai Total Sediaan dipasaran


Amoksisilin 500 mg 500 x 10 = 5000 500mg/tab = 10 tab
As.Mafenamat 500 mg 500 x 10 = 5000 500mg/tab = 10 tab
Paracetamol 500 mg 500 x 10 = 5000 500mg/tab = 10 tab
CTM 2 mg 2 x 10 = 20 4mg/tab = 5 tab

Kapsul yang akan dibuat 10 butir, dengan berat tiap kapsulnya :


Berat 1 kali pemakaian (Amoksisilin + As. Mafenamat + PCT + CTM ) = 1502 mg.
Ukuran kapsul terlalu besar, maka solusinya dibuat 2 kapsul untuk 1 x pemakaian.
F. Cara Pengerjaan
 Masukkan tab PCT ke lumpang, remukkan dengan tekanan alunya
 Hal yang sama juga diperlakukan pada tab As. Mafenamat, Amoksisilin, dan CTM
secara bergantian
 Gerus halus sampai homogen
 Bagi menjadi 2 bagian serbuk, masing–masing ditimbang sama berat, kemudian
masing-masingnya dibagi 5 bagian secara visual/ kasat mata diatas kertas perkamen.
Tiap bungkus perkamen dibuat 2 kapsul sama banyak ( Jika ada alat pengisi kapsul
akan sangan memudahkan )
 Masukkan kedalam wadah plastik/ pot yang sesuai dan beri etiket
G. Etiket ( Obat dalam dengan etiket berwarna putih )

No.. Tgl,....
Anjing ( A )
3 x 2 kapsul/ hari

H. Label : -
I. Khasiat

17
Nama Obat Khasiat masing -masingnya
Amoksisilin Antibiotik spektrum luas
As.Mafenamat Analgetik, anti inflamasi
Paracetamol Antipiretik, analgetik
CTM Antihistamin
Khasiat Obat Infeksi yang disertai panas, nyeri/ pegal, dan gatal-gatal
Keseluruhan

18
V. UNGUENTA (SALEP)

Unguenta (salep) adalah sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian topikal
pada kulit atau selaput lendir. Bahan obat hams larut atau terdispersi homogen dalarn dasar
salep yang cocok. Dasar salep yang digunakan sebagai pembawa dibagi dalam 4 kelompok
yakni
I. Dasar salep hidrokarbon
Dasar salep mi dikenal sebagai dasar salep berlemak antara lain vaselin, paraffin dan
salep putih.
2 Dasar salep serap
Dasar salep serap ini dapat dibagi dalam 2 kelompok. Kelompok pertama terdiri atas
salep yang dapat bercampur dengan air membentuk emulsi air dalam minvak (paraffin
hidrofihik dan lanolin anhidrat atau adeps lanae) dan kelompok kedua terdiri atas emulsi air
dalam minyak yang dapat bercampur dengan sejumlah larutan air tambahan (Lanolin).
3. Dasar salep yang dapat dicuci dengan air
Dasar salep ini adalah emulsi minyak dalam air antara lain salep hidrofilik dan lebih
tepat disebut krim. Dasar ini dinyatakan juga sebagai “dapat dicuci dengan air” karena
mudah dicuci dan kulit atau dilap basah, sehingga lebih dapat diterirna untuk dasar kosmetik.
4. Dasar salep larut dalam air
Kelompok ini disebut juga “dasar salep tak berlemak” dan terdiri dan konstituens
larut air. Dasar salep jenis mi memberikan banyak keuntungan seperti dasar salep yang dapat
dicuci dengan air dan tidak mengandung bahan tak larut dalarn air. Contoh dasar salep larut
dalam air adalah PEG (polietilen glikol) dan rnakrogol.
Pemilihan Dasar Salep
Pemilihan dasar salep tergantung pada beberapa faktor seperti khasiat yang
diinginkan. sifat bahan obat yang dicampurkan, ketersediaan hayati, stabilitas dan ketahanan
sediaan. Jadi dalam beberapa hal perlu menggunakan dasar salep yang kurang ideal untuk
mendapatkan stabilitas yang diinginkan. Misalnya obat-obat yang cepat terhidrolisis, lebih
stabil dalam dasar salep hidrokarbon daripada dasar salep yang mengandung air, meskipun
obat tersebut bekerja lebih efektif dalam dasar salep yang mengandung air.

Pembagian Salep

19
1. Salep
2. Krim
Krim adalah sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut
atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai atau sediaan setengah padat yang mempunyai
konsistensi relatif cair diformulasikan sebagai ernulsi air dalarn minvak atau minvak dalarn
air Sekarang ini batasan tersebut lebih diarahkan untuk produk yang terdiri dan ernulsi
minyak dalam air atau dispersi mikrokristal. Asam asam lemak atau alkohol berantai panjang
dalam air yang dapat dicuci dengan air dan lebih ditujukan untuk penggunaan kosmetika dan
estetika. Krim dapat digunakan untuk pemberian obat melalui vagina.
3. Pastae
Pastae atau pasta adalah sediaan setengah padat yang mengandung satu atau lebih
bahan obat yang ditujukan untuk pemakaian topikal. Kelompok pertama dibuat dan gel fasa
tunggal mengandung air misalnya pasta natrium karboksimetil selulosa, kelompok lain
adalah pasta berlemak misalnya pasta zink oksida, merupakan salep yang padat, kaku yang
tidak meleleh pada suhu tubuh dan berfungsi sebagai lapisan pelindung pada bagian yang
diolesi. Konsistensinya dapat agak kaku dan salep, mengandung bahan obat padat 20-50%
dan terdispersi dalam dasar berlemak. Pasta berlemak ternyata kurang berminyak dan Iebih
menyerap dibandingkan dengan salep karena tingginya kadar obat yang mempunyai afinitas
terhadap air. Pasta mi cenderung untuk menyerap sekresi seperti serum dan mempunyai daya
penetrasi dan daya maserasi yang lebih rendah dan salep. Karena itu pasta digunakan untuk
lesi akut yang lebih cenderung membentuk kerak. mengelembung atau mengeluarkan cairan.
Pasta gigi digunakan untuk pelekatan pada selaput lendir untuk memperoleh efek lokal,
misalnya pasta gigi triamsinolon asetonida.

Gambar 3. Proses pengisian salep pada wadah tube

20
Contoh resep salep dan penyelesaiannya
A. Kelengkapan Resep
R/ Bethametason cream 0,1 % I
CTM 16 mg  Nama, alamat & SIP drh
m.f. cream  Nama tempat & tanggal pembuatan
s.u.c resep
 Paraf drh
Pro : Kucing G

B. Obat Bius : -
Obat keras : Bethametason cream 0,1

C. OTT : OTT secara fisika ( CTM tdk larut dalam basis cream ), usulkan pemberian obat
secara terpisah ( cream Bethametason 0,1 % diberikan dalam kemasan aslinya dan CTM tab
dapat diberikan secara langsung ataupun diserbuk menjadi kapsul )
D. Penghitungan Dosis Pemakaian
Penggunaan dosis untuk terapi external/ obat luar pada dasarnya sama antara hewan
dan manusia. Dalam hal ini peracikan obat kulit merujuk pada formula baku nasional dan
sediaan yang beredar dipasaran

Nama Obat Sediaan Keterangan


dipasaran

Bethametason cream 0,1% 0,1 % pada kulit


CTM 4 mg/tab, tidak CTM dibrikan secara terpisah/ dalam
ditemui sediaan bentuk tablet murni, diserbuk dalam
CTM dalam bentuk perkamen ataupun dimasukkan kedalam
cream kapsul, maka dosisnya adalah 1/5 dosis
manusia yaitu 4/5mg tiap kali pemberian
( Penggunaan dapat diberikan untuk 2
ataupun 3 x sehari )

E. Perhitungan Bahan
a. Bethmetason cream 0,1%
Satu tube cream Bethametason 0,1% memiliki bobot 5 gram. Artinya dalam 5 gram
cream mengandung : 0,1/100 x 5000mg = 5 mg Bethametason
b. CTM 16 mg

21
Tablet CTM yang tersedia dipasaran adalah 4 mg/tab, maka jumlah tablet CTM yang
akan digunakan selama pemakaian 16 mg/ 4mg = 4 tab
F. Cara Pengerjaan
Resep ditulis dan atu dibuat terpisah
R/ Bethametason cream 0,1 % I
S.u.c_______________________paraf
R/ CTM tab 4 mg IV
S.b.b.d.d 4/5 tab ______________paraf

G. Etiket ( Obat luar dengan etiket berwarna biru untuk cream Bethametason 0,1% dan obat
dalam dengan etiket berwarna putih). Kemasan dipisahkan dalam pemberiannya

No.. Tgl,....
Kucing ( G )
Oleskan pada bagian yang
sakit

No.. Tgl,....
Kucing ( G )
2 atu 3 x 4/5 tab/hari

H. Label : “ Obat Luar “ hanya untuk cream Bethametason 0,1%

I. Khasiat
Nama Obat Khasiat masing -masingnya
Betason cream 0,5% Anti inflamasi topical
CTM Obat gatal-gatal/ alergi pada kulit
Khasiat Obat radang yang disebabkan alergi pada kulit/ alergi
Keseluruhan kulit yang membutuhkan pengobatan dengan
kostikosteroid

22
VI. GEL

Gel merupakan sistem semi padat terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel
anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar, terpenetrasi oleh suatu cairan. Gel
kadang – kadang disebut jeli. Jika massa gel terdiri dari jaringan kecil yang terpisah, gel
digolongkan sebagai sistem dua fase (misalnya Gel Aluminium Hidroksida). Dalam sistem
dua fase, jika ukuran partikel dari fase terdispersi relatif besar, massa gel kadang-kadang
dinyatakan sebagai magma (misalnya Magma Bentonit). Baik gel maupun magma dapat
berupa tiksotropik, membentuk semi padat jika dibiarkan dan akan menjadi cair pada
pengocokan, gel fase tunggal dapat dibuat dari makro molekul sintetik (misalnya Karbomer)
atau dari gom alam (misalnya Tragakan). Sediaan tragakan disebut juga mucilago. Gel dapat
digunakan untuk obat yang diberikan secara topikal atau dimasukan ke dalam lubang tubuh.

Ada 2 macam basis gel yaitu gel hidrofobik dan gel hidrofilik :
1. Gel hidrofobik (oleogel) adalah sediaan dengan basis yang biasanya mengadung parafin
cair dengan polietilen atau minyak lemak membentuk gel dan silika koloidal atau aluminium
atau sabung seng.
2. Gel hidrofilik (hidrogel) adalah sediaan dengan basis yang biasanya mengandung air,
gliserol atau propilen glikol membentuk gel dengan gelling agent (pembentuk gel) yang
sesuai seperti tragakan, pati, derivat selulosa, polimer karboksivinil, dan magnesium-
aluminium silikat.

Sifat / Karakteristik Gel


Zat pembentuk gel yang ideal untuk sediaan farmasi dan kosmetik ialah inert, aman
dan tidak bereaksi dengan komponen lain. Pemilihan bahan pembentuk gel harus dapat
memberikan bentuk padatan yang baik selama penyimpanan tapi dapat rusak segera ketika
sediaan diberikan kekuatan atau daya yang disebabkan oleh pengocokan dalam botol,
pemerasan tube, atau selama penggunaan topikal. Karakteristik gel harus disesuaikan dengan
tujuan penggunaan sediaan yang diharapkan.
Penggunaan bahan pembentuk gel yang konsentrasinya sangat tinggi atau BM besar
dapat menghasilkan gel yang sulit untuk dikeluarkan atau digunakan). Gel dapat terbentuk

23
melalui penurunan temperatur, tapi dapat juga pembentukan gel terjadi satelah pemanasan
hingga suhu tertentu. Contoh polimer seperti MC, HPMC dapat terlarut hanya pada air yang
dingin yang akan membentuk larutan yang kental dan pada peningkatan suhu larutan tersebut
akan membentuk gel. Fenomena pembentukan gel atau pemisahan fase yang disebabkan oleh
pemanasan disebut thermogelation.
Gel merupakan sistem semipadat yang terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel
anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar, terpenetrasi oleh suatu cairan. Gel
pada umumnya memiliki karakteristik yaitu strukturnya yang kaku. Gel dapat berupa sediaan
yang jernih atau buram, polar, atau non polar, dan hidroalkoholik tergantung konstituennya.
Gel biasanya terdiri dari gom alami (tragacanth, guar, atau xanthan), bahan semisintetis
(misal: methylcellulose, carboxymethylcellulose, atau hydroxyethylcellulose), bahan sintetis
(misal: carbomer), atau clay (misal: silikat). Viskositas gel pada umumnya sebanding dengan
jumlah dan berat molekul bahan pengental yang ditambahkan.
Gel dapat dikelompokkan menjadi: lipophilic gels dan hydrophilic gels. Lipophilic
gels(oleogel) merupakan gel dengan basis yang terdiri dari parafin cair, polietilen atau
minyak lemak yang ditambah dengan silika koloid atau sabun-sabun aluminium atau seng.
Sedangkan hydrophylic gels, basisnya terbuat dari air, gliserol atau propilen glikol, yang
ditambah gelling agent seperti amilum, turunan selulosa, carbomer dan magnesium-
aluminum silikat.
Berdasarkan sifat pelarut terdiri dari hidrogel, organogel, dan xerogel. Hydrogel
(sering disebut juga aquagel)merupakan bentuk jaringan tiga dimensi dari rantai polimer
hidrofilik yang tidak larut dalam air tapi dapat mengembang di dalam air. Karena sifat
hidrofil dari rantai polimer, hidrogel dapat menahan air dalam jumlah banyak di dalam
struktur gelnya (superabsorbent)Organogel merupakan bahan padatan non kristalin dan
thermoplastic yang terdapat dalam fase cairan organic yang tertahan dalam jaringan cross-
linked tiga dimensi. Cairan dapat berupa pelarut organic, minyak mineral, atau minyak sayur.
Xerogel berbentuk gel padat yang dikeringkan dengan cara penyusutan. Xerogel
biasanya mempertahankan porositas yang tinggi (25%),luas permukaan yang besar (150-900
m/g), dan ukuran porinya kecil (1-10 nm). Saat pelarutnya dihilangkan di bawah kondisi
superkritikal, jaringannya tidak menyusut dan porous, dan terbentuk aerogel.

24
Gelling agent bersifat hidrofilik dan larut dalam air. Gom alam dan polimer berfungsi
dengan membentuk lapisan tipis pada permukaan partikel. Pada saat dikempa, partikel
cenderung beraglomerasi. Bahan sangat larut seperti gula, mengikat partikel bersama dengan
membentuk jembatan kristal. Pengikat untuk proses granulasi basah biasanya dilarutka dalam
air atau suatu pelarut biasanya berupa alkohol dan larutan pengikat digunakan untuk
membentuk masa basah/granul. Dalam pengikatan partikel bersama yang berperan adalah
ikatan van der walls dan ikatan hidrogen. Contoh : mikrokristalin selulosa, gom arab.
Penggunaan gelling agent dengan konsentrasi yang tinggi mengakibatkan viskositas
dari gel meningkat pula sehingga bisa mengakibatkan gel akan sulit dikeluarkan dari
wadahnya. Temperature yang tinggi pada saat penyimpanan akan mengakibatkan konsistensi
dari basis berubah, misalnya pada hydrogel yang sebagian besar solvennya berupa air maka
temperature yang tinggi akan mengakibatkan sebagian dari solvennya akan menguap
sehingga akan mengakibatkan perubahan pada struktur gel.Basis gel sebagian besar berupa
polimer – polimer. Gel merupakan crosslinked system dimana aliran tidak akan terjadi
apabila berada dalam keadaan steady state. Sebagian besar bahan merupakn liquid tetapi gel
memiliki sifat seperti padatan karena adanya ikatan 3 dimensi didalam larutan. Ikatan ini
mengakibatkan adanya sifat swelling dan elastic. Untuk melihat kerusakan dari struktur gel
dapat dilihat dari kekakuan/rigidness dari gel tersebut. Temperature tinggi dapat
mengakibatkan kekakuan dari gel meningkat oleh karena itu proses penyimpanan dari
sediaan bentuk gel harus diperhatikan.

Contoh Resep dan penyelesaiaannya

A. Kelengkapan Resep R/ Piroksikam 0.5 g


 Nama, alamat & SIP drh Carbopol 940 10 g
 Nama tempat & tanggal pembuatan resep TEA 10 g
 Paraf drh Tween 80 10 g
Aquadest ad 100 ml
B. Obat Bius : -
Obat keras : Piroksikam S.ue
Pro : Anjing ( Dewasa )
C. OTT : -

25
D. Penghitungan Dosis Pemakaian

Cukup jelas dan tidak perlu dilakukan penghitungan dosis, karena diberikan
seperlunya dengan cukup dioleskan pada bagian yang saki.

E. Perhitungan Bahan

Cukup jelas

F. Cara Pengerjaan
 Mengembangkan carbopol 940 dalam 50 aquadet panas selama 15 menit didalam
beker glass, aduk hingga homogen.
 Tambahkan TEA tetes demi tetes, aduk homogen (massa 1)
 Larutkam piroksikam dengan tween 80 dalam beker glass dan aduk homogen
 Gabung massa 2 ke wadah massa 1, aduk hingga homogen
 Tambahkan aquadest, dan aduk hingga homogen
G. Etiket ( Obat luar dengan etiket berwarna biru )

No.. Tgl,....
Anjing ( A )
“Oleskan pada bagian yang sakit”

H. Label : -
I. Khasiat

Nama obat/ bahan Khasiat masing -masingnya


Piroksikam Analgetik
Carbopol 940 Pembentuk massa gel
Trietanolamin (TEA) Pengental
Tween 80 Pengemulsi dan pelarut zat aktif

Khasiat Obat analgetik topical


Keseluruhan

26
VII. SHAMPO

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, Shampo adalah sabun cair untuk mencuci
rambut dan kulit kepala, terbuat dari tumbuhan atau zat kimia. Fungsi shampo pada intinya
adalah untuk membersihkan rambut dan kulit kepala dari kotoran yang melekat sehingga
faktor daya bersih (Clearsing ability) merupakan suatu hal yang penting dari produk shampo.
Fungsi sampo pada intinya adalah untuk membersihkan rambut dan kulit dari kotoran
yang melekat sehingga faktor daya bersih (cleansing ability) merupakan hal yang penting
dari suatu produk sampo. Berikut ini diuraikan beberapa kriteria sampo baik :
1. Mempunyai daya bersih yang baik dalam berbagai kondisi air. Kandungan mineral
atau senyawa dalam air antara satu daerah dengan daerah lain tidak sama. Beberapa
daerah memiliki kondisi air yang dapat menurunkan kemampuan sampo, seperti daya
bersihnya berkurang atau busa yang dihasilkan sedikit. Sampo yang baik adalah dapat
menetralisir kelemahan tersebut.
2. Tidak menimbulkan luka pada kulit kepala dan rasanya pedih dimata saat digunakan
3. Busa yang dihasilkan cukup banyak, mudah dibilas serta tidak meninggalkan sisa
pada rambut dan kulit kepala
4. Membersihkan efek mengilapdan lembut pada rambut sehingga mudah disisir dan
ditata
5. Mempunyai warna dan aroma yang menarik.
Berdasarkan bentuk fisiknya, shampo modern selanjutnya disebut shampo dibagi
menjadi 2 jenis, yaitu shampo bubuk (powder shampoo) dan shampo cair (liquid shampoo).
Shampo bubuk pernah populer dua atau tiga dasawarsa lalu, yaitu shampo bubuk dalam
kemasan (sachet). Namun dalam perkembangannya shampo bubuk mulai tersaingi oleh
sampo cair. Oleh karena itu, sampo cair inilah yang menjadi pokok bahasan.
Shampo cair dapat dikategorikan menjadi beberapa jenis yaitu shampo clear, sampo
opak (buram /tidak tembus cahaya), serta sampo krim. Berdasarkan jenisnya tersebut
kemudian dihasilkan beragam jenis produk shampo, seperti shampo telur, sampo pearl,
sampo conditioning,sampo krim,sampo anti ketombe,sampo protein, sampo lunak (soft
shampo untuk rambut sensitif), sampo two in one, shampoo three in one, shampoo tonic,
sampo serba guna, bahkan sampo hewan.

27
1. Shampo bubuk
Sebagai dasar shampo digunakan sabun bubuk, sedangkan zat pengencer biasanya
digunakan natrium karbonat, natrium bikarbonat, natrium seskuikarbonat, dinatrium
fosfat, atau boraks.
2. Shampo emulsi
Shampo ini mudah dituang, karena konsistensinya tidak begitu kental. Tergantung
dari jenis zat tambahan yang digunakan, shampo ini diedarkan dengan berbagai nama
seperti shampo lanolin, shampo telur, shampo protein, shampo brendi, shampo lemon,
shampo susu atau bahkan shampo strawberry.
3. Shampo krim atau pasta
Sebagai bahan dasar digunakan natrium alkilsulfat dari jenis alkohol rantai sedang
yang dapat memberikan konsistensi kuat. Untuk membuat shampo pasta dapat
digunakan malam seperti setilalkohol sebagai pengental. Dan sebagai pemantap busa
dapat digunakan dietanolamida minyak kelapa atau isopropanolamida laurat.
4. Shampo larutan
Faktor yang harus diperhatikan dalam formulasi shampo ini meliputi viskosita, warna
keharuman, pembentukan dan stabilitas busa, dan pemgawetan.
Zat pengawet yang lazim digunakan meliputi 0,2 % larutan formaldehid 40 %, garam
fenilraksa; kedua zat ini sangat racun, sehingga perlu memperhatikan batas kadar yang
ditetapkan pemerintah. Parfum yang digunakan berkisar antara 0,3 – 1,0 %, tetapi umumnya
berkadar 0,5 %.
Sifat detergen yang terutama dikehendaki untuk shampo adalah kemampuan
membangkitkan busa. Jenis detergen yang paling lazim diedarkan tergolong alkil sulfat,
terutama laurilsulfat, juga alkohol monohidrat dengan rantai C10 – 18. Sifat detergen ini
tergantung pada panjang rantai alkohol lemak yang digunakan. Homolog rendah seperti C12
(lauril) dan C14 (miristil) memiliki sifat yang lebih baik dibandingkan dengan homolog yang
lebih tinggi seperti C16 (palmitil) dan C18 (stearil) dalam hal memberikan busa dan basah
dengan sifat pembersih yang baik, meskipun suhu rendah. Detergen alkilsulfat yang dibuat
dari alkohol lemak, kelarutannya menurun dengan meningkatnya homolog rantai karbonnya,
sehingga shampo yang dibuat dari detergen alkilsulfat dengan atom C16-18 tidak dapat
disimpan pada suhu rendah. Kelarutan detergen alkilsulfat dalam air berkurang, sehingga

28
tidak begitu berbusa, lagipula detergen ini dipengaruhi oleh efek air sadah. Detergen
alkilsulfat dengan alkohol lemak dengan rantai karbon kurang dari 10 seperti C8 (kaprilil)
dan C10 (kapril lebih condong menunjukkan sifat iritasi. Detergen alkilsulfat dengan rantai
karbon 12 – 14 adalah noniritan, memberikan cukup busa pada suhu kamar, dan tidak mudah
rusak dalam penyimpanan.
1. Bahan Tambahan
Bahan ini berfungsi sebagai pemberi nilai tambah yang merupakan keunggulan dari suatu
produk shampoo. Contohnya, untuk menimbulkan efek lembut pada rambut dipakai stearyl
alcohol, cetyl alcohol, iso propyl myristate, dan parafin cair. Meskipun dapat menimbulkan
efek positif pada rambut, tetapi penggunaan bahan ini sangat terbatas mengingat harganya
cukup mahal. Disamping itu, jika terlalu banyak dipakai dapat menurunkan busa pada
produk. Selain bahan kimia di atas, sesuai dengan kecenderungan zaman untuk lebih kembali
ke alam (back to nature), beberapa produk dikombinasikan dengan zat aditif jenis nabati,
seperti ekstrak seledri, lidah buaya, atau merang unutk memberi nuansa alami dan kesan
lebih ramah lingkungan.
2. Bahan Pengawet (Preservative)
Bahan Pengawet lazim dipakai pada produk shampoo. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah
terbentuknya mikroba pada produk. Seperti diketahui bahwa shampoo sebagai produk
kosmetik yang penggunannya bersentuhan langsung dengan badan manusia, keberadaan
suatu mikroba (seperti jamur) tentu akan mengontaminasi kulit tubuh. Beberapa jenis
pengawet yang sering dipakai adalah EDTA (Ethylen Diamine Tetra Acetic), sodium
benzoate, sodium salicylate, dan sebagainya.
3. Garam
Garam atau Natrium Klorida (NaHC) daalm campuran shampoo berperan unutk mengatur
kekentalan. Semakin kental produk shampoo, disperse penggunaannya semakin hemat dan
cenderung disukai konsumen. Namun, penambahan garam yang terlalu banyak dapat
menimbulkan efek keruh pada produk.
4. Parfum dan Pewarna
Berdasarkan fungsi teknisnya, keberadaan parfum dan pewarna memang tidak
signifikan. Artinya, suatu produk shampoo secara fungsional ada;ah sama meskipun diberi

29
atau tidak ditambahi parfum atau pewarna. Namun, dari segi marketing, pemilihan parfum
dan pewarna yang tepat akan sangat berarti bagi produk yang akan dipasarkan.
Perhatikan juga kualitas dari bahan parfum yang akan digunakan karena ada beberapa
parfum yang cenderung mengeluarkan minyak. Parfum jenis ini sebaiknya jangan dipakai
karena akan mengontaminasi kenampakan produk shampoo.parfum dengan kualitas yang
bagus biasanya mahal ( bisa mencapai 2-4 kali lipat harga parfum “biasa“ ).

Contoh Resep dan penyelesaiaannya

R/ SLS 15 g
A. Kelengkapan Resep
 Nama, alamat & SIP drh NaCl 0,25 g
 Nama tempat & tanggal pembuatan resep Propilen glikol 7g
 Paraf drh Asam sitrat 0,1 g
Metil paraben 0,1 g
B. Obat Bius : - Propil paraben 0,1 g
Obat keras : - Oleum green tea qs
Aquadest ad 100 ml
C. OTT : -
Mf. Shampo liquid
S.uc
Pro : Anjing ( Dewasa )
D. Penghitungan Dosis Pemakaian

Cukup jelas dan tidak perlu dilakukan penghitungan dosis maupun cara
penggunaannya. Pada resep diminta pembuatan sediaan shampo cair dengan penggunaan
yang dudah difahami untuk keperluan mandi.

E. Perhitungan Bahan

Cukup jelas

F. Cara Pengerjaan
 Dimasukkan aquadest kedalam SLS, aduk cepat hingga terbentuk busa.
 Ditambahkan propilenglikol, propil paraben serta metil paraben aduk ad homogen.
 Dilarutkan asam sitrat dan Natrium klorida, masukkan Dalam SLS aduk ad homogen.
 Dimasukkan semua bahan ad homogen, hingga membentuk massa larutan.
 Ditambahkan oleum greentea secukupnya.

30
 Apabila masih terdapat gumpalan, maka disaring larutan dengan menggunakan kertas
saring hingga membentuk larutan jernih
 Masukkan kedalam wadah yang sudah disiapkan, beri etiket
G. Etiket ( Obat luar dengan etiket berwarna biru )

No.. Tgl,....
Anjing ( A )
“Shampo untuk mandi”

H. Label : -
I. Khasiat

Nama obat/ bahan Khasiat masing -masingnya


SLS Detergen
NaCl Pengental
Propilen glikol Humektan/pembasah
Asam sitrat Pengatur pH
Metil paraben Pengawet
Propil paraben Pengawet
Oleum green tea Pewangi

Khasiat Shanpo untuk mandi


Keseluruhan

31
KEPUSTAKAAN

Ward.A.C. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi IV, diterjemahkan oleh Farida Halim,
Asmanizar, Iis Aisyah, Ul Press, Jakarta, 1989.
Van Duin. C.F. dan O.F. Uffelie, Buku Penuntun Ilmu Resep dalam Praktek dan Teori,
diterjemahkan oleh K. Setiadarma , S.P Nainggolan dan E. Wnag Saputra, Penerbit
Soeroengan, Jakarta, 1960.
Osol, A. et al, Remington’s Pharmaceutical Sciences, 15th Ed, Marck Publishing Company,
Easton, Pensyivania, 1975.
Farmakope Indonesia. Edisi II, III, dan IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta, 1972,1979,1995.
Formularium Indonesia, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, 1972.
Formularium Medicamentorium Selectum (FMS), cetakan IV, ISFI Cabang Jawa
Timur, 1971.
Peraturan Perundang-Undangan tentang Apotik, Kumpulan I, Diretorat Jendral Pengawasan
Obat dan Makanan, Depkes RI, 1961

32
Lampiran

Contoh Bentuk Resep yang Lengkap

Nama dokter hewan :


Alamat dokter hewan :
No. S.I.P :

Banda Aceh, 26 September 2022

R/ Nama obat-bentuk sediaan-isi/ jumlah-jumlah total obat


Cara pembuatan ¦
Cara mencampur ) Racikan
Cara menyerahkan ¦
Cara pemakaian ( Signa )
-------------------------------- paraf drh

R/ Nama obat-bentuk sediaan-isi/ jumlah-jumlah total obat


Cara pemakaian ( Signa )
-------------------------------- paraf drh

R/ -------------------------------
------------------------------
------------------------------- paraf drh

Nama pasien : .....................................................................................


Umur/ berat : .....................................................................................
Nama pemilik ( hewan ): ......................................................................................
Alamat pasien/ pemilik :
....................................................................................................................

33
Contoh Resep Racikan

Nama Paten Nama Generik

Nama dokter hewan : - Nama dokter hewan : -


Alamat dokter hewan :- Alamat dokter hewan :-
No. S.I.P :- No. S.I.P :-

Banda Aceh, 26 September 2021 Banda Aceh, 26 September 2021

R/ Amcillin 500 mg R/ Ampicillin 500 mg


Valium 2 mg Diazepam 2 mg
Panadol 500 mg Paracetamol 500 mg
Tabsi 100 mg Vitamin C 50 mg
m.f. pulv. d.t.d No. XV m.f. pulv. d.t.d No. XV
S.t.d.d pulv. I S.t.d.d pulv. I
------------------------------- paraf drh
------------------------------- paraf drh

Nama pasien : - Nama pasien : -


Umur/ berat :- Umur/ berat :-
Nama pemilik ( hewan ) : - Nama pemilik ( hewan ) : -
Alamat pasien/ pemilik : - Alamat pasien/ pemilik : -

34
Contoh Resep Biasa

Nama Generik Nama Paten

Nama dokter hewan : Iskandar Nama dokter hewan : Iskandar


Alamat dokter hewan : Jl. Kaswari Alamat dokter hewan : Jl. Kaswari no 20.
No. S.I.P : Drh/ 105/ IP/ 2021 No. S.I.P : Drh/ 105/ IP/ 2021

Banda Aceh, 26 September 2021 Banda Aceh, 26 September 2021

R/ Ampicillin capsul 250 mg No. XXX R/ Amcillin capsul 250 mg No. XXX
S.t.d.d cap II S.t.d.d cap II
-------------------------------- paraf drh -------------------------------- paraf drh

R/ Diazepam tab 2 mg No. XV R/ Valium tab 2 mg No. XV


S. t.d.d tab I S. t.d.d tab I
-------------------------------- paraf drh -------------------------------- paraf drh

R/ Vitamin C tab 50 mg No. XXX R/ Tabsi tab 50 mg No. XXX


S.t.d.d tab. I S.t.d.d tab. I
------------------------------- paraf drh ------------------------------- paraf drh

R/ Paracetamol tab 500 mg No. XV R/ Panadol tab 500 mg No. XV


S.t.d.d tab. II S.t.d.d tab. II
------------------------------- paraf drh ------------------------------- paraf drh

Nama pasien : Anjing Nama pasien : Anjing


Umur/ berat : Besar/ dewasa Umur/ berat : Besar/ dewasa
Nama pemilik (hewan ) : Tn. Hermawan Nama pemilik (hewan) : Tn. Hermawan
Alamat pasien/ pemilik : Jl. Bangka Alamat pasien/ pemilik : Jl. Bangka

35
Contoh resep obat hewan populatif (campur pakan) pada ayam
37
Peresepan untuk ikan (obat langsung dicampur air) 
 
 
Nama drh 
No. ijin praktek 
Nama tempat praktek/kantor 
Alamat tempat praktek/kantor 
No. telp/HP. 
Jam praktek 
                                                                                                                        
        Nama kota, Tanggal penulisan resep 
 
Nama obat/Konsentrasi akhir dalam kolam …. (dalam g obat/L air) 
 
R/   Nama obat / No. Reg. obat / jumlah obat untuk 1x pemberian 
  Dosis per hewan  
 
  Adde 
 
Volume air: 
 
Subskripsi (instruksi meracik dibuat apa, menjadi berapa) 
 
Signatura (aturan pakai / frekuensi per hari / pada suhu air) 
 
Lama perendaman: 
Waktu henti obat: 
Peringatan: 
 
 
                (paraf/ttd) 
 
 
Pro    : nama perikanan        (Hewan: spesies hewan) 
Umur dan BB  : 
Jumlah populasi: 
Diagnosis  : 
 
Nama pemilik  : 
Alamat pemilik: 
Telp. pemilik  : 
 
Resep tidak boleh diganti tanpa sepengetahuan Dokter 
 
 
 
 
Contoh pengisian (langsung dicampur air): 
 
Nama drh 
No. ijin praktek 
Nama tempat praktek/kantor 
Alamat tempat praktek/kantor 
No. telp/HP. 
Jam praktek 
                                                                                                                        
        Nama kota, Tanggal penulisan resep 
 
Oksitetrasiklin/Konsentrasi akhir dalam kolam: 2,5‐5 mg/L (2,5‐5 ppm) 
 
R/   Oksitetrasiklin / No. Reg KEMENTAN RI No. A79E  1.000 g 
 
Adde 
 
Volume air: 400.000 L 
 
Buatlah menjadi/untuk 3x pemberian (DIHABISKAN) 
 
Berikan 1 X sehari, sore hari, pada suhu air normal (16,5‐24,5 oC) 
Larutkan obat dengan air, masukan ke dalam bak perendaman. Sebelum pemberian
obat di hari berikutnya, buang air sebanyak 50% dan ganti dengan air bersih lalu
masukkan obat lagi.
 
Lama perendaman: selama 3 hari berturut‐turut 
Waktu henti obat: 6 hari 
 
Peringatan: 
Pemberian obat dihentikan 12-21 hari sebelum panen
 
                (paraf/ttd) 
 
 
Pro    : nama perikanan        (Hewan: ikan nila) 
Umur dan BB  : rata2 300 g/ekor 
Jumlah populasi: 10.000 ekor 
Diagnosis  : infeksi bakteri Aeromonas 
 
Nama pemilik  : 
Alamat pemilik: 
Telp. pemilik  : 
 
Resep tidak boleh diganti tanpa sepengetahuan Dokter 
 
 
 
Peresepan ikan (obat dicampur pakan) 
 
Nama drh 
No. ijin praktek 
Nama tempat praktek/kantor 
Alamat tempat praktek/kantor 
No. telp/HP. 
Jam praktek 
                                                                                                                        
        Nama kota, Tanggal penulisan resep 
 
  Nama obat / Dosis akhir dalam pakan populasi (dalam g obat/kg pakan) untuk 
1x pemberian 
 
R/  Nama pakan / No. Reg pakan / Jumlah pakan  
 
Adde: 
 
Nama obat / No. Reg obat / Jumlah obat  
 
Subskripsi (instruksi meracik dibuat apa, menjadi berapa) 
 
Signatura (aturan pakai / frekuensi per hari / bersama pakan) 
 
Lama pemberian:  
Waktu henti obat: 
Peringatan: 
 
                (paraf/ttd) 
 
 
Pro    : nama perikanan      (Hewan: spesies hewan) 
Umur dan BB   : 
Jumlah populasi: 
Diagnosis  :  
 
Nama pemilik  : 
Alamat pemilik: 
Telp. pemilik  : 
 
Resep tidak boleh diganti tanpa sepengetahuan Dokter 
 
 
Contoh pengisian resep (obat dicampur pakan) 
 
 
Nama drh 
No. ijin praktek 
Nama tempat praktek/kantor 
Alamat tempat praktek/kantor 
No. telp/HP. 
Jam praktek 
                                                                                                                        
        Nama kota, Tanggal penulisan resep 
 
   Oksitetrasiklin 1 g untuk 2‐4 kg Pakan 521 
 
 R/  Pakan 521 No. NPP 126        2.000 kg 
 
Adde: 
 
Oksitetrasiklin No. Reg KEMENTAN RI No. 25A6  1.000 g 
 
Buatlah menjadi/untuk 3x pemberian  
 
Berikan 1 X sehari, pagi hari / bersama pakan (DIHABISKAN) 
 
Lama pemberian: selama 3 hari berturut‐turut 
Waktu henti obat: 6 hari 
 
Peringatan: 
Pemberian obat dihentikan 12-21 hari sebelum panen
 
                  (paraf/ttd) 
 
 
Pro    : nama perikanan        (Hewan: ikan nila) 
Umur dan BB  : rata2 300 g/ekor 
Jumlah populasi: 10.000 ekor 
Diagnosis  : infeksi bakteri Aeromonas 
 
Nama pemilik  : 
Alamat pemilik: 
Telp. pemilik  : 
 
Resep tidak boleh diganti tanpa sepengetahuan Dokter 
 
 
 
Peresepan obat ikan per individu 
 
Nama drh 
No. ijin praktek 
Nama tempat praktek/kantor 
Alamat tempat praktek/kantor 
No. telp/HP. 
Jam praktek 
                                                                                                                        
        Nama kota, Tanggal penulisan resep 
 
Catatan khusus (misal iter) 
 
R/   Nama obat / sediaan obat / kekuatan obat / jumlah obat 
Subskripsi (instruksi meracik dibuat apa, menjadi berapa, untuk berapa ekor) 
Signatura (aturan pakai) 
          (paraf/ttd) 
 
 
R/   Nama obat / sediaan obat / kekuatan obat / jumlah obat 
Subskripsi (instruksi meracik dibuat apa, menjadi berapa) 
Signatura (aturan pakai) 
          (paraf/ttd) 
 
 
 
Pro    : nama perikanan        (Hewan: spesies hewan) 
Umur dan BB  :  
Jumlah populasi: 
Diagnosis  : 
Dosis    : 
 
Nama pemilik  : 
Alamat pemilik: 
Telp. pemilik  : 
 
 
Resep tidak boleh diganti tanpa sepengetahuan Dokter 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Contoh pengisian: 
Nama drh 
No. ijin praktek 
Nama tempat praktek/kantor 
Alamat tempat praktek/kantor 
No. telp/HP. 
Jam praktek 
                                                                                                                        
        Nama kota, Tanggal penulisan resep 
 
Iter 2x 
 
R/   Oksitetrasiklin inj 50 mg/50 mL   1 fls 
 
Suntikkan 1 X sehari, pagi hari (DIHABISKAN), untuk 50 ekor ikan 
 
Lama pemberian: selama 3 hari berturut‐turut 
Waktu henti obat: 6 hari 
 
Peringatan: 
Pemberian obat dihentikan 12-21 hari sebelum panen
 
(paraf/ttd) 
 
 
 
 
Pro    : nama perikanan         (Hewan: ikan koi) 
Umur dan BB  : 3 kg 
Jumlah populasi: 50 ekor 
Diagnosis  : infeksi bakteri Aeromonas 
Dosis    : 1 mL/3‐4 kg BB 
 
Nama pemilik  : 
Alamat pemilik: 
Telp. pemilik  : 
 
 
Resep tidak boleh diganti tanpa sepengetahuan Dokter 
 
 
Catatan: 
kebutuhan oksi: 50 ekor x 3 hari x 1 mL = 150 mL  
Iter 2x berarti 3x pengambilan oksi: 3 x 50 mL = 150 mL 
 
Contoh penulisan resep berdasarkan bentuk sediaan obat (BSO)
A
No Singkatan Kepanjangan Arti
1 aa. ana masing - masing
2 a.c. ante coenam sebelum makan
3 a.d. auris dextrae telinga kanan
4 a.h. alternis horis selang satu jam
5 a.l. auris laevae telinga kiri
6 a.m. ante meridiem sebelum tengah hari
7 a.p. ante prandium sebelum sarapan pagi
8 aa p.aeq. ana partes aequales masing - masing sama banyak
9 abs.febr. absente febre bila tidak demam
10 accur. accurate cermat
11 ad. ad sampai
12 ad 2 vic. ad duas vices untuk dua kali
13 ad aur. ad aurem pada telinga
14 ad chart.cer. ad chartam ceratam pada kertas berlilin
15 ad chart.perg. ad chartam pergameneam pada kertas perkamen
16 ad grat.sap. ad gratum saporem sampai ada rasanya
17 ad hum. ad humectandum untuk membasahkan
18 ad infl. ad inflandum untuk disemprot
19 ad libit. ad libitum sesukanya
20 ad oll.alb. ad ollam albam dalam pot putih
21 ad oll.gris. ad ollam griseam dalam pot abu-abu
22 ad scatul. ad scatulam dalam dus
23 ad us.ext. ad usum externum untuk pemakaian luar
24 ad us.in. ad usum internum untuk pemakaian dalam
25 ad us.prop. ad usum proprium untuk pemakaian sendiri
26 ad vitr.alb. ad vitrum album dalam botol putih
27 ad vitr.ampl. ad vitrum amplum dalam botol bermulut lebar
28 ad vitr.fusc. ad vitrum fuscum dalam botol coklat
29 ad vitr. nigr. ad vitrum nigrum dalam botol hitam
30 add. adde tambahkan
31 adh. adhibere gunakan
32 ads.febr. adsante febre diwaktu demam
33 aeq. aequalis sama
34 aequab. aequabilis rata
35 aff. affunde dituangkan
36 aggred.febr. aggrediente febre diwaktu demam
37 agit. agitatio kocok
38 alb. alba , albus putih
39 alt.h. alternis horis selang satu jam
40 alt.hor. alternis horis selang satu jam
41 alt.d. alternis die selang satu hari
42 amb. Ambo kedua - duanya
43 ampl. Ampulla ampul
44 ante Ante sebelum
45 applic. applicatur digunakan
46 apt. Aptus cocok
47 aq.bidest. aqua bidestillata air suling dua kali
48 aq.bull. aqua bulliens air mendidih
49 aq.coct. aqua cocta air matang
50 aq.cois. aqua communis air biasa
51 aq.comm. aqua communis air biasa
52 aq.dest. aqua destillata air suling
53 aq.ferv. aqua fervida air panas
54 aq.pat. aqua patabilis air minum
55 aur. Auris telinga
56 aurist. auristillae obat tetes telinga

B.
57 b. Bis dua kali
58 bac. Bacilli basila (sediaan benntuk batang)
59 bals.peruv. balsamum peruvianum peru balsem
60 b.in d. bis in die dua kali sehari
61 b.d.d. bis de die dua kali sehari
62 bid. Biduum waktu dua hari
63 bol. Boli pil besar

C
64 c. Cum dengan
65 C., cochl. cochlear sendok makan
66 c.m. cras mane besok pagi
67 c.n. cras nocte besok malam
68 C.p. cochlear pultis sendok bubur
69 C.p. cochlear parvum sendok bubur
70 C.th. cochlear thea sendok teh
71 cal. Calore oleh panas
72 calef. calefac panaskan
73 calid. calidus panas
74 caps. capsulae kapsul
75 caps.gel.el. capsulae gelatinosae elasticae kapsul gelatin lunak
76 caps.gel.op. capsulae gelatinosae operculatae kapsul gelatin dengan tutup
77 caut. Caute hati - hati
78 cer. Cera malam, lilin
79 chart. Charta kertas
80 chart.par. charta paraffinata kertas paraffin
81 citiss. citissime sangat segera
82 cito Cito segera
83 clarif. clarificatio dijernihkan
84 clysm. Clysma klisma / obat pompa
85 co., comp., cps., cpt., compositus majemuk
86 cochleat. cochleatim sendok demi sendok
87 cois., comm. communis biasa
88 colat. colatura sari, kolatur
89 collut. collutio obat cuci mulut
90 collyr. collyrium obat cuci mata
91 conc. concentratus pekat
92 concus. concussus kocok
93 consp. consperge taburkan
94 cont. continuo segera
95 coq. coque masak
96 cord. cordis jantung
97 cort. cortex kulit
98 crast. crastinus besok
99 crem. cremor krim
100 cryst. crystallus kristal

D
101 d. da berikan
102 d.in 2plo da in duplo berikan dua kali jumlahnya
103 d.in dim da in dimidio berikan setengahnya
104 d.secund. diebus secunde hari kedua
105 d.seq. die sequente hari berikutnya
106 d.c. durante coenam pada waktu makan
107 d.c.form. da cum formula berikan dengan resepnya
108 d.d. de die tiap hari
109 d.s. da signa berikan dan beri tanda
110 d.s.s.ven. da sub signo veneni berilah dengan tanda racun
111 d.t.d. da tales doses berikan dalam dosis demikian
112 decanth. decantha tuangkan
113 decoct. decoctum rebusan
114 dep. depuratus murni
115 des. desodoratus tidak berbau
116 desinf. desinfectans desinfeksi
117 det. detur diberikan
118 dext. dexter kanan
119 dieb.alt. diebus alternis tiap satu hari berikutnya
120 dil. dilutus / dilutio diencerkan / pengenceran
121 dim. dimidius setengah
122 disp. dispensa berikan
123 div. divide bagilah
124 div.in.part.aeq. divide in partes aequales bagilah dalam bagian - bagian yang sama
125 dulc. dulcis manis
126 dup., dupl., dx. duplex dua kali

E
127 e.c. enteric coated bersalut enterik
128 elaeos. elaeosaccharum gula berminyak
129 emet. emeticum obat muntah
130 empl. emplastrum plester
131 emuls. emulsum emulsi
132 enem. enema lavemen/klisma/obat pompa
133 epith. epithema obat kompres
134 evap. evaporetur, evapora diuapkan, uapkan
135 exhib. exhibe berikan
136 expr. expressio, exprimatur, exprime penekanan, ditekan, tekanlah
137 ext.s.alut. extende supra alutam oleskan pada kulit yang lunak
138 ext.s.cor. extende supra corium oleskan pada kulit yang keras
139 ext.ut. externe untendum pemakaian sebagai obat luar
140 extemp. extempore pada saat itu juga
141 extr.liq. extractum liquidum ekstrak cair
142 extr.sicc. extractum siccum ekstrak kering
143 extr.spiss. extractum spissum ekstrak kental
144 extr.ten. extractum tenue ekstrak kental cair

F
145 f. fac, fiat, fiant buat / dibuat
146 far. farina tepung
147 f.c.vehic.apt. fac cum vehiculum apto buat dengan bahan pembawa yang cocok
148 fl. flores bunga
149 fol. folia daun
150 f.l.a. fac lege artis buatlah sesuai aturan
151 febr.dur. febre durante diwaktu demam
152 filtr. filtra / filtretur saring
153 form. formula susunan (resep)
154 fort. fortius kuat
155 frig. frigidus dingin
G
156 g. gramma gram
157 gr. grain grain ( kira-kira 65 mg)
158 garg. gargarisma obat kumur
159 gel. gelatina gelatin
160 glob. globulus bundar
161 gran. granulum butir
162 gross grosse kasar
163 gtt. guttae tetes
164 gutt.aur. guttae auriculares tetes telinga
165 0.5 g. semi gramma setengah gram
166 1g gramma unum satu gram
167 1.5 g sesqui gramma satu setengah gram
168 2g grammata duo dua gram
169 3g grammata tria tiga gram
170 4g grammata quattuor empat gram
171 5g grammata quinque lima gram

H
172 h. hora jam
173 h.u.spat. horae unius spatio setelah satu jam
174 h.X.mat. horae decima matutina jam 10 pagi
175 h.m. hora matutina pagi hari
176 h.s. hora somni waktu tidur
177 h.v. hora vespertina malam hari
178 haust. haustus diminum sekaligus
179 hebdom. hebdomada untuk seminggu
180 her.praescr. heri praescriptus resep kemaren
181 hor.interm. horis intermediis diantara jam - jam
182 hui.form. huius formulae dari resep ini

I dan J
183 i.c. inter cibos diantara waktu makan
184 i.m. intra muskular kedalam jaringan otot
185 i.m.m. in manum medici berikan pada dokter / di tangan dokter
186 i.o.d in oculo dextro pada mata kanan
187 i.o.s. in oculo sinistro pada mata kiri
188 in 2 vic. in duabus vicibus dalam dua kali
189 inj. injectio suntikan
190 instill. instilla teteskan

191 inter., int. inter antara


192 interd. interdum sewaktu - waktu
193 intr.d.sum. intra diem sumendum digunakan dalam satu hari
194 in vit. in vitro dalam tabung
195 in viv. in vivo dalam tubuh
196 iter. iteretur untuk diulang
197 iter. iteratio ulangan
198 i.v. intra vena kedalam pembuluh darah
199 jentac. jentaculum makan pagi
200 jej. jejune puasa, perut kosong

L
201 l.a. lege artis menurut aturan
202 lag.gutt. lagena guttatoria botol tetes
203 lav.opth. levementum ophthalmicum larutan pencuci mata
204 ligand. ligandus harus diikat
205 lin. linimentum obat gosok
206 liq. liquor cairan
207 liq. liquidus larutan
208 loc. locus tempat
209 loc.aeg. locus aeger tempat yang sakit
210 loc.dol. locus dolens tempat yang nyeri
211 lot. lotio obat cuci / pembasuh

M
212 m. misce campurkan
213 m.et v. mane et vespere pagi dan malam
214 m.d.s. misce da signa campurkan, berikan tanda
215 m.f. misce fac campur dan buat
216 m.f.pulv. misce fac pulveres campurkan, buat powder
217 m.i. mihi ipsi untuk saya sendiri
218 m.p. mane primo pagi - pagi sekali
219 man. mane pagi hari
220 mixt. mixtura campuran
221 mod.praescr. modo praescriptio sesuai aturan

N
222 n. nocte malam hari
223 n.dt., ndt., ne det. ne detur tidak diberikan
224 N.I. ne iteretur tidak boleh diulang
225 narist. naristillae obat tetes hidung
226 ne iter. ne iteretur jangan diulang
227 neb., nebul. nebula obat semprot
228 noct. nocte malam hari
229 non rep. non repetatur jangan diulang

O
230 o. 1/4 h. omni quarta hora tiap seperempat jam
231 o.alt.hor. omni alternis horis tiap selang satu jam
232 o.b.h. omni bihorio tiap 2 jam
233 o.b.h.c. omni bihorio cochlear tiap 2 jam satu sendok makan
234 o.d. oculus dexter mata kanan
235 o.d.s. oculus dexter et sinister mata kanan dan kiri
236 o.h. omni hora tiap jam
237 o.m. omni mane tiap pagi
238 o.n. omni nocte tiap malam
239 o.s. oculus sinister mata kiri
240 o.u. oculus uterque kedua mata
241 oc. Oculus mata
242 oculent. Oculentum salep mata
243 omn.bid. omni biduum tiap 2 hari
244 ool.min. olea mineralia minyak mineral
245 ol.vol. olea volatilia minyak menguap/minyak atsiri
246 os., oris Oris mulut

P
247 p.aeq. partes aequales bagian sama
248 p.d.sing. pro dosis singularis untuk satu dosis
249 p.r.n. pro re nata bila diperlukan
250 p.c. post coenam setelah makan
251 p.m. post meridiem sore
252 part. Dol. parte dolente pada bagian yang sakit
253 past.dentifr. pasta dentrificia pasta gigi
254 per bid. per biduum dalam 2 hari
255 per trid. per triduum dalam 3 hari
256 per vic. per vices sebagian - sebagian
257 per.in.mor. / PIM periculum in mora bahaya bila tertunda
258 p.i. pro injectio untuk suntikan
259 pil. pilula pil
260 p.o. per os / per oral melalui mulut
262 pon. aur. pone aurum dibelakang telinga
263 pond. pondus timbangan / berat
264 pot. potio obat minum
265 pp., praec. praecipitatus endapan
266 prand. prandium sarapan pagi
267 pulv. pulvis serbuk
268 pulv.adsp. pulvis adspersorius serbuk tabur
269 pulv.dentifr. pulvis dentrificius serbuk untuk gigi
270 pulv.gross. pulvis grossus serbuk kasar
271 pulv.subt. pulvis subtilis serbuk halus
272 pulv.sternut. pulvis sternutatorius serbuk bersin
273 purg. purgativus obat kuras
274 pyx. pyxis dus

Q
275 q. quantitas jumlah
276 q.dx. quantitas duplex 2 kali banyaknya
277 q.h. quaque hora tiap jam
278 q.d. quarter die 4 kali sehari
279 q.l. quantum libet banyaknya sesukanya
280 q.pl. quantum placet jumlah sesukanya
281 q.q.h. quarta quaque hora tiap 4 jam
282 q.s. quantum satis / sufficit secukupnya
283 q.v. quantum vis banyaknya sesukanya

R
285 R., Rp., Rcp. recipe ambil
286 rec. recens segar
287 rec.par. recenter paratus dibuat pada saat itu juga
288 reiter. reiteretur diulang kembali
289 rem. remanentia sisa
290 renov.semel. renovetur semel diulang satu kali
291 rep. repetatur untuk diulang
S
292 s. signa tandai / tulis
293 S.a. secundum artem menurut seni
294 s.d.d. semel de die sekali sehari
295 s.n.s. si necesse sit bila diperlukan
296 s.o.s. si opus sit bila diperlukan
297 s.q. sufficiente quantitate dengan secukupnya
298 scat. scatula dus
299 se necess.sit si necesse sit bila perlu
300 sec. secundo kedua
301 semel semel satu kali
302 semi h. semi hora setengah jam
303 septim. septimana satu minggu
304 sesqui sesqui satu setengah
305 si op.sit. si opus sit bila perlu
306 sig. signa tulis / beri tanda
307 sin. sine tanpa
308 sine confect. sine confectione tanpa etiket aslinya
309 sing. singulorum dari tiap
310 sing auror. singulis auroris tiap pagi
311 s.c. sub cutan dibawah kulit
312 sol., solut. solutio larutan
313 solv. solve larutkan
314 stat. statim segera
315 steril. sterillisatus steril
316 subt. subtilis halus / tipis
317 sum. sume, sumatur ambillah
318 supr. supra di atas

U dan V
327 u.a. usus ante seperti terdahulu
328 u.c. usus cognitus cara pakai diketahui
329 u.e. usus externus untuk obat luar
330 u.i. usus internus untuk obat dalam
331 u.n. usus notus cara pakai diketahui
332 u.p. usus propius untuk dipakai sendiri
333 u.v. usus veterinarius pemakaian untuk hewan
334 ult.prescr. ultimo prescriptus resep terakhir
335 ungt. unguentum salep
336 ungt.moll. unguentum molle salep lunak
337 urgens urgens segera
338 vas. vaselin vaselin
339 vasc. vasculum cangkir
340 vehic. vehiculum zat pembantu
341 vesp. vespere sore
342 vin. vinum anggur
343 virid. viridus hijau
342 vit.ov. vitellum ovum kuning telur
343 volat. volatilis menguap

Anda mungkin juga menyukai