Anda di halaman 1dari 6

PELATIHAN EKONOMI KREATIF DAN EDUKASI HUKUM PADA

MASYARAKAT DESA WAY TUBA

Heni Siswanto1, Yulia Kusuma Wardani2, Munaris3, Agung Abadi Kiswandono4*


1)
Fakultas Hukum, Universitas Lampung, Bandar Lampung
heni.siswanto@fh.unila.ac.id
2)
Fakultas Hukum, Universitas Lampung, Bandar Lampung
yulia.kusumawardani@fh.unila.ac.id
3)
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung, Bandar Lampung
munaris.1970@fkip.unila.ac.id
4)
Fakultas Matematikan dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung, Bandar Lampung
Jalan Prof. Sumantri Brojonegoro Nomor 1 Bandar Lampung 35145
agung.abadi@fmipa.unila.ac.id

Abstrak
Masyarakat Desa Way Tuba, Gunung Labuhan, Way Kanan memiliki potensi dan peluang bisnis
yang sangat strategis karena desa tersebut berdekatan dengan pusat bisnis, yaitu Pasar Bukit
Kemuning dan Pasar Baradatu. Berdekatan dengan pusat bisnis memberi keuntungan kepada
masyarakat untuk meningkatkan wirausaha, salah satunya bisa menjadi produsen, pedagang, atau
pun grosir sabun cair cuci piring berbasis tanaman herbal sebagai antiseptik. Melalui Kelompok
Usaha Bersama (KUB) yang sudah dibentuk oleh Pemerintah Desa Way Tuba bersama Mahasiswa
KKN Unila Periode I Tahun 2019, masyarakat berkeinginan menambah penghasilan dan membuka
lapangan pekerjaan. Pascakegiatan KKN kelompok mitra memerlukan dukungan dan pendampingan
terkait aspek hukum dan aspek teknis pembuatan sabun cair cuci piring. Selain kedua aspek itu,
terdapat persoalan mendasar, yaitu rendahnya tingkat pendidikan dan pengalaman anggota
kelompok mitra dalam berwirausaha. Untuk menguatkan mereka, perlu diberikan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat berkaitan dengan pendampingan dan pelatihan ekonomi kreatif
masyarakat berbasis home industry. Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah,
selain pendampingan dalam pembuatan sabun cair cuci piring, juga pendampingan kepada
kelompok mitra dalam bentuk pelatihan dan praktik, penyuluhan merk, labeling, dan edukasi
hukum. Berdasarkan atas hasil pengabdian, diperoleh data bahwa pemahaman peserta tentang
kewirausahaan sabun cair sebesar 73,95% (22,08% menjadi 84,75%), yaitu meliputi pemahaman
tentang pembuatan, edukasi kesehatan, aspek hukum, dan labeling. Selain itu, kelompok mitra juga
sudah bisa membuat produk sabun cuci piring dan pengemasannya.

Kaca kunci: home industry, sabun cair cuci piring, Way Tuba

usaha yang terbingkai dalam kegiatan home


1. PENDAHULUAN industri (industri rumah tangga).
Desa Way Tuba dengan 359 kepala Desa Way Tuba berbatasan dengan (1)
keluarga berpenduduk 1500 orang (900 orang Desa Kampung Bengkulu Tengah untuk
laki-laki dan 600 orang perempuan). Desa Utara, (2) Kampung Gunung Sari untuk
Way Tuba dengan luas 2.003 hekatare Selatan, (3) Kampung Gunung Pekuon untuk
sebagian besar merupakan luas tanah basah, Barat, dan (4) Kampung Labuhan Jaya untuk
yaitu 2000 hekatare. Visi desa Way Tuba Timur. Jumlah angkatan kerja ada 560 orang,
yaitu Membangun Kebersamaan Masyarakat yaitu masyarakat yang berumur antara 18 dan
Menuju Kemandirian yang kemudian 56 (Profil Desa Way Tuba, 2019). Secara
dituangkan dalam bentuk misinya, yaitu umum masyarakat Desa Way Tuba
bersama masyarakat mewujudkan desa Way memperoleh penghasilan dari hasil bekerja
Tuba yang sejahtera, sehat, dan mandiri. sebagai petani, buruh, pegawai swasta,
Salah satu bentuk kesejahteraan dan pegawai negeri, dan wiraswasta industri kecil.
kemandirian yang diusahakan adalah tumbuh- Saat ini, Desa Way Tuba memiliki
kembangnya beberapa kelompok kegiatan hanya satu jenis kerajinan rumah tangga,
yaitu, sehingga desa ini memerlukan menerapkan teknologi pembuatan sabun cair
pendampingan dari instansi, misalnya sehingga akan dapat meningkatkan
perguruan tinggi agar desa Way Tuba dapat produktivitas dan juga meningkatkan kualitas
tumbuh dan berkembang menjadi desa yang sabun cair, dan meningkatkan pendapatan
mandiri, kratif, dan inovatif. yang pada akhirnya peningkatan
Sabun cair merupakan produk yang kesejahteraan serta mengurangi penganggur-
strategis karena saat ini masyarakat modern an.
lebih suka produk yang praktis dan ekonomis. Tujuan yang hendak dicapai dalam
Pangsa pasar sabun cair sangat luas karena pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat
digunakan oleh hampir setiap orang, baik un- ini adalah (1) mengadakan pelatihan
tuk keperluan rumah tangga maupun keperlu- pembuatan sabun cair, (2) membina dan
an usaha. Sabun merupakan kebutuhan primer membantu anggota KUB untuk memakai
manusia terutama sesuai dengan fungsi teknologi yang dapat meningkatkan jumlah
utamanya sebagai pembersih kotoran, lemak produksi pembuatan sabun cair, (3)
(Kiswandono dan Nurhasanah, 2018). meningkatkan pengetahuan, keterampilan,
Berdasarkan atas keperluan dan dan keahlian anggota KUB, dan (4)
penggunaan sabun cair yang sangat penting meningkatkan pengetahuan dan pemahaman
dalam kehidupan masyarakat, memproduksi perlindungan hukum berkaitan dengan
sabun cair dipandang sebagai suatu kegiatan perniagaan, merk produk, izin produksi, dan
ekonomi yang menguntungkan, baik untuk edukasi anggota KUB.
penghematan maupun untuk menambah Manfaat dari program ini adalah agar
penghasilan bila dikelola dengan baik dalam masyarakat, khususnya KUB, memperoleh
bentuk home industry. Namun, meracik pengetahuan dan keahlian dalam megelola
sendiri sabun cair berbasis tanaman herbal usaha bersama. KUB memahami tentang
sebagai antiseptik tidak dapat dikatakan hukum, izin dagang serta KUB memperoleh
mudah, khususnya dalam merancang sabun edukasi pendidikan. Akhirnya, Desa Way
cair yang sesuai dengan harapan-harapan Tuba menjadi desa yang mandiri secara
konsumen. Oleh karena itu, diupayakan untuk ekonomi karena ditunjang dengan tumbuhnya
mendampingi dan membina kelompok mitra KUB-KUB lain yang telah “tertular”
dan mengintegrasikan antara keinginan mitra pengetahuan, motivasi, dan softskill.
yang tergabung dalam Kelompok Usaha
Bersama (KBU) desa Way Tuba dalam
2. IDENTIFIKASI MASALAH
bentuk ekowirausaha dalam mengembangkan
usaha home industry dan keinginan-keinginan Pada era globalisasi persaingan bisnis
konsumen atau segmentasi pasar. menjadi sangat tajam, baik di pasar lokal
Pascakegiatan KKN kelompok mitra maupun di pasar nasional. Meningkatnya
memerlukan dukungan dan pendampingan intensitas persaingan dan jumlah pesaing
terkait aspek hukum dan aspek teknis menuntut setiap unit usaha untuk selalu
pembuatan sabun cair cuci piring. Selain memperhatikan kebutuhan dan keinginan
kedua aspek itu, terdapat persoalan mendasar, konsumen serta berusaha memenuhi harapan
yaitu rendahnya tingkat pendidikan dan konsumen dengan cara yang lebih inovasi
pengalaman anggota kelompok mitra dalam dibandingkan dengan yang dilakukan para
berwirausaha. Untuk menguatkan mereka, pesaingnya.
perlu diberikan kegiatan pengabdian kepada Saat ini tuntutan konsumen selalu
masyarakat berkaitan dengan pendampingan meningkat dan berkembang sejalan dengan
dan pelatihan ekonomi kreatif masyarakat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi,
berbasis home industry. Selain itu, teknis dan informasi yang mengakibatkan cepatnya
pembuatan sabun cair cuci piring berbasis perubahan selera konsumen terhadap suatu
tanaman herbal sebagai antiseptik juga produk.
merupakan program utama. Hasil pantauan Tim pelaksana di
Berdasarkan latar belakang ini, lapangan kelompok mitra yang berkeinginan
kelompok mitra sangat perlu untuk diberikan kuat untuk membentuk usaha bersama dalam
pengetahuan dan ketrampilan melalui KUB sangat menunggu Tim Pengabdian
pelatihan dalam hal mengelola dan untuk dapat memberikan pendampingan,
arahan, pelatihan, dan edukasi. Hal tersebut Metode pendekatan adalah metode
harus didukung karena semakin kompleks yang diterapkan kepada kelompok mitra
kebutuhan konsumen terhadap produk, sebagai solusi menyelesaikan permasalahan
semakin banyak jenis produk yang diperlukan dan pencapain tujuan kegiatan kelompok
untuk memenuhi segmentasi pasar sehingga mitra. Kelompok Usaha Bersama (KUB) pada
tingkat persaingan di pasaran terus kegiatan PKM ini berperan sebagai subjek
meningkat. kegiatan sehingga diharapkan akan memiliki
Berdasarkan hasil temu wicara Ketua pengetahuan, keterampilan, dan keahlian
Tim Pelaksana Pengabdian dengan Sekretaris dalam pembuatan produk serta pengaplikasian
Kampung Way Tuba, Bapak Andi Saputra, pada kelompoknya masing-masing dalam
terungkap bahwa selama ini memang kegiatan upaya meningkatan pendapatan dan
PKK ataupun KUB memerlukan pengembangan usaha industri rumah tangga.
pendampingan dan inovasi dalam
mengembangkan kegiatan-kegiatan home Langkah-langkah Solusi
industry. Keinginan untuk meningkatkan Langkah-langkah solusi yang
kesejahteraan terhalangi karena ketidaktahuan ditawarkan dalam kegiatan ini meliputi (a)
pemanfaatan inovasi dan teknologi yang telah tahap persiapan, (b) tahap pelaksanaan, (c)
ada dan sedang berkembang saat ini. Kondisi tahap evaluasi, dan (d) tahap pemantauan.
ini dimungkinkan terjadi karena, antara lain, Partisipasi kerja sama yang dilakukan dalam
kelompok mitra (1) belum mempunyai tempat pencapaian tujuan dan keberlanjutan program
dan peralatan yang layak produksi, (2) adalah
kurangnya pengetahuan tentang proses 1) kelompok mitra sebagai pusat pelatihan
pembuatan sabun cair secara sederhana, dan pembinaan pembuatan sabun cair
cepat, dan berkualitas, (3) kurangnya cuci piring,
pemahaman mengenai manajemen produksi 2). managemen dan pengelolaan penjualan
sabun cair, dan (4) kurangnya pemahaman sabun cair cuci piring,
kelompok khususnya terhadap dampak yang 4). tahapan pembuatan sabun cair cuci piring
ditimbulkan dari kualitas sabun cair terhadap dilakukan oleh kelompok mitra sesuai
sikap kritis konsumen termasuk hukum dan kebutuhan, dan
izin produksi. 5) untuk keberlanjutan program kelompok
mitra bertanggung jawab untuk membina
3. METODE PELAKSANAAN Kelompok industri rumah tangga lainnya
Sosialisasi Program yang memiliki potensi untuk
Pada awal kegiatan, Tim Pelaksana memproduksi produk yang sama.
Pengabdian menyosialisasikan program
kepada kelompok mitra yang juga dihadiri
Ketua Dusun, Kepala Desa Way Tuba, dan 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Camat Gunung Labuhan. Sosialisasi program Hasil program pengabdian masyarakat ini
ini dilakukan melalui metode pendekatan dievaluasi pada beberapa tahap dari jenis
dalam rangka untuk mengubah pola pikir kegiatannya, seperti yang pernah dilakukan
yang selama ini terjadi, yaitu beban biaya oleh Kiswandono, dkk. (2016): tahap pertama
tanpa hasil menajdi beban biaya yang pada awal kegiatan, tahap kegiatan sedang
memberikan kontribusi keuntungan. Pola berlangsung, dan tahap akhir. Evaluasi
piker kelompok mitra harus diubah menjadi dilakukan pada pelaksanaan program kegiatan
jiwa wirausaha, kreatif, dan inovatif sehingga meliputi materi penyuluhan dan pelatihan,
dengan pola piker yang baru warga teknologi yang diterapkan untuk produksi
diharapkan dapat berkreasi dan berinovasi pembuatan sabun cair cuci piring serta
untuk mendatangkan keuntungan. manajemen pengelolaan, dan teknis
pemasaran dan penjualan serta pembukuan.
Gambar 1. Sosialisasi, penyuluhan dan pelatihan pembuatan sabun cair cuci piring serta
penyerahan bingkisan produk sabun ke ibu-ibu PKK desa Way Tuba

Hasil kegiatan pengabdian kepada untuk pembuatan sabun,


masyarakat tentang Pelatihan dan c) pengetahuan peserta tentang manajemen
Pendampingan Home Industry Produk Rumah pemasaran, labeling dan packaging,
Tangga Kelompok PKK Di Desa Way Tuba: d) pengetahuan peserta tentang
Pendampingan dan Pelatihan Ekonomi kewirausahaan dan bisnis, dan
Kreatif Masyarakat Berbasis Home Industry e) pengetahuan peserta tentang pembplaning
di Desa Way Tuba Kecamatan Gunung dan evaluasi usaha.
Labuhan, Way Kanan ini dapat diketahui Pertanyaan pada tes awal juga merupakan
berdasarkan hasil evaluasi yang telah pertanyaan pada tes akhir dalam rangka
dilaksanakan melalui tes awal dan tes akhir. membandingkan hasil kegiatan pelatihan
Khalayak sasarannya dibatasi untuk dengan menyusun pertanyaan sesuai dengan
perwakilan ibu-ibu anggota KUB yang TIK yang ingin dicapai dalam kegiatan ini
menjadi utusan dari masing-masing dusun seperti dapat dilihat pada Tabel 1.
yang ada di Desa Way Tuba. Sebelum Materi yang disampaikan pada
kegiatan dimulai dilakukan serangkaian tes kegiatan pengabdian ini berkaitan dengan
awal untuk mengetahui pemahaman awal substansi pertanyaan yang diajukan di atas
peserta terhadap pertanyaan yang diajukan yang meliputi pengetahuan umum peserta
yang berkaitan dengan pemasaran, tentang pemasaran sabun cair, pengetahuan
pembuatan produk skala menengah, dan peserta tentang fungsi sabun cair,
pembuatan pembukuan keuangan. pengetahuan peserta tentang bahan baku
Pada akhir kegiatan dilakukan tes untuk pembuatan sabun cair skala menengah,
akhir untuk mengetahui perubahan pengetahuan peserta tentang pembukuan
kemampuan peserta terhadap materi dalam penerimaan dan pengeluaran arus
pengabdian yang telah diberikan. Evaluasi keuangan penjualan serta pembuatan izin
kegiatan dilakukan dengan pengukuran produksi home industry.
terhadap pencapaian tujuan instruksional Kegiatan ini diharapkan dapat
khusus (TIK) dari kegiatan yang dilaksanakan meningkatkan produktivitas masyarakat
dengan parameter pengukuran menggunakan khususnya anggota KUB dan juga
tes awal dan tes akhir untuk mengetahui peningkatan kualitas sabun cair, peningkatan
peningkatan pendapatan yang berdampak pada
a) pengetahuan peserta mengenai produksi peningkatan kesejahteraan masyarakat, dan
sabun skala menengah, mengurangi pengangguran.
b) pemahaman peserta tentang bahan baku
Tabel 1. Komposisi materi evaluasi pada tes awal dan tes akhir
No Tujuan Instruksional Khusus Pencapaian TIK (%)
(TIK) tes awal tes akhir Peningkatan
1 Pengetahuan umum peserta tentang
pemasaran sabun cair 31,67 85,00 62,74
2 Pengetahuan peserta tentang fungsi
sabun cair 21,25 76,25 72,13
3 Pengetahuan peserta tentang bahan
baku untuk pembuatan sabun skala
menengah 20,00 80,00 75,00
4 Pengetahuan peserta tentang
pembukuan dalam penerimaan dan
pengeluaran arus keuangan
penjualan 20,00 90,00 77,78
5 Pembuatan izin produksi home
industry 17,50 92,50 81,08
Rata-Rata 22,08 84,75 73,95

Gambar 2. Perbandingan pencapaian Tujian Intruksional Khusus (TIK) pada peserta


pelatihan pembuatan produk sabun cair cuci piring ibu-ibu PKK desa Way Tuba

Upaya meningkatkan pengetahuan dan wirausaha untuk peningkatan pendapatan bagi


pemahaman peserta tentang cara pembuatan masyarakatnya.
sabun cair ini mendapat respon yang sangat Besarnya kemauan dan semangat
baik dari para peserta kegiatan. Hal ini dapat masyarakat untuk peningkatan pengetahuan
diamati dari hasil pencapaian TIK tes awal tentang pembuatan sabun ini dapat dilihat dari
dan tes akhir pada Tabel 1 dan Gambar 2. peningkatan TIK pada setiap peserta setelah
Kegiatan pengabdian kepada kegiatan pengabdian dilaksanakan. Masing-
masyarakat ini didukung oleh besarnya masing TIK menunjukkan kecenderungan
kemauan dan semangat Tim Penggerak PKK terjadi peningkatan.Pada Tabel 1 dapat dilihat
desa Way Tuba yang menginginkan
bahwa masing-masing TIK telah mengalami Desa, Ibu Ketua PKK serta Perangkat Desa
kenaikan dengan rata-rata sekitar 73,95 %. Way Tuba).
Hal ini menunjukkan bahwa
pengetahuan masyarakat tentang Pelatihan 7. REFERENSI
dan Pendampingan Home Industry Produk Kiswandono, A.A. dan Nurhasanah, 2016.
Rumah Tangga Kelompok PKK di Desa Way Produk Rumah Tangga: Sabun Cair,
Tuba: Pengepakan, Izin Produksi, Merk dan Detergen, Softener, dan Pemutih (Seri
Teknik Pemasaran telah meningkat secara Buku Kimia Dalam Kehidupan). Penerbit
signifikan sehingga secara keseluruhan Aura. Bandar Lampung.
tujuan awal dari kegiatan ini telah dicapai
dengan memuaskan Kiswandono A.A., Juliasih, N.R.G., dan
Nurhasanah. 2016. Laporan Pengabdian
Kepada Masyarakat “Pendampingan dan
5. KESIMPULAN Pembuatan Sabun Cair Pencuci Piring
Bagi Kelompok Ibu-Ibu PKK Desa Fajar
Melalui kegiatan yang dihasilkan dari
Baru Kecamatan Jati Agung Lampung
pendampingan ini, pengetahuan ibu-ibu PKK
Selatan, Jurusan Kimia FMIPA
Desa Way Tuba tentang Pelatihan Dan
Universitas Lampung.
Pendampingan Home Industry Produk
Rumah Tangga Kelompok PKK di Desa Way Pemerintahan Desa Way Tuba, 2019, Profil
Tuba: Pendampingan dan Pelatihan Ekonomi Desa Way Tuba.
Kreatif Masyarakat Berbasis Home Industry
telah meningkatkan pengetahuan mitra rata-
rata 73,95% (22,08% menjadi 84,75%)
setelah mengikuti program. Selanjutnya,
berdasarkan kuisioner, hampir semua peserta
pelatihan menginginkan agar adanya
pendampingan program kerja secara kontinyu
pada mitra.

6. UCAPAN TERIMA KASIH


Tim pengabdian mengucapkan terima
kasih kepada LPPM Universsitas Lampung
dimana kegiatan ini Dibiayai oleh Dana
DIPA BLU UNILA tahun 2018 dengan
nomor kontrak : 1832/UN26.21/PM/2018,
Camat Kecamatan Gunung Labuhan, Kepala

Anda mungkin juga menyukai