Anda di halaman 1dari 7

(OPTIMASI PEMASARAN MELALUI UPGRADING KEMASAN DAN

KAMPANYE MEDIA SOSIAL : Upaya untuk Meningkatkan Daya Tarik dan Nilai
Jual Bakpia 99 Desa Kunjang Kecamatan Kunjang Kabupaten Kediri)

Ahmad Taufiq1 , Aura Fatasya Azzahra2, Maria Latovania3, Novita Suci Yuen Taningrum4,
Muhammad Arifin5
1Institut Agama Islam Negeri Kediri

2Institut Agama Islam Negeri Kediri

3Institut Agama Islam Negeri Kediri

4Institut Agama Islam Negeri Kediri

5Institut Agama Islam Negeri Kediri

Jl. Sunan Ampel, Rejomulyo, Ngronggo, Kediri, (0354) 689282

E-mail: 1)aurafatasya14@gmail.com, latovaniamaria@gmail.com, nvtsuci@gmail.com, aadzikri4@gmail.com

Abstrak (TNR 11)


Jurnal ini mengarah kepada pemasaran melalui kampanye media sosial serta upgrading kemasan
untuk mengembangkan UMKM khususnya pada makanan Bakpia 99 yang berada di dusun Tanjung
Desa kunjang, Kec. Kunjang, Kab. Kediri. Hal ini dilakukan karena pengelola Bakpia 99 kurang
bisa berkampanye lewat media sosial dan juga kemasan yang kurang menarik. Penelitian ini
menggunakan Kualitatif deskriptif untuk menyampaikan gambaran penuh mengenai keadaan sosial
dan hubungan antara fenomena yang diteliti. Hasil dari observasi dan wawancara yakni dengan
upgrading kemasan serta kampanye produk di media sosial untuk menambah daya tarik peminat
sehingga lebih berkembangnya produk Bakpia99 dan meningkatkan UMKM.
Kata kunci: Profil mitra, Upgrading Kemasan, dan Kampanye Media Sosial
Abstract(TNR11)
This journal leads to marketing through social media campaigns as well as upgrading packaging to
develop UMKM in particular on Bakpia 99 food that is located in the district of Tanjung Desa
kunjang, Kec. Kunjang, Kab. Kediri. This is because Bakpia 99 managers are less able to campaign
through social media and also less attractive packaging. This research uses qualitative descriptive
to provide a full picture of the social state and the relationship between the phenomena studied. The
results of the observations and interviews are with upgrading packaging as well as product
campaigns on social media to increase the attraction of fans so that the products of Bakpia99 more
developed and enhanced UMKM.
Keywords: Partner Profiles, Packaging Upgrades, and Social Media Campaigns

Jurnal Pengabdian Masyarakat| BUDIMAS 2023 1


Jurnal BUDIMAS

1. PENDAHULUAN
Tumbuhnya perekonomian Indonesia secara makro, membawa dampak yang baik terhadap
daya beli konsumen. Salah satu sektor yang berkembang adalah usaha industri makanan, baik kecil
maupun besar dengan berbagai macam variasi dan derivasi produk untuk menjawab kebutuhan
konsumen (Partiwi & Arini, 2021). Produk yang baik adalah produk yang terjaga secara kualitas
selain untuk melindungi produk juga berfungsi sebagai media pemasaran yang jitu (Toyib dkk,
2020).
Pada era digital yang semakin berkembang, pemasaran melalui media sosial telah menjadi
salah satu strategi penting bagi banyak bisnis untuk meningkatkan visibilitas, interaksi, dan akhirnya
penjualan produk mereka. Seiring dengan itu, pentingnya kemasan sebagai elemen visual pertama
yang dilihat oleh konsumen juga tidak dapat diabaikan dalam upaya menarik perhatian dan
menciptakan nilai jual yang lebih tinggi bagi produk. Dalam konteks ini, penelitian tentang optimasi
pemasaran bakpia melalui kampanye media sosial dan upgrading kemasan menjadi relevan.
Bakpia adalah produk makanan tradisional yang populer dan memiliki celah pasar yang luas.
Namun, dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat, perlu adanya inovasi dalam strategi
pemasaran untuk mempertahankan dan meningkatkan celah pasar. Kampanye melalui media sosial
memiliki potensi besar untuk mencapai audiens yang lebih luas, termasuk generasi muda yang aktif
dalam platform online. Sementara itu, kemasan produk menjadi elemen visual yang dapat
memberikan kesan pertama yang kuat kepada konsumen. Upgrading kemasan yang lebih menarik
dan estetis dapat memberikan perasaan bahwa produk ini adalah pilihan yang modern dan
berkualitas.
Peningkatan persaingan di dalam industri pangan dan makanan tradisional menuntut pelaku
bisnis untuk terus berinovasi dalam strategi pemasaran mereka. Dalam era digital dan terhubung
secara online, media sosial telah menjadi wadah penting untuk berkomunikasi dengan konsumen
potensial dan membangun keterlibatan yang lebih dalam. Di sisi lain, kemasan produk memiliki
peran yang signifikan dalam menciptakan kesan pertama yang kuat kepada konsumen dan
mempengaruhi keputusan pembelian. Dalam konteks ini, optimasi pemasaran Bakpia 99 melalui
media sosial dan upgrading kemasan menjadi urgensi yang mengemuka, untuk menjaga relevansi
produk dalam benak konsumen yang semakin cerdas dan beragam preferensinya.
Namun, seiring dengan potensi positifnya, pemasaran melalui media sosial juga memiliki
tantangan tersendiri. Kemajuan teknologi telah membuka pintu bagi informasi yang cepat menyebar,
tetapi juga membuat konsumen lebih kritis dan selektif terhadap konten yang mereka konsumsi. Oleh
karena itu, pemasaran melalui media sosial perlu dirancang dengan matang agar dapat menarik
perhatian dan membangun keterlibatan yang bermakna dengan audiens.
Selain itu, perubahan pada kemasan juga perlu dipertimbangkan secara mendalam.
Upgrading kemasan tidak hanya sebatas perubahan tampilan visual, tetapi juga harus
mempertimbangkan aspek praktisitas, perlindungan produk, serta kesesuaian dengan identitas merek
yang sudah ada.
Penelitian oleh Willy dan Siti Nurjanah mengidentifikasi bahwa kemasan produk dan rasa
produk memiliki pengaruh terhadap minat beli dan keputusan beli pelanggan minuman energi. Minat
beli dalam hal ini adalah minat transaksional, minat referensial serta minat exploratif. Selain hal
tersebut, keputusan pembelian untuk minuman berenergi ini dipengaruhi oleh faktor budaya, pribadi,
sosial serta psikologis (Willy & Nurjanah, 2019).
Pada fokus yang berbeda penelitian yang dilakukan oleh Wayan Budi Mahardhika dan Ni
Yoman Sunariani mengungkapkan bahwa penggunaan sosial media Instagram untuk

2 BUDIMAS 2023| Jurnal Pengabdian Masyarakat


mempopulerkan dan mempromosikan produk catering di dunia maya, terbilang efektif dan juga
menghasilkan tambahan pendapatan dari informan. Semua informan juga mengatakan bahwa
penggunaan strategi pemasaran menggunakan Instagram lebih bermanfaat daripada menggunakan
cara konvensional lainnya (Mahardika & Sunariani, 2019).
Berbeda dengan dua penelitian sebelumnya, Siti Sufaidah, dkk mengungkapkan bahwa
kegiatan pendampingan pembuatan kemasan produk dan pemanfaatan digital marketing
meningkatkan pemahaman dan kesadaran pelaku usaha UMKM mengenai pentingnya kemasan
produk dan digital marketing sebagai salah satu strategi pemasaran (Sufaidah dkk, 2022).
Senada dengan itu, permasalahan yang muncul dalam penelitian ini adalah bagaimana
mengoptimalkan pemasaran Bakpia 99 melalui media sosial yang efektif serta upgrading kemasan
yang tepat, sehingga dapat meningkatkan daya tarik produk dan nilai jualnya. Penelitian ini
diharapkan akan memberikan panduan praktis bagi para pelaku bisnis dalam menghadapi tantangan
pemasaran modern dan berkontribusi pada pengembangan strategi pemasaran yang lebih efektif
dalam menghadapi dorongan pasar saat ini.

2. METODE PELAKSANAAN
Penelitian ini dilakukan di Dusun Tanjung Desa Kunjang Kecamatan Kunjang Kabupaten
Kediri yakni pada UMKM Bakpia 99. Metode pendekatan yang digunakan dalam pelaksanaan
kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah metode Participatory Action Research (PAR),
yakni pendekatan dengan metode riset yang dilaksanakan secara partisipatif diantara warga
masyarakat. Teknik pengumpulan data yaitu dengan cara peneliti melakukan observasi, selanjutnya
diskusi dengan owner untuk mendapatakan solusi tentang permasalahan rendahnya produksi dan
pemasaran bakpia, kemudian peneliti bersama owner menyepakati solusinya berupa dua hal yaitu
upgrading kemasan dan kampanye media sosial. Melalui kegiatan ini, diharapkan mampu
menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh mitra.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bagian ini, peneliti akan menjabarkan hasil dari obesrvasi yang telah dilakukan di
tempat pembuatan Bakpia 99 di Dusun Tanjung, Desa Kunjang.
Sebagai peneliti yang melakukan observasi, peneliti menemukan bahwa penyebab dari
menurunnya penjualan karena kurang mahirnya pemilik dalam pemasaran produk dan media sosial.
Penjual telah melakukan upaya agar nilai penjualan bakpia naik, tetapi tetap nilai penjualan bakpia
hanya bisa pada angka yang rendah. Hal tersebut disebabkan karena, kurang menariknya kemasan
yang dipakai oleh penjual, kurang aktifnya penjual memasarkan produk pada media sosial sehingga
tidak terjadi peningkatan pemasaran yang luas.
3.1 Profil Mitra
Pia 99 new family berawal dari pemilik yang sebelumnya bekerja di daerah pasuruan. Ide ini
terbentuk dari sang pemilik yang di daerah asalnya yaitu pasuruan, sudah lebih dahulu membuat pia
kering dengan nama pia 99. berdiri dari pertengahan tahun 2017 hingga sekarang. pabrik pia sendiri
baru pindah ke Kunjang, kediri dari tahun 2019. karena sang istri yang berasal kediri dan sudah lama
membantu membuat dan belajar cara membuat pia kering, memustukan untuk kembali ke kampung
halaman bersama san suami dan mendirikan pabrik pia kering dengan nama yang sama yaitu pia 99,
akan tetapi karena nama dan merk dagang sudah didaftarkan di daerah pasuruan akhirnya sang
pemilik menambahkan kata “new family” di belakang mana pia 99-nya menjadi pia 99 new family.

Jurnal Pengabdian Masyarakat| BUDIMAS 2023 3


Jurnal BUDIMAS

Seiring dengan waktu, pia 99 new family akhirnya terkenal khususnya didaerah desa kunjang
dan sekitarnya. Banyaknya permintaan dan pesaing tidak menjadi halangan bagi sang owner untuk
terus berinovasi. Khususnya dalam varian rasa yang ditawarkan. Seperti rasa coklat, strawberry,
durian sampai tape. Hal ini juga yang mendorong para customer untuk membeli dan mencoba varian
rasa yang berbeda dan unik selain rasa kacang hijau yang menjadi produk andalan dari pia 99 new
family.
Dengan pengalaman dan keahlian membuat pia kering sang owner berusaha
mengembangkan bisnisnya ke arah yang lebih luas. Salah satunya dengan kerap mengikuti kegiatan
UMKM yang diadakan oleh Bupati Kediri, sehingga Ia menjadi salah satu pendorong UMKM di
Desa Kunjang.
3.2 Pengenalan Konsep Upgrading Kemasan Produk
Di era 4.0 yang sangat berkembang ini sangat mempengaruhi bagaimana cara berniaga. Sebagai
contoh mulai banyaknya orang-orang yang mulai berjualan lewat media sosial. Yang sebelumnya
harus ke tempat penjualnya langsung sekarang menjadi lewat media telepon dan chat. Barang yang
diinginkan sudah bisa didapat.
Beberapa produsen bisa menjual barangnya berkali-kali lipat dengan mempostingnya di media
sosial, hanya lewat gambar dan video pendek, pembeli sudah merasa tertarik untuk memiliki.
Disinilah pentingnya tampilan sebuah desain kemasan produk.
Kotler mengatakan “desain merupakan totalitas keistimewaan yang mempengaruhi penampilan
dan fungsi suatu produk dari segi kebutuhan konsumen” (Kotler, 2005 : 332). Produk hasil desain
produk kerajinan umumnya lebih menitikberatkan pada nilai-nilai keunikan (uniqueness), estetika
(keindahan), seni (art), adiluhung, berharkat tinggi, khusus, khas, dan kehalusan rasa sebagai unsur
dasar. Sementara dalam pemenuhan fungsinya lebuh menekankan pada pemenuhan fungsi pakai
yang lebih bersifat fisik (fisiologis), misalnya: benda-benda pakai, perhiasan, furnitur, atau pun
sandang (Palgunadi, 2007 :32).
Kualitas produk adalah segala sesuatu yang memiliki nilai di pasar sasaran di mana
kemampuannya memberikan manfaat dan kepuasan, termasuk hal ini adalah benda, jasa, organisasi,
tempat, orang, dan ide. Dalam hal ini perusahaan memusatkan perhatian mereka pada usaha untuk
menghasilkan produk yang unggul dan terus menyempurnakan produk (Selnes, 1993:21). Menurut
Stevenson, dimensi kualitas produk adalah performance (aspek fungsional suatu barang), aesthetics
(karakteristik yang bersifat subyektif mengenai nilai estetika), special features (aspek performansi
yang berguna untuk menambah fungsi dasar), conformance (tingkat kesesuaian terhadap spesifikasi
yang ditetapkan sebelumnya berdasarkan keinginan pelanggan), reliability (probabilitas atau
kemungkinan suatu barang berhasil menjalankan fungsinya dalam periode waktu tertentu dan kondisi
tertentu pula), durability (refleksi umur ekonomis berupa ukuran daya tahan barang), perceived
quality (berkaitan dengan perasaan pelanggan mengenai keberadaan produk tersebut sebagai produk
yang berkualitas), dan service ability atau pelayanan purna jual (Stevenson, 2005 : 386).
Suyanto (2017) menjabarkan bahwa “terdapat empat pendekatan kemasan persuasif”. Pertama,
kemasan harus mampu mengkomunikasikan manfaat produk dan titik diferensiasi merek dalam
memenangkan penjualan. Kedua, perlu adanya informasi kepada pembeli bagaimana produk akan
membantu dan bermanfaat bagi mereka. Ketiga, desain kemasan (bentuk, warna, fitur kemasan)
harus dapat berkomunikasi secara jelas dan menekankan manfaat produk. Keempat, kemasan dengan
warna-warna cerah cenderung tampil lebih baik daripada penggunaan warna kusam. Secara umum
permasalahan wirausaha di Indonesia adalah permasalahan kapital dan intelektual sehingga tidak
dapat membuka usaha dengan maksimal. Terutama permasalahan kemasan produk yang belum
memadai sehingga mengakibatkan nilai jua produk yang rendah.
Proses upgrading kemasan dilakukan untuk mendesain kembali kemasan produk yang telah
digunakan sebelumnya. Proses upgrading kemasan dilakukan terkait warna, ukuran, desain, dan
4 BUDIMAS 2023| Jurnal Pengabdian Masyarakat
spesifikasi lainnya seperti penulisan merk serta pelabelan yang menarik. Desain dibuat sedemikian
rupa sehingga dapat meningkatkan daya tarik bagi konsumen dan membuat perbedaan dari pesaing.

Oleh Tri Adriyanto Budi Wijaya

Gambar 1 Model desain kemasan

Implementasi dari upgrading kemasan produk telah disosialisakin dengan pemilik


sebagaimana tujuan dari kemasan produk itu sendiri yakni sebagai menarik konsumen dan membuat
perbedaan dari pesaing.

3.3 Media Sosial Untuk Pemasaran Produk


Social Media Marketing merupakan salah sebuah proses pemasaran secara langsung
ataupun tidak langsung yang digunakan untuk membangun kesadaran, pengakuan, daya ingat dan
tindakan untuk merek, bisnis, produk, orang, atau hal lainnya, dan dilakukan dengan menggunakan
seperti blogging (ngeblog), microblogging (blog mikro), social networking (jaringan sosial), social
bookmarking, dan content sharing (berbagi konten) (Gunelius, 2011).
Bakpia 99 perlu dipasarkan melalui media sosial agar masyarakat luas lebih mengenal dan
mengetahui produk tersebut. Dengan di rebranding dan redesain packaging baru, dapat
meningkatkan penjualan. Hal ini didasarkan pada permintaan pasar yang luas. Desain sebelumnya
bagi kalangan tertentu dianggap kurang sesuai karena desainnya terlalu biasa dan terkesan tidak
elegan.
Kampanye media sosial dilakukan melalu pembuatan instagram sebagai sarana promosi
jarak jauh, sehingga bakpia 99 sendiri diketahui khalayak umum dan tidak hanya masyarakat sekitar
Kediri. Promosi dilakukan dengan cara membuat video bakpia 99 semenarik mungkin, testimoni dari
para konsumen yang telah mencoba, dan potret bakpia yang dibuat untuk menarik konsumen jarak
jauh.

Jurnal Pengabdian Masyarakat| BUDIMAS 2023 5


Jurnal BUDIMAS

Gambar 2 Media Sosial Bakpia 99

4. KESIMPULAN
Penelitian ini berfokus pada perbaikan produk yakni melalui upgrading kemasan dan
pemasaran produk melalui kampanye media sosial. Hal yang diharapkan dari penelitian ini adalah
keberlanjutan dari upgrading dan kampanye Bakpia99 mampu memanfaatkan SDM sekitar sehingga
membantu dalam UMKM desa kunjang itu sendiri. Hal ini dilakukan berkenaan untuk meningkatkan
UMKM yang ada di desa kunjang melalui mitra Bakpia99. Bakpia99 sendiri memiliki beberapa
kekurangan yakni dari kemasan produk dan kampanye melalui media sosial yang minim. Beberapa
hal yang sudah dijalankan untuk menanggapi masalah tersebut yakni pertama mengganti kemasan
tanpa menghilangkan esensi kemasan sebelumnya hanya di up lebih baik, sehingga meningkatkan
daya tarik pemasaran dan daya jual dari kue Bakpia99 itu sendiri. Kedua membuat akun Instagram
(IG) untuk kampanye melalui media sosial. Hal yang diharapkan dari penelitian ini adalah
keberlanjutan dari upgrading dan kampanye Bakpia99 mampu memanfaatkan SDM sekitar sehingga
membantu dalam UMKM desa kunjang itu sendiri.

DAFTAR PUSTAKA
Gerson, R.F. (2004). Measuring Customer Satisfaction. Jakarta: PPM.

Haefner, J. E., Deli-Gray, Z., & Rosenbloom, A. (2011), “The importance of brand liking and brand trust in
consumer decision making: Insights from Bulgarian and Hungarian consumers during the global
economic crisis”, Managing Global Transitions: International Research Journal, Vol. 9 No.3,
pp.249-273.

Hafeez, S., & Hasnu, S. (2010), “Customer satisfaction for cellular phone in Pakistan: A case study of
Mobilink”, Business and Economics Research Journal, Vol.1 No.(3), pp. 35-44.

Hafeez, S. and Muhammad, B. (2012), “The Impact of Service Quality, Customer Satisfaction and Loyalty
Programs on Customer’s Loyalty: Evidence from Banking Sector of Pakistan”, International
Journal of Business and Social Science ,Vol.3 No.16, pp. 200-209.

Heriyadi, Listiana, E. dan Lay, Y.N. (2018). An Analysis of the Influence of Service Quality, Personal Selling
and Complaint Handling and Trust on Customer Retention (Survey of Bank Harda International
6 BUDIMAS 2023| Jurnal Pengabdian Masyarakat
Savings Customers, Pontianak Branch). Volume 7 Number 2.

Kotler.P. (2008). Marketing Principles 2. Twelfth Edition. Jakarta : Erlangga.

Jurnal Pengabdian Masyarakat| BUDIMAS 2023 7

Anda mungkin juga menyukai