Anda di halaman 1dari 4

TUGAS UJIAN TENGAH SEMESTER

MATA KULIAH KAPITAL INTERVENSI KOMUNITAS DAN ORGANISASI

ANALISIS ARTIKEL
Oleh:
Gusti Farhan Faturahman 200910301092

Dosen Pengampu:

Wahyuni Mayangsari,S.Sos. M. Kesos

198802102019032017

PRODI KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS JEMBER

2021
ARTIKEL

TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN)


DKI Jakarta bidang Perindustrian, Gandeng Tangan Foundation, dan Komunitas PIJAR
bekerjasama melakukan pemberdayaan masyarakat lewat pengembangan Industri kreatif.

Kerja sama dijalin untuk menjalankan pelatihan kepada warga khususnya kaum perempuan
DKI Jakarta dalam memulai membuat industri rumahan, terutama di bidang makanan yang
didukung penuh Mariza Foods.

Pelatihan yang dilakukan secara virtual ini melibatkan 100 peserta dengan bahan baku yang
akan dibagikan dan dikirimkan secara gratis Tim PIJAR dan Gandeng Tangan Foundation. Pendiri
komunitas PIJAR, Regina Vianney Ayudya, berharap acara kegiatan ini dapat memberikan
dampak positif untuk seluruh peserta.

“Tidak hanya untuk peserta yang mengikuti pelatihan tetapi juga memberikan motivasi
kepada para peserta untuk membuat usaha sendiri dan memberdayakan lingkungannya untuk ikut
terjun dalam membangun usaha rumahan atau home industry. Sehingga keuntungan hasil usaha
dapat bermanfaat untuk membangun lingkungan agar menjadi komunitas yang mandiri,” kata
Regina, Rabu (29/9/2021).

Hal ini pun disampaikan pendiri Gandeng Tangan Foundation, Jezzie Setiawan yang
berharap kegiatan ini dapat dilakukan berkesinambungan sehingga menghasilkan pengusaha
UMKM baru yang dapat mandiri secara finansial, khususnya untuk kaum perempuan di wilayah
DKI Jakarta.

Sementara itu, Wakil ketua KADIN DKI Jakarta bidang perindustrian, Rainer Tobing juga
sangat mendukung dan memperhatikan UMKM serta industri kreatif yang didirikan perempuan–
perempuan, terutama mereka yang ikut berjuang di masa pandemi ini.

“Pelatihan yang diberikan diutamakan kepada komunitas Ibu Rumah Tangga yang sedang
bergelut mencari jenis usaha dan bagaimana caranya memulai usaha rumahan. Sehingga
perempuan menjadi lebih mandiri secara finansial dan bersinar untuk menghadapi masa sulit ini,”
kata Rainer. Untuk kedepannya, kegiatan pelatihan ini akan dilakukan secara virtual sampai
dengan akhir tahun 2021.

Meskipun demikian peserta komunitas PIJAR juga berharap bisa segera mengadakan
pelatihan secara tatap muka langsung yang dilakukan rutin setiap bulan dengan tema serta
narasumber yang berbeda.

https://www.tribunnews.com/metropolitan/2021/09/29/memberdayakan-masyarakat-
melalui-pelatihan-industri-rumahan

ANALISIS

Pembangunan sering dianggap sebagai suatu 'obat' terhadap berbagai masalah yang muncul
dalam masyarakat, khususnya pada negara-negara yang sedang berkembang. Permulaan
implementasi pendekatan pembangunan ketika dikemukakannya. Teori Pertumbuhan ole
kelompok ekonom ortodoks. Teori ini menjelaskan bahwa pembangunan sebagai pertumbuhan
ekonomi yang pada akhirnya diasumsikan akan meningkatkan standar kehidupan (Clark, 1991).

Merujuk kepada artikel diatas, pengembangan masyarakat yang terjadi adalah


pengembangan masyarakat dari segi ekonomi. Mengingat pada kondisi pandemic ini banyak sekali
pihak yang terkena dampak dalam bidang ekonomi, oleh karena itu Kamar Dagang dan Industri
Indonesia (KADIN) DKI Jakarta bidang Perindustrian, Gandeng Tangan Foundation, dan
Komunitas PIJAR bekerjasama melakukan pemberdayaan masyarakat lewat pengembangan
Industri kreatif.

Artikel diatas menggunakan konsep kepelatihan kepada kaum perempuan di DKI Jakarta
dalam memulai membuat industri rumahan, terutama di bidang makanan. Pelatihan tersebut
dilaksanakan melalui virtual dan bahan baku mereka untuk melaksanakan kepelatihan akan secara
gratis dikirimkan langsung ke rumah mereka oleh PIJAR, bagi peserta yang ingin mengikuti
kepelatihan ini diharapkan untuk mendaftarkan diri terlebih dahulu.
Proses pengembangan atau pemberdayaan masyarakat seperti sangatlah dibutuhkan oleh
masyarakat pada masa pandemic ini khususnya bagi para kaum wanita yang tidak memiliki
pekerjaan dan harus mengurus anak di rumah.

Akan tetapi program diatas tetap memiliki kekurangan dan tantangan karena program ini
atau proses ini akan lebih efektif dan lebih maksimal dampaknya jika dilaksanakan secara tatap
muka. Mengingat juga tidak semua ibu rumah tangga dapat mengoperasikan smartphone karena
gagap akan teknologi.

Program kepetalihan ini tentu saja memiliki tantangan yang sangat besar, program
pelatihan virtual seperti ini bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Tantangan yang sudah pasti
dihadapi oleh pihak pemberi kepelatihan adalah mengenai teknis. Ketika mengikuti kepelatihan
sebaiknya memiliki jaringan internet yang bagus, akan tetapi tidak menutup kemungkinan terjadi
kendala jaringan yang dialami oleh peserta hingga panitia penyelenggara. Selain itu kendala teknis
berikutnya adalah baterai hp yang tiba-tiba mati pada saat pertengahan sesi kepalatihan. Hal-hal
yang telah disebutkan sebelumnya tidak akan terjadi apabila kepelatihan secara tatap muka.

Tantangan berikutnya juga dari segi keberhasilan makanan yang telah dibuat, jika
kepelatihan dilakukan secara tatap muka, penyelenggara atau panitia atau pemateri dapat melihat
langsung dan merasakan langsung makanan yang telah dibuat oleh peserta dan dapat memerikan
penilaian apakah makanan tersebut layak untuk dijual atau tidak dan begitu juga sebaliknya peserta
dapat merasakan dan melihat langsung makanan yang seperti apa yang dapat dijadikan produk
untuk dijual, akan tetapi hal tersebut tidak dapat dilakukan karena kepelatihan dilaksanakan secara
virtual

Anda mungkin juga menyukai