Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

PELATIHAN KERAJINAN RUMAH TANGGA


(BROS BUNGA DARI KAIN PERCA)

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3
1. CHANDRA JEFRIANJA
2. HENI MERIANI
3. NOVIKA ANA LELY H.
4. PURWITA SARI
5. SANTI
6. VIA ANGGRIYANI

TINGKAT II.B
DOSEN PEMBIMBING: DRS. AZHARI. M.KES

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
D-IV KEPERAWATAN
2016

PELATIHAN KERAJINAN RUMAH TANGGA


USAHA DAUR ULANG KAIN PERCA SEBAGAI INOVASI PRODUK
RUMAH TANGGA
I.

LATAR BELAKANG
Pertumbuhan masyarakat di Indonesia yang hingga tahun 2016 ini telah lebih
dari 200 juta jiwa dengan komposisi terbanyak masih menghuni pulau jawa.
Adapun pertumbuhan penduduk ini mempunyai masalah tersendiri dengan
semakin bertambahnya masyarakat usia remaja; dimana mereka ini termasuk
kelompok yang seharusnya masih bersekolah namun dengan alasan ekonomi
sehingga tidak dapat melanjutkan kependidikan yang lebih tinggi lagi.
Pertumbuhan yang besar ini dapat berdampak terjadinya pengangguran
terbuka dengan segala persoalan. Masyarakat berpenghasilan rendah tadi tidak
seharusnya menjadi obyek namun dapat diubah kearah yang lebih berguna
dengan pola pemberdayaan (empowering) atau belajar kecakapan hidup (Life
skills Education).
Dominasi masyarakat Indonesia yang berjenis kelamin perempuan merupakan
hal yang semestinya menjadi perhatian penuh berbagai pihak. Para kaum
perempuan atau masyarakat usia kerja yang masih menganggur dapat
diberikan suatu pelatihan agar bisa memberi penghasilan untuk kehidupannya
khususnya banyaknya anak putus sekolah yang ada di jalanan sangat
membutuhkan pendampingan dan pelatihan ketrampilan agar mereka bisa
menghasilkan sesuatu karya dan menambah penghasilan mereka.
Ketrampilan Kerajinan Kain Perca (Patchwork Quilt) adalah alternatif sangat
baik

untuk

dikembangkan

kepada

masyarakat

berpendidikan

dan

berpenghasilan rendah, dikarenakan kerajinan kain perca disamping memiliki


nilai ekonomi, juga sangat diminati oleh berbagai kalangan dan dapat
dikembangkan di daerah-daerah dengan melibatkan potensi SDM daerah
sehingga menjadi suatu produk yang kompetitif.
Melalui pendekatan On the spot dan Bottom Up serta aliansi strategi bersama
dengan berbagai pihak yang terkait dalam pemberdayaan Wanita, kami

optimis bahwa melalui program yang kami ajukan ini akan terciptakan suatu
kegiatan yang berhasil guna dan bernilai ekonomis.
Upaya untuk meningkatkan kehidupan yang lebih layak dan sejahtera tidak
hanya melalui suatu pendidikan formal, melainkan dapat juga dikembangkan
melalui jalur non formal yaitu Belajar Kecakapan Hidup (Life Skills
Education). Namun pokok persoalan dari seluruh permasalahan adalah
bagaimana menempatkan masyarakat yang tidak memiliki kesempatan untuk
berpendidikan tinggi dapat diberdayakan (empowering) sehingga memiliki
ketrampilan agar bisa menambah penghasilannya.
Salah satu alternatif adalah melalui Pelatihan Ketrampilan Kerajinan Kain
Perca. Beberapa hal yang melatarbelakangi alternatif ini adalah sebagai
berikut :
1. Kain perca adalah produk yang prosesnya pengerjaannya sebagian besar
(80%) menggunakan jahitan tangan.
2. Patchwork Quilts atau kerajinan Perca memiliki keunikan, yaitu sangat
unik untuk dipelajari dan diperdalam karena memiliki kemungkinan kreasi
yang tidak terbatas, tergantung dari kreatifitas pembuat
3. Produk kain perca memiliki segmen pasar yang spesifik dan apresiasi
produk begitu tinggi
4. Produk kain perca memiliki alternatif yang luas dari segi aplikasi dan
estetika, diantaranya adalah : perlengkapan tidur ( selimut, sarung bantal,
sprei), perlengkapan dapur (cempal, celemek, alas panas), perlengkapan
ruang tamu (sarung bantal, karpet, keset), penghias dinding dan berbagai
fungsi lainnya dapat diaplikasikan mengunakan Quilt.
5. Dapat memberi kesempatan kepada wanita remaja dan ibu rumah tangga
dalam memanfaatkan waktu diluar kegiatan mengurus rumah tangga ke
hal-hal produktif dan menghasilkan.
6. Pelatihan kerajinan ini sekaligus untuk menciptakan lapangan kerja baru.
Diharapkan

setelah

mendapat

proses

pelatihan,

dukungan

dan

pendampingan hingga mampu memproduksi barang jadi kerajinan kain


perca, diharapkan akan terbentuk suatu Kelompok Swadaya Masyarakat
yang produktif.

II.

Tujuan Latihan Pemberdayaan


a. Memberikan suatu ketrampilan kain perca bagi kaum perempuan yang
berpendidikan rendah.
b. Memberikan suatu ketrampilan yang bisa bermanfaat secara pribadi
memiliki nilai jual.
c. Memberdayakan perempuan untuk lebih terampil, dapat berkarya dan
menghasilkan suatu produk yang memiliki nilai jual.
d. Menciptakan sinergi yang kuat atas peran serta usaha dan pemerintah
mengatasi dampak krisis selama ini.

III.

Sasaran Program
Jangka pendek :
a. Menghimpun peserta latihan yang dianggap siap dan mampu menerima
proses pengembangan diri, khusunya adalah masyarakat berpenghasilan
rendah; remaja putus sekolah atau komunitas masyarakat usia kerja yang
masih menganggur.
b. Peserta mampu menghasilkan produk yang dapat diserap oleh pembeli dan
akan menjadi contoh (ditiru) sehingga menyebar kepada masyarakat
lainnya. Kondisi ini diharapkan akan memacu peserta lainnya untuk
mengembangkan dan menciptakan produk-produk kerajinan kain perca.
c. Apresiasi dan perilaku peserta meningkat serta berorientrasi pada
peningkatan tarap kehidupan.

Jangka Panjang :
a. Tercipta kelompok Swadaya Masyarakat (komunitas) yang berprofesi
sebagai pengrajin kain perca.

b. Terjalin kemitraan antara peserta yang berperan sebagai pengrajin baru dan
Lembaga usaha berperan sebagai fungsi pemasaran produk kerajinan kain
perca.

IV.

KELOMPOK SASARAN PROGRAM


a. Pemuda dan pemudi usia produktif
Program pelatihan pembuatan kerajinan hasil limbah kain perca lebih
ditekankan kepada pemuda-pemudi. Karena untuk saat ini banyak
sekali pemuda yang nganggur yang dikarenakan pendidikan yang
dimiliki masih rendah dan tidak bisa untuk melamar pekerjaan. Dengan
mengikuti pelatihan ini diharapkan mereka memiliki ketrampilan dasar
dan ketrampilan lanjutan yang bisa diterapkan.
b. Ibu-ibu rumah tangga yang tidak memiliki pekerjaan yang tetap.
Pelatihan ini juga bisa diberikan kepada ibu-ibu yang sekiranya tidak
memiliki pekerjaan yang tetap. Ibu-ibu yang kebanyakan hanya
kumpul-kumpul dan tidak ada pekerjaan hendaknya didaya gunakan
pada pelatihan ini. Sehingga bisa digunkaan untuk pekerjaan
sampingan. Selebihnya bila pelatihan berhasil, akan memberikan
keuntungan bagi pemilik industri dimana akan membuka lowongan
sebagai karyawan. Dengan bertambahnya karyawan, semakin cepat
garapan permintaan dari konsumen itu selesai. Hingga usaha tersebut
akan berkembang lebih pesat. Ibu-ibu yang mengikuti pelatihan juga
akan mendapat ketrampilan dimana ibu-ibu bisa menjadi karyawan
pada pembuatan tas, dan akan mendapat tambahan penghasilan.

V.

METODE/ RANCANGAN KEGIATAN


Berdasarkan survey yang telah dilakukan di lingkungan banyaknya
limbah kain perca sisa jahitan baju serta dari baju-baju masyarakat sekitar
yang sudah tidak terpakai lagi. Limbah tersebut belum bisa dikelola
dengan baik karena kurangnya

pengetahuan akan manfaat dan

keterampilan masyarakat dalam mengolah limbah. Berdasarkan hal

tersebut akhirnya ditemukan sebuah dalam penangan limbah yang akan


dijalankan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Sosialisasi
Sosialisasi Program akan dilakukan melalui pengurus RT setempat dan
kelompok penggerak. Sosialisasi kepada masyarakat akan secara
langsung dilakukan pengurus RT. Diharapkan dengan adanya
sosialisasi ini, seluruh pengurus RT akan paham tentang penanganan
kain perca yang akan dilaksanakan sehingga mereka akan mengerti
manfaat dari program ini dan akhirnya akan termotivasi untuk
menjalankannya. Pada sesi ini juga akan dikenalkan mengenai profil
program yang akan dilaksanakan.
b. Pelatihan
Pelatihan cara menjalankan model terbuka dimana akan dibuka
pendaftaran

pelatihan

yang

diselenggarakan

oleh

para

tokoh

masyarakat dan kelompok penggerak berbasis lokal. Disitu akan


diajarkan dari teori dasar hingga praktek pengolahan. Yaitu mulai dari
pembuatan

pola,

pemotongan kain,

pembuatan

desain,

hingga

penjahitan.
c. Pemantauan dan Pendampingan.
Pemantauan dan pendampingan dilakukan selama pelaksanaan
kegiatan ini berlangsung sampai peserta pelatihan dapat melakukan
secara mandiri. Pemantauan akan dilakukan oleh anggota kelompok
penggerak/ panitia bersama pengurus RW dan RT untuk mengamati
pelaksanaan program.
VI.

JADWAL KEGIATAN PROGRAM


a. Persiapan
Persiapan dan penetapan lokasi usaha
Persiapan alat dan bahan usaha
Promosi dan strategi pengadaan usaha
Evaluasi tahap pertama
b. Pelaksanaan
Pembuatan hasil produksi
Penjaringan konsumen/pemakai jasa
Evaluasi Tahap Kedua
c. Kegiatan Bimbingan
Pelaporan Kegiatan Usaha

VII.

Monitoring dengan evaluasi pelaksanaan Usaha


Pengembangan Usaha berdasarkan monitoring

PROSPEK PROGRAM
a. Pemasaran

Pasar relatif terbuka

Harga jual relatif bersaing

b. SDM
Dapat menyerap tenaga kerja berpendidikan rendah/ putus sekolah dan
ibu rumah tangga
VIII. RENCANA ANGGARAN BIAYA
(Terlampir)
IX.

ANALISA PROGRAM PELATIHAN


(Terlampir)

X.

PENUTUP
Demikian gambaran berpikir dan uraian penjelasan mengenai program
Pelatihan Kerajinan Rumah Tangga ini kami sampaikan semoga berbagai
pihak dapat mendukungnya.

LAMPIRAN I
RENCANA ANGGARAN BIAYA
A. Pra Kegiatan
1. Persiapan lokasi

Rp 50.000,-

B. Pelaksanaan
1. Kain Perca Katun
2. Gunting
3. Kancing
4. Peniti Bros
5. Keperluan jahit
(benang,jarum,gunting)

Rp. 500.000,-

6. Biaya sewa lokasi

Rp 150.000,-

C. Laporan
1. Penyusunan laporan

Rp 100.000,-

2. Penggandaan proposal

Rp 100.000,-

Total Jumlah

Rp 900.000,-

LAMPIRAN II
Analisa Swot Usaha Daur Ulang
Kain Perca Sebagai Inovasi Produk Rumah Tangga
Bros Bunga dari Kain Perca
1. Kelebihan (Strenghten)
Meningkatnya jumlah permintaan masyarakat akan produk rumah tangga
mendasari penulis untuk menciptakan usaha ini. Diharapkan dari usaha ini
ke depan dapat memenuhi kebutuhan rumah tangga para ibu rumah tangga
dan remaja-remaja putri. Alasan utama penggunaan bahan baku dari
produk rumah tangga ini krena kain perca mudah didapat, biaya pengadaan

bahan baku murah dan dapat mengurangi jumlah sampah. Tentunya usaha
ini juga masih jarang dikembangkan sehingga penulis juga optimis usaha
produk ini dapat diterima pasar terlebih dilihat dari bahan bakunya yang
membedakan dengan barang-barang produksi sama yang lebih dahulu
berkembang.
2. Kelemahan (Weakness)
Karena usaha daur ulang kain perca sebagai produk rumah tangga
merupakan usaha yang baru dirintis dan selama ini konsumen masih belum
familiar dengan produk rumah tangga yang berbahan baku kain perca
sehingga masih terdapat kesulitan dalam mencari pangsa pasar
(konsumen) yang tertarik dengan inovasi daur ulang kain perca.
3. Kesempatan (Opportunity)
Dengan pertimbangan modal usaha yang bisa ditekan seminimal mungkin,
usaha ini dapat menghasilkan keuntungan yang relative lebih banyak dari
usaha produk-produk rumah tangga yang sama. Kemungkinan harga jual
lebih tinggi dari harga jual produk yang sejenis memberikan keuntungan
buat penulis, namun hal ini sesuai dengan proses produksinya yang
membutuhkan kreatifitas dan ketrampilan khusus. Tanggapan pasar yang
diharapkan terbuka dan bisa menerimanya memungkinkan usaha ini dapat
berkembang dengan baik. Dengan berkembangnya usaha ini nantinya akan
membuka peluang-peluang untuk merekrut tenaga-tenaga kerja baru.
4. Tantangan atau Ancaman (Threaten)
Selama ini usaha-usaha sejenis juga banyak yang berkembang di pasar
sehingga menjadi ancaman dari usaha kain perca sebagai produk rumah
tangga akan memiliki banyak pesaing

CARA MEMBUAT BROS BUNGA DARI KAIN PERCA


1. Pertama, kita siapkan alat dan bahan, yaitu:
kain perca katun
gunting
jarum pentul
jarum jahit
benang
kancing
peniti bros

2. Kemudian kain perca tersebut digunting membentuk kotak, ukurannya


kira-kira 5cm sebanyak 10 lembar.

3. Potongan perca dilipat 2 membentuk segitiga, kemudian tiap sudut


bawahnya dilipat ke atas, biar lebih jelas perhatikan tahapan-tahapannya
seperti tampak pada gambar di bawah ini.

4. Lalu lipatan kain perca tersebut kita tusuk dengan jarum pentul agar
bentunya gak berubah

5. Kita gunting ujung lipatannya..

6. Selanjutnya kita tusuk lipatan perca-nya, hingga terangkai 10 lipatan perca

7. Lalu matikan ikatannya hingga lipatan perca pertama bertemu dengan


lipatan perca terakhir yang dirangkai. Jadi, tinggal dirapikan, diberi
kancing tengahnya dan peniti bros di belakangnya.

Ini penampakan brosnya setelah jadi

Anda mungkin juga menyukai