DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3
1. CHANDRA JEFRIANJA
2. HENI MERIANI
3. NOVIKA ANA LELY H.
4. PURWITA SARI
5. SANTI
6. VIA ANGGRIYANI
TINGKAT II.B
DOSEN PEMBIMBING: DRS. AZHARI. M.KES
LATAR BELAKANG
Pertumbuhan masyarakat di Indonesia yang hingga tahun 2016 ini telah lebih
dari 200 juta jiwa dengan komposisi terbanyak masih menghuni pulau jawa.
Adapun pertumbuhan penduduk ini mempunyai masalah tersendiri dengan
semakin bertambahnya masyarakat usia remaja; dimana mereka ini termasuk
kelompok yang seharusnya masih bersekolah namun dengan alasan ekonomi
sehingga tidak dapat melanjutkan kependidikan yang lebih tinggi lagi.
Pertumbuhan yang besar ini dapat berdampak terjadinya pengangguran
terbuka dengan segala persoalan. Masyarakat berpenghasilan rendah tadi tidak
seharusnya menjadi obyek namun dapat diubah kearah yang lebih berguna
dengan pola pemberdayaan (empowering) atau belajar kecakapan hidup (Life
skills Education).
Dominasi masyarakat Indonesia yang berjenis kelamin perempuan merupakan
hal yang semestinya menjadi perhatian penuh berbagai pihak. Para kaum
perempuan atau masyarakat usia kerja yang masih menganggur dapat
diberikan suatu pelatihan agar bisa memberi penghasilan untuk kehidupannya
khususnya banyaknya anak putus sekolah yang ada di jalanan sangat
membutuhkan pendampingan dan pelatihan ketrampilan agar mereka bisa
menghasilkan sesuatu karya dan menambah penghasilan mereka.
Ketrampilan Kerajinan Kain Perca (Patchwork Quilt) adalah alternatif sangat
baik
untuk
dikembangkan
kepada
masyarakat
berpendidikan
dan
optimis bahwa melalui program yang kami ajukan ini akan terciptakan suatu
kegiatan yang berhasil guna dan bernilai ekonomis.
Upaya untuk meningkatkan kehidupan yang lebih layak dan sejahtera tidak
hanya melalui suatu pendidikan formal, melainkan dapat juga dikembangkan
melalui jalur non formal yaitu Belajar Kecakapan Hidup (Life Skills
Education). Namun pokok persoalan dari seluruh permasalahan adalah
bagaimana menempatkan masyarakat yang tidak memiliki kesempatan untuk
berpendidikan tinggi dapat diberdayakan (empowering) sehingga memiliki
ketrampilan agar bisa menambah penghasilannya.
Salah satu alternatif adalah melalui Pelatihan Ketrampilan Kerajinan Kain
Perca. Beberapa hal yang melatarbelakangi alternatif ini adalah sebagai
berikut :
1. Kain perca adalah produk yang prosesnya pengerjaannya sebagian besar
(80%) menggunakan jahitan tangan.
2. Patchwork Quilts atau kerajinan Perca memiliki keunikan, yaitu sangat
unik untuk dipelajari dan diperdalam karena memiliki kemungkinan kreasi
yang tidak terbatas, tergantung dari kreatifitas pembuat
3. Produk kain perca memiliki segmen pasar yang spesifik dan apresiasi
produk begitu tinggi
4. Produk kain perca memiliki alternatif yang luas dari segi aplikasi dan
estetika, diantaranya adalah : perlengkapan tidur ( selimut, sarung bantal,
sprei), perlengkapan dapur (cempal, celemek, alas panas), perlengkapan
ruang tamu (sarung bantal, karpet, keset), penghias dinding dan berbagai
fungsi lainnya dapat diaplikasikan mengunakan Quilt.
5. Dapat memberi kesempatan kepada wanita remaja dan ibu rumah tangga
dalam memanfaatkan waktu diluar kegiatan mengurus rumah tangga ke
hal-hal produktif dan menghasilkan.
6. Pelatihan kerajinan ini sekaligus untuk menciptakan lapangan kerja baru.
Diharapkan
setelah
mendapat
proses
pelatihan,
dukungan
dan
II.
III.
Sasaran Program
Jangka pendek :
a. Menghimpun peserta latihan yang dianggap siap dan mampu menerima
proses pengembangan diri, khusunya adalah masyarakat berpenghasilan
rendah; remaja putus sekolah atau komunitas masyarakat usia kerja yang
masih menganggur.
b. Peserta mampu menghasilkan produk yang dapat diserap oleh pembeli dan
akan menjadi contoh (ditiru) sehingga menyebar kepada masyarakat
lainnya. Kondisi ini diharapkan akan memacu peserta lainnya untuk
mengembangkan dan menciptakan produk-produk kerajinan kain perca.
c. Apresiasi dan perilaku peserta meningkat serta berorientrasi pada
peningkatan tarap kehidupan.
Jangka Panjang :
a. Tercipta kelompok Swadaya Masyarakat (komunitas) yang berprofesi
sebagai pengrajin kain perca.
b. Terjalin kemitraan antara peserta yang berperan sebagai pengrajin baru dan
Lembaga usaha berperan sebagai fungsi pemasaran produk kerajinan kain
perca.
IV.
V.
pelatihan
yang
diselenggarakan
oleh
para
tokoh
pola,
pemotongan kain,
pembuatan
desain,
hingga
penjahitan.
c. Pemantauan dan Pendampingan.
Pemantauan dan pendampingan dilakukan selama pelaksanaan
kegiatan ini berlangsung sampai peserta pelatihan dapat melakukan
secara mandiri. Pemantauan akan dilakukan oleh anggota kelompok
penggerak/ panitia bersama pengurus RW dan RT untuk mengamati
pelaksanaan program.
VI.
VII.
PROSPEK PROGRAM
a. Pemasaran
b. SDM
Dapat menyerap tenaga kerja berpendidikan rendah/ putus sekolah dan
ibu rumah tangga
VIII. RENCANA ANGGARAN BIAYA
(Terlampir)
IX.
X.
PENUTUP
Demikian gambaran berpikir dan uraian penjelasan mengenai program
Pelatihan Kerajinan Rumah Tangga ini kami sampaikan semoga berbagai
pihak dapat mendukungnya.
LAMPIRAN I
RENCANA ANGGARAN BIAYA
A. Pra Kegiatan
1. Persiapan lokasi
Rp 50.000,-
B. Pelaksanaan
1. Kain Perca Katun
2. Gunting
3. Kancing
4. Peniti Bros
5. Keperluan jahit
(benang,jarum,gunting)
Rp. 500.000,-
Rp 150.000,-
C. Laporan
1. Penyusunan laporan
Rp 100.000,-
2. Penggandaan proposal
Rp 100.000,-
Total Jumlah
Rp 900.000,-
LAMPIRAN II
Analisa Swot Usaha Daur Ulang
Kain Perca Sebagai Inovasi Produk Rumah Tangga
Bros Bunga dari Kain Perca
1. Kelebihan (Strenghten)
Meningkatnya jumlah permintaan masyarakat akan produk rumah tangga
mendasari penulis untuk menciptakan usaha ini. Diharapkan dari usaha ini
ke depan dapat memenuhi kebutuhan rumah tangga para ibu rumah tangga
dan remaja-remaja putri. Alasan utama penggunaan bahan baku dari
produk rumah tangga ini krena kain perca mudah didapat, biaya pengadaan
bahan baku murah dan dapat mengurangi jumlah sampah. Tentunya usaha
ini juga masih jarang dikembangkan sehingga penulis juga optimis usaha
produk ini dapat diterima pasar terlebih dilihat dari bahan bakunya yang
membedakan dengan barang-barang produksi sama yang lebih dahulu
berkembang.
2. Kelemahan (Weakness)
Karena usaha daur ulang kain perca sebagai produk rumah tangga
merupakan usaha yang baru dirintis dan selama ini konsumen masih belum
familiar dengan produk rumah tangga yang berbahan baku kain perca
sehingga masih terdapat kesulitan dalam mencari pangsa pasar
(konsumen) yang tertarik dengan inovasi daur ulang kain perca.
3. Kesempatan (Opportunity)
Dengan pertimbangan modal usaha yang bisa ditekan seminimal mungkin,
usaha ini dapat menghasilkan keuntungan yang relative lebih banyak dari
usaha produk-produk rumah tangga yang sama. Kemungkinan harga jual
lebih tinggi dari harga jual produk yang sejenis memberikan keuntungan
buat penulis, namun hal ini sesuai dengan proses produksinya yang
membutuhkan kreatifitas dan ketrampilan khusus. Tanggapan pasar yang
diharapkan terbuka dan bisa menerimanya memungkinkan usaha ini dapat
berkembang dengan baik. Dengan berkembangnya usaha ini nantinya akan
membuka peluang-peluang untuk merekrut tenaga-tenaga kerja baru.
4. Tantangan atau Ancaman (Threaten)
Selama ini usaha-usaha sejenis juga banyak yang berkembang di pasar
sehingga menjadi ancaman dari usaha kain perca sebagai produk rumah
tangga akan memiliki banyak pesaing
4. Lalu lipatan kain perca tersebut kita tusuk dengan jarum pentul agar
bentunya gak berubah