Anda di halaman 1dari 10

MATERI KULIAH

Sabtu, 17 Januari 2015


PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

STIMULASI PERSEPSI HALUSINASI

A. Latar Belakang
Terapi Aktivitas Kelompol (TAK) adalah upaya memfasilitasi kemampuan sosialisasi

sejumlah klien dengan masalah hubungan sosial. Salah satu gangguan hubungan sosial pada

pasien gangguan jiwa adalah gangguan sensori persepsi: Halusinasi dan merupakan salah

satu masalah keperawatan yang dapat ditemukan pada pasien gangguan jiwa. Halusinasi

adalah salah satu gejala gangguan jiwa di mana pasien mengalami perubahan sensori

persepsi; merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan perabaan atau

penghiduan. Pasien merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada. Dampak dari halusinasi

yang diderita klien diantaranya dapat menyebabkan klien tidak mempunyai teman dan asyik

dengan fikirannya sendiri. Salah satu penanganannya yaitu dengan melakukan Terapi

Aktivitas Kelompok yang bertujuan untuk mengidentifikasi halusinasi dan mengontrol

halusinasi yang dialaminya.


Dari beberapa kasus gangguan jiwa yang ada di RSKD Provinsi Sulawesi Selatan

khususnya Ruang Sawit sebagian besar pasien menderita halusinasi. Oleh karena itu maka

kami menganggap dengan Therapy Aktivitas Kelompok (TAK) klien dengan gangguan

sensori persepsi dapat tertolong dalam hal sosialisasi dengan lingkungan sekitarnya namun

tentu saja klien yang mengikuti therapy ini adalah klien yang sudah mampu mengontrol

dirinya dari halusinasi sehingga pada saat TAK klien dapat bekerjasama dan tidak

mengganggu anggota kelompok yang lain.


B. Metode Therapy Aktifitas Kelompok
Metode yang digunakan pada therapy aktifitas kelompok (TAK) ini adalah metode

diskusi dan tanya jawab dan melengkapi jadwal harian. Kegiatan TAK menggunakan sistem

Sesi yang dibagi menjadi lima sesi, setiap sesi memiliki tujuan khusus yang berbeda, yaitu

sebagai berikut:
Sesi I : Klien mengenal halusinasi
Sesi II : Mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
Sesi III : Mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap

dengan orang lain

Sesi IV : Mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktivitas

terjadwal

Sesi V : Mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum obat


1. Tata tertib
a. Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK
b. Peserta wajib hadir 5 menit sebelum acara dimulai
c. Peserta berpakaian rapi, bersih dan sudah mandi
d. Tidak diperkenannkan makan, ,inum, merokok selama kegiatan TAK
e. Jika inigin mengajukan atau menjawab pertanyaan peserta mengangkat tangan kanan dan

berbicara setelah dipersilahkan oleh pemimpin


f. Peserta yang mengacaukan jalannya acara akan dikeluarkan
g. Peserta dilarang keluar sebelum acara TAK selesai
h. Apabila waktu TAK sesuai kesepakatan telah habis, namun TAK belum selseai, maka

pemimpin akan meminta persetujuan anggota untuk memperpanjang waktu TAK kepada

anggota.
2. Program antisipasi
Ada beberapa langkah yang diambil dalam mengantisispasi kemungkinan yang akan terjadi

pada pelaksanaan TAK. Langkah-langkah yang diambil adalah:


a. Apabila ada klien yang telah bersedia untuk mengikuti TAK, namun pada saat pelaksanaan

TAK tidak bersedia, maka langkah yang diambil adalah mempersiapkan klien cadangan yang

telah diseleksi sesuai dengan kriteria dan telah disepakati oleh anggota kelompok lainnya.
b. Apabila dalam pelaksanaan ada anggota kelompok yang tidak mematuhi tata tretib yang telah

disepakati, maka berdasarkan kesepakatan ditegur terlebih dahulu dan bila tidak cooperative

maka dikeluarkan dari kegiatan


c. Bila ada anggota kelompok yang melakukan kekerasan, leader memberitahukan kepada

anggota TAK bahwa perilaku kekerasan tidak boleh dilakukan.


C. Kegiatan Terapi Aktivitas Kelompok
1. Tujuan
a. Tujuan umum
Klien dapat meningkatkan kemampuan diri dalam mengontrol halusinasi dalam kelompok

secara bertahap.
b. Tujuan khusus
1) Klien dapat mengenal halusinasi.
2) Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara menghardik.
3) Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain.
4) klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktivitas terjadwal.
5) Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum obat.
2. Klien
a. Kriteria klien
1) Klien dengan riwayat schizoprenia dengan disertai gangguan persepsi sensori; halusinasi.
2) Klien yang mengikuti TAK ini tidak mengalami perilaku agresif atau mengamuk, dalam

keadaan tenang.
3) Klien dapat diajak kerjasama (cooperative).
b. Proses seleksi
1) Mengobservasi klien yang masuk kriteria.
2) Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria.
3) Mengumpulkan klien yang masuk kriteria.
4) Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAK, meliputi: menjelaskan tujuan TAK

pada klien, rencana kegiatan kelompok dan aturan main dalam kelompok.

3. Jenis Permainan
Jenis permainan yang digunakan adalah bola
4. Waktu Dan Tempat Pelaksanaan
Therapy Aktifitas Kelompok ini dilaksanakan pada:
Hari, Tanggal : jumat, 6 Juni 2014
Waktu : Pukul 10.00 WITA s.d selesai
Tempat : Ruang Kenanga RSKD Prov. Sulsel
5. Nama klien dan ruangan
Klien yang mengikuti kegiatan berjumlah 8 orang, sedangkan sisanya adalah cadangan jika

klien yang ditunjuk berhalangan.


Adapun nama-nama klien yang akan mengikuti TAK serta pasien sebagai cadangan yaitu:
Klien peserta:
a. .
b.
c. .
d. ....
e. ..
f. .
g. .
h. .

Klien peserta TAK cadangan:

a.
b. .................
6. Media dan alat
1. Spidol dan whiteboard / papan tulis.
2. Beberapa contoh obat.
3. Laptop
4. speaker
7. Susunan Pelaksana
Yang bertugas dalam TAK kali ini disesuaikan dengan petugas setiap Sesi yang telah

disepakati. Sebagai berikut:

1. Leader : Iskandar Zulkarnaen


2. Co. Leader : Lisnawati marman
3. Fasilitator 1 : jumriati
4. Fasilitator 2 : jusmaini
5. Fasilitator 3 : Irma firdayani
6. Fasilitator 4 : masriani
7. Fasilitator 5 : lindasari
8. Observer : marna kaledupa
8. Uraian Tugas Pelaksana
leader

Tugas:
a. Memimpin jalannya therapy aktifitas kelompok.
b. Merencanakan, mengontrol, dan mengatur jalannya therapy.
c. Menyampaikan materi sesuai tujuan TAK.
d. Memimpin diskusi kelompok.
Co. Leader
Tugas:
a. Membuka acara.
b. Mendampingi Leader.
c. Mengambil alih posisi leader jika leader bloking.
d. Menyerahkan kembali posisi kepada leader.
e. Menutup acara diskusi.
Fasilitator
Tugas:
a. Ikut serta dalam kegiatan kelompok.
b. Memberikan stimulus dan motivator pada anggota kelompok untuk aktif mengikuti jalannya
therapy.
Observer
Tugas:
a. Mencatat serta mengamati respon klien (dicatat pada format yang tersedia).
b. Mengawasi jalannya aktifitas kelompok dari mulai persiapan, proses, hingga penutupan.

9. Setting tempat

Keterangan:
: leader

: co leader

: observer

: fasilitator
: klien

: laptop
10. Mekanisme Kegiatan
SESI 1 Mengenal halusinasi
a. Salam terapeutik
1) Salam terapeutik kepada klien
2) Perkenalan nama lengkap dan nama panggilan semua struktur (beri papan nama)
3) Menanyakan nama lengkap dan nama panggilan dari semua klien (beri papan nama)
b. Evaluasi/validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini
c. Kontrak
1) Leader menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu mengenal suara-suara
yang didengar
2) Leader menjelaskan aturan main
3) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok harus minta izin kepada leader
4) Lama kegiatan 30 menit
5) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
d. Tahap kerja
1) Leader menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan yaitu mengenal suara-suara yang
didengar (halusinasi) tentang isinya, waktu terjadinya, situasi yang membuat terjadi dan
perasaan klien pada saat halusinasi muncul
2) Leader meminta klien menceritakan isi halusinasi, waktu terjadinya, situasi yang membuat
terjadi dan perasaan klien saat terjadi halusinasi. Hasilnya ditulis di whiteboard
3) Beri pujian pada klien yang melakukan dengan baik
Simpulkan isi, waktu terjadi, situasi pada saat terjadi dan perasaan klien dari suara yang biasa
didengar

e. Tahap terminasi
1) Evaluasi
a) Leader menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
b) leader memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
2) Tindak Lanjut
Leader meminta untuk melaporkan isi, waktu, situasi dan perasaan jika halusinasi muncul
3) Kontrak yang akan datang
a) Menyepakati TAK yang akan datang: cara mengontrol halusinasi
b) Menyepakati waktu dan tempat
Evaluasi dan Dokumentasi
a. Evaluasi
Formulir yang dievaluasi
Sesi I TAK Stimulasi Persepsi Sensori (Halusinasi)
Kemampuan Personal/Halusinasi
No Nama Menyebut Menyebutkan Menyebut Situasi Menyebut
Isi Waktu terjadi Perasaan saat
Klien Halusinasi Muncul
Halusinasi Halusinasi berhalusinasi

Petunjuk:
1) Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama
2) Untuk setiap klien beri penilaian kemampuan mengenal halusinasi; isi, waktu, situasi dan
perasaan saat halusinasi muncul. Beri tanda jika klien mampu dan berikan tanda X jika
klien tidak mampu.
b. Dokumentasi
Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan
setiap klien. Anjurkan klien mengidentifikasi halusinasi yang timbul dan menyampaikan
kepada perawat.

Sesi II
a. Tujuan
1) Klien dapat menjelaskan cara yang selama ini dilakukan untuk mengatasi halusinasi
2) Klien dapat memahami cara menghardik halusinasi
3) Klien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi
b. Langkah kegiatan
1) Persiapan
a) Mengingatkan kontrak kepada klien yang telah mengikuti sesi I
b) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2) Orientasi
a) Salam terapeutik
Salam terapeutik
Klien dan terapis pakai papan nama
b) Orientasi
Leader menanyakan perasaan klien saat ini
Leader menanyakan pengalaman halusinasi yang terjadi: isi, waktu, situasi dan perasaan
3) Kontrak
a) Menjelaskan tujuan kegiatan: latihan cara mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
b) Menjelaskan aturan main
Jika ada yang ingin meninggalkan kelompok harus meminta izin kepada leader
Lama kegiata 30 menit
Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhi
4) Tahap keja
a) Leader meminta klien menceritakan apa yang dilakukan pada saat mengalami halusinasi dan
bagaimana hasilnya . Ulangi sampai semua pasien mendapat giliran

b) Berikan pujian setiap klien selesai bercerita


c) Leader menjelaskan cara mengatasi halusinasi dengan menghardik halusinasi pada saat
halusinasi muncul.
d) Co-Leader memperagakan cara menghardik halusinasi yaitu: Pergi, pergi jangan ganggu
saya, kamu suara palsu...
e) Leader meminta masing-masing klien memperagakan cara menghardik halusinasi.
f) Leader memberikan pujian dan mengajak semua klien bertepuk tangan.
g) setiap klien memperagakan menghardik halusinasi
5) Tahap terminasi
a) Evaluasi
Leader menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
Leader memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b) Tindak Lanjut
Leader mengajarkan klien untuk menerapkan cara yang telah dipelajari jika halusinasi
muncul
Memasukkan kegiatan menghardik ke dalam jadwal kegiatan harian klien
6) Kontrak yang akan datang
a) Leader membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK berikutnya yaitu cara mengontrol
halusinasi dengan melakukan bercakap-cakap dengan orang lain.
b) Leader membuat kesepakatan waktu dan tempat TAK berikutnya
c. Evaluasi dan Dokumentasi
1) Evaluasi

Sesi II: Stimulasi Persepsi Sensori (Halusinasi)


Kemampuan Menghardik Halusinasi

N Nama Klien
Aspek yang dinilai
o
1 Menyebutkan cara yang
selama ini digunakan untuk
mengatasi halusinasi
Menyebutkan efektivitas cara
2
yang digunakan
Menyebutkan cara mengatasi
3 halusinasi dengan
menghardik
Memperagakan cara
4
menghardik halusinasi

Petunjuk:
a) Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama
b) Untuk setiap klien beri penilaian kemampuan menyebutkan; cara yang biasa digunakan
untuk mengatasi halusinasi, efektifitas cara yang digunakan, cara mengatasi halusinasi
dengan menghardik dan memperagakan cara menghardik halusinasi. Beri tanda jika klien
mampu dan berikan tanda X jika klien tidak mampu.

2) Dokumentasi
Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan
setiap klien. Contoh: klien mengikuti TAK stimulasi persepsi sensori. Klien mampu
memperagakan cara menghardik halusinasi, anjurkan klien mengguanakannnya jika
halusinasi muncul.

DAFTAR PUSTAKA

Keliat, Budi Anna. (2004). Keperawatan Jiwa Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Maramis, W.F, 1990. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Erlangga Universitas Press
Stuart G.W, 2006. Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 5. Jakarta: EGC
Stuart G.W, Sundeen S.J, 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 3. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai