Anda di halaman 1dari 73

SEMESTER 2

Untuk Kelas X SMK

PROGRAM
STUDI
AGRIBISNIS
PRODUKSI
TANAMAN
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMK

Puji dan Syukur kepada Tuhan YME atas berkat rahmat-Nya penulis dapat
menyelesaikan penyusunan Buku Petunjuk Praktikum Kimia untuk SMK Program Studi
Agribisnis Produksi Tanaman Kelas X Semester 2 dengan baik.
Buku petunjuk praktikum ini menggunakan kurikulum 2013 dalam buku ini
menyajikan pada bagian awal berupa teknik pengerjaan yang sering dilakukan di
laboratorium kimia, pengenalan alat-alat dan kegunaannya, simbol bahan-bahan kimia,
alat pelindung diri dan tata tertib laboratorium kimia. Selanjutnya buku petunjuk
praktikum ini juga berisi delapan percobaan kimia yang bisa dilakukan di SMK yang
terdiri dari 4 bab yaitu konsep mol dan hukum dasar-dasar kimia, ikatan kimia dan
penamaan senyawa, reaksi kimia (reaksi asam-basa, reaksi reduksi-oksidasi) serta
elektrokimia. Setiap percobaan dalam buku ini diawali dengan Kompetensi Dasar dan
Tujuan sehingga siswa dapat mengetahui apa yang akan dilakukan dalam percobaan itu.
Buku ini berbasis inkuiri terbimbing oleh karena itu terdapat kolom masalah, hipotesis,
prosedur kerja, analisis data, serta kesimpulan yang diharapkan dapat menambah
kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dan berpikir kritis. Hal ini sesuai yang
diungkapkan Buck, dkk (2008) dimana pada setiap praktikum terdapat enam
karakteristik yaitu masalah, teori, prosedur, hasil analisis dan kesimpulan. Pada bagian
akhir dilengkapi dengan daftar pustaka serta profil penulis.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Eddy Sulistyowati, Apt.,M.S
selaku dosen pembimbing atas masukan dan bimbingannya dalam menyusun buku
petunjuk praktikum ini. Penulis menyadari dalam buku petunjuk praktikum ini masih
terdapat kekurangan, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun senantiasa
penulis harapkan. Akhir kata, semoga buku petunjuk praktikum ini dapat memberikan
manfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, Agustus 2017

Penulis

ii
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMK

. 12
…. 3
P… …. 1
H…

Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii

Daftar Gambar iv

Daftar Tabel v

Teknik Pengerjaan di Laboratorium Kimia vi

Pengenalan Alat-Alat dan Kegunaannya vii

Simbol-Simbol Bahan Kimia xi

Alat Pelindung Diri xivi

Tata Tertib di Laboratorium Kimia xvii

Bab 1. Konsep Mol dan Hukum-Hukum Dasar Kimia (Konsep Mol, Hukum Lavoisier, 1
Hukum Proust, Hukum Dalton, Hukum Gay Lussac dan Hukum Avogadro)
Praktikum 1 : Bagaimana Massa Zat Sebelum dan Setelah Reaksi Kimia? 2

Bab 2. Ikatan Kimia dan Penamaan Senyawa (Ikatan Ion, Ikatan Kovalen, Ikatan 8
Logam dan Penamaan Senyawa Kimia)
Praktikum 2 : Bagaimana Ikatan Kimia pada beberapa Senyawa? 9

Praktikum 3 : Bagaimana Kepolaran beberapa Senyawa? 15

Bab 3. Reaksi Kimia (Reaksi Asam-Basa, Reaksi Reduksi-Oksidasi) 21

Praktikum 4 : Bagaimana Terjadinya Reaksi Penetralan dengan Metode Titrasi? 22

Praktikum 5 : Bagaimana Terjadinya Reaksi Reduksi-Oksidasi? 29

Praktikum 6 : Bagaimana Terjadinya Karat pada Besi? 35

Bab 4. Elektrokimia (Sifat Larutan Elektrolit, Sifat Larutan Non Elektrolit, Elektroplating 41
dan Korosi pada Logam)
Praktikum 7 : Bagaimana Daya Hantar Listrik suatu Larutan? 42

Praktikum 8 : Bagaimana Cara Melapisi suatu Logam? 48

Daftar Pustaka 54

Tentang Penulis 55

iii
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMK

Gambar 1. Gelas berisi Air dan Minyak yang Tidak Bercampur 15


Gambar 2. Rangkaian Alat Uji Kepolaran 17
Gambar 3. Rangkaian Alat Titrasi 25
Gambar 4. Orang yang Menangkap Ikan dengan Alat Setrum 42
Gambar 5. Rangkaian Alat Uji Elektrolit 44
Gambar 6. Rangkaian Alat Uji Elektroplating 50

iv
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMK

Tabel 1. Hasil Pengamatan Praktikum 1 5


Tabel 2. Hasil Pengamatan Praktikum 2 13
Tabel 3. Hasil Pengamatan Praktikum 3 18
Tabel 4. Hasil Pengamatan Praktikum 4 26
Tabel 5. Hasil Pengamatan Praktikum 5 32
Tabel 6. Hasil Pengamatan Praktikum 6 38
Tabel 7. Hasil Pengamatan Praktikum 7 45
Tabel 8. Hasil Pengamatan Praktikum 8 51

v
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMK

1. Mengencerkan asam pekat


Tuangkan asam pekat ke dalam air sambil diaduk-aduk, jangan sebaliknya
air dituangkan ke asam pekat.
2. Memanaskan tabung reaksi
Hadapkan mulut tabung reaksi ke tempat yang aman supaya anda dan orang
lain tidak terkena percikan benda panas dan berbahaya.
3. Percobaan yang menghasilkan gas yang berbahaya bagi kesehatan, supaya
dilakukan di lemari asam atau di luar laboratorium.
4. Jika akan memasukkan termometer atau pipa gelas ke lubang gabus atau
karet, basahi alat tersebut dengan air, pegang dekat bagian yang akan
dimasukkan, menggunakan kain basah.
5. Buret bocor
Tuangkan cairan ke wadah lain. Bukalah keran buret, kemudian lap dengan
kertas saring atau tissue seluruh bagian keran. Saluran cairan tidak boleh
tersumbat oleh benda-benda yang tidak semestinya. Balurlah atau lumuri
bagian yang diarsir atau masir, dengan sedikit vaselin. Pasang lagi keran,
putar-putarlah agar vaselin benar-benar telah merata.
6. Menimbang
Zat yang ditimbang, tidak boleh langsung diletakkan di atas piring neraca,
gunakan gelas kimia, botol timbang, kaca arloji, kertas saring atau wadah lain
yang sesuai.

vi
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMK

NAMA ALAT KEGUNAAN


Digunakan untuk bermacam-macam
kegiatan seperti mencampur atau
memanaskan larutan dalam jumlah kecil,
sebagai tempat larutan dalam jumlah
yang sedikit. Terdapat beberapa ukuran
yaitu kecil, sedang dan besar.

Tabung Reaksi
sumber:
https://tokopedia.com

Digunakan tempat larutan atau zat cair.


Gelas kimia pyrex dapat digunakan untuk
pemanasan. Jangan digunakan untuk
mengukur volum larutan karena kurang
teliti.
Terdapat beberapa jenis ukuran yaitu 50
mL, 100 mL, 200 mL dan 500 mL.

Gelas Kimia
sumber:
dokumentasi pribadi

Ukuran 50-2000 mL, untuk menyimpan


larutan atau zat kimia, memanaskan zat
cair, untuk menampung destilat pada
proses destilasi dan sebagainya. Bila
berisi larutan yang steril, labu harus
ditutup.

Labu Erlenmeyer
sumber:
dokumentasi pribadi

vii
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMK

NAMA ALAT KEGUNAAN


Untuk menyaring larutan.

Corong Gelas
sumber :
https://tokopedia.com
Untuk mengambil larutan atau
menambahkan larutan dalam jumlah tetes
atau sedikit.

Pipet tetes
sumber:
dokumentasi pribadi

Biasanya digunakan untuk melakukan


titrasi.

Buret
sumber:
https://tokopedia.com

viii
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMK

NAMA ALAT KEGUNAAN


Untuk menimbang bahan-bahan kimia.

Timbangan Analitik
sumber:
dokumentasi pribadi

Sebagai penyangga buret.

Statif dan Klem


sumber:
dokumentasi pribadi

Sebagai tempat untuk meletakkan tabung


reaksi.

Rak Tabung Reaksi


sumber:
dokumentasi pribadi

ix
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMK

NAMA ALAT KEGUNAAN


Untuk mengaduk larutan dan zat kimia.

Batang Pengaduk
sumber:
dokumentasi pribadi

Sebagai alat pemanas dengan bahan


bakar spiritus.

Pembakar Spiritus
sumber:
dokumentasi pribadi

Ukuran 5-2000 mL, untuk mengukur


larutan atau zat cair yang akan diperlukan
sesuai dengan kebutuhan. Jangan
digunakan untuk melarutkan atau
mengencerkan larutan.

Gelas Ukur
sumber:
https://mamanyagendhis.blogspot.co.id

x
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMK

SIMBOL BAHAN KETERANGAN


Bahan mudah meledak (explosives)
adalah bahan kimia yang mudah meledak
dengan adanya panas atau percikan api,
gesekan atau benturan. Contoh: KClO3,
NH4NO3, TNT (trinitro toluene).
Tindakan pencegahan: hindari pukulan,
benturan, gesekan, pemanasan, api dan
sumber nyala lain.

sumber :
http://www.perpusku.com

Bahan korosif (corrosive), lambang: C.


Artinya bahan yang bersifat korosif, dapat
merusak jaringan hidup, dapat
menyebabkan iritasi pada kulit, gatal-gatal
dan dapat membuat kulit mengelupas.
Contoh : HCl, H2SO4, NaOH (>2%).
Tindakan pencegahan : Hindari kontak
langsung dengan kulit dan hindarkan dari
sumber: benda-benda yang bersifat logam.
http://www.perpusku.com

Irritant, lambang: Xi. Artinya bahan yang


dapat menyebabkan iritasi, gatal-gatal dan
dapat menyebabkan luka bakar pada kulit.
Contoh: NaOH, C6H5OH, Cl2.
Tindakan pencegahan : hindari kontak
langsung dengan kulit.

sumber:
http://www.perpusku.com

xi
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMK

SIMBOL BAHAN KETERANGAN


Harmfull, lambang: Xn. Artinya bahan
yang dapat merusak kesehatan tubuh bila
kontak langsung dengan tubuh atau
melalui inhalasi. Contoh: etilen glikol dan
diklorometan.
Tindakan pencegahan: jangan dihirup,
jangan ditelan dan hindari kontak
langsung dengan kulit.

sumber :
http://www.perpusku.com

Bahan Oxidizing Agent, lambang: O.


Artinya, bahan kimia bersifat pengoksidasi,
dapat menyebabkan kebakaran dan
menghasilkan panas saat kontak dengan
bahan organik dan bahan pereduksi.
Contoh: Hidrogen peroksida dan kalium
perklorat.

sumber:
http://www.perpusku.com

Bahan Flammable, arti bahan kimia yang


mempunyai titik nyala rendah, mudah
terbakar dengan api bunsen, permukaan
metal panas atau loncatan bunga api.
Contoh : Minyak terpentin.
Tindakan pencegahan: Jauhkan dari
benda-benda yang berpotensi
mengeluarkan api.

sumber:
http://www.perpusku.com

xii
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMK

SIMBOL BAHAN KETERANGAN


Bahan Highly Flammable, lambang: F.
Artinya, mudah terbakar di bawah kondisi
atmosferik biasa atau mempunyai titik
F nyala rendah (di bawah 21°C) dan mudah
terbakar di bawah pengaruh kelembapan.
Contoh : Aseton dan Logam natrium.
Tindakan pencegahan: Hindari dari
sumber api, api terbuka dan loncatan api,
serta hindari pengaruh pada kelembaban
sumber : tertentu.
http://www.perpusku.com

Bahan Extremely Flammable, lambang:


F+. Artinya, bahan yang amat sangat
F+ mudah terbakar. Berupa gas dan udara
yang membentuk suatu campuran yang
bersifat mudah meledak di bawah kondisi
normal. Contoh : Dietil eter (cairan) dan
Propane (gas).
Tindakan pencegahan: Jauhkan dari
campuran udara dan sumber api.
sumber:
http://www.perpusku.com

Bahan beracun (toxic), lambang: T. Artinya


bahan yang bersifat beracun, dapat
T menyebabkan sakit serius bahkan
kematian bila tertelan atau terhirup.
Contoh : Metanol, Benzena.
Tindakan pencegahan: Jangan ditelan dan
jangan dihirup, hindari kontak langsung
dengan kulit.

sumber:
http://www.perpusku.com

xiii
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMK

SIMBOL BAHAN KETERANGAN


Bahan sangat beracun (very toxic),
lambang: T+. Artinya bahan yang bersifat
sangat beracun dan lebih sangat
berbahaya bagi kesehatan yang juga
dapat menyebabkan sakit kronis bahkan
kematian. Contoh : Kalium sianida,
Hidrogen sulfida, Nitrobenzene dan
Atripin.
Tindakan pencegahan : Hindari kontak
sumber :
http://www.perpusku.com langsung dengan tubuh dan sistem
pernapasan.

Bahan radioaktif, artinya bahan yang


mengandung material atau kombinasi dari
material lain yang dapat memancarkan
radiasi secara spontan. Contoh : Uranium,
Tritium.

sumber:
http://www.perpusku.com

Dangerous For the Environment, lambang:


N. Artinya, bahan kimia yang berbahaya
bagi satu atau beberapa komponen
lingkungan. Dapat menyebabkan
kerusakan ekosistem. Contoh : Tributil
timah klorida, Tetraklorometan, Petroleum
bensin.
Tindakan pencegahan: Hindari kontak
atau bercampur dengan lingkungan yang
sumber: dapat membahayakan makhluk hidup.
http://www.perpusku.com

xiv
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMK

GAMBAR KETERANGAN
Jas laboratorium, untuk melindungi tubuh
dari kontak langsung dengan zat-zat kimia
berbahaya.

sumber :
https://www.3mcanada.ca

Pelindung mata/safety glasses, untuk


melindungi mata biasanya pelindung mata
juga digabung untuk wajah sehingga juga
dapat melindungi wajah, misal dari UV
karena dapat mengakibatkan pembakaran
pada kulit.

sumber:
https://www.3mcanada.ca

Pelindung tangan/safety glove, untuk


melindungi tangan dari kontak langsung
dengan bahan-bahan kimia yang beracun,
benda yang sangat panas atau sangat
dingin dan sumber listrik.

sumber:
https://www.3mcanada.ca

xv
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMK

GAMBAR KETERANGAN

Pelindung kaki (safety shoes), untuk


melindungi kaki dari bahan-bahan kimia
yang tumpah. Biasanya sepatu berbahan
latex.

sumber :
https://www.3mcanada.ca

Pelindung wajah (masker), untuk


melindungi wajah dari percikan cairan
kimia, uap logam, debu serta bau bahan
kimia.

sumber:
https://www.3mcanada.ca

xvi
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMK

1. Siswa memasuki laboratorium harus seizin dan dibawah pengawasan


guru.
2. Saat ingin melakukan praktikum diwajibkan mengenakan baju praktikum
(jas lab) dan berpakaian rapi.
3. Siswa hanya melakukan percobaan atau kegiatan praktikum yang disetujui
guru.
4. Siswa dalam menggunakan alat dan bahan sesuai dengan petunjuk
praktikum yang ada.
5. Dilarang makan dan minum di dalam laboratorium.
6. Siswa harus segera melapor kepada guru jika ada alat yang rusak atau
pecah.
7. Siswa harus segera melapor kepada guru jika ada label bahan yang rusak
atau hilang supaya bisa segera diganti.
8. Siswa diwajibkan menggunakan alat pelindung diri (APD) standar, setiap
melaksanakan praktikum, yaitu : jas praktikum dan masker, sarung
tangan.
9. Saat praktik diwajibkan mengembalikan alat-alat lab sesuai dengan
lembar peminjaman alat dan harus dalam kondisi bersih dan kering
setelah praktikum selesai.
10.Ketika akan meninggalkan laboratorium, siswa harus membersihkan meja,
menutup kran air dan mematikan listrik.

xvii
BAB 1
KONSEP MOL &
HUKUM-HUKUM DASAR KIMIA

Praktikum 1 Bagaimana Massa Zat Sebelum dan Setelah Reaksi Kimia?

1
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMK

Alokasi waktu: 2 x 45 menit

Kompetensi Dasar : Menggunakan hukum-hukum dasar kimia untuk perhitungan


kimia

Pernahkah anda berpikir apa yang terjadi dengan massa suatu benda bila ia
berubah bentuk karena mengalami reaksi kimia, misalnya kertas yang terbakar
menjadi abu? Apakah massa dari kertas yang dibakar tersebut berkurang, hilang
ataukah berubah energi? Jika diperhatikan sepertinya massanya berkurang, tetapi
benarkah itu? Bagaimana menentukan masssa zat sebelum dan sesudah terjadinya
reaksi kimia? Untuk menjawab masalah itu mari kita melakukan percobaan.

1.Membuktikan hukum kekekalan massa.


2.Menentukan massa zat sebelum dan sesudah reaksi.

2
Bagaimana Massa Zat Sebelum dan Setelah Reaksi Kimia?
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMK

Salah satu hukum dasar kimia adalah hukum kekekalan massa atau hukum
Lavoisier. Antonie Laurent Lavoisier telah menyelidiki massa zat sebelum dan
sesudah reaksi. Lavoisier menimbang zat sebelum reaksi kemudian menimbang hasil
reaksinya. Ternyata massa zat sebelum dan sesudah bereaksi selalu sama. Lavoisier
menyimpulkan hasil penemuannya dalam suatu hukum yang disebut Hukum
Kekekalan Massa yang berbunyi: “Dalam sistem tertutup, massa zat sebelum dan
sesudah reaksi adalah sama”. Contoh Hukum Kekekalan Massa dapat dilihat dari
reaksi berikut :
H2(g) + O2(g) → H2O(aq)
(4 g) (32 g) (36 g)
Ciri-ciri terjadinya suatu reaksi kimia diantaranya adalah pembentukan gas,
pembentukan endapan, perubahan warna, perubahan suhu dan timbulnya bau.

Alat :
1. Neraca 4. Sumbat gabus (2 buah)
2. Tabung reaksi (2 buah) 5. Pipet tetes
3. Erlenmeyer (1 buah)

Bahan :
1. Larutan NaOH 0,1 M
2. Larutan CuSO4 0,1 M

Ikutilah prosedur kerja yang berupa pertanyaan dibawah ini!

1. Berapa massa tabung reaksi kosong dengan sumbat dan massa Erlenmeyer
kosong?

3
Bagaimana Massa Zat Sebelum dan Setelah Reaksi Kimia?
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMK

2. Masukkan larutan NaOH ke dalam tabung reaksi 1. Apa yang anda amati
dari larutan NaOH? Berapa massa tabung reaksi yang berisi 10 mL larutan
NaOH?
3. Masukkan larutan NaOH ke dalam tabung reaksi 2. Apa yang anda amati
dari larutan CuSO4? Berapa massa tabung reaksi yang berisi 5 mL larutan
CuSO4?
4. Berapa jumlah massa kedua tabung reaksi yang berisi larutan NaOH dan
larutan CuSO4?
5. Apa yang terjadi jika larutan NaOH dicampurkan dengan larutan CuSO4 ke
dalam Erlenmeyer? Apa terjadi perubahan? Sebutkan perubahan yang
terjadi!
6. Berapa massa Erlenmeyer yang berisi kedua larutan tersebut?

Sebagai alternatif percobaan ini juga bisa menggunakan garam inggris


(MgSO4) dan ammonia yang bisa dibeli di apotik dan took bahan kimia dengan
harga yang murah. Selain itu, anda juga dapat melakukan percobaan ini
dikaitkan dengan pertanian seperti pembakaran glukosa (gula) dimana massa
glukosa (gula) sebelum dibakar dan massa glukosa (gula) setelah dibakar
ditimbang.

Tuliskan dugaan sementara dari percobaan ini :

4
Bagaimana Massa Zat Sebelum dan Setelah Reaksi Kimia?
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMK

Tabel 1. Hasil Pengamatan Praktikum 1

No Pengamatan Hasil Pengamatan

1. Warna larutan NaOH


2. Warna larutan CuSO4
3. Massa tabung reaksi 1 + sumbat
gabus dalam keadaan kosong (a)

4. Massa tabung reaksi 2 + sumbat


gabus dalam keadaan kosong (b)

5. Massa erlenmeyer dalam keadaan


kosong (c)
6. Massa tabung reaksi 1 + sumbat
gabus dengan isi larutan NaOH (d)
7. Massa tabung reaksi 1 + sumbat
gabus dengan isi larutan CuSO4 (e)
8. Massa larutan NaOH (A = d – a)

9. Massa larutan CuSO4 (B = e – b)

10. Massa larutan NaOH + larutan CuSO4


sebelum dicampurkan (A+B)
11. Warna larutan setelah dicampurkan

12. Massa erlenmeyer berisi campuran


larutan NaOH dan larutan CuSO4 (f)
13. Massa larutan NaOH + larutan CuSO4
setelah dicampurkan (f – c)

5
Bagaimana Massa Zat Sebelum dan Setelah Reaksi Kimia?
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMK

1. Dalam percobaan ini, apakah terjadi reaksi kimia? Jika ya, jelaskan cara
kalian mengetahui bahwa terjadi reaksi kimia dalam percobaan ini!

2. Tuliskan persamaan reaksi kimia yang terjadi dalam percobaan ini!

3. Bagaimana massa zat sebelum reaksi dan massa zat setelah reaksi? Apakah
hasilnya sesuai dengan hukum Lavoiser?

6
Bagaimana Massa Zat Sebelum dan Setelah Reaksi Kimia?
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMK

7
Bagaimana Massa Zat Sebelum dan Setelah Reaksi Kimia?
BAB 2
IKATAN KIMIA &
PENAMAAN SENYAWA

Praktikum 2 Bagaimana Ikatan Kimia pada beberapa Senyawa?


Praktikum 3 Bagaimana Kepolaran beberapa Senyawa?

8
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMK

Alokasi waktu: 2 x 45 menit

Kompetensi Dasar :Mengklasifikasi ikatan kimia dan ikatan ion berdasarkan sifat
fisis senyawa

Tahukah anda, sebenarnya unsur yang ada di alam hanya ada 92, tetapi
mengapa semua benda atau barang yang ada di sekitar kita selalu dikatakan
mengandung unsur kimia? Seperti garam dapur, pupuk urea, pupuk ZA, dll. Ternyata
unsur yang hanya 92 itu dapat saling berikatan membentuk berbagai macam
senyawa yang memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Contohnya garam dapur
merupakan hasil dari ikatan antara logam natrium dengan gas klorin sedangkan urea
merupakan hasil ikatan dari unsur karbon, oksigen, nitrogen dan hidrogen dimana
garam dapur dan urea memiliki sifat yang berbeda. Bagaimana membedakan
senyawa yang mempunyai ikatan ion dan senyawa yang mempunyai ikatan kovalen
berdasarkan sifat fisik senyawa? Untuk menjawab masalah itu mari kita melakukan
percobaan.

1.Membedakan senyawa yang mempunyai ikatan ion dan ikatan kovalen

9
Bagaimana Ikatan Kimia pada Beberapa Senyawa?
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMK

Ikatan kimia adalah ikatan yang terjadi karena adanya gaya tarik-menarik
yang kuat antara atom-atom di dalam suatu senyawa. Ikatan dari dua atom atau lebih
yang sejenis maupun yang berbeda akan membentuk senyawa. Ada beberapa jenis
ikatan kimia, diantaranya adalah ikatan ion dan ikatan kovalen.
Ikatan ion adalah ikatan kimia yang terjadi akibat gaya tarik-menarik
elektrostatik antara atom bermuatan positif (kation) dengan atom yang bermuatan
negatif (anion), atau akibat adanya serah terima elektron dari satu atom ke atom yang
lain. Senyawa yang terjadi karena ikatan ion dinamakan senyawa ion. Contoh :
Na+ + F- → NaF
K+ + Cl- → KCl
Sifat-sifat senyawa ion sebagai berikut:
1. Pada suhu kamar berupa zat padat.
2. Dalam bentuk padatan tidak menghantar listrik karena partikel-partikel ionnya
terikat kuat, sehingga tidak ada elektron yang bebas bergerak tetapi leburan dan
larutannya menghantarkan listrik.
3. Titik leleh dan titik didihnya tinggi.
4. Larut dalam pelarut polar (air) dan tidak larut dalam pelarut nonpolar/pelarut
organik, seperti kloroform dan CCl4.
Ikatan kovalen adalah ikatan yang terjadi akibat pemakaian pasangan elektron
secara bersama-sama. Elektron yang dipakai bersama bisa berasal dari kedua atom
yang berikatan atau dari salah satu atom saja. Ikatan kovalen terjadi antara atom-
atom nonlogam yang saling berikatan. Untuk menggambarkan terjadinya ikatan
kovalen digunakan struktur Lewis. Contoh:
Pembentukan HCl :
1H = 1 (memerlukan1 elektron untuk membentuk kestablian duplet)
17Cl elektron valensinya = 7 (memerlukan 1 elektron membentuk kestabilan oktet)
Pasangan elektron digunakan bersama

H + Cl → H Cl

10
Bagaimana Ikatan Kimia pada Beberapa Senyawa?
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMK

Sifat-sifat senyawa kovalen adalah:


1. Pada suhu kamar sebagian besar berupa gas, sebagian kecil cair dan padat.
2. Senyawa kovalen merupakan penghantar listrik yang buruk tetapi ada yang dapat
menghantarkan listrik misalnya, HCl.
3. Titik leleh dan titik didihnya relatif rendah.
4. Ada yang mudah larut dalam air dan ada yang sukar larut dalam air. Tetapi larut
dalam pelarut organik, seperti kloroform dan CCl4.
Jika suatu senyawa larut dalam air serta larut dalam pelarut organik maka senyawa
tersebut termasuk senyawa kovalen. Karena senyawa ion tidak dapat larut dalam
pelarut organik.

Alat :
1. Tabung reaksi (10 buah) 3. Pipet tetes
2. Rak tabung reaksi 4. Sendok spatula (1 buah)

Bahan :
1. Kristal NaCl atau garam dapur 5. Urea
2. Air 6. Padatan MgSO4
3. Larutan CCl4 7. Naftalena atau kapur barus
4. Kloroform

Lakukanlah praktikum sesuai dengan prosedur dibawah ini!

1. Apa yang anda amati dari kristal NaCl? Apa yang terjadi jika 1 sendok spatula
kristal NaCl anda tambahkan ke dalam 2 mL air? Apakah akan larut atau tidak
larut? Bagaimana jika kristal NaCl anda tambahkan ke dalam 2 ml larutan CCl 4?
Apakah hasil dari penambahan larutan CCl4 pada kristal NaCl terjadi perbedaan
dengan penambahan air pada kristal NaCl? Kenapa hal itu dapat terjadi?

11
Bagaimana Ikatan Kimia pada Beberapa Senyawa?
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMK

2. Apa yang anda amati dari urea? Apa yang terjadi jika 1 sendok spatula urea
anda tambahkan ke dalam 2 mL air? Apakah akan larut atau tidak larut?
Bagaimana jika urea anda tambahkan ke dalam 2 ml larutan CCl4? Apakah
hasil dari penambahan larutan CCl4 pada urea terjadi perbedaan dengan
penambahan air pada urea? Kenapa hal itu dapat terjadi?
3. Apa yang anda amati dari padatan MgSO4? Apa yang terjadi jika 1 sendok
spatula padatan MgSO4 anda tambahkan ke dalam 2 mL air? Apakah akan
larut atau tidak larut? Bagaimana jika padatan MgSO4 anda tambahkan ke
dalam 2 ml larutan CCl4? Apakah hasil dari penambahan larutan CCl4 pada
padatan MgSO4 terjadi perbedaan dengan penambahan air pada padatan
MgSO4? Kenapa hal itu dapat terjadi?
4. Apa yang anda amati dari naftalena? Apa yang terjadi jika 1 sendok spatula
naftalena anda tambahkan ke dalam 2 mL air? Apakah akan larut atau tidak
larut? Bagaimana jika naftalena anda tambahkan ke dalam 2 ml larutan CCl4?
Apakah hasil dari penambahan larutan CCl4 pada naftalena terjadi
perbedaan dengan penambahan air pada naftalena? Kenapa hal itu dapat
terjadi?
5. Apa yang anda amati dari kloroform? Apa yang terjadi jika 1 mL kloroform
anda tambahkan ke dalam 2 mL air? Apakah akan larut atau tidak larut?
Bagaimana jika kloroform anda tambahkan ke dalam 2 ml larutan CCl4?
Apakah hasil dari penambahan larutan CCl4 pada kloroform terjadi
perbedaan dengan penambahan air pada kloroform? Kenapa hal itu dapat
terjadi?

Tuliskan dugaan sementara dari percobaan ini :

12
Bagaimana Ikatan Kimia pada Beberapa Senyawa?
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMK

Tabel 2. Hasil Pengamatan Praktikum 2


No Senyawa Kelarutan dalam air Kelarutan dalam CCl4
(Larut/ tidak larut) (Larut/ tidak larut)
1. Kristal NaCl atau
garam dapur
2. Urea

3. Padatan MgSO4

4. Naftalena atau kapur


barus
5. Kloroform

1. Berdasarkan hasil percobaan, senyawa manakah yang larut dalam air dan
senyawa manakah yang larut dalam CCl4 ?

13
Bagaimana Ikatan Kimia pada Beberapa Senyawa?
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMK

2. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, manakah senyawa yang


membentuk ikatan ion? Jelaskan berdasarkan hasil percobaan!

3. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, manakah senyawa yang


membentuk ikatan kovalen? Jelaskan berdasarkan hasil percobaan!

14
Bagaimana Ikatan Kimia pada Beberapa Senyawa?
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMK

Alokasi waktu: 2 x 45 menit

Kompetensi Dasar :Mengklasifikasi ikatan kimia dan ikatan ion berdasarkan sifat
fisis senyawa

Pernahkah anda melihat peristiwa dimana air tidak bisa bercampur dengan
minyak? Kira-kira apa yang menyebabkan kedua bahan itu tidak dapat bercampur.
Ternyata kedua bahan itu memiliki sifat kepolaran yang berbeda. Bagaimana
membedakan senyawa polar dan senyawa nonpolar berdasarkan tertarik atau
tidaknya suatu senyawa ke dalam medan magnet? Untuk menjawab masalah itu mari
kita melakukan percobaan.

Gambar 1. Gelas berisi Air dan Minyak yang Tidak Bercampur


(sumber: commons.wikimedia.org)

15
Bagaimana Kepolaran beberapa Senyawa ?
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMK

1.Mengetahui kepolaran beberapa senyawa.

Senyawa kovalen ada yang bersifat polar dan ada yang bersifat nonpolar.
Senyawa kovalen polar adalah senyawa yang terbentuk dari atom-atom yang
mempunyai keelektronegatifan berbeda, sehingga elektron lebih tertarik ke salah satu
atom yang elektronegativitasnya lebih besar dari atom yang lain. Senyawa kovalen
nonpolar adalah senyawa yang terbentuk dari dua atom yang keelektronegatifannya
sama, atau resultan kelektronegatifan atom unsur penyusunnya = 0, sehingga
kemampuan atom untuk menarik elektron sama. Selain itu, senyawa yang bersifat
nonpolar dapat terjadi pada molekul yang simetris, dimana satu atom diikat oleh
beberapa atom yang sama sehingga pasangan elektron yang dipakai bersama tidak
bergerak/mengutub ke salah satu atom. Senyawa polar dapat ditarik oleh medan
listrik sedangkan senyawa nonpolar tidak dapat ditarik oleh medan listrik.

Alat :
1. Buret (1 buah) 4. Gelas kimia (4 buah)
2. Klem dan statif (1 set) 5. Corong (2 buah)
3. Penggaris plastik (1 buah) 6. Kain wol

Bahan :
1. Air 3. Alkohol
2. Karbon tetraklorida (CCl4) 4. Aseton

16
Bagaimana Kepolaran beberapa Senyawa ?
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMK

Lakukanlah praktikum sesuai dengan prosedur dibawah ini!

1. Rangkailah alat uji kepolaran seperti gambar berikut :

Gambar 2. Rangkaian Alat Uji Kepolaran


(sumber: http//:yovidwi.blogspot.co.id)

2. Masukkan air ke dalam buret sebanyak 20 mL. Apa yang terjadi jika anda
menggosokkan sebuah penggaris ke rambutmu? Apa yang dapat anda amati
jika penggaris tersebut anda dekatkan ke aliran air pada buret dengan jarak 3
cm dari aliran air? Apakah alirannya membelok atau tidak?
3. Masukkan larutan CCl4 ke dalam buret sebanyak 20 mL. Apa yang terjadi jika
anda menggosokkan sebuah penggaris ke rambutmu? Apa yang dapat anda
amati jika penggaris tersebut anda dekatkan ke aliran larutan CCl4 pada buret
jarak 3 cm dari aliran larutan CCl4? Apakah alirannya membelok atau tidak?
4. Masukkan alkohol ke dalam buret sebanyak 20 mL. Apa yang terjadi jika anda
menggosokkan sebuah penggaris ke rambutmu? Apa yang dapat anda amati
jika penggaris tersebut anda dekatkan ke aliran alkohol pada buret jarak 3 cm
dari aliran alkohol? Apakah alirannya membelok atau tidak?

17
Bagaimana Kepolaran beberapa Senyawa ?
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMK

5. Masukkan aseton ke dalam buret sebanyak 20 mL. Apa yang terjadi jika anda
menggosokkan sebuah penggaris ke rambutmu? Apa yang dapat anda amati
jika penggaris tersebut anda dekatkan ke aliran aseton pada buret jarak 3 cm
dari aliran aseton? Apakah alirannya membelok atau tidak?

Tuliskan dugaan sementara dari percobaan ini :

Tabel 3. Hasil Pengamatan Praktikum 3


No Bahan Arah aliran (membelok/ tidak membelok)

18
Bagaimana Kepolaran beberapa Senyawa ?
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMK

1. Bahan apakah yang dapat dibelokkan oleh penggaris? Mengapa?

2. Kelompokkan bahan-bahan tersebut yang termasuk bahan yang bersifat polar


atau nonpolar!

3. Bagaimana ciri-ciri senyawa polar dan senyawa non polar?

19
Bagaimana Kepolaran beberapa Senyawa ?
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMK

20
Bagaimana Kepolaran beberapa Senyawa ?
BAB 3
REAKSI KIMIA (REAKSI ASAM-BASA,
REAKSI REDUKSI-OKSIDASI)

Praktikum 4 Bagaimana Terjadinya Reaksi Penetralan dengan Metode Titrasi?


Praktikum 5 Bagaimana Terjadinya Reaksi Reduksi-Oksidasi ?
Praktikum 6 Bagaimana Terjadinya Karat pada Besi?

21
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMK

Alokasi waktu: 2 x 45 menit

Kompetensi Dasar :Membuktikan terjadinya reaksi asam, basa, dan reaksi reduksi
oksidasi

Tahukah anda, bahwa minyak nabati bisa digunakan sebagai bahan bakar
biodiesel? Minyak nabati dinetralisasi dengan alkali (basa) untuk membuat biofuel.
Kita perlu mengetahui kadar asam bebas yang ada dalam minyak untuk mengetahui
berapa banyak alkali yang akan ditambahkan utnuk membuat biofuel. Maka sebelum
proses penambahan alkali, minyak nabati perlu dititrasi untuk mengetahui berapa
kadar asam bebas yang ada. Sama halnya dengan asam cuka perdagangan,
berbagai merk asam cuka yang beredar di pasaran mencantumkan kadar asam cuka
sebesar 20-25% pada labelnya. Apakah kadar asam cuka yang dituliskan pada label
itu sesuai dengan isinya? Bagaimana menentukan kadar asam cuka perdagangan
dengan melakukan titrasi asam-basa? Untuk menjawab masalah itu mari kita
melakukan percobaan.

22
Bagaimana Terjadinya Reaksi Penetralan dengan Metode Titrasi?
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMK

1. Membuktikan terjadinya suatu reaksi penetralan asam basa dengan metode


titrasi.
2. Menentukan kadar asam cuka dengan titrasi asam-basa menggunakan
larutan NaOH 0,1M.

Titrasi merupakan suatu metode untuk menentukan kadar suatu zat dengan
menggunakan zat lain yang sudah diketahui konsentrasinya. Titrasi biasanya
dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam proses titrasi, sebagai
contoh bila melibatkan reaksi asam basa maka disebut sebagai titrasi asam basa.
Reaksi penetralan asam basa dapat digunakan untuk menentukan kadar
larutan asam atau larutan basa. Dalam hal ini sejumlah tertentu larutan asam ditetesi
dengan larutan basa, atau sebaliknya sampai mencapai titik ekuivalen (asam dan basa
tepat habis bereaksi). Jika molaritas salah satu larutan (asam atau basa) diketahui,
maka molaritas larutan yang satu lagi dapat ditentukan.
Titran atau titer adalah larutan yang digunakan untuk mentitrasi (biasanya
sudah diketahui secara pasti konsentrasinya). Titran atau titer biasanya diletakkan
dalam buret. Dalam proses titrasi suatu zat berfungsi sebagai titran dan yang lain
sebagai titrat. Titrat adalah larutan yang dititrasi untuk diketahui kadarnya dan
biasanya diletakkan di dalam Erlenmeyer. Baik titran maupun titrat biasanya berupa
larutan. Titrasi asam basa adalah suatu titrasi dengan menggunakan reaksi asam basa
(reaksi penetralan). Pada saat terjadi perubahan warna indikator, titrasi dihentikan.
Indikator berubah warna pada saat titik ekivalen. Indikator asam-basa merupakan
suatu zat yang memberikan warna berbeda dalam larutan asam, basa, dan garam.
Pada titrasi asam basa, dikenal istilah titik ekivalen dan titik akhir titrasi. Titik ekivalen
adalah titik pada proses titrasi ketika asam dan basa tepat habis bereaksi. Saat
perubahan warna terjadi pertama kali, saat itu disebut titik akhir titrasi. Titik akhir titrasi
adalah titik pada saat titrasi diakhiri/dihentikan.

23
Bagaimana Terjadinya Reaksi Penetralan dengan Metode Titrasi?
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMK

Reaksi yang terjadi dalam titrasi asam-basa merupakan reaksi penetralan


berikut contoh reaksi dari titrasi asam klorida (HCl) dengan larutan natrium
hidroksida (NaOH) sebagai larutan standar akan menghasilkan garam NaCl berikut
persamaan reaksinya:
HCl (aq) + NaOH (aq) → NaCl (aq) + H2O (l)

Perhitungan konsentrasi yang dicari pada titrasi asam basa menggunakan


persamaan:

VA x NA = VB x NB
Normalitas (N) diperoleh dari hasil perkalian antara molaritas (M) dengan jumlah ion
H+ pada asam atau jumlah ion OH- pada basa, sehingga rumus diatas menjadi:

nA x MA x VA = nB x MB x VB

Keterangan :
N = Normalitas (N)
V = Volume (mL)
M = Molaritas (M)
+
nA = Jumlah ion H (pada asam)
-
nB = Jumlah ion OH (pada basa).

Alat :
1. Erlenmeyer 250 mL 5. Gelas kimia
2. Buret 50 mL 6. Statif dan klem
3. Pipet tetes 7. Gelas ukur 10 mL
4. Corong

Bahan :
1. Larutan NaOH 0,1M
2. Larutan asam cuka perdagangan
3. Indikator alami dari kubis ungu

24
Bagaimana Terjadinya Reaksi Penetralan dengan Metode Titrasi?
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMK

Lakukanlah praktikum sesuai dengan prosedur dibawah ini!

1. Rangkailah alat titrasi seperti gambar berikut:

Gambar 3. Rangkaian Alat Titrasi


(sumber : https://www.mafiabloger.blogspot.co.id)

2. Masukkan larutan NaOH yang telah diketahui konsentrasinya ke dalam buret


hingga tepat batas nol pada buret.
3. Masukkan 5 mL larutan asam cuka ke dalam Erlenmeyer. Apa perubahan
yang terjadi jika anda menambahkan 5 tetes indikator kubis ungu?
4. Berapa volume NaOH yang dibutuhkan untuk menitrasi larutan asam cuka
dengan indikator kubis ungu sampai terjadi perubahan warna biru muda?
5. Ulangi langkah tersebut sebanyak 3 kali.

Cara membuat indikator alami dari kubis ungu dengan cara yaitu kubis ungu
dipotong menjadi beberapa bagian lalu dikeringkan setelah itu dilarutkan
menggunakan air panas sampai terbentuk warna biru/biru keunguan.
Selain itu untuk menghindari kesalahan titrasi sebaiknya menggunakan
indikator fenolftalein (pp) yang memiliki rentang pH yang cocok untuk titrasi
asam lemah dan basa kuat.

25
Bagaimana Terjadinya Reaksi Penetralan dengan Metode Titrasi?
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMK

Tuliskan dugaan sementara dari percobaan ini :

Tabel 4. Hasil Pengamatan Praktikum 4


No Volume asam cuka yang digunakan Volume NaOH yang terpakai
1. 5 mL
2. 5 mL
3. 5 mL

1. Tuliskan persamaan reaksi kimia berdasarkan hasil percobaan?

26
Bagaimana Terjadinya Reaksi Penetralan dengan Metode Titrasi?
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMK

2. Hitunglah konsentrasi asam cuka!

Diketahui :
M NaOH = 0,1 M
v asam cuka = 5 mL
n NaOH (valensi basa) =
n asam cuka (CH3COOH) (valensi asam) =
Ditanya : M asam cuka (CH3COOH) = ?

a. Erlenmeyer nomor 1 :
v NaOH =
n NaOH x M NaOH x V NaOH = n CH3COOH x M CH3COOH x v CH3COOH

b. Erlenmeyer nomor 2
v NaOH =
n NaOH x M NaOH x V NaOH = n CH3COOH x M CH3COOH x v CH3COOH

c. Erlenmeyer nomor 3
v NaOH =
n NaOH x M NaOH x V NaOH = n CH3COOH x M CH3COOH x v CH3COOH

M HCl rata-rata =

Jadi konsentrasi asam cuka berdasarkan hasil percobaan titrasi adalah

27
Bagaimana Terjadinya Reaksi Penetralan dengan Metode Titrasi?
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMK

3. Jelaskan fungsi dari ditambahkannya indikator kedalam larutan yang akan dititrasi!

4. Apakah reaksi dapat berlangsung jika tidak ditambah indikator? Jelaskan!

28
Bagaimana Terjadinya Reaksi Penetralan dengan Metode Titrasi?
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMK

Alokasi waktu: 2 x 45 menit

Kompetensi Dasar :Membuktikan terjadinya reaksi asam, basa, dan reaksi reduksi
oksidasi

Reaksi redoks (reduksi-oksidasi) banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-


hari seperti peristiwa pembakaran, fotosintesis pada tumbuhan, proses perkaratan,
dll. Selain itu, reaksi redoks juga terjadi dalam pembuatan asam nitrat. Asam nitrat
banyak digunakan dalam pembuatan pupuk. Pembuatan asam nitrat biasanya
menggunakan amonia (NH3), amonia mengalami reaksi oksidasi menjadi HNO3(asam
nitrat). Bagaimana reaksi redoks yang terjadi pada berbagai zat? Bagaimana
menentukan senyawa yang mengalami reaksi reduksi dan senyawa yang mengalami
reaksi oksidasi? Untuk menjawab masalah itu mari kita melakukan percobaan.

1. Mengetahui reaksi reduksi-oksidasi dari percobaan.


2. Menentukan senyawa yang mengalami reaksi reduksi dan senyawa yang
mengalami reaksi oksidasi.

29
Bagaimana Terjadinya Reaksi Reduksi-Oksidasi?
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMK

Reaksi kimia yang meliputi peristiwa reduksi dan oksidasi secara bersamaan
disebut dengan reaksi redoks. Reaksi redoks terdapat 3 konsep, yaitu pelepasan
dan pengikatan oksigen, pelepasan dan pengikatan elektron serta penambahan dan
pengurangan bilangan oksidasi. Oksidasi adalah pengikatan oksigen atau
pelepasan elektron atau penambahan bilangan oksidasi. Sedangkan reduksi adalah
peristiwa pelepasan oksigen atau pengikatan elektron atau penurunan bilangan
oksidasi.
Senyawa yang mengalami reaksi reduksi disebut oksidator atau pereduksi
sedangkan senyawa yang mengalami reaksi oksidasi disebut reduktor atau
pengoksidasi.
Contoh reaksi redoks yaitu jika seng dicelupkan ke dalam larutan asam
klorida. Persamaan reaksi yang terjadi:
Zn(s) + 2HCl(aq) → ZnCl2(aq) + H2(g)

Reaksi redoks ini sering dinyatakan dengan penulisan setengah reaksi


secara terpisah. Reaksi redoks dari persamaan reaksi tersebut dapat dituliskan
sebagai berikut:
Oksidasi : Zn(s) → Zn2+(aq) + 2e-
Reduksi : 2H+(aq) + 2e- → H2(g)

Alat :
1. Tabung reaksi
2. Pipet tetes

Bahan :
1. Larutan CuSO4 0,1 M 5. Lempengan besi (Fe) atau paku
2. Larutan ZnSO4 0,1 M 6. Lempengan tembaga (Cu)
3. Larutan H2SO4 1 M 7. Lempengan zink (Zn)

30
Bagaimana Terjadinya Reaksi Reduksi-Oksidasi?
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMK

Lakukanlah praktikum sesuai dengan prosedur dibawah ini!

1. Apa yang anda amati dari lempengan besi? Apa yang anda amati dari larutan
CuSO4? Apa yang terjadi jika lempengan besi anda tambahkan ke dalam 2
mL larutan CuSO4? Apakah terjadi perubahan dari penampilan lempengan
besi dan larutan CuSO4?
2. Apa yang anda amati dari lempengan tembaga? Apa yang anda amati dari
larutan ZnSO4? Apa yang terjadi jika lempengan tembaga anda tambahkan ke
dalam 2 mL larutan ZnSO4? Apakah terjadi perubahan dari penampilan
lempengan tembaga dan larutan ZnSO4?
3. Apa yang anda amati dari lempengan seng? Apa yang anda amati dari
larutan CuSO4? Apa yang terjadi jika lempengan seng anda tambahkan ke
dalam 2 mL larutan CuSO4? Apakah terjadi perubahan dari penampilan
lempengan seng dan larutan CuSO4?
4. Apa yang anda amati dari lempengan seng? Apa yang anda amati dari
larutan H2SO4? Apa yang terjadi jika lempengan seng anda tambahkan ke
dalam 2 mL larutan H2SO4? Apakah terjadi perubahan dari penampilan
lempengan seng dan larutan H2SO4?

Tuliskan dugaan sementara dari percobaan ini :

31
Bagaimana Terjadinya Reaksi Reduksi-Oksidasi?
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMK

Tabel 5. Hasil Pengamatan Praktikum 5


No Logam Larutan Hasil Pengamatan
1. Fe CuSO4

2. Cu ZnSO4

3. Zn CuSO4

4. Zn H2SO4

1. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, apa perubahan yang terjadi


pada masing-masing logam yang telah ditambahkan larutan?

32
Bagaimana Terjadinya Reaksi Reduksi-Oksidasi?
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMK

2. Apakah semua tabung mengalami reaksi redoks? Jelaskan!

3. Tuliskan persamaan reaksi yang terjadi untuk keempat percobaan tersebut!

4. Pada masing-masing reaksi, senyawa manakah yang mengalami reaksi reduksi


dan senyawa manakah yang mengalami reaksi oksidasi?

33
Bagaimana Terjadinya Reaksi Reduksi-Oksidasi?
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMK

5. Dari jawaban nomor 4, manakah senyawa yang berperan sebagai pereduksi


(oksidator) dan manakah yang berperan sebagai pengoksidasi (reduktor)?

34
Bagaimana Terjadinya Reaksi Reduksi-Oksidasi?
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMK

Alokasi waktu: 2 x 45 menit

Kompetensi Dasar :Membuktikan terjadinya reaksi asam, basa, dan reaksi reduksi
oksidasi

Peristiwa perkaratan pada besi merupakan salah satu contoh dari reaksi
redoks dalam kehidupan sehari-hari. Contoh peristiwa perkaratan yang sering terjadi
yaitu perkaratan pada pagar, traktor, paku, dll. Pasti kita ingin mengetahui apa faktor
yang menyebabkan barang-barang tersebut bisa berkarat. Apakah faktor-faktor yang
mempengaruhi timbulnya karat pada besi? Untuk menjawab masalah itu mari kita
melakukan percobaan.

1.Mengetahui reaksi reduksi-oksidasi (redoks) dalam kehidupan sehari-hari.


2.Mengamati dan mengetahui proses perkaratan yang terjadi pada paku.
3.Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya karat pada besi.

35
Bagaimana Terjadinya Karat pada Besi?
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMK

Reaksi reduksi-oksidasi (redoks) banyak kita temukan dalam kehidupan


sehari-hari maupun dalam industri. Beberapa contohnya yaitu reaksi pembakaran,
proses fotosintesis, respirasi, proses pengolahan logam dari bijihnya dan perkaratan
logam.
Peristiwa perkaratan dapat dengan mudah ditemukan dalam kehidupan
sehari-hari. Perkaratan biasanya terjadi pada benda-benda yang mengandung
logam besi, seperti pagar, paku, atau jari-jari sepeda. Karat adalah oksida suatu
logam, biasanya berwarna merah. Besi yang berkarat merupakan salah satu contoh
reaksi redoks. Persamaan reaksi yang terjadi pada reaksi perkaratan:
4Fe(s) + 3O2(g) → 2Fe2O3(s)

Alat :
1. Gelas kimia/gelas aqua bekas 3. Kapas
(8 buah) 4. Plastik
2. Paku (8 buah) 5. Karet gelang

Bahan :
1. Air biasa
2. Cuka

Lakukanlah praktikum sesuai dengan prosedur dibawah ini!

1. Apa yang anda amati dari sebuah paku? Bagaimana bentuk dan warnanya?
2. Apa yang terjadi jika paku diletakkan di dalam gelas terbuka selama 3 hari?
Apakah terjadi perubahan dari penampilan paku tersebut?
3. Apa yang terjadi jika paku diletakkan dalam gelas terbuka berisi air dan paku
dibiarkan tenggelam sepenuhnya selama 3 hari? Apakah terjadi perubahan dari
penampilan paku tersebut?

36
Bagaimana Terjadinya Karat pada Besi?
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMK

4. Apa yang terjadi jika paku diletakkan dalam gelas terbuka berisi air, tetapi posisi
paku diatur sehingga paku hanya terendam sebagian selama 3 hari? Apakah
terjadi perubahan dari penampilan paku tersebut?
5. Apa yang terjadi jika paku diletakkan dalam gelas terbuka berisi larutan cuka
dan paku dibiarkan tenggelam selama 3 hari? Apakah terjadi perubahan dari
penampilan paku tersebut?
6. Apa yang terjadi jika paku diletakkan di dalam gelas tertutup selama 3 hari?
Apakah terjadi perubahan dari penampilan paku tersebut?
7. Apa yang terjadi jika paku diletakkan dalam gelas tertutup berisi air dan paku
dibiarkan tenggelam sepenuhnya selama 3 hari? Apakah terjadi perubahan dari
penampilan paku tersebut?
8. Apa yang terjadi jika paku diletakkan dalam gelas tertutup berisi air, tetapi
posisi paku diatur sehingga paku hanya terendam sebagian selama 3 hari?
Apakah terjadi perubahan dari penampilan paku tersebut?
9. Apa yang terjadi jika paku diletakkan dalam gelas tertutup berisi larutan cuka
dan paku dibiarkan tenggelam selama 3 hari? Apakah terjadi perubahan dari
penampilan paku tersebut?

Tuliskan dugaan sementara dari percobaan ini :

37
Bagaimana Terjadinya Karat pada Besi?
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMK

Tabel 6. Hasil Pengamatan Praktikum 6


Gelas Nomor Pengamatan Hari Ke-

1 2 3
1

1. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, pada gelas bernomor berapa


yang paling cepat berkarat? Mengapa?

38
Bagaimana Terjadinya Karat pada Besi?
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMK

2. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, pada gelas bernomor berapa


yang paling lambat berkarat? Mengapa?

3. Pada gelas berapa paku tidak mengalami karat?

4. Berdasarkan percobaan tersebut, apa saja faktor yang mempengaruhi


perkaratan pada besi?

39
Bagaimana Terjadinya Karat pada Besi?
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMK

40
Bagaimana Terjadinya Karat pada Besi?
BAB 4
ELEKTROKIMIA

Praktikum 7 Bagaimana Daya Hantar Listrik suatu Larutan?


Praktikum 8 Bagaimana Cara Melapisi suatu Logam?

41
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMK

Alokasi waktu: 2 x 45 menit

Kompetensi Dasar :Membuktikan sifat larutan elektrolit dan non elektrolit serta
elektroplating untuk mengatasi terjadinya korosi pada logam.

Pernahkah anda melihat orang mencari


ikan dengan cara “menyetrum”? Apa yang
terjadi setelah beberapa saat ujung alat yang
telah dialiri listrik tersebut dicelupkan ke dalam
air sungai? Ternyata, ikan-ikan yang berada di
sekitar alat tersebut terkena aliran listrik
sehingga ikan-ikan menjadi mati. Apakah itu
berarti air dapat menghantarkan arus listrik?
Pasti kita ingin tahu secara langsung apakah air
dan berbagai macam larutan lain dapat
menghantarkan listrik. Apakah semua larutan
dapat menghantarkan listrik? Bagaimana Gambar 4. Orang yang Menangkap
membedakan larutan yang termasuk larutan Ikan dengan Alat Setrum
(sumber : sumbar.antaranews.com)
elektrolit kuat, elektrolit lemah dan
nonelektrolit? Untuk menjawab masalah itu mari
kita melakukan percobaan.

42
Bagaimana Daya Hantar Listrik suatu Larutan?
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMK

1.Menguji daya hantar listrik suatu larutan.


2.Mengidentifikasi larutan yang termasuk larutan elektrolit kuat, elektrolit lemah
dan non elektrolit.

Larutan adalah suatu campuran homogen antara dua zat atau lebih dimana
partikel-partikel dari komponen-komponen penyusunnya tersebar secara merata.
Komponen-komponen larutan adalah pelarut dan zat terlarut.
Daya hantar listrik terkait adanya ion-ion zat terlarut dalam larutan. Semakin
banyak jumlah ion dalam larutan, maka daya hantar listrik dalam larutan akan semakin
baik. Sebaliknya, semakin sedikit jumlah ion dalam larutan, maka daya hantar listrik
akan semakin buruk. Banyak sedikitnya ion yang terbentuk dalam larutan tergantung
dari jenis dan konsentrasi zat terlarut. Larutan yang dapat menghantarkan listrik
disebut larutan elektrolit, sedangkan larutan yang tidak dapat menghantarkan listrik
disebut larutan non elektrolit.

Alat :
1. Gelas kimia (1 buah) 4. Kabel
2. Baterai 6V (1 buah) 5. Elektroda karbon atau paku
3. Bola lampu (1 buah) (2 buah)

Bahan :
1. Air keran dan air suling 7. Larutan NaOH 1M
2. Asam Cuka 8. Minuman bersoda
3. Larutan urea 9. Air jeruk
4. Larutan garam dapur 10. Air aki
5. Larutan gula 11. Minyak tanah
6. Larutan HCl 1M 12. Alkohol

43
Bagaimana Daya Hantar Listrik suatu Larutan?
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMK

Lakukanlah praktikum sesuai dengan prosedur dibawah ini!

1. Rangkailah alat uji elektrolit seperti gambar berikut:

Gambar 5. Rangkaian Alat Uji Elektrolit


(sumber : https://belajar.kemdikbud.go.id)

2. Masukkan air keran dan air suling ke dalam dua gelas kimia. Apa yang anda
amati jika kedua elektroda dimasukkan ke dalam gelas kimia berisi air keran
dan air suling? Apakah lampu menyala atau tidak? Apakah pada kedua gelas
kimia tersebut terbentuk gelembung atau tidak? Jika ya, kenapa hal itu dapat
terjadi?
3. Jika terdapat asam cuka, larutan urea, alrutan garam dapur, larutan gula,
larutan HCl 1M, larutan NaOH 1M, minuman bersoda, air jeruk, air aki,
minyak tanah dan alkohol. Bagaimana daya hantar pada semua larutan itu
jika diuji nyalanya? Apakah larutan-larutan tersebut dapat membuat lampu
menyala atau tidak? Apakah terbentuk gelembung atau tidak? Jika ya,
kenapa hal itu dapat terjadi?

Sebagai alternatif anda dapat melakukan praktikum ini yang disesuaikan


dengan program studi agribisnis produksi tanaman dimana bahan yang
digunakan yaitu arutan KCl berbagai konsentrasi (0,001M; 0,01M; 0,1M; 1M,
0,002M; 0,02M; 0,2M; 2M; dll). Supaya dapat mengetahui besar daya hantarnya
bisa menggunakan multimeter.

44
Bagaimana Daya Hantar Listrik suatu Larutan?
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMK

Tuliskan dugaan sementara dari percobaan ini :

Tabel 7. Hasil Pengamatan Praktikum 7


No Bahan Bola lampu (nyala/tidak Gelembung gas pada
nyala) elektroda
1. Air Suling
2. Air keran

3. Asam cuka

4. Larutan urea

5. Larutan garam dapur

6. Larutan gula

7. Larutan HCl 1M

8. Larutan NaOH 1M

9. Minuman bersoda

10. Air jeruk

11. Air aki

12. Minyak tanah

13. Alkohol

45
Bagaimana Daya Hantar Listrik suatu Larutan?
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMK

1. Manakah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik dan larutan yang tidak
menghantarkan arus listrik?

2. Mengapa larutan dapat menghantarkan arus listrik? Jelaskan dengan


menggunakan salah satu contoh larutan dalam percobaan ini.

3. Mengapa larutan tidak dapat menghantarkan arus listrik? Jelaskan dengan


menggunakan salah satu contoh larutan dalam percobaan ini.

46
Bagaimana Daya Hantar Listrik suatu Larutan?
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMK

4. Jelaskan perbedaan larutan elektrolit kuat, elektrolit lemah dan non elektrolit!

5. Berdasarkan percobaan, kelompokanlah larutan yang termasuk elektrolit kuat,


elektrolit lemah dan non elektrolit!

47
Bagaimana Daya Hantar Listrik suatu Larutan?
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMK

Alokasi waktu: 2 x 45 menit

Kompetensi Dasar :Membuktikan sifat larutan elektrolit dan non elektrolit serta
elektroplating untuk mengatasi terjadinya korosi pada logam.

Korosi adalah kerusakan yang dialami logam karena teroksidasi. Korosi


biasanya terjadi pada benda yang mengandung logam besi tetapi bisa terjadi pada
semua jenis logam. Salah satu cara untuk mencegah terjadinya korosi adalah dengan
melapisi logam tersebut menggunakan logam lainnya atau sering disebut dengan
elektroplating. Bagaimana cara melapisi logam supaya terhindar dari korosi? Untuk
menjawab masalah itu mari kita melakukan percobaan.

1.Mengamati proses pelapisan lempengan seng dengan menggunakan lempengan


tembaga.
2.Mengetahui berat lempengan seng sebelum dan sesudah proses elektroplating.

48
Bagaimana Cara Melapisi suatu Logam?
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMK

Korosi adalah teroksidasinya suatu logam. Korosi adalah kerusakan atau


degradasi logam akibat reaksi dengan lingkungan yang korosif. Korosi biasanya terjadi
pada benda yang mengandung logam besi seperti paku, pagar, dll. Salah satu cara
untuk mencegah terjadinya korosi adalah melapisi logam besi menggunakan logam
lainnya atau sering disebut dengan electroplating.
Electroplating (proses lapis listrik) adalah suatu proses pengendapan (deposisi)
suatu logam pelindung yang dikehendaki diatas logam lain dengan cara elektrolisa
dimana endapan logam yang terjadi bersifat adhesive terhadap permukaan logam
dasar. Logam-logam yang bisa digunakan sebagai logam pelapis adalah: Tembaga
(Cu), Nikel (Ni), Chrom (Cr), Cadmium (Cd), Emas (Au) Perak (Ag) dan timah (Sn)
didalam logam-logam diatas sulit terkomusi.
Electroplating atau penyepuhan merupakan salah satu proses pelapisan bahan
padat dengan lapisan logam menggunakan arus listrik searah melalui suatu larutan
elektrolit. Prinsip electroplating yaitu logam yang akan disepuh diperlakukan sebagai
katoda dan logam penyepuh diperlakukan sebagai anoda. Larutan elektrolit yang
digunakan harus sesuai dengan bahan yang digunakan untuk menyepuh yang
dipasang sebagai anoda. Jika akan menyepuh benda dengan tembaga (Cu) maka
larutan elektrolitnya adalah tembaga (II) sulfat (CuSO4).
Contoh pelapisan sendok yang terbuat dari besi dengan menggunakan perak.
Sendok digunakan sebagai katoda, sedangkan anode adalah perak murni atau logam
Ag, maka larutan elektrolit yang digunakan adalah AgNO 3. Persamaan reaksi yang
terjadi adalah
Katoda : Ag+(aq) + e- → Ag(s)
Anoda : Ag(s) → Ag+(aq) + 3e-
Reaksi keseluruhan : Ag(s) (Anoda) → Ag(s) (Katoda)
Pada katoda akan terjadi pengendapan perak, sedangkan perak pada anoda akan terus
menerus larut.

49
Bagaimana Cara Melapisi suatu Logam?
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMK

Alat : Bahan :
1. Gelas kimia (1 buah) 1. Lempengan seng
2. Amplas 2. Lempengan tembaga
3. Kapas 3. Larutan CuSO4 1M
4. Penjepit elektroda
5. Sumber arus
6. Neraca

Lakukanlah praktikum sesuai dengan prosedur dibawah ini!

1. Apa yang anda amati dari lempengan seng dan lempengan tembaga? Berapa
massa dari lempengan seng? Berapa massa dari lempengan tembaga?
2. Rangkailah alat untuk elektroplating seperti gambar berikut:

Gambar 4. Rangkaian Alat Uji Elektroplating


(sumber : https://ardra.biz)

3. Apakah yang terjadi jika anda memasukkan lempengan tembaga yang sudah
terhubung dengan kutub positif dan lempengan seng yang terhubung dengan
kutub negatif sumber arus ke dalam gelas kimia berisi larutan CuSO 4 1 M yang
dialiri arus listrik sebesar 1 ampere selama 30 menit?
4. Apakah terjadi perubahan pada kedua lempengan tersebut? Sebutkan
perubahannya! Berapa massa lempengan seng setelah proses tersebut?
Berapa massa lempengan tembaga setelah proses tersebut?

50
Bagaimana Cara Melapisi suatu Logam?
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMK

Cara merangkai alat sebagai berikut: menghubungkan lempengan logam


tembaga (Cu) dan lempengan seng (Zn) dengan penjepit yang telah
dihubungkan dengan sumber arus. Lempengan tembaga dihubungkan dengan
kutub positif dan lempengan seng dengan kutub negatif dari sumber arus.

Tuliskan dugaan sementara dari percobaan ini :

Tabel 8. Hasil Pengamatan Praktikum 8


Lempengan Berat sebelum Berat setelah Pengamatan lainnya
elektroplating elektroplating
Seng (Zn)

Tembaga (Cu)

51
Bagaimana Cara Melapisi suatu Logam?
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMK

1. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, tuliskan persamaan reaksi yang


terjadi pada katoda, anoda serta reaksi keseluruhannya?

2. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, apakah terdapat perubahan berat


pada kedua lempengan? Jelaskan!

3. Logam apakah yang terbentuk pada lempengan seng (Zn) dan warnanya?

52
Bagaimana Cara Melapisi suatu Logam?
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMK

53
Bagaimana Cara Melapisi suatu Logam?
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMK

Brata,Y.H.I. (2013). Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) pada


Kegiatan Konservasi di Laboratorium. Jurnal Sangiran (Nomor 2 Tahun
2013). Halaman 102-115.
Fitria, Y. (2011). Laporan Reaksi Redoks SMA Negeri 7. Diakses dari http://
yennyfitria.blogspot.co.id/2011/06/laporan-reaksi-redoks-sma-negeri-
7.html pada tanggal 24 Februari 2017 pukul 09.50 WIB.
Harjadi, W. (1990). Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta: Gramedia.
Johari, J.M.C dan Rachmawati, M. (2004). Kimia SMA Jilid 1 untuk Kelas X.
Jakarta: Erlangga.
Kristaningrum, S, dkk. (2011). Diktat Petunjuk Praktikum Kimia Dasar 1.
Yogyakarta: FMIPA UNY.
Martharina, D. (2014). Laporan Praktikum Kimia Korosi. Diakses dari http://
dwikamartharina.blogspot.co.id/2014/12/laporan-praktikum-kimia-
korosi.html pada tanggal 24 Februari 2017 pukul 09.50 WIB.
Padmaningrum, R. T. (2006). Titrasi Asidimetri. Makalah disajikan dalam
Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat “Pelatihan bagi Laboran IPA
SMA” di Laboratorium Kimia FMIPA UNY.
Purba, M. (2006). Kimia 1B untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga.
Riyanto. (2013). Elektrokimia dan Aplikasinya. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sahrin, A. (2008). Variabel Tegangan Terhadap Hasil Electroplating Pada Alat
Penyepuh Logam. POLI REKAYASA Volume 4 Nomor 1 , 42-49.
Salirawati, Das; Meilina, Fitria dan Suprihatiningrum, Jamil. (2007). Belajar
Kimia Secara Menarik untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Grasindo.
Salirawati, D dan Padmaningrum, R. T. (2017). Pengembangan Prosedur
Penentuan Kadar Asam Cuka secara Titrasi Asam-Basa dengan Berbagai
Indikator Alami (Sebagai Alternatif Praktikum Titrasi Asam-Basa di
SMA). Diakses dari https://lovedoc.org/mskslsh-cuka-0-doc pada tanggal
27 Juli 2017 pukul 09.00 WIB.
Sukarna, I Made. (2004). Kimia Analitik 1. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan
Kimia FMIPA UNY.
Untoro, Joko dan Tim Guru Indonesia. (2010). Buku Pintar Pelajaran SMA IPA 6
in 1. Jakarta: PT. Wahyu Media.

54
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMK

Penulis yang memiliki nama


lengkap Patricia Sacita Hanindya Agni
Megananda lahir di Yogyakarta pada
tanggal 7 Juli 1995. Penulis menempuh
pendidikan pertama kali di Play Group
Dewi Savitri, kemudian melanjutkan
pendidikan di TK Mater Dei Yogyakarta,
SD Pangudi Luhur Yogyakarta, SMP
Pangudi Luhur 1 Yogyakarta, dan SMA
N 6 Yogyakarta. Setelah itu, penulis
memutuskan untuk melanjutkan
pendidikannya di Universitas Negeri
Yogyakarta dengan mengambil program studi Pendidikan Kimia pada tahun
2013. Penulis mengenal kimia pada jenjang pendidikan sekolah menegah yang
membuat penulis tertarik untuk mempelajari kimia.
Buku petunjuk praktikum ini adalah buku pertama yang dibuat penulis
sebagai hasil penelitian dan pengembangan yang dilakukan guna mendapatkan
gelar sarjana pendidikan. Semoga buku ini bermanfaat bagi pembaca
khususnya siswa kelas X program studi agribisnis produksi tanaman. Kritik dan
saran dapat disampaikan melalui email patriciamegan07@gmail.com.

55

Anda mungkin juga menyukai