Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN ANALISIS KIMIA PANGAN

TES KUALITATIF KARBOHIDRAT

Disusun Oleh
Fifin Nadianingrum Havarin (P07131120011)
Fadia Tiara Octavionica (P07131120013)
Nana Winardiningsih (P07131120028)
Adelia Ramadhani Venitasari (P07131120031)
Khofifah Aghna Karunia (P07131120036)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN YOGYAKARTA


JURUSAN GIZI
PROGRAM STUDI DIII GIZI
2021
A. Hari, Tanggal : Rabu, 10 Februari 2021
B. Acara praktikum : Analisis Karbohidrat
C. Tujuan acara praktikum :
a. Mahasiswa mengetahui kandungan setiap sampel bahan makanan yang diuji
b. Mahasiswa mengetahui prinsip dari masing-masing uji karbohidrat
c. Mahasiswa mampu untuk membuktikan adanya karbohidrat secara kualitatif ( Uji
Molish)
d. Mahasiswa mampu untuk menentukan sampel yang mengandung polisakarida (Uji
Iodium)
e. Mahasiswa mampu untuk membuktikan adanya gula periduksi pada sampel (Uji
Benedict)
f. Mahasiswa mampu untuk mengetahui adanya gugus keton (ketosa) dala larutan
karbohidrat (Uji Selliwanof)
g. Mahasiswa mampu untuk membedakan antara sampel yang monosakarida dan
disakarida (Uji Barfoed)
h. Mahasiswa mampu untuk mengetahui adanya pantosa atau heksosa dalam suatu
sampel (Uji Bial)
i. Mahasiswa mampu untuk mengatahui gula yang mengandung basa kuat di suatu
sampel (Uji Moore)
D. Tinjauan Teori
Karbohidrat merupakan senyawa yang terbentuk dari molekul karbon,  hidrogen dan
oksigen. Sebagai salah satu jenis zat gizi, fungsi utama karbohidrat  adalah penghasil
energi di dalam tubuh. Tiap 1 gram karbohidrat yang dikonsumsi  akan menghasilkan
energi sebesar 4 kkal dan energi hasil proses oksidasi  (pembakaran) karbohidrat ini
kemudian akan digunakan oleh tubuh untuk  menjalankan berbagai fungsi-fungsinya
seperti bernafas, kontraksi jantung dan  otot serta juga untuk menjalankan berbagai
aktivitas fisik seperti berolahraga atau  bekerja (irawan,2007). Glukosa terdapat luas
di alam dalam jumlah sedikit, yaitu di dalam sayur, buah, sari pohon, dan bersamaan
dengan fruktosa dalam madu. Selain dari sumber tersebut, glukosa dihasilkan pula
sebagai hasil cernaan pati menjadi dekstrin, dekstrin berubah
Karbohidrat Sederhana 
a. Monosakarida 
Monosakarida merupakan jenis karbohidrat sederhana yang terdiri dari 1  gugus
cincin. Contoh dari monosakarida yang banyak terdapat di dalam sel tubuh 
manusia adalah glukosa, fruktosa dan galaktosa. Glukosa di dalam industri
pangan  lebih dikenal sebagai dekstrosa atau juga gula anggur. Di alam, glukosa
banyak  terkandung di dalam buah-buahan, sayuran dan juga sirup jagung.
Fruktosa  dikenal juga sebagai gula buah dan merupakan gula dengan rasa yang
paling  manis. Di alam fruktosa banyak terkandung di dalam madu (bersama
dengan  glukosa), dan juga terkandung diberbagai macam buah-buahan.
Sedangkan  galaktosa merupakan karbohidrat hasil proses pencernaan laktosa
sehingga tidak  terdapat di alam secara bebas. Selain sebagai molekul tunggal,
monosakarida juga  akan berfungsi sebagai molekul dasar bagi pembentukan
senyawa karbohidrat kompleks pati (starch) atau selulosa.  
b. Glukosa 
Glukosa merupakan suatu aldoheksosa, disebut juga dekstrosa karena  memutar
bidang polarisasi ke kanan. Glukosa merupakan komponen utama gula  darah,
menyusun 0,065- 0,11% darah kita. Glukosa dapat terbentuk dari hidrolisis pati,
glikogen, dan maltosa.  Glukosa sangat penting bagi kita karena sel tubuh kita
menggunakannya langsung  untuk menghasilkan energi. Glukosa dapat dioksidasi
oleh zat pengoksidasi  lembut seperti pereaksi Tollens sehingga sering disebut
sebagai gula pereduksi (Budiman,2009). 
c. Galaktosa  
Galaktosa merupakan suatu aldoheksosa. Monosakarida ini jarang terdapat  bebas
di alam. Umumnya berikatan dengan glukosa dalam bentuk laktosa, yaitu  gula
yang terdapat dalam susu. Galaktosa mempunyai rasa kurang manis jika 
dibandingkan dengan glukosa dan kurang larut dalam air. Seperti halnya glukosa, 
galaktosa juga merupakan gula pereduksi (Budiman,2009).  
d. Fruktosa 
Fruktosa adalah suatu heksulosa, disebut juga levulosa karena memutar  bidang
polarisasi ke kiri. Merupakan satu-satunya heksulosa yang terdapat di  alam.
Fruktosa merupakan gula termanis, terdapat dalam madu dan buah-buahan 
bersama glukosa. Fruktosa dapat terbentuk dari hidrolisis suatu disakarida yang 
disebut sukrosa dan fruktosa adalah salah satu gula pereduksi (Budiman,2009). 

e.  Disakarida 
Disakarida merupakan jenis karbohidrat yang banyak dikonsumsi oleh  manusia di
dalam kehidupan sehari-hari. Setiap molekul disakarida akan terbentuk  dari
gabungan 2 molekul monosakarida. Contoh disakarida yang umum digunakan 
dalam konsumsi sehari-hari adalah sukrosa yang terbentuk dari gabungan
1 molekul glukosa dan fruktosa dan juga laktosa yang terbentuk dari gabungan 1 
molekul glukosa & galaktosa . Di dalam produk pangan, sukrosa merupakan
pembentuk hampir 99% dari  gula pasir atau gula meja (table sugar) yang biasa
digunakan dalam konsumsi  sehari-hari sedangkan laktosa merupakan karbohidrat
yang banyak terdapat di  dalam susu sapi dengan konsentrasi 6.8 gr / 100 ml. 
f. Maltosa 
Maltosa adalah suatu disakarida dan merupakan hasil dari hidrolisis parsial 
tepung (amilum). Maltosa tersusun dari molekul α-D-glukosa dan β-D-glukosa.
Dari struktur maltosa, terlihat bahwa gugus -O- sebagai penghubung antarunit 
yaitu menghubungkan C 1 dari α-D-glukosa dengan C 4 dari β-D-glukosa. 
Konfigurasi ikatan glikosida pada maltosa selalu α karena maltosa terhidrolisis 
oleh α-glukosidase. Satu molekul maltosa terhidrolisis menjadi dua molekul 
glukosa.  
g. Sukrosa 
Sukrosa terdapat dalam gula tebu dan dalam kehidupan sehari-hari  sukrosa
dikenal dengan gula pasir. Sukrosa tersusun oleh molekul glukosa dan  fruktosa
yang dihubungkan oleh ikatan 1,2 –α.  Sukrosa terhidrolisis oleh enzim invertase
menghasilkan α-D-glukosa dan  β-D-fruktosa. Campuran gula ini disebut gula
inversi, lebih manis daripada sukrosa. Jika diperhatikan strukturnya, karbon
anomerik (karbon karbonil dalam  monosakarida) dari glukosa maupun fruktosa di
dalam air tidak digunakan untuk  berikatan sehingga keduanya tidak memiliki
gugus hemiasetal. Akibatnya,  sukrosa dalam air tidak berada dalam
kesetimbangan dengan bentuk aldehid atau  keton sehingga sukrosa tidak dapat
dioksidasi. Sukrosa bukan merupakan gula  pereduksi.  

Karbohidrat kompleks 

a. Karbohidrat kompleks merupakan karbohidrat yang terbentuk oleh hampir  lebih


dari 20.000 unit molekul monosakarisa terutama glukosa. Karbohidrat  kompleks
juga disebut polisakarida dan dalam ilmu gizi, jenis karbohidrat  kompleks yang
menjadi sumber utama bahan makanan yang umum dikonsumsi  oleh manusia
adalah pati (starch). Polisakarida merupakan polimer monosakarida, mengandung
banyak  satuan monosakarida yang dihubungkan oleh ikatan glikosida. Hidrolisis
lengkap  dari polisakarida akan menghasilkan monosakarida. Glikogen dan
amilum  merupakan polimer glukosa. Berikut beberapa polisakarida terpenting.
b. Selulosa  
Menurut Budiman (2009) Selulosa merupakan polisakarida yang banyak  dijumpai
dalam dinding sel pelindung seperti batang, dahan, daun dari tumbuh tumbuhan.
Selulosa merupakan polimer yang berantai panjang dan tidak  bercabang. Suatu
molekul tunggal selulosa merupakan polimer rantai lurus dari  1,4’-β-D-glukosa.
Hidrolisis selulosa dalam HCl 4% dalam air menghasilkan D glukosa.   Dalam
sistem pencernaan manusia terdapat enzim yang dapat  memecahkan ikatan α-
glikosida, tetapi tidak terdapat enzim untuk memecahkan  ikatan β-glikosida yang
terdapat dalam selulosa sehingga manusia tidak dapat  mencerna selulosa. Dalam
sistem pencernaan hewan herbivora terdapat beberapa  bakteri yang memiliki
enzim β-glikosida sehingga hewan jenis ini dapat  menghidrolisis selulosa. Contoh
hewan yang memiliki bakteri tersebut adalah  rayap, sehingga dapat menjadikan
kayu sebagai makanan utamanya. Selulosa  sering digunakan dalam pembuatan
plastik. Selulosa nitrat digunakan sebagai  bahan peledak, campurannya dengan
kamper menghasilkan lapisan film  (seluloid).
Analisa Kualitatif 
Uji Kualitatif Karbohidrat Menurut Sudarmadji, dkk., (1989), banyak cara untuk
mengetahui adanya karbohidrat dalam suatu bahan antara lain :
a. Uji Molisch
Karbohidrat oleh asam sulfat pekat akan dihidrolisa menjadi monosakarida dan
selanjutnya monosakarida mengalami dehidrasi oleh asam sulfat menjadi furfural
atau hidroksi metil furfural. Furfural dengan alfa nafthol akan berkondensasi
membentuk senyawa kompleks yang berwarna ungu.
b. Uji Seliwanoff
Peristiwa dehidrasi monosakarida ketosa menjadi furfural lebih cepat
dibandingkan dehidrasi monosakarida aldosa. Hal ini dikarenakan aldosa sebelum
mengalami dehidrasi lebih dahulu mengalami transformasi menjadi ketosa.
Dengan demikian ketosa akan bereaksi negatif pada uji Seliwanoff. Pada
pengujian ini furfural yang terbentuk dari dehidrasi tersebut dapat bereaksi dengan
resorsinol membentuk senyawa kompleks berwarna merah.
c. Uji Benedict
Gula reduksi dengan larutan Benedict (campuran garam kuprisulfat, Natrium
sitrat, Natrium karbonat) akan terjadi reaksi reduksi oksidasi dan dihasilkan
endapan berwarna merah dari kurpo oksida.
d. Uji Barfoed
Larutan Barfoed (campuran cupri asetat dan asam asetat) akan bereaksi dengan
gula reduksi (monosakarida) sehingga dihasilkan endapan merah kuprooksida.
Universitas Sumatera Utara 14 Dalam suasana asam ini gula reduksi yang
termasuk dalam golongan disakarida memberikan reaksi yang sangat lambat
dengan larutan Barfoed sehingga tidak memberikan endapan merah kecuali pada
waktu percobaan yang diperlama. Uji ini untuk penunjukkan gula reduksi
monosakarida.
e. Uji Moore
Menurut Stryer (1996), uji Moore dilakukan untuk mengetahui adanya gugus
alkali dengan reaksi pendamaran. NaOH sebagai sumber ion OH-akan berikana
dengan rantai aldehid dan membentuk aldehid dengan cabang gugus alkanol, Pada
percobaan ini, hasil positif ditunjukkan dengan perubahan warna menjadi coklat.
Glukosa dan sukrosa menunjukkan hasil positif. Bau caramel yang khas adalah
akibat dari sejumlah hasil fragmentasi dan dehidrasi gula. Warna coklat tetapi
tidak berbau caramel karena sampel mengandung konsentrasi gula yang sedikit.
Sedangkan jikaberbau caramel tetapi berwarna coklat, memiliki konsentrasi gula
yang tinggi. Reaksi ini disebut juga reaksi pendamaran. Uji Moore menggunakan
NaOH yang berfungsi sebagai sumber ion OH- (alkali) yang akan berikatan
dengan rantai aldehid dan membentuk aldol aldehid yang berwarna kekuningan.
Mekanisme uji Moore yaitu ketika sampel ditambahkan dengan pereaksi
NaOH10% maka NaOH akan mensubtitusi OH- Untuk membentuk aldol aldehid
yang titik leburnya lebih rendah. Kemudian dengan pemanasan maka membuat
glukosa mencapai titik didihnya dan menyebabkan timbulnya aroma caramel yang
khas. Pemanasan bertujuan untuk membuat ikatan karbon dengan hydrogen dan
menggantikannya dengan gugus –OH. Ketika pemanasan terus berlanjut maka
glukosa mencapai titik leburnya dan terbentuklah warna coklat pada larutan
glukosa. Timbulnya aroma tetapi tidak menimbulkan warna coklat juga
disebabkan karena konsentrasi glukosa. NaOH 10% digunakan sebagai pereaksi
yang juga berfungsi memberikan suasana alkali, menghidrolisis, serta menurunkan
titik lebur dari glukosa. Jika penggunaan NaOH kurang dari 10% konsentrasinya,
maka dikhawatirkan tidak akan terjadi karamelisasi pada larutan gl
E. Reaksi
a. Reaksi test Molish
Pada test molish apabila 5 ml larutan gula 1% ditambah dengan 2 tetes larutan
molish, kemudian dikocok serta ditambahkan 3 ml larutan H2SO4, maka akan ada
warna violet atau kecoklatan yang berbentuk cincin dan menunjukkan bahwa
terdapat karbohidrat pada bahan uji.
b. Reaksi test Yodium
Pada test yodium apabila 1 ml larutan gula 1% ditambahkan dengan 5 tetes larutan
yodium, maka akan menghasilkan warna biru. Perubahan warna menjadi biru ini
menunjukkan bahwa terdapat polisakarida pada bahan uji.
c. Reaksi test Benedict
5 ml larutan benedict kemudian ditambahkan dengan 5 ml larutan sampel dan
penangas air maka akan menghasilkan endapan merah bata.Tes positif apabila
terjadi endapan merah bata dari Cu2O dan menunjukkan bahwa terdapat senyawa
yang dapat mereduksi dalam bahan uji
d. Reaksi Tes Seliwanoff
5 ml pereaksi ditambah dengan 1 ml sampel dan penangas air 30dtk maka akan
menghasilkan warnamerah coklat +. Tes positif apabila terjadi perubahan warna
menjadi merah coklat dan menunjukkan bahwa terdapat ketosa pada bahan uji
e. Reaksi Tes Barfoed
Monosakarida akan teroksidasi oleh ion Cu2 membentuk gugus karboksilat dan
endapan tembaga (I) oksida yang berwarna merah bata serta mengendap. Reaksi
positif ditunjukkan dengan munculnya endapan berwarna merah. Reaksi ini terjadi
dalam suasana asam (sekitar pH 4,6), oleh karena itu digunakan asam asetat dalam
pembuatan reagen barfoed. Hasil negatif ditandai dengan tidak munculnya
endapan merah dan larutan tetap berwarna biru.
f. Reaksi tes Bial
Pereaksi Bial akan menghasilkan furfural yang berkondensasi dengan orcinol dan
ion feri.Hasil pemanasan akan menghasilkan warna biru hijau ketika bereaksi
dengan reagen bial yang menunjukkan adanya gula pentosa. Hidroksimefuktural
yang terbentuk dari heksosa akan bereaksi dengan orcinol membentuk warna
kuning kecoklatan. Reaksi positif apabila terjadi perubahan warna menjadi hijau
biru dan menunjukkan bahwa terdapat gula pentose pada bahan penguji.
g. Reaksi tes Moore
Test positif bila terjadi warna coklat tua dan bau sedap.
F. Prosedur
a. Prosedur tes Molish
1. 5 ml larutan gula 1% (glukosa, maltosa, sukrosa, laktosa, fruktosa) dalam
tabung reaksi
2. Tambahkan 2 tetes larutan molish dan dicampur
3. Tambahkan 3 ml H2SO4 lewat dinding tabung perlahan-lahan
4. Amati warna cincin yang terbentuk.
b. Prosedur tes Yodium
1. Masukkan 1 ml larutan gula 1% ke dalam tabung reaksi
2. Tambahkan 5 tetes larutan yodium.
3. Amati perubahan warna
c. Prosedur tes Benedict
1. Masukkan 5ml larutan benedict ke dalam tabung reaksi
2. Tambahkan 5ml larutan gula 1%
3. Masukkan tabung reaksi ke dalam penangas air selama 5 menit atau panaskan
di atas api selama 1 menit.
4. Amati perubahan warna yang terjadi
d. Prosedur tes Seliwanoff
1. Ke dalam tabung reaksi berisi 5 ml reagen seliwanoff ditambah 1 ml larutan
fruktosa
2. Masukkan tabung dalam penangas air mendidih atau panaskan langsung diatas
api dan didihkan selama 30 detik
3. Amati perubahan warna
e. Reaksi Tes Barfoed
1. Masukkan 5 ml larutan barfoed dalam tabung reaksi
2. Tambahkan 1 ml larutan gula 1%, panaskan dalam air mendidih selama 5
menit
3. Amati perubahan warnanya
f. Prosedur tes Bial
1. Masukkan 5 ml pereaksi bial dalam tabung reaksi.
2. Tambahkan 2 ml larutan gula 1%.
3. Panaskan dalam penangas air selama 10 menit.
4. Amati perubahan warna yang terjadi.
g. Prosedur tes Moore
1. Isi tabung reaksi dengan 5 ml larutan gula
2. Tambahkan 2 ml NaOH 10 %
3. Letakkan tabung reaksi dalam air mendidih selama 5 menit.
4. Amati perubahan warna yang terjadi.
G. Hasil (Tabel Pengamatan)

Uji Karbohidrat
Sampel Molish Yodium Benedict Seliwanof Barfoed Bial Moore
f
Glukosa Cincin Bening/tidak Endapan Coklat Endapan Coklat Coklat
violet berwarna merah muda merah muda tua
bata bata
Sukrosa Cincin Bening/tidak Endapan Coklat Biru/tidak Coklat Coklat
violet berwarna merah muda ada muda tua
bata endapan
Fruktosa Cincin Bening/tidak Endapan Merah Endapan Coklat Kuning
violet berwarna merah coklat merah muda
bata bata
Galaktos Cincin Bening/tidak Endapan Coklat Endapan Coklat Kuning
a violet berwarna merah muda merah muda
bata bata
Amilum Cincin Bening Biru/tidak Coklat Biru/tidak Coklat Kuning
violet keunguan ada muda ada tua
endapan endapan
Laktosa Cincin Bening/tidak Biru/tidak Coklat Biru/tidak Coklat Kuning
violet berwarna ada muda ada muda
endapan endapan
Maltosa Cincin Bening/tidak Biru/tidak Coklat Biru/tidak Coklat Kuning
violet berwarna ada muda ada tua
endapan endapan
Sirup Cincin Kuning/ Endapan Coklat Biru tidak Coklat Kuning
violet tidak merah muda ada muda
berubah bata endapan
Es the Cincin Coklat/tidak Endapan Coklat Biru tidak Coklat Kuning
manis violet berubah merah muda ada tua
bata endapan
Boba Cincin Biru Biru tidak Coklat Biru tidak Coklat Kuning
violet keunguan ada muda ada muda
endapan endapan
Aqua Cincin Bening/tidak Biru tidak Coklat Biru tidak Coklat Kuning
bening berubah ada muda ada muda
endapan endapan
Gula Cincin Coklat/tidak Endapan Merah Endapan Coklat Coklat
jawa violet berubah merah coklat merah tua tua
bata bata

Susu Cincin Putih/tidak Biru tidak Coklat Biru tidak Coklat Kuning
UHT violet berubah ada muda ada muda
endapan endapan
Bubur Cincin Biru Hijau Coklat Biru tidak Coklat Kuning
sumsum violet keunguan tidak ada muda ada tua
endapan endapan

H. Pembahasan Glukosa
Praktikum ini dilakukan pada tanggal 10 Februari 2021. Pada praktikum ini
bahan makanan dilakukan dengan 7 uji karbohidrat, yaitu uji molish, yodium,
benedict, seliwanoff, barfoed, bial, dan moore. Berdasarkan hasil praktikum, glukosa
ketika diteteskan dengan larutan molish, maka akan menghasilkan cincin violet yang
menunjukkan bahwa di dalam glukosa terdapat kandungan karbohidrat. Kemudian
saat dilakukan uji yodium, glukosa tidak menghasilkan warna apapun/bening, hal ini
menunjukkan bahwa di dalam glukosa tidak mengandung polisakarida. Saat dilakukan
uji benedict menghasilkan endapan merah bata yang menunjukkan bahwa terdapat
senyawa yang dapat mereduksi dalam glukosa. Selanjutnya dalam uji seliwanoff,
glukosa menghasilkan endapan warna coklat muda yang menunjukkan bahwa dalam
glukosa tidak terdapat adanya ketosa pada bahan uji tersebut. Pada uji barfoed,
glukosa menghasilkan endapan merah bata yang menunjukkan adanya senyawa
pereduksi dalam glukosa. Pada uji Bial, glukosa menghasilkan warna coklat muda, hal
ini menunjukkan bahwa dalam glukosa tidak ada gula pentosa atau non gula pentosa.
Pada tes moore, glukosa menghasilkan warna coklat tua, hal ini menujukkan bahwa
terdapat gula dan basa kuat yang akan membentuk warna tersebut karena adanya
proses karamelisasi.
Praktikum selanjutnya adalah menguji bahan berupa sukrosa. Pada tes moore,
sukrisa menghasilkan cincin violet, hal ini menunjukkan bahwa sukrosa positif
karbohidrat. Selanjutnya, pada uji yodium, bahan sukrosa tidak menghasilkan warna
apapun yang berarti pada sukrosa tidak terdapat polisakarida. Pada uji benedict,
sukrosa menghasilkan endapan merah bata yang menunjukkan bahwa dalam sukrosa
terdapat senyawa yang mampu mereduksi. Pada uji seliwanoff, sukrosa menghasilkan
warna coklat muda yang menunjukkan bahwa dalam sukrosa terdapat ketosa. Pada uji
barfoed, sukrosa menghasilkan warna biru atau tidak ada endapan pada sukrosa, hal
ini menunjukkan bahwa terdapat senyawa yang dapat mereduksi. Pada uji bial,
sukrosa menghasilkan warna coklat muda yang menunjukkan bahwa dalam sukrosa
tidak terdapat gula pentosa. Pada uji moore, sukrosa menghasilkan warna coklat tua
yang menunjukkan bahwa dalam sukrosa terdapat gula dan basa kuat yang akan
membentuk warna coklat karena proses karamelisasi.
Pada fruktosa juga dihasilkan cincin violet saat dilakukan uji molish yang
menunjukkan bahwa dalam fruktosa mengnadung karbohidrat. Pada uji yodium,
fruktosa tidak menghasilkan warna atau bening yang menunjukkan bahwa fruktosa
tidak mengandung polisakarida. Pada uji benedict terdapat endapan merah bata pada
fruktosa yang menunjukkan bahwa terdapat senyawa yang dapat mereduksi dalam
fruktosa. Pada uji seliwanoff, fruktosa menghasilkan warna merah coklat yang
menunjukkan bahwa fruktosa terdapat ketosa pada bahan uji. Pada uji barfoed,
fruktosa menghasilkan endapan merah bata yang menunjukkan bahwa dalam fruktosa
terdapat senyawa yang dapat mereduksi dalam fruktosa. Pada uji bial, fruktosa
menghasilkan warna coklat muda yang menunjukkan bahwa dalam fruktosa tidak
mengandung gula pentosa. Uji pada fruktosa selanjutnya adalah uji moore yang
menghasilkan warna kuning dan menunjukkan bahwa dalam fruktosa tidak terdapat
gula dan basa yang menyebabkan karamelisasi.
Glukosa, sukrosa, fruktosa, galaktosa, amilum dan laktosa diuji dengan molish
menghasilkan cincin violet menandakan adanya karbohidrat pada bahan uji. Jika diuji
dengan yodium menghasilkan warna bening / tidak berwarna ini menandakan tidak
terdapat polisakarida pada bahan uji. Kecuali pada amilum menghasilkan warna
bening keunguan. Selanjutnya diuji dengan benedict menghasilkan endapan merah
bata menunjukkan bahwa terdapat senyawa yang dapat mereduksi dalam bahan uji.
Kecuali pada amilum dan laktosa tidak menghasilkan endapan berarti tidak terdapat
senyawa yang dapat mereduksi dalam bahan uji. Selanjutnya adalah uji seliwanoff
yang menghasilkan warna coklat muda menunjukkan bahwa tidak terdapat ketosa
pada bahan uji. Terkecuali pada fruktosa menghasilkan warna merah coklat yang
artinya terdapat ketosa pada bahan uji. Uji barfoed dikatakan positif apabila ada
sampel larutan yang diuji terdapat larutan merah bata dan dapat mereduksi bahan uji.
Endapan merah bata dapat ditemukan pada larutan yang telah diuji seperti glukosa,
fruktosa, galaktosa. Dan apabila diuji degan tes bial akan menghasilkan positif apabila
perubahan warna menjadi hijau biru dan menunjukkan bahwa terdapat gula pentosa
pada bahan uji. Sedangkan pada sampel ini tidak ada yang berubah warna menjadi
hijau biru . Tes moore positif apabila terjadi warna coklat dan bau sedap. Untuk
glukosa dan sukrosa menghasilkan warna coklat tapi kurang brgitu mengeluarkan bau
sdap. Sedangkan uji di sampel lain sampai dengan laktosa berwarna kuning.
Berdasarkan hasil uji, dapat dilihat bahwa apabil maltose ditetesi larutan
molish maka akan berubah warna menjadi violet dan berbentuk cincin. Hal ini
menujukkan bahwa terdapat karbohidrat pada maltose. Pada tes yodium, hasil dari
reaksi maltose yaitu bening atau tidak berwana yang menunjukkan bahwa tidak
terdapat polisakarida pada maltose. Pada tes benedict , hasil dari reaksi maltose yaitu
biru dan tidak ada endapan yang menunjukkan bahwa tidak terdapat gula pereduksi.
Pada tes barfoed, hasil dari reaksi maltose yaitu biru dan tidak ada endapan yang
menunjukkan bahwa tidak terdapat seyawa yang mereduksi. Pada tes seliwanoff, hasil
dari reaksi maltose yaitu berwarna coklat muda yang menunjukkan bahwa terdapat
sedikit ketosa pada maltose. Pada tes bial, hasil dari reaksi maltose yaitu berwarna
coklat tua yang menunjukkan bahwa tidak terdapat gula pentose pada maltose. Pada
tes moore, hasil dari reaksi maltose yaitu berwarna kuning yang menunjukkan bahwa
tidak terdapat sifat karamelisasi.
Berdasarkan hasil uji, dapat dilihat bahwa apabil sirup ditetesi larutan molish
maka akan berubah warna menjadi violet dan berbentuk cincin. Hal ini menujukkan
bahwa pada sirup karbohidrat.Pada tes yodium, hasil dari reaksi sirup yaitu berwarna
kuning atau tidak berubah yang menunjukkan bahwa tidak terdapat polisakarida pada
sirup. Pada tes benedict , hasil dari reaksi sirup yaitu terdapat endapan merah bata
yang menunjukkan bahwa terdapat gula pereduks pada sirup. Pada tes barfoed, hasil
dari reaksi sirup yaitu biru dan tidak ada endapan yang menunjukkan bahwa tidak
terdapat seyawa yang mereduksi. Pada tes seliwanoff, hasil dari reaksi sirup yaitu
berwarna coklat muda yang menunjukkan bahwa terdapat sedikit ketosa pada sirup.
Pada tes bial, hasil dari reaksi sirup yaitu berwarna coklat muda yang menunjukkan
bahwa tidak terdapat gula pentose pada sirup. Pada tes moore, hasil dari reaksi sirup
yaitu berwarna kuning yang menunjukkan bahwa tidak terdapat sifat karamelisasi.
Berdasarkan hasil uji, dapat dilihat bahwa apabil es the manis ditetesi larutan
molish maka akan berubah warna menjadi violet dan berbentuk cincin. Hal ini
menujukkan bahwa pada es the manis terdapat karbohidrat. Pada tes yodium, hasil
dari reaksi es the manis yaitu berwarna coklat atau tidak berubah yang menunjukkan
bahwa tidak terdapat polisakarida pada es the manis. Pada tes benedict , hasil dari
reaksi es the manis yaitu terdapat endapan merah bata yang menunjukkan bahwa
terdapat gula pereduks pada es the manis . Pada tes barfoed, hasil dari reaksi es the
manis yaitu biru dan tidak ada endapan yang menunjukkan bahwa tidak terdapat
seyawa yang mereduksi. Pada tes seliwanoff, hasil dari reaksi sirup yaitu berwarna
coklat muda yang menunjukkan bahwa terdapat sedikit ketosa pada es the manis.
Pada tes bial, hasil dari reaksi es the manis yaitu berwarna coklat tua yang
menunjukkan bahwa tidak terdapat gula pentose pada es the manis. Pada tes moore,
hasil dari reaksi es the manis yaitu berwarna kuning yang menunjukkan bahwa tidak
terdapat sifat karamelisasi.
Pada hasil percobaan dapat diketahui bahwa pada boba jika di beri tetesan
larutan molish maka yang terjadi adalah cerdapat cincin violet yang menunjukkan
bahwa terdapat karbohidrat pada boba. Jika boba diberi tetesan yodium maka yang
akan terjadi adalah terjadi perubahan warna menjadi biru keunguan yang berarti
bahwa terdapat polisakarida pada boba. Pada larutan benedict saat diberi boba maka
yang terjadi adalah terdapat endapan merah bata dari Cu₂O yang berarti bahwa
terdapat kandungan gula pereduksi. Boba yang dicampur larutan seliwanoff akan
menghasilkan warna coklat muda yang berarti bahwa boba tidak terdapat ketosa.
Apabila larutan barfoed dicampurkan dengan boba maka warna dari larutan tersebut
adalah biru dan tidak terdapat endapan yang berarti bahwa tidak dapat senyawa yang
dapat mereduksi. Pada uji bial, warna yang dihasilkan oleh boba adalah coklat muda
yang artinya adalah pada boba tidak terdapat gula pentosa. Boba yang di uji dengan
larutan moore menghasilkan warna kuning artinya boba tersebut tidak mempunyai
sifat karamelisasi.
Aqua bila diberi tetesan molish menghasilkan cincin bening yang berarti
bahwa aqua tidak terdapat kandungan karbohidrat. Aqua yang diberi tetesan yodium
hasilnya bening/ tidak berubah karena pada aqua tidak terdapat polisakarida. Pada
larutan benedict yang diberi aqua warnanya biru tidak ada endapan yang berarti
bahwa aqua tidak terdapat kandungan gula pereduksi. Larutan seliwanoff yang
dicampur dengan aqua warnanya coklat muda, ini berarti bahwa aqua tidak terdapat
ketosa. Larutan barfoed yang dicampurkan dengan aqua menjadi biru tidak ada
endapan artinya tidak terdapat senyawa yang mereduksi. Larutan bial yang dicampur
dengan aqua warnanya menjadi coklat muda artinya aqua tidak terdapat gula pentosa.
Aqua yang ditambahkan dengan NaOH pada uji moore menghasilkan warna kuning
artinya aqua tidak mempunyai sifat karamelisasi.
Pada hasil percobaan dapat diketahui bahwa pada gula jawa jika diberi tetesan
larutan molish maka yang terjadi adalah terdapat cincin violet yang menunjukkan
bahwa terdapat karbohidrat pada gula jawa. Jika gula jawa diberi tetesan yodium
maka yang akan terjadi adalah tidak terjadi perubahan warna/ warna tetap coklat yang
berarti bahwa tidak terdapat polisakarida pada gula jawa. Pada larutan benedict saat
diberi larutan gula jawa maka yang terjadi adalah terdapat endapan merah bata dari
Cu₂O yang berarti bahwa terdapat kandungan gula pereduksi pada gula jawa. Gula
jawa yang dicampur larutan seliwanoff akan menghasilkan warna merah coklat yang
berarti bahwa pada gula jawa terdapat ketosa. Apabila larutan barfoed dicampurkan
dengan gula jawa maka warna dari larutan tersebut terdapat endapan merah bata yang
berarti bahwa gula jawa mengandung gula monosakarida pereduksi. Pada uji bial,
warna yang dihasilkan oleh gula jawa adalah coklat tua yang artinya adalah pada gula
jawa tidak terdapat gula pentosa. Gula jawa yang di uji dengan larutan moore
menghasilkan warna coklat tua artinya gula jawa tersebut mempunyai sifat
karamelisasi yang di tandai dengan perubahan bau dan warna.
Susu UHT yang diuji dengan larutan molish menhasilkan cincin violet yang
berarti terdapat karbohidrat pada susu UHT. Susu UHT yang diuji dengan larutan
yodium tidak menunjukkan perubahan warna/ putih, yang berarti bahwa tidak terdapat
polisakarida pada gula susu UHT. Susu UHT yang diuji dengan larutan benedict
menunjukkan warna biru dan tidak terjadi endapan yang berarti bahwa pada susu
UHT tidak terdapat kandungan gula pereduksi. Susu UHT yang dicampur dengan
larutan seliwanoff menghasilkan warna coklat muda yang berarti bahwa pada susu
UHT tidak terdapat ketosa. Susu UHT yang dicampur dengan larutan barfoed tidak
terdapat endapan dan berwarna biru yang artinya susu UHT tidak terdapat senyawa
yang mereduksi. Susu UHT yang dicampur dengan larutan bial akan meghasilkan
warna coklat muda yang berarti bahwa susu UHT tidak terdapat gula pentose. Susu
UHT yang dicampur dengan larutan NaOH pada uji moore akan menghasilkan warna
kuning yang berarti bahwa susu UHT tidak memiliki sifat karamelisasi.
Bubur sumsum bila diberi tetesan molish menghasilkan cincin violet yang
berarti bahwa Bubur sumsum terdapat kandungan karbohidrat. Bubur sumsum yang
diberi tetesan yodium hasilnya biru keunguan karena pada Bubur sumsum terdapat
polisakarida. Pada larutan benedict yang dicampur dengan Bubur sumsum warnanya
hijau tidak ada endapan yang berarti bahwa Bubur sumsum tidak terdapat kandungan
gula pereduksi. Larutan seliwanoff yang dicampur dengan Bubur sumsum warnanya
coklat muda, ini berarti bahwa Bubur sumsum tidak terdapat ketosa. Larutan barfoed
yang dicampurkan dengan Bubur sumsum menjadi biru tidak ada endapan artinya
tidak terdapat senyawa yang mereduksi pada Bubur sumsum. Larutan bial yang
dicampur dengan Bubur sumsum warnanya menjadi coklat tua artinya Bubur sumsum
tidak terdapat gula pentosa.
Bubur sumsum yang ditambahkan dengan NaOH pada uji moore menghasilkan
warna kuning artinya Bubur sumsum tidak mempunyai sifat karamelisasi.
I. Kesimpulan
a. Glukosa mengandung karbohidrat, terdapat senyawa yang mereduksi, serta
terdapat gula dan basa kuat sehingga terbentuk karamelisasi
b. Sukrosa mengandung karbohidar, terdapat senyawa yang mampu mereduksi,
c. Fruktosa mengandung karbohidrat, terdapat senyawa yang mereduksi, terdapat
ketosa
d. Galaktosa mengandung kabohidrat dan terdapat senyawa yang mereduksi
e. Amilum mengandung karbohidrat dan sedikit polisakarida
f. Laktosa hanya mengandung karbohdrat
g. Maltosa mengandung karbohidrat
h. Sirup mengandung karbohidrat, senyawa yang mereduksi
i. Es teh manis mengandung karbohidrat, senyawa yang mereduksi
j. Boba mengandung karbohidrat, polisakarida
k. Aqua tidak mengandung karbohidrat
l. Gula jawa mengandung karbohidrat, senyawa yang mereduksi
m. Susu UHT mengandung karbohidrat
n. Bubur sumsum mengandung karbohidrat dan polisakarida
J. Daftar Pustaka
Ainun, M., & Suyati, L. (2018). Bioelectricity of Various Carbon Sources on Series
Circuit from Microbial Fuel Cell System using Lactobacillus plantarum. Jurnal Kimia
Sains Dan Aplikasi, 21(2), 70–74. https://doi.org/10.14710/jksa.21.2.70-74

Kusbandari, A. (2015). ANALISIS KUALITATIF KANDUNGAN SAKARIDA


DALAM TEPUNG DAN PATI UMBI GANYONG (Canna edulis Ker.).
Pharmaciana, 5(1), 35–42. https://doi.org/10.12928/pharmaciana.v5i1.2284

Mukti, K. S., Rohmawati, N., & Sulistiyani, S. (2018). Analisis Kandungan


Karbohidrat, Glukosa, Dan Uji Daya Terima Pada Nasi Bakar, Nasi Panggang, Dan
Nasi Biasa. Jurnal Agroteknologi, 12(01), 90. https://doi.org/10.19184/j-
agt.v12i1.8333

Tuttle, C. W. (1877). “A help to English history.” Notes and Queries, s5-VII(158), 9.


https://doi.org/10.1093/nq/s5-VII.158.9-b

Yusrin & Mukaromah, A. H. (2010). Proses Hidrolisis Dengan Variasi Asam Pada
Pembuatan Ethanol. Prosiding Seminar Nasional UNIMUS, 20–25.
K. Lampiran
Ketua diskusi : Nana Winardiningsing
Notulen : Fifin Nadianingrum Havarin
Hasil diskusi
a. Adel : berdasarkan hasil literatur uji benedict dipakai untuk mengetahui ada atau
tidaknya gula pereduksi. Pada glukosa ada endapan merah bata, maka pada
glukosa ini mengandung gula pereduksi
b. Fadia Tiara : Fadia Tiara mengirimkan jurnal penentuan jenis karbohidrat dimana
di dalamnya terdapat pengertian karbohidrat dan reaksi-reaksi yang terjadi dari uji
kualitatif karbohidrat
c. Fifin : berdasarkan jurnal uji kualitatif karbohidrat, Fifin menyebutkan bahwa
karbohidrat yang ditambah dengan larutan barfoed menghasilkan warna biru.
Dalam asam, polisakarida, dan disakarida akan terhidrolisis parsial menjad
sebagian kecil monomernya.
d. Aghna : jurnal yang ditemukan oleh Aghna menyebutkan bahwa yang termasuk
ke dalam monosakarida adalah glukosa, sedangkan disakarida adalah sukrosa, dan
polisakarida adalam amilum.
e. Nana : jurnal yang ditemukan oleh Nana menyebutkan bahwa glukosa dan sukrosa
pada pengujian tersebut mengalami perubahan warna menjadi endapan merah bata
yang menunjukkan bahwa glukosa dan sukrosa merupakan gula sederhana.

Anda mungkin juga menyukai