Disusun Oleh
Fifin Nadianingrum Havarin (P07131120011)
Fadia Tiara Octavionica (P07131120013)
Nana Winardiningsih (P07131120028)
Adelia Ramadhani Venitasari (P07131120031)
Khofifah Aghna Karunia (P07131120036)
e. Disakarida
Disakarida merupakan jenis karbohidrat yang banyak dikonsumsi oleh manusia di
dalam kehidupan sehari-hari. Setiap molekul disakarida akan terbentuk dari
gabungan 2 molekul monosakarida. Contoh disakarida yang umum digunakan
dalam konsumsi sehari-hari adalah sukrosa yang terbentuk dari gabungan
1 molekul glukosa dan fruktosa dan juga laktosa yang terbentuk dari gabungan 1
molekul glukosa & galaktosa . Di dalam produk pangan, sukrosa merupakan
pembentuk hampir 99% dari gula pasir atau gula meja (table sugar) yang biasa
digunakan dalam konsumsi sehari-hari sedangkan laktosa merupakan karbohidrat
yang banyak terdapat di dalam susu sapi dengan konsentrasi 6.8 gr / 100 ml.
f. Maltosa
Maltosa adalah suatu disakarida dan merupakan hasil dari hidrolisis parsial
tepung (amilum). Maltosa tersusun dari molekul α-D-glukosa dan β-D-glukosa.
Dari struktur maltosa, terlihat bahwa gugus -O- sebagai penghubung antarunit
yaitu menghubungkan C 1 dari α-D-glukosa dengan C 4 dari β-D-glukosa.
Konfigurasi ikatan glikosida pada maltosa selalu α karena maltosa terhidrolisis
oleh α-glukosidase. Satu molekul maltosa terhidrolisis menjadi dua molekul
glukosa.
g. Sukrosa
Sukrosa terdapat dalam gula tebu dan dalam kehidupan sehari-hari sukrosa
dikenal dengan gula pasir. Sukrosa tersusun oleh molekul glukosa dan fruktosa
yang dihubungkan oleh ikatan 1,2 –α. Sukrosa terhidrolisis oleh enzim invertase
menghasilkan α-D-glukosa dan β-D-fruktosa. Campuran gula ini disebut gula
inversi, lebih manis daripada sukrosa. Jika diperhatikan strukturnya, karbon
anomerik (karbon karbonil dalam monosakarida) dari glukosa maupun fruktosa di
dalam air tidak digunakan untuk berikatan sehingga keduanya tidak memiliki
gugus hemiasetal. Akibatnya, sukrosa dalam air tidak berada dalam
kesetimbangan dengan bentuk aldehid atau keton sehingga sukrosa tidak dapat
dioksidasi. Sukrosa bukan merupakan gula pereduksi.
Karbohidrat kompleks
Uji Karbohidrat
Sampel Molish Yodium Benedict Seliwanof Barfoed Bial Moore
f
Glukosa Cincin Bening/tidak Endapan Coklat Endapan Coklat Coklat
violet berwarna merah muda merah muda tua
bata bata
Sukrosa Cincin Bening/tidak Endapan Coklat Biru/tidak Coklat Coklat
violet berwarna merah muda ada muda tua
bata endapan
Fruktosa Cincin Bening/tidak Endapan Merah Endapan Coklat Kuning
violet berwarna merah coklat merah muda
bata bata
Galaktos Cincin Bening/tidak Endapan Coklat Endapan Coklat Kuning
a violet berwarna merah muda merah muda
bata bata
Amilum Cincin Bening Biru/tidak Coklat Biru/tidak Coklat Kuning
violet keunguan ada muda ada tua
endapan endapan
Laktosa Cincin Bening/tidak Biru/tidak Coklat Biru/tidak Coklat Kuning
violet berwarna ada muda ada muda
endapan endapan
Maltosa Cincin Bening/tidak Biru/tidak Coklat Biru/tidak Coklat Kuning
violet berwarna ada muda ada tua
endapan endapan
Sirup Cincin Kuning/ Endapan Coklat Biru tidak Coklat Kuning
violet tidak merah muda ada muda
berubah bata endapan
Es the Cincin Coklat/tidak Endapan Coklat Biru tidak Coklat Kuning
manis violet berubah merah muda ada tua
bata endapan
Boba Cincin Biru Biru tidak Coklat Biru tidak Coklat Kuning
violet keunguan ada muda ada muda
endapan endapan
Aqua Cincin Bening/tidak Biru tidak Coklat Biru tidak Coklat Kuning
bening berubah ada muda ada muda
endapan endapan
Gula Cincin Coklat/tidak Endapan Merah Endapan Coklat Coklat
jawa violet berubah merah coklat merah tua tua
bata bata
Susu Cincin Putih/tidak Biru tidak Coklat Biru tidak Coklat Kuning
UHT violet berubah ada muda ada muda
endapan endapan
Bubur Cincin Biru Hijau Coklat Biru tidak Coklat Kuning
sumsum violet keunguan tidak ada muda ada tua
endapan endapan
H. Pembahasan Glukosa
Praktikum ini dilakukan pada tanggal 10 Februari 2021. Pada praktikum ini
bahan makanan dilakukan dengan 7 uji karbohidrat, yaitu uji molish, yodium,
benedict, seliwanoff, barfoed, bial, dan moore. Berdasarkan hasil praktikum, glukosa
ketika diteteskan dengan larutan molish, maka akan menghasilkan cincin violet yang
menunjukkan bahwa di dalam glukosa terdapat kandungan karbohidrat. Kemudian
saat dilakukan uji yodium, glukosa tidak menghasilkan warna apapun/bening, hal ini
menunjukkan bahwa di dalam glukosa tidak mengandung polisakarida. Saat dilakukan
uji benedict menghasilkan endapan merah bata yang menunjukkan bahwa terdapat
senyawa yang dapat mereduksi dalam glukosa. Selanjutnya dalam uji seliwanoff,
glukosa menghasilkan endapan warna coklat muda yang menunjukkan bahwa dalam
glukosa tidak terdapat adanya ketosa pada bahan uji tersebut. Pada uji barfoed,
glukosa menghasilkan endapan merah bata yang menunjukkan adanya senyawa
pereduksi dalam glukosa. Pada uji Bial, glukosa menghasilkan warna coklat muda, hal
ini menunjukkan bahwa dalam glukosa tidak ada gula pentosa atau non gula pentosa.
Pada tes moore, glukosa menghasilkan warna coklat tua, hal ini menujukkan bahwa
terdapat gula dan basa kuat yang akan membentuk warna tersebut karena adanya
proses karamelisasi.
Praktikum selanjutnya adalah menguji bahan berupa sukrosa. Pada tes moore,
sukrisa menghasilkan cincin violet, hal ini menunjukkan bahwa sukrosa positif
karbohidrat. Selanjutnya, pada uji yodium, bahan sukrosa tidak menghasilkan warna
apapun yang berarti pada sukrosa tidak terdapat polisakarida. Pada uji benedict,
sukrosa menghasilkan endapan merah bata yang menunjukkan bahwa dalam sukrosa
terdapat senyawa yang mampu mereduksi. Pada uji seliwanoff, sukrosa menghasilkan
warna coklat muda yang menunjukkan bahwa dalam sukrosa terdapat ketosa. Pada uji
barfoed, sukrosa menghasilkan warna biru atau tidak ada endapan pada sukrosa, hal
ini menunjukkan bahwa terdapat senyawa yang dapat mereduksi. Pada uji bial,
sukrosa menghasilkan warna coklat muda yang menunjukkan bahwa dalam sukrosa
tidak terdapat gula pentosa. Pada uji moore, sukrosa menghasilkan warna coklat tua
yang menunjukkan bahwa dalam sukrosa terdapat gula dan basa kuat yang akan
membentuk warna coklat karena proses karamelisasi.
Pada fruktosa juga dihasilkan cincin violet saat dilakukan uji molish yang
menunjukkan bahwa dalam fruktosa mengnadung karbohidrat. Pada uji yodium,
fruktosa tidak menghasilkan warna atau bening yang menunjukkan bahwa fruktosa
tidak mengandung polisakarida. Pada uji benedict terdapat endapan merah bata pada
fruktosa yang menunjukkan bahwa terdapat senyawa yang dapat mereduksi dalam
fruktosa. Pada uji seliwanoff, fruktosa menghasilkan warna merah coklat yang
menunjukkan bahwa fruktosa terdapat ketosa pada bahan uji. Pada uji barfoed,
fruktosa menghasilkan endapan merah bata yang menunjukkan bahwa dalam fruktosa
terdapat senyawa yang dapat mereduksi dalam fruktosa. Pada uji bial, fruktosa
menghasilkan warna coklat muda yang menunjukkan bahwa dalam fruktosa tidak
mengandung gula pentosa. Uji pada fruktosa selanjutnya adalah uji moore yang
menghasilkan warna kuning dan menunjukkan bahwa dalam fruktosa tidak terdapat
gula dan basa yang menyebabkan karamelisasi.
Glukosa, sukrosa, fruktosa, galaktosa, amilum dan laktosa diuji dengan molish
menghasilkan cincin violet menandakan adanya karbohidrat pada bahan uji. Jika diuji
dengan yodium menghasilkan warna bening / tidak berwarna ini menandakan tidak
terdapat polisakarida pada bahan uji. Kecuali pada amilum menghasilkan warna
bening keunguan. Selanjutnya diuji dengan benedict menghasilkan endapan merah
bata menunjukkan bahwa terdapat senyawa yang dapat mereduksi dalam bahan uji.
Kecuali pada amilum dan laktosa tidak menghasilkan endapan berarti tidak terdapat
senyawa yang dapat mereduksi dalam bahan uji. Selanjutnya adalah uji seliwanoff
yang menghasilkan warna coklat muda menunjukkan bahwa tidak terdapat ketosa
pada bahan uji. Terkecuali pada fruktosa menghasilkan warna merah coklat yang
artinya terdapat ketosa pada bahan uji. Uji barfoed dikatakan positif apabila ada
sampel larutan yang diuji terdapat larutan merah bata dan dapat mereduksi bahan uji.
Endapan merah bata dapat ditemukan pada larutan yang telah diuji seperti glukosa,
fruktosa, galaktosa. Dan apabila diuji degan tes bial akan menghasilkan positif apabila
perubahan warna menjadi hijau biru dan menunjukkan bahwa terdapat gula pentosa
pada bahan uji. Sedangkan pada sampel ini tidak ada yang berubah warna menjadi
hijau biru . Tes moore positif apabila terjadi warna coklat dan bau sedap. Untuk
glukosa dan sukrosa menghasilkan warna coklat tapi kurang brgitu mengeluarkan bau
sdap. Sedangkan uji di sampel lain sampai dengan laktosa berwarna kuning.
Berdasarkan hasil uji, dapat dilihat bahwa apabil maltose ditetesi larutan
molish maka akan berubah warna menjadi violet dan berbentuk cincin. Hal ini
menujukkan bahwa terdapat karbohidrat pada maltose. Pada tes yodium, hasil dari
reaksi maltose yaitu bening atau tidak berwana yang menunjukkan bahwa tidak
terdapat polisakarida pada maltose. Pada tes benedict , hasil dari reaksi maltose yaitu
biru dan tidak ada endapan yang menunjukkan bahwa tidak terdapat gula pereduksi.
Pada tes barfoed, hasil dari reaksi maltose yaitu biru dan tidak ada endapan yang
menunjukkan bahwa tidak terdapat seyawa yang mereduksi. Pada tes seliwanoff, hasil
dari reaksi maltose yaitu berwarna coklat muda yang menunjukkan bahwa terdapat
sedikit ketosa pada maltose. Pada tes bial, hasil dari reaksi maltose yaitu berwarna
coklat tua yang menunjukkan bahwa tidak terdapat gula pentose pada maltose. Pada
tes moore, hasil dari reaksi maltose yaitu berwarna kuning yang menunjukkan bahwa
tidak terdapat sifat karamelisasi.
Berdasarkan hasil uji, dapat dilihat bahwa apabil sirup ditetesi larutan molish
maka akan berubah warna menjadi violet dan berbentuk cincin. Hal ini menujukkan
bahwa pada sirup karbohidrat.Pada tes yodium, hasil dari reaksi sirup yaitu berwarna
kuning atau tidak berubah yang menunjukkan bahwa tidak terdapat polisakarida pada
sirup. Pada tes benedict , hasil dari reaksi sirup yaitu terdapat endapan merah bata
yang menunjukkan bahwa terdapat gula pereduks pada sirup. Pada tes barfoed, hasil
dari reaksi sirup yaitu biru dan tidak ada endapan yang menunjukkan bahwa tidak
terdapat seyawa yang mereduksi. Pada tes seliwanoff, hasil dari reaksi sirup yaitu
berwarna coklat muda yang menunjukkan bahwa terdapat sedikit ketosa pada sirup.
Pada tes bial, hasil dari reaksi sirup yaitu berwarna coklat muda yang menunjukkan
bahwa tidak terdapat gula pentose pada sirup. Pada tes moore, hasil dari reaksi sirup
yaitu berwarna kuning yang menunjukkan bahwa tidak terdapat sifat karamelisasi.
Berdasarkan hasil uji, dapat dilihat bahwa apabil es the manis ditetesi larutan
molish maka akan berubah warna menjadi violet dan berbentuk cincin. Hal ini
menujukkan bahwa pada es the manis terdapat karbohidrat. Pada tes yodium, hasil
dari reaksi es the manis yaitu berwarna coklat atau tidak berubah yang menunjukkan
bahwa tidak terdapat polisakarida pada es the manis. Pada tes benedict , hasil dari
reaksi es the manis yaitu terdapat endapan merah bata yang menunjukkan bahwa
terdapat gula pereduks pada es the manis . Pada tes barfoed, hasil dari reaksi es the
manis yaitu biru dan tidak ada endapan yang menunjukkan bahwa tidak terdapat
seyawa yang mereduksi. Pada tes seliwanoff, hasil dari reaksi sirup yaitu berwarna
coklat muda yang menunjukkan bahwa terdapat sedikit ketosa pada es the manis.
Pada tes bial, hasil dari reaksi es the manis yaitu berwarna coklat tua yang
menunjukkan bahwa tidak terdapat gula pentose pada es the manis. Pada tes moore,
hasil dari reaksi es the manis yaitu berwarna kuning yang menunjukkan bahwa tidak
terdapat sifat karamelisasi.
Pada hasil percobaan dapat diketahui bahwa pada boba jika di beri tetesan
larutan molish maka yang terjadi adalah cerdapat cincin violet yang menunjukkan
bahwa terdapat karbohidrat pada boba. Jika boba diberi tetesan yodium maka yang
akan terjadi adalah terjadi perubahan warna menjadi biru keunguan yang berarti
bahwa terdapat polisakarida pada boba. Pada larutan benedict saat diberi boba maka
yang terjadi adalah terdapat endapan merah bata dari Cu₂O yang berarti bahwa
terdapat kandungan gula pereduksi. Boba yang dicampur larutan seliwanoff akan
menghasilkan warna coklat muda yang berarti bahwa boba tidak terdapat ketosa.
Apabila larutan barfoed dicampurkan dengan boba maka warna dari larutan tersebut
adalah biru dan tidak terdapat endapan yang berarti bahwa tidak dapat senyawa yang
dapat mereduksi. Pada uji bial, warna yang dihasilkan oleh boba adalah coklat muda
yang artinya adalah pada boba tidak terdapat gula pentosa. Boba yang di uji dengan
larutan moore menghasilkan warna kuning artinya boba tersebut tidak mempunyai
sifat karamelisasi.
Aqua bila diberi tetesan molish menghasilkan cincin bening yang berarti
bahwa aqua tidak terdapat kandungan karbohidrat. Aqua yang diberi tetesan yodium
hasilnya bening/ tidak berubah karena pada aqua tidak terdapat polisakarida. Pada
larutan benedict yang diberi aqua warnanya biru tidak ada endapan yang berarti
bahwa aqua tidak terdapat kandungan gula pereduksi. Larutan seliwanoff yang
dicampur dengan aqua warnanya coklat muda, ini berarti bahwa aqua tidak terdapat
ketosa. Larutan barfoed yang dicampurkan dengan aqua menjadi biru tidak ada
endapan artinya tidak terdapat senyawa yang mereduksi. Larutan bial yang dicampur
dengan aqua warnanya menjadi coklat muda artinya aqua tidak terdapat gula pentosa.
Aqua yang ditambahkan dengan NaOH pada uji moore menghasilkan warna kuning
artinya aqua tidak mempunyai sifat karamelisasi.
Pada hasil percobaan dapat diketahui bahwa pada gula jawa jika diberi tetesan
larutan molish maka yang terjadi adalah terdapat cincin violet yang menunjukkan
bahwa terdapat karbohidrat pada gula jawa. Jika gula jawa diberi tetesan yodium
maka yang akan terjadi adalah tidak terjadi perubahan warna/ warna tetap coklat yang
berarti bahwa tidak terdapat polisakarida pada gula jawa. Pada larutan benedict saat
diberi larutan gula jawa maka yang terjadi adalah terdapat endapan merah bata dari
Cu₂O yang berarti bahwa terdapat kandungan gula pereduksi pada gula jawa. Gula
jawa yang dicampur larutan seliwanoff akan menghasilkan warna merah coklat yang
berarti bahwa pada gula jawa terdapat ketosa. Apabila larutan barfoed dicampurkan
dengan gula jawa maka warna dari larutan tersebut terdapat endapan merah bata yang
berarti bahwa gula jawa mengandung gula monosakarida pereduksi. Pada uji bial,
warna yang dihasilkan oleh gula jawa adalah coklat tua yang artinya adalah pada gula
jawa tidak terdapat gula pentosa. Gula jawa yang di uji dengan larutan moore
menghasilkan warna coklat tua artinya gula jawa tersebut mempunyai sifat
karamelisasi yang di tandai dengan perubahan bau dan warna.
Susu UHT yang diuji dengan larutan molish menhasilkan cincin violet yang
berarti terdapat karbohidrat pada susu UHT. Susu UHT yang diuji dengan larutan
yodium tidak menunjukkan perubahan warna/ putih, yang berarti bahwa tidak terdapat
polisakarida pada gula susu UHT. Susu UHT yang diuji dengan larutan benedict
menunjukkan warna biru dan tidak terjadi endapan yang berarti bahwa pada susu
UHT tidak terdapat kandungan gula pereduksi. Susu UHT yang dicampur dengan
larutan seliwanoff menghasilkan warna coklat muda yang berarti bahwa pada susu
UHT tidak terdapat ketosa. Susu UHT yang dicampur dengan larutan barfoed tidak
terdapat endapan dan berwarna biru yang artinya susu UHT tidak terdapat senyawa
yang mereduksi. Susu UHT yang dicampur dengan larutan bial akan meghasilkan
warna coklat muda yang berarti bahwa susu UHT tidak terdapat gula pentose. Susu
UHT yang dicampur dengan larutan NaOH pada uji moore akan menghasilkan warna
kuning yang berarti bahwa susu UHT tidak memiliki sifat karamelisasi.
Bubur sumsum bila diberi tetesan molish menghasilkan cincin violet yang
berarti bahwa Bubur sumsum terdapat kandungan karbohidrat. Bubur sumsum yang
diberi tetesan yodium hasilnya biru keunguan karena pada Bubur sumsum terdapat
polisakarida. Pada larutan benedict yang dicampur dengan Bubur sumsum warnanya
hijau tidak ada endapan yang berarti bahwa Bubur sumsum tidak terdapat kandungan
gula pereduksi. Larutan seliwanoff yang dicampur dengan Bubur sumsum warnanya
coklat muda, ini berarti bahwa Bubur sumsum tidak terdapat ketosa. Larutan barfoed
yang dicampurkan dengan Bubur sumsum menjadi biru tidak ada endapan artinya
tidak terdapat senyawa yang mereduksi pada Bubur sumsum. Larutan bial yang
dicampur dengan Bubur sumsum warnanya menjadi coklat tua artinya Bubur sumsum
tidak terdapat gula pentosa.
Bubur sumsum yang ditambahkan dengan NaOH pada uji moore menghasilkan
warna kuning artinya Bubur sumsum tidak mempunyai sifat karamelisasi.
I. Kesimpulan
a. Glukosa mengandung karbohidrat, terdapat senyawa yang mereduksi, serta
terdapat gula dan basa kuat sehingga terbentuk karamelisasi
b. Sukrosa mengandung karbohidar, terdapat senyawa yang mampu mereduksi,
c. Fruktosa mengandung karbohidrat, terdapat senyawa yang mereduksi, terdapat
ketosa
d. Galaktosa mengandung kabohidrat dan terdapat senyawa yang mereduksi
e. Amilum mengandung karbohidrat dan sedikit polisakarida
f. Laktosa hanya mengandung karbohdrat
g. Maltosa mengandung karbohidrat
h. Sirup mengandung karbohidrat, senyawa yang mereduksi
i. Es teh manis mengandung karbohidrat, senyawa yang mereduksi
j. Boba mengandung karbohidrat, polisakarida
k. Aqua tidak mengandung karbohidrat
l. Gula jawa mengandung karbohidrat, senyawa yang mereduksi
m. Susu UHT mengandung karbohidrat
n. Bubur sumsum mengandung karbohidrat dan polisakarida
J. Daftar Pustaka
Ainun, M., & Suyati, L. (2018). Bioelectricity of Various Carbon Sources on Series
Circuit from Microbial Fuel Cell System using Lactobacillus plantarum. Jurnal Kimia
Sains Dan Aplikasi, 21(2), 70–74. https://doi.org/10.14710/jksa.21.2.70-74
Yusrin & Mukaromah, A. H. (2010). Proses Hidrolisis Dengan Variasi Asam Pada
Pembuatan Ethanol. Prosiding Seminar Nasional UNIMUS, 20–25.
K. Lampiran
Ketua diskusi : Nana Winardiningsing
Notulen : Fifin Nadianingrum Havarin
Hasil diskusi
a. Adel : berdasarkan hasil literatur uji benedict dipakai untuk mengetahui ada atau
tidaknya gula pereduksi. Pada glukosa ada endapan merah bata, maka pada
glukosa ini mengandung gula pereduksi
b. Fadia Tiara : Fadia Tiara mengirimkan jurnal penentuan jenis karbohidrat dimana
di dalamnya terdapat pengertian karbohidrat dan reaksi-reaksi yang terjadi dari uji
kualitatif karbohidrat
c. Fifin : berdasarkan jurnal uji kualitatif karbohidrat, Fifin menyebutkan bahwa
karbohidrat yang ditambah dengan larutan barfoed menghasilkan warna biru.
Dalam asam, polisakarida, dan disakarida akan terhidrolisis parsial menjad
sebagian kecil monomernya.
d. Aghna : jurnal yang ditemukan oleh Aghna menyebutkan bahwa yang termasuk
ke dalam monosakarida adalah glukosa, sedangkan disakarida adalah sukrosa, dan
polisakarida adalam amilum.
e. Nana : jurnal yang ditemukan oleh Nana menyebutkan bahwa glukosa dan sukrosa
pada pengujian tersebut mengalami perubahan warna menjadi endapan merah bata
yang menunjukkan bahwa glukosa dan sukrosa merupakan gula sederhana.