Oleh:
Kelompok 2
Kelas : V A
I. TUJUAN
1. Mengidentifikasi protein dengan memanfaatkan ikatan peptide pada protein
melalui uji biuret, pengendapan protein dengan logam, pengendapan dengan
garam, uji koagulasi, pengendapan protein dengan alcohol, denaturasi protein,
dan uji belerang dalam protein.
II. DASAR TEORI
Setiap makhluk hidup memerlukan nutrisi yang cukup untuk tetap dapat bertahan
hidup. Nutrisi yang cukup diperoleh dari makanan yang mengandung karbohidrat,
protein, lemak, vitamin dan mineral. Protein dibutuhkan oleh tubuh untuk memenuhi
kebutuhan gizi agar dapat menghasilkan energi. Fungsi biologis protein sangat
beragam, antara lain sebagai pembangun, pengatur, pertahanan, dan sebagai sumber
energi. Tidak ada kelompok senyawa lain yang fungsinya begitu beragam seperti
protein. Fungsi biologis dari protein ini berkaitan dengan struktur protein (Purba, 2004).
Protein tergolong senyawa makromolekul (polimer) yang terbentuk melalui reaksi
kondensasi asam-asam amino sebagai monomer (Frieda, dkk., 2002).
Struktur protein merupakan struktur dengan urutan linear asam-asam amino yang
dihubungkan oleh ikatan peptida. Ikatan peptida adalah ikatan kovalen yang dibentuk
antara gugus 𝛼-amino dari sat asam amino dan gugus 𝛼-karboksil dari asam amino lain
(Redhana, dkk., 2004).
H H O R2
N C C N C C
R1 H H O
1
kovalen yang menghubungkan gugus amino dan gugus karboksil antar asam-asam
amino atau disebut juga sebagai ikatan amida atau peptida. Oleh karena itu, pada
struktur primer terdapat informasi tentang urutan dari asam-asam amino yang
menyusun suatu protein. Ikatan yang terdapat pada struktur sekunder meliputi ikatan
yang terdapat pada struktur primer (kovalen) dan ikatan hidrogen antara oksigen
karbonil dan hidrogen amida (CO------HN) dari ikatan peptida. Ikatan hidrogen ini
terbentuk menurut pola yang teratur sehingga membentuk struktur yang unik, seperti
-heliks dan -sheet.
Struktur tersier dari protein meliputi pelipatan unsur-unsur struktur sekunder. Pada
struktur tersier, elemen-elemen struktur sekunder (α-heliks dan β-sheet) disusun ke
dalam bentuk tertentu. Pada penyusunan ini dilibatkan berbagai ikatan dan interaksi
kimia, seperti ikatan disulfida dari asam amino sistein, ikatan hidrogen, ikatan ionik
antar gugus-gugus yang terionisasi, interaksi hidrofobik dan hidrofilik serta ikatan
kovalen koordinasi seperti pada metaloprotein. Struktur kuartener protein terjadi karena
asosiasi dari dua atau lebih sub unit polipeptida membentuk protein dimer, trimer,
tetramer atau yang lebih besar (Redhana, dkk., 2004). Pada struktur kuartener terdapat
interaksi antara struktur tersier protein membentuk suatu agregat yang memiliki fungsi
biologi tertentu. Ikatan yang terlibat biasanya ikatan nonkovalen dan kebanyakan ikatan
hidrofobik terjadi pada daerah-daerah nonpolar.
Terdapat dua jenis protein yaitu glikoprotein yaitu protein yang mengandung
karbohidrat dan lipoprotein yaitu protein yang mengandung lipid. Salah satu bahan
makanan yang mengandung protein adalah telur. Kandungan protein telur ayam tiap
jenisnya berbeda-beda tergantung dari makanan dan kondisi lingkungan induk
ayamnya, sehingga diperlukan pengidentifikasian terhadap kandungan nutrisi tersebut.
Bagian dari telur yang mengandung lebih banyak protein adalah bagian putihnya
(albumin). Secara umum telur terdiri dari bagian putih dan kuning telur. Komposisi
putih telur yaitu kandungan total protein 10-11% dasar basah, ovalbulmin 70% dari
total protein, canalbumin 9% dari total protein, ovoummucoid 13% dari total protein.
Ada berbagai cara yang dapat dilakukan untuk melakukan pengujian terhadap
protein yang disebut dengan reaksi uji protein. Reaksi uji protein terdiri dari uji Biuret,
pengendapan oleh logam, pengendapan oleh garam dan alkohol, uji koagulasi,
denaturasi protein, serta uji belerang dalam protein.
2
Uji Biuret
Biuret adalah senyawa dengan dua ikatan peptida yang terbentuk pada pemanasan
dua molekul urea. Ion Cu2+ dari pereaksi Biuret dalam suasana basa akan bereaksi
dengan ikatan polipeptida atau ikatan-ikatan peptida yang menyusun protein
membentuk senyawa kompleks berwarna ungu atau violet. Reaksi positif ditandai
dengan terbentuknya warna ungu karena terbentuk senyawa kompleks antara Cu2+ dan
N dari molekul ikatan peptida (Tika, 2010). Banyaknya asam amino yang berikatan
dengan ikatan peptida juga mempengaruhi warna reaksi ini. Senyawa dengan dipeptide
berwarna biru, tripeptide berwarna ungu, tetrapeptide serta peptide kompleks berwarna
merah. Reaksi yang terjadi yaitu:
3
ion garam berkompetisi dengan molekul-molekul protein untuk mengikat air
(terhidrasi). Karena kemampuan ion-ion garam terhidrasi lebih besar daripada molekul-
molekul protein, maka molekul-molekul protein akan mengendap (Tika, 2010). Dalam
pengendapan dengan garam ini digunakan garam amonium sulfat. Hal ini disebabkan
kebanyakan kelarutan protein dalam garam dengan konsentrasi tinggi sangatlah rendah
(Redhana, dkk., 2004).
Uji Koagulasi
Prinsip dari uji koagulasi yaitu stabilitas larutan protein yang ditentukan oleh
struktur tersier atau struktur kuarterner dari protein dalam larutan. Struktur tersier ini
disebabkan oleh adanya interaksi ionik dan interaksi non kovalen lainnya. Penambahan
asam ke dalam larutan protein menyebabkan ion-ion H+ dari asam akan terikat pada
gugus-gugus yang bermuatan negatif sehingga terjadi perubahan pengutuban dari
molekul protein. Perubahan pengutuban ini menyebabkan perubahan konformasi dari
protein atau rusaknya struktur tersier atau struktur kuarterner protein sehingga protein
mengalami koagulasi.
Pengendapan Protein dengan Alkohol
Dasar pengendapan protein dengan alkohol adalah kompetisi pembentukan ikatan
antara protein-air dengan alkohol-air. Alkohol dapat mengendapkan protein karena
gugus fungsional dari alkohol lebih kuat mengikat air melalui pembentukan ikatan
hidrogen dibandingkan dengan molekul protein sehingga kelarutan protein dalam air
berkurang. Alkohol juga mampu merusak ikatan hidrogen di antara gugus amida yang
terdapat dalam struktur sekunder protein sehingga protein kehilangan air (terhidratasi)
dan akhirnya mengendap.
Denaturasi Protein
Denaturasi protein dapat diartikan sebagai suatu perubahan atau modifikasi
terhadap struktur sekunder, tersies dan kuartener molekul protein tanpa terjadinya
pemecahan ikatan – ikatan kovalen. Karena itu, denaturasi dapat diartika sebagai suatu
proses terpecahnya ikatan hidrogen, interaksi hidrofobik, ikatan garam dan terbukanya
lipatan dari molekul protein (Tika, 2010).
Protein yan tedenaturasi akan berkurang kelarutannya. Lapisan molekul bagian
dalam yang bersifat hidrofobik akan keluar sedangkan bagian hidrofiliknya akan
terlipat ke dalam. Pelipatan atau pembalikan akan terjadi bila protein mendekati pH
isoelektris lalu protein akan menggumpal dan mengendap. Viskositas akan bertambah
4
karena molekul mengembang menjadi asimetrik, sudut putaran optis larutan protein
juga akan meningkat (Tika, 2010)
Denaturasi protein meliputi gangguan dan kerusakan yang mungkin terjadi pada
struktur sekunder dan tersier protein. Pada struktu protein tersier terdapat empat jenis
interaksi yang membentuk ikatan pada rantai samping seperti ikatan hydrogen,
jembatan garam, ikatan disulfide dan interaksi hidrofobik nonpolar yang kemungkinan
mengalami gangguan. Denaturasi yang umum ditemui adalah proses presipitasi dan
koagulasi protein (Tika, 2010).
Uji Belerang dalam Protein
Belerang dalam protein dapat dioksidasi menjadi ion sulfat oleh oksidator. Ion
sulfat dalam suasana asam bereaksi dnegan ion Ba2+ membentuk endapan berwarna
putih (Tika, 2010).
5
(Telur, Tempe, dan Tahu)
2. Larutan NaOH 1 N 10 mL
3. Larutan NaOH 2,5 N 10 mL
4. Larutan CuSO4 0,01 N 10 mL
5. Larutan HgCl2 5 mL
6. Larutan Pb(CH3COO)2 5 mL
7. Kristal (NH4)2SO4 5 gram
8. Reagen Millon 5 mL
9. Buffer asetat pH 4,7 5 mL
10. Larutan HCl 0,1 N 10 mL
11. Larutan BaCl2 5 mL
12. Etil alcohol 95% 20 mL
13. Larutan CH3COOH 1M 5 mL
14. Aquades 300 mL
15. Kristal Na2CO3 3 gram
16. Kristal KNO3 3 gram
6
2. Ditambahkan tetes demi tetes
larutan CuSO4 0,01 N. larutan
diaduk jika tidak timbul warna
dan ditambahkan lagi dengan
akuades.
7
Tabel 5.2 Hasil Pengamatan Pengendapan dengan Logam
Sebelum Larutan Larutan
Larutan
penambahan Protein + Protein +
Protein
larutan HgCl2 Pb-asetat
Telur Bening Putih, Putih,
sedikit terdapat terdapat
keruh endapan endapan
Tempe Kuning Kuning Kuning
keruh, ada keruh, ada
endapan endapan
Tahu Putih Putih keruh Putih keruh,
terdapat
endapan
putih
Uji Pengendapan Protein dengan Garam
1. Sebanyak 3 mL masing-
masing larutan protein
dijenuhkan dengan
(NH4)2SO4
Ditambahkan sedikit demi
sedikit garam (NH4)2SO4 dan
diaduk hingga melalrut. Gambar 6. Hasil Uji Pengendapan dengan Garam
8
Tahu Larut dalam Bening tak Biru tua,
air berwarna terdapat
cincin di
permukaan
Uji Koagulasi
1. Ditambahkan 2 tetes larutan
asam asestat 1 M ke dalam
masing-masing 5 mL larutan
protein.
Larutan diletakkan dalam air
mendidih selama 5 menit.
Endapan diambil dengan Gambar 7. Hasil Uji Koagulasi
N mL
NaOH 1 Tabel 5.5 Hasil Pengamatan Pengendapan dengan
0,1 N mL Alkohol
9
Buffer 1 mL Protein Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3
asetat Telur Terbentuk Terbentuk Terbentuk
pH 4,7 endapan putih endapan putih endapan
Etil 6 6 6 mL dan filtrat dan filtrat putih dan
alkohol mL mL bening bening filtrat bening
95% Tempe Bening dan Bening dan Bening dan
terdapat terdapat terdapat
endapan endapan endapan
kuning kuning kuning
Tahu Putih keruh Putih keruh Putih keruh
dan panas dan panas dan panas
Denaturasi Protein
1. Masing-masing tabung 1,2,3
diisi dengan larutan seperti
tabel berikut.
Tabung 1 2 3
Albumin 9 9 9
mL mL mL
HCl 0,1 1 Gambar 9. Hasil Uji Denaturasi Protein
menit dan didinginkan pada Tahu Bening keruh, Bening Bening keruh
10
Uji Belerang dalam Protein
1. Sebanyak 0,5 gram serbuk
albumin dicampur dengan
dua kali berat fusion mixture.
Dipanaskan dalam cawan
porselin sampai tak berwarna
Didinginkan dan dilarutkan
dalam air panas, disaring jika Gambar 10. Hasil Uji Belerang
Filtrat diasamkan dengan Telur: Larutan berwarna putih keruh dengan endapan
HCl putih.
V. ANALISIS DATA
VI. PEMBAHASAN
a. Uji Biuret
b. Uji Pengendapan Protein dengan Logam
c. Uji Pengendapan Protein dengan Garam
d. Uji Koagulasi
e. Uji Pengendapan Protein dengan Alkohol
f. Denaturasi Protein
g. Uji Belerang dalam Protein
VII. SIMPULAN
Berdasarkan analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut.
Aaaa
Aaaa
DAFTAR PUSTAKA
Frieda Nurlita, dkk. 2002. Kimia Organik II. Singaraja : Institut Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Negeri Singaraja.
11
Redhana, I Wayan dan Siti Maryam. 2002. Buku Ajar Biokimia II. Singaraja : IKIP
Negeri Singaraja
Redhana, I Wayan dan Siti Maryam. 2003. Penuntun Praktikum Biokimia. Singaraja :
IKIP Negeri Singaraja
Redana, I Wayan. 2004. Buku Ajar Biokimia jilid I. Singaraja: IKIP Negeri Singaraja.
Tika, I Nyoman. 2010. Penuntun praktikum Biokimia. Singaraja: Universitas
Pendidikan Ganesha
12