ANALISA PROKSIMAT
Analisa proksimat bahan pangan dan hasil
pertanian meliputi :
a. Analisa kadar air
b. Analisa kadar abu
c. Analisa kadar lipida
d. Analisa kadar protein
e. Analisa kadar karbohidrat : gula, pati,
serat kasar
ANALISA PROKSIMAT
Analisa proksimat adalah analisa komponen
mayor dalam bahan pangan dan hasil pertanian
lainnya
Meliputi analisa kuantitatif kandungan zat-zat :
air, abu, lipida, protein, dan karbohidrat.
Hasil analisa biasa disajikan sebagai nilai kadar
dalam satuan % (=persen).
Yg sering terjadi analisa karbohidrat (KH) tidak
dilakukan ttp dihitung dng rumus :
Perhitungan:
% air = (1- f) x air terdistilasi(g) x 100 %
bobot sampel (g)
nilai f = bobot air yang ditambahkan
bobot air yang terdistilasi
Metoda kimiawi (Fischer method)
Prinsip : menitrasi air dalam sampel dengan iodin (ter-
jadi reduksi iodin oleh SO2 karena adanya air). Agar reaksi
dapat berlangsung baik maka ditambahkan piridin dan
metanol serta indikator metilen biru. Titrasi diakhiri bila
timbul warna hijau
2H2O + SO2 + I2 H2SO4 + 2 HI
C6H5N.I2 + C6H5N.SO2+ C5H5N + H2O
C6H5N.HI + C6H5N.SO3
C6H5N.SO3 + CH3OH C6H5N(H) SO4CH3
bobot konstan
Perhitungan
kadar abu
Pengabuan cara kering
Pada penentuan abu total, pengabuan
dalam krus por-selin pada suhu 400-700
(paling umum + 550 oC) memberi hasil
memuaskan. Untuk analisa mineral
individual perlu pengabuan dalam krus
platina.
Bila pengabuan gagal memberikan abu
bebas karbon, abu dibasahi, dikeringkan
dan diabukan ulang sampai berwarna
putih/abu-abu putih . Kadang perlu
ditambah H2O2 atau as.nitrat untuk
membantu reaksi pengabuan.
Pengabuan kering guna mendestruksi
bahan organik untuk penentuan mineral
runutan (trace) jarang diterapkan
karena mineralnya dapat hilang
menguap.
Thiers (1957) merekomendasikan
pengabuan kering dng alat khusus dng
bantuan hot-plate & lampu infra-merah
dng suhu meningkat bertahap sampai
450oC.
Penentuan abu secara basah
Pengabuan cara basah digunakan terutama untuk
mendigesti sampel guna menentukan mineral ‘trace’
dan mineral beracun .
Diingini penambahan asam tunggal, namun biasanya
tidak praktis untuk destruksi sempurna seny.organik.
Asam sulfat saja memerlukan waktu dekomposisi yng
lama. Penambahan K-sulfat akan mempercepat dekom
posisi .
Campuran as.sulfat dan as.nitrat atau camp. Asam
Sulfat-Nitrat-Perklorat merupakan prosedur yg paling
dapat diterima. As.perklorat merupkn oksidator kuat
tetapi beresiko mudah meledak. Lima gram gandum
dapat didestruksi sempurna dalam 10 menit dng asam
nitrat + 70% perklorat ( 1:2 ) . Bandingkan dng (nitrat +
sulfat) yg memerlukan waktu 8 jam .
Penentuan abu secara basah . . . (lanjutan)