THERMOREGULASI
A. Tujuan Praktikum
Praktikum thermoregulasi ini bertujan untuk mengetahui suhu
tubuh, perbedaan, dan perbandingan suhu tubuh pada hewan
poikilothrem dan homoitherm serta mengetahui proses pelepasan
panas.
B. Teori
Hampir semua panas tubuh diproduksi oleh otot dan satu
diantaranya memiliki struktur penting yang menyertai penambahan
panas. Pada prinsipnya penambahan panas adalah kontraksi otot
yang dapat menghasilkan panas. Berdasarkan hubungan antara
suhu tubuh dan lingkungan, hewan dibagi menjadi 2 golongan, yaitu
Poikilotherm dan Homoitherm. Sistem pengaturan panas tubuh pada
dasarnya tersusun atas 3 komponen, yaitu :
Thermoreseptor dan saraf aferen.
Hypothalamus.
Saraf deren dan afektor thermoregulasi.
C. Alat dan Bahan
1. Termometer.
2. Penjepit Katak.
3. Arloji ( Stopwatch ).
4. Kapas.
5. Katak.
6. Air Panas.
7. Air Es.
8. Beaker Glass.
9. Probandus ( Manusia )
D. Metode/Cara Kerja
1. Pengukuran Suhu Tubuh
1.1 Pengukuran pada Mulut
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
WAKTU PENDARAHAN
A. Tujuan Praktikum
Menentukan waktu pendarahan menurut Metode Duke.
B. Teori
Waktu pendarahan adalah suatu ukuran dari proses hemostatis
dan proses koagulasi. Waktu pendarahan tergantung pada :
Efisiensi cairan tenunan dalam mempercepat koagulasi
Fungsi pembuluh kapiler darah
Kemampuan trombosit untuk membentuk thrombus
Banyak metode untuk menentukan waktu pendarahan, antara
lain : metode duke , dan metode evy.
C. Alat dan Bahan
1. Lanset.
2. Arloji.
3. Kertas filter.
4. Alkohol 70%.
5. Kapas.
D. Metode/Cara Kerja
1. Bersihkan jari dengan kapas yang telah dibasahi alkohol
2. Tusuk jari dengan lanset yang steril , pada saatdarah keluar
catat waktunya.
3. Setiap 30 detik , tempelkan kertas filter pada darah yang
keluar pada pembuluh darah , kertas filter jangan sampai
mengenai lukanya, bila pendarahan telah berhenti, catat
waktunya.
N
Ulangan Waktu Pendarahan
O
1 1 63 detik
2 2 87 detik
3 3 59 detik
4 4 51 detik
5 5 79 detik
6 6 53 detik
RATA -RATA 65,33 detik
F. Kesimpulan
Waktu pendarahan merupakan interval waktu mulai timbulnya
tetes darah dari pembuluh darah yang luka sampai darah berhenti
mengalir keluar dari pembuluh darah. Penghentian pendarahan ini
disebabkan oleh terbentuknya agregat pletelat yang menutupi celah
pembuluh darah yang rusak.
KOAGULASI DARAH
A. Tujuan Praktikum
Menentukan waktu beku darah dari hewan atau manusia.
B. Teori
Darah yang keluar dari pembuluh darah akan berubah
sifatnya, yaitu dari sifat cair menjadi padat (fibrinogen menjdi fibrin).
Waktu yang diperlukan untuk perubahan ini di sebut waktu beku
darah atau waktu koagulasi darah. Koagulasi darah terjadi apabila
darah di tampung dan di biarkan begitu saja. Waktu koagulasi darah
adalah lamanya waktu dari saat pengambilan darah sampai
terjadinya koagulasi.
C. Alat dan Bahan
1. Kaca preparat.
2. Arloji.
3. Alkohol.
4. Jarum Pentul.
5. Alat Penusuk ( Lanset ).
D. Metode/Cara Kerja
1. Bersihkan jari dengan kapas yang sudah di basahi dengan
alkohol
2. Bersihkan jari/lokasi tempat pengambilan darah, diusap
dengan kapas beralkohol
3. Tusuk jari dengan lenset yang steril, dan catat pada saat darah
keluar
4. Satu sampai dua tetes darah dengan cepat dipindahkan dalam
gelas arloji
1. Faktor I
Fibrinogen: sebuah faktor koagulasi yang tinggi berat
molekul protein plasma dan diubah menjadi fibrin melalui
aksi trombin. Kekurangan faktor ini menyebabkan masalah
pembekuan
darah afibrinogenemia atau hypofibrinogenemia.
2. Faktor II
Prothrombin: sebuah faktor koagulasi yang merupakan
protein plasma dan diubah menjadi bentuk aktif trombin
(faktor IIa) oleh pembelahan dengan mengaktifkan faktor X
(Xa) di jalur umum dari pembekuan. Fibrinogen trombin
kemudian memotong ke bentuk aktif fibrin. Kekurangan
faktor menyebabkan hypoprothrombinemia.
3. Faktor III
Jaringan Tromboplastin: koagulasi faktor yang berasal dari
beberapa sumber yang berbeda dalam tubuh, seperti otak
dan paru-paru; Jaringan Tromboplastin penting dalam
pembentukan prothrombin ekstrinsik yang mengkonversi
prinsip di Jalur koagulasi ekstrinsik. Disebut juga faktor
jaringan.
4. Faktor IV
Kalsium: sebuah faktor koagulasi diperlukan dalam
berbagai fase pembekuan darah.
5. Faktor V
Proaccelerin: sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang
relatif labil dan panas, yang hadir dalam plasma, tetapi
tidak dalam serum, dan fungsi baik di intrinsik dan
ekstrinsik koagulasi jalur. Proaccelerin mengkatalisis
pembelahan protrombin trombin yang aktif. Kekurangan
Frandson, R.D. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Edisi keempat. Gadjah
Mada University Press. Yogyakarta.
LAMPIRAN
STATUS FAALI
A. Tujuan Praktikum
1. Mengetahui data fisiologis yang meliputi temperatul rectal,
pulsus dan respirasi.
2. Mengetahui kondisi kesehtan probandus (dengan membandikan
dengan kisaran normal).
B. Teori
Status faali dapat di lihat dari pengukuran fisiologis meliputi
respirasi, pilsus dan temperatur rectal. Respirasi merupakan semua
proses baik kimiawi maupun fisik dimna organisme menukar udara
dalam tubuh dengan lingkungannya sehingga terjadi aliran
pertukaran O2 dan CO2, fungsi tambahannya adalah membantu
membantu pengaturan suhu tubuh. Pulsus merupakan denyut
jantung, dipengaruhi oleh temperature lingkungan, ketiggian
tempat, kelembapan, stress, penyakit dan lain-lain. Temperatur
rectal merupakan suatu indek yang paling baik untuk mengetahui
kemampuan hewan dalam menjaga keseimbangan temperatur
tubuh dan merupakan parameter yang baik untuk menggambarkan
suhu tubuh.
C. Alat dan Bahan
1. Termometer Rectal.
2. Counter.
3. Arloji.
4. Probandus ( ternak ) .
5. Alat Praktikum.
6. Tisu.
D. Metode/Cara Kerja
1. Respirasi
a. Dekatkan punggung telapak tangan pada hidung.
b. Mengamati kembang kempisnya perut.
c. Ternak sehinggga terasa hembusannya.
F. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa setiap probandus memiliki kisaran data fisiologis
berbeda meliputi jumlah respirasi, pulsus, dan temperatur rektal.
Pengujian status faali memberi informasi sehingga keadaan ternak
dapat diketahui apakah dalam kondisi sehat atau tidak. Faktor-faktor
yang mempengaruhi antara lain keadaan temperatur lingkungan,
kelembaban, ketinggian tempat, stress dan penyakit.
Frandson, R.D. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak Edisi IV. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta.
Frandson R.D. 1996. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Gadjah Mada University
Press. Yogyakarta.
LAMPIRAN
SISTEM DIGESTI
A. Tujuan Praktikum
Untuk mengetahui bagian bagian dari sistem pencernaan
dan fungsi pencernaan yang terjadi.
B. Teori
Sistem pencernaan atau sistem gastor intestinal tract adalah
suatu saluran yang di mulai dari mulut sampai
anus/kloaka.pencernaan mencangkup serangkaian proses yang
terjadi pada saluran tract digesti vouch,makanan di pecah menjadi
bagian yang kecil sehingga mudah larut dan diabsorbsi,pemecahan
dilakukan secara mekanik dan kimia, secara mekanik termasuk
penggilingan, pemasukan, pemotongan, dan proses-proses lain.
Secara kimia dilakukan dengan bantuan enzim-enzim dari tract
digestivus atau dari bantuan bakteri yang ada dalam tract
digestivus, secara garis besar tract digestivus terdiri dari mulut,
oesophagus, lambung, usus halus, sekum, usus besar, rectum dan
anus, glandulanya terdiri dari glandula saliva, hepar, dan pankreas.
Digesti merupakan urutan suatu proses phisik-phemik yaitu
pemecahan (penggilingan) makanan yang masuk pencernaan
menjadi bagian-bagian/partikel-partikel yang lebih kecil. Absorbsi
adalah masuknya pertikel-pertikel tersebut melalui dinding saluran
pencernaan yang kemudian masuk ke aliran darah/limfe.
Sistem pencernaan pada unggas meliputi :mulut, oesophagus,
crop, proventikulus, gizzard, small intestinus , coecum (2 buah),
large intestinum (rectum) dan kloaka. Mulut unggas tidak
mempunyai gigi, mempunyai lidah yang kaku, yang berperan dalam
penelanan makanan, terbantuk dari alat tambahan yaitu tidal, yang
terdiri dari rahang atas dan rahang bawah. Oesophagus adalah
D. Metode/Cara Kerja
1. Lakukan pemeriksaan luar tubuh ayam (kulit, bulu, mata, telinga,
kloaka, jengger, hidung dan lain-lain).
2. Memotong hewandengan cara dekapitas (memotong pada leher
ayam hingga tiga saluran matinya terputus).
3. Basahi bulu agar tidak beterbangan bulu saat melakukan
pembedahan.
4. Letakkan ayam rebah dorsal (terlentang).
5. Fiksasi ayam dengan memotong otot paha kanan dan kiri.
6. Buat senyatan melintang pada abdomen.
7. Buka rongga perut dengan memotong tulang rusuk kanan dan kiri
cranial.
8. Buka rongga dada dengan memotong tulang dada sternum dan
clavikula.
9. Amati letak organ dan identifikasi organ pada rongga dada dan
rongga perut.
10. Lepaskan organ dari rongganya dan lakukan dokumentasi
organ.
11. Catat indentifikasi organ dan jelaskan fungsinya.
1. Paruh/Mulut
Paruh berfungsi untuk mengambil makanan dan
mengalirkan pakan ke esofagus. Lidah berbentuk seperti
pisau, memiliki permukaan kasar dibagian belakang dan
berfungsi membantu mendorong makanan ke
esofagus. Menghasilkan saliva yang mengandung amilase
dan maltase saliva. Pemecahan bahan pakan di mulut sangat
sedikit, karena hanya digunakan untuk lewat. Rahang atas
melekat pada tulang tengkorak dan yang bawah bergantung.
Langit-langit kertas dibagi oleh celah sempit yang panjang di
bagian tengah yang terbuka ke bagian saluran nasal. Lubang
ini dan tidak adanya langit-langit lunak menjadikan tidak
mungkin bagi burung untuk melakukan penghampaan untuk
menghisap air ke dalam mulut. Burung harus menyeduk air
ke atas bila minum dan membiarkannya turun kerongkongan
2. Esophagus
Esophagus sering disebut juga kerongkongan yang
berupa pipa tempat pakan, melalui saluran ini dari bagian
belakang mulut (pharynx) ke proventrikulus. Bagian dalam
kerongkngan terdapat kelenjar mukosa yang berfungsi
membasah makanan sehngga makanan menjadi licin. Pada
dinding kerongkongan terdapat otot-otot yang mengatur
gerakan peristaltic, yaitu gerak meremas-remas makanan
yang berbentuk gumpalan-gumpalan untuk didorong masuk
ke proventrikulus.
3. Crop (tembolok)
Sebelum kerongkongan memasuki rongga tubuh, ada
bagian yang melebar di salah satu sisinya menjadi kantong
yang di kenal sebagai crop (tembolok). Tembolok berperan
sebagai tempat penyimpanan pakan. Sedikit atau bahkan
tidak ada proses pencernaan di sini, kecuali pencampuran
sekresi saliva dari mulut yang di lanjutkan aktivitasnya di
tembolok. Pada tembolok terdapat syaraf yang berhubungan
dengan pusat kenyang-lapar di hipotalamus sehingga banyak
sedikitnya pakan yang terdapat dalam tembolok akan
memberikan respon pada syaraf untuk makan atau
menghentikan makan.
4. Proventriculus
Proventriculus adalah suatu pelebaran dari
kerongkongan sebelum berhubungan dengan gizzard
(empedal). Kadang-kadang di sebut glandula
c. Limfa
Limfa berada di sebelah kiri dan kanan duodenum,
sedikit di atas empedu dan berwarna kemerah-merahan.
Limfa berfungsi membantu memecah sel darah merah
dan sel darah putih.
F. Kesimpulan
Organ dalam pada ternak unggas yaitu organ dalam pada
ternak unggas terdiri dari dua bagian, yaitu alat pencernaan dan
organ tambahan. Alat pencernaan pada ternak unggas terdiri
dari oesophagus, crop, proventikulus, gizzard, duodenum, jejunum,
ilieum, coecum, usus besar, dan kloaka. Adapun organ tambahan
pada ternak unggas terdiri dari hati, pankreas, dan limfa.
SISTEM REPRODUKSI
A. Tujuan Praktikum
Untuk mengetahui bagian bagian dari sistem reproduksi dan
fungsi reproduksi yang terjadi.
B. Teori
Unggas merupakan salah satu jenis hewan yang banyak
digemari oleh manusia. Unggas mempunyai berbagai macam jenis
yang dapat menarik perhatian manusia untuk bisa memeliharanya.
Selain itu ada juga yang berusaha untuk dijadikan sebagai hewan
ternak. Unggas berkembang biak dengan bertelur. Telur unggas
mirip telur reptil, hanya cangkangnya lebih keras karena berkapur.
Pada unggas jenis burung seperti burung maleo dan burung gosong,
menimbun telurnya di tanah pasir yang bercampur serasah, tanah
pasir pantai yang panas, atau di dekat sumber air panas. Alih-alih
mengerami, burung-burung ini membiarkan panas alami dari daun-
daun membusuk, panas matahari, atau panas bumi menetaskan
telur-telur itu.
Dalam bereproduksi, Unggas adalah dengan cara bertelur
sehingga pada unggas ini memilki organ reproduksi yang berbeda
ORGAN
NO REPRODU GAMBAR FUNGSI
KSI
1 Fungsi testis
menghasilkan hormon
kelamin jantan disebut
Testis
androgen dan sel gamet
jantan disebut
sperma.
2 Berfungsi sebagai
Epididimi jalannya cairan sperma ke
s arah kaudal
menuju ductus deferens.
3 Mengalirkan sperma
keluar dari tubuh
Saluran
Deferens
1. Testis
Testis ayam jantan terletak di rongga badan dekat tulang
belakang, melekat pada bagian dorsal dari rongga abdomen
dan dibatasi oleh ligamentum mesorchium, berdekatan
dengan aorta dan vena cava atau di belakang paru-paru
bagian depan dari ginjal. Meskipun dekat dengan rongga
udara, temperatur testis selalu 41C sampai 43C karena
spermatogenesis akan terjadi pada temperatur tersebut.
Testis ayam terbungkus oleh dua lapisan tipis transparan,
lapisan albuginea yang lunak. Bagian dalam dari testis terdiri
atas tubuli seminiferi (85% sampai 95% dari volume testis),
yang merupakan tempat terjadinya spermatogenesis dan
jaringan interstitialyang terdiri atas sel glanduler (sel Leydig)
tempat disekresikannya hormon steroid, androgen, dan
testosteron. Besar testis tergantung pada umur, strain,
musim, dan pakan (Yuwanta,
2004). Spermatozoa menunjukkan bagian ujung kepala yang
panjang diikuti oleh satu ekor yang panjang. pH semen
sekitar 7 sampai 7,4. Volume ejakulasi selama satu kali
perkawinan mencapai 1 ml pada permulaan hari itu dan
berkurang sedikit setelah beberapa kali perkawinan
(Supprijatna et al., 2005).
3. Papilla
Alat kopulasi pada ayam berupa papila (penis ) yang
mengalami rudimenter, kecuali pada itik berbentuk spiral
yang panjangnya 12 sampai 18 cm. Papila memproduksi
cairan transparan yang bercampur dengan sperma saat
terjadinya kopulasi (Yuwanta, 2004).
2. Organ Reproduksi Betina
N ORGAN
GAMBAR FUNGSI
O REPRODUKSI
1 Tempat sintesis hormon
steroid seksual,
gametogenesis, dan
Ovarium
perkembangan serta
pemasakan kuning telur
(folikel).
5 Tempat pembentukan
kerabang telur selama 20
jam.
Uterus
1. Ovarium
Ovarium merupakan tempat sintesis hormon steroid
seksual, gametogenesis, dan perkembangan serta
pemasakan kuning telur (folikel). Pada
unggas ovarium disebut folikel. Bentuknya seperti buah
anggur dan terletak pada rongga perut berdekatan dengan
ginjal kiri dan bergantung pada ligamentum meso-
ovarium. Menurut Yuwanta (2004), ovarium pada unggas
dinamakan juga folikel. Besar ovarium pada saat ayam
menetas 0,3 gram kemudian mencapai panjang 1,5 cm pada
ayam betina umur 12 minggu dan mempunyai berat 60 gram
pada tiga minggu sebelum dewasa kelamin. Ovarium terbagi
menjadi dua bagian, yaitu cortex pada bagian luar
dan medulla pada bagian dalam. Cortex mengandung folikel
dan pada folikel terdapat sel-sel telur. Jumlah sel telur dapat
2. Oviduct