Anda di halaman 1dari 16

TUGAS AKHIR

NUGGET JAMUR MADU

Disusun oleh :
MERLIANA 14542310072

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ANTAKUSUMA
PANGKALAN BUN
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Daging didefinisikan sebagai semua jaringan hewan dan semua produk hasil
pengolahan jaringan tersebut yang dapat dimakan serta tidak menimbulkan
gangguan kesehatan bagi yang memakannya. Daging pada umumnya memiliki
sifat yang mudah rusak sehingga perlu dilakukan pengolahan untuk
mempertahankan mutu atau nilai gizinya adalah pengolahan dan menciptakan
variasi produk-produk baru.
Jenis daging yang biasa dikonsumsi masyrakat Indonesia adalah 56% daging
unggas (terutama ayam (Fitriasari, 2010). Secara khusus, masyarakat Indonesia
lebih banyak mengkonsumsi daging ayam broiler karena nilai gizi yang mampu
memenuhi kebutuhan nutrisi dalam tubuh, dagingnya yang lebih tebal, serta
memiliki tekstur yang lebih lembut serta mudah didapatkan di pasaran maupun
supermarket dengan harga yang terjangkau (Kusmajadi, 2006).
Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) saat ini cukup popular dan banyak
digemari oleh masyarakat karena rasanya yang lezat dan juga penuh kandungan
nutrisi, tinggi protein, dan rendah lemak. Jamur tiram juga sangat baik dikonsumsi
terutama bagi mereka yang ingin menurunkan berat badan karena memiliki
kandungan serat pangan yang tinggi sehingga baik untuk kesehatan pencernaan
(Suwito, 2006).
Jamur tiram putih merupakan jenis jamur kayu yang memiliki kandungan
nutrisi yang lebih tinggi dibandingkan dengan jamur kayu lainnya. Jamur tiram
putih mengandung protein, lemak, fosfor, besi, thiamin dan riboflavin lebih tinggi
dibandingkan jenis jamur lain (Nunung, 2001). Hal ini dibuktikan oleh Sumarni
(2006), bahwa setiap 100 gram jamur tiram mengandung protein 19-35% dengan
9 macam asam amino, lemak 1,7-2,2% terdiri dari 72% asam lemak tak jenuh.
Sedangkan karbohidrat jamur terdiri dari tiamin, riboflavin, dan niasin merupakan
vitamin B utama dalam jamur tiram, selain vitamin D dan C mineralnya terdiri
dari K, P, Na, Ca, Mg, Zn, Fe, Mn, Co dan Pb. Mikroelemen yag bersifat logam
sangat rendah sehingga aman dikonsumsi setiap hari. Selain itu, manfaat lain yang
dimiliki jamur tiram adalah sebagai antibacterial, dan juga anti-tumor sehingga
jamur tiram banyak dimanfaatkan untuk mengobati berbagai macam penyakiit
mulai dari diabetes, lever, dan lainnya.
Nugget merupakan produk olahan daging giling ayam yang dicetak, dimasak
dan dibekukan dengan penambahan bahan-bahan tertentu yang diijinkan
(Anonimous, 2002). Nugget merupakan produk olahan restructured meat atau
daging terestrukturisasi yang menggunakan teknik pengolahan dengan
memanfaatkan daging kualitas rendah atau memanfaatkan potongan daging yang
relaatif kecil dan tidak beraturan, kemudian diletakkan kembali menjadi ukuran
yang lebih besar menjadi produk olahan (Purnomo, 2000).
Nugget pada umumnya dibuat dari daging ayam atau juga disebut chicken
nuggets. Nugget ayam dibuat menggunakan daging ayam giling yang diberi
bumbu, dicampur bahan pengikat, kemudian dicetak dengan bentuk tertentu,
dikukus, dipotong dan dilumuri perekat tepung (batter) dan dilapisi tepung roti
(breading). Hal ini didukung pula tentang fenomena masyarakat yang lebih
memilih makanan praktis, ekonomis, dan cepat tersedia untuk dikonsumsi
(Permadi, dkk, 2012). Saat ini nugget telah berkembang dan diminati masyarakat
luas, dari mulai anak-anak hingga kalangan lanjut usia (Andaruni & Veni, 2014;
Krismaputri, dkk, 2013; Widyasstuti, dkk, 2010).
Madu adalah suatu substansi yang berasal dari kumpulan nektar tumbuhan
yang dikumpulkan, dimodifikasi, dan disimpan dalam sarang lebah oleh lebah
madu. Madu adalah suatu produk murni tanpa adanya tambahan substansi lainnya,
termasuk air dan pemanis lainnya (National Honey Board, 2003).
Komposisi dan sifat madu bervariasi tergantung jenis tumbuhan asal madu
tersebut. Secara garis besar madu terdiri atas air, gula, protein dan asam amino,
asam, dan juga enzim yang kadarnya berbeda-beda untuk setiap jenisnya (White
Jr, 1980). Gula yang terkandung didalam madu terdiri atas glukosa, fruktosa,
sukrosa, dan berbagai jenis monosakarida lainnya. Fruktosa adalah monosakarida
dengan konsentrasi tertinggi pada madu (White Jr, 1980).
Fruktosa, tidak seperti glukosa, tidak merangsang sekresi insulin dari selsel
Pulau Langerhans pada pankreas (Mueller et al. 1998). Insulin berperan dalam
menghambat nafsu makan melalui mekanisme kerjanya pada sel-sel lemak tubuh
dan sel-sel saraf pada sistem saraf pusat. Insulin akan merangsang pelepasan
leptin pada sel-sel lemak (Elliott et al. 2002), dan menekan pelepasan ghrelin oleh
lambung (Saad et al. 2002). Penurunan konsentrasi insulin dan leptin dalam
sirkulasi inilah yang menyebabkan adanya kecenderungan peningkatan berat
badan akibat nafsu makan yang meningkat (Elliott et al. 2002).
Fruktosa akan merangsang hati untuk melepaskan hormon glukokinase.
Hormon ini berperan dalam mempercepat perubahan glukosa menjadi glikogen
hati sehingga kelebihan glukosa tidak dikonversi menjadi sel-sel lemak. Sehingga
diduga juga bahwa madu dapat mencegah stres metabolik yang menyebabkan
obesitas pada objek penelitian (Fessenden, 2007).
Khasiat madu sebagai suplemen untuk meningkatkan berat badan pada anak
memberikan hasil yang positif, dimana ditemukan peningkatan berat badan yang
signifikan pada anak-anak yang diberikan suplementasi madu yang
dikombinasikan dengan temulawak (Yasin, 2009).
1.2 Tujuan
Tujuan dari tugas ini, antara lain :
1. Unruk mengetahui cara pengolahan nugget yang baik dan benar.
2. Untuk dapat menyelesaikan tugas akhir mata kuliah teknologi hasil ternak.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1.1 Daging Ayam
Daging ayam broiler adalah bahan makanan yang mengandung gizi tinggi,
memiliki rasa dan aroma yang enak, tekstur yang lunak dan harga yang relative
terjangkau, sehingga disukai hampir semua orang. Komposisi kimia daging ayam
terdiri dari protein 18,6%, lemak 15,06%, air 65,95%, dan abu 0,79% (Stadelman
et, al., 1988).
Daging ayam yang dikonsumsi masyarakat diperoleh dari pemotongan ayam
broiler, petelur afkir, dan ayam kampong. Daging ayam memiliki ciri-ciri khusus
antara lain bewarna keputih-putihan atau merah pucat, mempunyai serat yang
halus dan panjang, diantara serat daging tidak ada lemak.
1.2 Jamur Tiram Putih
Jamur tiram adalah salah satu jenis jamur kayu yang banyak tumbuh pada
media kayu, baik kayu gelondongan ataupun serbuk kayu. Pada limbah hasil
hutan dan hampir semua kayu keras, produk sampingan kayu, tongkol jaguung
dan lainnya, jamur dapat tumbuh secara luas pada media tersebut. Di Indonesia
jamur tiram putih merupakan salah satu jenis jamur yang bayak dibudiumurkan.
Karena bentuk yang membulat, lonjong, da nagak melengkung serupa cakra tiram
maka jamur kayu ini disebut jamur tiram. Menurut Cahyana dkk (1997) klasifikasi
lengkap tanaman jamur tiram adalah ssebgai berikut :

Kingdom : Mycetea
Division :Amastigomycotae
Phylum : Basidiomycotae
Class
: Hymenomycetes
Ordo
Family : Agaricales
Genus : Pleurotaceae
Species : Pleurotus
:Pleurotus ostreatus
Jamur tiram atau yang dikenal juga dengan jamur mutiara memiliki bagian
tubuh yang terdiri dari akar semu (rhizoid), tangkai (stipe), insang (lamella), dan
tudung (pileus/cap) (Suriawiria, 1993). Jamur tiram memiliki ciri-ciri fisik seperti
permukaannya yang icin da nagak berminyak ketika lembab, bagian tepinya agak
bergelombang, letak tangkai lateral agak disamping tudung dan daging buah
bewarna putih (pleurotus spp). Jamur tiram memiliki diameter tudung yang akan
menyerupai cangkang tiram berkisar antara 5-15 cm, jamur ini dapat tumbuh pada
kayu-kayu lunak dan pada ketinggian 600 meter dari permukaan laut, spesies ini
tidak dapat memerlukaan intensitas cahaya tinggi karena dapat merusak miselia
jamur dan tumbuhannya buah jamur. Jamur tiram dapat tumbuh dan berkembang
dengan suhu 15-30C pada Ph 5,5-7 dan kelembaban 80%-90% (Achmad dkk,
2011).
Sebagai bahan pangan, jamur tiram putih mempunyai tekstur dan cita rasa
yang spesifik. Selain itu terkandung pula asam amino yang cukup lengkap
didalamnya. Jamur merupakan salah satu bahan pangan yang memunyai nilai gizi,
yaitu sekitar 34-89% (Rismunandar,1984). Jamur segar umumnya mengandung
85-89%. Protein yang terkandung dalam jamur tergolong tinggi di bandingkan
dengan kandungan protein pada bahan makanan lainnya yaitu berkisar antara 15-
20% dari berat keringnya. Pada Tabel 1 terdapat perbandingan kandungan gizi
jamur dengan makanan lain. (Achmad dkk, 2011) sebagai berikut:
Tabel 1. Perbandingan kandungan gizijamur dengan makanan lain.

Bahan Makanan Kandungan Gizi (%)


Protei Lema Karbohidra
n k t
Jamur merang 1,8 0,3 4
Jamur tiram 27 1,6 58
Jamur kuping 8,4 0,5 82,8
Daging sapi 21 5,5 0,5
Bayam - 2,2 1,7
Kentang 2 - 20,9
Kubis 1,5 0,1 4,2
Seledri - 1,3 0,2
Buncis - 2,4 0,2
Karbohidrat yang terdapat pada jamur berbentuk molekul pentose,
metipentosa, dan heksosa. Pada jamur karbohidrat terbesar berada dalam bentuk
heksosa dan pentossa. Jamur dapat membuat orang yang mengkonsumsinya
terhindar dari risiko terkena stroke, mencegah timbulnya penyakit darah tinggi,
jantung serta diabetes, dan mengurangi berat badan, hal ini karena jamur mampu
mengubah enzim selulosa menjadi polisakarida yang bebas kolestrol.
Jamur memiliki salah satu kelebihan yang menguntungkan yaitu adalah
kandungan lemaknya yang rendah sehingga lebih sehat untuk dikonsumsi. Lemak
yang terkandung dalam jamur berada pada kisaran 1,08-9,4% (berat kering) dan
terdiri dari asam lemak bebas monoditrigliserida. Tabel 2 memperlihatkan
presentase komposisi zat gizi yang terkandung dalam jamur tiram putih.
Tabel 2. Komposisi nilai gizi jamur tiram putih (Chang dan Miles, 1989)

Komposisi Nilai (%)


Air 90,8
Protein kasar (Nx 6,25) 30,4
Lemak 2,2
Karbohidrat 57,6
Serat kasar 8,7
Abu 9,8
Energy (kalor) 345
Dinyatakan dalam bobot kering(a) dan basah (b)
Jamur tiram putih tidak memiliki pati, karbohidrat disimpan dalam bentuk
glikogen dan kitin yang merupakan unsur utama serat jamur. Kandungan asam
lemak tak jenuh(85,4%) lebih banyak dibandingkan dengan asam lemak
jenuh(14,6%) pada jamur. Asam lemak tak jenuh bila dikonsumsi dalam jumlah
besar tidak berbahaya dan asam lemak tak jenuh sangat dibutuhkan oleh tubuh.
Namun sebaliknya jika mengkonsumsi asam lemak jenuh secara berlebihan akan
berbahaya bagi tubuh. Berdasarkan Tabel 1, kandungan protein dalam jamur
tiram memiliki kadar nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan sayuran lainnya
maupun daging sapi.

Terdapat asam amino esensial yang terkandung pada protein dalam jamur
tiram. Asam amino esensial adalah asam yang dibutuhkan oleh tubuh dalam
jumlah cukup, tetapi tubuh tidak dapat menghasilkan asam amino. Pada jamur
terdapat sembilan asam amino esensial dan bahkan, beberapa diantaranya
memiliki kadar nilai lebih tinggi dibandingkan yang terkandung dalam protein
telur ayam. Sembilan asam amino esensial tersebut dapat dilihat pada Tabel 3
beserta kadar nilai kandungannya (Achmad dkk, 2011).
Tabel 3 Nilai kandungan asam amino esensian jamur tiram putih

Asam amino esensial Kadar kandungan (gram)


Jamur tiram Telur
ayam
Leusin 7,5 8,8
Isoleusin 5,2 6,6
Valin 6,9 7,3
Triptofan 1,1 1,6
Lisin 9,9 6,4
Threonine 6,1 5,1
Fenilalanin 3,5 5,8
Metionin 3,0 3,1
Histidine 2,8 2,4
Dinyatakan dalam gram/100 gram protein kasar

Jamur juga merupakan sumber vitamin antara lain tiamin, niasin, biotin dan
asam askorbat. Pada jamur jarang ditemukan vitamin A dan D. Namun,
terkandung ergosterol yang merupakan prekursor vitamin D dengan iradiasi sinar
ultraviolet dalam jamur tiram putih. Pada umumnya jamur kaya akan kandungan
mineral,terutama posfor. Potassium, sodium, kalsium dan magnesium merupakan
mineral yang paling banyak terkandung didalam jamur. Menurut hasil penelitian
Puslitbang Hasil Hutan Bogor , jamur tiram dapat digunakan untuk mencegah dan
menanggulangi kekurangan gizi, mencegah dan menyembuhkan anemia,
antitumor, menurunkan berat badan dan mencegah kekurangan zat besi (Budhy, et
al (1994) dalam Gemalasari, 2002). Kadar nilai vitamin dan mineral yang
terkandung dalam jamur tiram putih (Achmad dkk, 2011) diperlihatkan pada Tabel
4.
Tabel 4. Nilai kandungan vitamin dan mineral dalam jamur tiram putih

Vitamin Kadar Mineral Kadar


kandungan (mg) kandungan
(gram)
Thiamin 4,8 Kalsium 33
Niasin 108,7 Posfor 1348
Asam askorbat 90-144 Besi 15,2
1,4 Natrium 837
Vitamin B12
kalium 3793
Dinyatakan dalam jamur tiram putih/100 gram bahan

1.3 Nugget Ayam


Menurut SNI (2002) nugget merupakan salah satu produk olahan daging yang
dicetak, dimasak dan dibekukan serta terbuat dari campuran daging giling yang
diberikan bahan pelapis atau tanpa pembahasan bahan makanan lain dan bahan
tambahan makanan yang telah diizinkan.
Nugget merupakan salah satu bentuk produk makanan beku siap saji, yaitu
produk yang telah mengalami pemanasan sampai setengah matang (precooked),
kemudian dibekukan (Afrisanti, 2010). Produk beku siap saji iniihanya
mememrlukan waktu penggorengan selama 1 menit pada suhhu 150C atau
tergantung pada ketebalan dan ukuuran produk, bentuk nugget. Tekstur nugget
tergantung dari bahan asalnya (Astawan, 2007). Syarat mutu nugget ayam dapat
dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Syarat Mutu Nugget Ayam SNI 01-6683-2002

Jenis uji Persyaratan


Keadaan
- Aroma Normal, sesuai label
- Rasa Normal, sesuailabel
- Tekstur Normal

Air % b/b
Protein % b/b Maks.60
Lemak % b/b Min. 12
Karbohidrat % b/b Maks. 20
Kalsium mg/100 gram Maks.25
Maks. 30
Sumber; SNI 01-06683-2002

1.4 Bahan Baku Nugget


1.4.1 Daging
Daging merupakan salah satu hasil ternak yang tidak dapat dipisahkan dari
kehiduan manusia. Selain penanekaragaman sumber pangan, daging dapat
menimbulkan kepuasan atau kenikmatan bagi yang memakannnya Karena
kandungan gizinya lengkap sehiingga keseimbangan gizi untuk hidup dapat
terpenuhi (Pasaribu, 2005). Soeparno (2009) menambahkan kualitas daging
dipengaruhi oleh berbagai factor yaitu factor sebelum pemotongan dan setelah
pemotongan. Factor sebelum pemotongan meliputi genetic, spesies, bangsa, tipe
ternak, jenis kelamin, umur pakan dan zat aditif. Factor setelah pemotongan
meliputi metode pelayuan, pemasakan, tingkat keasaman daging dan lain-lain.
Komposisi kimia daging terdiri dari air 75%, protein 19%, lemak 2,5%, dan
substansi bukan protein terlarut, mineral, dan vitamin (Lawrie, 1995). Lebas et al.,
(1997) menambahkan komposisi zat gizi daging ayam terlihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Komposisi Zat Gizi Daging Ayam

Zat gizi Daging ayam


Kalori (Kkal) 200
Protein (gram) 19,5
Lemak (gram) 12
Zat besi (mg) 1,5
Kapur (mg) 10
Sumber: Lebas et al. (1997)
1.4.2 Tepung Tapioka
Tepung tapioca merupakan salah satu bahan penunjang dalam pembuatan
nugget. Tepung tapioca yang disebut juga pati ubi kayu (Manihot utilissima)
merupakan granula dari karbohdrat, bewarna putih tidak mempunyai rasa manis,
dan tidak berbau. Tepung tapioca diperoleh dari hasil ekstraksii umbi ketela pohon
melalui proses pengupasan, pencucian, penggilingan, pemerasan, penyaringan dan
pengeringan. Komposisi kimia tepung tapioca cukup baik dibandingkan dengan
tepung jagung, kentang dan gandum (Suprapti, 2005). Komposisi kimia tepung
tapioca dalam100 gram dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Komposisi Kimia Tepung Tapioka dalam 100 gram

komponen Jumlah (g)


Air 13,20
Karbohidrat 86,53
Protein 0,13
Lemak 0,04
Abu 0,09
Sumber: Luthana (2009)

1.4.3 Bumbu-bumbu dan Es Batu


Bumbu merupakan bahan yang sengaja ditambah dengan maksud
meningkatkan konsistensi, nilai gizi, cita rasa, memantapkan bentuk atau rupa.
Pembuatan nugget mememrlukan bahan pembantu yaitu garam, gula, bawang
putih, dan merica (Anwar, 2005). Pemakaian gula dan bumbu dapat memperbaiki
rasa dan aroma produk yang dihasilkan. Pemberian gula dapat mempengaruhi
aroma dan tekstur daging serta mampu menetralisirkan garam yang berlebihan
(Buckle et al., 1987).
1.5 Madu
Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) 01-3545-1994, madu adalah
cairan manis yang dihasilkan oleh lebah madu berasal dari berbagai sumber
nectar. Nektar adalah semacam cairan yang dihasilkan oleh kelenjar nectar
tumbuhan, kaya akan berbagai bentuk karbohidrat (3-87%), seperti sukrosa,
fruktosa dan glukosa, mengandung sedikit senyawa-senyawa pengandung
nitrogen, seperti asam-asam amino, amida-amida, asam-asam organik, vitamin-
vitamin, senyawa aromatik dan juga mineral-mineral. Madu yang telah dimasak
mengandung fruktosa 41.0%, glukosa 35.0%, sukrosa 1.9%, dekstrin 1.5%,
mineral 0.2%, air 17% dan zat-zat lain diantaranya asam amino sebanyak 3.5%.
Di masyarakat berkembang kebiasaan uji keaslian madu yang ditunjukkan
menyala ketika dibakar dengan korek api, telur bisa matang, tidak rembes ketika
diteteskan pada kertas koran dan sebagainya. Pengujian tersebut sebenarnya tidak
seratus persen benar, masih butuh pembuktian melalui laboratorium. Salah satu
pengujian yang paling praktis adalah dengan menggunakan pH meter. Madu palsu
biasanya memiliki pH 2,4-3,3, sedangkan madu asli mempunyai pH 3,4-4,5.Untuk
mengetahui lebih lanjut dapat dilakukan uji kandungan madu di laboratorium
(Ardilles, 2011).
1.5.1 Definisi Madu
Madu adalah cairan kental yang dihasilkan oleh lebah dari nectar bunga.
Madu juga merupakan suatu campuran gula yang dibuat oleh lebah dari larutan
gula alami hasil dari bunga yang disebut nektar. Madu hasil dari lebah yang
ditampung dengan metode pengambilan moderen berupa cairan jernih dan bebas
dari benda asing (Molan, 1999).

1.5.2 Fungsi madu


Madu berkhasiat untuk memperlancar pengeluaran urin, meningkatkan fungsi
otak, meningkatkan daya tahan tubuh, untuk menyembuhkan sakit pinggang,
maag, batuk, pilek, dan mempercepat penyembuhan luka bakar atau luka akibat
operasi (Suranto, 2004).
Madu memiliki kekuatan menyembuhkan luar biasa. Sudah lama manusia
memanfaatkan madu untuk mengatasi luka bakar, mengatasi stamina atau
meningkatkan gairah seksual. Khasiat setiap jenis madu bisa saja berbeda, tetapi
semua jenis madu pasti mengandung antioksidan, seperti vitamin E dan vitamin C
yang kadarnya sama. Antioksidan tersebut diyakini sangat berpotensi mencegah
kanker dan penyakit jantung (Rostita & Tim Redaksi Qanita, 2007).
1.5.3 Kandungan madu murni terdiri dari :
Tabel 8. Kandungan madu dari Indonesia (Sihombing, 1994)

Komposisi Rataan (meq) Kisaran nilai


(meq)
Air 22,9 16,6-37
Fruktosa 29,2 12,2-60,7
Glukosa 18,6 6,6-29,3
Sukrosa 13,4 1,4-53
Asam bebas 41,31 10,33-62,21
Ph 3,92 3,60-5,34

Madu juga mengandung enzim enzim seperti diastase, glukosa oksidase,


katalase serta vitamin A, betakaroten, vitamin B kompleks lengkap, vitamin C, D,
E dan K. Selain itu juga dilengkapi mineral berupa kalium besi, magnesium,
fosfor, tembaga, mangan, natrium dan kalsium. Bahkan terdapat hidrogen
peroksida yang dihasilkan oleh glukosa oksidase dan inhibin (Hamad, 2007).
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat
1. Meat grinder.
2. Sendok makan.
3. Kompor.
4. Dandang
5. Baskom.
6. Cetakan.
7. Pisau.
8. Talenan.
9. Termometer.
3.2 Bahan
1. Nugget yang terbuat dari dada ayam broiler.
2. Jamur tiram putih.
3. Bawang putih.
4. Garam.
5. Merica.
6. air.
7. Putih telur.
8. Minyak goreng.
9. Tepung tapioca.
10. Tepung roti
11. Madu.
3.3 Cara Kerja
1. Buat adonan nugget yang berisi daging ayam yang sudah digiling, jamur tiram
yang sudah dipotong dibagi menjadi beberapa bagian, telur, bawang putih,
bawang merah dan bumbu-bumbu lainnya, aduk hingga tercampur rata.
2. Kemudian siapkan loyang yang diolesi dengan minyak goreng, masukkan
adonan nugget tadi kedalam loyang dan ratakan adonan tersebut.
3. Kukus kurang lebih 20 menit, lalu angkat dan dinginkan.
4. Potong dan bentuk sesuai dengan kita inginkan. Lalu celupkan kedalam telur
dan madu yang berkualitas baik, setelah itu masukkan kedalam tepung roti.
5. Untuk mendapatkan nugget yang berkualitas baik sebaiknya nugget disimpan
di lemari pendingin.
6. Goreng nugget pada minyak goreng yang sudah dipanaskan, masak hingga
matang.
7. Tanda nugget sudah matang warnanya agak kuning keemasn, lalu angkat dan
tiriskan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari tugas akhir mata kuliah teknologi hasil ternak dapat disimpulan sebagai
berikut:
1. Jamur tiram dapat dimodifikasi kedalam berbagai macam makanan
2. Saya mengambil judul ini karena menurut saya jamur tiram dapat diolah
kedalam makanan salah satunya nugget ayam selain protein yang tinggi
didalam jamur. Jamur juga memiliki berbagai kelebihan dan baik untuk
kesehatan dapatdimakan untukberbagai kalangan dari anak-anak hingga
orang lanjut usia dan serat yang dimiliki oleh jamur sangat baik.
3. Selain nugget ayam yang dicampur dengan jamur tiram putih, dan rasa
yang dicmpurkan adalah rasa madu, dimana madu memiliki vitamin
A,D,E,K yang baik untuk tubuh.
DAFTAR PUSTAKA
Fitriasari, Rahadilla Meita. (2010). Kajian Penggunaan Tempe Koro Benguk
(Mucuna pruriens) dan Tempe Koro Pedang (Canavalia ensiformis)
dengan Perlakuan Variasi Pengecilan Ukuran (Pengirisan dan
Penggilingan) terhadap Karakteristik Kimia dan Sensoris Nugget
Tempe Koro. Skripsi Program Sarjana. Universitas Sebelas Maret
Surakarta.

Suradi, Kusmajadi. (2006). Perubahan Sifat Fisik Daging Ayam Broiler Post
Mortem Selama Penyimpanan Temperatur Ruang. Jurnal Ilmu Ternak.
06 (01), 23-27.

Anonimous. 2002. Nugget Ayam. SNI 016683. Badan Standardisasi Nasional,


Jakarta..
Purnomo, H. 2000. Pembuatan Chicken Nugget. Lembaga Pengabdian Pada
Masyarakat. Universitas Brawijaya Malang.
Widyastuti, E.S., A.S.Widati, R.D. Hanjariyanto, dan M.Y.Avianto. 2010. Kualitas
Nugget Ayam Dengan Penambahan Keju Gouda. Jurnal Ilmu dan
Teknologi Hasil Ternak. 5 (1): 1 10.
Buckle, K.A, R. A Edwards, G.H Fleet, and M. Wotton. 1987. Ilmu Pangan,
Diterjemahklan oleh Hari Purnomo dan Adiono. UI-Press. Jakarta.
Achmad, dkk. 2011. Panduan Lengkap Jamur. Jakarta: Penebar Swadaya.

Anda mungkin juga menyukai