dan pengalaman yang penulis dapatkan menjadi modal yang sangat berharga dan
tak ternilai apabila penulis akan membuka atau membangun usaha peternakan
sendiri.
Penulis akan membuka usaha di bidang pembibitan ternak sapi, sapi yang
diusahakan nantinya adalah sapi indukan Simental berumur 1,5 – 2 tahun dengan
Bajuin, Kabupaten Tanah Laut. Adapun beberapa aspek yang menjadikan Desa
Ketapang, Kecamatan Bajuin, Kabupaten Tanah Laut menjadi daerah yang cukup
potensial untuk usaha pembibitan sapi, aspek – aspek yang dimaksud adalah :
A. Aspek Teknis
Aspek teknis merupakan aspek yang menilai suatu usaha yang dikatakan
layak dilihat dari teknis operasional secara rutin dan teknologi yang akan
digunakan sehingga tidak terjadi kesalahan fatal yang akan membuat kerugian
dimasa yang akan datang. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam analisis aspek
59
1. Perkandangan
dalam menentukan lokasi adalah jarak, iklim, kondisi kandang, letak strategis.
Kandang pembibitan ternak sapi yang akan dibangun berbahan baku yang
memiliki nilai ekonomis, mudah diperoleh, dan harga bahan murah. Lokasi
pembibitan ternak sapi telah memenuhi beberapa syarat. syarat kandang yang
Kandang yang akan digunakan adalah jenis kandang stall tunggal. Pada
60
b. Selokan dengan lebar 20-50 cm dan kedalaman.
a) Lantai Kandang
Lantai kandang dibuat dari semen. Selain itu, tanah atau lahan yang
digunakan dibuat lebih tinggi dari lahan sekitarnya. Lantai kandang dibuat
kandang, atau air lainnya yang ada di dalam kandang dapat mengalir
b) Dinding
tetapi dibuat semi terbuka agar sirkulasi udara di dalam kandang lancar.
Selain itu, agar udara di dalam kandang segar dan dalam keadaan nyaman,
cahaya matahari dapat masuk ke dalam kandang, dan ternak yang ada di
c) Atap kandang
menyerap panas, mudah didapat, mudah dipasang dan tahan lama. Selain
61
itu, harganya relatif murah. Bentuk atap kandang yang akan digunakan
adalah shade.
Tempat pakan dan minum dapat dibuat dari tembok beton dengan
lubang pembuangan air pada bagian bawah. Bentuk tempat pakan dan
Bibit yang dipergunakan dalam beternak sapi bibit nantinya adalah sapi
Simental, umurnya berkisar antara 1,5 – 2 tahun sebanyak 12 ekor sapi dengan
berikut:
62
a) Memiliki nilai jual yang tinggi.
c) Pertumbuhannya cepat.
Pakan yang akan diberikan untuk budidaya pembibitan ternak sapi ini
yaitu rumput lapangan, bungkil kelapa sawit, dan ampas tahu. Frekuensi
pemberian pakan 2 kali sehari, yaitu pada pagi pukul 06.00-07.00 WITA, dan sore
pukul 16.00 – 17.00 WITA. Sedangkan untuk air minum diberikan secara tidak
Ransum pembibitan ternak sapi dengan berat badan 325 kg, dengan
menggunakan bahan pakan rumput gajah, bungkil kelapa sawit, dan ampas tahu.
Tabel 10. Kebutuhan Nutrisi Pakan untuk Hidup Pokok Induk Bunting
Kebutuhan
BB
BK (Kg) PK (Kg) TDN (Kg)
325 6,6 0,580 3,43
Sumber : Arthur E. Cullison dkk (1987)
63
Tabel 11. Perhitungan Ransum untuk Induk Bunting dengan BB 325 kg
Kandungan nutrien
BK PK TDN
Rumput
28 500 14000 21 5.88 8,3 0.488 50 2.94
Gajah
Bungkil Klp
0.4 1000 400 86 0.344 17,9 0.062 83 0.29
Swt
64
Kesimpulan Tercukupi Melebihi Tercukupi
Jadi, kebutuhan nutrisi pakan induk bunting dengan BB 325 kg dari segi BK
tercukupi, PK melebihi, dan TDN tercukupi.
Tabel 12. Kebutuhan Nutrisi Pakan untuk Hidup Pokok Induk Menyusui
Kebutuhan
BB
BK (Kg) PK (Kg) TDN (Kg)
325 8,2 0,754 4,26
Sumber : Arthur E. Cullison dkk (1987)
BK PK TDN
Rumput
33 300 16500 21 6.93 8,3 0.575 50 3.47
Gajah
Bungkil Klp
0.9 1000 900 86 0.774 17,9 0.139 83 0.64
Swt
65
Ampas Tahu 3.82 500 1910 13 0.497 21,0 0.104 78 0.39
Jadi, kebutuhan nutrisi pakan induk menyusui dengan BB 325 kg dari segi BK
tercukupi, PK tercukupi, dan TDN tercukupi.
.
66
BK PK TDN
Rumput
11 500 5500 21 2.31 8,3 0.192 50 1.16
Gajah
Bungkil Klp
0.5 1000 500 86 0.43 17,9 0.077 83 0.36
Swt
67
Jadi, kebutuhan nutrisi pakan pedet dengan BB 150 kg dari segi BK tercukupi, PK
tercukupi, dan TDN tercukupi.
4. Kesehatan
ternak sapi, namun kesehatan ternak sapi dapat dijaga dengan melaksanakan
kotoran ternak setiap satu minggu sekali dan sanitasi ternak yaitu memandikan
setiap hari.
berinfeksinya penyakit menular asal bakteri maupun virus contoh: Anthrax. Dan
pemberian obat cacing (Deworning). Dilakukan 4 bulan sekali dengan dosis dan
5. Pemeliharaan
a. Sapi indukan
Hal utama yang penting diperhatikan pada sapi indukan adalah ransum
pakan dan kesehatan ternak. Sapi indukan yang mendapat ransum yang baik,
dalam arti kualitas dan kuantitas, serta kesehatan yang terpelihara baik, maka
1. Skala Usaha
ekor dengan berat badan rata-rata 325- 350 kg , sedangkan umurnya 1,5 – 2 tahun.
2. Modal Kerja
68
Modal yang akan digunakan untuk usaha pembibitan ternak sapi ini
berasal dari pinjaman Bank yaitu dengan cara memenuhi persyaratan yang
dibutuhkan seperti KTP dll, dan datang ke Bank serta mengisi formulir yang
B. Aspek Pasar
Hal ini menjadi pemacu semangat sekaligus tantangan bagi penulis untuk
produk.
C. Aspek Sosial
Lokasi usaha yang akan penulis usahakan cukup jauh dari pemukiman
69
peternakan. Namun lokasi ini juga tidak jauh dengan jalan raya, sehingga
memudahkan transportasi.
terutama masyarakat tidak akan kesulitan untuk mencari bahan makanan yang
Lokasi yang akan penulis gunakan cukup jauh dari pemukiman penduduk.
Dalam berternak sapi mempunyai dampak positif dan dampak negatif antara lain:
1. Dampak Positif
olahan yang berbahan utama daging sapi contoh: sate, nugget, pentol, dll.
2. Dampak Negatif
a) Kotoran yang tidak ditangani dengan baik dapat menimbulkan bau yang
2. Sapi yang sakit diberi penanganan khusus agar tidak menyerang ternak
70
D. Analisis Usaha Tani Lanjutan
Sapi yang akan saya analisis adalah sapi indukan selama masa produktif (8
Tahun)
71
Modal kerja dihitung selama 455 hari, dikarenakan biaya pakan diambil dari
- Rumput gajah
- Ampas tahu
- Rumput gajah
- Ampas tahu
c. Pakan Pedet
- Rumput gajah
- Ampas tahu
72
2) Kesehatan
= Rp 240.845.000,00 + Rp 89.691.150,00
= Rp 330.536.150,00
a. Input Tetap
73
5) Pipa paralon =Rp 50.000,00 – Rp 0= Rp 16.600,00
3
= Rp 117.179.200,00
= Rp 317.314.704,00
74
c) Upah tenaga kerja sendiri
= Rp 144.000.000,00
= Rp 578.493.904,00
b. Input Variabel
- Rumput gajah
= Rp 376.320.000,00
= Rp 10.752.000,00
- Ampas tahu
= Rp 38.976.000,00
- Rumput gajah
= Rp 190.080.000,00
75
- Bungkil kelapa sawit
= Rp 10.368.000,00
- Ampas tahu
= Rp 22.003.000,00
Pakan pedet
- Rumput gajah
= Rp 31.680.000,00
= Rp 2.880.000,00
- Ampas tahu
= Rp 1.440.000,00
7) Kesehatan
= Rp 7.200.000,00
= Rp 9.360.000,00
= Rp 600.000,00
76
10) Sikat = 5 buah @Rp 5.000,00 x 8 thn
= Rp 200.000,00
= Rp 4.800.000,00 +
c. Input Total
= Rp 578.493.904,00 + Rp 706.659.000,00
=Rp 1.285.152.904,00
d. Output
1. Output Utama
1) Pedet lahir:
77
Produksi Pedet
50
Jantan x 96 ekor=48 ekor
100
50
Betina x 96 ekor=48 ekor
100
- Persentase kematian 5%
5
x 96 ekor=6 ekor
100
Penjualan pedet
=Rp 1.221.000.000,00
2. Output Sampingan
= Rp 174.720.000,00
78
= Rp 1.221.000.000,00 + Rp 174.720.000,00
= Rp 1.395.720.000,00
e. Perhitungan – perhitungan
1) Pendapatan Pengelola ( PP )
= Rp 1.395.720.000,00 – Rp 1.285.152.904,00
= Rp 110.567.096,00
= Rp 110.567.096,00 + Rp 144.000.000,00
= Rp 254.567.096,00
Rp 0,00 + Rp 0,00
= Rp 715.881.800,00
ROI adalah rasio uang yang diperoleh atau hilang pada suatu
= Rp 254.567.096,00
Rp 1.285.152.904,00
79
= 0,20
=Rp 1.395.720.000,00
Rp 1.285.152.904,00
= 1,20
Artinya setiap Rp. 1.00 input total akan menghasilkan output total
BEP adalah titik impas dimana keadaan jumlah pendapatan dan biaya
= Rp 578.493.904,00
1 – 0.506
= Rp 578.493.904,00
0,494
= Rp 1.171.040.291,50
Artinya suatu keadaan dimana hasil usaha sama dengan biaya yang
80
= Rp 1.171.040.291,50
Rp 14.000.000,00
= 83.64 Ekor
= 83 ekor
7 ekor
Artinya usaha pembibitan ternak sapi akan menemui titik impas apabila
81