Anda di halaman 1dari 23

IV.

PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA

Setelah penulis selesai menjalankan pendidikan di Sekolah Menengah

Kejuruan Negeri - Pertanian Pembangunan (SMKN - PP) dan mendapatkan

pengalaman Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang penulis laksanakan, pengetahuan

dan pengalaman yang penulis dapatkan menjadi modal yang sangat berharga dan

tak ternilai apabila penulis akan membuka atau membangun usaha peternakan

sendiri.

Penulis akan membuka usaha di bidang pembibitan ternak sapi, sapi yang

diusahakan nantinya adalah sapi indukan Simental berumur 1,5 – 2 tahun dengan

BB 325 – 350 kg, sebanyak 12 ekor.

Adapun tempat yang akan digunakan untuk membuka atau membangun

usaha budidaya pembibitan ternak sapi berada di Desa Ketapang, Kecamatan

Bajuin, Kabupaten Tanah Laut. Adapun beberapa aspek yang menjadikan Desa

Ketapang, Kecamatan Bajuin, Kabupaten Tanah Laut menjadi daerah yang cukup

potensial untuk usaha pembibitan sapi, aspek – aspek yang dimaksud adalah :

A. Aspek Teknis

Aspek teknis merupakan aspek yang menilai suatu usaha yang dikatakan

layak dilihat dari teknis operasional secara rutin dan teknologi yang akan

digunakan sehingga tidak terjadi kesalahan fatal yang akan membuat kerugian

dimasa yang akan datang. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam analisis aspek

ini adalah rancangan produk, perencanaan kapasitas produksi, perencanaan proses

dan fasilitas produksi dan perencanaan lokasi bisnis.

59
1. Perkandangan

Lokasi kandang sangat berhubungan dengan faktor teknis terhadap

komoditas yang di budidayakan. Faktor – faktor yang harus di perhatikan

dalam menentukan lokasi adalah jarak, iklim, kondisi kandang, letak strategis.

Kandang pembibitan ternak sapi yang akan dibangun berbahan baku yang

memiliki nilai ekonomis, mudah diperoleh, dan harga bahan murah. Lokasi

dan perkandangan yang akan penulis pergunakan untuk usaha budidaya

pembibitan ternak sapi telah memenuhi beberapa syarat. syarat kandang yang

baik menurut Siregar (2013:59), antara lain :

a. Memberi kenyamanan bagi sapi-sapi yang dipelihara.

b. Memenuhi persyaratan bagi kesehatan sapi.

c. Memiliki ventilasi atau pertukaran udara yang sempurna.

d. Mudah dibersihkan dan selalu terjaga kebersihannya.

e. Member kemudahan bagi peternak ataupun pekerja kandang saat

melaksanakan kerjanya sehingga efisien waktu

f. Bahan kandang dapat bertahan lama

g. Tidak ada genangan air di dalam maupun di luar kandang.

Kandang yang akan digunakan adalah jenis kandang stall tunggal. Pada

kandang ini ternak ditempatkan persekat yang masing-masing dibatasi oleh

penyekat antara ternak satu dengan ternak lainnya.

Adapun ketentuan-ketentuan dan ukuran kandang ternak sapi menurut

Siregar (2013:60) adalah sebagai berikut :

a. Kandang yang digunakan tipe stall tunggal dengan ukuran perindividu

ternak 2,5 x 1,5 meter.

60
b. Selokan dengan lebar 20-50 cm dan kedalaman.

c. Jarak kandang dari rumah penduduk minimal sekitar 10 m

d. Letak area kandang ataupun lantai kandang sekitar 20-30 cm lebih

tinggi dari permukaan lahan disekitarnya.

Konstruksi kandang yang akan dibuat penulis adalah sebagai berikut :

a) Lantai Kandang

Lantai kandang dibuat dari semen. Selain itu, tanah atau lahan yang

digunakan dibuat lebih tinggi dari lahan sekitarnya. Lantai kandang dibuat

dengan kemiringan 2 cm setiap meternya ke arah selokan di belakang sapi

dengan tujuan agar mempermudah pembuangan kotoran atau feses sapi,

air kencing, air bekas memandikan ternak, air bekas membersihkan

kandang, atau air lainnya yang ada di dalam kandang dapat mengalir

keluar dengan mudah.

b) Dinding

Dinding kandang yang akan dibangun tidak tertutup seluruhnya,

tetapi dibuat semi terbuka agar sirkulasi udara di dalam kandang lancar.

Selain itu, agar udara di dalam kandang segar dan dalam keadaan nyaman,

cahaya matahari dapat masuk ke dalam kandang, dan ternak yang ada di

dalam kandang dapat dilihat dengan mudah. Bahan yang digunakan

sebagai dinding adalah kayu.

c) Atap kandang

Atap kandang yang akan digunakan adalah asbes, karena dapat

menyerap panas, mudah didapat, mudah dipasang dan tahan lama. Selain

61
itu, harganya relatif murah. Bentuk atap kandang yang akan digunakan

adalah shade.

d) Bak pakan dan tempat minum

Tempat pakan dan minum dapat dibuat dari tembok beton dengan

lubang pembuangan air pada bagian bawah. Bentuk tempat pakan dan

minum sebaik nya dibuat cekung. (Siregar, 2013:65).

2. Pemilihan Bibit Induk

Bibit yang dipergunakan dalam beternak sapi bibit nantinya adalah sapi

Simental, umurnya berkisar antara 1,5 – 2 tahun sebanyak 12 ekor sapi dengan

berat rata-rata 325-350 kg.

Penulis akan membeli sapi tersebut jika memiliki ciri-ciri sebagai

berikut:

a) Terhindar dari segala cacat fisik.

b) Mempunyai angka kelahiran yang tinggi.

c) Mata bersinar cerah.

d) Bentuk tubuh proporsional.

e) Mempunyai warna yang sesuai dengan jenis dan varietas nya.

f) Bentuk kepala besar namun seimbang dengan dengan tubuhnya.

g) Leher besar, tebal, kuat, serta bergelambir.

h) Memiliki punggung yang lurus sejajar serta tidak bengkok.

i) Mulut terlihat datar.

Penulis menggunakan sapi Simental sebagai bibit karena sapi Simental

memiliki beberapa keunggulan antara lain yaitu :

62
a) Memiliki nilai jual yang tinggi.

b) Permintaan konsumen dari tahun ke tahun meningkat.

c) Pertumbuhannya cepat.

Sapi tersebut akan dipelihara 8 periode sekitar 8 tahun dengan

angka kelahiran 1 ekor/tahun

3. Pakan dan minum

Pakan yang akan diberikan untuk budidaya pembibitan ternak sapi ini

yaitu rumput lapangan, bungkil kelapa sawit, dan ampas tahu. Frekuensi

pemberian pakan 2 kali sehari, yaitu pada pagi pukul 06.00-07.00 WITA, dan sore

pukul 16.00 – 17.00 WITA. Sedangkan untuk air minum diberikan secara tidak

terbatas atau tersedia sepanjang hari dibak air minum (adlibitum).

Ransum pembibitan ternak sapi dengan berat badan 325 kg, dengan

menggunakan bahan pakan rumput gajah, bungkil kelapa sawit, dan ampas tahu.

Maka perhitungannya adalah sebagai berikut :

Tabel 9. Bahan Pakan yang akan Digunakan


Bahan BK (%) PK (%) TDN(%)
Rumput gajah 21 8,3 50
Bungkil kelapa sawit 86 17,9 83
Ampas tahu 13 21,0 78
Sumber : Hariyatun (2016)

Tabel 10. Kebutuhan Nutrisi Pakan untuk Hidup Pokok Induk Bunting
Kebutuhan
BB
BK (Kg) PK (Kg) TDN (Kg)
325 6,6 0,580 3,43
Sumber : Arthur E. Cullison dkk (1987)

63
Tabel 11. Perhitungan Ransum untuk Induk Bunting dengan BB 325 kg
Kandungan nutrien

BK PK TDN

Nama Jumlah Harga Jumlah


Bahan (Kg) (Rp) (Rp)

%*) Kg %*) kg %*) Kg

Rumput
28 500 14000 21 5.88 8,3 0.488 50 2.94
Gajah

Bungkil Klp
0.4 1000 400 86 0.344 17,9 0.062 83 0.29
Swt

Ampas Tahu 2.9 500 1450 13 0.377 21,0 0.079 78 0.29

Total 31.3 15850 6.6 0.629 3.52

Kebutuhan 6.6 0.580 3.43

64
Kesimpulan Tercukupi Melebihi Tercukupi

Sumber : *) Hariyatun (2016)

Jadi, kebutuhan nutrisi pakan induk bunting dengan BB 325 kg dari segi BK
tercukupi, PK melebihi, dan TDN tercukupi.

Tabel 12. Kebutuhan Nutrisi Pakan untuk Hidup Pokok Induk Menyusui
Kebutuhan
BB
BK (Kg) PK (Kg) TDN (Kg)
325 8,2 0,754 4,26
Sumber : Arthur E. Cullison dkk (1987)

Tabel 13. Perhitungan Ransum Induk Menyusui dengan BB 325 kg


Kandungan nutrien

BK PK TDN

Nama Jumlah Harga Jumlah


Bahan (Kg) (Rp) (Rp)

%*) Kg %*) kg %*) Kg

Rumput
33 300 16500 21 6.93 8,3 0.575 50 3.47
Gajah

Bungkil Klp
0.9 1000 900 86 0.774 17,9 0.139 83 0.64
Swt

65
Ampas Tahu 3.82 500 1910 13 0.497 21,0 0.104 78 0.39

Total 37.72 19310 8.2 0.818 4.49

Kebutuhan 8.2 0.754 4.26

Kesimpulan Tercukupi Tercukupi Tercukupi

Sumber : *) Hariyatun 2016

Jadi, kebutuhan nutrisi pakan induk menyusui dengan BB 325 kg dari segi BK
tercukupi, PK tercukupi, dan TDN tercukupi.
.

Tabel 14. Kebutuhan Nutrisi Pakan untuk Hidup Pokok Pedet


Kebutuhan
BB
BK (Kg) PK (Kg) TDN (Kg)
150 2,8 0,243 1,54
Sumber : Arthur E. Cullison dkk (1987)

Tabel 15. Perhitungan Ransum Pedet dengan BB 150 kg


Kandungan nutrien
Nama Jumlah Harga Jumlah

66
BK PK TDN

Bahan (Kg) (Rp) (Rp)

%*) Kg %*) kg %*) Kg

Rumput
11 500 5500 21 2.31 8,3 0.192 50 1.16
Gajah

Bungkil Klp
0.5 1000 500 86 0.43 17,9 0.077 83 0.36
Swt

Ampas Tahu 0.5 500 500 13 0.065 21,0 0.014 78 0.05

Total 12 6500 2.80 0.283 1.57

Kebutuhan 2.8 0.243 1.54

Kesimpulan Tercukupi Tercukupi Tercukupi

Sumber : *) Hariyatun 2016

67
Jadi, kebutuhan nutrisi pakan pedet dengan BB 150 kg dari segi BK tercukupi, PK
tercukupi, dan TDN tercukupi.

4. Kesehatan

Masalah kesehatan merupakan salah satu unsur penting dalam pembibitan

ternak sapi, namun kesehatan ternak sapi dapat dijaga dengan melaksanakan

program sanitasi kandang berupa pengapuran serta membersihkan kandang dari

kotoran ternak setiap satu minggu sekali dan sanitasi ternak yaitu memandikan

setiap hari.

Selain itu menyediakan obat-obatan, vitamin, dan antibiotik yang

semuanya itu digunakan untuk tindakan pencegahan terhadap penyakit pada

ternak saat proses produksi dilakukan. Vaksinasi menanggulangi kemungkinan

berinfeksinya penyakit menular asal bakteri maupun virus contoh: Anthrax. Dan

pemberian obat cacing (Deworning). Dilakukan 4 bulan sekali dengan dosis dan

petunjuk yang dianjurkan.

5. Pemeliharaan

a. Sapi indukan

Hal utama yang penting diperhatikan pada sapi indukan adalah ransum

pakan dan kesehatan ternak. Sapi indukan yang mendapat ransum yang baik,

dalam arti kualitas dan kuantitas, serta kesehatan yang terpelihara baik, maka

akan melahirkan pedet yang sehat dan kuat.

1. Skala Usaha

Jumlah sapi indukan yang akan dipelihara nantinya adalah sebanyak 12

ekor dengan berat badan rata-rata 325- 350 kg , sedangkan umurnya 1,5 – 2 tahun.

2. Modal Kerja

68
Modal yang akan digunakan untuk usaha pembibitan ternak sapi ini

berasal dari pinjaman Bank yaitu dengan cara memenuhi persyaratan yang

dibutuhkan seperti KTP dll, dan datang ke Bank serta mengisi formulir yang

diberikan oleh pihak Bank.

B. Aspek Pasar

Aspek teknis, aspek pasar perlu diperhatikan karena aspek pasar

menentukan peluang usaha terutama penanganan hasil usaha. Aspek pasar

berhubungan erat dengan masyarakat terutama kebutuhan daging sapi yang

merupakan sumber nutrisi yang baik untuk tubuh.

Peluang pembibitan ternak sapi di Kalimantan Selatan masih terbuka luas.

Hal ini menjadi pemacu semangat sekaligus tantangan bagi penulis untuk

mendirikan suatu usaha pembibitan ternak sapi.

Peluang pemasaran pedet yaitu :

1. Permintaan akan daging sapi di Indonesia masih cukup besar.

2. Permintaan daging sapi dari tahun ke tahun meningkat, dikarenakan

kebutuhan akan gizi semakin diperlukan.

3. Sarana dan prasarana yang memadai untuk memperlancar pemasaran

produk.

4. Ikut mensukseskan program swasembada daging di indonesia.

C. Aspek Sosial

Lokasi usaha yang akan penulis usahakan cukup jauh dari pemukiman

penduduk, sehingga tidak akan mengganggu dan meresahkan masyarakat sekitar

69
peternakan. Namun lokasi ini juga tidak jauh dengan jalan raya, sehingga

memudahkan transportasi.

Usaha pembibitan ternak sapi ini meningkatkan nilai gizi masyarakat,

terutama masyarakat tidak akan kesulitan untuk mencari bahan makanan yang

bernilai gizi tinggi seperti daging sapi.

Lokasi yang akan penulis gunakan cukup jauh dari pemukiman penduduk.

Dalam berternak sapi mempunyai dampak positif dan dampak negatif antara lain:

1. Dampak Positif

a) Limbah peternakan dapat digunakan sebagai pupuk.

b) Membantu pasar dalam memasok ketersediaan daging sapi untuk produk

olahan yang berbahan utama daging sapi contoh: sate, nugget, pentol, dll.

c) Menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat setempat.

2. Dampak Negatif

a) Kotoran yang tidak ditangani dengan baik dapat menimbulkan bau yang

mengganggu lingkungan sekitar.

b) Sapi yang sakit dapat menular ke manusia seperti antrax.

c) Kandang yang kotor dapat menyebabkan penyakit.

Cara mengatasi dampak negatif tersebut adalah sebagai berikut :

1. Kotoran ternak harus ditangani dan dimanfaatkan dengan baik seperti

diolah menjadi pupuk kompos.

2. Sapi yang sakit diberi penanganan khusus agar tidak menyerang ternak

lain dan manusia.

3. Sebaiknya sanitasi kandang dilakukan setiap hari.

70
D. Analisis Usaha Tani Lanjutan

Sapi yang akan saya analisis adalah sapi indukan selama masa produktif (8

Tahun)

1. Investasi dan Modal Kerja

a. Tabel 16. Investasi Analisa Usaha Tani Lanjutan


No Uraian Ukuran Jumlah Harga Satuan NB (Rp) NS (Rp) UE/th
Rp
1 Kandang 30x9 m 1 buah Rp 40,000,000.00 40,000,000.00 Rp 1,000,000.00 20
Rp
2 Gudang 4x5m 1 buah Rp 5,000,000.00 5,000,000.00 Rp 700,000.00 10
Rp
3 Bak Air 3x3x2 m 1 buah Rp 3,000,000.00 3,000,000.00 Rp - 10
Rp
4 Selang 20 m 1 buah Rp 120,000.00 120,000.00 Rp - 2
Rp
5 Paralon - 2 buah Rp 25,000.00 50,000.00 Rp - 3
Rp
6 Mesin air - 1 buah Rp 250,000.00 250,000.00 Rp - 2
Rp
7 Sekop - 2 buah Rp 50,000.00 50,000.00 Rp 5,000.00 2
Rp
8 Cangkul - 1 buah Rp 40,000.00 40,000.00 Rp 10,000.00 2
Rp
9 Sabit - 3 buah Rp 20,000.00 60,000.00 Rp 10,000.00 1
Rp
10 Timbangan - 1 buah Rp 125,000.00 125,000.00 Rp 40,000.00 3
Rp
11 Sepatu bot - Sepasang Rp 75,000.00 75,000.00 Rp - 1
Rp
12 Lampu - 2 buah Rp 25,000.00 50,000.00 Rp - 1
Rp
13 Kabel 5m   Rp 15,000.00 15,000.00 Rp - 1
Rp
14 Asahan - 1 buah Rp 10,000.00 10,000.00 Rp - 1
Rp
15 Sapi induk - 12 ekor Rp16,000,000.00 192,000,000.00 Rp 100,000,000.00 8
Jumlah Rp 240,845,000.00

1) Modal Kerja Sapi Indukan

71
Modal kerja dihitung selama 455 hari, dikarenakan biaya pakan diambil dari

hasil penjualan pedet lepas sapih.

a. Pakan Induk Bunting

- Rumput gajah

28 kg x 12 ekor x Rp 500,00 x 280 hari = Rp 47.040.000,00

- Bungkil kelapa sawit

0,4 kg x 12 ekor x Rp 1.000,00 x 280 hari = Rp 1.344.000,00

- Ampas tahu

2,9 kg x 12 ekor x Rp 500,00 x 280 hari =Rp 4.872.000,00

b. Pakan Induk Menyusui

- Rumput gajah

33 kg x 12 ekor x Rp 500,00 x 120 hari = Rp 23.760.000,00

- Bungkil kelapa sawit

0,9 kg x 12 ekor x Rp 1.000,00 x 120 hari = Rp 1.296.000,00

- Ampas tahu

3,82 kg x 12 ekor x Rp 500,00 x 120 hari =Rp 2.750.400,00

c. Pakan Pedet

- Rumput gajah

11 kg x 12 ekor x Rp 500,00 x 60 hari = Rp 3.960.000,00

- Bungkil kelapa sawit

0,5 kg x 12 ekor x Rp 1.000,00 x 60 hari = Rp 360.000,00

- Ampas tahu

0,5 kg x 12 ekor x Rp 500,00 x 60 hari =Rp 180.000,00

72
2) Kesehatan

- Obat-obatan = 10 botol x Rp 75.000,00 = Rp 750.000,00

3) BBM sepeda motor = 0,5 liter x Rp 6.500,00 x 455 hari = Rp 1.478.750,00

4) Desinfektan = 5 liter @Rp 15.000,00 = Rp 75.000,00

5) Sikat = 5 buah @Rp 5.000,00 = Rp 25.000,00

6) Transportasi Sapi = 12 ekor x Rp 150.000,00 =Rp 1.800.000,00

Jumlah modal kerja = Rp 89.691.150,00

c. Total biaya keseluruhan

= Investasi + modal kerja

= Rp 240.845.000,00 + Rp 89.691.150,00

= Rp 330.536.150,00

b. Perakiraan Hasil Usaha

a. Input Tetap

a) Penyusutan/tahun = Nilai Baru - Nilai Sisa


Usia Ekonomis

1) Kandang =Rp 40.000.000,00 – Rp 1000.000,00 = Rp 1.950.000,00


20

2) Gudang =Rp 5.000.000,00 – Rp 700.000,00 = Rp 430.000,00


10

3) Bak air =Rp 3.000.000,00 – Rp 0 = Rp 300.000,00


10

4) Selang =Rp 120.000,00 – Rp 0 = Rp 60.000,00


2

73
5) Pipa paralon =Rp 50.000,00 – Rp 0= Rp 16.600,00
3

6) Mesin air =Rp 250.000,00 – Rp 0 = Rp 125.000,00


2

7) Sekop =Rp 50.000,00 – Rp 5.000,00 = Rp 22.500,00


2

8) Cangkul =Rp 40.000,00– Rp 10.000,00 = Rp 15.000,00


2

9) Sabit =Rp 60.000,00 – Rp 10.000,00 = Rp 50.000,00


1

10) Timbangan =Rp 125.000,00 – Rp 40.000,00 = Rp 28.300,00


3

11) Sepatu boat =Rp 75.000,00 – Rp 0 = Rp 75.000,00


1

12) Lampu =Rp 50.000,00 – Rp 0 = Rp 50.000,00


1

13) Kabel =Rp 15.000,00 – Rp 0 = Rp 15.000,00


1

14) Batu asahan =Rp 10.000,00 – Rp 0 = Rp 10.000,00


1

15) Sapi =Rp192.000.000,00-Rp100.000.000,00=Rp 11.500.000,00


8

Jumlah Penyusutan/tahun = Rp 14.647.400,00

Jumlah penyusutan/8 tahun = 8 x 14.647.400,00

= Rp 117.179.200,00

b) Bunga modal/8 tahun

= Suku Bunga per tahun x total biaya keseluruhan x lama pemeliharaan

= 12% x Rp 330.536.150,00 x 8 tahun

= Rp 317.314.704,00

74
c) Upah tenaga kerja sendiri

= Rp 1.500.000,00 x 12 bulan x 8 tahun

= Rp 144.000.000,00

d) Jumlah input tetap/8 tahun

= penyusutan + bunga modal + upah TK sendiri

=Rp 117.179.200,00 + Rp 317.314.704,00 + Rp 144.000.000,00

= Rp 578.493.904,00

b. Input Variabel

Pakan Induk Bunting

- Rumput gajah

28 kg x 12 ekor x Rp 500,00 x 280 hari x 8 tahun

= Rp 376.320.000,00

- Bungkil kelapa sawit

0,4 kg x 12 ekor x Rp 1.000,00 x 280 hari x 8 tahun

= Rp 10.752.000,00

- Ampas tahu

2,9 kg x 12 ekor x Rp 500,00 x 280 hari x 8 tahun

= Rp 38.976.000,00

Pakan Induk Menyusui

- Rumput gajah

33 kg x 12 ekor x Rp 500,00 x 120 hari x 8 tahun

= Rp 190.080.000,00

75
- Bungkil kelapa sawit

0,9 kg x 12 ekor x Rp 1.000,00 x 120 hari x 8 tahun

= Rp 10.368.000,00

- Ampas tahu

3,82 kg x 12 ekor x Rp 500,00 x 120 hari x 8 tahun

= Rp 22.003.000,00

Pakan pedet

- Rumput gajah

11 kg x 12 ekor x Rp 500,00 x 60 hari x 8 tahun

= Rp 31.680.000,00

- Bungkil kelapa sawit

0,5 kg x 12 ekor x Rp 1.000,00 x 60 hari x 8 tahun

= Rp 2.880.000,00

- Ampas tahu

0,5 kg x 12 ekor x Rp 500,00 x 60 hari x 8 tahun

= Rp 1.440.000,00

7) Kesehatan

- Obat-obatan = Rp 75.000,00 x 12 bln x 8 thn

= Rp 7.200.000,00

8) BBM sepeda motor = 0,5 liter x Rp 6.500,00 x 360 hari x 8 th

= Rp 9.360.000,00

9) Desinfektan = 5 liter @Rp 15.000,00 x 8 thn

= Rp 600.000,00

76
10) Sikat = 5 buah @Rp 5.000,00 x 8 thn

= Rp 200.000,00

13) IB ternak = 12 ekor @Rp 50.000,00 x 8 thn

= Rp 4.800.000,00 +

Jumlah input variabel = Rp 706.659.000,00

c. Input Total

Input tetap + input variable

= Rp 578.493.904,00 + Rp 706.659.000,00

=Rp 1.285.152.904,00

d. Output

1. Output Utama

1) Pedet lahir:

Tahun 0 : Induk dalam keadaan masih bunting

Tahun 1 : 1 ekor umur 6 bulan @Rp 12.000.000,00 =Rp 12.000.000,00

Tahun 2 : 1 ekor umur 6 bulan @Rp 12.000.000,00 =Rp 12.000.000,00

Tahun 3 : 1 ekor umur 6 bulan @Rp 12.000.000,00 =Rp 12.000.000,00

Tahun 4 : 1 ekor umur 6 bulan @Rp 12.000.000,00 =Rp 12.000.000,00

Tahun 5 : 1 ekor umur 6 bulan @Rp 12.000.000,00 =Rp 12.000.000,00

Tahun 6 : 1 ekor umur 6 bulan @Rp 12.000.000,00 =Rp 12.000.000,00

Tahun 7 : 1 ekor umur 6 bulan @Rp 12.000.000,00 =Rp 12.000.000,00

Tahun 8 : 1 ekor umur 6 bulan @Rp 12.000.000,00 =Rp 12.000.000,00

Jumlah =Rp 96.000.000,00

77
Produksi Pedet

- Jumlah pedet selama produksi

= 12 induk x 1 ekor pedet x 8 tahun = 96 ekor

- Persentase betina dan jantan

50
Jantan x 96 ekor=48 ekor
100

50
Betina x 96 ekor=48 ekor
100

- Persentase kematian 5%

5
x 96 ekor=6 ekor
100

- Sisa pedet = 96 ekor – 6 ekor = 90 ekor

Penjualan pedet

45 ekor betina@ Rp 13.000.000,00 =Rp 585.000.000,00

45 ekor jantan@ Rp 12.000.000,00 =Rp 540.000.000,00+

Jumlah =Rp 1.125.000.000,00

Total output utama =Rp 96.000.000,00 + Rp 1.125.000.000,00

=Rp 1.221.000.000,00

2. Output Sampingan

Penjualan pupuk kotoran sapi = 8 kg x 12 ekor x 455 hr x Rp 500,00 x 8 thn

= Rp 174.720.000,00

Total output sampingan = Rp 174.720.000,00

Total output = Output utama + Output sampingan

78
= Rp 1.221.000.000,00 + Rp 174.720.000,00

= Rp 1.395.720.000,00

e. Perhitungan – perhitungan

1) Pendapatan Pengelola ( PP )

PP = Total Output – Total input

= Rp 1.395.720.000,00 – Rp 1.285.152.904,00

= Rp 110.567.096,00

2) Pendapatan Petani Sebagai Tenaga Kerja (PPSTK)

PPSTK= PP + Biaya TK sendiri

= Rp 110.567.096,00 + Rp 144.000.000,00

= Rp 254.567.096,00

3) Pendapatan KeluargaTani (PKT)

PKT = PP + Bunga modal (milik sendiri) + Biaya TK (sendiri) + Biaya

TK tani dan keluarganya + Biaya sewa (milik sendiri)

= Rp 254.567.096,00 + Rp 317.314.704,00 + Rp 144.000.000,00 +

Rp 0,00 + Rp 0,00

= Rp 715.881.800,00

4) Return On Invesmant ( ROI)

ROI adalah rasio uang yang diperoleh atau hilang pada suatu

investasi, relatif terhadap jumlah uang yang diinvestasikan

ROI =Laba usaha (pendapatan pengelola)


Total Modal yang investasikan

= Rp 254.567.096,00
Rp 1.285.152.904,00

79
= 0,20

Artinya setiap modal yang diinvestasikan sebesar Rp. 1,- akan

mendapat keuntungan sebesar Rp.0,20,-

R/C RATIO = Total Output


Total input

=Rp 1.395.720.000,00
Rp 1.285.152.904,00

= 1,20

Artinya setiap Rp. 1.00 input total akan menghasilkan output total

sebesar Rp. 1,25

5) Break Event Point (BEP)

BEP adalah titik impas dimana keadaan jumlah pendapatan dan biaya

sama atau seimbang sehingga tidak terdapat keuntungan ataupun kerugian.

BEP (Rp) = . Input tetap .


Input variabel
1- Hasil penjualan

BEP (Rp) = Rp 578.493.904,00


1- Rp 706.659.000,00
Rp 1.395.720.000,00

= Rp 578.493.904,00
1 – 0.506

= Rp 578.493.904,00
0,494

= Rp 1.171.040.291,50

Artinya suatu keadaan dimana hasil usaha sama dengan biaya yang

dikeluarkan, yaitu Rp 1.171.040.291,50

BEP (ekor) Pedet = BEP (Rp) .


Harga jual/Ekor

80
= Rp 1.171.040.291,50
Rp 14.000.000,00

= 83.64 Ekor

Artinya produksi pedet akan menemui titik impas apabila produksi

pedet yang dihasilkan sebanyak 83 ekor

BEP (ekor) = BEP (ekor)


Produksi rata-rata

= 83 ekor
7 ekor

= 11.85 (12 ekor)

Artinya usaha pembibitan ternak sapi akan menemui titik impas apabila

sapi yang dipelihara adalah 12 ekor

81

Anda mungkin juga menyukai