Anda di halaman 1dari 3

A.

Implementasi Penelitian Studi Kasus


Dalam pengimplementasikan pendekatan studi kasus Bogdan (1989) memberikan
petunjuk desain yang digambarkan dalam bentuk cerobong (funnel). Cerobong tersebut
menggambarkan proses penelitian yang berawal dari eksplorasi yang bersifat luas dan dalam,
kemudian dilanjut dengan aktivitas pengumpulan dan analisis data yang lebih menyempit dan
terarah pada suatu topik tertentu. Bentuk ini adalah langkah sistematik penelitian, diawali
dari peneliti menelaah tempat dan orang yang bisa dijadikan sumber data atau subjek
penelitian, mencari lokasi yang sesuai dengan maksud pengkajian, dan mengembangkan
jaringan yang lebih luas untuk menemukan sumber data.
Adapun desain cerobong yang digambarkan oleh Owens (1987) sebagai berikut:

Broad quostion-gathering of
general information and data

Checking-looking for
verification
information and data
Testing-probing

Confirming

General outline of plan for a naturalistic study

Penggunaan bentuk cerobong dalam penelitian kasus, mensyaratkan peneliti untuk


memperloleh eksplanasi yang bisa membantu mengkontruksi dan mengklasifikasi kenyataan-
kenyataan dan mengintegrasikan data ke dalam seperangkat konstruk teoritik (Owens,
19887).
Jadi jika peneliti dilapangan mendapatkan berbagai kekurangan pengetahuan tentang
apa yang diteliti, maka peneliti disarankan untuk membentuk konstruk-konstruk teoritik
Caprio ( dalam Sutisna, 2018 ). Konsep teoritis itu disusun berdasarkan postulat yang bersifat
pembuktian sendiri (self evident) yang selama ni hal itu dianggap relevan dan sesuai dengan
situasi dan kondisi dilapangan.
Berkaitan dengan penelitian studi kasus memberikan saran-saran praktis kepada para
peneliti kasus bahwa peneliti harus: (1) memberikan pertanyaan yang benar, (2) menguasai
masalah yang diteliti, (3) mampu bersikap netral dan objektif, (4) mampu menulis ranangan
bangun studi kasus dengan baik, (5) melaksanakan studi kasus pendahuluan dengan baik.
Menurut Kadir (dalam Sutisna, 2018), adapun tahapan dalam melakukan studi kasus,
yaitu:
1. Pemilihan Kasus
Dalam pemilihan kasus, kasus dapat dipilih oleh peneliti dengan objek rambang ataupun
objek orang, lingkungan, program, proses dan masyarakat atau unit sosial. Ukuran
objektivitas studi kasus harus masuk akal, sehingga dapat diselesaikan dengan tepat
waktu dan sumber-sumber yang ada.
2. Pengumpulan data
Teknik pengumpulan data pada penelitian studi kasus adalah observasim wawancara dan
analisis data. Peneliti dapat menyesuaikan cara pengumpulan data dengan masalah dan
lingkungan penelitian, dan dapat mengu,pulkan data yang berbeda secara bersamaan.
3. Analisis data
Setelah data terkumpul, peneliti dapat mulai mengagregasi, mengorganisasi, dan
mengkalsifikasi data menjadi suatu unit yang dapat dikelola.
4. Perbaikan (Refinement)
Meskipun semua data sudah terkumpul dalam pendekatan studi kasus dapat dilakukan
penyempurnaan atau penguatan (renforcement) data baru terhadap kategoru yang sudah
ditemukan. Pengumpulan data baru mengharuskan peneliti untuk kembali kepanagan
untuk membuat kategori baru jika data baru tidak bisa dikelompokkan kedalam kategori
yang sudah ada.
5. Penulisan laporan
Laporan yang baik ditulis secara komunikatif, mudah dibaca, dan mendeskripsikan suatu
gejala atau kesatuan sosial secara jelas, sehingga memudahkan pembaca untuk
memahami semua informasi penting. Laporan diharapkan dapat membawa pembaca
kedalam situasi kasus kehidupan seseorang atau sekelompok.
Sutisna, A. (2018). Metode Penelitian Kualitatif Bidang Pendidikan. UNJ Press.

Anda mungkin juga menyukai