Anda di halaman 1dari 3

A.

Kelebihan dan Kelemahan Studi Kasus


John W. Best dan James V. Kahn (1993) menyatakan ada tiga hal yang perlu
diperhatikan oleh para evaluator jika akan menggunakan studi kasus:
1. Metode ini kelihatannya sederhana, akan tetapi dapat memperdayakan.
Untuk memakai metode ini secara efektif, peneliti harus memahami teori
pengetahuan dari metode ini, dan terampil dalam mengisolasi variabel
yang signifikan dari variabel-variabel yang tidak relevan. Ada
kecenderungan untuk memilih suatu variabel karena variabel-variabel
tersebut spektakuler daripada signifikansi yang krusial.
2. Bias subjektif merupakan ancaman yang akan selalu terjadi dalam
penjaringan dan analisis data. Bahaya memilih hubungan variabel-
variabel berdasarkan pemikiran yang sudah ditentukan terlebih dahulu
dan jumlah sampel yang terbatas dapat menghasilkan validitas dan
realiabilitas yang diragukan.
3. Pengaruh antarvariabel dapat terjadi karena adanya korelasi antarvariabel
bukan karena faktor sebab dan akibat. Setiap metode penelitian memiliki
kelebihan dan kelemahan.
1) Kelebihan Studi Kasus
a. Sebagai suatu studi untuk mendukung studi-studi yang besar di kemudian hari
b. Studi kasus dapat memberikan hipotesis-hipotesis untuk penelitian lanjutan
c. Studi kasus dapat dijadikan sebagai contoh ilustras dal perumusan masalah,
penggunaan statistik dalam menganalisis data serta cara-cara perumusan
generalisasi dan kesimpulan.
d. Sumber daya yang tersedia untuk penelitian selalu langka dan studi kasus
menyediakan sarana untuk mencakup sejumlah besar daerah dengan biaya
yang tidak terlalu besar. Lebih khusus lagi, cara ini menyediakan sarana untuk
mempelajari masalah yang agak rumit secara agak mendalam.
Dengan menggunakan studi kasus, dimungkinkan peneliti untuk membandingkan
sejumlah pendekatan yang berbeda-beda terhadap suatu masalah dengan cukup rinci
untuk mengambil pelajaran yang dapat diterapkan secara umum. Sebagai suatu
metode kualitatif, studi kasus mempunyai beberapa keuntungan. Lincoln dan Guba
mengemukakan bahwa keistimewaan studi kasus meliputi hal-hal berikut:
1. Studi kasus merupakan sarana utama bagi penelitian emik, yakni menyajikan
pandangan subjek yang diteliti.
2. Studi kasus menyajikan uraian menyeluruh yang mirip dengan apa yang dialami
pembaca dalam kehidupan sehari-hari.
3. Studi kasus merupakan sarana efektif untuk menunjukkan hubungan antara
peneliti dan responden
4. Studi kasus memungkinkan pembaca untuk menemukan konsisten internal yang
tidak hanya merupakan konsistensi gaya dan konsistensi faktual tetapi juga
keterpercayaan (trust worthiness)
5. Studi kasus memberikan "uraian tebal" yang diperlukan bagi penilaian atas
transferbilitas
6. Studi kasus terbuka bagi penilaian atas konteks yang turut berperan bagi
pemaknaan atas fenomena dalam konteks tersebut.

Untuk segi kelemahannya, metode studi kasus memiliki beberapa jenis kelemahan
sebagai berikut:
1. Karena anggota sampel terlalu kecil, sulit dibuat inferensi pada populasi
2. Studi kasus sangat dipengaruhi oleh pandangan subjektif dalam pemilihan kasus
karena adanya sifat khas yang dapat saja terlalu dibesar-besarkan.
3. Kurangnya objektivitas hasil temuan penelitian

Karena sifatnya, studi kasus digunakan untuk menggambarkan hal-hal umum dan untuk
memperoleh kesimpulan yang dapat dirampatkan untuk mencakup keadaan yang jauh
lebih banyak. Akan tetapi, dari segi statistik, cara ini tidak absah untuk sampel yang
dipilih secara tepat dan oleh karena itu seberapa jauh derajat studi kasus itu sendiri
bersifat khas dan juga pada pola ketelitian pengambila kesimpulan. Oleh karena itu,
sangat penting, peneliti perhatian khusus pada kedua hal ini, apabila mengamati h
berdasarkan studi kasus.
Studi kasus sering digunakan untuk memperjelas proses yang rumit, hasilnya, dan apa
yang terjadi sebelumnya. Cara ini dapat merupakan proses yang banyak menyita
waktu, terutama kali mengamati perubahan organisasi, penlitian bisa berlangsung
berbulan- bulan atau bertahun-tahun. Kelemahan ini ialah bahwa bagian lain dari dunia
tidak menunggu hasil penelitian dan ketika terbitan itu muncul, sering sudah
ditinggalkan oleh keadaan.

Berdasarkan kekuatan dan kelemahan dari studi kasus, perlu diketahui ciri-ciri studi
kasus yang baik berdasarkan kriteria yang diberikan Yin (1987) bahwa studi kasus yang
baik adalah studi yang patut untuk dicontoh dan hendaknya bersifat signifikan, lengkap,
menunjukkan bukti-bukti yang memadai, mempertimbangkan perspektif alternatif, dan
disusun dalam gaya yang menarik.

Penilaian tentang studi kasus yang baik, selanjutnya dijabarkan Yin dalam lima kriteria.
Pertama, studi kasus dikatakan signifikan apabila kasus itu sendiri menyangkut sesuatu
yang luar biasa, yang berkaitan dengan kepentingan umum atau bahkan dengan
kepentingan nasional. Kedua, studi kasus dikatakan lengkap apabila batas-batasnya
dapat ditentukan dengan jelas, kelengkapan ini juga ditunjukkan oleh kedalaman dan
keluasan data yang digali peneliti dan kasusnya mampu diselesaikan oleh penelitinya
dengan baik dan tepat meskipun dihadang oleh berbagai keterbatasan. Ketiga, studi
kasus yang baik haruslah mampu mengantisipasi berbagai alternatif jawaban dari sudut
pandang yang berbeda-beda. Keempat, studi kasus mampu menunjukkan bukti- bukti
yang paling penting saja, baik yang mendukung pandangan peneliti maupun yang tidak
mendasarkan prinsip selektivitas. Terakhir, studi kasus yang baik hendaknya ditulis
dengan gaya yang menarik sehingga mampu terkomunikasi pada pembaca.

Anda mungkin juga menyukai