Anda di halaman 1dari 27

Teori Kepribadian Evolusioner David Buss

Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
hidayah-Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis, sehingga dapat
menyelesaikan makalah dengan judul “Teori evolusi kepribadian: buss”tepat pada
waktunya. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Psikologi
keperibadian 2.
Kami menyadari bahwa tak ada gading yang tak retak, begitu juga dengan
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Kami mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun dari pembaca. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
pembaca.
ii

Daftar Isi

Halaman Judul Halaman


Kata Pengantar.........................................................................................................ii
Daftar Isi.................................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A.Latar Belakang.................................................................................................1
B.Rumusan Masalah............................................................................................2
C.Tujuan Penelitian.............................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
A.Gambaran Umum Teori Evolusioner..............................................................3
B.Biografi David Buss........................................................................................6
C.Prinsip Psikologi Evolusi.................................................................................8
D.Teori Evolusi Kepribadian..............................................................................8
E.Kesalahpahaman Umum dalam Teori Evolusi..............................................17
BAB III..................................................................................................................19
RESENSI FILM.....................................................................................................19
A.Identitas Film.................................................................................................19
B.Sinopsis Cerita...............................................................................................20
BAB IV..................................................................................................................24
ANALISIS PEMBAHASAN TOKOH & FILM...................................................24
BAB V....................................................................................................................27
PENUTUP..............................................................................................................27
KESIMPULAN.................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................28

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
David berusia 17 tahun ketika dikeluarkan dari sekolah, di tahan dua kali
karena kasus narkoba, dan bekerja sif malam hari di sebuah tempat pemberhentian
truk. Suatu malam, seorang pengemudi yang mabuk mengancam untuk membabat
dan memotong habis rambut panjangnya. Di malam yang lain, pria muda
memukul David dengan pentungan tanpa alasan yang jelas selain memang ingin
memulai perkelahian. Dengan adanya berbagai kejadian tersebut, David
memutuskan pasti ada cara lain yang lebih baik untuk mencari uang. Jadi,ia pun
mendaftarkan diri kesekolah malam untuk menyelesaikan sekolah menengahnya.
Segera setelah itu, ia mendapatkan sebuah keberuntungan: ia memenangkan lotre
untuk untuk masuk ke University of Texas di Asutian ketika nilai yang ia miliki
tidak mencukup untuk masuk ke universitas tersebut. Selama menjalani
perkuliahan, keingintahuan ilmiahnya berkembang. Ia mengatakan, ”Ketika masuk
tahun ketiga, saya mendapati bahwa saya ingin saya pelajari lebih dalam”
(D.Buss,2004,hlm.16). Sepuluh tahun kemudian, David menjadi seorang profesor
psikologi di Harvard University.
Bagaimana bisa seseorang yang di keluarkan dari sekolah menengah
mampu menjadi seorang profesor di Harvard? Satu gagasan yang dapat
menjelaskan ketertarikan untuk belajar dan memahami dalam cerita David adalah
konsep evolusi, terutama ketika diterapkan dalam kepribadian manusia, pikiran,
dan perilaku. Lebih spesifik lagi, ketertarikan tersebut adalah dalam hal seks dan
segala perilaku yang berkaitan daya tarik gairah, cemburu, selingkuh, bercumbu,
bergosip yang menekankan ambisi kariernya. Semangat inilah yang melesatkan
Buss dari siswa sekoah yang mengalami drop out menjadi seorang profesor
Harvard. Sesungguhnya, David bukanlah tipikal siswa yang memiliki
kemungkinan mengalami drop out: Ayahnya adalah seorang profesor psikologi
terkemuka dan keluarganya secara umum cerdas dan berbakat.

1
B.Rumusan Masalah
1. Bagaimana gambaran umum teori evolusioner?
2. Bagaimana biografi david buss?
3. Bagaimana prinsip teori evolusi?
4. Bagaimana teori evolusi kepribadian?
5. Seperti kesalahpahaman umum dari teori evolusi?

C.Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui gambaran umum teori evolusioner
2. Untuk mengetahui bagaimana biografi david buss
3. Untuk mengetahui bagaimana prinsip teori evolusi
4. Untuk mengetahui bagaimana teori evolusi kepribadian
5. Untuk mengetahui kesalahpahaman umum dari teori evolusi

2
BAB II
PEMBAHASAN

A.Gambaran Umum Teori Evolusioner


Charles Darwin (1859) meletakkan dasar teori evolusi modern, meskipun
teori itu sendiri telah ada sejak zaman Yunani Kuno. Kontribusi penting Darwin
bukanlah teori evolusi, tetapi penjelasan bagimana evolusi berjalan, yaitu melalui
seleksi (alam dan seksual) dan kesempatan. Untuk memahami seleksi alam dan
seksual, pertama-tama mari kita melihat konsep yang sama dibuat oleh manusia
dan satu hal yang memberikan kata kunci Darwin: seleksi buatan.
Seleksi buatan (artificial selection) (juga dikenal sebagai “mengembang
biakkan” terjadi ketika manusia memilih sifat tertentu yang diinginkan dalam
mengembangbiakkan spesies. Contohnya perbedaan antara anjing jenis Great
Dane yang berukuran sangat besar dengan Chihuahua yang berukuran sangat kecil
bisa terjadi karena manusia memilih sifat-sifat tersebut dalam
pengembangbiakannya. Manuisa telah mengembangbiakkan spesies tumbuhan
dan hewan selama ribuan tahun.
Seleksi alam (natural selection) adalah bentuk yang lebih umum dari seleksi
buatan yaitu alamiah yang memilih sifat, bukan manusia. Lebih spesifik lagi, hal
tersebut terjadi ketila sifat tersebut akhirnya menjadi semakin umum atau semakin
tidak umum dalam suatu spesies selama periode waktu yang panjang karena
mampu menhasilkan atau tidak mampu menghasilkan ketahanan hidup yang baik.
1

Seleksi alam atau biasa disebut para ilmuwan natural selection adalah
karya dari Darwin. Sebenarnya para ahli biologi sudah sejak lama memikirkan
tentang perubahan dalam struktur biologis, namun Darwin yang mempopulerkan
konsep natural selection. Konsep Seleksi alam dalam relevansinya dengan
psikologi evolusioner. Variabilitas, variabilitas disini ditekankan pada aktivitas
visual, kekuatan fisik dan dalam kecepatan belajar. Perbedaan-perbedaan

1 Feist, J. & Gregory J. Feist. (2010). Teori Kepribadian (Edisi kedelapan). Jakarta: Penerbit Salemba Humanika.

3
inividulah yang menjadi unsur pokok dalam terjadinya variabilitas ini. Hanya
beberapa perbedaan individu yang dapat diwariskan artinya bahwa hanya
beberapa sifat atau perbedaan yang dapat diturunkan dari orang tua ke anaknya
dan seterusnya. Variasi yang disebabkan oleh mutasi genetik atau oleh kejadian
lingkungan yang tidak menguntungkan tidak akan diturunkan ke keturunan
berikutnya. Demikian pula variasi dalam belajar perilaku, entah itu
menguntungkan atau tidak, akan diteruskan ke generasi berikutnnya melalui
belajar, tetapi tidak diwariskan. Interaksi antar individu dengan tuntutan
lingkungan tempat tinggal akan memungkinkan terjadinya seleksi alam.2
Proses evolusi adalah perubahan-perubahan struktur organisme sepanjang
waktu. Perubahan-perubahan tersebut dilandasi oleh sebuah mekanisme yang
bersifat kausal, yakni seleksi alamiah. Seleksi alamiah mempunyai tiga unsur,
yaitu (a) Variasi (variation). Hewan dalam satu spesies yang sama dapat bervariasi
dalam berbagai cara, misalnya dalam hal panjang sayap, struktur sel, kemampuan
berkelahi dan sebagainya, (b) Warisan (inheritance), hanya sejumlah variasi yang
akan diwariskan secara ajeg dari orangtua kepada keturunannya. Variasi-variasi
lain tidak akan diwariskan kepada keturunan. Hanya variasi yang diwariskan saja
yang akan berperan dalam proses evolusi. (c) Seleksi (selection). Organisme yang
mempunyai sifat-sifat tertentu yang dapat diwariskan akan memproduksi lebih
banyak keturunan dibandingkan dengan organisme yang kurang memiliki sifat-
sifat yang dapat diwariskan oleh karena sifat-sifat tersebut membantu
memecahkan problem khusus dan dengan demikian memberi sumbangan kepada
reproduksi dalam satu lingkungan tertentu.3
Seleksi seksual (sexual selection) berjalan ketika anggota dari lawan jenis
menemukan sifat tertentu yang lebih menarik dan atraktif dibandingkan yang lain
dan dengan demikian menghasilkan keturunan dengan sifat tersebut. Poin
pentingnya adalah bahwa sifat ini telah menjadi penanda bagi kemampuan yang
tidak dapat dengan mudah di merupakan seniman kreatif dan penyair,
menungkapkan korelasi positif antara kreativitas dan kesuksesan seksual. Artinya,
2 Hergenhahn, BR dkk. Theories of Learning Edisi ketujuh. 2008. Jakarta: Kencana 3 Buss, David dkk.
1998. Adaptations, Exaptatations, and Spandrels. American Psychologist, 53, 5, 533-548.

4
makin banyak orang kreatif yang juga aktif secara seksual. Peneliti berpendapat
bahwa temuan mereka mendukung teori, pertama yang dikemukakan oleh Darwin
dan yang paling baru Genffrey Miller (2000), bahwa kemampuan kreatif manusia
adalah sifat yang dipilih secara seksual karena sifat tersebut meningkatkan daya
tarik seseorang bagi anggota dari lawan jenisnya.
Proses evolusi (seleksi alam dan seksual dan kesempatan) memunculkan tiga
hasil yang berbeda: adaptasi, hasil ikutan (by-product), dan noise.
• Adaptasi (adaptation) adalah strategi yang dikembangkan mengatasi
masalah kelangsungan hidup dan/atau reproduktif yang penting.
Contohnya, kelenjar keringat merupakan sebuah adaptasi karena
mengatasi masalah pengturan panas tubuh. Pilihan rasa dan daya tarik
seksual juga merupakan adaptasi. Kita menyukai makanan yang manis dan
berlemak karena makanan-makanan tersebut merupakan sumber yang baik
bagi energi dan pada masa awal evolusi relatif sulit di dapatkan.
• Hasil ikutan (by-product) adalah sifat terjadi sebagai hasil dari adaptasi,
tetapi bukan bagian dari desain fungsional. Hasil ikutan terjadi tanpa turut
berperan utama dalam proses-proses dari seleksi alam atau seksual.
Kemampuan ilmiah atau kemampuan mengemudi, masing-masing
merupakan hasil ikutan dari adaptasi.
• Noise, juga disebut sebagai “efek acak” terjadi ketika evolusi
menghasilkan perubahan acak dalam bentuk yang tidak memengaruhi
fungsinya. Noise cenderung dihasilkan oleh kesempatan dan tidak dipilih
secara khusus. Contohnya, bentuk pusar, yang bisa berbentuk ”innie
(masuk ke dalam)” atau ”outie (menonjol keluar)”. Pusar itu sendiri
merupakan hasil ikutan dari adaptasi yang disebut tali pusar.3

3 Feist, J. & Gregory J. Feist. (2010). Teori Kepribadian (Edisi kedelapan). Jakarta: Penerbit Salemba Humanika.

5
B.Biografi David Buss
David Buss dilahirkan pada 14 April 1953 di Indianapolis, Indiana, dari
pasangan Arnold H. Buss, Sr. dan Edith Nolte. Arnold H. Buss memiliki beberapa
prestasi, yaitu:
a. Memperoleh PhD di bidang Psikologi dari Indiana University di awal
tahun 1950-an
b. Menjadi profesor di bidang Psikologi di University of Pittsburgh,
Rutgers
c. Terakhir, menjadi Professor Emeritus di University of Texas
d. Penelitiannya berfokus pada topik agresi, psikopatologi,
selfconsciousness, dan social anxiety
Meskipun David Buss memiliki keluarga dengan latar belakang akademis,
masa remajanya terisi dengan prestasi yang sedang-sedang saja di sekolah. Ia juga
sempat terlibat dalam masalah obat-obatan pada masa sekolah lanjutan. Dalam hal
ini, Buss sempat ditahan 2 kali. Di usia 17 tahun, Buss berhenti dari sekolahnya. Ia
bekerja pertama kali di penghentian truk. Ia diterima karena bersedia bekerja di
semua shift malam. Setelah 3 bulan bekerja, berbagai pengalaman Buss
menyadarkan bahwa “pasti ada cara yang lebih baik untuk mencari uang”.
Pengalaman yang memunculkan insight ini, antara lain: saat seorang supir truk
yang mabuk mengancam akan mengampak rambut panjang Buss dan seorang anak
muda memukul Buss dengan sebuah tongkat pemukul tanpa alasan yang jelas.
Anak muda tersebut hanya ingin memulai perkelahian saja
Berbagai pengalaman buruk tersebut membuat Buss memutuskan untuk
mengambil kelas malam. Ia berhasil menyelesaikan SMA-nya. Tetapi prestasinya
terlalu rendah untuk mendaftar ke perguruan tinggi. Di tahun 1971, ia beruntung
memenangkan lotre untuk masuk ke University of Texas. Di universitas, kecintaan
dan ketertarikan Buss terhadap ilmu pengetahuan dan tingkah laku manusia
tumbuh. Mata kuliah Geologi dan Astronomi memaparkannya dengan pentingnya
evolusi. Seperti kebanyakan tokoh kepribadian, Buss merasa bahwa pengalaman
masa kecil dan kepribadiannya berpengaruh terhadap teori kepribadiannya.

6
 “Did these childhood experiences somehow create some causal vector
that motivated me to focus on mating in my professional life? Possibly, yet
I doubt that my experiences are unique” (D. Buss, 2004, p. 17) Saat Buss
masih menjadi undergraduate di University of Texas, Austin, ayahnya
mempublikasikan buku berjudul Psychology – Man in Perspective
 Buku ini menjadikan evolusi sebagai tema payung dari seluruh topik
bahasannya
 “The only perspective that appears sufficiently grand in scope is that of
evolution” (A. Buss, 1973, p. 2)
Konsep evolusi dan peran pentingnya dalam tingkah laku manusia nampak
jelas dalam lingkungan keluarga Buss. Hal ini menumbuhkan ketertarikan yang
mendalam pada diri Buss terhadap teori evolusi dalam menjelaskan tingkah laku
manusia, terutama mengenai perilaku seksual. Berkebalikan dengan masa
performanya di masa sekolah lanjutan, Buss memiliki prestasi yang baik sebagai
mahasiswa undergraduate dan mengembangkan minat terhadap psikologi dan
tingkah laku manusia.
Ia kemudian mengikuti program PhD dalam bidang Psikologi Kepribadian
di University of California di Berkeley (1976-1981). Di sini, ia bekerja bersama
Jack dan Jeanne Block, Richard Lazarus, dan Harrison Gough. Ia juga
berkolaborasi dengan Ken Craik mengembangkan asesmen kepribadian yang
mengacu pada tingkah laku yang mereka namakan pendekatan “act-frequency”.
Buss pertama kali mendapatkan posisi profesornya di Harvard University. Di sini,
ia melanjutkan penelitiannya mengenai “act-frequency”. Namun lama-kelamaan,
Buss mengembalikan perhatiannya ke teori Evolusioner. Di Harvard, ia
berkolaborasi dengan dua mahasiswanya, Leda Cosmides dan John Tooby.
Mereka bekerja sama membangun bidang Evolutionary Psychology.
Prestasi David Buss diantaranya: Early Career Contribution to Personality
Psychology dari American Psychological Association (APA) pada tahun 1988.
Terpilih menjadi anggota APA dan American Psychological Society. Penulis
beberapa buah buku, antara lain:

7
1. Evolutionary Psychology (1999)
2. The Evolution of Desire (2003)
3. The Murderer Next Door (2005)
4. Personality Psychology (2002) bersama Randy Larsen.4

C.Prinsip Psikologi Evolusi


Istilah "psikologi evolusi" dicetuskan pada tahun 1973 oleh ahli biologi Michael
Ghiselin (1973), dan kemudian dipopulerkan oleh ahli antropologi john tobby dan
psikolog leda cosmides pada awal tahun 1990-an.
psikologi evolusioner dapat diartikan sebagai studi ilmiah tentang pikiran dan
perilaku manusia dari perspektif evolusi dan berfokus pada 4 pertanyaan utama,
yaitu:
1. Mengapa pikiran manusia terbentuk sebagaimana adanya, dan bagaimana
rancangan pikiran tersebut dapat terbentuk demikian?
2. Bagaimana pikiran manusia terbentuk, artinya bagian-bagian dan
strukturstruktur apa yang membentuknya?
3. Apa fungsi yang dimiliki bagian-bagian pikiran, dan apa yang dilakukan
oleh bagian-bagian pikiran tersebut?
4. Bagaimana pikiran yang dikembangkan dan lingkungan yang ada
berinteraksi untuk membentuk perilaku manusia?6

D.Teori Evolusi Kepribadian


Kepribadian terbentuk dari evolusi, artinya ia merupakan hasil interaksi
antara perubahan lingkungan dengan perubahan fisik dan otak. Teori evolusi
beranjak dari asumsi bahwa masing-masing anggota dari setiap spesies berbeda
satu sama lain. Hal ini sejalan dengan asumsi-asumsi dari berbagai teori
kepribadian lainnya.
Meskipun demikian, ada satu masalah serius yang membuat evolusi dan
kepribadian sulit menyatu. Natural selection secara khusus bekerja untuk

4 Feist, J. & Gregory J. Feist. (2010). Teori Kepribadian (Edisi kedelapan). Jakarta: Penerbit Salemba Humanika.
6
ibid

8
mengurangi perbedaan individual adalah trait yang baik dijadikan norma dan trait
yang kurang adaptif ditiadakan.
Akibat hal tersebut, muncul paradoks: “jika seleksi alam memisahkan sifat
maladaptive dan selama waktu yang panjang menghasilkan sifat manusia yang
universal, maka bagaimana bisa individu secara konsisten berbeda dalam
kecendrungan mereka untuk berpikir dsn bertindak (dengan kata lain:
kepribadian mereka)?”
Adaptasi manusia harus tetap bersifat universal dan khusus bagi
masingmasing spesies. Berarti, seharusnya tidak ada perbedaan yang signifikan
antar individual. Namun, Tooby dan Cosmides berpendapat: Jika trait
menunjukkan perbedaan individual yang signifikan, maka hal itu tidak dapat
disebut sebagai adaptasi. Berdasarkan definisinya, adaptasi bersifat species typical
(khusus bagi masing-masing spesies).
Beberapa psikolog evolusi berpendapat bahwa ada 2 solusi untuk paradoks
ini, yaitu: Perbedaan kepribadian adalah “noise”; atau, Perbedaan kepribadian
adalah “by-product” dari strategi evolusi adaptif (evolved adaptive strategies).
Tokoh lainnya berpendapat bahwa trait adalah sesuatu yang lebih dari
pada sekedar noise atau by-products, yang disebut adaptations. Teori Buss sendiri
pada intinya berusaha untuk membahas secara mendalam mengenai berbagai
masalah adaptif dan solusi atau mekanismenya.

a.Faktor bawaan dan lingkungan dari kepribadian


Apa yang menyebabkan perbedaan individual? Jawabannya adalah
factor bawaan dan factor lingkungan. Oleh karena itu, penyimpulan
bahwa tingkah laku dan kepribadian disebabkan oleh salah satu
kualitas internal maupun eksternal adalah salah. Kualitas internal dan
eksternal dapat berfungsi karena mendapatkan pengaruh dari satu sama
lain. Masing-masingnya tidak dapat bekerja sendiri.

9
Kesalahan situasional fundamental
 Tendency to assume that the environment alone can produce
behavior void of a stable internal mechanism.
 Tanpa mekanisme internal, tidak akan ada tingkah laku
Kesalahan atribusi fundamental
 Tendency to ignore situational and environmental forces when
explaining the behavior of other people and instead focus on
internal dispositions.
 Kecendrungan menghindari dorongan situasional dan lingkungan
ketika menjelaskan perilaku orang lain dan berfokus pada disposisi
internal.
Masing-masing pandangan ini bersifat incomplete karena tidak ada
penjelasan internal atau eksternal yang murni untuk menjelaskan tingkah
laku. Keduanya perlu terlibat dan berinteraksi untuk menghasilkan sebuah
tingkah laku tertentu. Secara umum, evolusi adalah interaksi antara biologi
dan lingkungan (nature dan nurture). Sehingga, faktor-faktor biologis
dan lingkungan menjadi tidak dapat dipisahkan.
Di tahap awal evolusi, beberapa individu memiliki kualitas yang
bekerja dengan baik di dalam lingkungan, sehingga membuat mereka lebih
mampu bertahan hidup dan bereproduksi. Salah satu asumsi dasar dari
teori kepribadian evolusi adalah kualitas-kualitas adaptif tersebut
mencakup kecenderungan yang unik dan konsisten untuk berperilaku
dengan cara tertentu dalam konteks tertentu, yang disebut trait
kepribadian.

b.Masalah adaptif dan solusinya (mekanisme)


Ada 2 masalah dasar dalam adaptasi, yaitu survival (makanan,
bahaya, predasi, dsb) dan reproduksi. Untuk dapat bertahan hidup, Buss
mengatakan bahwa kita harus mampu menghadapi hostile forces of nature,
misalnya penyakit, parasit, kekurangan makanan, iklim yang keras, dan

10
bahaya alamiah lainnya. Manusia yang dapat melewatinya dengan efektif
dan efisien cenderung mampu bertahan hidup, dan bertahan hidup
(survival) adalah syarat untuk terjadinya reproduksi.
Mekanisme: solusi untuk kedua masalah adaptif tersebut. Secara spesifik,
mekanisme:
 Berjalan berdasarkan prinsip-prinsip dalam domain adaptif yang
berbeda
 Berjumlah ratusan, atau bahkan ribuan
 Merupakan solusi kompleks untuk masalah adaptif spesifik
(survival, reproduksi)
Setiap mekanisme bekerja secara spesifik pada sebuah masalah dan
tidak pada masalah lainnya. Contoh: kelenjar keringat mengatasi masalah
regulasi suhu tubuh, namun tidak berperan apapun dalam mengatasi
penyakit atau luka tubuh.
Ada 2 jenis mekanisme, yaitu mekanisme fisik: organ dan sistem
fisiologis yang berevolusi atau berkembang untuk mengatasi masalah
hidup. Biasanya dimiliki oleh berbagai spesies. Merupakan fokus dari
Evolusi Biologi. Mekanisme psikologi: sistem yang bersifat internal dan
spesifik dari kognitif, motivasi, dan kepribadian yang mengatasi masalah
hidup tertentu dan reproduksi. Biasanya bersifat spesifik pada
masingmasing spesies. Merupakan fokus dari Psikologi Evolusi.

c.Mekanisme yang dikembangkan


Mekanisme psikologis adalah proses internal yang membantu kita
menghadapi masalah hidup dan/atau reproduksi. Mekanisme psikologis
yang relevan dengan kepribadian dapat dikelompokkan ke dalam 3
kategori, yaitu: Tujuan, emosi dan sifat kepribadian.
Motivasi dan Emosi sebagai Mekanisme Evolusi
Dua tujuan dan motif yang berperan sebagai mekanisme evolusi
adalah kekuatan dan keintiman. Kekuatan, misalnya agresi, dominansi,

11
prestasi, status, “negosiasi hierarki”. Keintiman, misalnya cinta, kelekatan
(attachment), “aliansi timbal balik”. Psikologi evolusi menganggap kedua
dorongan ini sebagai “adaptasi”, karena keduanya berdampak langsung
terhadap kesehatan dan kesejahteraan seseorang.
Emosi juga merupakan adaptasi, karena membuat individu menjadi
waspada terhadap suatu situasi yang dapat membahayakan atau
menguntungkan kesejahteraannya.
Sifat Kepribadian sebagai Mekanisme yang dikembangkan
Motivasi, emosi, dan kepribadian bersifat adaptif, dimana mereka
memecahkan masalah hidup dan reproduksi. Buss beranggapan bahwa 5
dimensi kepribadian (Big Five) dapat menjadi sinyal bagi orang lain
mengenai kemampuan kita untuk mengatasi masalah hidup dan reproduksi.
Perbedaan individual dan kepribadian merupakan strategi untuk mengatasi
berbagai masalah adaptif. Model kepribadian Buss sangat mirip dengan
pendekatan Big Five trait McCrae dan Costa, namun tidak dalam struktur
yang identik.
Berikut adalah 5 dimensi kepribadian milik Buss,yaitu:
Surgensi/ekstraversi/dominansi, keramahan, kesadaran, stabilitas emosi,
dan keterbukaan atau kecerdasan.
SURGENSI
Kecendrungan untuk mengalami kondisi emosi positif dan terlibat dalam
lingkungan seseorang serta menjadi ramah dan percaya diri.
Surgensi hampir bersinonim dengan eksraversi
Dalam bahasa evolusi, surgency mengakibatkan “kecendrungan
kedudukan”, yaitu bagaimana orang bernegosiasi dan memutuskan siapa
yang dominan dan siapa yang tunduk.
Ciri-cirinya: memiliki dorongan yang tinggi untuk berprestasi, dominan
dan mengarahkan orang lain, atraktif yaitu menjadi pasangan yang
diinginkan, cenderung mengambil resiko, memiliki emosi positif (contoh:
senang), menginisiasi dan mempertahankan pertemanan dan hubungan ,
serta bersemangat dan ambisius.

12
KERAMAHAN
Kemauan dan kemampuan seseorang untuk bekerja sama dan menolong
kelompoknya atau bermusuhan dan bersikap agresif kepada orang lain.
Beberapa orang terlihat hangat, kooperatif, dan group-oriented, sementara
orang lainnya egois dan bermusuhan dengan orang lain. Ciri-ciri orang
keramahan: cenderung berupaya untuk memperbaiki konflik dalam
kelompok, senang membuat aliansi dengan orang lain, mendorong
terjadinya kohesivitas dalam kelompok, cenderung mengikuti norma
kelompok, serta dapat bergaul dan bekerja sama dengan orang lain.
KESADARAN
Karakteristik utama dari conscientiousness adalah kapasitas dan komitmen
seseorang untuk bekerja. Orang dengan conscientiousness dapat dipercaya
untuk menyelesaikan pekerjaan dan tanggung jawab. Mereka juga adalah
orang-orang yang dapat kita andalkan saat dibutuhkan.
Ciri-cirinya: berhati-hati, detail, fokus dan reliabel.
STABILITAS EMOSI
Kewaspadaan atau sensitivitas seseorang terhadap bahaya dan ancaman
adalah sesuatu yang penting dan adaptif. Salah satu hal yang termasuk
dalam behavioral disposition ini adalah kemampuan seseorang untuk
mengelola stresnya. Ketakutan dan kecemasan adalah emosi yang adaptif.
Neurotisme: kecenderungan seeorang untuk mengalami perasaan negatif,
seperti cemas, bersalah, dan sedih. Kecenderungan untuk sensitif terhadap
ancaman misalnya menjadi adaptif untuk lingkungan yang berbahaya.
Memiliki kecemasan atau ketakutan dalam tingkat tertentu adalah adaptif
karena membantu kita untuk bertahan hidup. Saat tingkatnya kurang atau
berlebih, maka dapat mengganggu keberfungsian kita sehari-hari.
KETERBUKAAN
Kecenderungan seseorang untuk berinovasi dan kemampuannya
memecahkan masalah. Berkaitan erat dengan kecerdasan. Kemauan untuk
mencoba hal baru dan memiliki pengalaman baru dibandingkan bertahan
dengan sesuatu yang bersifat rutin. Orang-orang seperti ini sering kali

13
menjadi seorang penjelajah di kelompoknya. Contoh: pekerja seni dan
peneliti.

d.Sumber dari perbedaan individu


Sumber lingkungan
Dalam istilah Buss, sumber lingkungan dari perbedaan kepribadian
seseorang disebut sebagai kalibrasi pengalaman awal. Artinya,
pengalaman masa kecil membuat beberapa strategi perilaku lebih mungkin
dibandingkan yang lainnya. Contoh: anak yang tumbuh tanpa kehadiran
ayah cenderung lebih aktif secara seksual di usia muda dan memiliki lebih
banyak pasangan seks di masa remaja dan dewasa.
Spesialisasi posisi strategis, masing-masing orang menemukan
sesuatu yang menonjol dari dirinya untuk mendapatkan perhatian dari
orang tua atau pasangan yang potensial. Contoh: urutan kelahiran Adler

Sumber bawaan/genetik
Sifat berada di bawah pengaruh genetik. Tipe tubuh, bentuk wajah,
dan tingkat daya tarik fisik bertindak sebagai sumber bawaan dari
perbedaan individu. Artinya, pria berotot atau pria dengan penampilan
yang sangat maskulin akan menarik perhatian banyak kamu perempuan.
Hal itu akan memunculkan banyak peluang bagi aktivitas seksual
dibandingkan pria yang kurus atau pria yang tidak terlihat maskulin.
Halhal tersebut merupakan bawaan karena bentuk wajah atau tubuh
seseorang sebagian besar dikontrol oleh genetik.

Sumber Nonadaptif
Beberapa sumber individual tidak menghasilkan keberhasilan dlam
bertahan hidup atau reproduktif, oleh karena itu, dikategorikan sebagai
“nonadaptif”. Sumber nonadaptif dari perbedaan individu yang paling
umum ditemui adalah variasi genetik netral, yang sering kali berupa
mutasi genetic. Beberapa mutasi bersifat netral karena mutasi tersebut

14
tidak memebahayakandan tidak pula memberikan keuntungan bagi
individu. Mutasi tersebut ada dalam kumpulan gen dan tidak terbatas
hingga tekanan dari seleksi alam atau seksual menghilangkannya.

Sumber Maladaptif
Sifat maladaptif adalah hal yang secara aktif membahayakan
kesempatan seseorang untuk bertahan hidup atau menurunkan daya tarik
seksual seseorang. Ini dapat terbentuk dari sumber genetik maupun
lingkungan. Salah satu sumber genetic tersebut adalah kelainan genetik,
tetapi dalam kasus mutasi yang ada membahayakan bagi orang tersebut. Di
sisi lain, sumber lingkungannya adalah trauma diakibatkan lingkungan,
seperti cedera otak atau spinal cord, yang juga dapat menyebabkan
perbedaan individual maladaptif.5

E. Mekanisme psikologis hasil evolusi (evolved


psychological mechanism)
Semua perilaku yang kasat-mata akan dilandasi oleh mekanisme
psikologis selain oleh input (Buss, 1995a). Misalnya, jika seorang
anak dan seorang dewasa merespons
secara berbeda stimulus yang sama, maka hal ini disebabkan
karena mereka memiliki mekanisme psikologis yang berbeda.
Contoh lain, jika seorang pria dan wanita
mempunyai respons yang berbeda terhadap stimulus yang sama,
hal itu disebabkan karena pria dan wanita memiliki mekanisme
psikologis yang berbeda. Mekanisme
fisiologis dan juga psikologis merupakan hasil proses evolusi
dengan cara seleksi alami.
Buss (1995a, h. 6) merumuskan mekanisme psikologis sebagai

5 Feist, J. & Gregory J. Feist. (2010). Teori Kepribadian (Edisi kedelapan). Jakarta: Penerbit Salemba Humanika.

15
sekumpulan proses didalam diri organisme yang (a) ada dalam
bentuk yang sekarang ini oleh karena mekanisme ini memecahkan
satu problem khusus dari keberlangsungan hidup atau reproduksi
individu secara berulang kali sepanjang sejarah evolusioner
manusia, (b) hanya mengambil informasi atau input tertentu yang
dapat bersifat internal atau eksternal, dapat disarikan secara aktif
atau diterima secara pasif dari lingkungan, dan
menetapkan bagi individu problem adaptif tertentu yang
dihadapinya, dan (c) mengubah informasi menjadi output melalui
satu prosedur dimana outputnya akan
mengatur aktivitas fisiologis, memberikan informasi pada
mekanisme psikologis lain atau menghasilkan tindakan, dan
memecahkan satu problem adaptif tertentu. Salah
satu tugas utama psikologi evolusioner adalah
mengidentifikasikan, menggambarkan dan memahami mekanisme
psikologis. Fungsi mekanisme psikologis adalah
memecahkan problem adaptif khusus yang telah didesain oleh
proses seleksi alami (Buss, 1995a, h. 6). Tabel berikut ini
merupakan contoh beberapa kandidat mekanisme
psikologis dengan kemungkinan fungsinya.
Tabel Mekanisme psikologis yang berevolusi: 10 ilustrasi
Mekanisme psikologis Fungsi Pengarang

Sebagai contoh, dari tabel di atas terdapat kecenderungan manusia


untuk merasa takut terhadap ular. Kecenderungan rasa takut
terhadap ular ada dalam bentuk seperti
yang sekarang ini oleh karena kecenderungan itu memecahkan

16
problem khusus bagi kelangsungan hidup dalam lingkungan
manusia jaman dahulu. Rasa takut itu akan
dipicu hanya oleh input-input yang cakupannya sempit, seperti
sesuatu yang panjang, melata, dan oleh individu dipersepsikan
dalam jarak menyerang. Jika seekor ular
dipersepsikan berbahaya dan berada dalam jarak serangan, maka
informasi ini akan ditransformasi melalui aturan-aturan keputusan
yang mengaktifkan aktivitas-aktivitas
fisiologis seperti misalnya gerakan syaraf otonom. Output terakhir
adalah perilaku yang muncul seperti melarikan diri atau diam tak
berdaya. Perilaku tersebut dalam lingkungan masa lalu telah
memecahkan problem kelangsungan hidup adaptif dengan
mengurangi risiko gigitan ular yang bisa mematikan. Mekanisme
psikologis berjumlah banyak, bersifat kompleks, serta domain-
spesific (Buss, 1995a, h. 7; Cosmides & Tooby, 1997). Problem
adaptif yang dihadapi manusia di masa lalu akan bersifat
kompleks, berjumlah banyak dan akan berbeda satu sama lain.
Misalnya, rasa takut terhadap ular akan memecahkan problem
adaptif dalam menghindari risiko lingkungan yang berbahaya dan
bukan untuk memecahkan problem adaptif dalam memilih
makanan yang harus dikonsumsi. Problem adaptif yang berbeda
akan memiliki solusi adapatif yang berbeda pula. Secara prinsip,
tidak ada mekanisme psikologis yang bersifat domain-general,
yaitu satu mekanisme yang dapat digunakan dalam semua domain
adaptif (bias digunakan untuk menghindari ular vs mencari
pasangan hidup), oleh semua umur (pada masa anak vs remaja),
oleh semua jenis kelamin (pria vs wanita) dan di bawah semua

17
kondisi individual (dalam kondisi tekanan sosial vs tidak ada
tekanan sosial). Buss (1995a) memberi ilustrasi bahwa keahlian
seorang tukang kayu tidak terbentuk karena ia memiliki satu
kemampuan yang bersifat domain-general atau kemampuan serba-
guna untuk memotong, menggergaji, memasang sekrup, memukul
dengan palu, namun karena ia mempunyai banyak ketrampilan
khusus. Cosmides dan Tobby (1997) memberikan analogi tentang
jantung dan hati. Memompa darah dan mendetoksifikasi racun
dalam tubuh adalah dua problem yang berbeda. Desain jantung
mempunyaitugas khusus untuk memompa darah, sedangkan
desain hati dikhususkan untuk mendetoksifikasi racun. Jantung
tidak bisa dipakai untuk mendetoksifikasi racun, dan sebaliknya
hati tidak bisa digunakan sebagai pemompa darah. Dengan alasan
yang sama, pikiran manusia terdiri dari sejumlah besar sirkuit
syaraf yang fungsinya terspesialisasi. Pikiran manusia terdiri dari
modul-modul khusus. Secara empiris mekanisme yang bersifat
domain-general telah sering dilanggar. Misalnya dalam bidang
psikologi belajar, Breland dan Breland (1968) menemukan bahwa
beberapa binatang sulit dilatih untuk melakukan kondisioning
operan. Misalnya, seekor raccoon sulit dilatih untuk memasukkan
uang koin kedalam celengan (tempat menabung) meskipun
setiapkali dia memasukkan koin itu dia mendapat makanan
sebagai hadiah. Biasanya, raccoon akan menggosok-gosok koin
itu dan tidak akan memasukkannya kedalam celengan (1968, h.
288). Sebagai kesimpulan, psikologi evolusioner berasumsi bahwa
karena (a) problem adaptif itu banyak dan berbeda, (b) solusi yang
sukses untuk satu problem adaptif berbeda dari solusi yang sukses

18
untuk problem adaptif lainnya, dan (c) kesuksesan akan
tergantung pada spesies, usia, jenis kelamin, konteks, dan kondisi
individual, maka mekanisme psikologis untuk memecahkan
problem akan sangat bervariasi dan kompleks (Buss, 1995a, h. 8).
Banyak problem adaptif yang penting pada manusia bersifat
sosial. Problem untuk mempertahankan keberlangsungan hidup
dan bereproduksi yang dihadapi manusia banyak yang secara
inheren bersifat sosial (Buss, 1998, h. 9). Misalnya, kompetisi
intraseksual yang sukses, pemilihan pasangan, cara menarik
pasangan, hubungan seksual, membentuk persahabatan antara dua
orang yang bersifat timbal- balik, membentuk dan
mempertahankan koalisi, mempertahankan reputasi dan prestise,
pengasuhan anak dan sosialisasi. Masing-masing problem adaptasi
sosialtersebut akan mengandung sejumlah subproblem. Misalnya,
untuk membentuk persahabatan antara dua orang yang bersifat
timbal balik, maka seseorang harus mengidentifikasi sumberdaya
penting yang dimiliki calon-calon sahabat itu, mengukur pribadi
mana yang memiliki sumber daya penting tersebut, menjadikan
nilai-nilai sahabat itu sebagai model bagi diri kita, memprakarsai
rangkaian hubungan timbal- balik, mendeteksi tanda-tanda
hubungan yang tak timbal-balik. Oleh karena problem adaptif
yang bersifat sosial berperan penting bagi kelangsungan hidup dan
reproduksi manusia, maka banyak pula mekanisme psikologis
yang bersifat sosial yang dihasilkan oleh proses evolusi.

F. Peran sentral konteks dalam psikologi evolusioner


Psikologi evolusioner memberikan peran penting bagi faktor

19
lingkungan, situasional dan kontekstual (Buss, 1995). Salah satu
peran itu disebut sebagai konteks selektif kesejarahan (historical
selective context) yang menunjukkan adanya tekanan- tekanan
seleksi yang dihadapi manusia dan nenek moyangnya selama
beribu-ribu generasi. Di satu pihak, manusia dan simpanse
mempunyai nenek moyang yang sama, maka ada sejumlah
kesamaan mekanisme antara manusia dan simpanse. Misalnya,
mekanisme penglihatan antara manusia dan simpanse adalah
sama. Di lain pihak, sejarah evolusi manusia berbeda dengan
spesies lain, tekanan seleksi yang dialami manusia juga unik,
maka mekanisme psikologis manusia juga unik dan tidak dimiliki
oleh spesies lain. Peran lingkungan juga tergambar dalam konsep
konteks ontogenetik (ontogenetic context). Konteks ontogenetik
menggambarkan bahwa pengalaman-pengalaman selama
perkembangan dapat “melangsir” orang untuk memiliki strategi
yang berbeda. Misalnya, ketiadaan figur ayah pada masa kanak-
kanak mendorong orang mengembangkan strategi mencari
pasangan dengan cara yang lebih permisif. Sebaliknya, kehadiran
seorang ayah selama masa kanak-kanak mendorong orang untuk
mengembangkan strategi monogami dalam mencari pasangan.
Bentuk ketiga dari peran konteks terdapat dalam input situasional
yang dekat (immediate situational inputs) yang mempengaruhi
bekerjanya satu mekanisme psikologis tertentu. Misalnya,
mekanisme psikologis seperti rasa cemburu akan diaktifkan hanya
oleh input kontekstual tertentu seperti adanya tanda-tanda
ketidaksetiaan. Satu tugas penting

20
psikologi evolusioner adalah menjelaskan ketiga bentuk input
kontekstual tersebut (Buss, 1995a, h. 11).

G. Teori Kepribadian Evolusioner Neo-BussMacDonald


(1995)

1. Lebih mengaitkan kepribadian dengan sistem motivasi dan


emosional yang berevolusi.
2. Berbagai variasi kepribadian pada dimensi utama kepribadian
merupakan strategi alternatif untuk mempertahankan kesesuaian.
3. Dimensi kepribadian berhubungan dengan strategi evolusi untuk
mengatasi berbagai masalah adaptif.
4. Ia hanya memiliki 4 dimensi kepribadian, yaitu dominasi,
kesadaran, pengasuhan dan neurotisme.
5. Merupakan sesuatu yang adaptif bagi spesies untuk menghasilkan
individu yang bervariasi sepanjang kontinum dalam responnya
terhadap masalah penting karena perubahan lingkungan
membutuhkan respon yang berbeda-beda.

Nettle (2006)
1. Evolusi mendukung adanya perbedaan individual karena manusia
tidak dapat memprediksi apa yang akan terjadi di masa depan dan
kualitas apa yang sesuai dengan perubahan lingkungan.
2. Ada kelebihan dan kekurangan untuk masing-masing dimensi
kepribadian (dapat dilihat dalam table; kerugian dan keuntungan:
dari aspek kepribadian Teori Lima Besar oleh Nettle).6

Domain Keuntungan Kerugian

6 Feist, J. & Gregory J. Feist. (2010). Teori Kepribadian (Edisi kedelapan). Jakarta: Penerbit Salemba Humanika.

21
Extraversi Keberhasilan memperoleh Resiko fisik; stabilitas keluarga
pasangan;
aliansi sosial; eksplorasi
lingkungan.

Neurotisme Kewaspadaan akan Stress dan depresi, dengan konsekuensi


bahaya; pekerja keras interpersonal dan

dan berdaya saing kesehatan

Keterbukaan Kreativitas, dengan efek Keyakinan yang tidak lazim, psikosis


daya tarik

Kesadaran Perhatian pada keuntungan Kehilangan keuntungan kemampuan


kemampuan jangka- yang dekat; terlalu terobsesi; terlalu
panjang; sifat social yang kaku
diinginkan dan harapan-
hidup

Keramahan Perhatian pada kondisi Tidak mampu menghadapu kecurangan


mental orang lain; social; gagal untuk memaksimalkan
hubungan interpersonal kelebihan diri.
yang harmonis;
mendapatkan atau pun
menjadi pasangan koalisi
yang baik.

E.Kesalahpahaman Umum dalam Teori Evolusi


a.Evolusi menyiratkan deterimisme genetik
Evolusi adalah segala sesuatu mengenai perubahan fisik yang
berhubungan dengan perubahan lingkungan. Oleh karena itu,
menggunakan perspektif “nature dan nurture”. Epigenetics: perubahan
pada fungsi gen yang tidak melibatkan perubahan pada DNA. Hal ini
menunjukkan bahwa pengalaman (seperti, makan, minum, atau terpapar

22
dengan bahan-bahan kimia) dapat mempengaruhi gen kita. b.Adaptasi
membutuhkan mekanisme kesadaran
Mekanisme evolusi dapat beroperasi dengan tanpa kemampuan
kompleks (kesadaran). Contoh: Ide mengenai “inclusive fitness” berisi
bahwa kita akan cenderung menolong saudara kandung dibandingkan
sepupu dan menolong sepupu dibandingkan orang asing. Hal ini karena
hubungan kekerabatan yang kita miliki, bukan karena kalkulasi matematis
yang kita lakukan terhadap situasi tersebut.
c.Mekanisme dirancang secara optimal
Pada kenyataannya, beberapa adaptations terjadi dengan canggung.
Perubahan evolusi terjadi dari generasi ke generasi, dan selau terhadap
kesenjangan antara adaptations dan lingkungan. Contoh: makanan
berlemak dan asin.
Di zaman dulu, makanan berlemak dan asin masih sangat sulit
untuk didapatkan. Di zaman sekarang, makanan seperti ini dapat
didapatkan dimana saja dan dengan harga yang terjangkau. Akibatnya,
banyak orang yang mengalami kegemukan dan obesitas.
Apabila mekanisme dirancang secara optimal, maka seharusnya
kita dapat berespon secara lebih cepat dan efisien terhadap perubahan
lingkungan seperti ini.7

BAB III
PENUTUP

7 Feist, J. & Gregory J. Feist. (2010). Teori Kepribadian (Edisi kedelapan). Jakarta: Penerbit Salemba Humanika.

23
KESIMPULAN
Psikologi evolusioner dipandang sebagai satu perkembangan baru
terpenting dalam ilmu-ilmu keperilakuan dalam kurun waktu 20 tahun terakhir ini
dan juga paling kontroversial. Sejumlah kritikan dialamatkan kepada psikologi
evolusioner. Misalnya, konsep modularitas dirumuskan secara subjektif tanpa ada
dukungan hasil penelitian empiris di bidang neurologi, dan penjelasan tentang
adaptasi bersifat spekulatif serta mirip sebuah dongengan (just-sostory) sehingga
tidak dapat diuji dan tidak ilmiah. Keterbatasan utama psikologi evolusioner
adalah tidak adanya hipotesis yang dapat diuji dari teori.
Tulisan ini mengenalkan sepintas psikologi evolusioner, bahkan mungkin
hanya sepintas tentang salah satu variasi dari berbagai teori tentang psikologi
evolusioner. Psikologi evolusioner memberikan sejumlah janji-janji, diantaranya
adalah “memberikan alat-alat konseptual untuk keluar dari situasi ilmu
pengetahuan psikologi yang terpecah-pecah, serta memberikan kunci untuk
membuka misteri darimana kita berasal, bagaimana kita sampai pada keadaan
sekarang, dan mekanisme pikiran apa yang mendefinisikan siapa diri kita. Jalan
masih panjang bagi psikologi evolusioner untuk menjadi sebuah paradigma baru
psikologi.

DAFTAR PUSTAKA

Buss, David dkk. 1998. Adaptations, Exaptatations, and Spandrels. American


Psychologist, 53, 5, 533-548.

24
Feist, J. & Gregory J. Feist. (2010). Teori Kepribadian (Edisi kedelapan). Jakarta:
Penerbit Salemba Humanika.

Hergenhahn, BR dkk. Theories of Learning Edisi ketujuh. 2008. Jakarta: Kencana.

Archer, J. 1996. Evolutionary Social Psychology, In Miles Hewstone, Wolgang


Strobe, & Geoffrey M. Stephenson (Eds.), Introduction to Social Psychology: A
European Perspective, p 24-45. Oxford, UK: Blackwell Publisher Ltd

Buss, D. M. 1995. Evolutionary Psychology: A New Paradigm for


Psychological Science. Psychological Inquiry, vol 6, No. 1, p. 6).

25

Anda mungkin juga menyukai