1. Pendahuluan
Kelompok remaja yaitu penduduk dalam rentang usia 10-18 tahun,di Indonesia memiliki
proporsi kurang lebih 1/5 dari jumlah seluruh penduduk ini. Masa remaja merupakan
periode terjadinya proses pertumbuhan dan perkembangan pesat pada fisik, psikologis
maupun intelektual dan menyebabkan pesatnya tumbuh kembang remaja dimanapun mereka
menetap, mempunyai sifat khas yang sama yaitu mempunyai rasa keingintahuan yang besar,
menyukai petualangan dan tantangan serta cenderung berani menanggung resiko atas
perbuatannya tanpa di dahului oleh pertimbangan yang matang.
2. Latar Belakang
Beberapa data dan fakta menunjukkan bahwa saat ini Remaja Indonesia menghadapi
berbagai tantangan,antara lain :
Sekitar 28,1 % remja perempuan dan 23,6 % remaja laki-laki mulai berpacaran pada usia
kurang dari 15 tahun (SKRRI 2007). Jika para remaja tersebut tidak memiliki “life skills”
yang memadai, mereka berisiko terlibat dalam perilaku pacaran yang “tidak sehat”.
Hal diatas didukung dengan fakta10% responden perempuan melakukan hubungan seksual
pertama kali usia 15 tahun dan 52% pada usia 20 tahun. Alasan melakukan hubungan
seksual tsb adalah karena terjadi begitu saja (38,4%) dan dipaksapasangannya (21%) (SDKI
2007). Bukti ini mencerminkan rendahnya pemahaman remaja tentang resiko hubungan
seksual sertakemampuan menolak hubungan yang tidak mereka inginkan.
Sekitar 17% perempuan menikah di usia 15 tahun dan satu dari lima perempuan berusia 19
tahun pernah atau sedang mengandung. Hal ini sungguh memprihatinkan karena kehamilan
dan persalinan pada remaja di bawah usia 19 tahun meningkatka resiko kematian ibu dan
bayi.
Kehamilan tidak diinginka (KTD) dialami oleh 1% dari 84 responden berusia 15-19 tahun
yang belum menikah,dengan 6 dari 10 responden yang melakukan aborsi.
Sekitar 31,9% remaja perempuan dan 24,2% pada remaja laki-laki mulai merokok
sebelum usia 13 tahun. Proporsi prokok aktif pada remaja perempuan dan laki-laki masing-
masing 47% dan 0,7%. Minum minuman keras yang dimulai sejak usia kurang dari 14 tahun
dilakukan 12,5% remaja perempuan dan 11,9% remaja laki-laki. Dan penggunaan obat-obat
terlarang dengan cara hisap sebanyak 2%, hirup 3%, dan ditelan 1%.
41,5% kasus AIDS ditularkan melalui jarum suntik, 48,8% melalui hubungan
heteroseksual dan 3,3% melalui hubungan homoseksual. Persentase kasus AIDS pada laki-
laki adalah 74,3%, pada perempuan sekitar 25,2% dan sekitar 0,5% tidak diketahui (tidak
tercatat) jenis kelaminnya.
Sehubungan hal tersebut berbagai upaya yang telah dilakukan untuk mengantisipasi agar
permasalahan remaja tidak berkembang terus antara lain Pengembangan Puskesmas PKPR
( Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja).
Mengingat akses pelayanan kepada remaja ke Puskesmas masih rendah maka rencana akan
dikembangkan melalui implementasi model Kelas Remaja di setiap wilayah kerja
Puskesmas Karang Taliwang. Kelas Remaja merupakan wadah dalam rangka meningkatkan
pengetahuan, sikap dan keterampilan remaja tentang kesehatan Remaja termasuk kesehatan
reproduksi remaja serta ikut berperan aktif dalam pencegahan dan penaggulangannya.
Tujuan Khusus :
1. Terjadinya interaksi dan berbagi pengalaman antar remaja, dan petugas kesehatan
tentang permasalahan kesehatan secara umum serta NAPZA dan Rokok pada remaja
serta upaya pencegahan dan penaggulangannya
1 Meningkatkan pemahaman sikap dan perilaku remaja tentang :
Tumbuh kembang remaja antara lain : pertumbuhan Fisik, perkembangan
psikososial remaja, emosi dan kcerdasan.
Kebutuhan gizi remaja : gizi seimbang pada remaja, masalah-masalah gizi,
menghitung berat badan ideal dengan indeks masa tumbuh.
Kesehatan reproduksi remaja dimulai dengan pengenalan alat-alat reproduksi
remaja, pandangan/mitos remaja terhadap kesehatan reproduksi dan perilaku seks
beresiko.
Pencegahan dan penaggulangan penyalahgunaan NAPZA meliputi : pengertian
dan penggolongan NAPZA, penyebab dan dampak penyalahgunaan NAPZA
serta upaya pencegahannya.
Pencegahan dan penanggulangan IMS,ISR, HIV dan AIDS, meliputi pengertian,
sumber penularan, pencegahan dan penanganan.