Diktat Kisah Rasul melanda disertai dengan gelombang pasang.
Selain
A. Perjalanan Misi Pertama Rasul Paulus
Sebelum Paulus mengalami pertobatan, ia
adalah seorang pembenci pengikut Kristus. Ia
mengejar orang-orang Kristen, menyiksa, bahkan
tidak segan-segan untuk membunuh mereka. Ketika
sedang melakukan perjalanan menuju Damsyik,
Paulus mengalami perjumpaan dengan Yesus.
Setelah peristiwa itu, Paulus mengalami pertobatan.
Ia yang sebelumnya adalah orang yang menganiaya
dan membunuh orang-orang Kristen akhirnya
bertobat dan memiliki tekad yang besar untuk
mewartakan Yesus Kristus yang telah bangkit.
Namun, orang-orang yang berada di Yerusalem
yang dulu pernah dikejar dan dianiaya oleh Paulus
tidak menerima pewartaan itu karena mereka tahu
siapa itu Paulus. Paulus akhirnya mewartakan
Yesus kepada orang-orang non-Yahudi di luar
Yerusalem. Paulus juga disebut sebagai rasul
bangsa-bangsa non-Yahudi. Berikut akan dijelaskan
bagaimana perjalanan pertama Rasul Paulus dalam
mewartakan Yesus Kristus.
I. Dari Antiokhia (di Siria) ke Seleukia
dengan kapal ke Selamis di Siprus
Perjalanan pertama Paulus (KIS. 13:1-5)
Perjalanan pertama Paulus ditemani oleh
Barnabas untuk memberitakan Injil dari Gereja
Antiokhia di Siria. Mereka meninggalkan Antiokhia
dan berjalan menuju pelabuhan Seleukia dengan
jarak sekitar 26 km di Pantai Laut tengah. Di sana
mereka naik kapal menuju ke Siprus dengan
melintasi sekitar 127 km di Laut Tengah. Mereka
kemudian mendarat di pelabuhan Salamis. Di
salamis mereka memberitakan Injil di rumah-rumah
ibadat.
1. Di Salamis
Salamis adalah sebuah pelabuhan besar di
sebelah Timur pulau Siprus dan merupakan kota
utama pulau tersebut selama periode Romawi.
Namun, kota tersebut kini hancur karena diguncang
oleh berbagai gempa bumi, sehingga tidak seindah
dan semegah sebagaimana keadaannya pada waktu
Paulus dan Barnabas berkhotbah di tempat itu
sekitar tahun 45 M. misalnya, sebuah gempa bumi
pada tahun 76/77 M. walaupun dibangun kembali di
bawah kaisar Trayanus dan Hadrianus, kembali
diguncang gempa yang dahsyat pada tahun 332 M
dan sepuluh tahun kemudian gempa kembali
itu, selama abad ke-7, serangan orang Arab
menghancurkan kota ini dan akhirnya ditinggalkan
demi kota Famagusta sekitar 8 km di sebelah
selatan.
Pada abad ke 19, ahli arkeologi melakukan
penggalian. Banyak peninggalan yang digali berasal
dari sejarah mula-mula kota itu. Dua temuan
menarik, yaitu ditemukan sebuah gedung
pertunjukan yang berdiri tidak jauh dari pelabuhan
salamis. Gedung pertunjukkan tersebut
diperkirakan dibangun pada awal abad pertama dan
dengan demikian sedang digunakan ketika Paulus
dan Barnabas singgah di kota itu.
II. Dari Salamis (kis.13:5) ke Pafos
(kis.13:6-11) dan Nama Saulus Berubah Menjadi
Paulus (Kis.13:9)
Pafos terletak di sebelah barat pulau Siprus
dan menjadi ibu kota Siprus. Pada zaman Romawi,
kota ini dibangun kembali oleh Kaisar Agustus dan
merupakan sebuah kota tua dengan kemegahan kuil
menyembah Aphrodite.
Paulus dan Barnabas, ditemani oleh
Yohanes Markus (Penulis Injil Markus),
meninggalkan selamis dan melintasi pulau Siprus
ke ujung barat dan sampai ke kota Pafos. Paulus lah
menjadi pemimpin rombongan dan nama Paulus
(nama Romawi dalam bahasa Yunani. untuk
pertama kali disebut (sebelumnya Saulus). (KIS,
13:5-6). Di Pafos, mereka bertemu dengan
penguasa daerah tersebut yakni seorang gubernur
yang bernama Sergius Paulus. Sergius Paulus
menjadi gubernur di Siprus pada masa Paulus.
Pada tahun 1912, Ramsay menemukan
sebuah blok batu di Antiokhia dengan inskripsi di
atasnya: “kepada Lucius Sergius Paulus, yang
muda, seorang di antara empat pejabat yang
bertanggungjawab atas jalan-jalan Romawi.”
Inskripsi lainnya memberi tahu tentang seoirang
wanita yang bernama Sergia Paula. Menurut
Ramsay, kedua orang ini boleh jdi adalah putra dan
putri Sergius Paulus. Ramsay berpendapat bahwsa,
inskripsi tentang anak perempuannya memberi
petunjuk bahwa ia mungkin seorang Kristen, yang
mengasuh anak-anaknya dalam imana Kristen.
Mengenai ejaan Paulus dari nama Sergius Paulus,
Ramsay mengatakan bahwa ejaan nama tersebut
dalam bahasa Latin selalu “Paullus”, tetapi orang
Yunani selalu mengejanya dengan satu ‘l’ , Paulos.
1
 Berbagai penemuan menunjukan bahwa
inilah tanda pangkat yang tepat untuk penguasa
Siprus pada masa Paulus dan Barnabas di sana.
Siprus semula adalah sebuah provinsi kekaisaran di
Negara Roma, tetapi pada tahun 22 SM, Agustus
memindahkannya kepada senat Roma dan dengan
demikian menempatkannya dibawah pemerintahan
gubernur. Hal tersebut ditandai dengan mata uang
logam Siprus yang ditemukan.
Sebelum Paulus dan Barnabas
meninggalkan Pafos, Sergius Paulus telah percaya,
karena takjub oleh ajaran Tuhan.
III. Perjalanan Misi Paulus bagian,
Siprus Ke Perga Di Pampilia (KIS 13:13)
Siprus terletak di bagian timur Laut
Tengah, sekitar 100 kilometer sebelah barat pantai
Siria dan 60 kilometer sebelah selatan Turki.
Sewaktu rasul Paulus dan rekan-rekan
seperjalanannya mengabar di Siprus pada abad
pertama, mereka menghadapi tentangan sengit.
Sejarawan Yahudi bernama Yosefus menyebut
Kitim sebagai ”Khetimos”, dan
menghubungkannya dengan Pulau Siprus. Adanya
sebuah kota bernama Kition (atau, Kitium) di
bagian tenggara pulau itu juga menunjukkan bahwa
Kitim berkaitan dengan Siprus. Siprus adalah pulau
terbesar ketiga di L. Tengah, setelah Sisilia dan
Sardinia.
IV. Dari Perga ke Pisidia Antiokhia
(Kis.13:14) dan para rasul mengajar di pisidia
Antiokhia (kis.13:16-48)
Setelah bermisi di siprus, paulus
melanjutkan perjalanannya menuju pampilia.
Setibanya di Perga, pampilia, Yohanes Markus
meninggalkan Paulus dan Barnabas lalu pulang ke
Yerusalem. Akan tetapi, mereka melanjutkan
perjalanan dari Perga dan tiba di Antiokhia di
Pisidia, dan pada hari sabat, mereka masuk ke
dalam sinagoga+ lalu duduk. Walaupun
menemukan banyak orang yang menunjukkan
minat di sana, mereka akhirnya diusir dari kota itu
atas hasutan orang-orang Yahudi.
Geografis dan situasi daerah Antiokhia di
Pisidia
Antiokhia Pisidia, di perbatasan Pamfilia
(sekarang daerah Turki). Daerah ini menjadi koloni
Romawi pada masa pemerintahan Kaisar Agustus.
Sebelum dikuasai pemerintahan Romawi wilayah
Antiokhia di Pisidia menjadi menjadi tempat
penyelenggaraan upacara penyembahan terhadap
dewi bulan yaitu Frigia. Frigia adalah dewi seks.[1]
Tindakan Paulus dan Barnabas di Antiokhia di
Pisidia
Ketika Paulus dan Barnabas tiba di
Antiokhia di Pisidia, pengurus rumah ibadat Yahudi
mempersilahkan Paulus dan Barnabas untuk
berkotbah. Pengurus rumah ibadat Yahudi memberi
kesempatan kepada Paulus dan Barnabas karena
mereka ingin mendengarkan apa yang hendak
diajarkan oleh Paulus dan Barnabas.
Pada kesempatan tersebut Paulus
menyampaikan pidatonya yang terdiri dari tiga
Dari Parpos
yang Di
dimulainya dengan menyapa mereka
“saudara-saudara”. Pembagian pidato Paulus
tersebut adalah sebagai berikut:
Ayat 16-25: mirip dengan pembelaan
Stefanus (bdk Kis 7:1)
Ayat 26-37: mirip dengan pidato Petrus (bdk
Kis 2:27)
Ayat 38-41: ajakan untuk beriman kepada Yesus
Kristus.
Bagian pertama; ayat 16-25
Paulus menyebut satu persatu rencan
keselamatan Allah yang dimulai dari bapa-bapa
bangsa hingga pada masa raja Daud di mana Mesias
dijanjikan kepada bangsa Israel. Paulus juga
menyampaikan kisah tentang Yohanes Pembaptis
yang mewartakan baptisan tobat dan mengarahkan
bangsa Israel kepada penyelamatnya.
Bagian kedua; ayat 26-37
Paulus menyapa semua orang Yahudi dan
orang-orang bukan Yahudi.[2] Paulus mengatakan
bahwa janji keselamatan Perjanjian Lama sudah
dipenuhi pada angkatan tersebut yaitu angkatan
orangorang yang hidup sejak zaman Yesus. Tetapi
pemerintah Yahudi menolak Yesus sebagai Mesias
dan menyalibkan-Nya. Mereka tidak memahami
nubuat-nubuat para nabi seperti nabi Yesaya
tentang hamba Yahwe yang menderita. Yesus yang
wafat disalib tersebut bangkit pada hari ketiga dari
antara orang mati. Yesus yang bangkit
menampakan diri kepada para murid-Nya. Para
murid-Nya mewartakan terang tersebut kepada
segala bangsa bukan hanya kepada bangsa Yahudi
saja.
Bagian ketiga; ayat 38-41
Paulus menegaskan kembali kehadiran
Yesus Kristus sebagai pemenuhan Perjanjian Lama.
2
Oleh karena itu, pengampunan dosa dan
keselamatan hanya datang melalui Dia bukan
dengan pelaksanaan Hukum Taurat. Jika tawaran
keselamatan ini ditolak maka nubuat bencana yang
ditimpakan nabi Habakuk kepada bangsa Israel
dahulu akan dilakukan Allah kembali pada saat ini.
Paulus juga mengatakan bahwa pelaksanaan
Hukum Taurat adalah sautu tindakan yang
melaksanakan sautu hukum yang using dan tidak
berdaya lagi.[3]
Pidato Paulus menggetarkan hati banyak
orang terutama dari golongan non-Yahudi. Banyak
dari mereka yang mendengarkan dan bertobat.
Akan tetapi, orang-orang Yahudi merasa iri hati
dengan Paulus dan Barnabas sehingga timbul
perpecahan diantara jemaat tersebut. Dan orang-
orang Yahudi pun mengusir Paulus dan Barnabas
dari Antiokhia di Pisidia dan keduanya melanjutkan
perjalanan ke Ikonium.
V. Dari dari Antiokhia ke Ikonium
(Kis.13:50-51), dan orang-orang yang percaya di
Ikonium (Kis.14:1-5) 1. Antiokhia
Kota ini di dirikan kira-kira 300 SM oleh
Seleukus I Nikator. Yosefus mencatat bahwa
pemerintah Seleukus mendorong sejumlah besar
masyarakat Yahudi untuk menetap di sana, dan
memberi hak kewarganegaraan yang penuh.
Atiokhia menjadi kota yang termasyur karena
kebudayaannya yang mendapat pujian dari Tullius
Cicero. Antiokhia pada awal kekristenan sangat
kaya dan beraneka ragam kebudayaan. Tempat ini
adaalah tempat di mana Gereja perdana di dirikan,
dan di mana orang-orang kristen secara resmi
pertama kalinya di beri nama kristen serta menjadi
tempat lahirnya misi kristen pertama ke luar negeri
(Kis, 11:27-30).
Antokhia adalah salah satu kota terbesar di wilayah
kekaisaran romawi dan merupakan tempat misi
Paulus I dan II dan disertai Barnabas. Mereka
mewartakan Injil di kota ini, dan karena giatnya
orang Antiiokhia dalam penginjilan membuat kota
ini memperoleh kedudukan besar dalam sejarah
Gereja berikutnya.[4]
Kota Antiokhia dibangun oleh Seleukus
Nicator pada tahun 300 SM. Di bawah
pemerintahan raja-raja Seleuk I yang berkembang
dengan pesat. Pada mulanya kota ini sepenuhnya
dihuni oleh orangorang Yunani, namun kemudian
orang-orang Siria menetap di kota ini dan akhirnya
menyatu dengan kota. banyak di antaranya yang
merupakan keturunan dari penghuni kota pertama
yang didatangkan dari Babilon. Mereka mempunyai
hak-hak yang sama dengan orang Yunani dan tetap
menjalankan ibadat mereka di sinagoga-sinagoga.
Di bawah pemerintahan kekaisaran Romawi,
Antiokhia menjadi makmur, karena merupakan
pintu gerbang militer dan perniagaan ke Timur dan
menjadi kota yang terbesar setelah Roma
danAleksandria.
2. Orang-Orang yang Percaya di Antiokhia (Kis
14: 1-7)
Kota pasidia adalah kubu pertahanan
Romawi yang kuat dan letaknya di tepi jalan yang
menghubungkan daerah Asia kecil Barat dengan
Tarsus. Pada waktu di rumah ibadat Paulus dan
Barnabas, diminta untuk memberitakan pesan Allah
berdasarkan hukum Taurat guna membangun iman
bangsa Yahudi. Paulus mengambil kesempatan itu
untuk mewarakan Kristus. Banyak orang Yahudi
suka mendengarkanya. Ia menamai jemaat yang
hadir sebagai orang yang takut akan Allah. Yang
hadir ditempat itu bukan hanya orang Yahudi
melainkan juga orang yang percaya tetapi belum
disunat. Mereka menganut kepercayaan Yahudi
tetapi belum bersunat.[5]
Dalam pembicaraannya, Paulus
melukiskan tentang penyertaan Allah terhadap
Bangsa Israel dari masa hakim-hakim hingga
berpuncak pada Yesus Kristus, Sang Juruselamat.
Orang-orang Yerusalem dan pemimpin-
pemimpinya telah menyalipkan Yesus Kristus,
tetapi Allah membangkitkan Dia dari antara orang
mati , sesuai dengan nubuat Daud (Mzm 16:10).[6]
Mereka menetap selama satu minggu
didaerah Antiokia. Paulus dan Bernabas diminta
juga untuk menjelaskan tetang hari sabath. Banyak
orang dari kelompok orang Yahudi dan non Yahudi
yang memperbincangkan ajaran baru tersebut.
Hanya saja para pemuka agama menolak ajaran
yang disampaikan oleh Paulus dan Barnabas.
Mereka bahkan menghojat Paulus ketika sedang
berbicara dan mengajar di rumah ibadat. Mereka iri
dan tidak bisa melihat orang banyak yang datang
berduyun-duyun untuk mendengarkan warta yang
disampikan Paulus.[7]
Di sisi berbeda Paulus dan Bernabas
bertindak keras. Mereka menyatakan bahwa ditiap-
tiap tempat harus diwartakan Firman Allah. Firman
Allah memang pertama ditujukan bagi orang
Yahudi tetapi orang–orang Yahudi mengikuti dosa
3
pemimpin-pemimpinya di Yerusalem dan menolak
Yesus, maka mereka sendirilah yang celaka. Tidak
ada alasan bagi orang Yahudi untuk menghalagi
pewartaan
Firman Allah kepada bangsa-bangsa lain seturut
dengan nasehat nabi Yesaya bahwa bangsa Israel
akan menjadi terang bagi bangsa-bangsa (Yes
49:6).
Perpecahan di rumah ibadat Yahudi di
Antiokia membawa dua akibat. Pertama orang-
orang dari bangsa lain menerima pewartaan itu
dengan bersukacita, Paulus mengangap hasil
pekerjaan itu sebgai rahmat Allah. Kedua pejabat-
pejabat Yahudi makin iri hati terhadap pewartaan
Paulus. Mereka menghasut pemimpin-peminpin di
tempat itu untuk menganiaya Paulus dan Barnabas
dan pada akhirnya mereka diusir dari tempat itu
tetapi kedua orang itu mengebaskan debu kaki
mereka sebagai tanda peringatan kepada orang-
orang itu (Mat 10:14) dan bertolak ke Ikonium.[8]
Para pembawa berita Firman pertama yang
tiba di Antiokia dari Yerusalem telah merencanakan
untuk melayani orang-orang Yahudi di kota itu.
Tetapi, para pelayan Tuhan lainnya yang berasal
dari Siprus dan Kirene telah mulai pekerjaan
mereka di tengah-tengah orang Yunani. Ini
merupakan usaha nyata yang pertama kali
dilakukan untuk bangsa-bangsa lain. "Dan tangan
Tuhan menyertai mereka dan sejumlah besar orang
menjadi percaya dan berbalik kepada Tuhan."
(Kisah Para Rasul 11:21) Jemaat mula-mula yang
terdiri dari banyak suku bangsa dan yang
menyembah Allah ini bersama-sama menjadi salah
satu jemaat yang terkuat waktu itu. Di bawah
kepemimpinan Barnabas, para jemaat mampu
bertumbuh dengan begitu pesatnya sehingga ia
membutuhkan banyak bantuan.
Ketika Paulus diminta datang dari Tarsus
untuk membantu pekerjaan itu, jemaat menjadi
makin lebih kuat lagi karena Paulus memiliki
karunia untuk mengajar jemaat. Kemudian, para
jemaat mulai memberikan perhatian kepada orang-
orang yang bukan Yahudi yang ada di negara-
negara lain. Para jemaat menyadari bahwa
menyebarkan Injil kepada bangsa-bangsa lain
adalah kewajiban mereka. Jemaat yang kuat ini
memperoleh penghargaan dalam pelayanan mereka
sebagai pusat penyebaran Injil kepada orang-orang
yang bukan Yahudi.
3. Ikonium (keadaan)
Ikonium adalah kota di Asia kecil dan
sebagai tempat pewartaan Paulus dan dalam Kis
16:2 sebagai tempat dimana Timotius diangkat
sebagai teman seperjalanan Paulus. Kota ini berdiri
di daerah dataran tinggi, daerahnya subur, hasilnya
melimpah dan makmur. Pada mulanya daerah ini
masuk Frigia dan bernama Kawania: agama
masyarakatnya Frigiani sampai massa Romawi,
yakni menyembah satu Ibu Dewi dan imam-
imamnya orang kasim. Setelah beberapa tahun
menjadi terpenting di Likaonia, dan melewati
beranekaragam politik, akhirnya Ikonium
dimasukkan ke dalam kerajaan Galatia dan tidak
lama kemudian ke dalam propinsi Romawi.
Pada pemerintahan Handrian, Ikonium menjadi
koloni dalam arti penghargaan (karena tidak ada
orang Italia tinggal di sana.). Ikonium tempat
dimana terjadi cerita apokrifa Paulus dan Tekla
yang dimuat dalam kisah Paulus yang panjang itu.
Ikonium juga adalah tempat Paulus berkotbah, dan
disitulah letaknya salah satu Gereja yang menerima
surat Paulus kepada umat Galatia dan surat 1 Petrus
dari Petrus. Kini namanya adalah Konya, ibukota
sebuah propinsi di daerah Turki Tengah.[9]
Ikonium terletak di perbatasan antara Frigia
dan Likaonia. Mungkin itulah sebabnya beberapa
penulis zaman dahulu, termasuk Strabo dan Sisero,
mencantumkan kota itu sebagai bagian dari
Likaonia, sedangkan Xenofon menyebutnya kota
terakhir di Frigia. Dari segi geografis, Ikonium
merupakan bagian dari Likaonia, tetapi temuan-
temuan arkeologis memperlihatkan bahwa kota itu
berkebudayaan dan berbahasa Frigia. Ikonium
merupakan Kota kuno di Asia Kecil yang letaknya
kira-kira 1.027 m di atas permukaan laut. Ikonium
sekarang dikenal sebagai Konya (Konia), berjarak
kira-kira 240 km di sebelah selatan Ankara di tepi
barat daya plato tengah di Turki. Pada abad pertama
M, Ikonium adalah salah satu kota utama di Galatia,
sebuah provinsi Romawi, dan terletak di jalur
perdagangan utama dari Efesus ke Siria.
Kota ini memiliki komunitas Yahudi yang
berpengaruhterhadap pewartaan sehingga paulus
terpaksa meninggalkan Antiokhia Pisidia, Paulus
dan Barnabas pergi ke kota Ikonium dan
sinagoganya, dan di sana merekamengajar banyak
orang Yahudi dan Yunani sehingga menjadi orang
percaya. Dari inskripsi-inskripsi yang ditemukan di
situsnya pada tahun 1910 terlihat bahwa bahasa
4
Frigia-lah yang digunakan di sana selama dua abad
setelah zaman Paulus. Oleh karena itu, cocok sekali
bahwa penulis buku Kisah tidak mencantumkan
Ikonium sebagai bagian dari Likaonia, yang
menggunakan ”bahasa Likaonia”.
4. Ikonium (Kis. 14: 1-7)[10]
Pengalaman Paulus dan Barnabas di kota
ini hampir sama dengan di Antiokia. Banyak
orangorang yang mendengarkan mereka tetapi
setelah itu timbul perlawanan dari orang-orang
Yahudi yang tidak mau percaya. Meskipun begitu
kedua utusan Kristus itu terus bekerja dengan
tekun. Untuk menguatkan pemberitaan mereka
tetang kasih-Karunia-Nya, Allah memberikan
kepada mereka kuasa untuk mengadakan tanda-
tanda dan mujizat-mujizat. Makin lama, nyatalah
bahwa Yesus selalu menyertai mereka dengan
kuasa-Nya. Tetapi akhirnya orang banyak di kota
itu terbelah menjadi dua. Suasana semakin tegang
sehingga Paulus dan Bernabas harus menyingkir
dari sana.
VI. Dari Ikonium ke Listra (kis. 14: 5-6), di
mana orang-orang Yahudi dan pemimpin
setempat berusaha menyiksa Rasul Paulus dan
Barnabas dilempari batu (Kis.14:8-19)
1. Listra
Listra (bahasa Yunani Kuno: Λύστρα)
adalah sebuah kota di tengah Anatolia, sekarang
Turki. Kota tersebut disebutkan lima kali dalam
Perjanjian Baru. Listra merupakan Kota di
Likaonia, suatu wilayah di Asia Kecil tengah
bagian selatan. Listra dianggap sama dengan
gundukan puing di sebelah utara Hatunsaray, di
daerah yang subur dan banyak airnya sekitar 32 km
di sebelah selatan barat-daya Konya (Ikonium).
Listra dikunjungi beberapa kali oleh Paulus,
bersama dengan Barnabas atau Silas. Disana,
Paulus bertemu murid muda, Timotius. Suatu kota
yg tidak penting di dataran tinggi Likaonia (dekat
kota Hatun Sarai sekarang), dipilih oleh Agustus
sebagai salah satu tempat bagi koloni Romawi,
yang dimaksudkan untuk konsolidasi propinsi
Galatia yg baru dibentuk. Apa keuntungannya
memilih tempat ini tidaklah diketahui dengan tepat.
Letaknya yg begitu jauh dan dekatnya dengan
wilayah pegunungan selatan yg belum stabil
menunjuk pada unsur pertahanan. Pendapat ini
didukung oleh adanya pemukim berbahasa Latin
dan yg telah meninggalkan banyak sisa tulisan.
2. Listra (Kis 14: 8-20)[11]
Paulus dan Bernabas menginjakkan kaki
ditempat yang tidak berpenduduk Yahudi. Di sana
pun tidak ada rumah ibadat, mereka memutuskan
untuk tetap memberitakan injil. Pada awalanya
tidak begitu jelas hasil dari usaha mereka hingga
saat Paulus berbicara di tanah lapang dilihatnya
tepat dimukanya terdapat seorang yang lmpuh.
Orang itu menatap Paulus dengan penuh minat.
Paulus berhenti berbicara kemudian sekoyong-
koyong berseru dengan suara nyaring “berdirilah
dengan tegak di atas kakimu! ”. Ketika orang-orang
banyak melihat hal itu berserulah mereka bahwa
dewa Yupiter dan pengawalnya Hermes pernah
berjalan ditempat ini dan sekarang menjadi nyata
dalam diri Paulus dan Barnabas. Paulus diangap
sebagai dewa Hermes karena masih muda dan
Barnabas diangap sebagai dewa Yupiter karena
kelihatan lebih tua.
Kegembiraan yang mereka rasakan
diungkapkan secara berlebihan dan mereka
berbicara dalam bahasa Likaonia. Mereka lupa
bahwa Paulus dan Barnabas tidak mengerti bahasa
itu. mereka berpikir bahwa banyak orang
bergembira karena orang lumpuh itu sudah menjadi
sembuh. Keadaan sebenarnya baru mereka mengerti
setelah Imam Yupiter datang dengan pakain
keimamanya. Ia membawa segala lembu yang
dihiasi dengan karangan bunga, sementara itu
orang-orang mengikutinya dari belakang dengan
bernyayi. Semua orang bergerak menuju kuil
Yupiter yang letaknya dekat pintu gerbang luar
kota.
Paulus dan Barnabas menginsafi keadan
yang sedang mereka hadapi. Mereka mengoyakan
pakaian mereka lalu berlari menuju orang banyak
lalu berseru “Hai kamu sekalian, mengapa kamu
berbuat demikian? Kami adalah manusia biasa
seperti kamu. Kami di sini untuk memberitakan
injil kepada kamu, supaya kamu meningalkan
perbuatan sia-sia ini dan berbalik kepada Allah
yang hidup! “ Mereka kemudian memberitakan
tentang Allah yang hidup, yang sejak dahulu kala
melimpahkan rahmatNya atas dunia.
Beberapa orang Yahudi dari Antiokia dan
Ikonium masuk kesana untuk menghasut banyak
orang untuk menentang Paulus. Kelompok orang
Yahudi berhasil meyakinkan warga kota Listra
untuk mengusir Paulus dan Barnabas. Mata mereka
sepeti harimau yang menantikan mangsanya. Paulus
5
dan Barnabas memahami maksut mereka, tak lama
kemudian Paulus di lempari dan diseret keluar kota.
Kebahagiaan yang awalnya menyentuh hati orang
Listra berubah menjadi keiginan untuk membunuh
Paulus dan Barnabas. Hukuman mati diberikan
karena sesuai dengan hukum Yahudi yang
mengaruskan mereka dibunuh. .
Tetapi Allah menolong Paulus. Paulus
dilempari dengan batu oleh rakyat banyak, lalu
diseret ke luar kota, karena disangka ia telah mati.
Tetapi tatkala murid-murid berdiri mengelilinginya
maka bangkitlah ia, lalu masuk ke dalam kota.
Keesokan harinya keluarlah dia bersama-sama
dengan Barnabas ke Derbe.
VII. Dari Listra ke Derbe (Kis.14:20), Rasul
Paulus bangkit bersama Barnabas memasuki
kota Derbe dan banyak orang yang percaya
(Kis.14:20-21)
Listra dikatakan sebagai kota yang tidak
penting di dataran tinggi Likaonia (dekat kota
Hatun Sarai sekarang). Kota ini dipilih oleh
Agustus sebagai sebagai salah satu tempat bagi
koloni Romawi, yang dimaksudkan sebagai
konsolodasi provinsi Galatia yang baru dibentuk.
Letaknya yang begitu jauh dan dekatnya dengan
wilayah pegunungan selatan yang belum stabil
menunjuk pada pertahanan. Pendapat ini didukung
oleh adanya pemukiman berbahasa Latin serta telah
meninggalkan banyak sisa tulisan.
Di Listra kira-kira 25 mil sebelah selatan
Ikonium mereka bertemu dengan seorang yang
lumpuh sejak lahir dan belum pernah dapat
berjalan. Paulus yang melihat iman orang itu
menyuruh, agar ia berdiri. Orang lumpuh itu
menuruti kata-kata Paulus dania dapat berdiri dan
berjalan. Kemudian orangorang banyak berseru,
“dewa-dewa telah turun”. Pastilah Barnabas itu
Zeus, karena ia pendiam dan tidak ramah.
Sementara Paulus itu Hermes, utusan pembicara
dari Olimpus. Dengan menganggap Paulus dan
Barnabas adalah dewa, mereka ingin
mempersiapkan korban.
Barnabas dan Paulus menentang keras,
sambil mengoyakkan pakaian mereka sebagai tanda
tidak setuju dan meminta orang banyak itu, agar
menghentikan usaha mereka. Kata-kata Paulus juga
menentukan keesaan Tuhan, “Kamu hendaknya
meninggalkan perbuatan sia-sia ini dan berbalik
kepada Allah yang telah menyatakan dirinya
melalui penyelenggaraan-Nya di tengah-tengah
kita”. Namun dengan sangat sulit kedua rasul itu
berusaha mencegah orang banyak itu untuk
mempersembahkan kurban kepada mereka. Rasa
kagum segera berbalik menjadi kebencian. Orang-
orang Yahudi dari Anthiokia dan Ikonium
menghasut banyak orang untuk merajam Paulus.
Akan tetapi kesembuhan Paulus dari rajaman itu
sangat cepat, dimungkinkan juga hal itu sebagai
mujizat. Keseokan harinya, Paulus dan Barnabas
berangkat ke Derbe.
Derbe adalah suatu kota di daerah Likaonia
yang terletak di wilayah Galatia, yang diukuasai
oleh orang Roma (Kis 14:6). Tempat ini berada di
paling ujung timur yang dikunjungi oleh Paulus dan
Barnabas, dimana mereka mendirikan Gereja-gereja
di Galatia Selatan. Seandainya mereka terus pergi
lebih jauh lagi ke arah Timur, mereka akan sampai
di luar batas Roma dan memasuki kerajaan
Antiokhus, yang berada di luar kawasan kota
Roma).
Kesokan harinya, berangkatlah Paulus
bersama-sama dengan Barnabas ke Derbe, kira-kira
30 mil di bagian Tenggara. Tinggalnya mereka di
tempat ini diuraikan dalam beberapa kata, “Mereka
memberitakan Injil di kota itu dan memperoleh
banyak murid”. Berjalan terus ke arah timur melalui
Tarsus merupakan rute yang langsung dan mudah
untuk pulang ke Antiokhia di Siria. Dengan
mengambil jalan itu mereka akan dapat
menghindarkan diri dari bahaya yang terdapat di
kota-kota dimana mereka ditentang. Tetapi justru
karena bahaya itulah mereka ,mengambil jalan
pulang yang sama, sebab kedua rasul itu harus
“Menguatkan hati”. Saudara-saudara harus
mengajarkan mereka tentang ajaran salib, harus
menetapkan penatua-penatua di dalam jemaat-
jemaat. Orang-orang ini ditunjuk sesudah doa dan
puasa, mereka bertanggung jawab tentang ibadat
dan pengajaran.
VIII. Dari Rasul Paulus bersama Barnabas
kembali lewat Listra, ikonium, dan Antiokhia ke
perge dan mendirikan beberapa Gereja
(kis.14:21-25)
Setelah Paulus dan Barnabas memberitakan
Injil di kota Derbe, merekapun kembali ke Listra,
Ikonium, dan Antiokhia. Di sana mereka
menguatkan hati saudara-saudara, mengajarkan
mereka tentang ajaran salib, dan menetapkan
6
 penatua-penatua di dalam jemaat-jemaat itu.
Penatua-penatua di sini tidak dipilih oleh jemaat
sendiri, tetapi langsung dipilih oleh rasul. Penatua-
penatua ini dihunjuk sesudah doa dan puasa dan
mereka penatua-penatua yang dipilih tersebut diberi
tugas untuk bertanggungjawab atas ibadat dan
pengajaran.
Ini merupakan perjalanan kedua Paulus ke
Listra dan Ikonium. Dan di Listra, sebuah kota di
tengah Anatolia, sekarang dikenal dengan Turki.
Kota tersebut disebutkan lima kali dalam Perjanjian
Baru. Kota ini dikunjungi beberapa kali oleh Paulus
bersama dengan Barnabas atau Silas. Dan di sana
pula lah paulus bertemu dengan Timotius, seorang
pemuda yang mempunyai reputasi baik di kalangan
saudara-saudara di Listra dan Ikonium.
IX. Dari Perge ke Antiokhia, di sini Paulus
memberitakan Injil Kristus dan lalu pergi ke
Atalia di pantai (Kis14:25)
Mereka menjelajah seluruh Pisidia dan tiba
di Pamfilia. Di situ mereka memberitakan firman di
Perga ibu kota Pamfilia, lalu pergi ke Atalia, di
pantai dan berlayarlah mereka ke Antiokhia di
Syria; di tempat inilahh mereka memulai karya misi
mereka. Setibanya di situ mereka memanggil
jemaat berkumpul, lalu mereka menceriterakan
segala sesuatu yang Allah lakukan dengan
perantaraan mereka, dan bahwa Ia telah membuka
pintu bagi bangsa-bangsa lain kepada iman. Di situ
mereka lama tinggal bersama-sama dengan murid-
murid itu.
Rasul Paulus pernah mengunjungi Kota
Perga dua kali, yakni pada perjalanan pertama dan
kedua. Pada perjalanan pertama Paulus bersama
Barnabas memberitakan injil di Perga kemudian
mereka pergi ke Atalia di Pantai dan di Atalia
mereka tidak melakukan pemberitaan injil tetapi
langsung kembali berlayar ke Antiokhia di Syria.
Di Antiokhia Paulus dan Baranabas menceritakan
perjalanan misi mereka kepada jemaat Kristen di
Antiokhia
X. Dari Atalia ke Antiokhia di Siria, merupakan
titik-titik terakhir dan mereka berlayar ke
Antiokhia, karena dari sinilah mereka memulai
pekerjaan Tuhan dan mereka selesaikan dan
banyak orang yang percaya kepada Tuhan. Dan
setibanya mereka di Antiokhia di Siria, mereka
mengumpulkan orang-orang percaya dan mulai
bersaksi dan tinggal bersama-sama orang-orang
percaya atau murid-murid Kristus.
Perjalanan Misi Paulus Dari Parpos Di Siprus
Ke Perga Di Pampilia
(Kis 13:13)
1. SIPRUS
Siprus terletak di bagian timur Laut
Tengah, sekitar 100 kilometer sebelah barat pantai
Siria dan 60 kilometer sebelah selatan Turki.
Sewaktu rasul Paulus dan rekan-rekan
seperjalanannya mengabar di Siprus pada abad
pertama, mereka menghadapi tentangan sengit.
Sejarawan Yahudi bernama Yosefus menyebut
Kitim sebagai ”Khetimos”, dan
menghubungkannya dengan Pulau Siprus. Adanya
sebuah kota bernama Kition (atau, Kitium) di
bagian tenggara pulau itu juga menunjukkan bahwa
Kitim berkaitan dengan Siprus. Siprus adalah pulau
terbesar ketiga di L. Tengah, setelah Sisilia dan
Sardinia.
2. PAMPILIA
Setelah bermisi di siprus, paulus
melanjutkan perjalanannya menuju pampilia.
Setibanya di Perga, pampilia, Yohanes Markus
meninggalkan Paulus dan Barnabas lalu pulang ke
Yerusalem. Akan tetapi, mereka melanjutkan
perjalanan dari Perga dan tiba di Antiokhia di
Pisidia, dan pada hari sabat, mereka masuk ke
dalam sinagoga+ lalu duduk. Walaupun
menemukan banyak orang yang menunjukkan
minat di sana, mereka akhirnya diusir dari kota itu
atas hasutan orang-orang Yahudi.
Pada perjalanan pulang, kota perga kembali
disinggahi oleh mereka setelah sebelumnya ketika
pergi tidak mereka singgahi. Terkait pekerjaan dan
hasil yang dilakukan di sana, tidak disebutkan apa-
apa dalam kitab suci. Dari sana mereka berangkat
pulang ke Antiokhia di Siria dengan menumpang
kapal, tempat awal mereka memulai perjalanan.
Perutusan di Antiokhia merupakan suatu panggilan
khusus dari Allah dan berada dalam perjanjian
dengan Allah. Allah telah menggenapi
perjanjiannya dengan selesainya perjalanan di
bawah bimbingan roh kudus. Pada kutipan ini,
dijelaskan bagaimana perjalanan kembali para rasul
setelah melakukan perjalanan. Kisah kembalinya
mereka dilukiskan secara singkat dan tidak disertai
suatu kisah. Para penafsir kitab suci juga tidak
menemukan adanya kisah atau tafsiran lain.
7
Kisah perjalanan diakhiri dengan ringkas dan
singkat.
Penutup
Perjalanan misi Paulus yang pertama
menunjukan semangat Paulus setelah pertobatanya
untuk mewartakan Injil kepada orang-orang bukan
Yahudi. Dalam misi tersebut timbul banyak
penderitaan karena penolakan dari orang-orang
Yahudi yang merasa tersinggung dan diremehkan
oleh kaesaksianya akan tetapi Paulus dengan berani
tetap mewujudkan niat dan panggilanya sebagai
rasul bangsa-bangsa asing yang bukan Yahudi.
Dalam perjalanan Paulus membangun kerja sama
dengan Barnabas. Berkat keberanian dan kerja
sama tersebut warta Injil sampai kepada bangsa-
bangsa asing dan banyak orang yang bertobat dan
percaya termasuk sebagian kecil orang-orang
Yahudi. Keberhasilan misi Paulus dan Barnabas
bukan hanya berkat usaha mereka saja melainkan
juga karena Roh Kudus berkarya mendampingi
Paulus dan Barnabas (bdk Kis 11:19-20).
PERJALANAN PAULUS YANG KEDUA
Antiokhia
Antiokhia (Antioch).Antokheia, dari
antiokhos, nama yang sering dipakai oleh raja-raja
dari wangsa seleukos (T. 312-125 sM). Kota
antiokhia didirikan pada tahun 300 sM oleh
seleukos, sedangkan Alexandria dari ibu kota para
penguasa dari wangsa
Ptolomeus, sebagai pusat kebudayaan Hellenis.
Antokhia menjadi ibu kota propinsi Romawi Siria
(T.64 sM). Mula-mula orang–orang Kristen asal
Yunani mengajarkan kabar baik di kota ini, lalu
barulah menyusul Paulus dan Barrnabas yang
mewartakan injil di kota ini. Antokhia merupakan
salah satu pusat pertama penyebaran iman Kristen.
Di kota inilah murid-murid Yesus disebut
sebagai orang Kristen. Paulus diutus oleh jemaah
supaya mengajarkan para penduduk di sekitar laut
tengah, dan ke Antiokhia kembalilah Paulus sehabis
kedua perjalanannya sebagai seorang misionaris.
Setelah mendapat restu dari komunitas Antiokhia
Siria untuk meneruskan pewartaan injil kepada
bangsa-bangsa lain (Kis. 15:40), Paulus dan Silas
meninggalkan Antiokhia Siria dan pergi ke gereja-
gereja di Siria dan Kilikia untuk menyampaikan
hasil keputusan konsili Yerusalem. Mereka juga
datang ke Derbe dan Listra.
Derbe1
Derbe dalam bahasa Likaonia yakni
Delbeia yang berarti Tanaman Jenewer. Derbe
adalah suatu kota di daerah Likaonia yang terletak
di wilayah Galatia yang dikuasai orang Roma (Kis
14:4). Itulah tempat paling di ujung timur yang
dikunjungi Paulus dan Barnabas, tatkala mereka
mendirikan gereja-gereja di Galatia Selatan. Kota
ini dikunjungi oleh Paulus dan Silas waktu
perjalanan mereka ke arah barat melalui Asia Kecil
(Kis 16:1). Gayus, teman seperjuangan Paulus
berasal dari Kota Derbe (Kis
20:4; menurut Naskah Barat dia berasasl dari
Doberus di Makedonia). Tempat Kota
Derbe telah ditentukan pada tahun 1956 oleh M.
Ballancce di Kerti Huyuk, kira-kira 20 Km di
sebelah Timur Laut Karaman (Laranda), kira-kira
100 Km dari Kota Listra. Pada tahun 1964, M.
Balance mencoba lagi menentukan tempat Derbe
itu secara lebih persis, pada Devri Sehri, 4 Km di
timur arah selatan dari Kerti Huyuk. Barangkali
Derbe terletak di luat batas Kerajaan Romawi di
daerah kerajaan taklukan Komegene.
Mungkin tidak lama sebelum musim dingin
tahun 47-48 M, dalam perjalanan utusan injilnya
yang pertama, Paulus tiba di Derbe setelah dirajam
dengan hebat di Listra yang letaknya berdekatan. Di
Derbe, ia dan Barnabas ”menyatakan kabar baik”
dan membuat ”cukup banyak murid”, mungkin
termasuk ”Gayus dari Derbe” yang belakangan
disebut sebagai rekan seperjalanan sang rasul.
Meskipun sejarah sekuler menunjukkan bahwa
setelah tahun 41 M, Derbe secara politis adalah kota
paling timur di provinsi Galatia, uraian Lukas
bahwa kota itu adalah salah satu ”kota Likaonia”
tampaknya dalam arti regional atau etnografis. (Kis
14:6, 19-21; 20:4) Beberapa bulan kemudian,
setelah rapat dewan tentang sunat di Yerusalem (±
49 M), dan dalam perjalanannya yang kedua,
Paulus kembali ke Derbe. (Kis 15:36; 16:1)
Walaupun tidak disebutkan secara spesifik, Derbe
mungkin juga disinggahi Paulus dalam
perjalanannya yang ketiga sewaktu ia menguatkan
murid-murid di ”daerah Galatia”. (Kis 18:23) Tidak
ada catatan bahwa Paulus mengalami tentangan
fisik di Derbe, dan ia tidak menyebutkan kota itu
bertahun-tahun kemudian ketika ia menceritakan
1
Ensiklopedi Alkitab Masa Kini…, hlm. 244.
8
penderitaannya di tempat-tempat lain di sekitar kota
itu.—2Tim 3:11.2
Listra
Kota Listra ini adalah salah satu kota yang
tidak penting di antara dataran tinggi Likaonia, atau
sekarang dekat dengan kota Hatun Sarai. Kota ini
dipilih oleh Agustus sebagai salah satu tempat bagi
koloni Romawi, dengan tujuan untuk
mengkonsolidasi Propinsi Galilea yang baru
dibentuk. Tempat ini sengaja dipilih, meskipun
tidak ada keuntungan karena tidak ketahui secara
pasti. Letak geografisnya begitu jauh dan dekat
dengan wilayah pengunungan Selatan yang belum
stabil menunjukan pada unsur pengetahuan.
Pendapatan ini didukung oleh adanya pemukiman
yang berbahasa Latin dan juga telah banyak
meninggalkan banyak sejarah yang telah
dilukiskan, salah satunya adalah tulisan-tulisan. 3
Keamanan dari daerah inilah yang dapat
menarik Paulus dan Bernabas, saat itu mereka harus
segera menarik diri dari Ikonium (Kis 14:6).
Dengan demikian, ternyata mereka silap, ternyata
kota itu menghormati yang masih berbau takhayul.
Oleh karena itu, mereka berusaha untuk
mengisahkan terhadap orang banyak supaya
menyadari kesalahan itu, dapat diubah yang dulu
menjadi penghasut menjadi permusuhan yang
sangat dratis. Peristiwa ini mereka melempari
Paulus dengan batu (ay 19). Dalam Perjanjian Baru
tidak dapat menjelaskan bahwa kota itu banyak
tinggal penduduk nonYahudi (ay 11). Maupun
orang Yahudi asli. Namun disitu telah berdiri satu
Gereja. Gereja inilah yang menjadi pusat bagi
orang-orang Listra untuk memuji dan memuliakan
Allah. 4
Ikonium5
Ikonium merupakan salah satu kota di Asia
kecil. Kota ini berdirj di atas dataran tinggi dan
diairi dengan baik. Hasil buminya sangat melimpah
sehingga sebagian penduduknya makmur. Sampai
pada masa Romawi Agama masyarakatnya adalah
Frigiani yakni menyembah satu ibu-dewi. Imannya
berasal dari orang-orang Kasim. Di kota Ikonium
Paulus mengangkat Timotius sebagai rekan
2
https://wol.jw.org/id/wol/d/r25/lp-
in/1200001158
3
J. D. Douglas, Ensiklopedia Alkitab Masa Kini
…, hlm. 645.
4
Al. Purwa Hadiwardoyo, Intisari Kisah
Para Rasul (Yogyakarta:Kanisius, 2016), hlm.12. 5
J. D. Douglas, Ensiklopedia Alkitab Masa Kini …,
hlm. 418-419.
seperjalanannya. Di sini juga Paulus mengalami
peristiwa kesengsaraan dan penganiayaan ( lih.
2Tim 3:11). Kota ini juga diduga sebagai tempat
terjadinya dua serangan terhadap Paulus dan tempat
terjadinya cerita apokrifa Paulus dan Tekla.
Asos
Dalam misi perjalanan ketiga, Paulus pergi
ke kota Asos yang merupakan suatu kota pelabuhan
di Asia kecil, Behram Koi modern, yang terletak
langsung ke arah utara dari pulau Lesbos. Dari sini
Paulus naik kapal dalam perjalanannya yang
terakhir ke Yerusalem (Kis 20:13). Asos
merupakan kota dari Misia, di provinsi Romawi
Asia, dibangun diatas hamparan batu yang
tingginya 250 m. menurut strobe kubu pertahanan
kota Asos baik sekali, dihubungkan dengan
pelabuhannya melalui tangga yang panjang.
Pelabuhan ini, darimana Paulus berlayar, kini telah
diisi dan ditutupi dengan tamantaman. Pelabuhan
modern ada disebelahnya, diloindungi dengan
tembok laut buatan.
Troas
Troas adalah sebuah kota pelabuhan utama
di bagian barat laut Asia Kecil.pada tempat ini,
Paulus berangkat ketika mengunjungi Makedonia
untuk pertama kalinya, dan ke sanalah ia
belakangan kembali dari waktu ke waktu. Kota ini
letaknya sekitar 30 km di sebelah selatan Sel.
Helespontus (Dardanela) dan sekitar 25 km di
sebelah selatan tempat yang secara turun-temurun
dianggap sebagai lokasi Troya kuno. Kata Yunani
yang diterjemahkan menjadi “Troas” digunakan
juga untuk Troad, wilayah di Misia yang ada di
sekitar Troya. Troas, lengkapnya Alexandria Troas
("Alexandria di tanah Troad", modern bahasa
Turki: Eski Stambul) adalah sebuah kota kuno
berbudaya Yunani yang terletak di tepi Laut Aegea
dekat ujung paling utara pantai barat Turki, sedikit
di selatan Tenedos (kota modern Bozcaada).
Sekarang terletak di provinsi Turki modern
Çanakkale. Area kota ini diperkirakan 400 hektare
(1000 ekar). Sejumlah bangunan yang masih ada
sekarang ini adalah tempat mandi, sebuah odeon,
sebuah teater dan kompleks gimnasium.
Kota Troas mula-mula dibangun pada
pengujung abad keempat SM oleh Antigonus, salah
seorang jenderal Aleksander Agung. Pada tahun
133 SM, kota itu dikuasai Roma, dan setelah itu
wilayah Misia menjadi bagian Asia, sebuah
provinsi Romawi. Julius Caesar pernah
9
mempertimbangkan untuk memindahkan pusat
pemerintahan Romawi ke Troas. Kaisar Agustus
pun menyukai kota itu dan menjadikannya sebuah
colonia, yang independen dari gubernur provinsi
Asia, dan membebaskan warganya dari pajak tanah
maupun pajak kepala.
Dalam perjalanan Paulus yang kedua,
mungkin pada musim semi tahun 50 M setelah
melintasi Frigia dan Galatia. Paulus bermaksud
pergi ke Asia ke daerah sekitar Efesus, tetapi
karena dicegah oleh Roh Kudus, ia berbalik ke arah
utara dan melintasi daerah tanah Frigia dan Galatia.
“Roh Kudus tidak mengizinkan mereka” pergi ke
Bitinia, (Kis 16:6-8). Paulus tidak mengatakan
bagaimana cara Roh Kudus bekerja, melalui doa
dan nubuat misalnya. Karena rencana misi
pewartaan injil di provinsi Asia dan Bitinia telah
dicegah oleh Roh Kudus, Paulus dan rekan-
rekannya menuju Misia dan kemudian kelompok itu
berjalan menuju Troas, kira-kira 13 mil dari tempat
bersejarah: Troya.5 Di daerah ini Paulus dan rekan-
rekannya mungkin tidak mewartakan injil, jika kita
menghubungkan larangan Roh Kudus untuk
bermisi di Asia dengan seluruh kota di provinsi
Asia. Tetapi, jika Paulus dan rekan-rekannya hanya
dilarang untuk melakukan karya misi pewartaan
injil di ibu kota provinsi Asia, Efesus, maka mereka
mungkin telah mewartakan injil di kota-kota yang
mereka lalui.6
Di Troas ini, Paulus mendapat penglihatan
yang tidak lazim, seorang pria memanggil dia,
“Menyeberanglah kemari dan tolonglah kami!”
(Kis. 16:9). Langsung disimpulkan bahwa “Allah
telah memanggil kami untuk menyatakan kabar
baik kepada mereka”. Ungkapan kami, kata diri
jamak, bukannya “ia” atau “mereka”, kata diri
ketiga. Beberapa pakar berpendapat bahwa dalam
cerita-cerita Yunani kuno yang mengisahkan
perjalanan laut, digunakan “kami” untuk lebih
menghidupkan cerita. Menurut mereka kata tersebut
tidak perlu berarti bahwa pengarang ikut serta di
dalam perjalanan tersebut. 7 Namun, variasi dalam
penggunaan kata “kami” atau mereka” dalam
beberapa kisah, meskipun mungkin diilhami oleh
5
Lembaga Biblika Indonesia, Tafsir Perjanjian
Baru 5: Kisah Para Rasul, (Yogyakarta:
Kanisius, 1981), hlm. 108.
6 8
Lembaga Biblika Indonesia, Tafsir Perjanjian
Baru 5…, hlm. 108.
7 9
Dianne Bergant dan Robert J. Karris, (ed.),
Tafsir Perjanjian Baru, (Yogyakarta: Kanisius, 2002),
hlm. 236.
kebiasaan tersebut, penggunaannya harus
ddisesuaikan dengan tujuan penulis. Kata “kami” di
ayat ini (dan di ayat-ayat selanjutnya) pasti
menunjukkan bahwa di Troas inilah, Lukas
bergabung dengan rombongan Paulus untuk
pertama kalinya dan berlayar bersama mereka
menyeberangi L. Aegea ke Neapolis. (Kis 16:9-12).
Dari penglihatan ini ia dan rekanrekannya
menyimpulkan bahwa Allah memanggil mereka
untuk mewartakan injil di Makedonia. Di sini
penglihatan dilihat sebagai sarana yang dipakai oleh
Allah untuk menyampaikan pesan dan kehendak-
Nya. Dengan demikian, misi pewartaan injil di
Makedonia bukanlah keinginan Paulus dan rekan-
rekannya tetapi kehendak Allah sendiri.8
Filipi9
Nama kota ini berasal dari Filipus, Raja
Makedonia, yang merebutnya dari orang Tasos
(suatu suku bangsa di Yunani Utara tahun 300 SM).
Kemudian ia memperluas kota itu dan
memperkuatnya menjadi benteng untuk melindungi
perbatasannya terhadap serangan-serangan orang
Tasos. Pada saat ini penambangan emas
berkembang, dan mata uang emas ditempa dengan
memakai nama Filipus dan mendapat pengakuan
umum. Sesudah pertempuran di Pidna pada tahun
168 SM, kota itu dimasukkan oleh Roma ke dalam
wilayahnya; dan tatkala Makedonia terbagi menjadi
4 bagian demi tujuan pemerintahan, kota Filipi
termasuk ke dalam daerah pertama dari keempat
daerah tersebut.
Pada tahun 42 SM terjadi pertempuran yang
termasyur di Filipi. Pertempuran itu terjadi antara
Antonius dan Oktavianus melawan Brutus dan
Kasius. Sesudah saat ini kota itu diperluas,
barangkali datangnya koloni (penghuni baru yang
terdiri dari veteran); gelar Colonia Iulia disaksikan
dalam inskripsi bertarikh saat ini. Kedudukan
terhormat ini tambah meningkat lagi sesudah
pertempuran di Aktium pada tahun 31 SM. Pada
pertempuran itu tentara Antonius dan Kleopatra
dimusnahkan oleh
Oktavianus, tatkala ‘kota itu menerima beberapa
pemukim Italia yang telah mendukung
Antonius, dank arena itu terpaksa menyerahkan
tanah mereka kepada pensiunan tentara
Dianne Bergant dan Robert J. Karris, (ed.),
Tafsir Perjanjian Baru…, hlm. 237.
Ensiklopedi Alkitab Masa Kini: Jilid A-L.
(Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF, 1994),
hlm. 306.
10
Oktavianus’. Maka kota itu mendapat gelar
terhormat dari Oktavianus yakni Col(onia) Iul(ia)
Aug(usta) Phili(pensis), yang dapat dilihat pada
mata uangnya. Dari semua hak istimewa yang
diberikan dengan gelar ini, ‘hukum Italia (ius
Italicum)-lah yang paling berharga. Artinya para
pemukim menikmati hak-hak biasa dan hak-hak
istimewa yang sama, seakan-akan tanah mereka
merupakan sebagian dari tanah Italia. Rasa
kebangsaaan warga kota Filipi ialah ciri utama
dalam Kisah Para Rasul, dan Nampak kembali
dalam singgungan-singgungan yang dibuat rasul
Paulys dalam surat kepada Filipi. Sesudah Rasul
Paulus mengunjungi kota itu pada pertama kalinya
untuk memberitakan Injil yang kemudian ia
ditahan, lalu dilepaskan, hubungan selanjutnya
dengan kota itu disumoulkan dari keterangan-
keterangan dalam Kis 20:1-6; 1Tim 1:3.
Jemaat Filipi didirikan Paulus sekitar tahun
49-50. Jemaat di Filipi terdiri dari orang-orang
Kristen bukan Yahudi (Kisah Para Rasul 16:33b),
orang -orang Yahudi yang sudah menjadi Kristen
(Kisah Para Rasul 16:13) dan disebutkan pula
orang-orang yang takut akan Tuhan (Kisah Para
Rasul 16:14). Hubungan Paulus dengan jemaat ini
terjalin dengan baik bahkan jemaat Filipi
menyatakan kesediaan mereka untuk memberikan
dukungan finansial terhadap pelayanan Paulus
melalui perantaraan Epafroditus. Namun, di dalam
kehidupan berjemaat di Filipi rupanya ada
sekelompok orang yang menentang Paulus seperti
tertulis dalam Filipi 1:27-30; 2:21. Paulus
menyatakan kritikannya kepada orang-orang ini
secara tajam dalam Filipi 3:2. Cukup banyak wanita
menjadi anggota jemaat di Filipi. Di antara mereka
adalah Sintikhe dan Euodia yang seringkali tidak
sehati dan sepikiran dalam pelayanannya.10
Tesalonika
Dari Filipi melalui Amfipolis dan Apolonia,
Paulus melanjutkan perjalanan misi ke Tesalonika,
tempat kediaman prokonsul Roma, bersama dengan
rekan misionarisnya. Kisah misi di Tesalonika
diceritakan secara singkat oleh Lukas dalam Kis.
17:1-9. Tesalonika merupakan kota niaga Yunani
utara (Kini disebut Saloniki). Tesalonika adalah ibu
kota distrik kedua di Makedonia, sebuah provinsi di
kekaisaran Romawi. Kota ini disebut sebagai kota
perdaganangan. Kota ini didirikan pada tanun 315
10
https://id.wikipedia.org/wiki/Surat_Paulus_kepada_Jema
at_di_Filipi
SM oleh raja Cassander (Kasandros) di dekat lokasi
kota kuno Therma. Namanya diambil dari nama
permaisurinya (Saudari dari Iskandar Agung),
Tesalonika. Sewaktu Roma berkuasa, kota ini
mengalami kejayaannya. Setealah pertempuran di
Filipi (42 SM), Antomius Markus melawan Kaisar
Agustus. Tesalonika berjarak kira-kira 120 km dari
Filipi dari filifi Paulus dan Silas menuju ke sebelah
barat daya dan mengikuti jalan
Egnatia. Jalan ini dilapis dengan batu-batu besar,
menghubungkan Binzantium (Istambul) melintasi
makedonia dengan Dyrrachim yang terletak di
pantai laut Adriatik dan dari siru merupakan
hubungan dengan Roma. Amfipolis, yaitu kota
distrik ini, kemudian Apolonia.
Tesalonika menjadi kota bebas (Kis
17:6,8). Karena terletak pada jalan perdagangan
utama, Eganatia, Tesalonika berkembang manjadi
kota yang makmur. Dalam perjalanan misi kedua,
Paulus datang ke Tesalonika. Paulus mendapat
tantangan saat ia memberitakan injil. Sedangkan
orang-orang Yahudi berhasil mendirikan jemaat
yaitu jemaat di Tesalonika. Atas desakan orang-
orang Yahudi ia terpaksa meninggalkan kota itu
(Kis 13:51-52); Kis 17:1-9). Pada abad ke-10,
Tesalonika kemudian ditaklukan oleh bangsa
Saracens, dua abad kemudian di caplok bangsa
Normandia. Namun pada abad ke-13 direbut
lembali oleh kekaisaran Romawi Timur,
Bynzantium. Kekaisaran ini membangun berbagai
gereja yang masih berdiri hingga saat ini. Paulus
merupakan pendiri Jemaat di Tesalonika khususnya
setelah ia meninggalkan Filipi. Bebrapa lama
kemudian orang-orang Yahudi iri terhadap Paulus
untuk memberitakan ajaran Kristen kepada orang-
orang non-Yahudi telah menunjukkan minat
terhadap agama Yahudi. Paulus menulis suratnya
kepada jemaat di Tesalonika dengan tujuan untuk
memberi dorongan ketangguhan kepada jemaat-
jemaat di Tesalonika pada masa itu, setelah
memberitakan semua Paulus menjawab pertanyaan-
pertanyaan mereka tentang kembalinya Kristus
datang ke dunia.
Tesalonika di kunjungi Paulus pada
perjalanan misinya yang kedua (k.l tahun 50 ses.
M.) dan ketiga (k.l. 55 ses. M). Ia terpaksa
meninggalkan kota ini dengan tergesagesa, kerena
hidupnya terancam (Kis 17). Di Tesalonika
sebagaimana biasanya ia pertama-tama menemukan
rumah ibadat orang-orang Yahudi. Ia
11
membicarakan suatu bagan tertentu, sebagaimana
dilakukan di rumah ibadah manapun. Paulus
memberitakan Yesus Kristus dan kebangkitanNya
dan menunjukkan bagaimana di dalam diri Yesus
nubuat itu digenapi. Paulus menjumpai orang-rang
Yahudi di lapangan mereka sendiri di dalam Kitab-
kitab Suci. Dengan cara demikian ia bekerja tiga
minggu lamanya di dalam rumah ibadah. Paulus
dan Silas harus mempergunakan waktu sisa untuk
bekerja mencari nafkah dengan bertukang (2 Tes
3:8). Paulus pertama-tama berkhotbah kepada
orang-orang Yahudi. Tiga hari sabat berturut-turut
dengan mereka ia membicarakan Perjanjian Lama,
sambil menunjukkan bahwa Mesias harus
menderita dan bangkit dari antara orang mati; inilah
yang terjadi pada Yesus, dan karena itu Ia
sesungguhnya Kristus. Khotbah Paulus berhasil.
Beberapa orang Yahudi menjadi percaya;
menegenai kelompok orang Yunani dan beberapa
orang (Kornelius dan Lidia) telah menyembah
Allah yang benar dan tunggal, sedangkan yang lain
masih menyembah berhala.
Perempuan-perempuan terkemuka juga menerima
firman Tuhan, dan menjadi bagian yang penting
dari gereja di Makedonia. Keberhasilan yang di
alami Paulus menimbulkan rasa iri hati dan
perlawanan. Suatu gerombolan yang terdiri dari
para petualangan di pasar terbentuk, dan serangan
di arahkan langsung ke rumah Yason (nama Yunani
Yosua atau Yesus), yang di andaikan telah menjadi
pengikut Paulus dan memberikan penginapan
kepada para rasul. Namun pada waktu itu Paulus
tidak ada di tempat. Yason dan saudara-saudara di
seret ke kota dan dituduh telah membuat kekacauan
di kota. Akhirnya Paulus tidak dapat lagi lebih lama
tinggal di kota itu dan pergi ke Berea yang jauhnya
kira-kira 50 mil sebelah selatan Tesalonika.
Berea
Setelah mereka meninggalkan kota Tesalonika
secara terburu-buru, Paulus dan
Silas tiba di Berea. Kisah melukiskan karya misi
pewartaan injil Paulus di Berea dalam
Kis. 17:10-14. Seperti biasanya, Paulus pertama-
tama pergi ke rumah ibadat orang Yahudi,
sinagoga. Lukas menceritakan bahwa orang-orang
Yahudi Berea lebih siap mendengarkan pewartaan
Paulus dan rekan-rekan misionarisnya tentang
Yesus Kristus sebagai Mesias daripada orang-orang
Yahudi di Tesalonika. Mereka menerimanya
dengan segala kerelaan hati dan setiap hari mereka
menyelidiki Kitab Suci untuk mengetahui apakah
hal-hal yang dikatakan Paulus dan Silas itu benar
atau tidak. Lukas mencatat keberhasilan misi
pewartaan injil di Berea.
Ada banyak orang Yahudi yang menjadi
percaya dan tidak sedikit di antaranya adalah orang
Yunani yang terkemuka, baik perempuan maupun
laki-laki. Keberhasilan ini memperlihatkan gereja
ketiga di Makedonia dibangun berkat perwartaan
Paulus dan rekan misionarisnya. Namun, orang-
orang Yahudi Tesalonika yang telah menentang
pewartaan Paulus dan rekan-rekan misionarisnya
datang juga ke Berea untuk menghasut orang di
sana. Kedatangan mereka ini memperlihatkan
adanya kontak yang baik antara orang Tesalonika
dan Berea. Ketika mendengar bahwa Paulus dan
rekan misionaris telah mewartakan injil di Berea,
mereka mengirim utusan untuk menghasut dan
mengelisahkan hati orang banyak di kota Berea dan
berharap bahwa Paulus dan rekanrekan
misionarisnya dituduh sebagai penyebab kekacauan
dan para pembesar kota mengambil suatu tindakan
keras. Niat jahat utusan-utusan Yahudi Tesalonika
terbaca oleh orang-orang kristiani di Berea yang
baru saja bertobat. Dengan cepat mereka meminta
Paulus segera berangkat menuju ke Pidna,
pelabuhan Berea, sementara Silas dan Timotius
tetap tinggal di Berea. Paulus ditemani oleh
beberapa anggota gereja Berea berlayar dengan
perahu ke Atena (Kis. 17:14-15).
Athena11
Dalam Kis 17:15-34; 1Tes 3:1, Atena
menerima status sebagai civitas feoderata, setelah
ditaklukkan oleh Roma. Atena tidak lagi dikuasai
oleh gubernur provinsi Akhaya. Selain itu, kota
Atena tidak lagi membayar pajak, terlebih kota
Atena mempunyai otonomi di bidang pengadilan
intern. Filo dari Aleksandria mengatakan bahwa
orang Atena adalah orang yang paling tajam
otaknya diantara orang Yunani.12 Kota Atena
terkenal dengan kuil-kuil, patung-patung dan tugu-
tugunya. Karena Kota ini dipersembahkan kepada
dewi Atena. Untuk memuji dewi tersebut,
didirikanlah Partenon13. Ketika Paulus tiba di kota
11
Lembaga Biblika Indonesia, Tafsir Perjanjian
Baru 5…, hlm. 115-117.
12
J. D. Douglas, Ensiklopedia Alkitab Masa
Kini …, hlm. 418-419.
13
Partenon berasal dari bahasa Yunani yang
berarti “Perawan”.
12
tersebut, Paulus merasa sedih karena penyembahan
berhala yang tersebar dimana-mana.
Di kota ini, Paulus mengajar orang-orang
Yahudi dalam rumah ibadat dan di pasar untuk
orang-orang yang mau mendengarkannya saja. Ia
berbicara dengan golongan Epikurus, yakni orang-
orang yang menyamakan tujuan hidupnya dengan
mengejar kepuasan dan dengan golongan Stoa,
yakni orang-orang yang menganggap manusia
sebagai bagian dari Allah. Jadi orang-orang dari
golongan Stoa akan memperlihatkan karya atau
penyelenggaraan Ilahi dalam segala
tindakannya.Ketika Paulus mengajarkan kepada
orang di Atena tentang kebangkitan Yesus, orang-
orang di Atena menggolongkan Paulus sebagai
pewarta dewa-dewa asing. Maka mereka membawa
Paulus ke hadapan sidang Areopagus. Di sidang itu,
Paulus menggunakan kesempatan untuk
mempergunakan pendekatan filosofis dan mengutip
pembicaraan-pembicaraan pujangga-pujangga
Yunani sebagai dasar pembicaraannya. Selain itu,
disidang itu juga, Paulus melakukan pendekatan
psikologi dengan terlebih dahulu memperoleh
simpati dari para pendengarnya (Bdk. Kis 17:22-
23). Orang-orang Atena yang mendengar Paulus
mengajar tentang kebangkitan orang mati,
mengejeknya dengan berkata “lain kali saja kami
akan mendengarkan engkau berbicara tentang hal
itu.” (Kis 17:32). Lalu Paulus pergi meninggalkan
mereka. Meskipun demikian, ada beberapa orang
yang mengikutinya. Diantara orang-orang itu ialah
Dionisius, anggota Majelis Areopagus, dan seorang
perempuan bernama Damaris, dan orang-orang
yang bersama dengan mereka. (Kis 17: 34).
Rasul Paulus di Korintus14
Dari Atena, Paulus pergi ke Korintus. Kota
Korintus, yang terkenal dengan kebejatan
moralnya, dibangun oleh kaisar Yulius pada tahun
44 sM. Letak kota Korintus tepat dibagian barat
daya, yang mempersatukan bagian utara dan selatan
propinsi Akhaya, sehingga menjadi ibu kota
Akhaya. Kota Korintus juga menjadi pusat
perdagangan yang paling berkembang. Selain itu,
kota itu juga menjadi tempat industry, khususnya
industry keramik.15 Di Korintus, Paulus bertemu
dengan Akwila dan isterinya Priskila. Keduanya
baru datang ke Roma, karena Kaisar Klaudius telah
14
Lembaga Biblika Indonesia, Tafsir Perjanjian
Baru 5…, hlm. 118-120.
15
J. D. Douglas, Ensiklopedia Alkitab Masa
Kini …, hlm. 581.
mengusir semua orang Yahudi ke luar kota itu.
Bersama merekalah, Paulus tinggal sambil
menjalankan pekerjaan yang mereka kerjakan,
yakni membuat kemah. Pada hari Sabat, ia
berkhotbah mengenai Kristus di dalam rumah
ibadat. Peristiwa ini disaksikan oleh Silas dan
Timotius yang datang dari Makedonia. Akan tetapi,
khotbah Paulus kurang berhasil.
Pada suatu kali, ketika orang-orang Yahudi
menghojat Yesus sebagai Mesias dan Tuhan Paulus
mengebaskan debu dari kakinya, tanda bahwa ia
tidak setuju. Lalu ia pergi ke bangsa-bangsa lain. Ia
mengadakan pertemuan di rumah Titus Yustus,
seorang Roma yang rajin beribadah kepada Tuhan.
Tetangganya pun, Krispus, kepala rumah ibadat,
memiliki sikap yang sama dengan Titus. Titus
dibaptis oleh Paulus sendiri. Disini, banyak orang
yang percaya kepada Tuhan, yang memberikan
penghiburan kepada Paulus dari kegagalannya di
kota Atena. Di tambah lagi dengan penampakan
Tuhan kepada-Nya. Ketika pengajaran Paulus
mencapai hasil disana, orang-orang Yahudi jengkel,
dan menyeret Paulus ke pengadilan. Mereka
memiliki pendirian bahwa agama Yahudi diijinkan
menurut hokum Roma, sedangkan agama yang
diwartakan dan dianut oleh Paulus berbeda,
sehingga dilarang. Akan tetapi Galio, Saudara dari
Senaka, yang menjadi gubernur di Akhaya pada
saat itu, yang sebenarnya tidak mau ikut campur
dengan masalah yang ada, mengembalikan
persoalan itu kepada para penuduh dan mengusir
mereka keluar dari pengadilan. Paulus tinggal
beberapa waktu di Korintus. Ketika jemaat di situ
sudah kokoh berdiri, ia mulai lagi perjalanan
pulangnya menuju Antiokia
Efesus
Efesus adalah sebuah kota Yunani kuno,
dan kemudian menjadi besar sebagai kota Romawi.
Terletak di pantai barat Asia, dekat Selçuk provinsi
Izmir di Turki . Lokasi ini dulunya merupakan
salah satu dari dua belas kota dari Liga Ionia selama
era Yunani Klasik. Pada periode Romawi, Efesus
memiliki populasi lebih dari 250.000 di abad ke-1
SM, merupakan salah satu kota terbesar di dunia
Mediterania. Dulunya Efesus merupakan kota yang
berkembang dan menjadi kota perdagangan yang
kaya dan bernilai budaya tinggi. Surat Efesus ditulis
oleh Paulus kepada Jemaat di Efesus dari penjara di
Roma sekitar tahun 60-61. Surat ini adalah yang
pertama dari “surat penjara” lainnya, yaitu surat
13
Filipi, Kolose dan Filemon. Surat Filipi diantarkan
oleh Epafroditus, yang dikirim pulang oleh Paulus
sesudah pulih dari penyakitnya (Fil. 2:25-30).
Kemudian, Tikhikus bersama Onesimus
mengantarkan Surat Kolose, Surat Filemon
(Kol 4:7-9), dan juga Surat Efesus (Efesus 6:21-
22).17
Jemaat Efesus adalah jemaat yang dirintis
oleh Rasul Paulus. Paulus tiba di Efesus dalam
perjalanan yang kedua, lalu bertemu dengan dua
belas orang murid yang sebelumnya sudah dilayani
oleh Apolos namun sayangnya hanya paham
tentang pertobatan dan baptisan Yohanes. Mereka
belum menerima baptisan air secara Perjanjian
Baru, yaitu baptisan air dalam nama Tuhan Yesus
Kristus, serta belum menerima baptisan Roh Kudus.
Paulus pun mengajar dan membaptiskan mereka.
Kemudian, jemaat Efesus didirikan oleh Rasul
Paulus dan dilayaninya selama hampir tiga tahun
(Kis 19:10; Kis 20:31). Selama tiga bulan Paulus
mengajar di sinagoga, tetapi sesudah dianiaya ia
pindah ke rumah Tiranus di mana ia mengajar
setiap hari selama dua tahun. (Kis 19:8-10). Dalam
kurun waktu itulah, seluruh Asia mendengar berita
Injil.
Orang Yahudi di sinagoga Efesus
menerima pewartaan Paulus dengan baik. Mereka
memintanya untuk tinggal lebih lama bersama
dengan mereka. Namun, ia menolaknya karena ia
memiliki rencana lain dan berjanji untuk kembali
lagi jika Allah menghendakinya. Ia kemudian
bertolak dari Efesus menuju Antiokhia melalui
Kaisarea. Setelah naik ke darat dan memberi salam
kepada jemaat di Yerusalem, ia berangkat ke
Antiokhia di Siria, tempat ia memulai perjalanan
misinya yang kedua (Kis. 15:35-41). Tujuannya
adalah meneguhkan hati semua murid yang baru
saja bertobat dan percaya kepada Allah melalui
Yesus Kristus (Kis. 18:23; bdk. Kis. 14:21-23).
13. Kaisarea18
Kota Kaisarea
Kaisarea merupakan kota yang indah. Kota
ini dibangun di tempat menara Strato oleh Herodes
Agung. Berada di pantai Laut Tengah, 40 KM di
sebelah selatan Gunung Karmel dan 100 KM di
sebelah barat laut Yerusalem. Nama Kaisarea
dipilih sebagai penghormatan terhadap kaisar
Roma, Agustus. Kota ini menjadi ibu kota Yudea,
dan berada di bawah pimpinan pemerintahan
Romawi, sehingga kota ini pun menjadi tempat
tinggal para raja dan wangsa Herodes serta para
wali negeri Roma.
Di kota Kaisarea, Paulus juga beberapa kali
berada di kota ini, ia tinggal beberapa hari di rumah
Filipus, pemberita Injil itu yaitu satu dari ketujuh
orang yang dipilih di Yerusalem (lih. Kis 21:8) dan
kemudian dipenjarakan selama 2 tahun sebelum
dikirim ke Roma. Kota Kaisarea dijadikan Paulus
sebagai tempat pendaratannya ketika ia kembali
dari perjalanannya yg kedua dan ketiga
memberitakan Injil (Kis 18:22; 21:8).
17
Neal M. Flanagal, New Testament
Reading Guide, The Acts of the Apostles,
diterjemahkan dalam Buku Tafsir Perjanjian Baru:
Kisah Para Rasul, (Yogyakarta: Kanisius, 1987),
hlm. 106. 18 J. D. Douglas, Ensiklopedia Alkitab
Masa Kini …, hlm. 493-494.
Keputusan Paulus yg amat penting, yaitu untuk
mengunjungi Yerusalem, dibuat juga di sini (Kis
21:13) dan ke Kaisarealah ia dikirim oleh Feliks
untuk diadili (Kis 23:23-33), sebelum ia dipenjara
kan selama 2 tshun. Paulus mengemukakan
pembelaannya yg termasyhur di hadapan Festus dan
Agripa di Kaisarea, dan berlayar dari sana dengan
dibelenggu ketika ia dikirim oleh Festus ke Roma
demi naik bandingnya sendiri.
“Tempat-tempat yang Dilalui Rasul Paulus
dalam Perjalanannya yang Ketiga”
Rute yang dilalui Paulus dalam perjalanan ketiga
ini secara berurutan ialah sebagai berikut:
Antiokhia (Syria) > Tarsus > Derbe > Listra >
Ikonium > Efesus > Neapolis > Filipi > Amfipolis
> Apolonia > Tesalonika > Berea > Piraeus >
Athena > Korintus > Kengkrea > (Kembali ke
Neapolis) > Troas > Assos > Metilene > Khios >
Samos > Miletus > Kos > Knidus > Rodos >
Patara > Pafos > Tirus > Ptolemais > Kaisarea >
Yerusalem
A. Antiokia, Tarsus, Derbe
1. Kota Antiokhia
Ada dua kota yang bernama sama, yaitu
Antiokhia, yang dicatat dalam Alkitab. Yang
pertama adalah Antiokhia di daerah Pisidia, dan
yang kedua adalah Antiokhia di daerah Syria. Kota
Antiokhia yang dimaksud dalam tulisan ini adalah
Antiokhia yang terletak di daerah Syria. Kota ini
sering menderita karena didera gempa bumi
berulangkali, tetapi posisinya tetap penting hingga
14
penaklukan bangsa Arab yang memulihkan
Damaskus sebagai kota utama di antara kota-kota di
Syria. Kini, kota itu bernama Antakiyeh, dan
merupakan sebuah kota miskin dengan beberapa
ribu penduduk saja.16
Di awal sejarah Kekristenan, Antiokhia
merupakan suatu tempat yang istimewa. Di sana
terdapat kelompok-kelompok orang Yahudi yang
sangat besar dan maju yang merupakan lahan subur
bagi pengajaran iman Kristen. Keberadaan
Antiokhia sebagai kota kosmopolitan dapat
memperluas wawasan iman Kristen, yang saat itu
menolak untuk terkurung dalam batas-batas
Yudaisme yang sempit. Nikolaus, seorang yang
dulunya penganut agama Yahudi (proselit) di
Antiokhia adalah salah satu diakon pertama jemaat
Antiokhia (Kis 6:5). Antiokhia merupakan contoh
kekristenan dengan jemaat bukan orang Yahudi
(Gentile Christianity) dan keberhasilan misi
Kristen. Dari keberadaan jemaat di Antiokhialah
maka perjanjian di Yerusalem memutuskan untuk
membebaskan orang-orang Kristen yang bukan
orang Yahudi dari beban hukum dan aturan Yahudi
(Kisah 15).
Antiokhia merupakan kota awal
pemberangkatan perjalanan misi ketiga Paulus
(Kisah 13:1 dst.;15:36 dst.; 18:23), dan ke sanalah
ia kembali dari dua perjalanan misi pertama. Paulus
menjadikan Antiokhia sebagai ‘kantor pusat’
misinya (Kisah 14:26 dst.;18:22). Di sini pulalah
istilah ‘Kristen’ dikenakan sebagai olokan kepada
para pengikut Yesus Kristus (Acts 11:26).
Predikat Jemaat Antiokhia sebagai gereja-induk
(mother church) kekristenan bukan-Yahudi yang
terkenal untuk jangka waktu yang lama. Dari
jemaat ini pulalah muncul tokoh gereja yang
bernama Yohanes Chrisostomus.
2. Tarsus
Pada abad pertama, Tarsus adalah kota
utama dari propinsi di Kilikia di bagian timur Asia
Kecil. Walau letak kota tersebut sekitar 16 km di
pedalaman, Tarsus adalah pelabuhan utama karena
memiliki hubungan ke laut melalui Sungai Cydnus
yang mengalir melintasi kota itu. Tidak jauh ke
arah utara Tarsus, menjulang tinggi Pegunungan
Taurus yang diselimuti salju, yang menghasilkan
kayu gelondongan sebagai penghasilan utama
saudagar Tarsus. Sebuah jalan raya Romawi yang
16
Dianne Bergant (Ed.), Tafsir Alkitab
Perjanjian Baru (Yogyakarta: Kanisius, 2002), hlm.
240-241.
penting menuju ke arah utara sampai ke luar kota
dan melewati jalan sempit di pegunungan yang
dikenal sebagai "Gerbang Kilikia." Banyak
pertempuran militer zaman dahulu terjadi di sana.
Tarsus adalah kota perbatasan, sebuah
tempat di mana timur dan barat bertemu, dan
persimpangan jalur perdagangan yang menuju ke
dua arah baik melintasi darat maupun lautan. Tarsus
memiliki sebuah warisan yang sangat berharga.
Percampuran antara fakta dan legenda membuat
penduduknya sangat bangga akan masa lalu
mereka. Jendral Romawi, Markus Antonius,
memberi status libera civitas (kota merdeka) pada
tahun 42 SM kepada kota tersebut. Karena itu,
meskipun kota ini adalah bagian dari sebuah
propinsi Romawi, ia mempunyai pemerintahan
sendiri, dan tidak berkewajiban untuk membayar
upeti kepada Kekaisaran Romawi. Tradisi-tradisi
demokrasi negara kota Yunani telah lama
ditetapkan pada masa Paulus.
Di kota ini, Saulus muda tumbuh menjadi
dewasa. Di dalam tulisan-tulisannya kemudian, kita
menemukan bayangan dari berbagai penglihatan
dan kejadian sewaktu ia masih kecil di Tarsus.
Sangat berbeda dengan ilustrasi-ilustrasi alam
pedesaan yang dipakai oleh Yesus, metafora dalam
tulisantulisan Paulus bersumber dari kehidupan
perkotaan. Pantulan menyilaukan dari topi baja dan
tombak pasukan Romawi yang terkena sinar
matahari Mediterania adalah pemandangan biasa di
Tarsus ketika Paulus masih seorang bocah.
Kemungkinan, inilah yang menjadi latar belakang
ilustrasinya mengenai peperangan orang Kristen,
ketika ia menegaskan bahwa "senjata kami dalam
perjuangan bukanlah senjata duniawi, melainkan
senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Allah,
yang sanggup untuk meruntuhkan benteng-benteng"
(2 Kor. 10:4)
3. Derbe
Suatu kota di daerah Likaonia yg terletak di
wilayah Galatia yg dikuasai orang Roma (Kis
14:6 ). Itulah tempat paling di ujung timur yg
dikunjungi Paulus dan Barnabas, tatkala mereka
mendirikan gereja-gereja di Galatia selatan.
(Seandainya mereka terus pergi lebih jauh lagi ke
arah timur, mereka akan sampai di luar batas
propinsi Roma, dan memasuki daerah kerajaan
Antiokhus, yg di luar kawasan Roma.) Kota ini
dikunjungi oleh Paulus dan Silas waktu perjalanan
mereka ke arah barat melalui Asia Kecil (Kis 16:1).
15
Gayus, teman seperjalanan Paulus berasal dari
Derbe (Kis 20:4; menurut Naskah Barat dia berasal
dari Doberus di Makedonia).
Tempat kota Derbe telah ditentukan pada
tahun 1956 oleh M Ballance di Kerti Huyuk, 20 km
sebelah timur laut Karaman (Laranda), 100 km dari
Listra. Pada thn 1964 Ballance mencoba lagi
menentukan tempat Derbe itu secara lebih persis,
pada Devri Sehri, 4 km di timur arah selatan dari
Kerti Huyuk. Barangkali Derbe terletak di luar
batas kerajaan Romawi di daerah kerajaan taklukan
Komagene.
Kota Derbe di Asia Kecil bagian timur,
bersama dengan Ikonium dan Listra, terletak di
bagian selatan provinsi Romawi Galatia. Penduduk
Derbe berbicara dengan bahasa yang berbeda dari
yang berlokasi di utara Ikonium. Lokasi Derby di
bagian paling timur provinsi membuatnya menjadi
kota terakhir, di jalan yang menuju ke timur, yang
berada dalam wilayah khas Romawi. Perdagangan
dan perdagangan memasuki kota dan pergi ke barat
diminta untuk membayar biaya bea cukai Romawi.
Rasul Paulus mengunjungi Derbe selama perjalanan
misionarisnya yang pertama, kedua dan ketiga. Itu
adalah salah satu dari empat kota di bagian timur
Asia Kecil (tidak termasuk kota kelahirannya di
Tarsus) yang ia kunjungi setidaknya tiga kali
selama pelayanannya. Derbe juga merupakan
kampung halaman dari seorang pria bernama
Gayus, yang merupakan salah satu dari beberapa
orang yang menemaninya di paruh terakhir
perjalanan ketiganya (Kis 20: 4). Di sini ia
memberitakan injil kepada jemaat non Yahudi.
B. Listra, Ikonium, Efesus
4. Listra
Suatu kota yang tidak penting di dataran
tinggi Likaonia, dipilih oleh Agustus sebagai salah
satu tempat bagi koloni Romawi, yang
dimaksudkan untuk konsolidasi propinsi Galatia
yang baru dibentuk. Letaknya yang begitu jauh dan
dekatnya dengan wilayah pegunungan selatan yang
belum stabil menunjuk pada unsur pertahanan.
Pendapat ini didukung oleh adanya pemukiman
berbahasa Latin dan yang telah meninggalkan
banyak sisa tulisan.
Keamanan dari daerah seperti itulah yang
mungkin menarik Paulus dan Barnabas, saat
mereka harus segera menarik diri dari Ikonium (Kis
14:6). Jika demikian, para rasul sendiri berusaha
menginsyafkan orang banyak supaya menyadari
kesalahan itu, diubah oleh para penghasut menjadi
permusuhan drastis, yang menggerakkan dukungan
resmi bagi tindakan melempari Paulus dengan batu
(ay 19).17
5. Ikonium
Kota di Asia kecil, disebut dalam Kis
13:15;14 dan 2 Tim 3:11 sebagai tempat peristiwa
kesengsaraan Paulus, dan dalam Kis 16:2 sebagai
tempat dimana Timotius diangkat menjadi teman
seperjalanan Paulus. Kota ini berdiri dipinggiran
dataran tinggi, daerahnya diari dengan baik,
hasilnya banyak dan makmur. Ikonium ini
dimasukkan kedalam kerajaan Galatia, dan tidak
lama kemudian kedalam propinsi Romawi Galatia.
Ikonium adalah tempat dimana terjadi cerita
apokrifa Paulus danTekla, yang dimuat dalam kisah
Paulus yang panjang itu.18
6. Efesus
Perjalanan dan tibanya Paulus di Efesus
adalah perjalanan yang dikatakan gilang-gemilang.
Sebuah tempat pelayanan yang menghasilkan
banyak buah. Ia memuridkan banyak orang yang
baru percaya dan menikmati suatu pelayanan yang
lama. Selama kurang lebih dua tahun ia berada di
antara orang-orang Efesus, mengajarkan kebenaran,
mengadakan mujizat-mujizat, memerangi musuh,
dan menuntun banyak orang non-Yahudi kepada
Kristus. Sementara berada di Efesus, Paulus
menulis surat 1 Korintus.19
C. Neapolis, Filipi, Amfipolis
7. Neopolis
Neapolis adalah sebuah kota Yunani kuno
yang terletak di Edonis , sebuah wilayah Thrace
kuno dan kemudian dari Makedonia . Situs ini
terletak di dekat Kavala modern. Neapolis didirikan
oleh penjajah dari Thasos, mungkin sekitar
pertengahan abad ke-7 SM. Neapolis adalah
anggota liga Delian dan memasuki daftar upeti
Athena pada 454 SM pertama dengan toponim dan
443 SM dengan nama kota-etnis. Mencatat total
empat belas kali dari 454 hingga 429 SM, ia
membayar upeti 1.000 drachma per tahun. Ia
merdeka dari Thasos karena bea cukai dikumpulkan
di pelabuhannya sendiri. Pada satu titik, harta
Neapolitans di Thasos disita oleh oligarki terkait
17
Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid A-L,
649.
18
Ensiklopedi Alkitab Masa Kini, Jilid A-L,
hlm. 418-419.
19
Charles R. Scvindoll, Paulus (Jakarta: Nafiri
Gabriel, 2004), hlm. 258-259.
16
dengan situasi sebelum 463 SM ketika peraia
Thasian dilepaskan dari Thasos. Terlepas dari
pembelotan Thasos dari liga
Delian pada 411 SM, Neapolis tetap setia,
menyebabkan para oligarki Neapolitan melarikan
diri ke Thasos dan menyita properti mereka.
Neapolis dikepung oleh orang Thasia tidak berhasil,
menyebabkan orang Athena memuji mereka karena
kesetiaan mereka dan karena berpartisipasi dalam
pengepungan Thasos sendiri pada 410 atau 409 SM.
Sekitar 350 SM, Philip II dari Makedonia
mengambil Neapolis dan menggunakannya sebagai
pelabuhan Filipi . Pada Pertempuran Filipi pada 42
SM, pelabuhan itu digunakan sebagai markas oleh
para pemimpin Republik Brutus dan Cassius . Itu
tetap penting sebagai stasiun di Via Egnatia melalui
periode Kekaisaran dan Kristen awal. Paulus
mendarat di sini ketika dia berlayar dari Troas
untuk memulai pekerjaan misionarisnya di Eropa
(Kis 9-11). Kota itu terletak di sebuah teluk, yang
menyediakan tempat berlabuh yang sangat baik,
hampir di seberang pulau Thasos, dan berjarak
sekitar sembilan mil dari Filipi.
Dengan kapal dari Troas, Paulus tiba di
kota pelabuhan Filipi yang bernama Neapolis, dan
mengadakan perjalanan sekitar 15 km ke arah barat
laut melalui Via Egnatia, atau Jalan Egnatia, yakni
jalan raya perdagangan dan militer dari Asia ke
Roma, yang melewati sebuah celah gunung kira-
kira 500 m di atas permukaan laut lalu menurun ke
Dataran Filipi. Jadi dapat disimpilkan bahwa
Neapolis hanya menjadi tempat persinggahan
ketika Paulus melakukan perjalanan misinya yang
ketiga.
8. Kota Filipi
Kota Filipi dulunya bernama Krenides.
Kredines dalam bahasa Yunani adalah krene yang
artinya mata air. Kota ini terletak di daerah
pedalaman Yunani tepatnya di Via Egnatia yakni
satu jalan yang menjadi penghubung antara daerah
timur dan barat Romawi. Nama Filipi berasal dari
nama seorang raja Makedonia, Filipus II, yang
melakukan penyerangan antara tahun 360-356 SM
dan berhasil menaklukkan kota ini. Banyak dari
penduduk kota Filipi adalah para budak dan veteran
perang. Penyebabnya, pada tahun 42 SM telah
terjadi peperangan antara Brutus dan Cassius
melawan Antonius dan Augustus yang
dimenangkan Antonius dan Augustus. Perang
terulang kembali pada tahun 31 SM kali ini
Augustus mengalahkan Antonius dan diangkat
menjadi kaisar. Sehingga para pendukung Antonius
itu dibuang ke Filipi.
Jemaat Filipi didirikan Paulus sekitar tahun
49-50. Jemaat di Filipi terdiri dari orang-orang
Kristen bukan Yahudi (Kis 16:33b), orang -orang
Yahudi yang sudah menjadi Kristen (Kis 16:13)
dan disebutkan pula orang-orang yang takut akan
Tuhan (Kis 16:14). Hubungan Paulus dengan
jemaat ini terjalin dengan baik bahkan jemaat Filipi
menyatakan kesediaan mereka untuk memberikan
dukungan finansial terhadap pelayanan Paulus
melalui perantaraan Epafroditus. Namun, di dalam
kehidupan berjemaat di Filipi rupanya ada
sekelompok orang yang menentang Paulus seperti
tertulis dalam Filipi 1:27-30; 2:21. Paulus
menyatakan kritikannya kepada orang-orang ini
secara tajam dalam Filipi 3:2.
Cukup banyak wanita menjadi anggota jemaat di
Filipi. Di antara mereka adalah Sintikhe dan Euodia
yang seringkali tidak sehati dan sepikiran dalam
pelayanannya.
Menurut catatan dalam bagian Perjanjian Baru di
Alkitab Kristen, khususnya dalam Kisah Para
Rasul, pada tahun 49 atau 50 M, rasul Paulus
mengunjungi kota ini. Dalam Kisah Rasul pasal
16 dan surat Paulus kepada jemaat di Filipi, tersirat
bahwa Paulus yang pertama kali mendirikan jemaat
Kristen di sana, bersama-sama Silas, Timotius dan
mungkin juga Lukas (pengarang Kisah Para Rasul.
Kota itu merupakan tempat pertama di mana Injil
diberitakan di tanah Eropa. Selanjutnya Paulus
mengunjungi kota itu lagi dua kali, pada tahun 56
dan 57. Surat Filipi diperkirakan ditulis pada tahun
61-62 diyakini menunjukkan hasil dari pengajaran
yang diberikan oleh Paulus.
Kemakmuran kota ini pada abad ke-5 dan
ke-6 dikatakan berkaitan dengan pelayanan rasul
Paulus. Sebagaimana di kota-kota lain banyak
gedung-gedung gereja dibangun pada masa ini.
Tujuh gereja yang berbeda dibangun di kota Filipi
antara pertengahan abad ke-4 sampai akhir abad ke-
6, beberapa bersaing dalam ukuran dan dekorasi
dengan gedung-gedung paling indah di Tesalonika,
atau bahkan di Konstantinopel. Korelasi rancangan
dan dekorasi arsitektur "Basilica B" dengan Hagia
Sophia serta Saint Irene di Konstantinopel membuat
basilika itu mendapat tempat terhormat dalam
sejarah seni Kristen kuno. Katedral yang
menempati lokasi Basilica of Paul di akhir abad ke-
17
5, dibangun sekitar sebuah gereja berbentuk segi-
delapan (octagonal), yang juga menyaingi gereja-
gereja di Konstantinopel.
Paulus telah membentuk sebuah sidang
yang bagus di Filipi, yang akan selalu ada di
hatinya. Kasih mereka kepada Paulus diperlihatkan
melalui perhatian yang sungguh-sungguh dan
bantuan mereka baginya, bahkan sewaktu ia berada
di tempat lain. (Flp 4:16) Paulus mengunjungi Filipi
lagi pada perjalanan utusan injilnya yang ketiga
dan, mungkin untuk ketiga kalinya, setelah ia
dibebaskan dari pemenjaraan pertama di Roma.
Kota reruntuhan Filipi kini sudah tidak lagi
terlihat kemakmurannya, tetapi telah menjadi bukti
sejarah kegigihan dan pengorbanan Paulus dalam
melayani Tuhan, bahkan di tengah penderitaannya
ia menulis surat kepada jemaat di Filipi dan berkata
“Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati
adalah keuntungan. Tetapi jika aku harus hidup di
dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah.”
(Filipi 1:21-22a). Paulus telah melepaskan haknya
dan lebih memilih untuk menderita besama Kristus.
9. Amfipolis
Sebuah kota di Makedonia, kira-kira 5 km
dari L. Aegea dan pelabuhan Eion. Paulus melewati
kota ini dalam perjalanan utusan injilnya yang
kedua. (Kis 17:1) Kota ini dibangun di atas sebuah
bukit yang pada tiga sisinya (utara, barat, dan
selatan) dikelilingi oleh S. Strymon yang berkelok-
kelok; pastilah kota itu mendapat namanya dari
situasi tersebut. Amfipolis terletak kira-kira 50 km
di sebelah barat barat-daya Filipi, dan karena
terletak di tepi jalan raya Romawi yang terkenal,
Via Egnatia, serta berada di tempat yang strategis
untuk mengawasi jembatan di atas S. Strymon, kota
ini menjadi sangat penting dari segi militer dan
perdagangan.
Kota Amfipolis pada mulanya didirikan
sebagai koloni orang Athena pada abad kelima SM,
dan belakangan dikuasai oleh orang Makedonia.
Setelah itu, Roma mengambil alih dan
menjadikannya kota yang merdeka serta ibu kota
distrik pertama Makedonia. Situs penggalian
arkeologisnya terletak persis di luar desa yang
sekarang juga bernama Amfipolis (Amfipoli).
Amfipolis sebuah kota sekaligus pos militer, di
Jalan Egnasia. Dalam perjalanannya ke Tesalonika,
Paulus melewati kota itu (Kis. 17:1).
D. Apolonia, Tesalonika, Berea
10. Apolonia
Apolonia ( Kis 17:1) adalah sebuah kota di
Makedonia, dinamai menurut dewa matahari,
Yunani. Letaknya di distrik Migdonia, kira-kira 35
km dari Amfilopis dan 45 km dari Tesalonika atau
sekitar sehari perjalanan dari kedua tempat itu. 20
Kota ini tidak terkenal dalam sejarah. Ia merupakan
kerajaan Yunani dan juga wilayah Roma. Paulus
dan Silas melewatinya dalam perjalanan utusan injil
Paulus yang kedua. Kemungkinan besar pada
musim semi atau awal musim panas tahun 50 M.
Makedonia merupakan kawasan Eropa yang paling
awal menerima agama Kristen (Lih. Kis 16:9-
10).21Dalam Kis 16:4-12 Paulus mengunjungi
daerah Makedonia dan menguatkan orang di sana.
Kis 16:9, Penglihatan/visi dari Tuhan tentang
panggilan seorang Makedonia. Paulus segera
menjawabnya sebab keputusan itu sangat penting.
Apabila Paulus berbalik ke arah Timur, pasti
dewasa ini dunia barat akan menerima para pewarta
Injil dari Timur bukan sebaliknya. Penginjilan ke
Eropa dan segala pengaruh Injil pada kebudayaan
Barat bermula pada saat Paulus menanggapi
himbauan ke Makedonia. Paulus dikatakan bahwa
menjelajahi ke seluruh Amfipolis dan Apolonia
sebelum berangkat ke
Tesalonika.22
Setelah bermisi di Makedonia ia pun
berangkat ke Akhaya. Dalam Kis 20:1-6 Paulus
meninggalkan Efesus dan kembali lagi ke
Makedonia untuk mengunjungi para jemaat barunya
di sana. Ia memberitakan Firman Allah di Troas,
kemudian meneruskan perjalanannya ke Filipi di
sana Timotius dan Titus bergabung bersamanya dan
Jemaat Filipi sangat kuat. Di Filipilah Paulus
menulis surat pertamanya untuk jemaat. Dan di
Troaslah Paulus mulai disertai oleh Lukas, penulis
dan pengarng kitab Kisah Para Rasul.23
11. Tesalonika
Paulus dan rekan-rekannya melanjutkan
perjalanan ke Tesalonika melalui Amfipolis dan
Apolonia. Kota Tesalonika didirikan oleh jenderal
Cassandro pada tahun 315 SM, mengambil nama
istrinya Tessalonike, saudari tiri dari Aleksander
20
[nn], Kisah Para Rasul: Panduan Memahami
Alkitab (Jakarta: LiteraturGereja Yesus Sejati: 1974),
hlm 172.
21
[nn], Kisah Para Rasul..., hlm. 175.
22
Goh Kim Guat, Seri Menjelajah Alkitab:
Kisah Para Rasul (Wawasan Penabur, 2013), hlm.15.
23
Johannis Siahaya, Rasul Paulus dan
Perjalanan Injilnya
18
Agung. Tahun 168 SM kota itu ditaklukkan oleh
orang-orang Romawi, kemudian tahun 146 SM
dijadikan ibukota provinsi Makedonia. Setelah
pertempuran di Filipi (42 SM) Tesalonika menjadi
kota yang merdeka, memiliki majelis, dewan
rakyat, kolegio pegawai negeri yang dipilih oleh
rakyat (politarchi).
Tesalonika menjadi kota pelabuhan yang
penting, kemudahan pertukaran komersial menarik
orang-orang dari seluruh dunia ke kota. Terjadi
perbedaan etnis dan sosial yang besar: pemilik
kapal dan pedagang memiliki kekayaan besar dan
menikmati semua hak kota bebas, sementara orang
miskin, kuli angkut barang, budak, tidak memiliki
jaminan sipil yang paling dasar. Antara dua ekstrim
ini ada kelompok menengah yang kecil, yakni para
pengrajin dan pegawai administrasi negara.
Dari sudut pandang religius, di Tesalonika
dipraktekkan kultus-kultus yang sangat banyak:
Penghormatan kapada para dewa setempat secara
otomatis diidentikkan dengan agama resmi romawi,
sementara agama-agama misterius yang dibawa
dari Mesir dan Asia Kecil berkembang subur.
Tingkat moral rakyak rendah, dengan semua sifat
buruk khas pusat perbelanjaan dan pelabuhan besar.
Nilainilai moral dipertahankan oleh para
pengkotbah keliling dan filsuf yang mengambil
peran guru dan pendidik, tetapi seringkali mereka
hanyalah pencari keuntungan yang serakah. Di kota
itu ada juga sejumlah komunitas Yudaisme, dengan
sinagoga, pengadilan dan kumpulan para tua-tua:
anggotanya kebanyakan kaya dan menikmati
kebebasan beragama penuh.
Menurut Kisah Rasul, pewartaan Injil di Tesalonika
terjadi pada perjalanan misionaris kedua
Paulus. Pada awalnya paulus melakukan perjalanan
di Filipi. Akan tetapi, karena suatu keributan,
Paulus dan Silas meninggalkan kota itu (Kis 16:11-
40; 1Tes 2:2) dan sampai di Tesalonika,
kemungkinan musim semi tahun 50 M. Di
Sinagoga, Paulus menjelaskan dan mencoba
membuktikan dari KS bahwa Mesias harus
menderita dan kemudian bangkit dari antara orang
mati (Kis 17:1-9). Pada penjelasan paulus di
sinagoga tersebut, beberapa orang menjadi percaya
dan menggabungkan diri dengan Paulus dan Silas,
sebab sejumlah besar orang Yunani menjadi takut
kepada Allah. Selain itu, banyak juga perempuan-
perempuan terkemuka percaya akan pewartaannya.
Hanya saja orang-orang Yahudi menjadi iri hati.
Oleh karenaitu, orang-orang Yahudi dan dengan
dibantu oleh beberapa penjahat dari antara
petualang-petualang di pasar, mengadakan
keributan dan mengacau kota dan menyerbu rumah
Yason dengan maksud untuk menghadapkan Paulus
dan Silas kepada sidang rakyat. Tetapi setelah
mereka mendapatkan jaminan dari Yason, mereka
melepaskan Paulus dan Silas (bdk. Kis 20:4).
Kemudian ketika di Athena Paulus mengirim
kembali Timoteus ke Tesalonika untuk menguatkan
orang beriman itu dalam kepenuhan iman dan hidup
moral, Serta menasehati mereka agar kuat dalam
penderitaan (1Tes 3:1-5). Timoteus membawa
berita baik tentang iman dan cinta orangorang
Tesalonika (Kis 18:5; 1Tes 3:6). Sayangnya,
Timoteus tidak hanya membawa berita baik dari
Tesalonika. Dalam perjalanannya, Paulus kerap
bertemu perlawanan bahkan permusuhan (lih. Kis
17:1-15). Terkadang Paulus menjadi sasaran fitnah
seperti yang sering ditujukan kepada pengkhotbah
keliling yang mencari uang dengan semata, dan
mencari kemuliaan sendiri melalui tipu daya dan
pidato yang menyanjung (Dalam 1Tes 2:1-12
Paulus membela diri terhadap tuduhan semacam
itu).
Paulus mengatakan bahwa Allahlah saksi
bahwa Paulus dan rekan-rekan kerjanya berusaha
menyenangkan Allah, bukan manusia. Juga, jemaat
dan Allah tahu bahwa perilaku para rasul bagi
orang-orang percaya adalah 'murni, lurus, dan tidak
bercela'. Mereka bahkan bekerja siang dan malam,
dan tidak menjadi beban keuangan bagi siapa pun.
Kekuatan mereka adalah: Allah tetap menguatkan
mereka untuk mewartakan Injil (1Tes 2:2). Paulus
mengharapkan agar jemaat Tesalonika tidak lagi
kembali pada penyembahan berhala setelah menjadi
percaya kepada Allah, mengupayakan standar
moral yang lebih dalam daripada yang biasa mereka
lakukan sebagai penyembah berhala. Memang,
secara alami selalu ada godaan bagi mereka untuk
kembali ke cara hidup kafir mereka sebelumnya.
Paulus menasehati bagaimana seharusnya hidup
dan menyenangkan Tuhan. Akan tetapi pada
akhirnya, karena situasi yang dihadapi Paulus di
Tesalonika dimana dia dan ajarannya ditentang oleh
orang-orang Yahudi yang iri. Maka karena alasan
ini, Paulus dan Silas ke Berea.
12. Berea
Di Berea, para penginjil mulai lagi
mengajar dalam Sinagoge. Orang-orang Yahudi di
19
sana mau menerima firman yang disampaikan oleh
Paulus dan dengan tekun menyelidiki kitab suci
untuk membuktikan kebenaran perkataan-perkataan
Paulus, walaupun mungkin mereka sama dengan
rekanrekannya di Tesalonika belum siap untuk
menerima ajaran ini (Kis. 17:1). Namun, orang-
orang dari Tesalonika datang menyerbu dan
berusaha menyerang Paulus. Walaupun jumlah
mereka yang di Berea sudah berlipat ganda, tetapi
mereka sadar bahwa mereka tidak dapat membantu.
Maka mereka mengantar Paulus ke jalan menuju
pantai, tetapi ia tidak menuju ke pelabuhan,
melainkan berbalik ke Selatan dan pergi ke Athena
yang jauh dari jangkauan orang-orang Yahudi. Silas
dan Timotius datang ke Berea untuk meneruskan
pekerjaan Paulus.
E. Piraeus, Athena, Korintus
13. Piraeus
Dalam perjalanan ketiga oleh Rasul Paulus,
dia mengunjungi kota Anthena dan Korintus.
Perjalanan tersebut dia melewati sebuah pelabuhan
yang dinamakan Piraeus yang terletak di Yunani.
Perjalanan Paulus ke Anthena dan Korintus tertulis
di Kitab Suci pada Kisah Rasul bab 20. Perjalanan
tersebut diperkirakan terjadi pada November 56 -
Februari 57. Ketika itu, ia meneruskan perjalanan
ke Tesalonika, namun ia dilawan oleh orang Yahudi
dan terpaksa meninggalkan kota itu. Perlawanan
Orang Yahudi dan paksaan teman seperjalanan
Paulus membuat mereka harus meninggalkan kota
Tesalonika, walaupun Paulus masih ingin tinggal di
Tesalonika.
Setelah itu, ia pergi ke Anthena. Di
Anthena untuk pertama kali ia berusaha
mewartakan Injil dengan ungkapan yang dapat di
terima oleh para ahli filsafat. Hal itu dikarenakan
Anthena merupakan tempat lahirnya para filsuf
Yunani Kuno. Pewartaan itu ditanggapi oleh orang-
orang Anthena dengan cemoohan yang
membuatnya meninggalkan kota Anthena. Setelah
dari Anthena di Pergi ke Korintus, dimana korintus
menjadi lahan baik bagi pewartaan Injil oleh Paulus
Rasul. Dalam pemaparan bagian ini, lebih
ditekankan apa yang telah diperbuat Paulus di
Korintus, sebab Pirateus hanya sebagai sarana
untuk masuk ke Athena.24
24
St. Darmawijaya,
Pr., Sekilas Bersama Paulus
(Yogyakarta:Kanisius,
1992), hlm 67. 10 St.
Darmawijaya, Pr., Sekilas... ,
14. Athena
Di Athena dia mengalami penolakkan dan
meneruskan lagi perjalanannya ke kota Korintus.
Dapat dikatakan bahwa Athena pun juga
merupakan tempat persinggahan karena
kemungkinan dia melewati Anthea untuk sampai ke
Korintus. Athena merupakan kota mati karena
meninggalkan kebesaran masa lalu. Kebesaran itu
ditandai dengan bangunan universitas, yang
merupakan pusat pengembangan filsafat. Banyak
kelompok pemikir yang lahir dari pusat ilmu
filsafat tersebut. Seetiap kelompok memiliki
permasalahan-permasalahan kehidupan yang
banyak mempertayakan permasalah, misalnya
permasalahn tentang asal dan tujuan segal sesuatu.
Paulus berada secara kebetulan di Athena karena
kapal yang ditupangginya berlabuh di sana. Dalam
Kisah Rasul 17, dikisahkan bahwa karya Paulus
yang berkembang yang digambarkan dengan
keyakinan dan reaksi orang Athnena pada
pewartaan Paulus, sehingga dia diundang untuk
berbicara di Aeropag (tempat pertemuan umum).
Dalam pertemuan tersebut, Lukas menuliskan
bahwa Paulus bukan tampil sebagai orang yang
dihakimi, melainkan Lukas ingin menunjukkan
perjuangan Paulus yang tidak mudah dalam
mewartakan Injil Yesus. Di Athena terdapat kuli-
kuli yang dilakukan untuk upacara penyembahan
kepada dewa-dewa Athena.10
Latar belakang Athena yang demikian,
menarik Paulus untuk mewartakan Allah yang
benar, yaitu Pencipta Alam Semesta. Paulus
menyebutkan bahwa mereka menyembah “dewa
yang tidak mereka kenal”. Allah yang diwartakan
Paulus bukanlah Allah yang tinggal di kuil,
melainkan Allah yang Satu menjadi manusia dan
Allah yang mencipta manusia. Dengan penjelasan
selanjutnya, bahwa Paulus menunjukkan hubungan
antara Allah dengan manusia. Namun perkataan
Paulus ditolak oleh orang-orang yang mendirikan
kuil-kuil tersebut. Dia berkata tegas seperti yang
ada dalam Kis. 17:3031. Perkataan Paulus tersebut
dengan jelas menawarkan iman Kristen, namun
ketika orang-orang Athena mendengar tentang
kebangkitan. Mereka melepaskan perhatiannya dari
Paulus. Walaupun demikian Paulus ada juga
tertarik pada Paulus, misalnya Dionsius (merupakan
hlm 68.
20
anggota Aeropag) Damaris dan beberapa yang
lainnya.25
15. Korintus
Kota Korintus didirikan pada abad ke-19
yang dikenal dengan nama Dorik Kuno. Kota ini
terletak di sebelah selatan yang menghubungkan
tanah Yunani dengan Peloponneus yang menjadi
jalur perdagangan yang sangat penting. Dengan
keadaan itu, Paulus datang pada akhir tahun 50 M.
Dengan penglihatan Roh Kudus, Paulus diminta
oleh seorang Makedonia untuk mewartakan Injil ke
kota-kota Eropa (lih. Kis.16:8-10). Dengan keadaan
seperti ini, Kota Korintus menjadi ladang misi
Paulus yang baik untuk menyebarkan Injil. Dari
pewartaan itu, banyak orang yang tertarik oleh
pewartaan Paulus. Tidak hanya itu, pewartaan Injil
yang dilakukan Paulus berakar pada orang-orang
kafir, namun hanya sedikit orang-orang Yahudi
yang tidak menerima dia. Sementara Paulus
mewartakan Injil di Korintus, berita tetang
keberhasilan pewartaan iman yang kuat di
Makedonia disampaikan oleh Silas dan
Timotius kepada Paulus.26
Paulus meninggalkan kota Korintus pada
tahun 52 di akhir musim panas dan ia melanjutkan
ke Antiokhia. Di Korintus Umat Allah yakni Gereja
menjadi paling besar dan berkembang diantara
jemaat-jemaat yang didirikan Paulus, yang sebagian
besar adalah pertobatan dari kekafiran
(penyembahan kepada dewa-dewa). Ketika Paulus
meninggalkan Korintus, ia mendengar berita yang
tidak baik bahwa adanya tindakan-tindakan salah
diantara Jemaat di Korintus dan menyebabkan
kegelisahan hati Paulus. Lalu, Paulus yang
didorong kegelisahan itu, menuliskan sepucuk surat
kepada jemaat di Korintus. Memang tidak hal yang
berbahaya dalam hal iman, namun pengajaran
tentang kebangkitan menciptakan perdebatan yang
dapat mengaburkan pesan Injil. Inilah latar
belakang Paulus menuliskan surat kepada Jemaat di
Korintus13.
F. Kengkrea, Troas, Asos
16. Kengkrea
Ketika Paulus hendak pergi ke Yerusalem
melalui Makedonia dan akhaya. Dan terjadi
25
St. Darmawijaya, Pr., ... , hlm 69-70.
26
Lembaga Biblika
Indonesia, Surat-Surat Paulus 2
(Yogyakarta: Kanisius, 1991), hlm.
9-10. 13 Lembaga Biblika
Indonesia, ... , hlm. 12-13.
huruhara besar mengenai Jalan Tuhan. Seluruh kota
menjadi kacau dan mereka rama-ramai membanjiri
kedung serta menyeret Gayus dari Derbe. Paulus
pergi ketengah-tengah rakyat itu, tatapi
muridmuridnya tidak mengisinkannya bahkan
beberapa pembesar yang berasal dari Asia yang
bersahabat dengan Paulus, mengirim peringatan
persahabatan kepadanya supaya ia jangan masuk ke
gedung kesenian itu. Sementara itu
Kengkrea adalah sebuah desa yang menjadi
lokasi pelabuhan bagi kapal kota besar Korintus.
Pelabuhan ini melayani jalur perdagangan Timur
dan teluk Korintus melayani jalur barat. Kengkrea
menjadi titik persimpangan alami untuk kapal-kapal
yang datang dari Timur. Dan jalur darat Utara
Selatan antara Yunani yaitu Yunani tengah dan
semenanjung Peloponnesus. Area ini juga kaya
dengan mata air, sumber batu bangunan yang
bagus. Sejumlah posisi pertahanan dengan titik
pandang yang bagus.
Kengkrea berkembang pada zaman
kekaisaran Romawi di mana pemukimannya
terletak sekitar pelabuhan berbentuk bulan sabit
yang dikelilingi oleh betol massif puncak air dan
dilindungi oleh tembok-tembok laut. Paulus dalam
perjalanan penginjilannya yang kedua tinggal
beberapa kali di Korintus lalu disertai oleh Priskila
dan Akwila, minta diri untuk belajar ke Siria dan
mencukur rambutnya di Kenkrea karena telah
bernazar.
Setelah perjalanan ke Kengkrea, Paulus kembali
melalui rute yang sama hingga kembali ke
Neapolis.
17. Troas
Troas adalah sebuah kota kuno berbudaya
Yunani yang terletak di tepi laut Aegea dekat ujung
paling utara pantai Barat Turki. Area ini
diperkirakan 400 Hektare, sejumlah bangunan yang
masih ada sampai sekarang adalah tempat mandi,
sebuah odeon, teater dan kompleks Stadium, bekas-
bekas tembok tua yang melingkari kota masih dapat
dilacak.
Tempat ini makmur apda zaman Romawi,
menjadi kota yang merdeka dan otonom. Pada
puncak kemakmurannya kota ini berpenduduk
samapi 100.000 orang. Konstantinus I pernah
mempertimbangkan untuk menjadikan Troas
sebagai ibu kota kekaisaran Romawi, sebelum
mendirikan Konstantinopel.
21
 Troas menjadi kota pelabuhan utama di
bagian Barat laut Asia kecil, dari sana Paulus
berangkat ketika mengunjungi Makedonia untuk
pertama kalinya dan ke sanalah ia belakangan
kembali dari waktu ke waktu.
18. Assos
Assos adalah kota kuno di provinsi
Canakle, Turki. Tempatnya di sebuah bukit berbatu
yang menghadap ke laut Aegea. Peninggalan Kota
kuno Assos sampai sekarang masih ada yaitu
memiliki tempat pertemuan, teater tua, dan dermaga
juga menjadi salah satu tempat pelabuhan langka
yang masih digunakan sampai sekarang. Dengan
struktur alami, budaya desa, reruntukan dan
pelabuhan kuno. Assos menjadi tempat daya tarik
tersendiri bagi para wisatawan. Assos menjadi
daerah wisata yang menarik untuk dikunjungi.
G. Metilene, Khios, Samos
"Ketika ia (Paulus) bertemu dengan kami di
Asos, kami membawanya ke kapal, lalu
melanjutkan pelayaran kami ke Metilene. Dari situ
kami terus berlayar dan pada keesokan harinya
kami berhadapan dengan pulau Khios. Pada hari
berikutnya kami menuju Samos dan sehari
kemudian tibalah kami di Miletus." (Kis. 20:14-15).
19. Metilene
Rasul Paulus mendarat di Metilene pada
tahun 52 M dan bermalam di sana setelah
meninggalkan Asos dan dalam perjalanan ke Khios.
Ini adalah perjalanan misi ketiga, yaitu dari
Korintus ke Yudea.
Dapat dikumpulkan informasi dari keadaan
pelayaran ini bahwa angin bertiup dari Utara; dan
perlu diperhatikan bahwa di pelabuhan atau di jalan
Metilene, kapal akan terlindung dari angin itu.
Terlebih lagi, nampak bahwa Paulus ada di sana
pada saat bulan gelap, dan ini adalah alasan yang
cukup untuk menghabiskan malam di sana sebelum
melewati lorong-lorong yang rumit ke Selatan.
Selama pendudukan Romawi pulau itu
digunakan sebagai tempat pengasingan bagi tokoh-
tokoh terkemuka yang tidak disukai. Tampaknya
tidak ada gereja Kristen yang didirikan di sini pada
zaman para rasul. Tidak disebutkan tentang sejarah
gerejawi sampai akhir periode; dan pada abad
kedua heathenisme begitu marak di Metilene
sehingga seorang setiap tahun dikorbankan di sini
untuk Dionysius. Lima puluh tujug basilika Kristen
purba telah ditemukan di pulau itu, menunjukkan
sejak lama hampir seluruh penduduk pulau itu telah
mejadi Kristen. Sejak abad kelima uskup Metilene
telah hadir dalam konsili.
20. Khios
Khios adalah sebuah pulau 4.3 mil (7 km) di lepas
pantai Anatolia, sangat dekat dengan daratan
Asia Kecil. Kapal Paulus melewatinya pada
perjalanan terakhirnya ke Yerusalem. Perjalanan
dari Metilene ke Khios sekitar 65 mil (105 km).
Khios mungkin paling dikenal sebagai tempat
kelahiran Homer, penulis Iliad dan Odyssey.
Tanahnya steril, iklimnya ringan. Gempa
bumi sering terjadi. Di pegunungan (tertinggi 4.000
kaki) marmer biru yang indah dengan urat putih,
dan tanah liat tembikar yang sangat baik, digali di
zaman kuno. Di zaman modern, penambangan oker
dalam jumlah besar dilakukan di sini. Industri
utamanya adalah ulat sutera, kepompong, dikirim
ke Lyons. Jeruk, lemon, almond, brendi, adas
manis, mastich, dan kulit juga diekspor. Penduduk,
yang hampir seluruhnya orang Yunani, berjumlah
sekitar
60.000. Ibukotanya, Castro, memiliki populasi
15.000.
21. Samos
Pulau Samos terletak sekitar 48 kilometer
di barat daya Ephesus. Samos adalah salah satu
yang paling terkenal dari pulau-pulau Ionia.
Ukurannya ketiga terbesar setelah Lesbos, Khios,
dan Cos. Perjalanan dari Khios sekitar 130
kilometer. Perjalanan pada hari berikutnya, untuk
bertemu dengan para penatua Efesus di Miletus,
berjarak sekitar 20 mil (32 km). Filsuf terkenal
Pythagoras lahir dan besar di pulau ini. Pada 84
SM, pulau itu bergabung dengan provinsi Asia, dan
pada 17 SM menjadi kota tersendiri, melalui
bantuan Augustus. Dalam Perjanjian Baru, Rasul
Paulus melewati pulau ini setelah melewati Khios,
sekembalinya dari perjalanan misinya yang ketiga.
Pulau ini diperintah oleh serangkaian tiran
di abad ke-6, yang paling terkenal di antaranya
adalah Polycrates, yang memerintah 550-522 SM.
Selama waktu ini Samos mencapai kemakmuran
dan kekuasaan yang belum pernah terjadi
sebelumnya. Di antara prestasinya, Polycrates
mendirikan angkatan laut yang kuat yang
mendominasi Laut Aegea, memerintahkan
pembangunan terowongan air Eupalinus, dan
membentengi kota dengan tembok yang panjangnya
4 mil (6 km) dan 15 kaki (5 m). Herodotus
22
mencatat bahwa Polycrates dipikat ke Asia Kecil
dan dibunuh oleh Persia.
Samos adalah tempat kelahiran filsuf Epicurus
(341-270 SM). Matematikawan Pythagoras (sekitar
582507 SM) lahir di Samos, ia kemudian pindah ke
Italia dan Mesir. Dia terkenal karena "teorema
Pythagoras." Kota kuno Samos dikenal di zaman
modern sebagai Tigani sampai 1955 ketika
namanya diubah menjadi Pythagorio untuk
menghormati ahli matematika Pythagoras.
H. Miletus, Kos, Knidus
22. Miletus
Rasul Paulus datang ke Miletus kira-kira
pada tahun 56 M. Karena ingin sedapat mungkin
tiba di Yerusalem pada hari Pentakosta dan karena
tidak ingin menghabis-habiskan waktu di Asia
Kecil, Paulus, kelihatannya di Asos, memutuskan
untuk naik kapal yang tidak singgah di Efesus.
Tetapi ia tidak mengabaikan kebutuhan sidang
jemaat di sana. Dari Miletus, tentunya melalui
seorang utusan, Paulus memanggil para tua-tua
sidang jemaat di Efesus, yang jauhnya sekitar 50
km. Waktu tambahan yang diperlukan agar berita
itu sampai kepada mereka dan bagi mereka untuk
datang ke Miletus (mungkin paling cepat tiga hari)
tampaknya lebih singkat daripada waktu yang
diperlukan seandainya Paulus pergi ke Efesus.
Mungkin alasannya adalah kapal-kapal yang
tersedia dari Asos yang berlabuh di Efesus singgah
di banyak tempat selama pelayaran daripada kapal-
kapal yang berhenti di Miletus. Atau, keadaan di
Efesus sendiri mungkin dapat memperlambat
Paulus seandainya ia singgah di sana.—(Kis 20:14-
17).
Sewaktu berbicara kepada para tua-tua
sidang jemaat di Efesus, Paulus meninjau
pelayanannya sendiri di antara mereka,
mengingatkan mereka untuk memperhatikan diri
mereka sendiri dan kawanan, menyiagakan mereka
terhadap bahaya berupa ”serigala-serigala yang
menindas” yang akan memasuki sidang jemaat, dan
menganjurkan mereka untuk tetap sadar serta
mengingat teladannya. Setelah diberi tahu bahwa
mereka tidak akan bertemu lagi dengannya, para
pengawas ini menangis tersedu-sedu, ”memeluk
leher Paulus dan menciumnya dengan lembut”, lalu
mengantarnya ke kapal.—(Kis 20:1838).
Pada suatu waktu yang tidak disebutkan
setelah pemenjaraan pertamanya di Roma,
kelihatannya Paulus kembali ke Miletus. Trofimus,
yang pernah menyertai dia dari Miletus ke
Yerusalem, jatuh sakit, sehingga Paulus terpaksa
meninggalkan dia.—Bdk. (Kis 20:4; 21:29; 2Tim
4:20).
23. Kos
Ibu kota di ujung timur laut sebuah pulau
yang namanya sama, di lepas pantai barat daya Asia
Kecil. Karena posisinya yang menguntungkan,
sejak awal Kos menjadi kota yang sangat penting
dari segi perdagangan dan kelautan. Tampaknya
rasul Paulus berlayar melewati kota itu ketika
mengadakan perjalanan dari Efesus ke Kaisarea
pada akhir perjalanannya yang kedua sekitar tahun
52 M (Kis 18:21, 22). Namun, ketika pada akhir
perjalanannya yang ketiga, kira-kira empat tahun
kemudian, pulau itu disebutkan namanya dalam
buku Kisah Para Rasul.
Setelah Paulus dengan ”berat hati berpisah”
dari para pengawas sidang jemaat Efesus yang telah
berbincang-bincang dengannya di Miletus (Kis
20:17, 36-38), kapal yang ditumpangi olehnya dan
Lukas ”bertolak dan langsung berlayar”, dengan
laju didorong angin buritan yang tenang, tanpa
berbelok arah, sampai ’tiba di Kos’, menempuh
perjalanan sekitar 75 km lebih ke selatan. Menurut
perkiraan beberapa komentator, dengan angin barat-
laut yang biasa bertiup di Laut Aegea, jarak tersebut
dapat ditempuh selama kira-kira enam jam. Itulah
sebabnya kapal Paulus dapat sampai di Kos pada
hari yang sama dengan hari keberangkatannya dari
Miletus, sebagaimana diperlihatkan oleh Lukas.
Tampaknya, kapal itu kemungkinan besar berlabuh
semalam di lepas pantai timur Kos dan sampai di
Rodes ”hari berikutnya”, setelah pagi-pagi
berangkat menempuh perjalanan sekitar 120 km.—
Kis 21:1. Pulau Kos sudah lama dikenal sebagai
pusat orang Yahudi di Laut Aegea. Kos adalah
negara yang merdeka di Asia, salah satu provinsi
Romawi, dan menurut Tacitus, dibebaskan dari
pajak oleh Klaudius pada tahun 53 M.
24. Knidus
Walaupun tidak disebutkan, kemungkinan
besar rasul Paulus melewati Knidus sewaktu pulang
dari perjalanannya yang kedua sekitar tahun 52 M
(Kis 18:21, 22), dan sekali lagi ketika menjelang
akhir perjalanannya yang ketiga sekitar tahun 56 M,
sewaktu kapalnya berlabuh di Rodes dan Kos. (Kis
21:1) Akan tetapi, Knidus secara spesifik
disebutkan di Kisah Para Rasul (Kis 27)
sehubungan dengan pelayaran Paulus sekitar tahun
23
58 M untuk menghadap Kaisar Nero di Roma.
Setelah meninggalkan Mira, kapal yang ditumpangi
Paulus dan para tahanan lainnya tiba di Knidus.
(Kis 27:5-7) Jika kondisi angin menguntungkan,
jarak sejauh kira-kira 240 km itu dapat ditempuh
hanya dalam satu hari pelayaran, tetapi angin dari
arah berlawanan yang disebutkan dalam kisah itu
menjadi alasan mengapa jarak tersebut ditempuh
”selama berhari-hari”. ”Kapal dari Aleksandria”
yang mereka tumpangi adalah kapal pengangkut
biji-bijian, mungkin salah satu di antara banyak
kapal yang secara teratur membawa hasil bumi dari
Mesir ke Roma dan mungkin biasanya mengambil
rute yang lebih pendek dari Aleksandria
menyeberangi Laut Tengah ke Roma. (Kis 27:38)
Akan tetapi, karena angin kencang yang disebutkan
di ayat 4 dan 7, kapal itu bisa jadi terpaksa
mengubah haluan dan berlabuh di Mira. Kapal
besar yang tidak gesit dan penuh muatan biji-bijian
itu tentu tidak bisa cepat maju melawan angin, dan
dapat dimaklumi bahwa kapal itu akhirnya tiba di
Knidus ”dengan susah payah”. Penggalian yang
dilakukan baru-baru ini di daerah itu
menyingkapkan banyak hal tentang situs tersebut.
The Interpreter’s Dictionary of the Bible,
Supplementary Volume, hlm. 169, menggambarkan
tempat itu sebagai berikut, ”Tanah genting yang
rendah dan sempit . . . menghubungkan bagian
utama semenanjung tempat Knidus berada dengan
dataran tinggi yang melindungi dua pelabuhan
bagus di kedua sisi tanah genting itu. Tentulah
pelabuhan yang lebih besar di sebelah selatan yang
menjadi pelabuhan komersial; di sana kapal-kapal
yang akan pergi ke barat atau utara, seperti kapal
Paulus (Kisah 27:7), dapat menunggu sampai cuaca
buruk reda sebelum meneruskan perjalanan mereka
ke luar tanjung yang berbadai. Di tepi pelabuhan-
pelabuhan itu terdapat tambatan-tambatan kapal;
gudang-gudang . . . , pasar-pasar; teater-teater kecil;
dan sebuah kuil Dionisus.”—Diedit oleh K. Crim,
1976.
Setelah menyebutkan kedatangan di
Knidus, catatan itu menyatakan bahwa ’karena
angin menghalangi kami maju, kami berlayar di
balik perlindungan Kreta di Salmone’. (Kis 27:7)
Tampaknya mereka tidak dapat ”maju” meneruskan
rute yang mereka kehendaki untuk menyeberangi
Laut Aegea melalui ujung selatan Yunani lalu terus
ke Roma, karena angin yang berlawanan arah
memaksa mereka mengambil rute yang lebih ke
selatan, yaitu ke Kreta dan berlayar di balik
perlindungan pesisir-pesisirnya. Sebagaimana
diperlihatkan Kis 27:9, saat itu musim gugur, dan
orangorang yang bertanggung jawab di kapal itu
tentu merasa terdesak untuk menyelesaikan
perjalanan secepat mungkin sebelum perubahan
musim membuat pelayaran semakin berbahaya.
I. Rodos, Patara, Pafos
25. Rodos
Sebuah pulau di sebelah selatan
penghujung barat Asia Timur, di antara Kos dan
Patara, luasnya sekitar 1.325 km. (Kis 21:1)
26. Patara
Pelabuhan di barat laut Likia di lembah
Xantus. Disamping sibuk dengan perdagangan
setempat, pelabuhan ini adalah tempat bertolak
kapal laut langsung ke Fenesia.menurut Kis 21:2
sesuai naskah Alexandria yang umum diterima,
Paulus, dalam perjalanannya ke Yerusalem ganti
kapal di Patara. Sedangkan menurut Kis 27:5-6
Paulus lebih dulu menelusuri pantai kearah timur,
baru ganti kapal. Angina yang bertiup kencang
membuat Patara menjadi pelabuhan keberangkatan
dari Likia menuju Fenesia dan Mira menjadi
pelabuhan kedatangan bila kembali.
27. Pafos
Kota pelabuhan di pantai barat daya Pulau
Siprus, tempat Paulus dan Barnabas berkhotbah
pada perjalanan untuk memberitakan Injil mereka
yang pertama (bdk. Kis 13:6). Pada masa itu Pafos
menjadi ibu kota Siprus yang menjadi jajahan
Romawi. Di kota ini Paulus berhasil membuat
bertobat gubernur (proconsul) Pulau ini, Sergius
Paulus, dan bertemu dengan Elimas, si tukang
sihir.27
J. Tirus, Ptolemais
28. Tirus
Tirus merupakan salah satu tempat yang
dikunjungi oleh Rasul Paulus dalam perjalanan
misinya yang ketiga. Dalam Kis 21:3-6, nama
tempat ini disebut sebagai tempat yang menjadi
persinggahan Paulus saat sedang berlayar menuju
ke Yerusalem. Paulus singgah ke tempat ini sebab
kapal yang ditumpanginya harus melakukan
bongkar muat barang. Paulus tinggal di Tyrus
selama tujuh hari. Saat berada disitu, ia dicega oleh
murid-murid yang ada disitu untuk melanjutkan
perjalanannya ke Yerusalem. Tetapi Paulus tetap
27
Billy Mathias, Ensiklopedi Alkitab (Bandung:
Lembaga Liturgi Baptis, 1986), hlm. 102.
24
pergi. Saat Paulus hendak berangkat semua orang
keluar dari kota untuk melihat kepergiannya.
Mereka berlutut di pantai Laut Mediterania dan
berdoa bersama. Paulus berpamitan naik ke kapal. 28
Tirus adalah sebuah kota di Lebanon. Nama
Tirus sendiri berarti batu karang. Kota ini terletak
kira-kira lima puluh mil atau sekitar dari 80
kilometer di selatan Beirut. Lokasi kota Tirus pada
zaman Paulus dan pada saat ini tidak diragukan,
karena kota ini ada di tempat yang sama. Jumlah
penduduk yang mendiami kota ini berjumalah
sekitar 117.100 orang.29
29. Ptolemais
Dari Tirus Paulus selanjutnya berangkat
menuju Ptolemais. Di tempat tersebut Paulus
bertemu dan tinggal bersama dengan murid yang
ada disitu selama satu hari (Kis 21:7). Ptolemais
adalah sebuah kota pelabuhan kuno di pantai
Fenisia. Kota ini terletak sekitar 22 kilometer di
utara Haifa. Kota ini dinamai Ptolemais pada tahun
281 atau sekitar 267 SM, oleh Ptolemy
Philadelphus II.
Sebelum Tentara Salib mengambil alih Acre pada
tahun 1104, kota itu telah direbut oleh orang-orang
Mesir, Fenisia, Persia, Yunani, dan Muslim.
Namanya telah dinyatakan sebagai Acre, Akko,
Acco atau
Accho. Nama lain dari kota ini adalah St. Jean
d'Acre. Nama ini digunakan untuk menghormati
Knights Hospitallers dari St John of Jerusalem.30
K. Kaisarea, Yerusalem
30. Kaisarea31 (21:1-14)
Kota yang indah sekali, dibangun di tepi
pantai oleh Herodes Agung di tempat Menara
Strato, sebagai penghormatan terhadap Kaisar
Agustus. Kota ini menjadi tempat tinggal para
pejabat kepala daerah Romawi. Kota ini berada di
tepi pantai Laut Tengah, 40 km sebelah selatan
Gunung Karmel dan kira-kira 100 km sebelah barat
laut Yerusalem. Nama Kaisarea diberikan sebagai
penghormatan terhadap Kaisar Roma, Agustus.
Kota ini menjadi ibukota Yudea di bawah
28
https://padhitv.com/perjalanan-misionaris-
yang-ketiga/ diakses pada 19 November 2019.
29
Katzenstein, H.J., The History of Tyre, 1973,
hlm. 9 dalam https://id.wikipedia.org/wiki/Tirus,
Lebanon diakses pada 19 November 2019.
30
http://www.seetheholyland.net/tag/ptolemais/
diakses pada 19 November 2019.
31
J.D. Douglas (ed.), Ensiklopedi Alkitab Masa
Kini, jilid I (A-L), (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina
Kasih/OMF, 2003), hlm. 493-494.
pemerintahan Romawi dan menjadi tempat
kediaman raja-raja dari wangsa Herodes dan para
wali negeri Roma. Letaknya di jalan besar kafilah
di antara Tirus dan Mesir. Karena itu kota ini
menjadi pusat perdagangan yg baik dan ramai bagi
perdagangan dalam negeri, sekaligus menjadi
bandar terkenal berkat konstruksi tembok pemecah
gelombang yg panjang dan lebar di ujung utara dan
selatan pelabuhan. Secara berlebihlebihan kota ini
dihias dengan istana-istana, gedung-gedung untuk
umum dan suatu amfiteater yg besar sekali. Salah
satu karya arsitektur yg menyolok sekali ialah
sebuah kuil yg besar, yg ditahbiskan khusus kepada
Kaisar dan kepada Roma, serta berisi patung Kaisar
berukuran besar. Bekas-bekas reruntuhannya masih
dapat dilihat di ujung selatan Kaisarea di Dataran
Saron.
Seperti halnya dengan banyak masyarakat
di sekitar Laut Tengah dari zaman PB, Kaisarea
mempunyai penduduk campuran, sehingga
bentrokan-bentrokan antara kelompok Yahudi dan
nonYahudi tidak terelakkan. Ketika Pilatus menjadi
wali negeri di Yudea, ia mendiami gedung
pemerintahan di Kaisarea. Filipus, pemberita Injil
dan diaken, membawa agama Kristen ke kota
tempat kediamannya, dan sesudah itu menjamu
Paulus dan teman-temannya (Kisah 21:8).32 Paulus
berangkat dari Kaisarea pada perjalanannya ke
Tarsus, setelah ia lolos dari sergapan orang Yahudi,
musuhnya di Damsyik (Kisah 9:30). Kota ini juga
menjadi tempat kediaman perwira pasukan
Kornelius dan tempat pertobatannya (Kisah 10:1,
24;11:11).
Penduduknya terdiri dari orang-orang
Yahudi dan orang-orang bukan Yahudi.
Kekristenan dibawa ke sana oleh Filipus pemberita
Injil (Kisah 8:40; 21:8). Petrus menjadi sadar akan
kesejajaran orang Yahudi dan orang bukan Yahudi
dalam. Gereja melalui panggilannya ke Kaisarea
oleh Kornelius, kepala prajurit Romawi dan orang
yang takut akan Allah. Di Kaisarea Petrus
memperoleh pengetahuan yg lebih mendalam
mengenai sifat kerajaan Allah dengan menyadari,
bahwa Allah telah meniadakan rintangan-rintangan
yg ada di antara para orang percaya yg berasal dari
bangsa kafir dan dari bangsa Yahudi (Kisah 10:35),
serta telah membuang penggolongan-
penggolongan, yaitu di antara 'halal' dan 'haram'.
32
H.v.d. Brink, Kisah Para Rasul, (Jakarta:
BPK Gunung Mulia, 1996), hlm. 336.
25
 Paulus menjadikan Kaisarea tempat
pendaratannya ketika ia kembali dari perjalanannya
yg kedua dan ketiga memberitakan Injil (Kisah
18:22; 21:8). Keputusan Paulus yg amat penting,
yaitu untuk mengunjungi Yerusalem, dibuat juga di
sini (Kis 21:13) dan ke Kaisarea-lah ia dikirim oleh
Feliks untuk diadili (Kis 23:23-33), sebelum ia
dipenjarakan selama 2 tahun. Paulus
mengemukakan pembelaannya yg termasyhur di
hadapan Festus dan Agripa di Kaisarea, dan
berlayar dari sama dengan dibelenggu ketika ia
dikirim oleh Festus ke Roma demi naik bandingnya
sendiri (Kis 25:11).
31. Yerusalem33
Paulus tiba di Yerusalem sekitar tahun 58
M. Di Yerusalem orang-orang Yahudi dari Asia
menghasut orang banyak untuk menentang Paulus.
Mereka menuduh Paulus sebagai seorang
pengkhianat yang menentang bangsa Israel, Taurat
dan Bait Allah. Hal ini berujung pada penangkapan
Paulus dan mereka mau membunuhnya. Untungnya
ia diselamatkan oleh tentara Roma. (baca Kis
21:17-40). Lalu Paulus ditangkap dan dipenjarakan.
Lalu kemudian dipindahkan ke penjara Kaisarea.
(lihat Kis 23 dan 24). Karena mengalami
pengadilan tidak adil, Paulus naik banding ke
Roma. Lalu pergilah ia ke Roma dan setelah
melalui perjalanan yang panjang dan berbahaya,
tibalah Paulus di Roma. Di kota ini dia ditahan
dalam tahanan rumah, tetapi walaupun demikian ia
tetap melakukan pewartaan. Akhirnya di kota ini,
Paulus diadili dan wafat sebagai martir.
Paulus meneruskan perjalanannya menuju
Yerusalem. Setiap kali ia berhenti di suatu kota,
orang-orang Kristen di sana selalu memperingatkan
akan adanya bahaya yang sudah menunggu di
hadapannya. Orang-orang Yahudi sudah
berketetapan hati untuk membunuh dia. Baca Kis
21:1-14. Paulus meneruskan perjalanan ke
Yerusalem karena ia tahu bahwa ada sesuatu yang
harus diselesaikannya. Ia telah menyelesaikan
perjalanannya yang ketiga untuk memberitakan
Injil kepada bangsa-bangsa lain. Ia telah
memenangkan peperangan bagi mereka dan ia telah
siap untuk menghadapi apapun yang akan terjadi
kepadanya.
Setelah empat tahun, akhirnya sampailah
kembali Paulus di Yerusalem. Orang-orang Kristen
33
J.D. Douglas , Ensiklopedi Alkitab Masa Kini,
jilid II (M-Z), (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina
Kasih/OMF, 2003), hlm. 570-575.
di sana penuh dengan sukacita karena dapat
bertemu lagi dengan dia. Mereka tidak sabar
mendengar semua pekerjaan yang telah
dilakukannya dan apa saja yang telah dilakukan
Roh Kudus melalui dia selama waktu itu.
Semua pemimpin jemaat di Yerusalem
bertemu dan mendengarkan pengalaman Paulus.
Paulus menceritakan dengan terperinci apa yang
telah Allah lakukan di antara bangsa-bangsa
melalui pelayanannya. Para pemimpin jemaat di
sana sangat terkesan dan mereka bersyukur kepada
Allah atas semua pekerjaan yang telah dilakukan.
Kemungkinan besar pada waktu itu jugalah Paulus
menyerahkan persembahan yang telah ia
kumpulkan dengan setia selama lebih dari empat
tahun, pada saat ia mengunjungi para jemaat dari
bangsa-bangsa lain.
Paulus meneruskan perjalanannya menuju
Yerusalem. Setiap kali ia berhenti di suatu kota,
orang-orang Kristen di sana selalu memperingatkan
akan adanya bahaya yang sudah menunggu di
hadapannya. Orang-orang Yahudi sudah
berketetapan hati untuk membunuh dia. Baca Kis
21:1-14. Paulus meneruskan perjalanan ke
Yerusalem karena ia tahu bahwa ada sesuatu yang
harus diselesaikannya. Ia telah menyelesaikan
perjalanannya yang ketiga untuk memberitakan Injil
kepada bangsa-bangsa lain. Ia telah memenangkan
peperangan bagi mereka dan ia telah siap untuk
menghadapi apapun yang akan terjadi kepadanya.
Setelah empat tahun, akhirnya sampailah
kembali Paulus di Yerusalem. Orang-orang Kristen
di sana penuh dengan sukacita karena dapat
bertemu lagi dengan dia. Mereka tidak sabar
mendengar semua pekerjaan yang telah
dilakukannya dan apa saja yang telah dilakukan
Roh Kudus melalui dia selama waktu itu. Semua
pemimpin jemaat di Yerusalem bertemu dan
mendengarkan pengalaman Paulus. Paulus
menceritakan dengan terperinci apa yang telah
Allah lakukan di antara bangsa-bangsa melalui
pelayanannya.34 Para pemimpin jemaat di sana
sangat terkesan dan mereka bersyukur kepada Allah
atas semua pekerjaan yang telah dilakukan.
Kemungkinan besar pada waktu itu jugalah Paulus
menyerahkan persembahan yang telah ia
kumpulkan dengan setia selama lebih dari empat
tahun, pada saat ia mengunjungi para jemaat dari
bangsa-bangsa lain. Paulus diseret keluar dari Bait
34
H.v.d. Brink, Kisah Para Rasul..., hlm. 339.
26
Allah dan seketika itu juga pintu gerbang Bait Allah
ditutup. Pada saat mereka mencoba membunuhnya,
sampailah kabar kepada kepala pasukan Romawi
bahwa seluruh Yerusalem gempar.
PERJALANAN PAULUS KE ROMA
Pendahuluan
Bagi Gereja Katolik pewartaan Injil
merupakan alasan keberadaan Gereja di tengah
dunia ini. Gereja mempunyai misi untuk
mewartakan keselamatan yang berasal dari Yesus
Kristus (Injil) kepada seluruh umat manusia. Hal ini
ditegaskan pada sidang Konsili Vatikan II yang
menyatakan; “Pada hakikatnya Gereja peziarah
bersifat misioner, sebab berasal dari perutusan Roh
Kudus menurut rencana Allah Bapa.” 35 Misi
pewartaan ini menjadi inti keberadaan dan hidup
Gereja. Dari paparan ini mau menegaskan bawa,
tugas pewartaan Injil menjadi suatu tugas yang
harus diemban oleh Gereja Katolik. Kalau misi
pewartaan dimengerti sebagai hakekat terdalam
Gereja, maka setiap Gereja lokal menjadi subjek
atau pelaku dari kegiatan misioner. Hal ini berarti
bahwa misi evangelisasi harus diyakini sebagai
panggilan dan kewajiban mendasar dari seluruh
Gereja dan setiap orang Kristen. Setiap orang
Kristen harus memiliki kesadaran yang penuh akan
tanggungjawab misioner dan semangat yang besar
dalam menjalankan tugas perutusan tersebut.36
Pewartaan kabar keselamatan merupakan
kewajiban bagi setiap umat Katolik yang telah
dibabtis. Konsili Vatikan II yang menyatakan;
“Pada hakikatnya Gereja peziarah bersifat misioner,
sebab berasal dari perutusan Roh Kudus menurut
rencana Allah Bapa.”37 Dari sini mau dikatakan
bahwa jati diri Gereja yang sejati ialah pewartaan
Injil kepada setiap manusia. Misi untuk
mewartakan Injil merupakan warisan turun-temurun
mulai dari para rasul. Salah satu rasul yang dengan
penuh semangat mewartakan Keselamatan Abadi
kepada seluruh umat manusia ialah rasul Paulus.
35
Konsili Vatikan II, “Konstitusi Pastoral tentang
Gereja di Dunia Dewasa ini” Ad Gentes, dalam
Dokumen Konsili Vatikan II, diterjemahkan oleh R.
Hardawiryana (Jakarta: Dokumentasi dan Penerangan
KWI – Obor, 1993), no. 2. Untuk penulisan selanjutnya
disingkat dengan AD dan diikuti nomor.
36
Membangunkan Kesadaran Misioner Gereja
Indonesia, (Jakarta: Departemen Dokumentasi dan
Penerangan KWI, 2018), hlm. 41-42.
37
AG, no. 2.
Pengabdiannya bagi orang-orang non-Yahudi
membuat namanya terkenal sebagai rasul orang-
orang non-Yahudi. Baginya pewartaan merupakan
kewajiban bagi setiap umat yang telah dibabtis
dalam nama-Nya. Pesan Yesus terakhir Yesus
kepada murid-Nya agar pewartaan Injil-Nya dapat
tersear ke seluruh dunia tampaknya diindahkan oleh
Paulus dalam perjalanan pewartaannya ke Roma,
yang pada saat itu menjadi pusat seluruh dunia.
Biodata Rasul Paulus.
Siapa Rasul Paulus?
Rasul Paulus dilahirkan di Tarsus, sebuah
kota metropolis Romawi, propinsi Kilikia (Kis
22:3). Tarsus, di sisi utara, melalui gerbang Kilikia,
tergabung dengan budaya Asia Kecil; sedangkan di
sisi timur melalui gerbang Syria berhubungan
dengan negara-negara Asia, dan di sisi selatan
dengan daerah Mediterania. Di saat St. Stefanus
dibunuh sebagai martir -kemungkinan di tahun
yang sama dengan tahun Kristus wafat- Saulus
dijabarkan sebagai seorang pemuda38.
Rasul Paulus dilahirkan oleh orang tua
berkebangsaan Yahudi, dari suku Benyamin.
Menurut St. Hieronimus, orang tua Rasul Paulus
bermigrasi ke Tarsus dari Palestina, namun tetap
adalah kaum Yahudi yang taat terhadap aturan dan
tata adat istiadat Yahudi. Keluarga Paulus
kemungkinan adalah orang-orang yang cukup
berada, dan terpandang dikalangan Yahudi 39. Hal
ini dibuktikan dengan pendidikan yang baik yang
diperoleh Rasul Paulus.
2. Latar belakang pendidikan secara
Yunani.
Kita tak dapat mengetahui dengan pasti
apakah Paulus pernah menempuh pendidikan
Yunani secara formal di sekolah Yunani, ataukah ia
mempelajari bahasa Yunani melalui kehidupan di
tengah-tengah bangsa Yunani.
Pada masa pendidikanya, Paulus juga
mendapatkan pengajaran tentang bahasa Yahudi
diberikana oleh Joshua ben Gamala, namun kita
tidak dapat mengetahui dengan pasti, apakah Rasul
Paulus menjadi murid di sekolah ini, ataukah
menerima pendidikan dasar dari ayahnya,
sebagaimana yang umum terjadi pada kebanyakan
anak-anak Yahudi40.
38
Bdk: Kis 7:57
39
Eugene Boring, Apostle Paul, History &
Teology, (New York: Bakker Academia, 2005),hlm. 25
27
 Pendidikan lanjutan (semacam SMP) telah
ada di tengah-tengah kaum Yahudi, sejak tahun 75
SM, yang didirikan oleh Simon ben Shetah. St.
Paulus menerima pendidikan yang lebih tinggi yang
ada di kalangan Yahudi sejak zaman Nabi Ezra,
sejak tahun 450 SM. Karena menerima pendidikan
tinggi ini, dikatakan dalam Kisah para Rasul bahwa
Rasul Paulus dididik dengan teliti di bawah
pimpinan Gamaliel.
Bukti bukti akurat tentang latar belakang
pendidikan Paulus dapat dengan mudah ditemukuan
dalan surat-suratnya sebagai yang tulisan yang
terindah dalam kitab Perjanjian Baru, yang juga
memasukkan ekspresi-ekspresi yang jarang
digunakan, maka kita cenderung percaya bahwa
Rasul Paulus telah menerima pendidikan bahasa
Yunani secara formal41.
Perjalanan Paulus ke Roma
Saksi tertua mengatakan bahwa keberadaan
jemaat Kristen di Roma adalah surat Roma dan
Kisah Para Rasul 28:15 (kisah pertemuan Paulus
dengan orang-orang Kristen di Roma). Menurut
Roma 1:13; 15:22 sudah lama tersimpan dalam hati
dan benak Paulus untuk mengunjungi saudara-
saudari di sana. Namun tidak jelas alasan yang
dikemukakan tetapi keinginan untuk mengunjungi
merupakan tanda bahwa sekurang-kurangnnya pada
tahun 50-an sudah ada orang Kristen di Roma.
Tahun 64 Tacitus berbicara tentang segerombolan
orang-orang yang dinamai pengikut Kristus.
Klaudius mengusir orang-orang Kristen dari Roma
sekitar tahun 41-45. Kehadiran orang-orang Kristen
di Roma merupakah hal yang tidak dapat diketahui
dengan pasti, satu hal yang harus diingat bahwa
jemaat di Roma tidak didirikan oleh Paulus, tetapi
kehadiran orang Kristen dapat dilihat dari alasan
ini: kaum peziarah dari Roma yang dating ke
Jerusalem(Kis2:10) terkesan dengan kotbah-kotbah
Petrus dan kemudian menyebarkan berita it uke
Roma. Kota Roma pada masa itu merupakan pusat
studi ilmu dan ekonomi, hubungan antara Italia dan
dunia Timur semakin baik dan lancer. Keadaan
seperti itu memberikan kemungkinan bagi orang
Kristen untuk menyebarkan Kekristenan. Orang
Kristen di Roma terdiri dari kalangan orang Yahudi
40
Eugene Boring, Apostle Paul, History &
Teology, hlm. 26
41
Josep Klausner From Jesus To Paul, (New
York: Macmillan 1943), hlm. 582
dan Junani; hal ini tampak dari gaya Bahasa Paulus
dan suratnya.42
Surat kepada jemaat di Roma ditulis Paulus
(Rm 15:23) di Korintus pada tahun 55/56; pada
waktu Nero yang menjadi kaisar Romawi. Keadaan
Paulus pada saat itu digambarkan dalam Kis 20:2-
3). Ternyata pada waktu itu orang-orang Yahudi
ingin membunuh dia, sehingga ia terpaksa
membatalkan pelayaran ke Siria dan mengambl
jalan darat ke Filipi (700km kaki dari Korintus).
Tujuan dari penulisan itu dapat diringkas sebagai
berikut: berkenalan dengan jemaat, yang tidak
didirikan Paulus (Rm 1:11), meminta dukungan
keuangan dan penyediaan sarana untuk perjalanan
ke Spanyol yang sedang direncanakan Paulus (Rm
15:24), meminta doa syafaat jemaat Roma
berhubung dengan konfrontasi dengan orang
Yahudi di Yerusalem (Rm 15:30-31), meredakan
perselisihan yang sedang berlangsung dalam jemaat
Roma (Rm 14:1-15:13).43
Kisah perjalanan Paulus menuju Roma
ditemukan dalam Kis 21:15-28:31, terjadi sekitar
tahun 60M. Rute perjalanan laut dan darat
dilaluinya adalah: Antipatris-Kaisarea-Sidon-Mira-
Kreta-Malta-Sirakusa-Regium-Putioli-Roma.
Paulus terakhir kalinya ke Yerusalem setelah
perjalan yang ketiga. Ketika Paulus melakukan
upacara pentahiran dan pelepasan nazar di Bait
Allah (Kis 21:23; bdk 1Kor16:3; 2Kor 9; Rm
15:25), orang-orang Yahudi menghasut rakyat
melawan Paulus. Kegemparan yang terjadi
membuat Lisias kepala pasukan Roma yang
bemarkas di Benteng Antonia turun tangan. Paulus
diamankan di markas. Ketika hendak didera Paulus
mengaku bahwa dia adalah warga negara Roma.
Pengakuan ini mengejutkan Lisias. Dengan segera
mereka menghentikan rencana mendera Paulus,
tetapi Paulus langsung dimasukkan ke penjara.
Lisisas mengumpulkan Mahkama Agama untuk
menjelaskan tuduhan Paulus. Dengan kelihaiannya
berbicara, Paulus berhasil menciptakan perselisihan
antara kelompok saduki dan Farisi. Paulus
mengatakan bahwa dia ditangkap karena
kepercayaannya akan kebangkitan orang mati, akan
tetapi kaum saduki menolak paham keangkitan bagi
orang mati. Maka timbullah perselisihan dari antara
mereka. Melihat perselisihan tersebut dapat
42
Diktat Surat Roma
43
Th. Van den End, Tafsir Alkitab: Surat Roma
(Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008), hlm. 4.
28
 membahayakan Paulus, Lisian kembali membawa
Paulus ke markas.
Untuk menyelamatkan Paulus dari orang-
orang Yahudi, ia akhirnya dibawa ke Kaisarea
dengan diam-diam di malam hari agar orang
Yahudi tidak mengetauhi. Di Kaisarea, Paulus
diperiksa oleh Feliks yang menjabat wali negeri di
Yudea. Ia tidak mendapatkan kesalahan apapun dari
Paulus menurut pandangan hukum Roma. Tidak
lama setelah itu Felisk meninggalkan Palestina
karena pindah tugas. Perkara Paulus diserahkan
kepada wali negeri Festus yang menggantikannya.
Pada masa pemerintahan Festus, Paulus juga
mendapat tuduhan bermacam-macam dari orang
Yahudi yang didatangkan dari Yerusalem ke
Kaisarea.
Di dalam sidang, Paulus memakai haknya
sebagai warga negara Roma untuk naik banding ke
kepada kaisar. Hal ini membuat Festus mengirim
Paulus ke Roma sebagai tawanan yang mau anik
banding kepada pengadilan kaisar. Akhirnya Paulus
dengan pengawalan ketat menempuh perjalanan ke
Roma sebagai tawanan yang diperlakukan dengan
baik. Dalam perjalanan angin sakal dan angin badai
menghancurkan kapal yang ditumpangi, akhirnya
mereka berusaha brenang dan samapi di Malta (Kis
28:1-10). Kira-kira tiga bulan Paulus di Malta,
akhirnya Paulus dan rombongan pasukan berangkat
menuju Roma. Setelah melewati Sirakusa, Regium,
Putioli, Tres Taberne, sampailah Paulus dan
rombongannya di Roma. Dua tahun lamanya Paulus
menjadi tahanan rumah di Roma, dengan kebebasan
yang terbatas Paulus masih bisa mewartakan Yesus
Kristus dan melayani jemaat di Roma.44
PAULUS DI KAISAREA
1) Panggilan Paulus
Saulus atau Paulus ialah orang yang
menganiaya pengikut Yesus di Yerusalem (Kis 8:3)
dan mungkin tempat-tempat lain di seluruh Yudea
(Gal 1:22-23). Ia juga berniat menangkap orang-
orang Kristen di Damaskus, kota di Siria (Kis 9:2-
3; 22:5:2b:12).45 Paulus adalah orang yang
dipanggil Tuhan untuk dipakai sebagai alat-Nya.
Tuhan Yesus hadir dalam cahaya yang memancar
44
Ant. Hari Kustono, Paulus dari Tarsus: 21 Tanya
Jawab (Yogyakarta: Kanisius, 2008), hlm. 40.
45
Eckhard J. Schnabel, Rasul Paulus Sang
Misionaris (judul asli: Paul the Missionary),
diterjemahkan oleh Johny The (Yogyakarta: ANDI,
2010), hlm. 29.
dari langit dan Saulus (nama sebelum pertobatan)
rebah ke tanah. Selanjutnya terdapat dialog antara
Tuhan Yesus dengan Saulus sampai pada
pengutusan Paulus. Paulus mengalami kebutaan dan
tinggal dalam kegelapan total, tidak melihat dan
tidak sanggup pergi sendiri. Kemudian Paulus pergi
kepada Ananias yang merupakan utusan Tuhan
untuk menumpangkan tangan kepada Paulus.
Setelah Ananias menumpangkan tangannya, Paulus
dapat melihat kebesaran Tuhan dan percaya bahwa
Yesus itu adalah Kristus dan Tuhan (Kis 9:1-22; 3-
23; 26:9-20).46
2) Pertobatan Paulus
Pertobatan Paulus banyak ditemukan
penjelasannya dalam Gal 1:11-24, Flp 3:4-11, Kis
9:3-19; 22:6-16; 26:12-18. Ia tidak hanya mengikut
Yesus Kristus, tetapi menjadi Rasul bagi bangsa-
bangsa non-Yahudi (Rm 11:13), namun Paulus
tetap menghargai pendidikan Yahudinya (Flp 3:4-
6). Sebelum dipanggil Tuhan, Paulus merupakan
musuh dan penganiaya orang Kristen. Setelah
pertobatan, ia menjadi saksi Tuhan Yesus yang rela
banyak menderita karena Yesus. Paulus
sebelumnya sangat mentaati hukum Taurat (Kis
9:1-2). Sesudah pertobatannya ia beriman akan
Yesus Kristus dan mewartakan akan yang
diimaninya. Hukum Taurat disingkirkan dan yakin
bahwa manusia hanya dapat selamat dan
dibenarkan jika beriman dalam Yesus Kristus.47
Dalam pertobatannya, Paulus tidak
mengganti Allah Yahudi dengan Allah Kristen. Ia
tidak memodifikasi iman monoteismenya. Allah
yang menyatakan putera-Nya adalah Allah yang
disembahnya saat ia masih sebagai orang Farisi.
Hal yang berubah dari Paulus setelah pertobatannya
ialah Kristologi dan Soteriologinya. Sebagai orang
Farisi, Paulus percaya kebangkitan dan menantikan
kedatangan Mesias politik yang memiliki kuasa dan
membawa saat jaya. Tuhan Yesus yang wafat di
salib dipandang sebagai perolehan kutuk dari Allah
dan tidak mungkin seorang Mesias. Setelah
bertobat, pandangannya berubah bahwa Yesus yang
wafat di salib dan menampakkan diri kepadanya
merupakan bukti kebangkitan-Nya. Salib yang
semula sebagai batu sandungan, sekarang telah
menjadi kekuatan dan kebijaksanaan Allah. Yesus
yang wafat dan bangkit adalah Mesias. Sebagai
46
C. Groenen, Pengantar ke dalam Perjanjian
Baru (Yogyakarta: Kanisius, 1984), hlm. 212.
47
Tom Jacobs, Paulus Rasul (Yogyakarta:
Kanisius, 1992), hlm. 10-11.
29
 orang Farisi, Paulus yakin bahwa untuk
memperoleh keselamatan tergantung pada
pelaksanaan hukum Taurat. Setelah bertobat, ia
yakin bahwa keselamatan tergantung akan iman
kepada Yesus kristus.48
Misi Paulus
1) Perjalanan Misi Pertama
Setelah bertobat, Saulus langsung
mewartakan Yesus Kristus dan Tuhan di Damsyik
dan Tanah Arab (Kis 9:20; Gal 1:17-18). Kemudian
ia berangkat ke Yerusalem menemui para rasul,
tetapi karena terancam oleh orang-orang Yahudi ia
pun diberangkatkan ke Tarsus (Kis 9:26-30).
Kemudian ia dijemput Barnabas dan mereka
berangkat ke Antiokhia, pusat kebudayaan Helenis
dan membina umat Kristen (Kis 13:2-3). Kemudian
ia melanjutkan perjalanan ke Siprus dan Asia Kecil.
Perjalanan ini disebut misi pertama (Kis 13-14) dan
nama Ibrani Syaul diromawikan menjadi Paulus.49
2) Perjalanan Misi Kedua
Setelah konsili Yerusalem, Paulus
meninggalkan Antiokhia dan melakukan perjalanan
misi kedua pada tahun 49-52. Teman seperjalanan
dalam misi kedua Paulus ialah Silvanus (Silas) dan
kemudian Timotius. Pertama Paulus melintasi Siria
dan Kilikia, singgah di kota yang sudah pernah
dikunjunginya sebelumnya. Kemudian berjalan ke
arah utara melintasi Galatia dan ke Timur melintasi
Asia Kecil menuju Troas. Ia tinggal beberapa waktu
di Galatia dan mendirikan jemaat di sana. Dari situ,
Paulus bergerak ke Makedonia dan menuju Filipi
dan mendirikan jemaat di sana. Dari situ, ia
berangkat ke Tesalonika lalu ke Atena. Pada tahun
50, Paulus tiba di Korintus, ia mendirikan jemaat di
sana. Di tempat ini Paulus tinggal bersama Priskila
dan Akwila, dua orang Kristen yang kaya setelah
diusir dari Roma oleh kaisar Klaudius. Paulus juga
bekerjasama dengan Stefanus dan Apolos, seorang
kristen Yahudi dari Aleksandria (Kis 18:24).
Kemudian Paulus angkat kaki dari Korintus.50
3) Perjalanan Misi Ketiga
Dari Korintus, Paulus kembali ke Antiokhia
daerah Siria melintasi Efesus dan lanjut ke
48
Tom Jacobs, Paulus Rasul..., hlm. 13-24; bdk.
Thomas H. Tobin, Warta Rohani Rasul Paulus..., hlm.
56-62.
49
Thomas H. Tobin, Warta Rohani Rasul
Paulus..., hlm. 19-22.
50
Thomas H. Tobin, Warta Rohani Rasul
Paulus..., hlm. 22-25.
Yerusalem. Dalam perjalannya yang ketiga ini,
Paulus banyak menulis surat kepada jemaat Kristen
yang pernah dikunjunginya. Dalam surat-suratnya,
ia banyak mengutarakan pandangan dan pewartaan
tentang universalitas Injil. Paulus banyak
mejelaskan tentang bangsa Yahudi dan non-yahudi
hingga sumbangan dana yang memuat unsur
teologisnya yang masih bersifat kontroversial.
Inilah perjalanan misi Paulus yang ketiga.51
Paulus dan Kaisarea
Pada tahun 57 Masehi, Paulus tiba di
Yerusalem membawa uang sumbangan dari jemaat
di kota-kota yang telah dikunjunginya. Hal ini
merupakan tempat terakhirnya dalam perjalanan
misi yang ketiga. Ia disambut hangat, tetapi juga
ditanya secara teliti oleh Yakobus tentang tuduhan
bahwa ia mengajar semua orang Yahudi yang
berada di perantauan untuk meninggalkan Hukum
Musa. Paulus dituduh melarang mereka untuk tidak
menyunat anak-anak mereka dan tidak hidup
seturut hukum Yahudi. Kemudian Paulus
dianjurkan melakukan pentahiran diri agar orang-
orang tahu bahwa ia tetap memelihara Hukum
Taurat.52
Beberapa waktu setelah tiba di Yerusalem,
Paulus ditangkap dengan tuduhan membawa orang
bukan Yahudi ke dalam Bait Allah. Paulus
dihadapkan kepada gubernur Romawi Markus
Antonius Feliks di Kaisarea (Kis 23:23-35).
Persoalan teologis seperti tuduhan atas ajaran
Paulus yang mengkritik pertahanan iman Yahudi
sebagai bangsa terpilih, Taurat dan Bait Allah tidak
dapat dibuktikan secara jelas. Fokus utama penuduh
ialah tuduhan atas Paulus sebagai pemberontak dan
pengacau. Sebuah ungkapan terkenal atas putusan
Feliks menahan Paulus ialah, “Feliks menjalankan
kekuasaan seorang raja dengan pikiran seorang
budak”. Ia ditahan selama dua tahun sampai
gubernur baru Perkius Festus membuka kasusnya.
Karena Paulus tidak mau diadili di Yerusalem, ia
menyatakan banding kepada Kaisar sehingga ia
dikirim naik kapal ke Roma. Kisah perjalanan
Paulus ke Roma banyak ditemukan dalam Kisah
Para Rasul. Dalam perjalanan itu pula, ia terdampar
di pulau Malta dimana ia bertemu dengan Publius
dan penduduk di sana menerimanya dengan baik.
51
Thomas H. Tobin, Warta Rohani Rasul
Paulus..., hlm. 25-32.
52
Thomas H. Tobin, Warta Rohani Rasul
Paulus..., hlm. 32-33.
30
Setelah itu melanjutkan perjalanan sampai ke Roma
sekitar tahun 60 M (Kis 28:16).53
Kaisarea
Kaisarea merupakan kota yang indah di tepi
pantai laut Tengah. Kaisarea merupakan kota
pelabuhan yang berada pada jarak 40 Km sebelah
selatan Gunung Karmel dan kira-kira 100 Km
sebelah barat laut Yerusalem. Kota ini dibangun
oleh Herodes Agung di tempat Menara Strato,
sebagai penghormatan terhadap Kaisar Agustus.
Kota ini menjadi ibu kota Yudea di bawah
pemerintahan Romawi dan menjadi tempat
kediaman raja-raja dari wangsa Herodes dan para
wali negeri Roma. Letaknya di jalan besar kafilah
di antara Tirus dan Mesir. Kaisarea merupakan
pusat perdagangan yang baik dan ramai bagi
perdagangan dalam negeri, sekaligus menjadi
bandar terkenal berkat konstruksi tembok pemecah
gelombang yang panjang dan lebar di ujung utara
dan selatan pelabuhan. Kota ini dihias dengan
istana-istana, gedung-gedung untuk umum dan
suatu amfiteater yang besar sekali. Salah satu karya
arsitektur yang menyolok sekali ialah sebuah kuil
besar, yang disucikan khusus kepada Kaisar dan
Roma, serta berisi patung Kaisar berukuran besar.
Bekas-bekas reruntuhannya masih dapat dilihat di
ujung selatan Kaisarea di Dataran Saron. 54
Seperti halnya dengan banyak masyarakat
di sekitar Laut Tengah dari zaman Perjanjian Baru
(PB), Kaisarea mempunyai penduduk campuran,
sehingga bentrokan-bentrokan antara kelompok
Yahudi dan non-Yahudi tidak terelakkan. Ketika
Pilatus menjadi wali negeri di Yudea, ia mendiami
gedung pemerintahan di Kaisarea. Filipus,
pemberita Injil dan diakon, membawa agama
Kristen ke kota tempat kediamannya, dan sesudah
itu menjamu Paulus dan teman-temannya (Kis
21:8). Paulus berangkat dari Kaisarea pada
perjalanannya ke Tarsus, setelah ia lolos dari
sergapan orang Yahudi, musuhnya di Damsyik (Kis
9:30). Kota ini juga menjadi tempat kediaman
53
C. Groenen, Pengantar ke dalam Perjanjian
Baru..., hlm. 198-199; bdk. Peter Walker, In the Steps of
Saint Paul (judul asli: In the Steps of Saint Paul),
diterjemahkan oleh V. Indra Sanjaya (Yogyakarta:
Kanisius, 2009), hlm. 167-170.
54
J. D. Douglas (ed.), Ensiklopedi Alkitab Masa
Kini Jilid I A-L, (judul asli: The New Bible Dictionary),
diterjemahkan oleh Anggota IKAPI (Jakarta: Yayasan
Komunikasi Bina Kasih/OMF, 2003), hlm. 403.
perwira pasukan Kornelius dan tempat
pertobatannya (Kis 10:1, 24; 11:11).55
Penduduknya terdiri dari orang-orang
Yahudi dan non-Yahudi. Kekristenan dibawa ke
sana oleh Filipus pemberita Injil (Kisah 8:40; 21:8).
Petrus menjadi sadar akan kesejajaran orang
Yahudi dan orang bukan Yahudi dalam. Gereja
melalui panggilannya ke Kaisarea oleh Kornelius,
kepala prajurit Romawi dan orang yang takut akan
Allah. Di Kaisarea Petrus memperoleh pengetahuan
yang lebih mendalam mengenai sifat kerajaan Allah
dengan menyadari, bahwa Allah telah meniadakan
rintangan-rintangan yang ada di antara para orang
percaya yang berasal dari bangsa kafir dan dari
bangsa Yahudi (Kisah 10:35), serta telah
membuang penggolongan-penggolongan, yaitu di
antara ‘halal’ dan ‘haram’.56
Paulus menjadikan Kaisarea tempat
pendaratannya ketika ia kembali dari perjalanannya
yg kedua dan ketiga memberitakan Injil (Kisah
18:22; 21:8). Keputusan Paulus yang amat penting,
yaitu untuk mengunjungi Yerusalem, dibuat juga di
sini (Kis 21:13) dan ke Kaisarea ia dikirim oleh
Feliks untuk diadili (Kis 23:23-33), sebelum ia
dipenjarakan selama dua tahun. Paulus
mengemukakan pembelaannya yang termasyhur di
hadapan Festus dan Agripa di Kaisarea, dan
berlayar dari sama dengan dibelenggu ketika ia
dikirim oleh Festus ke Roma demi naik bandingnya
sendiri (Kis 25:11).57
PERJALANAN PAULUS DI SIDON DAN
MIRA58
Sidon dalam bahasa Ibrani tsidon, tsidon.
Kota pelabuhan Fenisia kuno, dikelilingi tembok, di
Libanon modern. Sidon (nama sekarang, Saida)
dulu mempunyai pelabuhan kembar dan terbagi dua
menjadi kota Sidon Besar (Yos 11:8) dan Sidon
Kecil. Waktu pemerintahan Antiokhus III, Sidon
55
J. D. Douglas (ed.), Ensiklopedi Alkitab Masa
Kini Jilid I A-L..., hlm. 403-494.
56
J. D. Douglas (ed.), Ensiklopedi Alkitab Masa
Kini Jilid I A-L..., hlm. 494.
57
J. D. Douglas (ed.), Ensiklopedi Alkitab Masa
Kini Jilid I A-L..., hlm. 494; bdk. H. H. Rowley, Atlas
Alkitab (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1994), peta 17.
58
http://biblikaindonesia.blogspot.com/
2012/03/perjalanan-paulus-menuju-ke-roma-
kis.html disadur pada 20 November 2019
31
merupakan daerah makmur dari kerajaan
Ptolomeus, yang kemudian diserahkan kepada
golongan Seleukus lalu kepada orang Roma.
Kemudian Roma memberi kota itu otonomi
setempat.
Sepanjang seluruh sejarah kota ini, kuil
utamanya ialah kuil Esymun, dewa penyembuhan.
Maka agak mencolok maknanya, karena justru di
daerah Sidonlah putri dari perempuan Siro-Fenisia
disembuhkan oleh Yesus Kristus (Mrk 7:24-
31; Mat 11:21). Banyak orang Sidon mendengarkan
ajaran-Nya (Mrk 3:8; Luk 6:17; 10:13-14). Herodes
Agripa I menerima perutusan dari Sidon di
Kaisarea (Kis 12:20), dan Paulus mengunjungi
temannya di kota itu waktu ia menuju ke Roma
(Kis 27:3). Penduduk Sidon -- yang terkenal
sebagai pusat pendidikan filsafat terutama ialah
orang Yunani ( Mrk 7:26). Banyak mata uang
memakai tulisan ukir penguasa-penguasa Sidon;
ada puing-puing dari Zaman Tembaga Tengah, dan
di daerah itu ditemukan peti mati dari batu, milik
Esymunazar, dengan tulisan ukir (300 sM), dan
gedung-gedung di daerah pelabuhan dari zaman
Perjanjian Baru.
Mira dengan pelabuhannya, kira-kira 4 km
jauhnya, Mira merupakan salah satu kota utama di
Likia, suatu propinsi di sebelah ujung barat daya
Asia Kecil. Di sana Paulus dan pengawalnya, yaitu
seorang perwira Roma, naik ke satu kapal gandum
Aleksandria, yang hendak berlayar ke Italia (Kis
27:5-6). Mira, yang disebut Dembre oleh orang
Turki, mempunyai onggokan-onggokan puing yg
menarik perhatian, termasuk satu tester yg
terpelihara dengan baik.
Setelah diputuskan untuk berlayar ke
Roma, Gubernur Festus menyerahkan Paulus dan
beberapa tahanan lain kepada se-orang perwira dari
pasukan Kaisar yang bernama Yulius. Tidak hanya
Paulus dan beberapa tahanan lain, Festus juga
menyerahkan sebuah surat laporan yang meringkas
dakwaan orang Yahudi untuk melawan Paulus,
pandangannya terhadap dakwaan itu, dan
penjelasannya tentang mengapa Paulus dibawa
kepada kaisar Roma.
Bersama seorang perwira dan beberapa
prajurit, Paulus dan beberapa tahanan lainnya naik
sebuah kapal dari pelabuhan Adraminitium yang
terletak di sebelah barat-laut dari Kaisarea.
Pengarang kisah yang diidentifikasikan sebagai
Lukas ikut serta dalam pelayaran. Dengan
menggunakan kata ganti orang pertama jamak,
“kami” (Kis. 16:10-17; 20:5-15; 21:1-18; 27:1-
28:16), pengarang secara halus memperkenalkan
diri sebagai rekan seperjalanan Paulus.
Keikutsertaan pengarang dalam pelayaran
menciptakan kesan bagi para pembaca bahwa kisah
pelayaran itu didasarkan pada kisah seorang saksi
mata.
Dari pelabuhan Adraminitium, Paulus,
Lukas, dan Aristarkhus yang tampaknya tinggal
bersama Paulus selama ditahan di Kaisarea (bdk.
Kis. 19:29) tiba di Sidon keesokan harinya. Perwira
Yulius memperlakukan Paulus dengan ramah. Ia
memperbolehkan sahabat-sahabat Paulus
mengunjunginya. Ungkapan “sahabat-sahabat”
(philoi) itu di sini menunjuk kepada orang kristiani
Sidon (Kis. 11:19; 15:9). Mengapa Yulius bersikap
ramah? Ia sangat mungkin telah diberitahukan oleh
Gubernur Festus bahwa Paulus tidak melakukan
sebuah kejahatan (Kis. 26:31-32). Melalui sikap
keramahan Yulius, kita dapat memahami bahwa
Allah melakukan karya kebaikan bukan hanya
melalui kaum beriman, melainkan juga melalui
bangsa-bangsa lain. Paulus tidak hanya
mendapatkan keramahan dari komunitas kristiani
yang diwakili oleh Lukas, Aristarkhus, dan orang
kristiani di Sidon, tetapi juga dari bangsa lain
melalui Yulius.
Dari Sidon, mereka berlayar menyusuri
pantai utara pulau Sip-rus karena angin sakal.
Setelah mengarungi laut di depan Kilikia dan
Pamfilia, sampailah mereka di Mira (Kis. 21:1). Di
Mira, perwira menemukan sebuah kapal dari
Aleksandria, ibu kota Mesir, yang mengangkut
gandum dari Mesir ke Italia untuk memenuhi
kebutuhan hidup penduduk Roma. Kapal itu sedang
berhenti di pelabuhan Mira sehingga Paulus dan
rom-bongannya dipindahkan ke kapal pengangkut
gandum. Patut disadari bahwa pada waktu itu tidak
ada kapal yang dikhusus-kan untuk mengangkut
penumpang. Kapal itu kemudian ber-layar lagi
tetapi hampir tidak bisa bergerak maju. Dengan su-
sah payah kapal berlayar mendekati Knidus karena
angin ba-rat. Namun, kapal akhirnya sampai di
Pelabuhan Indah, dekat kota Lasea.
Peringatan Paulus tentang bahaya besar
(27:9-20) Sewaktu berlabuh di pelabuhan Indah,
Paulus mengingatkan bahaya yang sangat besar jika
mereka terus berlayar. Melalui peringatan ini
Paulus menampilkan diri sebagai seorang nabi
32
kristiani. Diingatkan bahwa pelayaran sangat
berbahaya sebab waktu puasa sudah berlalu. Di sini
waktu puasa menunjuk pada hari pendamaian (Im.
16:29-31) yang dirayakan sekitar bu-lan September
dan Oktober. Berlalunya masa puasa berarti
berakhir pula musim pelayaran yang aman. Jika
memaksakan diri untuk terus berlayar, pelayaran
akan mengalami banyak kesulitan dan kerugian
besar, bukan saja bagi muatan dan kapal, melainkan
juga bagi keselamatan jiwa.
Namun, peringatan itu diabaikan oleh para
pendengarnya. Perwira, nahkoda, pemilik kapal,
dan awal kapal berbeda pen-dapat dengan Paulus.
Mereka mengabaikannya karena pelabuhan Indah
tidak cocok untuk berlabuh selama musim dingin.
Mereka kemudian terus berlayar untuk mencapai
pelabuhan kota Feniks di pulau Kreta dan tinggal di
situ selama musim dingin. Pelayaran awalnya tidak
menemukan kesulitan sebab angin hanya bertiup
sepoi-sepoi. Akan tetapi, angin tofan tiba-tiba
bertiup kencang sehingga kapal tidak bisa
dikendalikan. Kapal terombang-ambing dan terseret
ke pulau kecil bernama Kauda sehingga sebagian
muatan kapal dan alat-alatnya harus dibuang ke laut
untuk mengurangi berat kapal.
Apa upaya para penumpang kapal
membuang sebagian muatan dan alat-alat kapal
berhasil mempercepat laju kapal? Upaya itu tidak
banyak berpengaruh karena angin badai terus-
menerus mengancam. Mereka tetap saja terombang-
ombang selama beberapa hari. Bahaya semakin
besar ketika matahari dan bin-tang-bintang tidak
kelihatan sehingga harapan mereka untuk bisa
menyelamatkan diri akhirnya pupus. Pupusnya
harapan ketika matahari dan binatang tidak
kelihatan itu dapat dipahami karena kompas dan
alat navigasi lainnya belum ada pada waktu itu.
Para pelayar hanya mengandalkan matahari dan
bin-tang sebagai penentu arah. Situasi sulit dan
bahaya ini menya-darkan kita bahwa peringatan
Paulus secara perlahan-lahan terbukti
kebenarannya. Janji dan nasihat penghiburan
(27:22-26)
Pada saat para penumpang kapal mengalami
keputusasaan dan tidak makan selama beberapa
hari, Paulus kembali mengingat-kan nasihatnya.
“Saudara-saudara, sekiranya nasihatku dituruti
supaya kita jangan berlayar dari Kreta, kita pasti
terhindar dari kesukaran dan kerugian ini” (ay. 21).
KNIDUS
Knidus adalah salah satu Kota di Karia, Asia
Kecil Tenggara. Knidus merupakan dimana kapal
Paulus mengubah haluan pada pelayarannya ke
Roma. Kota ini terletak tepatnya di semenanjung
Resadiye, yang menjorok dari sudut Barat Daya
Asia Kecil yang bermuara ke laut Aegea, diantara
Pulau Rodes dan Pulau Kos.
Disebutkan bahwa kemungkinan besar
Paulus melewati Knidus sewaktu pulang dari
perjalanan misi pewartaannya yang kedua sekitar
tahun 52 M dan sekali lagi ketika menjelang akhir
perjalanannya yang ketiga sekitar tahun 56 M,
sewaktu kapalnya berlabuh di Pulau Rodes dan
Kos. Menurut sumber yang ada, ketika dalam
pelayarannya sekitar tahun 58 M Paulus singgah di
Knidus untuk menghadap Kaisar Nero di Roma.
Namun, menurut sumber yang lain bahwa alasan
Paulus singgah di Knidus ialah ketika dalam
pelayarannya situasi angin kencang yang tidak
mendukung perjalanannya, maka kapal itu terpaksa
mengubah haluan dan berlabuh ke Mira dan
akhirnya tiba di Knidus dengan susah payah. Tidak
disebutkan secara rinci apa saja yang dilakukan
Paulus ketika berada di Knidus. Yang pasti ketika
cuaca buruk reda maka kapal-kapal yang singgah di
Knidus akan melanjutkan perjalanan.
KOTA LASEA
Setelah diputuskan untuk berlayar ke
Roma, Gubernur Festus menyerahkan Paulus dan
beberapa tahanan lain kepada se-orang perwira dari
pasukan Kaisar yang bernama Yulius. Tidak hanya
Paulus dan beberapa tahanan lain, Festus juga
menyerahkan sebuah surat laporan yang meringkas
dakwaan orang Yahudi untuk melawan Paulus,
pandangannya terhadap dakwaan itu, dan
penjelasannya tentang mengapa Paulus dibawa
kepada kaisar Roma.Bersama seorang perwira dan
beberapa prajurit, Paulus dan beberapa tahanan
lainnya naik sebuah kapal dari pelabuhan
Adraminitium yang terletak di sebelah barat-laut
dari Kaisarea. Pengarang kisah yang
diidentifikasikan sebagai Lukas ikut serta dalam
pelayaran. Dengan menggunakan kata ganti orang
pertama jamak, “kami” (Kis. 16:10-17; 20:5-15;
21:1-18; 27:1-28:16), pengarang secara halus
memperkenalkan diri sebagai rekan seperjalanan
Paulus. Keikutsertaan pengarang dalam pelayaran
menciptakan kesan bagi para pembaca bahwa kisah
33
pelayaran itu didasarkan pada kisah seorang saksi
mata.
Dari pelabuhan Adraminitium, Paulus,
Lukas, dan Aristarkhus yang tampaknya tinggal
bersama Paulus selama ditahan di Kaisarea (bdk.
Kis. 19:29) tiba di Sidon keesokan harinya. Perwira
Yulius memperlakukan Paulus dengan ramah. Ia
memperbolehkan sahabat-sahabat Paulus
mengunjunginya. Ungkapan “sahabat-sahabat”
(philoi) itu di sini menunjuk kepada orang kristiani
Sidon (Kis. 11:19; 15:9). Mengapa Yulius bersikap
ramah? Ia sangat mungkin telah diberitahukan oleh
Gubernur Festus bahwa Paulus tidak melakukan
sebuah kejahatan (Kis. 26:31-32). Melalui sikap
keramahan Yulius, kita dapat memahami bahwa
Allah melakukan karya kebaikan bukan hanya
melalui kaum beriman, melainkan juga melalui
bangsa-bangsa lain. Paulus tidak hanya
mendapatkan keramahan dari komunitas kristiani
yang diwakili oleh Lukas, Aristarkhus, dan orang
kristiani di Sidon, tetapi juga dari bangsa lain
melalui Yulius.
Dari Sidon, mereka berlayar menyusuri
pantai utara pulau Sip-rus karena angin sakal.
Setelah mengarungi laut di depan Kilikia dan
Pamfilia, sampailah mereka di Mira (Kis. 21:1). Di
Mira, perwira menemukan sebuah kapal dari
Aleksandria, ibu kota Mesir, yang mengangkut
gandum dari Mesir ke Italia untuk memenuhi
kebutuhan hidup penduduk Roma. Kapal itu sedang
berhenti di pelabuhan Mira sehingga Paulus dan
rom-bongannya dipindahkan ke kapal pengangkut
gandum. Patut disadari bahwa pada waktu itu tidak
ada kapal yang dikhusus-kan untuk mengangkut
penumpang. Kapal itu kemudian ber-layar lagi
tetapi hampir tidak bisa bergerak maju. Dengan su-
sah payah kapal berlayar mendekati Knidus karena
angin ba-rat. Namun, kapal akhirnya sampai di
Pelabuhan Indah, dekat kota Lasea.
Peringatan Paulus tentang bahaya besar
(27:9-20)
Sewaktu berlabuh di pelabuhan Indah,
Paulus mengingatkan bahaya yang sangat besar jika
mereka terus berlayar. Melalui peringatan ini
Paulus menampilkan diri sebagai seorang nabi
kristiani. Diingatkan bahwa pelayaran sangat
berbahaya sebab waktu puasa sudah berlalu. Di sini
waktu puasa menunjuk pa-da hari pendamaian (Im.
16:29-31) yang dirayakan sekitar bu-lan September
dan Oktober. Berlalunya masa puasa berarti
berakhir pula musim pelayaran yang aman. Jika
memaksakan diri untuk terus berlayar, pelayaran
akan mengalami banyak kesulitan dan kerugian
besar, bukan saja bagi muatan dan ka-pal,
melainkan juga bagi keselamatan jiwa. Namun,
peringatan itu diabaikan oleh para pendengarnya.
Perwira, nahkoda, pemilik kapal, dan awal kapal
berbeda pen-dapat dengan Paulus. Mereka
mengabaikannya karena pelabuhan Indah tidak
cocok untuk berlabuh selama musim dingin.
Mereka kemudian terus berlayar untuk mencapai
pelabuhan kota Feniks di pulau Kreta dan tinggal di
situ selama musim dingin. Pelayaran awalnya tidak
menemukan kesulitan sebab angin hanya bertiup
sepoi-sepoi. Akan tetapi, angin tofan tiba-tiba
bertiup kencang sehingga kapal tidak bisa
dikendalikan. Kapal terombang-ambing dan terseret
ke pulau kecil bernama Kauda sehingga sebagian
muatan kapal dan alat-alatnya harus dibuang ke laut
untuk mengurangi berat kapal.
Apa upaya para penumpang kapal
membuang sebagian muat-an dan alat-alat kapal
berhasil mempercepat laju kapal? Upaya itu tidak
banyak berpengaruh karena angin badai terus-
menerus mengancam. Mereka tetap saja terombang-
ombang selama beberapa hari. Bahaya semakin
besar ketika matahari dan bin-tang-bintang tidak
kelihatan sehingga harapan mereka untuk bisa
menyelamatkan diri akhirnya pupus. Pupusnya
harapan ketika matahari dan binatang tidak
kelihatan itu dapat dipahami karena kompas dan
alat navigasi lainnya belum ada pada waktu itu.
Para pelayar hanya mengandalkan matahari dan
bin-tang sebagai penentu arah. Situasi sulit dan
bahaya ini menya-darkan kita bahwa peringatan
Paulus secara perlahan-lahan terbukti
kebenarannya. Pada saat para penumpang kapal
mengalami keputusasaan dan tidak makan selama
beberapa hari, Paulus kembali mengingat-kan
nasihatnya. “Saudara-saudara, sekiranya nasihatku
dituruti supaya kita jangan berlayar dari Kreta, kita
pasti terhindar dari kesukaran dan kerugian ini” (ay.
21; bdk. Ay. 10). Apa yang te-lah dinasihatkannya
di pelabuhan Indah itu terbukti benar. Di sini
nasihat itu diingatkan kembali dengan maksud
supaya mereka percaya kepada apa yang akan
dikatakannya. Apa yang akan dikatakannya? Ia
memberi mereka sebuah nasihat untuk tetap
34
bersemangat. Nasihat itu diikuti dengan sebuah
janji kepada mereka bahwa tidak seorang pun di
antara mereka yang akan binasa kecuali kapal yang
mereka tumpangi. Janji itu didasarkan pada
penglihatannya. Ia melihat seorang malaikat berdiri
di sisinya dan menyampaikan sebuah pesan supaya
ti-dak takut.
Para penumpang kapal dan rekan-rekan
seperjalanannya tidak perlu takut karena
perjalanannya menghadap kaisar di Roma itu sesuai
dengan kehendak Allah. Yesus yang bangkit telah
berkata kepadanya bahwa ia harus bersaksi di
Roma dengan berani seperti yang telah
dilakukannya di Yerusalem (Kis. 23:11). Semua
orang yang ada dalam kapal akan selamat. Janji ini
pasti terjadi meski tidak segera terealisasi. Mereka
tetap saja terombang-ambing di Laut Adria, laut
antara Yunani dan Italia setelah 14 hari berlalu
sejak mereka berangkat dari pelabuhan Indah.
Namun, kira-kira tengah malam para awak kapal
me-rasa bahwa mereka telah mendekati daratan.
Mereka mungkin mendengar deburan ombak yang
menghempas pantai. Na-mun, mereka belum bisa
melihat apa-apa sehingga harus dipastikan dengan
mengukur kedalaman laut dengan batu duga.
Setelah memastikan kebenaran dugaan, mereka
kemudian membuang empat sauh di buritan untuk
menjaga agar ka-pal itu jangan kandas.
Nasihat terakhir dan kapal Karam
(27:27-44)
Ketika mendekati daratan, para awak kapal
berusaha untuk melarikan diri. Mereka menurunkan
sekoci untuk menyelamatkan diri mereka sendiri.
Namun, gelagat mereka diketahui oleh Paulus
sehingga ia memberitahukan nasib hidup mereka
kepada perwira dan para prajuritnya. Diberitahukan
bahwa mereka tidak akan selamat dari angin badai
jika tidak tinggal dalam kapal (ay. 31). Dengan
pemberitahuan ini kita disadarkan bahwa janji
Allah membutuhkan kerja sama dari pihak manusia.
Tanpa membuang-buang waktu, perwira
kini memperhatikan kata-kata Paulus. Ia meminta
para prajurit untuk segera memotong tali sekoci
serta membiarkan kapal hanyut. Setelah 14 hari
terombang-ambing, mereka kehilangan nafsu
makan. Da-lam situasi ini Paulus lagi-lagi tampil di
hadapan rekan-rekan-nya bagaikan seorang
pemimpin pelayaran untuk mengingat-kan mereka
tentang janji seorang malaikat yang telah
menampakkan diri kepadanya. Dijanjikan bahwa
“tidak seorang pun di antara kamu akan kehilangan
sehelai pun dari rambut kepalanya” (ay. 34).
Namun, mereka harus makan supaya mereka
memiliki tenaga untuk bisa terus bertahan
hidup.Nasihat untuk makan itu diikuti dengan
sebuah contoh konkret. Ia mengambil roti,
mengucap syukur kepada Allah, memecah-
mecahkannya, dan makan. Nasihat itu diikuti oleh
seluruh penumpang dan awal kapal. Mereka makan
kenyang se-hingga mereka kembali bersemangat.
Setelah kenyang, me-reka meringankan kapal
dengan membuang sisa muatan gandum ke laut
supaya kapal dengan mudah sampai ke tepi pantai
sebelum menyentuh dasar laut.
Ketika hari mulai siang, mereka melihat
sebuah teluk dengan pantai yang rata. Mereka
merencanakan untuk melabuhkan kapal ke situ
walaupun mereka tidak mengenal tempat itu.
Mereka juga terpaksa menempuh jarak yang cukup
jauh supaya dapat sampai ke pantai karena kapal
tidak bisa berlabuh dengan mulus. Dalam situasi itu
para prajurit yang mengawal Paulus dan para
tahanan lainnya memutuskan untuk membunuh
semua tahanan agar mereka tidak melarikan diri.
Hukum Roma memang menetapkan bahwa prajurit
yang membiarkan tahanan meloloskan diri akan
menerima hukuman yang sama dengan yang
diterima oleh seorang tahanan (bdk. Kis. 12:19;
16:27).Namun, perwira mencegah para prajurit
untuk melaksanakan keputusan mereka. Perwira
memerintahkan supaya orang yang pandai berenang
lebih dahulu terjun ke laut dan naik ke darat.
Sementara yang tidak pandai berenang menyusul
dengan memakai papan atau pecahan-pecahan
kapal. Mereka akhirnya semua selamat naik ke
darat di pulau Malta. Dengan demikian, janji
malaikat utusan Allah melalui Paulus itu terpenuhi
atau terbukti benar (ay. 25). Para awak kapal dan
penumpang sela-mat dari ancaman alam dan para
tahanan juga selamat dari ancaman pembunuhan
para prajurit.
REGIUM
Pengarang Kisah Para Rasul yaitu Lukas
tidak menceritakan secara lengkap apa yang Paulus
lakukan bersama para pengikutnya di Kota Regium.
Kota Regium adalah salah satu rute perjalanan
Paulus dalam misinya ke Roma. Di katakan bahwa
perjalanan Paulus dan para pengikutnya menjurus
35
ke arah utara ke Sirakusa di Sisilia. Di sana mereka
singgah dan tinggal selama tiga hari lalu ke Regium
dan Pitioli (dekat Napels). Lukas tidak
menceritakan apa yang Paulus dan para
pengikutnya lakukan di tempat itu. Barangkali kota
Regium ini hanya sebagai tempat yang harus
dilewati jika ingin ke Roma. Maka kota Regium
tetap menjadi tempat yang penting karena di
singgahi Paulus tetapi tidak ada cerita apa yang
Paulus dan para pengikutnya lakukan di kota itu.
Dalam penjelasan secara singkat yang
Regium adalah kota di bagian selatan Italia yang
sekarang disebut Reggio atau Reggio Calabria.
Kapal yang ditumpangi rasul Paulus sebagai
tahanan singgah di Regium ketika ia sedang dalam
perjalanan untuk menghadap Kaisar di Roma,
sekitar tahun 59 M. Regium terletak di tepi
Selat Messina, yang memisahkan Italia dan Sisilia.
Tepat di sebelah utara Regium kapal yang
ditumpangi Paulus itu harus berlayar melewati
Tanjung Skila di Italia dan pusaran air Charybdis di
Sisilia; kedua tempat itu dianggap sangat berbahaya
oleh para pelaut zaman dahulu. Sehari setelah
mereka tiba di Regium angin selatan bertiup dan ini
memungkinkan mereka berlayar dengan aman
melalui selat itu lalu ke arah utara barat-laut menuju
Puteoli.59
Oleh karena itu, kota Regium merupakan
tempat singgah Paulus sebelum menghadap Kaisar
Roma untuk naik banding. Untuk apa yang ia
lakukan disana tidak ada dijelaskan secara lengkap.
Hanya saja kota regium ini di kenal sebagai “jari
kaki” Negara Italia dan Paulus merasakan yang
pertama kalinya menginjakkan kaki di Italia.
SIRAKUSA
Dengan berlayar ke utara mereka tiba
di Sirakusa, kota paling penting di Sisilia yang
terletak di bagian tenggara pulau itu. Pertama
mereka singgah di Sirakusa yang menjadi ibu kota
Pulau Sisilia. Di situ mereka tinggal tiga hari
lamanya. Mungkin mereka membongkar sejumlah
muatan di situ atau membeli barang dagangan.
Sebab tampaknya kapal ini memang dibuat untuk
melakukan pelayaran dagang. Sekarang rasa ingin
tahu Paulus dipuaskan ketika ia bisa melihat
tempat-tempat yang sering ia dengar dan ingin ia
kunjungi, khususnya Sirakusa, sebuah kota kuno
59
Lembaga Biblika Indonesia, Kisah Para
Rasul (Yogyakarta:Kanisius, 1987), hlm. 163.
yang terkenal. Namun, tampaknya belum ada orang
Kristen di sana.
Kota ini didirikan oleh Korintus, tetapi
pada tahun 212 SM diambil alih oleh Roma. Kota
ini terletak di Pantai sebelah tenggara Sisilia
(Sesilia adalah daerah otonomi Italia dan pulau
terbesar di Laut Tengah dengan luas 25.703 km 2
4.968.991 jiwa). Kota Sirakusa menjadi kota paling
utama di Sisilia, baik politik maupun perdangangan,
khusunya pada rezim raja-raja lalim Gelon dan
Dionisius I. oleh pemerintahan Roma kota sirakusa
menjadi pusat pemerintahan Provinsi Sisilia.
Sampai abad ke 3M kota itu terus berkembang.
Pada bagian akhir perjalanan Paulus ke Roma kapal
yang ditumpangi Paulus berlabuh di Sirakusa
selama tiga hari (Kisah 28:12). Menurut dugaan
mengapa singgah karena menunggu angin baik atau
hanya singgah saja sebagai peristirahatan.
Kemungkinan juga bahwa kapal yang
ditumpanginya adalah kapal gandum. Sebab baik
Sisilia maupun Afrika mneyediakan gandum bagi
kota Roma.
Kota dengan pelabuhan besar di pantai
Timur Sesilia. Kota ini didirikan pada tahun 734
sM oleh pemukin orang Korintus, dan menjelang
akhir abad 5sM menjadi kota paling utama di
Sesilia baik politik maupun perdangangan. Kapal
yang ditumpangi Paulus berlambang Castor dan
Pollux artinya dewa kembar dari mitlogi Yunani.
Kapal inilah yang berlayar menuju Roma.
Dioskuri (Dewa Kembar Kastor dan
Poluks), adalah dewa pelindung para pelaut, yang
dipercayai menjaga keamanan perjalanan di laut.
Siapa saja yang melihatnya saat pelayarannya
terlanda badai, dipercaya akan beroleh
keberuntungan. Lalu mengapa Lukas, yang menulis
Kisah Para Rasul ini, merasa perlu menyebutkan
lambang kapal dari Aleksandria itu (KPR 28:11)?
Dengan mengingat bahwa Paulus dan teman-
temannya sekapal selamat dalam pelayaran karena
pertolongan Allah, maka lambang Dioskuri bagai
sebuah ironi. Dipuja sebagai dewa pelindung
pelaut, nyatanya ia tidak berbuat apa pun saat kapal
Paulus dilanda bahaya. Tuhan, Pelindung Paulus,
jelas jauh lebih berkuasa atas laut daripada sang
Dioskuri. Di sini Lukas mungkin menyebut
lambang Dioskuri dengan maksud untuk
mempertentangkannya dengan perlindungan Allah
yang nyata sebagaimana di-perlihatkan oleh kisah
sebelumnya.
36
 Dapatkah semua itu terjadi bila bukan dan Thes Taberne. Ketika Paulus melihat mereka, ia
Allah yang memberi pertolongan? Paulus bukan mengucap syuhkur kepada Allah lalu kuatlah
tidak tahu bahaya yang akan menimpa dia dalam hatinya. (Kis, 18:150)
perjalanan, karena Tuhan telah terlebih dahulu Selama Paulus tinggal di Putioli, orang-
memberitahu dia. Namun dia juga tahu bahwa orang di Roma telah mendengar kedatangannya.
Allah menginginkan dia sampai ke Roma. Karena Pastilah mereka mengetahui tentang perjalanannya
itu dia berani menanggung segala risiko perjalanan dankeadaan-keadaan selama pelayarannya, yaitu
yang dia tempuh. sebagai orang tahanan. Hal itu dapat diketahui dari
kalimat “setelah saudara-saudara yang disana itu
PUTIOLI mendengar hal ihwal kami”.62 Dari sumber yang
Putioli adalah sebuah kota di Italia bagian ada ini dapat dikatakan bahwa Lukas tidak
selatan yang merupakan salah satu tempat yang melukiskan secara lengkap apa yang dilakukan
disinggahi oleh Paulus saat perjalanan misi ke Paulus selama tujuh hari di Putioli.
Roma. Lukas mencatat secara singkat tempat-
tempat yang mereka singgah dalam perjalanan misi
ke Roma yaitu: Antipatris, Kaisarea, Sidon, Mira,
Kreta, Malta, Sirakusa, Regium, Putioli dan Roma.
Tempat terahkir yang Paulus dan kawan-kawan
singgahi sebelum tiba di Roma ialah kota Putioli.
Jarak antara Putioli dan Roma (235 km) yang
ditempuh orang dalam lima atau enam hari
perjalanan. Mulai dari Putioli mereka akan
melanutkan perjalanan melalui jalan darat hingga
tiba di kota Roma.60
Putioli adalah kota pelabuhan yang sangat
penting. Disitu juga ada jemaat-jemaat Kristen yang
mengambut Paulus beserta rombongan dan mereka
berdiam bersama selama tujuh hari. Tuhan
berkenan memberikan penghiburan besar kepada
Paulus dan kawan-kawan karena perjumpaan ini,
(bdk Kis, 28;14). Dari sudut sejarah kita tidak tahu
apa-apa tentang terjadinya jemaat nini, tetapi sejak
hari pertama Pentakosta sudah ada kemungkinan
bahwa orang-orang Kristen dari Yerusalem telah
berlayar kembali, juga ke Kota Roma. Yang
diketahui ialah bahwa beberapa tahun sebelum
tarikh Masehi, sebuah tempat pemboyongan Yahudi
telah menetap di Putioli. Tinggalnya Paulus dan
kawan-kawan di Putioli, yang pasti sangat
menghiburkan dan memberanikan hati jemaat di
Putioli, seakan-akan merupakan penutup perjalanan
Paulus. Lukas merasa perlu untuk mengkonstatir
bahwa kini terbukalah pintu gerbang Roma bagi
Paulus.61
Saudara-saudara yang disana telah
mendengar tentang hal ihwal kami dan mereka
datang menjumpai kami sampai ke Forum Apius
60
H. V. D. Brink, “Tafsitan Alkitab Kisah Para
Rasul” (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008), hlm. 430.
61
H. V. D. Brink, “Tafsitan Alkitab Kisah Para 62
H. V. D. Brink, “Tafsitan Alkitab Kisah Para
Rasul…, hlm. 430-431 Rasul…, hlm. 431.
37