Anda di halaman 1dari 15

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan tidak terlepas dari pelayanan
keperawatan yang berkesinambungan. Bentuk pelayanan keperawatan yang diberikan
kepada pasien adalah melalui pemberian asuhan keperawatan, pengobatan dan rasa
aman bagi pasien, keluarga serta masyarakat. Pelayanan keperawatan yang diberikan
sesuai dengan kompetensi dan kewenangan yang dimiliki baik secara mandiri maupun
bekerja sama dengan tenaga kesehatan lainnya yang dibentuk dari manjemen
keperawatan (Tribowo, 2013).
Ghufron (2016) menginformasikan bahwa komunikasi berbagai informasi yang
diberikan oleh perawat dalam pertukaran shift, yang lebih dikenal dengan timbang
terima (handover) sangat membantu dalam perawatan pasien. Timbang terima yang
dilaksanakan dengan baik dapat membantu mengidentifikasi kesalahan serta
memfasilitasi kesinambungan perawatan pasien selain itu komunikasi pada timbang
terima (handover) memiliki hubungan yang sangat penting dalam menjamin
kesinambungan, kualitas dan keselamatan dalam pelayanan kesehatan pada pasien.
Timbang terima pasien (Handover) adalah salah satu bentuk komunikasi efektif
perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien yang dirancang sebagai
salah satu metode untuk memberikan informasi yang relevan pada tim perawat setiap
pergantian shift, sebagai petunjuk praktik memberikan informasi mengenai kondisi
terkini pasien, tujuan pengobatan, rencana perawatan serta menentukan prioritas
pelayanan (Nursalam, 2015). Pelaksanaan timbang terima pasien pada dasarnya
mentransfer perawatan dan tanggung jawab dari satu perawat ke perawat lain sehingga
dapat memberikan perawatan yang aman dan berkualitas (Morika, 2017).
Tujuan dilakukannya timbang terima adalah menyampaikan hal-hal penting yang
perlu segera ditindaklanjuti oleh dinas berikutnya. Informasi harus dijamin akurat agar
tidak terjadi kesalahan dalam proses pemberian pelayanan bagi pasien (Cahyono, 2008).
Penyampaian informasi saat timbang terima harus menggunakan komunikasi yang
efektif, yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas dan mudah dipahami resipien/penerima
informasi (Alvarado, 2013).
1.2 Tujuan Umum
Mengkomunikasikan keadaan pasien dan menyampaikan informasi penting
1.3 Tujuan Khusus
1. Menyampaikan kondisi dan keadaan pasien (data focus).
2. Menyampaikan hal yang sudah/belum dilakukan dalam asuhan keperawatan
kepada pasien.
3. Menyampaikan hal yang penting yang harus ditindak lanjuti oleh perawat dinas
berikutnya.
4. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.

BAB 2
TINJAUAN TEORITIS

2
2.1 Definisi
Timbang terima memiliki beberapa istilah lain yaitu handover, overhand, report
nursing, operan, dan serah terima. Timbang terima merupakan suatu cara dalam
menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan pasien.
Timbang terima merupakan komunikasi yang terjadi pada saat perawat melakukan
pergantian shift dan memiliki tujuan yang spesifik yaitu mengkomunikasikan informasi
tentang keadaan pasien pada asuhan keperawatan sebelumnya (Triwibowo, 2013).
Timbang terima atau disebut overan atau komunikasi saat serah terima tugas antar
perawat memerlukan suatu komunikasi mengenai kebutuhan pasien, intervensi yang
telah dan belum dilaksanakan serta mengenai respon pasien. Cara yang dilakukan
adalah dengan berkeliling dari pasien ke pasien lain dan melaporkan kondisi mereka
secara akurat di dekat pasien. Cara ini lebih efektif ketimbang hanya sekedar membaca
dokumentasi yang talah dibuat karena perawat dapat menerima overan secara nyata dan
tidak terlalu menyita waktu (Nursalam, 2014).
Timbang terima adalah komunikasi oral dari informasi tentang pasien yang
dilakukan oleh perawat pada pergantian shift jaga. Friesen (2008) menyebutkan tentang
definisi dari timbang terima adalah transfer tentang informasi (termasuk tanggungjawab
dan tanggunggugat) selama perpindahan perawatan yang berkelanjutan yang mencakup
peluang tentang pertanyaan, klarifikasi dan konfirmasi tentang pasien. Timbang terima
juga meliputi mekanisme transfer informasi yang dilakukan, tanggungjawab utama dan
kewenangan perawat dari perawat sebelumnya ke perawat yang akan melanjutnya
perawatan.

3
2.2 Tujuan
Tujuan dari handover adalah menyediakan waktu, informasi yang akurat tentang
rencana perawatan pasien, terapi, kondisi terbaru, dan perubahan yang akan terjadi dan
antisipasinya.
Menurut Nursalam (2014) Tujuan umum timbang terima adalah
mengkomunikasikan kondisi pasien dan menyampaikan informasi yang penting dan
tujuan khususnya adalah:
1. Menyampaikan masalah, kondisi, dan keadaan klien (data fokus).
2. Menyampaikan hal-hal yang sudah atau belum dilakukan dalam asuhan
keperawatan kepada klien.
3. Menyampaikan hal-hal penting yang perlu segera ditindaklanjuti oleh dinas
berikutnya.
4. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.
Timbang terima memiliki 2 fungsi utama; Sebagai forum diskusi untuk bertukar
pendapat dan mengekspresikan perasaan perawat dan sebagai sumber informasi yang
akan menjadi dasar dalam penetapan keputusan dan tindakan keperawatan.

4
2.3 Prosedur dalam Timbang Terima
Berikut adalah prosedur timbang terima menurut Nurslam (2015):
Tahap Kegiatan Waktu Tempat Pelaksana
Persiapan 1. Timbang terima dilaksanakan Nurse Karu, PP,
setiap pergantian shift. station PA
2. Yang pelu dipertimbangkan,
semua pasien baru dan pasien
yang memiliki permasalahan yang
belum bisa teratasi serta yang
memerlukan observasi lebih lanjut
3. PA/PP menyempaikan timbang
terima kepada PP shift berikutnya.
Yang perlu disampaikan:
S : Sebutkan nama pasien, umur,
tanggal masuk, dan hari
perawatan, serta dokter
yang merawat. Sebutkan
diagnosis medis dan
masalah keperawtan yang
belum atau sudah
teratasi/keluhan utama.
B : Jelaskan intervensi yang telah
dilakukan dan respons
pasien dari setiap diagnosis
keperawatan. Sebutkan
riwayat alergi, riwayat
pembedahan, pemasangan
alat invasive, dan obat-
obatan termasuk cairan
infuse yang digunakan.
Jelaskan engetahuan pasien

5
dan keluarga terhadap
diagnosisi medis.
A : Jelaskan secara lengkap hasil
pengkajian pasien terkini
seperti tanda vital, skor
nyeri, tingkat kesadaran,
braden score,status
restrain,risiko jatuh, pivas
score, status nutrisi,
kemampuan eliminasi dan
lain-lain. Jelaskan informasi
klinik lain yang
mendukung.
R : Merekomendasikan intervensi
keperawatan yang telah dan
perlu dilanjutkan (refer to
nursing care plan) termasuk
discharge planning dan
edukasi pasien dan
keluarga.

Pelaksanaan Nurse Staion Nurse Karu, PP,


1. Kedua kelompok dinas sudah siap Station PA
(sif jaga)
2. Kelompok yang bertugas
menyiapksan catatan
3. Karu membuka acara overan
4. Penyampaian yang singkat, padat,
jelas oleh perawat jaga
5. Perawat jaga selanjutnya dapat
melakukan klarifikasi, tanya

6
jawab dan melakukan validasi
terhadap hal-hal yang kurang jelas
Penyampaian pada saat timbang
terima secara singkat dan jelas Bed
Di Bed Pasien Pasien
6. Karu menyampaikan salam dan
menanyakan kebutuhan dasar
pasien
7. Perawat jaga selanjutnya
mengkaji secara penuh tentang
masalah keperawatan, kebutuhan
dan intervensi yang telah/belum
dilaksanakan serta hal penting
lain selama masa perawatan
8. Hal khusus dan memerlukan
perincian matang sebaiknya
dicatat untuk diserah terimakan ke
sif selanjutnya
Pasca 1. Diskusi Nurse Karu, PP,
timbang 2. Pelaporan langsung dituliskan Station PA
terima pada form timbang terima dengan
ditandatangani PP jaga dn PP jaga
berikutnya, diketahui oleh Karu
3. Ditutup oleh Karu

2.4 Metode dalam Timbang Terima

7
Metode dalam timbang terima terbagi menjadi 2 yaitu (Widyastuti, dkk, 2018) :
a. Timbang terima dengan metode tradisional
1. Dilakukan hanya di meja perawat
2. Menggunakan satu arah komunikasi sehingga tidak memungkinkan
munculnya pertanyaan atau diskusi
3. Ada pengecekan ke pasien hanya sekedar memastikan kondisi secara
umum
4. Tidak ada kontribusi atau feedback dari pasien dan keluarga, sehingga
proses informasi dibutuhkan oleh pasien terkait status kesehatannya tidak
up to date
b. Timbang terima dengan metose bedside handover
Timbang terima yang dilakukan disamping tempat tidur pasien atau keluarga
pasien secara langsung untuk mendapatkan feedback

2.5 Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan


Hal – hal yang perlu diperhatikan, yaitu (Nursalam, 2015) :
1. Dilaksanakan tepat pada waktu pergantian shift
2. Dipimpin oleh Karu atau PP
3. Diikuti semua perawat yang sudah dan akan dinas
4. Informasi harus singkat, akurat, sistematis dan menggambarkan kondisi pasien
saat ini (jaga kerahasiaan pasien)
5. Harus berorientasi pada permasalahan pasien
6. Saat timbang terima si bed pasien, menggunakan volume suara yang cukup agar
hal-hal yang mungkin rahasia tidak didengar oleh pasien lain. Hal-hal yang
rahasia sebaiknya tidak dibicarakan langsung di dekat pasien
7. Sesuatu yang mungkin akan membuat pasien terkejut sebaiknya dibicarakan di
nurse station.

2.6 Faktor-faktor dalam Timbang Terima

8
Faktor – faktor yang dapat mempengaruhi proses timbang terima, yaitu (Nursalam,
2015) :
1. Komunikasi yang objektif antar sesama petugas kesehatan.
2. Pemahaman dalam penggunaan terminologi keperawatan.
3. Kemampuan menginterpretasi medical record.
4. Kemampuan mengobservasi dan menganalisa pasien.
5. Pemahaman tentang prosedur klinik.

2.7 Efek Timbang Terima dalam Shift Jaga


Timbang terima atau overan jaga memiliki efek-efek yang sangat mempengaruhi
diri seorang perawat sebagai pemberi layanan kepada pasien. Efek-efek dari shift kerja
atau overan adalah sebagai berikut (Nursalam, 2015) :
1. Efek Fisiologi
Kualitas tidur termasuk tidur siang tidak seefektif tidur malam, banyak
gangguan dan biasanya diperlukan waktu istirahat untuk menebus kurang
tidur selama kerja malam. Menurunnya kapasitas fisik kerja akibattimbulnya
perasaan mengantuk dan lelah. Menurunnya nafsu makan dan gangguan
pencernaan.
2. Efek Psikososial
Efek ini berpengeruh adanya gangguan kehidupan keluarga, efek fisiologis
hilangnya waktu luang, kecil kesempatan untuk berinteraksi dengan teman,
dan mengganggu aktivitas kelompok dalam masyarakat. Saksono (1991)
mengemukakan pekerjaan malam berpengaruh terhadap kehidupan
masyarakat yang biasanya dilakukan pada siang atau sore hari. Sementara
pada saat itu bagi pekerja malam dipergunakan untuk istirahat atau tidur,
sehingga tidak dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan tersebut, akibat
tersisih dari lingkungan masyarakat.

3. Efek Kinerja

9
Kinerja menurun selama kerja shift malam yang diakibatkan oleh efek
fisiologis dan efek psikososial. Menurunnya kinerja dapat mengakibatkan
kemampuan mental menurun yang berpengaruh terhadap perilaku
kewaspadaan pekerjaan seperti kualitas kendali dan pemantauan.
4. Efek Terhadap Kesehatan
Shift kerja menyebabkan gangguan gastrointestinal, masalah ini
cenderung terjadi pada usia 40-50 tahun. Shift kerja juga dapat menjadi
masalah terhadap keseimbangan kadar gula dalam darah bagi penderita
diabetes.
5. Efek Terhadap Keselamatan Kerja
Survei pengaruh shift kerja terhadap kesehatan dan keselamatan kerja
yang dilakukan Smith dkk (dalam Adiwardana, 1989), melaporkan bahwa
frekuensi kecelakaan paling tinggi terjadi pada akhir rotasi shift kerja
(malam) dengan rata-rata jumlah kecelakaan 0,69 % per tenaga kerja. Tetapi
tidak semua penelitian menyebutkan bahwa kenaikan tingkat kecelakaan
industri terjadi pada shift malam. Terdapat suatu kenyataan bahwa kecelakaan
cenderung banyak terjadi selama shift pagi dan lebih banyak terjadi pada shift
malam.

2.8 Dokumentasi dalam Timbang Terima


Dokumentasi adalah salah satu alat yang sering digunakan dalam komunikasi
keperawatan. Hal ini digunakan untuk memvalidasi asuhan keperawatan, sarana
komunikasi antar tim kesehatan, dan merupakan dokumen pasien dalam pemberian
asuhan keperawatan. Ketrampilan dokumentasi yang efektif memungkinkan perawat
untuk mengkomunikasikan kepada tenaga kesehatan lainnya dan menjelaskan apa yang
sudah, sedang, dan akan dikerjakan oleh perawat.Yang perlu di dokumentasikan dalam
timbang terima antara lain: identitas pasien, diagnosa medis pesien, dokter yang
menangani, kondisi umum pasien saat ini, masalah keperawatan, intervensi yang sudah
dilakukan, intervensi yang belum dilakukan, tindakan kolaborasi, rencana umum dan
persiapan lain serta tanda tangan dan nama terang (Nursalam, 2015).

10
Manfaat pendokumentasian adalah dapat digunakan lagi untuk keperluan yang
bermanfaat, mengkomunikasikan kepada tenaga perawat dan tenaga kesehatan lainnya
tentang apa yang sudah dan akan dilakukan kepada pasien serta bermanfaat untuk
pendataan pasien yang akurat karena berbagai informasi mengenai pasien telah dicatat
(Suarli & Yayan, 2009).

2.9 Alur Timbang Terima

Situation

data demografi diagnosis medis Diagnosis keperawatan (data)

Background

Riwayat keperawatan

Assessment: KU, TTV, GCS, Skala


nyeri, Jesiko Jatuh, ROS

Recomendation: tingkatkan yang


sudah, dilanjutkan, stop,
modifikasi, strategi baru

(Nursalam, 2014)

11
2.10 Evaluasi dalam Timbang Terima
Beberapa hal yang harus dievaluasi setelah melaksanakan timbang terima yaitu
sebagai berikut (Nursalam, 2015) :
1. Evaluasi Struktur
Pada timbang terima, sarana dan prasarana yang menunjang telah tersedia
antara lain: Catatan timbang terima, status klien dan kelompok shift
timbang terima. Kepala ruangan memimpin kegiatan timbang terima yang
dilaksanakan pada pergantian shift yaitu pagi ke sore. Sedangkan kegiatan
timbang terima pada shift sore ke malam dipimpin oleh perawat primer.
2. Evaluasi Proses
Proses timbang terima dipimpin oleh kepala ruangan dan dilaksanakan
oleh seluruh perawat yang bertugas maupun yang akan mengganti shift.
Perawat primer malam menyerahkan ke perawat primer berikutnya yang
akan mengganti shift. Timbang terima pertama dilakukan di nurse
stationkemudian ke tempat tidur klien dan kembali lagi ke nurse station.
Isi timbang terima mencakup jumlah klien, masalah keperawatan,
intervensi yang sudah dilakukan dan yang belum dilakukan serta pesan
khusus bila ada. Setiap klien dilakukan timbang terima tidak lebih dari 5
menit saat klarifikasi ke klien.
3. Evaluasi Hasil
Timbang terima dapat dilaksanakan setiap pergantian shift. Setiap perawat
dapat mengetahui perkembangan klien. Komunikasi antar perawat berjalan
dengan baik.

12
BAB III
PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dibahas mengenai kesenjangan teori timbang terima dengan
hasil observasi di lapangan, yaitu di ruang rawat inap lantai 4 RSUA.
Menurut teori yang disampaikan Nursalam (2014) disebutkan tahapan timbang
terima dilakukan pada saat pergantian sift meliputi tahap persiapan, pelaksanaan dan
kegiatan pasca timbang terima. Pada tahap persiapan kegiatan dilakukan di nurse station
oleh PA dan PP, yang perlu dipertimbangkan adalah semua pasien baru dan pasien yang
memiliki permasalahan yang belum teratasi dan memerlukan observasi lebih lanjut,
PA / PP menyampaikankepada PP shift selanjutnya meliputi aspek umum M1/M5,
jumlah pasien, identitas pasien beserta diagnosa medis dan masalah keperawatan yang
mungkin masih muncul, tindakan keperawatan yang telah dan belum dilaksanakan,
Intervensi kolaborasi dan dependen, rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan
dalam kegiatan selanjutnya.
Berdasarkan observasi di RSUA lantai 4, tahapan persiapan sudah dilaksanakan
sesuai dengan teori. PP dan PA melaksanakan timbang terima setiap pergantian shift, di
nurse station PP/PA melaporkan kepada PP shift selanjutnya mengenai aspek umum
M1/M5, jumlah pasien, identitas pasien beserta diagnosa medis dan masalah
keperawatan yang mungkin masih muncul, tindakan keperawatan yang telah dan belum
dilaksanakan, Intervensi kolaborasi dan dependen, rencana umum dan persiapan yang
perlu dilakukan dalam kegiatan selanjutnya.
Di nurse station, Setelah dibuka oleh kepala ruang, kelompok shift selanjutnya
mencatat hal-hal yang disampaikan PP/PA yang jaga, Penyampaian yang singkat, padat,
jelas, Perawat shift selanjutnya dapat melakukan klarifikasi, tanya jawab dan melakukan
validasi terhadap hal-hal yang kurang jelas Penyampaian pada saat timbang terima
secara singkat dan jelas. Kemudian kedua kelompok jaga menuju ke masing-masing
pasien, Kepala ruang atau PP menyampaikan salam dan menanyakan kebutuhan dasar
pasien, Perawat jaga selanjutnya mengkaji secara penuh tentang masalah keperawatan,
kebutuhan dan intervensi yang telah/belum dilaksanakan serta hal penting lain selama
masa perawatan (Nursalam, 2014).

13
Pada pelaksanaan timbang terima di RSUA sudah sesyai teori yang
dikemukakan oleh Nursalam (2014), di nurse station kelompok shift selanjutnya
mencatat hal-hal yang disampaikan PP/PA yang jaga, Penyampaian yang singkat, padat,
jelas, Perawat shift selanjutnya dapat melakukan klarifikasi, tanya jawab dan melakukan
validasi terhadap hal-hal yang kurang jelas Penyampaian pada saat timbang terima
secara singkat dan jelas. Kemudian kedua kelompok jaga menuju ke masing-masing
pasien, Kepala ruang atau PP menyampaikan salam dan menanyakan kebutuhan dasar
pasien, Perawat jaga selanjutnya mengkaji secara penuh tentang masalah keperawatan,
kebutuhan dan intervensi yang telah/belum dilaksanakan serta hal penting lain selama
masa perawatan.
Tahap akhir adari timbang terima menurut Nursalam (2014) adalah kegiatan
pasca timbang terima yang dilakukan di nurse station, meliputi Diskusi, Pelaporan
langsung dituliskan pada form timbang terima dengan ditandatangani PP jaga dn PP
jaga berikutnya, diketahui oleh KaRu kemudian timbang terima ditutup oleh kepala
ruang.
Di RSUA sudah melakukan diskusi pasca timbang terima, namun penulisna
laporan pada form timbang terima dengan tanda tangan PP jaga dan PP jaga selanjutnya
dan diketahui kepala ruang tidak dilakukan, setelah melakukan diskusi langsung ditutup
oleh kepala ruang.

14
BAB IV
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Timbang terima pasien (Handover) adalah salah satu bentuk komunikasi efektif
perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien yang dirancang sebagai
salah satu metode untuk memberikan informasi yang relevan pada tim perawat setiap
pergantian shift, sebagai petunjuk praktik memberikan informasi mengenai kondisi
terkini pasien, tujuan pengobatan, rencana perawatan serta menentukan prioritas
pelayanan (Nursalam, 2015). Pelaksanaan timbang terima pasien pada dasarnya
mentransfer perawatan dan tanggung jawab dari satu perawat ke perawat lain sehingga
dapat memberikan perawatan yang aman dan berkualitas (Morika, 2017).

3.2 Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini, mahasiswa keperawatan dapat mengerti
tentang handover (timbang terima) dalam keperawatan.

15

Anda mungkin juga menyukai