Anda di halaman 1dari 3

1 PETRUS 1:3-12

PENDAHULUAN

Surat Petrus yang Pertama adalah salah satu surat yang terdapat di dalam Perjanjian Baru di
Alkitab Kristen.[1] waktu penulisan kitab 1 Petrus diyakini dalam tradisi gereja mula-mula sekitar
tahun 65 Masehi. dan Penulisnya adalah Simon Petrus (Simon nama aslinya, Petrus, atau Kefas
nama yang diberikan Yesus) Simon dinamakan sebagai Petrus atau "batu karang", yang
mengisyaratkan bahwa Yesus meletakkan landasan gereja-Nya di atas Petrus (Matius 16:18).
Juga salah seorang dari dua belas rasul Yesus dan Paus pertama umat Kristiani. Petrus lahir di
Betsaida (Yohanes 1:44), Galilea, dan ayahnya bernama Yohanes (Yohanes 1:42) Ia adalah
seorang nelayan dari Galilea yang dipanggil oleh Yesus untuk melayaniNya (Yohanes 21:15-16).
Ia dan saudaranya, Andreas adalah rasul pertama yang dipanggil oleh Yesus.

Surat ini ditujukan kepada orang-orang Kristen yang berlatar belakang bukan Yahudi yang
tersebar di lima provinsi dari kerajaan Romawi yaitu Pontus, Galatia, Kapadokia, yang tersebar
di seluruh bagian utara Asia Kecil (juga disebut dengan nama Latin Asia Minor, ialah sebuah
kawasan di Asia Barat Daya yang kini dapat disamakan dengan bagian Asia negara modern
Turki). Mereka disebut "umat pilihan Tuhan".

Maksud utama surat ini ialah untuk menguatkan iman para pembacanya yang sedang mengalami
tekanan dan penganiayaan karena percaya kepada Kristus. Petrus mengingatkan para
pembacanya akan Injil tentang Yesus Kristus yang merupakan jaminan harapan mereka. Sebab,
Yesus Kristus telah mengalahkan maut, hidup kembali dan berjanji akan datang kembali
(Parousia). Atas dasar itu mereka hendaknya rela dan tahan menderita, sambil menyadari bahwa
penderitaan mereka merupakan ujian apakah mereka betul-betul percaya kepada Kristus.

Tafsiran (exegese)

AYAT 3-5 : Pujian kepada Allah, dan harapan hidup baru.

Dalam ayat ini diawali dengan pujian yang disampaikan rasul Petrus kepada Allah dalam diri
Yesus Kristus yang oleh karena rahmat atau berkatNya, telah memberikan kehidupan baru bagi
umatNya. kata dasar “Hidup baru” berarti keadaan hidup sudah berubah tidak sama seperti
sebelumnya. Dimana diberikan kesempatan dalam memulai kehidupan yang baru dalam Kristus
Yesus, kebangkitan Yesus memberikan harapan bagi umat, bahwa lewat peristiwa
kebangkitanNya ada kehidupan baru yang tidak lagi terikat oleh dosa/maut, tidak ada
kebinasaan, cemar. Kehidupan baru di “sorga” adalah kehidupan kekal yang dijanjikan Yesus
kepada orang-orang yang percaya kepada-Nya. Kehidupan kekal, tempat di mana Allah
menghendaki untuk tinggal secara permanen dengan umat-Nya (Wahyu 21:3). Tidak akan ada
lagi pemisahan antara Allah dan manusia. Melalui iman kepada Yesus Kristus, Allah telah
memilih suatu umat untuk menikmati keselamatan di zaman akhir (eskatologi).

AYAT 6 : Bergembiralah walaupun dalam pencobaan

Pada ayat ini rasul Petrus menguatkan umat untuk tetap bergembira, sekalipun harus menjalani
kenyataan hidup yang penuh dengan derita, dukacita dan cobaan. Karena dibalik derita,cobaan
yang kita alami hanya sesaat didunia, sesungguhnya akan tergantikan dengan sukacita dan
keselamatan sebagai warisan untuk memperoleh kehidupan kekal disorga kepada mereka yang
bertahan dalam menghadapi setiap tantangan, cobaan yang ada.

AYAT 7-12 : Tujuan dari penderitaan yang dialami, sebagai pemurnian iman

Dalam ayat 7 ini rasul Petrus mau menjelaskan kepada umat pada waktu itu, bahwa penderitaan
yang mereka alami adalah untuk membuktikan kemurnian iman yang sungguh-sungguh kepada
Tuhan, dan lewat penderitaan, cobaan dukacita itulah sebagai alat untuk menguji kemurnian
iman. Dalam ayat ini juga rasul Petrus memberikan perbandingan antara iman kepada Allah dan
emas. Dimana iman kepada Allah lebih berharga dari pada emas, walaupun dalam kesamaannya
keduanya melewati tahap uji sehingga dari situ dapat terlihat kemurnianya, seperti emas hanya
sebagai benda semata diuji kemurniannya dengan api, demikian juga berkaitan dengan
kepercayaan kepada Allah (Iman) diuji lewat bagaimana kita mampu bertahan melewati setiap
cobaan yang ada, karena itu kemurnian iman jauh lebih berharga dari emas. Sehingga dari pada
itu umat pilihan Tuhan akan terselamatkan walaupun belum pernah bertemu denganNya oleh
karena iman membawa setiap orang percaya pada tujuan imannya yaitu untuk mendapatkan
keselamatan jiwa. Dengan demikian penulis hendak mengatakan bahwa letak kegembiraan orang
beriman ada pada iman mereka yaitu Yesus Kristus (ayat 8-9). Kemudian pada ayat 10-12
merupakan penyataan pendukung yang dipakai penulis rasul Petrus untuk menjelaskan
menegaskan dan mengajarkan kepada jemaat Kristen masa itu untuk percaya dan mengakui
Yesus adalah Kristus/Mesias sebagai penggenapan dari keseluruhan nubuatan yang disampaikan
para nabi yang telah menjadi berita Injil. Selain itu juga penulis mau memberikan contoh teladan
Kristus yang dalam penderitaanNya untuk menebus dosa manusia, Ia dalam ketaatanNya kepada
Allah walaupun sesungguhnya Dia juga adalah Anak Allah, mampu bertahan dalam penderitaan.
Itulah menjadi contoh nyata bagi umat untuk dapat diteladani sehingga pada akhirnya
penderitaan itu tergantikan kehidupan kekal bersama dengan Dia di sorga.

Teologi dan Implikasi

 Pemeliharaan Tuhan selalu ada bagi orang yang beriman

Kehadiran gereja adalah karna tuntunan Roh kudus untuk memampukan gerejaNya dalam
melewati setiap proses pemurnian dalam menjalankan tugas panggilan untuk bersaksi (Marturia),
bersekutu (Koinonia) dan melayani (Diakonia). Untuk itu kita sebagai orang yang percaya
janganlah pernah ragu akan penyertaan Tuhan dalam hidup. kita semua percaya bahwa ketika
Yesus sanggup melewati setiap penderitaan yang dialamiNya, sampai Ia bangkit itu berarti
menjadi kekuatan bagi kita bahwa yang Yesus adalah Allah yang hidup, untuk apa kita takut
menjalani kehidupan ini. Biarlah lewat kebangkitan Yesus menjadi kekuatan baru bagi kita untuk
terus berkarya dan terus memberitakan kabar sukacita sehingga lewat daripada itu kehadiran
gereja mampu terus bertumbuh dalam iman kepada Kristus.

 Pandanglah penderitaan sebagai proses pemurnian iman kepada Kristus

Sebagai orang percaya, tentunya dalam menjalani kehidupan ini tidak selamanya baik-baik saja,
melainkan hidup ini penuh dengan penderitaan sebagai keyataan hidup yang harus dihadapi
dengan berbagai keadaannya. Namun kita sebagai orang percaya patutlah memandang bahwa
penderitaan bagian proses untuk memurnikan iman kita, agar iman kita tidak mudah digoyahkan
oleh berbagai godaan hidup ini. Karena kita yakin dan percaya, penyertaan Tuhan selalu menjadi
bagian kita, dan lewat iman kita pun akan memperoleh hidup kekal bersama Tuhan Yesus di
sorga.

Anda mungkin juga menyukai