Anda di halaman 1dari 10

PRODI MAGISTER TEOLOGI

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI BAPTIS KALVARI JAKARTA


--------------------------------------------------------

TUGAS MINGGUAN

Diajukan Kepada Program Studi S2 Teologi


Sekolah Tinggi Teologi Baptis Kalvari
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Survei Perjanjian Baru I

Tanggal Dikumpul:
04 Oktober 2020

Dosen Pengampu:
Ps. Hanoch Herkanus Hamadi M. Th

Disusun Oleh:
Noventywan Halomoan Manullang
NIM: S2.TEO.20.135

PROGRAM STUDI MAGISTER TEOLOGI


SEKOLAH TINGGI TEOLOGI BAPTIS KALVARI
2020
1. Rangkuman Pasal 8 Kitab Matius

Matius 8:1-4, menyampaikan tentang setelah Yesus turun dari bukit, Yesus

menyembuhkan seorang yang sakit kusta.

Matius 8:5-13, menyampaikan tentang iman seorang perwira Kapernaum yang

menyembuhkan hambanya yang sakit.

Matius 8:14-17, menyampaikan tentang bagaimana Yesus menyembuhkan ibu mertua

Petrus dan orang-orang lain yang sakit dan kerasukan setan.

Matius 8:18-22, menyampaikan tentang bagaimana cara mengikut Yesus.

Matius 8:23-27, menyampaikan tentang bagaimana Yesus dalam meredakan angin ribut.

Matius 8:28-34, menyampaikan tentang dua orang yang kerasukan setan di Gadara yang

disembuhkan Yesus.

2. Rangkuman Pasal 8 Kitab Markus

Markus 8:1-10, menyampaikan tentang didalam perjalanan Yesus, ada begitu banyak

orang yang mengikutiNya. Karena mereka tidak memiliki makanan, hati Yesus tergerak

oleh belas kasihan. Ia pun menggandakan tujuh roti dan beberapa ekor ikan yang dimiliki

para murid dan memberi makan empat ribu orang. Setelah itu, Ia bersama para murid

bertolak ke daerah Dalmanuta.

Markus 8:11-13, menyampaikan tentang kemunculan beberapa orang Farisi yang

mencobai Yesus dengan meminta tanda dari Surga. Hal ini membuat Yesus mengeluh

dalam hati karena kedegilan hati mereka dan menolak untuk memberikan tanda apapun

kepada mereka.

Markus 8:14-21, menyampaikan tentang ajaran Yesus tentang ragi orang Farisi dan ragi

Herodes. Yang dimaksud oleh Yesus, adalah tingkah laku orang Farisi dan Herodes yang

mana bukannya mendekatkan orang pada Allah tapi malah sebaliknya.

Markus 8:22-26, menyampaikan tentang ketika Yesus tiba di Betdaida, kepadaNya

dibawalah seorang buta yang memohon kepada Yesus untuk disembuhkan. Orang buta itu

pun dibawa Yesus ke luar kampong. Ia pun meludahi mata orang itu dan meletakkan

tanganNya atas si buta hingga ia bisa melihat.


Markus 8:27-30, menyampaikan tentang pertanyaan Yesus kepada murid-muridNya

tentang siapakah Yesus menurut kata orang dan para murid sendiri. Petrus dengan penuh

keyakinan menjawab bahwa Yesus adalah Mesias. Yesus pun melarang mereka dengan

keras untuk memberitahukan hal itu kepada siapapun. Hal ini terjadi dalam perjalanan

mereka ke kampung-kampung di sekitar daerah Kaisarea Filipi.

Markus 8:31-38, menyampaikan tentang dua hal penting, yaitu pemberitahuan pertama

mengenai penderitaan Yesus dan syarat dalam mengikuti Dia. Lewat semua ini Yesus

menekankan bahwa menjadi pengikutNya harus berani berdiri teguh memegang kebenaran

demi kerajaan Allah kendati kematian bahkan menjadi konsekuensi dari semua itu.

3. Rangkuman Pasal 8 Kitab Lukas

Lukas 8:1-3, menyampaikan tentang pemberitaan Injil Kerajaan Allah dan beberapa orang

perempuan yang melayani Yesus dengan kekayaan mereka.

Lukas 8:4-15, menyampaikan tentang bagaimana Yesus memberikan perumpamaan

tentang kisah seorang penabur yang menaburkan benihnya di pinggir jalan, di tanah yang

berbatu, di semak duri dan yang jatuh di tanah yang baik.

Lukas 8:16-18, menyampaikan perumpamaan tentang pelita dan menyatakan bahwa tidak

ada sesuatu yang tersembunyi dan rahasia yang tidak akan diketahui.

Lukas 8:19-21, menyampaikan tentang bagaimana Yesus menjelaskan kepada ibu dan

saudara-saudaraNya bahwa yang menjadi ibu dan saudara-saudaraNya adalah mereka yang

mendengarkan Firman Allah dan melakukannya.

Lukas 8:22-25, menyampaikan tentang bagaimana Yesus meredakan angin ribut saat

berlayar ke seberang danau.

Lukas 8:26-39, menyampaikan tentang kuasa dan otoritas Yesus saat mengusir roh jahat

dari orang Gerasa.

Lukas 8:40-56, menyampaikan tentang kuasa mujizat yang dilakukan Yesus saat

membangkitkan anak Yairus yang telah meninggal dan menyembuhkan perempuan yang

sakit pendarahan selama 12 tahun.


4. Rangkuman Pasal 8 Kitab Yohanes

Yohanes 8:1-11, menyampaikan tentang orang-orang Farisi yang mencobai Yesus tentang

wanita yang tertangkap basah sedang berbuat zinah dan bagaimana Yesus memberikan

respon atas pertanyaan orang-orang Farisi.

Yohanes 8:12-20, menyampaikan tentang pernyataan Yesus kepada orang banyak bahwa

Ia adalah Terang Dunia.

Yohanes 8:21-29, menyampaikan tentang pernyataan Yesus kepada orang banyak bahwa

Ia datang bukan dari dunia ini.

Yohanes 8:30-36, menyampaikan tentang pernyataan Yesus kepada orang banyak perihal

kebenaran yang memerdekakan.

Yohanes 8:37-47, menyampaikan tentang kebenaran akan diriNya yang tidak dipercaya

oleh orang-orang Farisi.

Yohanes 8:48-59, menyampaikan tentang kebenaran akan diriNya yang tidak dipercaya

oleh orang-orang Yahudi, bahwa Yesus sudah ada sebelum Abraham.

5. Jelaskan apa itu baptisan, makna baptisan dan apakah di Perjanjian Lama ada ?

A. Istilah baptisan berasal dari bahasa Yunani yaitu baptisma merupakan kata benda yang

bebentuk nominative tunggal neuter yand diartikan dengan kata baptisan. Secara

etimologi kata ini berasal dari kata baptw yang berarti mandi atau masuk ke dalam air.

Menurut KBBI baptisan adalah penggunaan air untuk penyucian keagamaan khususnya

sebagai penerimaan seseorang ke dalam agama Kristen.

Baptisan Ini adalah sakramen, yang masuk kita ke dalam perjanjian dengan Allah. Hal

ini ditetapkan oleh Kristus, yang sendiri memiliki, kekuatan untuk melembagakan

sakramen yang tepat, tanda, segel, janji, dan sarana kasih karunia, terus-menerus wajib

pada semua orang Kristen.

Teologi Wesley mengatakan baptisan dibentuk oleh pemahaman dasar tentang

keselamatan sebagai pembaharuan dari gambar Allah dalam manusia.

B. Makna baptisan :

Arti Dan Makna Baptisan Secara Teologis-Dogmatis


a) bersifat Lambang atau Simbol penyucian

Di dalam lambing dan symbol itu ada suatu proses dan peristiwa rohani yang sangat

indah sekali. Sebagaimana air dipakai untuk membersihkan atau mensucikan

seseorang demikianlah pembaptisan itu merupakan upacara kudus yang bertujuan

untuk membersihkan manusia dari segala dosa dan dari kejahatan di hadapan Tuhan.

Dalam Kisah Para Rasul 2:38 disebut demikian ‘Jawab Petrus kepada mereka:

bertobatlah dan hendaklah kamu memberi masing-masing dirimu dibaptis dalam

nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima

karunia Roh Kudus’.

Atas dasar nats itu maka kita percaya bahwa dalam baptisan, kita memperoleh

anugerah pertobatan, pengampunan dosa dan Karunia Roh Kudus.

b) salah satu ‘Sakramentum’

Sakramentum artinya benda kudus, suci, perbuatak kudus, rahasia suci. Istilah itu

berasal dari bahasa latin ‘Sacram’ sama dengan taruhan atau jaminan. Sacram adalah

merupakan uang jaminan atau tebusan dalam suatu perkara. Bagi orang batak hal ini

disebut sebagai singkroam yang diartikan sebagai awal daripada janji keselamatan.

Tetapi bukan sampai disini saja tetapi masih ada yang perlu kita lunasi yakni berbuat

baik sebagai tanda-tanda keselamatan yang telah kita peroleh dari Yesus Kristus.

Inilah konsekwensi keselamatan yang sudah kita terima dari Yesus Kristus yang

menyatakan keselamatan itu dalam hidup sehari hari kepada alam semesta dan

seluruh manusia hingga maranatha kedua kali dala kemuliaan. Itulah keselamatan

yang kekal yang dijanjiikan oleh Yesus Kristus akan diterima secara sempurna oleh

orang percaya melalui mahkota kemuliaan bersama Yesus Kristus (Mat. 25:34; Yoh.

17:24; Rm 8:18).

Atas dasar pemahaman teologis yang demikian kita tegaskan sekarang bahwa

baptisan bukan soal bagaimana cara, bentuk, tehnik membaptis, tempat dibaptis, apa

dengan air sungai, air kolam, air bersih (aqua); dan lain-lain sebagainya. Tetapi

baptisan adalah soal jaminan penerimaan akan anugerah karya keselamatan yang

diperbuat oleh Yesus Kristus dan pewarisan hidup yang kekal.


c) Baptisan merupakan Tanda , Materai, Cap, Stempel atau Segel Keselamatan.

Baptisan itu merupakan materai keselamatan dari Allah sekali dan untuk selama-

lamanya berdasarkan Roma 6:10. Nats ini memberikan dua makna rohani daripada

baptisan. Pertama kita telah turut mati dalam kematian Kristus; kedua kita turut

bangkit (hidup kembali) dalam kebangkitan Kristus. Orang yang dibaptis bukan

hanya dibaptis atau diselamkan ke dalam Kristus melainkan juga dibaptis ke dalam

Roh Kudus. Baptisan juga disebut baptisan di dalam Roh. Yohanes Pembaptis

berkata, bahwa Kristus akan membaptis dengan roh Kudus (Mrk. 1:8). Dari sini

jelaslah bahwa ada hubungan antara materai dan Karunia Roh Kudus (Ef. 1:13). Oleh

karena itu dalam Ef. 4:30 disebutkan bahwa Roh Kudus telah mematreikan kita

menjelang hari penyelamatan. Semua ini menunjukkan dengan jelas bahwa Roh

Kudus yang menjadi jaminan bagian kita itu dikaruniakan kepada kita sebagai

tanggungan bahwa bagian kita yang akan dikaruniakan pada hari penyelamatan itu

pasti akan dikaruniakan.1[9]

d) Baptisan Adalah Perbuatan Allah

Perbuatan Allah yang dimaksudkan adalah untuk memberikan karunia atau berkat

Ilahi berupa jaminan keselamatan bagi manusia yang percaya di dalam Yesus Kristus

berdasarkan perintahnya dalam Matius 28:18-20 dan Markus 16:15-18. Perintah itu

meliputi pekabaran Injil kepada segala makhluk dan suruhan membaptiskan mereka

dalam nama Allah Bapa, Anak_Nya Tuhan Yesus Kristus dan Roh Kudus.

e) Baptisan Merupakan Perubahan Status

Dalam Matius 28:20 dikatakan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan

Roh Kudus. Pekabaran Injil apabila diterima oleh manusia akan mengarahkan kepada

“baptislah” itu artinya harus ada perubahan status. Verkuyl mengatakan apabila

seseorang budak dengan pembaptisan proselit maka statusnya akan berubah dan ia

dari seseorang budak menjadi orang yang bebas. Membaptis dalam nama Allah Bapa

dan Roh Kudus berarti suatu pengukuhan peralihan dari perbudakan dosa dan maut

dan kuasa-kuasa gelap ke suasana kerajaan Mesianis. Menurut verkuyl pentingnya


arti dan makna baptisan bagi orang percaya ialah suatu pembebasan, peningkatan

status, dan kelepasan sesorang dari tangan iblis. Kita bukan lagi budak dosa yang

harus tunduk dan patuh sepenuhnya kepada iblis. Konsekwensinya orang yang sudah

dibaptis harus hidup baru, lepas dari segala kebejatan yang selama ini dikendalikan

oleh perbudakan dosa.

f) baptisan sebagai sarana Anugerah

Menurut Matius 28:19 orang bisa menjadi murid Yesus melalui baptisan, dan dalam

Markus 16:16 tertulis siapa yang percya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa

yang tidak percaya akan dihukuim. Dengan iman keselamatan diterima, dan dengan

ketidakberimanan keselamatan ditolak. Karena itu baptisan pastilah merupakan

sarana untuk menawarkan keselamatan kepada manusia. Baptisan juga melahirkan

kita kembali dengan menumbuhkan iman yang berpegang pada pengampunan yang

telah dijanjikan. Kita dilahirkan kembali dengan air dan Roh. Maka kehidupan rohani

yang baru bekerja dalam diri kita, yaitu iman. Dalam baptisan kita dibangkitkan

bersama Kristus melalui iman kepada karya kuasa Allah.

Jadi baptisan bukan hanya menawarkan anugerah, melainkan juga menimbulkan iman,

sebagai sarana untuk menerima tawaran anugerah ini. Baptisan mengupayakan

pengampunan dosa, melepaskan dari kematian dan iblis, serta memberikan keselamatan

kekal kepada semua orang yang mempercayainya, sebagaimana dinyatakan melalui

Firman dan janji Allah. Maka dengan itu baptisan itu sangat perlu karena Tuhan yang

menetapkan dan memerintahkan agar semau bangsa dibaptis (Mat. 28:19).

C. Di Perjanjian Lama, jauh sebelum Yohanes Pembaptis melakukan baptisan di sungai

Yordan, kalangan Yahudi telah mengenai upacara "percik" dan upacara "baptis". Namun

makna baptis yang dilakukan di Perjanjian Lama sangat berbeda dengan makna baptis

Perjanjian Baru.

a) Di Perjanjian Lama upacara pemercikan dilakukan dengan darah atau minyak

b) Pada pentahbisan kemah suci ada upacara pemercikan air, khusus untuk para imam

lewi (Bilangan 8:5-7)

c) Pemercikkan air bagi orang najis karena kena mayat (bilangan 19:1-22)
d) Baptis/ Tevilah (pencelupan) dengan air

Upacara "baptis" ini mereka namakan ‫ – טבילה‬TEVILÂH dan calon yang dicelup

adalah non-Yahudi yang akan masuk menjadi pengikut agama Yahudi.

Kalangan non-Yahudi yang dibaptis disebut kalangan proselit. Menurut Talmud dan

sudut pandang Parisi-Palestina, di samping harus di"benamkan ke dalam air"

(dibaptis), kalangan proselit itu harus disunat dan mempersembahkan korban. Ada

dua jenis proselit yaitu 'ger tosyav', "proselit yang bertempat tinggal di Israel" atau

'ger sya'ar', "proselit pintu gerbang", dan 'ger tsedeq', "proselit yang benar" atau 'ger

haberit', "proselit perjanjian" (Bava' Metsi'a' 5,6,9, 12; Makot 2,3, Nega'im 3).

Proselit diterjemahkan oleh LAI dengan "penganut agama Yahudi" misalnya Matius

23:15, Kisah Para Rasul 2:10, 6:5, dan 13:43.

Kata ‫ – טבילה‬TEVILÂH, "baptisan" berasal dari kata kerja ‫ – טבל‬TÂVAL, tet-bet-

lamed, yang secara konseptual berarti "mencelup", "membenamkan", meletakkan

sesuatu di bawah permukaan suatu zat tertentu, memasukkan sesuatu "ke dalam"

suatu zat tertentu. Kata ini berpadanan dengan kata Yunani "βαπτιζω - baptizô".

6. Baptisan apa yang benar (di celup, pakai bendera, diselam), jelaskan ?

Baptisan yang benar adalah baptisan Yohanes (Matius 21:25) yaitu baptisan selam.

Pembaptisan Yohanes adalah pembaptisan pertobatan (Matius 3:11), tetapi Yesus tidak

berdosa sehingga Ia tidak perlu bertobat. Yohanes Pembaptis pun merasa heran ketika

Yesus datang pada dirinya untuk dibaptis. Yohanes menyadari dosa pribadinya dan

menyadari pula bahwa ia, seorang berdosa yang memerlukan pertobatan, tidak pantas

membaptis Domba Allah yang tidak bercela: "Akulah yang perlu dibaptis oleh-Mu, dan

Engkau yang datang kepadaku?" (Matius 3:14). Yesus menjawab bahwa hal itu harus

terjadi supaya " demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah"

(Matius 3:15).

7. Apa itu Perjamuan Kudus ?

Perjamuan Kudus atau Perjamuan Tuhan berawal dari perjamuan paskah orang Yahudi

untuk memperingati bagaimana malaikat maut melewati rumah-rumah orang Israel yang
telah dibubuhi darah di Mesir dan memunahkan anak-anak sulung manusia dan hewan di

Mesir. Kemudian juga mengenang keluarnya mereka dari perbudakan di Mesir menuju

tanah perjanjian, tanah yang telah dijanjikan oleh Allah kepada nenek moyang mereka

Abraham, Ishak dan Yakub.

Yesus melakukan perjamuan paskah Yahudi sesaat sebelum Ia disalibkan. Namun pada

kesempatan itu Ia mentahbiskan paskah Kristen, dimana roti adalah tubuhNya dan anggur

adalah darahNya. Jadi paskah dan Perjamuan Kudus adalah memperingati kematian dan

kebangkitan Kristus, dan bukan lagi memperingati keluarnya orang Israel dari Mesir.

Perjamuan Kudus memiliki makna yaitu :

a. Sebagai peringatan akan kematian Yesus (Lukas 22:19-20, 1 Korintus 11:23-25)

b. Sebagai sarana pemberitaan kematian Yesus sampai Ia dating kembali (1 Korintus

11:26)

c. Sebagai lambang persekutuan orang percaya dengan Tuhan Yesus (1 Korintus 10:16)

d. Sebagai lambing kesatuan orang percaya sebagai tubuh Kristus (1 Korintus 10:17)

8. Sebutkan ketentuan-ketentuan yang dilakukan Perjamuan Kudus, mengapa anak

kecil tidak diperbolehkan mengikuti Perjamuan Kudus jelaskan ?

Secara eksplisit, Alkitab tidak memberikan penjelasan secara rinci dan pasti mengenai

boleh tidaknya seorang anak kecil mengikuti perjamuan kudus. Tidak ada ayat Alkitab yang

melarang seorang anak untuk mengikuti Perjamuan Kudus, karena memang Alkitab tidak

mengatur sampai disana. Tetapi dalam beberapa bagian Alkitab dikatakan Yesus

menyambut anak-anak datang kepadanya (Matius 19:14).

Sebelum menyimpulkan boleh tidaknya seorang anak mengikuti perjamuan kudus maka

perlunya juga melihat dari beberapa aspek, yakni:

1. Aspek teologis. Berdasarkan hasil eksposisi dalam I Korintus 11:23-32 tidak

disebutkan kepada anak- anak sebab penggunaan kata "kamu, saudara- saudara"

mengandung pemahaman orang dewasa.

2. Aspek tradisi. Diperuntukkan kepada orang yang dewasa, yang mana mengingat pesan

Paulus ditujukan bagi jemaat di Korintus.


3. Aspek praktis.

 Semua orang yang percaya berhak untuk menerima perjamuan kudus, baik anak-

anak maupun dewasa. Karena anak-anak merupakan bagian dari suatu gereja atau

jemaat tidak pernah dibedakan antara seorang anak ataupun seorang yang sudah

tua, semuanya adalah jemaat. Jadi yang disebut sebagai jemaat dalam 1Korintus

11:17-33 (sebagai aturan melakukan Perjamuan Suci), termasuk anak-anak juga.

 Perjamuan kudus adalah bersifat ordonasi (terkait peraturan gereja lokal) maka

setiap gereja memiliki kebebasan untuk mengatur siapa yang boleh dan tidak

mengikuti perjamuan kudus.

 Kurangnya kesadaran bagi anak- anak untuk memahami dengan tepat arti

perjamuan kudus yakni memperingati kematian Kristus (I Kor. 11:23-25),

melainkan hanya mengerti bahwa ia sedang makan dan minum (akan tetapi hal

tersebut tidak menutup kemungkinan peran dari orangtuan yang memberikan

pemahaman kepada anaknya.

Berdasarkan pemaparan diatas, maka anak-anak boleh menerima perjamuan kudus sebab

yang berhak menerimanya adalah jemaat, akan tetapi tidak efektif dalam hal memahami

secara tepat mengenai makna sesungguhnya yakni memperingati korban Kristus karena

konsep pemikiran mereka yang masih dangkal.

Anda mungkin juga menyukai