PENDAHULUAN
Di dalam manajemen, perencanaan adalah salah satu proses untuk mencapai atau
menggapai suatu tujuan, membuat strategi untk mencapai sebuah tujuan tertentu, dan juga
mengembangkan rencana-rencana aktivitas yang sudah dirangkai dalam organisasi.
Perencanaan sendiri memiliki pengertian yaitu suatu proses menentukan bagaimana
organisasi dapat mencapai tujuannya, dimana ditujukan pada tindakan yang tepat melalui
proses analisa, evaluasi, seleksi diantara kesempatan-kesempatan yang diprediksi terlebih
dahulu.
Seperti yang kita ketahui organisasi merupakan unit sosial yang terdiri dari sekelompok
orang yang melakukan interaksi untuk mencapai tujuan tertentu. Sebagai sosial, sudah pasti
terhimpun orang orang yang memiliki latar belakang berbeda seperti misalnya latar belakan
sosial ekonomi, budaya, motivasi, serta pemikiran yang berbeda. Dengan adanya pertemuan
dari berbedaan latar belakang ini dapat menyebabkan dan mempengaruhi perilaku masing-
masing kinerja individual karena terjadi pertentangan nilai-nilai yang dipercayai. Maka dari
itu diperlukanlah yang namanya perencanaan guna membangun sistem keorganisasian agar
menyeragamkan pikiran dan perilaku serta untuk menyeragamkan tujuan.
Suatu organisasi perusahaan ataupun lembaga dari pemerintah, dalam melakukan
aktivitasnya sudah pasti memerlukan perencanaan oleh anggotanya agar mencapai tujuan
yang telah ditetapkan oleh organisasi. Tetapi organisasi juga memerlukan pemikiran-
pemikiran untuk membuat perencanaan yang efektif dan efisien agar tepat langsung ke tujuan
yang telah di tentukan
Menurut Erly Suandy (2001:2), pengertian dari perencanaan adalah suatu proses
penentuan tujuan organisasi dan kemudian menyajikan dengan jelas strategi-strategi, taktik-
taktik, dan operasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi secara menyeluruh.
Perencanaan dalam suatu organisasi erat kaitannya dengan kinerja anggotanya.
Kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan. Untuk menyelesaikan
tugas atau pekerjaan seseorang harus memiliki derajat kesediaan dan tingkat kemampuan
tertentu. Kesediaan dan ketrampilan seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan
sesuatu tanpa pemahaman yang jelas tentang apa yang akan dikerjakan dan bagaimana
mengerjakannya (Hersey and Blanchard, 1993)
Hal itu dapat terealisasi apabila sumber daya manusianya memiliki
pengembangan,pengalaman kerja yang mencakup latar belakang pribadi, mencakup
pendidikan dan pelatihan juga. Dan juga hal ini berhubungan dengan bakat dan minat dimana
dengan mengetahui minat dan bakat anggota, maka kita akan mengetahui kapasitas dan
kemampuan seseorang. Beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja antara lain adalah
efektifitas dan efisiensi serta wewenang. Dalam mengukur kinerja anggota, maka akan ada
empat indikator yang digunakan, yaitu : kualitas, kuantitas, ketepatan waktu, dan efektivitas.
(Robbins, 2006:260)
Berdasarkan kedua pendapat para ahli, maka diperlukannya kemampuan untuk
mengelola sumberdaya yang berdasar pada perencanaan yang telah dilakukan dengan
melakukan komunikasi secacra terbuka sehingga menciptakan pemahaman yang jelas
diantara semua pihak dan hal tersebut dapat melahirkan visi dan misi organisasi yang baik
sehingga jadi pendorong agar tujuan organisasi dapat tercapai.
Setelah kita mengetahui pentingnya perencanaan bagi organisasi, maka kita sebaiknya
juga mengetahui sasaran dan lingkup dari perencanaan organisasi itu. Ada beberapa sasaran
dan lingkup pokok dalam perencanaan organisasi yaitu : Perencanaan organisasi sebagai
salah satu unsur penting di dalam manajemen membahas tentang formulasi tujuan, diagnosisi
lingkungan, dan keputusan rencana yang strategis agar memiliki beberapa pilihan untuk
mencapai suatu tujuan. Karena lingkup organisasi ini lebih sering digunakan oleh para
manager untuk menjalankan pengorganisasian kinerja anggotanya agar menjalankan bisnis
secara terencana. Perencanaan menjadi hal yang sangat penting bagi perusahaan besar maupu
kecil karena perencanaan dapat menjadikan nilai tambah untuk suatu perusahaan diukur dari
cepatnya suatu tujuan itu tercapai. Dengan singkatnya waktu untuk mencapai tujuan tersebut
maka perusahan semakin memiliki kinerja yang baik. Salah satunya adalah karena adanya
perencanaan yang terorganisir. Selain itu perencanaan dalam organisasi juga berbicara
mengenai jangka waktu yaitu perenjanaan jangka panjang ataupun perencanaan jangka
pendek. Tergantung sifat yang dikunakannya, apakah memiliki cakupan yang luas dan
bersifat menyeluruh atau tidak. Perlu diketahui bahwa perencanaan orrganisasi ini merupakan
hal yang harus sangat dicermati dan teliti, karena perencanaan memiliki cakupan yang luwas.
Kesahalan dapat terjadi ketika kita menyusun perencanaan, dan itu berakibat fatal bagi
kinerja anggota untuk kedepannya.
Prinsip-prinsip perencanaan dalam organisasi pada dasarnya, setiap menggapai
tujuan seyogyanya harus menggunakan perencanaan yang sudah disepakati secara umum di
lingkungan organisasi tersebut. Terdapat beebrapa prinsip dalam perencanaan yang dapat
menjadi pedoman untuk mencapai tuuan yang diharapkan tersebut. Pertama adalah
mempersiapkan dengan matang tindakan yang memiliki sifat berulang dan kontinu, dan
melakukan evaluasi atau perbaikan di setiap tindakan agar dapat selalu siap menghadapi
segala perubahan yang terjadi kedepannya. Kedua adalah perencanaan jika tidak didukung
menggunakan data yang akurat atau sesuai maka tidak akan mampu memberikan hasil yang
baik bagi suatu organisasi. Ketiga adalah perencanaan harus meperhatikan berbagai macam
sumber, dan memperhatikan prediksi keadaan yang dapat terjadi pada sebuah perusahaan.
Disini kiita mengetahui bahwa rencana bukan hanya tentang mencapai target perusahaan saja,
tetapi juga tentang bagaimana cara perusahaan melewati berbagai rintangan yang dapat
menghambat tujuan perusahaan tersebut. Keempat, adalah perencanaan yang mudah
dilaksanakan di berbagai kondisi yang baru dan perubahan-perubahan masa depan yang
belum tahu akan dilaksanakannya. Dan yang terakhir adalah realistis. Perencanaan haruslah
memiliki sifat yang realistis, karena perencanaan itu disesuaikan dengan kondisi perusahaan,
dari finansial maupun sumber daya manusianya. Jika perencanaan tidak realistis maka kinerja
anggota akan terkena imbasnya. Para staf tidak mampu melaksanakan tugasnya, maka bisa
jadi anggota tidak memiliki kepercayaan diri yang lebih pada manajerial pemimpinnya.
Tujuan dari perencanaan organisasi sendiri adalah agar suatu organisasi dapat
menghindari atau mengantisipasi dan mampu beradaptasi dengan segala perubahan yang
terjasi dilingkungan sekitarnya agar tidak mempengaruhi kinerja anggotanya. Perencanan
dalam organisasi juga memiliki fungsu untuk mengatur atau memberikan arahan kepada pada
anggota maupun non anggota agar bekerja sesuai dengan rencana yang telah disepakati
bersama. Perencanaan dilakukan dengan tujuan agar dapat menghindari atau meminimalisir
adanya kejanggalan atau tumpang tindih antara anggota sehingga menyebabkan kinerja
anggota mengalami pemborosan, tidak efektif dan tidak efisien pada waktu yang bersamaan.
Dengan menggunaan perencanaan maka organisasi dapat menetapkan standar yang baiknya
digunakan dalam kegiatan bekerja sehingga dapat memudahkan dalam hal pengawasan
maupun kontrol.
Dari pemaparan diatas, maka dapat diketahui bahwa jelas perencanaan
merupakan suatu fungsi yang sangat penting dalam organsasi. Perencanaan merupakan hal
pokok yang sudah sangat mendasar dalam organisasi dalam rangka untuk mencapai tujuan
organisasi. Perencanaan selalu dijadikan sebagai dasar ataupun acuan untuk menjalankan
berbagai macam aktivitas organisasi untuk mencapai tujuan organisasi tersebut. Perencanaan
membuat setiap orang yang ada dalam organisasi itu terkoordinir, mampu memahami dan
mengetahui tentang apa yang ingin ddicapai oleh perusahaan. Adanya perencanaan yang
sudah matang dapat membuat aktivitas yang dilakukan menjadi terarah dan lebih mudah
dalam mencapai tujuan. Jika semua aktivitas sudah dilaksanakan sesuai dengan rencana yang
ditetapkan maka kinerja anggota akan terarah dengan sangat baik dan dadpat mencapai tujuan
dari organisasi tersebut. Berdasarkan hal tersebut maka dapat dikatakan bahwa hal ini
merupakan satu kesatuan antara perencanaan organisasi dan kinerja anggota.
METODE PENELITIAN
Untuk memperoleh data yang digunakan dalam tugas ini, penulis menggunakan
Metode pengumpulan data berupa studi kepustakaanan dengan cara mengumpulkan data dari
beberapa buku, referensi di internet dan jurnal yang mengkaji penelitian sejenis untuk
mendukung penelitian peran perencanaan organisasi didalam kinerja anggotanya.
umpan balik teratur dan diskusi jujur - bahkan ketika komunikasi seperti itu sulit atau tidak
nyaman. Ini merupakan salah satu hasil atau peran dari adanya perencanaan organisasi.
4. Pengakuan anggota
Pengakuan anggota - Sistem perencanaan yang efektif harus memprioritaskan
pengakuan dan penghargaan anggota agar anggota lebih merasa dihargai dan dihargai atas
pekerjaan yang mereka lakukan dan upaya yang mereka lakukan dan akan meningkatkan
kinerja mereka. Jika pengakuan anggota bukan prioritas, ini kemungkinan besar akan
berdampak pada perencanaan kepada anggotanya kedepannya dan juga berdampak pada
kinerja anggotanya tentunya.
6. Pengembangan anggota
Perencanaan bisa menjadi salah satu cara untuk mengasah dan mengembangkan
kinerja para anggota organisasi. Dengan adanya perencanaan maka para anggota akan
memiliki ambisi untuk melaksanakan rencana yang telah dibuat tersebut. Kemajuan dan
pengembangan penting bagi anggota, belum lagi perusahaan akan diuntungkan ketika
anggota lebih terampil dan mampu.
8. Lebih fokus
Para anggota akan lebih fokut terhadap apa yang akan dikerjakan untuk mencapai tujuannya.
Akhirnya, semua anggota mengarahkan kinerjanya untuk mencapai suatu tujuan yang sama
sehingga perencanaan akan menghasilkan keberhasilan. Adanya keberhasilan itu merupakan
salah satu kunci juga untuk menuju kesuksesan dari suatu organisasi.
1. Meriview misi atau tujuan organisasi. Misi adalah pernyataan yang luas yang
memberikan panduan menyeluruh atas apa yang dianggap anggota organisasi itu
penting. Manajer harus meriview misi sebelum menulis tujuan karena tujuan yang
baik harus merefleksikan misi tersebut.
2. Mengevaluasi sumber daya yang tersedia. Walaupun tujuan itu menantang, tetapi
harus tetap realistis. Jika sumber daya yang tersedia tidak memungkinkan, seberapa
keras anda mencoba pasti tidak akan berhasil.
3. Menentukan tujuan secara individu atau dengan masukan dari pihak lain. Tujuan
merefleksikan hasil yang diinginkan dan harus sejalan dengan misis organisasi serta
dengan tujuan di area organissasi lainnya. Tujuan ini harus terukur dan spesifik.
4. Menulis tujuan dan menyebarluaskan kepada semua yang perlu tahu tentang
perencanaan tersebut. Menulis dan mengkomunikasikan dengan tujuan memaksa
orang untuk memikirkannya secara mendalam. Dan ini merupakan halyang pernting
dalam mengerjakan sesuatu.
5. Meriview hasil dan apakah tujuan itu telah tercapai. Setelah tujuan itu tercapai, maka
dapat dikatakan bahwa perencanaan tersebut berhasil. Sedangkan jika tidak, maka
tujuan tersebut dikatakan belum efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tersebut.
Karakteristik tujuan harus ditulis dengan baik. Tidak semua tujuan ditulis dengan cara
yang sama. Beberapa lebih baik dari yang lain dalam memperjelas hasil apa yang
diinginkan. Manajer harus mampu menulis tujuan yang ditulis dengan baik agar para
anggota dapat menyalurkan kinerjanya dengan baik.
Bagaimana bisa sebuah organisasi atau perusahaan berjalan secara efektif dan efisien
jika perencanaan yang berhubungan dengan pencapaian tujuan saja sudah tidak ada kepastian.
Jika tidak menggunakan perencanaan, dapat dipastikan bahwa kinerja para anggota akan
acak-acakan. Harusnya perencanaanlah yang berperan dalam mengenali kompetensi setiap
anggota di perusahaan, mengingat bahwa perencanaan digunakan untuk mengatur agar
tujuannya cepat tercapai. Bayangkan saja jika tidak ada perencanaan maka para anggota dari
suatu organisasi tidak mengetahui apa tugasnya masing-masing dan akan menghambat
kinerja anggota untuk mencapai tujuannya. Organisasi yang harusnya bekerja untuk
mencapai tujuannya terhambat hanya karena perencanaannya belum matang atau bahkan
tidak memiliki perencanaan.
Salah satu tugas paling dasar yang umumya dilakukan oleh perencanaan adalah untuk
mencapai tujuan yang telah disepakati bersama. Sudah ada aturan perencanaannya jika
tujuannya sudah jelas. Seharusnya, jika ada peencanaan maka para anggota dapat
memaksimalkan potensi individunya. Adanya perencanaan yang jelas dan terarah tentu akan
sangat membantu para anggota dalam mengerjakan pekerjaan kepada masing-masing
anggotanya. Sebaliknya, perencanaan yang buruk dapat menjadi risiko yang buruk, apalagi
menghadapi perubahan yang datang secara tiba tiba.
Sebuah orgnisasi pasti memiliki alasan tertentu untuk merekrut anggota yang baru.
Namun, sebelum itu, pasti akan terlebih dulu melakukan perencanaan dalam hal pengeluaran
yang diperlukan. Misalnya melaksanakan promosi, pemindahan jabatan, pensiun, hingga
memberhentikan anggota lama. Dengan melakukan perencanaan terhadap biaya-biaya yang
akan keluar tersebut, maka hal itu akan baik baik saja bagi kinerja angotanya. Akan lebih
sulit jika tidak dilaksanakan perencanaan. Maka kondisi finansial juga akan terganggu karena
para anggota yang bingung untuk memanage pengeluaran yang tidak terduga atau yang lain-
lainnya.
Sangat tidak menutup kemungkinan bahwa situasi eksternal bisa menjadi hambatan
yang besar bagi organisasi. Masalah eksternal dapat diatasi jika organisasi sudah
mempersiapkan atau merencanakan perencanaan kedepannya untuk mencegah hal-hal buruk
terjadi pada organisasi. Bayangkan saja ketika tiba-tiba organisasi tertimpa masalah dan tidak
mempersiapkan rencana lainnya yang harus dilakukan. Maka sistem pengelolaan masalahnya
bisa berantakan atau kacau dan akan berimbas pada kinerjaj anggotanya.
Perencanaan dapat dianggap sebagai aktivitas pengawasan. Nah ketika prosedur kerja
sudah dibuat dengan jelas, maka hal ini juga sama dengan salah satu fungsi yang berkaitan
dengan perencanaan yaitu controlling. Controlling dapat dilakukan dilapangan kerja. Jika
tidak ada aktivitas pengawasan maka anggota tidak akan berkerja sesuai dengan prosedur
yang sudah ada dan malah membuat segala hal menjadi kacau balau.
2. Tidak adanya komitmen yang tegas dalam pembuatan rencana - dalam membuat
rencana seharusnya kita memiliki komitmen, meluangkan waktu lebih, aga duatu rencana itu
dapat mencapai tujuannya.
3. Lemahnya informasi – Hal ini dikarenakan dasar dari perencanaan itu sendiri adalah
informasi. Maka dengan memanfaatkan kecanggihan dalam teknik pembuatan rencana,
seharusnya suatu rencana menjadi bermutu. Jika tidak maka anggota pun akan turut bingung
jika informasi yang didapat tidak jelas ataupun akurat. Hal ini dapat mengakibatkan
hilangnya mutu dari perencanaan atau bahkan rencana tersebut dapat gagal.
7. Pengaruh dari Organisasi Lain - dalam mengatur suatu organisasi maka biasanya
hanya mengambil atau mengadopsi perencanaan milik organisasi lain. Kita kadang merasa
bahwa perencanaan organisasi lainnya sesuai dan sama dengan yang organisasi kita
butuhkan. Hal ini sama saja dengan tidak membuat perencanaan secara sendiri. Dalam
membuat perencanaan, seharusnya kita menyesuaikan apa yang organisasi kita butuhkan
sesuai dengan visi, misi, tradisi, ciri, dan khas dari organisasi kita sendiri. Memang bisa saja
organisasi lain perencanaannya lebih baik, tetapi itu tidak berarti bahwa perencanaan
organisasi lain baik untuk kita terapkan dalam organisasi kita.
10. Tidak adanya evaluasi yang dilakukan oleh para anggota maupun manajer, padahal
evaluasi sangatlah penting untuk memeprbaiki perencanaan sebelumnya yang gagal.
Kendala-kendala yang ada diatas tersebut sudah pasti dapat diatasi jika semua orang
berperan untuk menyusun rencana dengan kualitas tinggi dan menyatukan segala pemikiran
yang ada.
1. Melibatkan anggota dalam segala hal yang berkaitan dengan memberikan pendapat
terutama libatkan dalam proses dalam perencanaan.
2. Memberikan banyak informasi kepada para pegawai tentang rencana dan kemungkinan
akibat-akibatnya sehingga mereka memahami perlunya perubahan serta mendapat
manfaat yang diharapkan dan apa yang diperlukan untuk pelaksanaan yang efektif.
3. Mengembangkan dan mengembangkan pola perencanaan dan penetapan yang efektif,
agar dapat menjadi sesuatu yang berhasil mendorong kepercayaan kepada para pembuat
rencana, serta menjadikan rencana baru tersebut diterima oleh segala kalangan di
lingkungan organiasi.
4. Menyadari dampak dari perubahan-perubahan yang diusulkan kepada para anggota
organisasi dan memerkecil gangguan yang tidak perlu.
5. Berpikir secara global dan mewaspadai keadaan keadaan tertentu yang mungkin terjadi.
6. Menganalisis pendekatan yang sejalan atau sealur dan menjadi alternatif.
7. Menumbuhkan semangat kinerja anggota agar mau berkontribusi dalam perencanaan.
8. Memaparkan perencanaan dengan jelas agar tidak terjadi timpang tindih informasi.
9. Visi dan misi yang jela agar selaras dengan perencanaan.
10. Menerima masukan dari berbagai pihak yang terkait.
11. Memperbaiki sumber daya manusianya.
12. Perlu adanya evaluasi terait dengan perencanaan yang sudah dilakukan tetapi masih saja
gagal.
tugasnya. Dan sebaliknya ketika kita melakukannya dengan jelas, maka anggota dapat
melakukannya secara maksimal dan menggunakan tenaganya untuk melaksanakan tujuan
organisasi tersebut.
Saran
1. Dalam meningkatkan kinerja anggota, diperlukan peningkatan juga terhadap
perencanaan kerja, hal ini dapat direalisasikan dengan membentuk atau membuat
hubungan yang baik antara pimpinan dan anggota dalam organisasi tersebut dengan
menyertakan visi dan misi dari organisasi.
4. Mengapresiasi kinerja anggota baik itu masih belum maksimal ataupun tidak,
karena dengan anggota dipuji, akkan menimbulkan keinginan untuk membuat
perencanaan yang lebih baik dan lebih bermanfaat lagi untuk kedepannya.
PENUTUP
DAFTAR RUJUKAN
Robbins, S. & Judge, T. A. 2011. Organizational Behaviour. 14th ed., Global ed. New
Jersey: McGraw-Hill.
Anung Tri, 2013. http://adieth12.blogspot.com/2012/04/pentingnya-perencanaan-sebagai-
salah.html#!/tcmbck (25 Juni 2020, Jam 12.50)