KAJIAN PUSTAKA
A Perencanaan Strategis
strategik.
1
T. Hani Handoko, Manajemen Edisi 2, (Yogyakarta:BPFE Yogyakarta, 2003), h. 92
2
Ibid.,
18
akhir-akhir ini. Perumusan tujuan dan strategi organisasi yang baik dan jelas
Sebagai hasilnya, organisasi berfungsi lebih baik dan menjadi lebih tanggap
kritis.3
develop a shared vision of your future and the values, culture, and business
and actions that shape and guide what an organization (or other
kadang kala disebut dengan rencana pengembangan usaha atau istitusi, yang
merinci tolok ukur- tolok ukur yang kelak digunakan institusi dalam
produksi rencana strategis adalah hal yang sangat penting. Tanpa rencana
3
Ibid., h. 91-92
4
Stephen G. Haines, The System Thinking Approach to Strategic Planning
and Management, (London: St. Lucie Press, 2000), h. 55 (Perencanaan strategis adalah
intervensi organisasi besar untuk mengembangkan visi dan nilai-nilai masa depan anda,
budaya , dan strategi bisnis yang diperlukan untuk diterapkan dan mendapatkan anda berhasil di
sana)
5
Stephen G. Haines, The System Thinking Approach to Strategic Planning
and Management, (London: St. Lucie Press, 2000), h. 55 (Perencanaan strategis adalah
intervensi organisasi besar untuk mengembangkan visi dan nilai-nilai masa depan anda,
budaya , dan strategi bisnis yang diperlukan untuk diterapkan dan mendapatkan anda berhasil di
sana)
20
untuk memutuskan misi dan tujuan akhir serta untuk menganalisa kekuatan,
tuju. Selain itu visi dan misi juga dipandang sangat penting untuk
6
Edward Sallis, Total Quality Management in Education. (Jogyakarta: IRCiSod, 2012)
Cet. XVI, h. 212
21
dan untuk apa visi itu dicapai. Visi harus singkat, langsung dan
arahan yang jelas baik untuk masa sekarang maupun untuk masa
ini statemen misi sangat penting dalam dunia pendidikan. Yang masih
diidentifikasi
b) Riset Pasar
dan calon pelanggan. Kalimat mutu yang dirasa tersebut tidaka kan
berarti apa- apa tanpa riset pasar. Riset pasar dapat digunakan untuk
seperti itu sedang yang lain tidak. Kelompok pelanggan yang berbeda
7
Ibid., h. 215
25
berikut:8
8
Musa Hubeis dan Mukhammad Najib, Manajemen Strategik dalam Pengembangan
Daya Saing Organisasi, (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2014), h. 16-17
26
menutupi pembiayaannya.
mutu, biaya pelatihan dan biaya tim kerja. Biaya ini merupakan biaya
segala sesuatu selalu dikerjakan dengan benar. Jika ada sesuatu yang
terjadi lagi.
dan tidak statis, maka proses evaluasi dan umpan balik harus
dan profil pelajar harus ditonjolkan dalam proses ini. Evaluasi ini
prestasi intistusi.
para pelajar. Dan selanjutnya mencegah hal tersebut agar tidak terjadi
lagi.
bertujuan untu menemukan apa yang benar dan apa yang salah serta
terlanjur terjadi pada pelajar saat ini. Jika masalah telah teridentifikasi,
para pelajar sudah mengarah pada tujuan utama dan hal tersebut
Strategis)
dari laporan
Organisasi)
mandat tersebut
2) Secara umum, kebutuhan dasar sosial dan atau politik apa yang
kunci ?
organisasi)
yang lain?
dan sebagainya.
kesuksesan.
tiga kategori yang harus dinilai yaitu sumber daya (input); strategi
meliputi:
2) Pelanggan/ Klien
yang saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain, baik secara
isu dengan cara meruntut dari uraian mandat, misi dan analisis
antara lain:
apa.
stakeholders
konsekuensi tindakan.
mengapa melakukannya.
sto mengubah konteks itu. Strategi juga bisa sangat demi bingkai
tingkat dan waktu. empat tingkat dasar dari strategi adalah sebagai
mengelola isu-isu.
inspirasional.
dan dibahas, dan itu harus disebut sering sebagai sarana untuk
tindakan itu akan ada gunanya usaha kerajinan itu dalam proses
potensinya.
oleh visi yang jelas dan kuat yang disampaikan dengan penuh
kegembiraan.
46
Proses Implementasi)
organisasi
diharapkan
memperolehnya
e. Proses komunikasi
Strategis)
lulusan;
9
John M. Bryson, Strategic Planning For Public and Nonprofit Organizations, (United
States Of America: Jossey Bass, a wiley Imprint, 2004), h. 32
48
lulusan
sekolah/madrasah
49
mengenai:
1) Kesiswaan
lulusan.
(strategi W-O)
program penanganan.
tertentu saja).
sekolah/madrasah
kegiatan pembelajaran
14
Ibid., h. 134
15
Raden Andriani Lestari, Jurnal: Pengaruh Kepemimpinan Partisipatif Dan Komitmen
Organisasi Terhadap Efektifitas Implementasi Rencana Stratejik Pada Madrasah Aliyah Di
Kabupaten Sukabumi Jawa Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu, 2014 h. 8
54
16
Ibid
17
Ibid., h. 222
55
profesionalisme.
menetapkan priorotas
18
Ibid
56
mutasi. 19
guru
19
Ibid
20
Ibid
21
Ibid
57
ﯾﺄ َﯾﮭﱡﺎ َ اﻟﱠ ِﺬﯾْﻦَ آ َﻣﻨُﻮْ ا اﺗﱠﻘُﻮْ ا ﷲَ َو ْﻟﺘَ ْﻨﻈُﺮْ ﻧَﻔْﺲٌ ﻣَﺎ ﻗَ ﱠﺪﻣَﺖْ ﻟِ َﻐ ٍﺪ َواﺗﱠﻘُﻮْ ا ﷲَ إِنﱠ
َﷲَ َﺧﺒِ ْﯿ ٌﺮ ﺑِﻤَﺎ ﺗَ ْﻌ َﻤﻠُﻮْ ن
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada
Hasyr:18)
22
Ibid
58
keberhasilan.
setahun.
sekolah
23
Riant Nugroho, Perencanaan Strategis in Action, (Jakarta: PT. Alex Media
Komputindo, 2010), h 119
24
Ibid
59
itu memerlukan investasi dalam waktu, uang dan orang yang cukup
organisasi hanya terhadap olihan yang paling rasional dan bebas resiko.
B Mutu Pendidik
1. Pengertian Pendidik
macam, yaitu:
pendidikan.
25
Ibid., h. 27
26
Ibid., h. 3-4
61
Tabel
Kriteria pendidik28
o
1 Indikato
Guru mengajar sesuai bidang Seluruh guru D
membelajarkan mata
2 Jumlah r mencukupi
Studinyaguru pelajaran
Rasio gurusesuai e adalah 1: 32
terhadap siswa
Setiap mata pelajaran memiliki guru
Kebutuhan s
dengan jurusan atau program studi yang
3 Guru professional dalam tetap melakukan
Guru dengan aktivitas di sekolah di
dimilikinya k
Bidangnya rincian:
luar jam:22 guru
Berdiskusi tetap
dengan kelompok guru mata
Melakukan r
refleksi kegiatan
Melakukandan
pelajaran
Membuat kegiatan administrasi
memperbaiki RPP
pembelajaran i
Menelaah laporan tugas dan hasil ujian
Membaca untuk persiapan mengajar
peserta
Merancang p media atau alat
didikdan membuat
peraha untuk s
kegiatan pembelajarani
Membuat instrument evaluasi
pengetahuan,
berbagai
Seluruh guruketerampilan,
informasimemiliki sikap, dan
kualifikasi
perilaku
untuk membuat
pendidikan
Seluruh gurubahan telah
minimal ajar memiliki
4 D4/S1 dibuktikan
sertifikat
Guru dapat dijadikan teladan Guru selalu dengan
pendidik
hadir ijazah terakhir
dalam kegiatan
Menepati janji dan sportif dalam
oleh siswa dibuktikan
mengajar
Berani dan dengan kepemilikan
tegas dalam sertifikat
mempertahankan
bertindak
Bertanggung jawab dalam mengasuh
pendidik
kebenaran
Memperhatikan dan membantu
kegiatan siswa
siswa
Bersikap yang
adil dalam memberikan
27
Ibid., h. 217-218 menghadapi permasalahan belajar
penilaian
28
Ridwan Abdullah Sani, Isda Pramuniati, dan Anies Mucktiany, Op. Cit., h. 84-85
62
membangun peserta
Menghargai dari peserta
didik
Menjalin komunikasi yang baik dengan
5 Peningkatan kompetensi PTK didik atau guru lainkemampuan
Peningkatan guru
semua guru
untuk kebutuhan sekolah dalam melakukan
Peningkatan kemampuan guru dalam
penilaian dan
merancang sikap, perilaku, dan
keterampilan
melaksanakan pembelajaran
2. Mutu Pendidik
inovatif untuk meningkatkan
Secara klasik,
pengertian mutu menunjukkan “sifat yang
kreativitas peserta didik
menggambarkan derajat “baik”-nya suatu barang atau asa yang diproduksi
pendidikan.”31
yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Adapun faktor internal berupa:
29
Ridwan Abdullah Sani, Isda Pramuniati, dan Anies Mucktiany, Op. Cit., h. 3
30
E. Mulyasa, Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara,
2012), h.157
31
Muh. Bachrum, Pengelolaan Pendidikan Bermutu, Makalah, ( Depdikbud Kabupaten
Sleman, 2001), h. 26
63
manusia seperti kepala sekolah, guru, staf tata usaha, dan siswa. Kedua,
atau tidaknya kriteria masukan yang berupa alat lunak, seperti peraturan
32
Syafaruddin, Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan, ( Jakarta: PT. Grasindo,
2002 ) h. 14
33
Sudarwan Danim, Agenda Pembaharuan Sistem Pendididan, (Yogjakarta: Pustaka
Pelajar, 2003), Cet. 1, h. 53
34
Undang-undang Guru dan Dosen UU RI no 14 tahun 2005. (Jakarta : Sinar Grafika ,
2010), h. 5
64
yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah
35
Undang-undang Guru dan Dosen UU RI no 14 tahun 2005. (Jakarta: Sinar Grafika,
2010), h. 17
65
berkualitas atau tidak bermutu. Keduanya merupakan kedua hal yang tidak
4. Kompetensi-Kompetensi Pendidik
perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen
36
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2006), Cet. 19, h. 14-15
37
Undang-undang Guru dan Dosen UU RI no 14 tahun 2005, Op. Cit. h. 4.
38
Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2011), h. 51
39
Himpunan Peraturan Perundang-undangan Republik Indonesia Guru dan Dosen,
(Bandung: Nuansa Aulia, 2006), Cet. 3, h. 5
66
sebagai berikut:
peserta didik.
4. Nilai (Value); adalah suatu standar perilaku yang telah diyakini dan
40
E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), h.
37.
67
melakukan sesuatu.41
ayat 1)
41
Ibid, h. 39
68
1. Kompetensi paedagogik;
2. Kompetensi kepribadian;
oleh BSNP dan ditetapkan dengan Peraturan Menteri. (Pasal 28 ayat 5)42
42
Standar Nasional Pendidikan. (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), h. 17-18.
69
profesional”.44
1) Kompetensi Profesional
kompetensi.
2) Kompetensi Paedagogik
46
Ibid.
47
Kunandar. Op. Cit. H. 76
71
c) Melaksanakan pembelajaran
berbagai potensinya.48
3) Kompetensi Kepribadian
4) Kompetensi Sosial
48
Ibid
49
Ibid., h. 75
50
Ibid., h. 77
72
Ada empat strategi yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah untuk
berikut:
dapat dilakukan dalam jangka waktu yang lama dan terlalu sering.
b. Pelatihan dalam pelaksanaan tugas atau on the job training. Model ini
dikenal dengan istilah magang bagi guru baru untuk mengikuti guru-
guru yang sudah dinilai baik sehingga guru baru dapat belajar dari
sekolah atau pada sekolah lain yang memiliki mutu yang lebih baik.
belajar siswa dalam kelas. Kelompok guru yang melakukan studi ini
(PTK).
51
Suharto, “Cara Mengembangkan Kompetensi Guru” (Http://Gurupembaharu.
Com/Sdm/ Pendidik/ Menerapkan- Penjaminan-Mutu-Guru- Sesuai-Standar-Nasional-
Pendidikan/) (Download tanggal 03 November 2020)
74
penelitian tentang mutu pernah diteliti oleh Diah Kumalasari dengan judul