Anda di halaman 1dari 9

Management of Education: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam

Volume … Nomor … Tahun 2022

MANAJEMEN STRATEGIK LEMBAGA PENDIDIKAN


ISLAM MENGHADAPI PERSAINGAN MUTU

Fahri Husaini
UIN Antasari Banjarmasin, Prodi S2 Manajemen Pendidikan Islam
Email: fahry9husaini@gmail.com

ABSTRACK
This aims of this study to explain the efforts that can be done in order to improve quality. In the world
of education, quality improvement is something that must be done. This is an effort to create quality
education and responsive to the demands of society. For this reason, a factor that plays an important
role in improving the quality of education is Strategic Management. Strategic management is the
implementation of planning, monitoring, analysis, and evaluation carried out on an ongoing basis of
all the needs needed by the organization in an effort to achieve its goals.

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam rangka
peningkatan mutu. Dalam dunia pendidikan, peningkatan mutu adalah suatu hal yang harus dilakukan.
Hal ini merupakan upaya untuk menciptakan pendidikan yang berkualitas dan responsive terhadap
tuntutan masyarakat. Untuk itu, faktor yang berperan penting untuk meningkatkan mutu pendidikan
adalah dengan Manajemen Strategik. Manajemen strategik merupakan implementasi perencanaan,
pemantauan, analisis, dan evaluasi yang dilakukan secara berkelanjutan dari semua kebutuhan yang
diperlukan oleh organisasi dalam upaya mencapai tujuannya.

Keyword: Manajemen; Strategik; Mutu

PENDAHULUAN
Dalam dunia pendidikan, peningkatan mutu adalah suatu hal yang harus dilakukan.
Hal ini merupakan upaya untuk menciptakan pendidikan yang berkualitas dan responsive
terhadap tuntutan masyarakat. Selain itu, di dunia pendidikan, persaingan tidak dapat
dihindarkan dengan adanya berbagai lembaga-lembaga pendidikan, seperti; play group,
MDT, SD, MI, SLTP, MTS, SLTA, MA hingga perguruan tinggi. Tentu ini merupakan
tantangan, untuk melakukan upaya-upaya penataan organisasi dalam rangka meningkatkan
kualitas dan mutu pendidikan sesuai dengan tuntutan perubahan. Untuk itu, faktor yang
berperan penting untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan Manajemen Strategik .
Manajemen strategik merupakan implementasi perencanaan, pemantauan, analisis, dan
evaluasi yang dilakukan secara berkelanjutan dari semua kebutuhan yang diperlukan oleh
organisasi dalam upaya mencapai tujuannya.
Dalam implementasi manajemen strategik lembaga pendidikan harus merumuskan
beberapa aspek, yaitu: formulasi visi dan misi lembaga, tujuan dan target lembaga,
menentukan strategi priorotas, menyusun indikator kinerja, menguraikan tujuan secara
operasional, memperhatikan kebutuhan sumber daya (fisik, manusia, keuangan), memantau
dan melaksanakan perencanaan operasional secara rutin dan terjadwal. Tujuan manajemen
strategik pada umumnya didefinisikan sesuatu yang ingin dicapai dalam jangka panjang.

TINJAUAN PUSTAKA

1
Management of Education: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam
Volume … Nomor … Tahun 2022

Manajemen strategik terdiri dari kata manajemen dan strategik. Istilah manajemen
berasal dari bahasa Inggris to manage yang berarti mengatur, mengurus, atau mengelola.
Menurut Malayu S.P. Hasibuan, manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses
pemanfaatan sumber daya manusia secara efektif, yang didukung oleh sumber-sumber lain
dalam Organisasi untuk mencapai tujuan tertentu. Singkatnya manajemen dapat diaratikan
mengatur, mengelola atau mengurus.
Sedangkan Strategik berasal dari bahasa yunani strategos yang mana kata strategos
sendiri berasal dari kata stratos yang berarti militer dan ag yang berarti memimpin. Dalam
konteks awal strategi diartikan sebagai generalship atau sesuatu yang dikerjakan oleh para
jendral dalam membuat rencana untuk menaklukan musuh dan memenangkan perang. Hal ini
dilakukan karena untuk menaklukan musuh diperlukan sebuah pemikiran yang strategik agar
berhasil dengan baik. Kotler mengemukakan bahwa strategi adalah penempatan misi suatu
organisasi, penetapan sasaran organisasi dengan mengingat kekuatan eksternal dan internal,
perumusan kebijakan dan teknik tertentu untuk mencapai sasaran dan memastikan
implementasinya secara tepat schingga tujuan dan sasaran utama dari organisasi akan
tercapai. Singkatnya strategik dapat diartikan kiat, cara, rencana yang terorginir atau taktik
yang efektif.
Dengan demikian manajemen strategik adalah suatu cara untuk mengelola/mengatur
suatu oraganisasi secara efektif dengan rencana yang terorganir, sehinga dapat mencapai
suatu tujuan. Menurut David, Manajemen Stategik sebagai Seni dan pengetahuan untuk
merumuskan, mengimplementasikan dan mengevaluasi keputusan lintas fungsional yang
membuat organisasi mampu mencapai obyektifnya.
Proses manajemen strategik didasarkan pada keyakinan bahwa organisasi seharusnya
terus-menerus memonitor peristiwa dan kecenderungan internal dan eksternal sehingga
melaukan perubahan tepat waktu.
Dalam manajemen strategik setidaknya ada 3 aspek penting, yaitu:
1. Perumusan Strategik (strategy' formulation)
2. Implementasi Strategik (strategy implementation)
3. Evaluasi Strategik (strategy evaluation)
Perumusan Strategik meliputi perumusan visi, misi, dan nilai. Implementasi Strategik
mencakup analisis pilihan strategi dan faktor kunci keberhasilan, penetapan tujuan dan
sasaran, sedangkan Evaluasi Strategik meliputi pengukuran dan analisis kinerja, dan
pelaporan dan pertanggungjawaban.
Dengan menggunakan manajemen strategik sebagai suatu kerangka kerja untuk
menyelesaikan setiap masalah strategis di dalam organisasi terutama berkaitan dengan
persaingan, maka peran manajer diajak untuk berpikir lebih kreatif atau berpikir secara
strategik.

METODE
Penelitian ini termasuk jenis penelitian pustaka (library research), yakni penelitian
yang obyek kajiannya menggunakan data pustaka berupa buku-buku sebagai sumber datanya.
Adapun pendekatan penelitian ini adalah kualitatif, yaitu penelitian yang sistematis yang

2
Management of Education: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam
Volume … Nomor … Tahun 2022

digunakan untuk mengkaji atau meneliti suatu obyek pada latar alamiah tanpa ada manipulasi
didalamnya dan tanpa ada ujian hipotesis.
HASIL PEMBAHASAN
Perumusan Strategik: Formulasi Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Lembaga
Visi
Langkah awal dalam strategy formulation adalah penetapan visi. Visi merupakan
bayangan Cermin mengenai keadaan internal dan kehandalan inti seluruh organisasi. Sering
kali dalam melihat pengertian visi tertukar artinya dengan misi. Oleh karena itu, pertu batasan
yang agak spesifik tentang terminologi visi sehingga mudah membedakan dengan misi dalam
melihat tantangan masa depan organisasi. Visi berasal dari bahasa latin visio-onis, dari akar
kata videre yang berarti melilit, memandang ke depan. Visi adalah pandangan jauh ke depan
tentang bentuk organisasi, atau gambaran atau citra yang akan dituju oleh suatu organisasi.
Jadi visi merupakan gambaran tentang masa depan organisasi (future) yang realistik
dan ingin diwujudkan dalam kurun waktu tertentu. Visi dapat diartikan penglihatan, daya
lihat, pandangan, impian atau bayangan. Secara etimologis visi mengandung arti kemampuan
untuk melihat pada inti persoalaan. Menurut Nanang Fattah dan Muhammad Ali, visi adalah
harapan dan keinginan semua pihak yang terlibat dalam organisasi. Dengan kata lain visi
dalam lembaga pendidikan adalah gambaran proyeksi ke depan berupa pandangan, cita-cita,
harapan, dan keinginan lembaga yang ingin diwujudkan di masa mendatang.
Bagi sebuah lembaga (sekolah), visi adalah imajinasi moral yang menggambarkan
lembaga tersebut dimasa mendatang. Visi yang baik dan ringkas yaitu:
a. Menarik perhatian dan mudah di ingat
b. Memberi inspirasi dan tantangan bagi prestasi dimasa mendatang
c. Dapat dipercaya dan konsisten
d. Berfungsi sebagai titik temu dengan semua stekholdres
e. Fleksibilitas dan kreativitas dalam pelaksanaanya
Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan ketika membuat atau mendefinisikan
sebuah visi:
a. Menjelaskan tujuan lembaga pendidikan Islam di masa depan. Pernyataan Visi
menggambarkan situasi atau tujuan yang akan diwujudkan di masa yang akan datang.
b. Membutuhkan waktu yang lama dengan batas waktu yang jelas. Pernyataan Visi
bertujuan untuk memfokuskan semua kegiatan pendidikan pada satu landasan dan tujuan,
sehingga mencapai visi memerlukan kerangka waktu dan batasan waktu. Hal ini menjadi
dasar untuk mengembangkan visi suatu lembaga dalam beradaptasi dengan perubahan.
c. Melibatkan semua anggota lembaga. Membuat pernyataan visi tidak semata-mata
didasarkan pada pandangan eksekutif dan manajer puncak. Visi berkualitas tinggi adalah
visi yang terbentuk dari pandangan yang berbeda dari setiap elemen atau hierarki
anggota, dibahas dan disepakati sebagai tujuan bersama.
d. Pernyataan yang mudah dipahami. Sangat penting dalam membuat pernyataan misi
untuk menggunakan teks yang singkat dan jelas sehingga semua anggota yang melihat
dan mengamati lembaga dan masyarakat sekitar dapat dengan mudah memperoleh dan
memahami informasi.

Misi

3
Management of Education: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam
Volume … Nomor … Tahun 2022

Misi merupakan sebuah guidelines yang lebih pragmatis dan konkrit yang dapat
dijadikan acuan pengembangan strategi dan aktivitas dalam lembaga atau organisasi. Misi
adalah pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan lembaga dalam usahanya mewujudkan
visi. Misi merupakan sesuatu yang nyata untuk dituju serta dapat pula memberikan petunjuk
garis besar untuk mencapai visi.
5 unsur penting dalam merumuskan misi suatu organisasi:

a. Produk apa atau pelayanan apa yang ditawarkan.


b. Produk yang ditawarkan dapat memenuhi kebutuhan yang memang diperlukan bahkan
dicari.
c. Misi harus secara tegas menyatakan sasaran
d. Menyatakan kualitas yang ditawarkan
e. Aspirasi yang diinginkan di masa mendatang.
Merumuskan misi organisasi terkadang di anggap mudah, tetapi kesulitanya lebih
banyak daripada mudahnya. Sering sekali para perumus mampu merumuskan misi dengan
baik, tetapi kesulitan dalam mengkoordinasikan tindakan tindakan manajerial. Inilah peranan
kritis dari berbagai organisasi karena banyak organisasi yang gagal merealisasikan mnisinya.
Pada dasarnya misi dibuat untuk jangka waktu tiga sampai lima tahun dan dapat
berubah. perubahan itu bisa dilakukan jikalau terjadi perubahan penting dalam lingkungan,
misalnya ada peluang yang harus dikejar, ada ancaman, atau tantangan yang sangat berarti.
Bisa juga terjadi perubahan apabila manajemen baru menghendakinya. Misi juga dapat
bertahan bertahun-tahun tanpa ada perubahan, yaitu jika kondisi lingkungan dan pilak pihak
terkait masih menghendaki demikian. Jadi misi bukanlah dogma yang tidak bisa berubah.

Tujuan dan Sasaran Lembaga


Penentuan tujuan merupakan bagian langkah pertama dalam membuat perencanaan
sehingga dalam pelaksanaannya nanti terarah sesuai dengan tujuan dan hasil yang ingin
dicapai. Namun demikian, banyak individu / organisasi yang salah kaparah dalam
menentukan tujuan dengan cara membuat beberapa tujuan dalam sebuah: perencanaan. Hal
ini tentu akan membingungkan dan berakibat kurang maksimalnya hasil yang bisa dicapai.
Hampir semua model manajemen rational menggunakan asumsi bahwa perilaku
manusia akan menjadi fungsional dan kinerja organisasi akan dapat meningkat jika tujuan
(goal) konsisten dan jelas. Menurut Mulyadi tujuan adalah pernyataan luas tentang apa yang
akan diwujudkan organisasi.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat merumuskan tujuan:
1. Tujuan harus serasi dan mengklasifikasi visi, misi dan nilai-nilai organisasi
2. Pencapaian tujuan akan memenuhi atau berkontribusi memenuhi misi dan program.
3. Tujuan akan menjangkau hasil hasil penilaian lingkungan intemal/eksternal dan
diprioritaskan. serta mungkin dikembangkan dalam merespon isu isu strategik.
4. Tujuan cenderung untuk esensial tidak berubah kecuali terjadi pergeseran lingkungan,
atau dalam hal isu strategik hasil yang diinginkan telah dicapai.
5. Tujuan biasanya secara relatif berjangka panjang.

4
Management of Education: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam
Volume … Nomor … Tahun 2022

6. Tujuan harus dapat mengatasi kesenjangan antara tingkat pelayanan saat ini dengan yang
diinginkan.
7. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam rangka mencapai tujuan pada dasarnya
merupakan penjabaran dari misi organisasi, yang berjangka lama.

Jadi, tujuan merupakan pernyataan tentang keadaan yang diinginkan di mana


organisasi atau perusahaan bermaksud untuk mewujudkannya dan sebagai pernyataan tentang
keadaan di waktu yang akan datang di mana organisasi sebagai kolektivitas mencoba untuk
menimbulkannya.
Sedangkan sasaran adalah penjabaran tujuan, yaitu suatu yang dihasilakan/ dicapai
oleh sekolah dalam jangka waktu lebih singkat dibanding tujuan sekolah. Agar sasaran dapat
dicapai dengan efektif, maka sasaran harus dibuat spesifik, terukur, jelas kriterianya dan
disertai indikator-indikator yang rincian dan mengacu pada visi, misi dan.tujuan sekolah.
Sasaran yang akan dicapai berdasarkan visi, misi, dan tujuan di atas adalah
meningkatkan mutu sekolah meliputi aspek-aspek kurikulum, sumber daya manusia (guru
dan tenaga kependidikan), murid, proses pembelajaran, prasarana dan sarana, suasana
akademik, keuangan, penelitian dan publikasi, pengabdian kepada masyarakat, manajemen
lembaga, sistem informasi dan kerjasama. Contoh konkrit dan terukur dalam mutu yang ingin
dicapai:
a. Persentase siswa yang lulus dengan nilai rata-rata 9, harus sudah dicapai pada tahun
2023.
b. Persentase kehadiran guru tepat waktu minimal 95% yang sudah harus tercapai pada
tahun 2023.
c. Meningkatkan kualitas dan pendidikan guru. 100% berpendidikan S1 dan diantara
mereka 40% S2 pada tahun 2024.
Isi Hasil Pembahasan
Implementasi Strategi
Implementasi strategik adalah proses manajemen mewujudkan strateginya dalam
bentuk program, prosedur, anggaran serta pengembangan strategi dalam bentuk tindakan.
Visi merupakan suatu proses yang menggambarkan serangkaian kegiatan perencanaan dan
penetapan sasaran sekolah secara formal dan misi adalah alasan keberadaan suatu
lembaga.Strategi adalah sebuah rencana yang komprehensif mengintegrasikan segala
resources dan capabilities yang mempunyai tujuan jangka panjang untuk memenangkan
kompetisi. Betapapun hebatnya suatu visi, misi, dan strategi bila tidak diimplementasikan
tentu saja strategi itu tidak akan bermakna bagi pengembangan sekolah.
Implementasi strategi merupakan tahapan kedua dalam proses manajemen strategik.
Menerapkan strategi berarti menggerakkan seluruh anggota organissasi dan manajer untuk
menerapkan strategi yang telah dirumuskan sebelumnya dalam sebuah tindakan.
Implementasi strategi sering dianggap sebagai tahap yang paling sulit dalam manajemen
strategik, oleh karena itu implementasi strategi memerlukan kedisiplinan, komitmen, dan
pengorbanan dari seluruh anggota organisasi. Keberhasilan dalam implementasi strategi
sangat bergantung pada kemampuan pemimpin untuk mempengaruhi, menggerakkan dan
memotivasi karyawan. Implementasi strategi termasuk mengembangkan budaya organisasi,
menciptakan struktur organisasi yang efektif, menyiapkan anggaran, mengembangkan dan

5
Management of Education: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam
Volume … Nomor … Tahun 2022

menggunakan sistem informasi, dan menghubungkan kompensasi karyawan dengan kinerja


organisasi.
Manajemen strategik memiliki dimensi yang bersifat multi dimensional, yaitu : (1)
dimensi waktu dan orientasi maa depan. Manajemen strategi berorientasi kepada sasaran
jangka panjang. Antisipasi masa depan tersebut dirumuskan dan ditetapkan sebagai visi
organisasi yang akan diwujudkan 10 tahun atau lebih di masa depan. Durasi waktu rencana
strategis tersebut bahkan dapat berkisar antara 25-30 tahun ke atas, (2) dimensi internal dan
eksternal, (3) dimensi pendayagunaan sumber-sumber, (4) dimensi multi bidang, (5)
pengikutsertaan manajemen puncak.
Sebagai salah satu bentuk jasa yang melibatkan intraksi antara penyedia dan pemakai
jasa, terdapat lima dimensi pokok yang menentukan kualitas penyelenggaraan pendidikan
yaitu; pertama keadaaan (reliability), yakni kemampuan memberikan pelayanan yang
djanjikan secara tepat waktu, akurat dan memuaskan. Kedua daya tangkap (responsiveness),
yaitu kemauan para tenaga kependidikan untuk membantu para peserta didik dan
memberikan layanan dengan tanggap. Ketiga jaminan (assurance) mencakup pengetahuan,
kompetensi, kesopanan, respek terhadap pelanggan, dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki
para tenaga kependidikan, bebas dari bahaya, risiko atau keragu-raguan. Keempat empati,
kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik, perhatian pribadi, dan
memahami kebutuhan para pelanggan. Kelima bukti langsung (tangibles), meliputi fasilitas
fisik, perlengkapan, tenaga kependidikan dan sarana komunikasi.

Analisis SWOT
Analisis SWOT merupakan singkatan dari strength (kekuatan), weakness
(kelemahan), opportunity (kesempatan), dan threat (ancaman). Analisis ini pertama kali
diperkenalkan oleh Albert Humphrey yang memimpin proyek riset di Stanford University.
Melalui analisis SWOT, kita dapat melakukan identifikasi faktor internal (strength dan
weakness) dan faktor eksternal (opportunity dan threat) dari organisasi secara sistematis
untuk merumuskan strategi organisasi.
Menurut Daniel Start dan Ingie Hovland analisis SWOT adalah instrumen
perencanaaan strategis dengan menggunakan kerangka kerja kekuatan dan kelemahan serta
kesempatan ekternal dan ancaman. Instrumen ini memberikan cara sederhana untuk
memperkirakan cara terbaik untuk melaksanakan sebuah strategi. Instrumen ini menolong
para perencana apa yang bisa dicapai, dan hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan oleh
mereka.
Analisis SWOT dalam prakteknya diupayakan akan dapat memaksimalkan kekuatan dan
peluang dan meminimalkan kelemahan dan ancaman pada suatu lembaga pendidikan. Oleh:
karena itu apabila di terapkan secara tepat dalam lembaga pendidikan atau institusi
mempunyai implikasi yang berpengaruh pada kegiatan yang ditujukan untuk keberhasilan
trategi. Komponen-komponen SWOT terdiri dari :
1. Strength (kekuatan), yaitu analisis terhadap situasi ataupun kondisi yang merupakan
kekuatan atau kemampuan dari suatu organisasi pada saat ini. Dalam pendidikan, yang
perlu di lakukan di dalam analisis ini adalah setiap sekolah/madrasah perlu menilai
kekuatan-kekuatan yang dimilikinya di bandingkan dengan para pesaingnya atau

6
Management of Education: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam
Volume … Nomor … Tahun 2022

sekolah-sekolah lain yang ada di sekitarnya. Misalnya jika kekuatan sekolah tersebut
unggul dalam bidang mata pelajaran eksakta, baik secara teoritis maupun praktis, maka
keunggulan itu dapat di manfaatkan untuk mengisi segmen pasar yang membutuhkan
tingkat teknologi dan juga kualitas yang lebih maju.
2. Weaknesses (kelemahan), yaitu analisis situasi ataupun kondisi yang merupakan
kelemahan dari suatu organisasi pada saat ini. Menganalisis kelemahan atau kekurangan
di dalam sebuah sekolah/madrasah yang menjadi kendala serius dalam melaksanakan
program maupun pemanfaatan output dari sekolah tersebut serta kemajuan sekolah atau
madrasah pada masa kini maupun masa yang akan datang.
3. Opportunity (peluang) yaitu analisis situasi atau kondisi yang merupakan peluang suatu
organisasi untuk berkembang. Cara ini adalah untuk mencari peluang ataupun terobosan
yang memungkinkan suatu sekolah/madrasah untuk melaksanakan programnya untuk
mencapai visi dan tujuan yang telah ditetapkan, serta bisa berkembang di masa yang
akan datang.
4. Threats (tantangan) yaitu menganalisis tantangan atau ancaman yang akan dihadapi
oleh suatu organisasi dari berbagai macam faktor yang tidak menguntungkan organisasi
atau menyebabkan kemunduran. Jika suatu tantangan atau ancaman yang dialami oleh
sekolah/madrasah tidak segera di atasi,maka ancaman tersebut akan menjadi penghalang
bagi sekolah/madrasah dalam usaha mencapai visi dan tujuan sekolah/madrasah di masa
sekarang maupun masa yang akan datang.
Contoh analisis SWOT pada standar kompetensi lulusan:
 Kekuatan : Sekolah/madrasah memiliki standar isi yang memenuhi kriteria standar
nasional pendidikan, pendidik dan tanaga kependidikan terpenuhi, sarana dan
prasarana tersedia, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian memenuhi standar.
 Kelemahan : Minat belajar siswa rendah dan kurang disiplin.
 Peluang : Dengan tersedianya pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan
prasarana, penilaian dan lain-lain, maka kegiatan pembelajaran harus berlangsung
secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan.
 Tantangan: Karena rendahnya minat belajar siswa dan kurang disiplin sehingga
sekolah/madrasah tidak dapat bersaing dengan sekolah/madrasah lain disekitarnya
sehingga akan menyebabkan kurangnya minat masyarakat pada sekolah/madrasah
tersebut.
 Langkah strategis : Sekolah harus menganalisis mengapa sehingga rendahnya minat
belajar siswa, apakah guru menggunakan metode mengajar yang kurang tepat atau
situasi yang kurang kondusif atau faktor-faktor lain yang mempengaruhi siswa kurang
aktif dan kurang disiplin. Setelah mengidentifikasi permasalahannya dengan jelas,
maka sekolah/madrasah harus mengambil langkah strategis untuk mengatasi
kelemahan dan tantangan tersebut.

Model Balanced Scorecard dalam Manajemen Sekolah/Madrasah


Balanced Scorecard atau sering disingkat BSC adalah suatu sistem manajemen
strategi. Istilah balanced scorecard terdiri dari dua kata, yaitu balanced (berimbang) dan
scorecard (kartu skor). Kata berimbang (balanced) dapat diartikan dengan kinerja yang

7
Management of Education: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam
Volume … Nomor … Tahun 2022

diukur secara berimbang dari dua sisi yaitu sisi keuangan dan non keuangan, mencakup
jangka pendek dan jangka panjang serta melibatkan bagian internal dan eksternal,sedangkan
pengertian kartu skor (scorecard ) adalah suatu kartu yang digunakan untukmencatat skor
hasil kinerja baik untuk kondisi sekarang ataupun untuk perencanaan dimasa yang akan
datang. Dengan demikian, pengertian sederhana dari balanced scorecard adalah kartu skor
yang digunakan untuk mengukur kinerja dengan memperhatikan keseimbangan antara sisi
keuangan dan non keuangan, antara jangka pendek dan jangka panjang serta melibatkan
faktor internal dan eksternal. Balanced scorecard dimulai dan diperkenalkan pada awal tahun
1990 di USA oleh David P Norton dan Robert Kaplan melalui suatu riset tentang
“pengukurankinerja dalam organisasi masa depan.
Penerapan Balance Scorecard dalam lembaga pendidikan akan membantu sekolah
untuk mengatur/memanage sekolah dalam mengatur visi dan misi, menterjemahkan sasaran
yang operasional, dan bertindak sesuai ukuran tepat guna sesuai dengan misi sekolah
tersebut. Penerapan balance scorecard dalam pendidikan mempunyai empat perspektif,
perspektif keuangan, pelanggan, proses, dan Pembelajaran / pertumbuhan.
1. Perspektif keuangan, dalam hal keuangan diharapkan sekolah dapat mengelola keuangan
secara baik dan maksimal. Pendapatan keuangan, dari murid dan dari pemerintah (BOS)
sekolah diharapkan dapat mengelolanya dengan baik bagi kepentingan murid, guru dan
juga sekolah itu sendiri.
2. Perspektif pelanggan, pelanggan dalam hal ini adalah siswa / murid, sekolah terutama
guru membuat rumusan pembelajaran yang menarik bagi para siswanya, sehingga
menimbulkan kebahagiaan bagi para siswa dalam belajar. Itu juga bisa dilihat dari indeks
prestasi sekolah, prestasi apa yang diperoleh oleh siswa di sekolah tersebut. Keunggulan
sekolah / sekolah favorit juga bisa dilihat dari feedback dari indikator kepuasan para
orang tua.
3. Perspektif proses, terciptanya atmosfir yang baik dalam kegiatan belajar mengajar
merupakan tujuan dari proses. untuk itu guru sebagai tenaga didik harus dibekali ilmu
yang baik dan kompeten. Guru dapat melakukan kegiatan pelatihan-pelatihan atau pre
teaching agar meningkatkan kemampuan guru dalam mengajar.
4. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan
informatika, 2 hal yang tidak dapat dipungkiri peran pentingnya dalam pendidikan.
Untuk itu guru, siswa dan orang tua harus saling bekerjasama menghadapi perubahan
lingkungan internal dan eksternal.
Penerapan manajemen balance scorecard dapat membantu proses pendidikan, balance
scorecard memuat sistem manajemen peningkatan mutu berkelanjutan dan dengan
keseimbangan pengelolaan disetiap unit. balance scorecard kini menjadi tolak ukur yang
dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja menjadi lebih baik.

KESIMPULAN
Manajemen strategik adalah suatu cara untuk mengelola/mengatur suatu oraganisasi
secara efektif dengan rencana yang terorganir, sehinga dapat mencapai suatu tujuan. Dalam
manajemen strategik setidaknya ada 3 aspek penting, yaitu: 1) Perumusan Strategik (strategy'
formulation), 2) Implementasi Strategik (strategy implementation), 3) Evaluasi Strategik

8
Management of Education: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam
Volume … Nomor … Tahun 2022

(strategy evaluation). Visi adalah pandangan jauh ke depan tentang bentuk organisasi, atau
gambaran atau citra yang akan dituju oleh suatu organisasi. Misi adalah pernyataan tentang
apa yang harus dikerjakan lembaga dalam usahanya mewujudkan visi. Misi merupakan
sesuatu yang nyata untuk dituju serta dapat pula memberikan petunjuk garis besar untuk
mencapai visi.
Implementasi strategi merupakan tahapan kedua dalam proses manajemen strategik.
Menerapkan strategi berarti menggerakkan seluruh anggota organissasi dan manajer untuk
menerapkan strategi yang telah dirumuskan sebelumnya dalam sebuah tindakan. Analisis
SWOT merupakan singkatan dari strength (kekuatan), weakness (kelemahan), opportunity
(kesempatan), dan threat (ancaman). Analisis SWOT dalam prakteknya diupayakan akan
dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang dan meminimalkan kelemahan dan ancaman
pada suatu lembaga. Balanced scorecard adalah kartu skor yang digunakan untuk mengukur
kinerja dengan memperhatikan keseimbangan antara sisi keuangan dan non keuangan, antara
jangka pendek dan jangka panjang serta melibatkan faktor internal dan eksternal.

SARAN DAN UCAPAN TERIMAKASIH


Dalam pembuatan tulisan ini, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya, terutama kepada Dr. Ahmad Salabi. M.Pd dan Dr. Rinnawati. M.Pd yang
membimbing dan mengarahkan sehinga dapat selesailah tulisan ini.

DAFTAR PUSTAKA
Afifuddin dan Beni Ahmad Saebani, Metode penelitian Kualitatif, CV. Pustaka Setia,
Bandung, cet II, 2012.
Fadil, Muhammad. Implementasi Manajemen Strategik Dalam Lembaga Pendidikan, (IAIN
Lhokseumawe Volume 1, Issue 1, November 2020.
Freddy Rangkuti, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, Jakarta: PT.
Graedia, 2004
Hadi, Abdul. Konsep Analisis SWOTdalam Peningkatan Mutu Lembaga
Madrasah, Jurnal Ilmiah Didaktika, Vol.XIV, No.1, 2013
Hadi, Sutrisno. Metodelogi Research, Andi Offset, Yogyakarta, 2002.
Jurnal MP3A,Visi, Misi, dan Strategi Pembinaan Madrasah, Jakarta: Departemen
Agama Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam, 2004
Kaplan, Robert S. dan David P. Norton, ”The Balance Scorecard-Translating Strategy Into
Action”, Harvard Business School Press, Boston, Massachusetts, 1996.
Mulyadi,”Sistem Manajemen Strategik Berbasis Balance Scorecard”, UPP AMP YKPN,
Yogyakarta, 2005.
Niven, Paul R.,”Balance Scorecard DiagnosticsMempertahankan Kinerja Maksimal”,
PT.Elex Media Komputindo, Jakarta, 2007.
Sedarmayanti, Manajemen Strategi. Bandung : PT. Refika Aditama, 2014.
Taufiqurokhman, Manajemen Strategik. Jakarta: Universitas Prof. Dr. Moestopo Beragama,
2016.

Anda mungkin juga menyukai