Anda di halaman 1dari 12

Manajemen Strategik Pondok Pesantren

“Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Manajemen Pondok
Pesantren”

Dosen Pengampu :

Dr. Budi Haryanto, M. Pd.

Oleh :

Ainun Analisa 228610800091

Choirotun Nisak 228610800061

M. Hadi Prasetyo 228610800032

Program Studi Manajemen Pendidikan Islam, Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Juni 2023
BAB I

PENDAHULUAN

Pondok pesantren merupakan wadah pencetak generasi yang berkarakter, dan merupakan
lembaga pendidikan islam yang tertua di Indonesia, yang eksistensinya tidak diragukan lagi oleh
masyarakat (Fadhila 2022). Selain itu Pondok Pesanten merupakan suatu lembaga yang memiliki
struktur, sistem, mekanisme, metodologi pembelajaran, kurikulum dan aturan-aturan khusus lainnya
yang menjadi ciri khas lembaga pondok pesantren dengan lembaga yang lain. Keberadaan pesantren
yang kurang lengkap oleh perangkat di atas tidak mengurangi makna pesantren sebagai organisasi
dakwah. Pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan non formal yang tersebar di Indonesia, dimana
pondok pesantren lahir di tengah-tengah masyarakat khususnya di tanah Jawa. Setiap pondok pesantren
mempunyai ciri khasnya masing-masing baik itu dari budaya, metode pembelajaran dan yang lainnya,
tergantung dari tipe leadership kiai-nya (Mu’id 2019).
Di era digital seiring dengan perkembangan pendidikan Islam di Indonesia ditandai dengan
munculnya secara bertahap berbagai lembaga pendidikan yang berbasis Pondok Pesantren yang dikemas
dengan sebutan pondok pesatren modern atau boarding school menjadi tren masyarakat saat ini.
Manajemen pesantren di Era Digital melalui modernisasi komponen-komponen penting di pondok
pesantren tersebut, dengan tetap menjaga sakralitas dan budaya yang terdapat dalam pondok pesantren.
Selain itu juga, pembaharuan dan peningkatan terdadap sumber daya perlu ditingkat sebagai upaya
regenerasi untuk meneruskan kepemimpinan yang tidak hanya eksistensinya bergantung pada
kharismatik kyai, tetapi juga eksistensinya memiliki manajemen dan program yang baik (Pesantren
1907).
Lembaga/ pondok pesantren yang baik akan terwujud bila memiliki manajemen strategi dalam
mengembangkan sebuah lembaga. Sebagaimana yang disampaikan (Fahmi 2019) bahwa manajemen
strategi adalah proses menentukan arah dan tujuan jangka panjang dan memilih metode untuk
mencapainnya, mengembangkan strategi dan eksekusi terencana yang berfokus pada penciptaan mimpi
dan perubahan kreatif serta kombinasi dari sumber daya manusia yang bermutu. Sedangkan menurut
(Khatami and Arifin 2021) dijelaskan bahwa manajemen strategi adalah proses penentuan awal dari
sebuah organisasi dan komprehensif serta bagaimana mengimplementasikannya, disepakati di tingkat
manajemen diimplementasikan di seluruh anggota organisasi guna mencapai tujuan.
Dalam Manajemen strategi memiliki komponen utama yaitu yang pertama analisa lingkungan
organisasi berfungsi sebagai deteksi awal dan prediksi ancaman dan peluang, kedua analisa profil
organisasi berfungsi sebagai deteksi kelemahan dan kekuatan oraganisasi, ketiga strategi organisasi
berfungsi sebagai pencapaian tujuan organisasi (Nazarudin 2020).
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Manajemen Strategi

Manajemen strategi terdiri dari dua kata yaitu manajemen dan strategi. Secara etimologi
manajemen artinya mengatur sedangkan strategi berarti cara. Menurut (Hasibuan, 2011) bahwa
manajemen strategi merupakan suatu ilmu serta seni yang mengatur sebuah proses didalam
memanfaatkan suatu sumber daya manusia dan sumber lainnya agar dapat berguna secara lebih
efisien dan efektif didalam mencapai suatu tujuan tertentu.

Menurut Lawrence R.Jauch dan W.F Glueck strategi secara sederhana merupakan suatu
program yang disusun secara bersamaan, agar komprehensif dan koheren untuk menghubungkan
strategi dalam organisasi dan masalah serta ancaman dalam sebuah lingkungan. Bertujuan agar
dapat memastikan satu tujuan utama dalam sebuah organisasi bisa tercapai dengan cara
melakukan pelaksanaan yang tepat (Jogiyanti, 2006).

Sedangkan menurut Pearce manajemen strategi adalah serangkaian tindakan dan


keputusan yang dihasilkan melalui beberapa proses dan menghasilkan sebuah formulasi strategi,
implementasi, agar dapat mencapai sebuah tujuan didalam sebuah organisasi (Robinson, 2014).
Lebih sederhananya, manajemen strategi adalah suatu ilmu dan seni dari formulasi,
implementasi, evaluasi dari berbagai fungsi manajemen yang memugkinkan suatu organisasi
mencapai tujuannya (Kadasasmita, 2005).

Dengan kata lain manajemen strategi adalah sistem yang dipakai untuk mengembangkan,
mengidentifikasi serta membuat perubahan yang dibutuhkan untuk melihat kinerja dalam sebuah
organisasi dalam menggapai suatu visi dalam organisasi. Manajemen strategi adalah sistem yang
menghubungkan suatu proses perencanaan strategi dan proses pengambilan keputusan dalam
manajemen (Kadasasmita, 2005).

Adapun tahapan manajemen strategi adalah: Pertama, tahapan formulasi. Tahap


formulasi yaitu tahap menumbuhkan misi dan visi satu organisasi visi, pengenalan ancaman dan
peluang dari lingkungan eksternal dan memastikan kelemahan dan kekuatan dari satu organisasi.
Kedua, tahap implementasi. Tahap implementasi ini adalah tahap yang merupakan kebutuhan
pesantren untuk mewujudkan dari tahapan formulasi strategi, biasanya didalam tahapan
implementasi strategi mencakup program, budgeting dan serta prosedur yang di buat sebagai
perwujudan dari tahapan formulasi strategi. Tiga, tahap evaluasi. Yaitu tahap yang menjadi
pemikiran utama agar bisa memperoleh informasi startegi yang khusus. Eksekusi strategi yang
berhasil selalu merupakan produk dari pengawasan dalam satu organisasi. Pengendalian atau
evaluasi akan memberikan informasi kepada manajemen organisasi mengenai sejauh mana
pencapaian tujuan telah dilakukan Didalam tahapan evaluasi strategi dimulai dari pengawasan
perilaku yaitu pengawasan terhadap program, kebijakan, dan prosedur lalu pengawasan input
yang meliputi pada hasil dan capaian dari satu program dan pengawasan output yaitu sisi
penggunaan sumber daya (Solihin, 2012).

B. Tahapan Manajemen Strategi Pondok Pesantren

1. Formulasi (Perumusan) Strategi Pondok Pesantren

Tahapan melakukan manajemen strategi pondok pesantren, diawali dengan melakukan


formulasi strategi pondok pesantren, melalui langkah-langkah berikut ini (David & David,
2013):

1. Mengembangkan visi dan misi pondok pesantren.

2. Menganalisis lingkungan luar pondok pesantren untuk mengidentifiasi berbagai


peluang dan ancaman eksternal.

3. Menganalisis profil pondok pesantren untuk menentukan kekuatan dan kelemahan


internal pondok pesantren.

4. Menentukan tujuan jangka panjang pondok pesantren.

5. Menyusun alternatif strategi.

6. Memilih strategi tertentu yang sesuai dengan hasil analisis strategi di atas.

Empat poin penting yang harus dilakukan dalam perumusan strategi, yaitu: perumusan
visi dan misi (mission determination), asesmen lingkungan eksternal (environmental external
assessment), asesmen organisasi (organizational assessment), dan penentuan strategi (strategi
setting).

2. Implementasi Strategi Pondok Pesantren

Implementasi strategi merupakan suatu langkah penerapan strategi yang telah melalui
berbagai proses identifikasi berkenaan dengan faktor lingkungan eksternal dan faktor internal
pondok pesantren serta penyesuaian dengan tujuan pondok pesantren dalam berbagai kebijakan.
Setiap pengurus fungsional dan divisi berkolaborasi serta bekerjasama sesuai dengan tugas dan
fungsinya masing-masing. Implementasi strategi pondok pesantren merupakan proses dimana
manajemen pondok pesantren berusaha mewujudkan berbagai strategi dan kebijakannya dalam
tindak lanjut pengembangan program-program, rancangan anggaran, dan prosedur (Dewi &
Sandora, 2019).
3. Evaluasi Strategi Pondok Pesantren

Evaluasi dalam manajemen strategi pondok pesantren meliputi kegiatan mengamati apakah
strategi yang direncanakan oleh pondok pesantren berjalan sesuai harapan atau tidak. Evaluasi
strategi mencakup beberapa poin penting (Taufiqurokhman, 2016):

a. Me-review dan menelaah faktor-faktor eksternal dan internal yang merupakan dasar
bagi setiap strategi yang sedang berlangsung.

b. Mengukur jalannya kinerja.

c. Mengambil tindakan perbaikan dan perubahan jika terjadi ketidaksesuaian dengan


formulasi strategi.

C. Langkah-Langkah Manajemen Strategik dalam Operasional Pondok Pesantren

Agar tercipta manajemen strategik pesantren, yang berkualitas, maka hendaknya seorang
pemimpin pesantren harus melakukan suatu perencanaan yang strategis dalam jangka satu tahun, dua
tahun, bahkan untuk jangka panjang. Rencana strategisnya ini dibuat untuk mengembangkan sumber
daya manusia para pendidik yang akan mempengaruhi kualitas peserta didik.
Whelen dan Hunger mengatakan ada empat langkah-langkah atau tahapan dalam manajemen
strategik yaitu:
1. Pemindaian lingkungan merupakan kegiatan monitoring (pemantauan), pengevaluasian, dan
penyebaran informasi yang berasal dari lingkungan internal maupun eksternal kepada perusahan,
organisasi, atau instansi lainnya.
2. Formulasi strategi, dimana pada tahap ini perusahaan, organisasi, atau instansi secara berkala
mengkaji ulang misi dan tujuan yang ingin dicapai, perusahaan, organisasi, dan instansi akan
mengalami perubahan sesuai dengan strategi yang dipilih.
3. Implementasi strategi, tujuan dan strategi perusahan, organisasi, atau instansi yang sudah
tersusun bisa diimplementasikan dengan baik jika tujuan dan strategi tersebut dibentuk dalam
rangkaian kegiatan yang terjadwal secara jelas serta mempunyai sumber daya yang memadai dan
telah dituangkan secara rinci dalam bentuk anggaran yang mendukungkan proses berjalannya
program.
4. Evaluasi dan pengendalian strategi, tahap ini adalah tahapan terakhir dalam manajemen strategik,
dimana pada tahap evaluasi perusahan, organisasi, atau instansi akan membandingkan kinerja
aktual yang telah dicapai perusahaan dengan melihat dari standar kinerja. Hasil dari evaluasi ini
akan dijadikan sebagai pedoman dalam melakukan pengendalian dalam sebuah perusahan,
organisasi atau instansi (Hasanudin et al., 2019).
Perencanaan atau langkah-langkah dalam manajemen strategik di pondok pesantren sangat
diperlukan, dengan tersusunnya rencana dan langkah-langkah yang ditetapkan dan membangun serta
meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan di pesantren. Dimana kualitas suatu pesantren ketika dalam
masa perkembangannya membutuhkan perbaikan-perbaikan, proses perbaikan-perbaikan ini melibatkan
pada pemusatan pencapaian kepuasan harapan pelanggan pendidikan, perbaikan terus menerus,
pembagian tanggung jawab, dan lain-lain. (Anggun, 2020).

Beberapa langkah-langkah manajemen strategik dalam operasional pesantren diantaranya yaitu:

1. Mengembangkan visi dan misi


Setiap pesantren mempunyai visi dan misi masing-masing sesuai dengan tujuan
pendidikan yang ingin dicapai. Adanya visi dalam pesantren bertujuan untuk mengembangkan
sistem dan program-program pesantren agar terarah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Selain itu pondok pesantren juga mempunyai misi yang berisi alasan berdirinya pesantren, tujuan
yang ingin dicapai, dan model kegiatan yang dilakukan dalam mencapai tujuan pesantren.
2. Mengidentifikasi Peluang dan Ancaman Eksternal Serta Menentukan Kekuatan dan Kelemahan
Internal
Untuk dapat mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal serta menentukan kekuatan
dan kelemahan internal dilakukan analisis SWOT yang bertujuan untuk mengetahui posisi serta
strategi yang dimiliki oleh pondok pesantren. Langkah awal yang dilakukan adalah
mengklasifikasikan data eksternal dan internal kemudian membuat matrik EFAS (external factor
analysis summary) dan IFAS (internal factor analysis summary) setelahnya menentukan posisi
dan strategi yang diambil oleh pondok pesantren sesuai dengan posisi yang dimiliki.
3. Menetapkan Tujuan Jangka Panjang
Suatu Pondok Pesantren harus memiliki tujuan jangka panjang. Baik dalam jangka satu
tahun, dua tahun atau lebih. Setelah menetapkan tujuan jangka panjang, selanjutnya pesantren
menetapkan strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan jangka panjang tersebut.
4. Memilih Strategi Tertentu yang akan dilaksanakan
Setelah menetapkan tujuan jangka panjang, maka diperlukan strategi yang tepat sasaran
bertujuan untuk tercapainya tujuan jangka panjang. Strategi yang digunakan ini menyesuaikan
tujuan jangka panjang yang akan dicapai oleh pesantre (Triana et al., 2022).

Dari pemaparan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa dalam menerapkan strategi perlu
merencanakan perubahan dan menganalisisnya dengan memperhatikan lingkungan internal dan
eksternal, baik itu sumberdaya, keadaan sekarang dan yang akan datang, stakeholder, dan teknologi.

D. Keuntungan dan Manfaat Manajemen Strategi Pondok Pesantren

Manajemen strategi menjadikan sebuah pondok pesantren lebih proaktif dari pada reaktif
dalam membentuk masa depan pondok pesantren itu sendiri. Manajemen strategi menjadikan
organisasi pada puncaknya diharapkan dapat menggunakannya untuk mengontrol jalan hidupnya
(Sujadi, 2011). Manfaat yang paling utama dari manajemen strategi adalah membantu pondok
pesantren dalam merumuskan berbagai strategi yang lebih baik dan lebih bijak melalui
penggunaan pendekatan yang lebih sistematis, logis dan rasional pada alternatif strategi. Saat ini
semakin banyak lembaga yang mengaplikasikan manajemen strategi untuk membuat keputusan
yang lebih efektif dan terarah. Tetapi manajemen strategi tidak menjamin sebuah keberhasilan
dan dapat mengganggu jika dilakukan secara serampangan dan tidak beraturan (Qori, 2020).

Berikut ini dua keuntungan yang dapat diperoleh pondok pesantren jika mengaplikasikan
manajemen strategi (David & David, 2013):

a) Keuntungan Finansial.

Lembaga yang menggunakan konsep manajemen strategi menunjukkan peningkatan


yang sangat signifikan dalam promosi, pemasaran, keuntungan dan lebih banyak
produktivitas dibandingkan dengan lembaga yang tidak menggunakan aktivitas
perencanaan yang sistematis.

b) Keuntungan Non-Finansial

Selain membantu lembaga menghindari tersendatnya finansial, manajemen strategi


juga menawarkan keuntungan-keuntuangan lainnya, seperti penguatan kesadaran
terhadap ancaman eksternal, pemahaman yang lebih meningkat terhadap strategi-
strategi persaingan, peningkatatan produktivitas pekerjaan pegawai, minimnya
perlawanan untuk banyak berubah, dan pemahaman yang lebih jelas terhadap
hubungan performa dengan upah.

E. Contoh Praktik Baik Manajemen Strategi Pondok Pesantren (Journal Review)

Judul Implementasi Manajemen Strategi Pesantren di Era Revolusi Industri 4.0

Penulis Ahmad Hinayatulohi, Iwan Sopwandin, Aep Saepurohman, Asep Abdurahman

Jurnal JAMP: Jurnal Administrasi dan Manajemen Pendidikan


Volume 6 Nomor 1 Maret 2023, Hal: 1-14 (terindex Sinta 3)

Link Publikasi http://journal2.um.ac.id/index.php/jamp/article/view/27262

Hasil Nama pesantren: Pondok IT Yogyakarta


Penelitian
Pendahuluan: Pendiri pesantren melakukan upaya responsif terhadap
perkembangan kebutuhan zaman di dunia yang serba digital dengan mendirikan
pesantren berbasis teknologi informasi yang bertujuan melahirkan lulusan santri
yang memahami ilmu agama islam serta memiliki kemampuan teknologi dan
informasi.

Tahapan Manajemen Strategi Pondok Pesantren:

1. Analisis Lingkungan

Analisis Eksternal Pendidikan Pesantren Pondok IT Yogyakarta

Pemimpin mengamati lingkungan eksternal untuk mengidentifikasi


kesempatan dan ancaman yang mungkin terjadi.

Menurut Wheelen dan Hunger dalam (Solihin, 2012) analisis eksternal dapat
dikelompokan menjadi societal environment (mempengaruhi tidak secara
langsung) yang meliputi ekonomi, politik, sosial kultural, dan teknologi.
Selain itu ada juga general environment (mempengaruhi secara langsung)
yang mencakup pemegang saham, pemerintah, pemasok, komunitas lokal,
pesaing, pelanggan, kreditur, serikat buruh, kelompok kepentingan khusus,
dan asosiasi pedagang.

Pondok IT Yogyakarta, terletak di Yogkarta yang dikenal sebagai Kota


Pelajar, sehingga hal itu mendukung tumbuhnya lembaga pendidikan ke arah
yang lebih maju. Kedua, kondisi masyarakat yang terbuka menerima
kemajemukan turut mendukung berkembangnya Pondok IT Yogyakarta.
Pondok menangkap banyaknya peluang untuk bersinergi dengan masyarakat
lokal, salah satunya peluang pertumbuhan perusahaan digital. Ketiga, faktor
ekonomi di Yogyakarta yang relatif murah, sehingga cocok untuk para
pelajar/ santri menempuh pendidikan di Yogyakarta. Hal ini secara langsung
turut mempengaruhi perkembangan Pondok IT Yogyakarta.

Analisis Internal Pendidikan Pesantren Pondok IT Yogyakarta

Lingkungan internal merupakan lingkungan yang berada di dalam organisasi


lembaga pendidikan. Komunikasi yang baik antara pimpinan dengan
karyawan akan menciptakan lingkungan yang kondusif. Dalam lingkungan
internal pondok pesantren meliputi struktur pesantren, sistem pengelolaan
pesantren, sistem komunikasi antar elemen dalam pesantren dan faktor
sumber daya manusia. Variabel-variabel tersebut akan menjadi faktor
kekuatan dan kelemahan organisasi pendidikan pesantren (Hunger and
Wheelen, 2003).

Beberapa analisis internal yang telah dilakukan di internal Pondok IT


adalah: komitmen yang tinggi dari pimpinan pondok untuk menciptakan
generasi muda islam yang baik dan religius. Komitmen ini
diimplementasikan dengan merekrut santri baru lulusan SLTA, dengan
harapan jiwa muda yang keagamaannya masih kurang bisa diarahkan dan
dibimbing dengan baik untuk selanjutnya mengisi posisi kosong dalam
pengelolaan lembaga pondok pesantren, mengingat pesantren dengan konsep
baru ini berumur belum genap satu dekade.

Selain itu, komitmen ini diimplementasikan dengan proses pembelajaran


sehari-hari berdasarkan nilai-nilai yang dianut pesantren sebagai nilai yang
mendasari gerakan Pondok IT dalam melahirkan lulusan yang beradab.

Pondok IT juga menawarkan konsep hanya menerima santri yang tidak


mampu, sehingga Pondok IT bisa menjadi pilihan masyarakat untuk
mengakses lembaga pendidikan Iaslam yang terjangkau dan berkualitas
dengan kualifikasi lulusan yang siap ditempatkan kerja. Lulusan yang
memiliki kemampuan di bidang teknologi dengan dibekali ilmu-ilmu
keislaman yang mumpuni.

2. Formulasi Strategi Pondok Pesantren

Formulasi (perumusan) strategi merupakan pengembangan rencana jangka


panjang untuk manajemen efektif dari peluang dan ancaman lingkungan,
dilihat dari kekuatan dan kelemahan lembaga (Hunger and Wheelen, 2003).
Formulasi strategi yang dilakukan Pondok IT dengan cara merumuskan visi,
misi, tujuan dan sasaran organisasi.

Terdapat lima nilai atau yang biasa disebut dengan “panca jiwa” yang
menjadi nafas perumusan visi misi Pondok IT dan diwujudkan dalam proses
pendidikan dan pembinaan karakter santri, yaitu jiwa keikhlasan, jiwa
kesederhanaan, jiwa kemandirian, jiwa ukhuwah Islamiyah dan jiwa
kebebasan yang bertanggungjawab.

Visi Pondok IT Yogyakarta adalah “menjadi lembaga pendidikan terbaik di


Indonesia yang dapat menciptakan santri yang bertaqwa, professional,
mandiri dan berbagi”. Visi ini memberikan sense of direction dalam
menghadapi perubahan zaman dengan tetap fokus menajadi yang terbaik
pada keahlian yang dimiliki.

Selanjutnya visi dijabarkan dalam misi agar bisa dilaksanakan dalam


perencanaan jangka pendek dan jangka panjang. Adapun misi Pondok IT
adalah santri yang memiliki semangat mempelajari agama dan
mengamalkannya (bertaqwa), santri belajar dan bekerja sesuai minat dan
bakat (professional), setelah enam bulan santri dapat mandiri (mandiri) dan
bisa berbagi untuk pondok (berbagi).

Tujuan Pondok IT adalah “membangun anak muda Indonesia untuk


merubah peradaban.” Tujuan ini dibangun melalui analisis [enguatan sosial
yang dilakukan oleh Pondok IT, dimana generasi muda saat ini menurut
pandangan pendiri pondok semakin terjerumus ke dalam kemasiatan
sehingga menimbukan kenakalan remaja yang merajalela.

3. Strategi Pengembangan Pesantren Pondok IT Yogyakarta

Visi, misi dan tujuan Pondok IT diimplementasikan dalam bentuk


pengembangan kurikulum yang disusun dengan perpaduan antara
pemahaman ilmu agama islam dan kemampuan teknologi dan informasi.

Selain terdapat pengembangan kurikulum ekstrakurikuler untuk


menyalurkan bakat minat santri, berupa kegiatan yang bersifat olahraga.

Setiap santri yang ingin mendaftarakan diri di Pondok IT adalah yang siap
dibina, dididik dan dibimbing, selama 3 tahun. Setelah lulus, santri diberikan
pembinaan sekitar 3 sampai 6 bulan di ruang pembelajaran untuk
pembekalan sebelum santri ditempatkan di beberapa perusahaan kerjasama
Pondok IT, atau pilihan untuk mengabdikan diri dalam pengembangan
pesantren.

4. Implementasi Strategi Pondok Pesantren

Kegiatan di Pondok IT diimplementasikan dalam 3 kegiatan, yaitu dakwah,


pendidikan dan sosial-ekonomi. Ketiga aspek ini ada di dalam kurikulum
pembelajaran Pondok. Kegiatan dakwah pesantren diimplementasikan dalam
kegiatan bersosial, baik peran aktif di kegiatan masyarakat maupun
pengamalan syariat agama islam keseharian seperti sholat berjamaah
bersama masyarakat di lingkungan pondok. Aspek sosial-ekonomi pesantren
dilakukan dengan program magang di beberapa perusahaan baik UMKM
maupun perusahaan besar. Dengan kegiatan tersebut secara langsung ikut
terlibat dalam pengembangan perekonomian. Sedangkan aspek pendidikan
adalah jika pesantren merupakan bagian dari sistem pendidikan nasional saat
ini, dan kegiatan pendidikan di dalamnya merupakan pembelajaran yang
khas dari pendidikan keagamaan di Indonesia. Ketiga aspek ini dijabarkan
dalam kurikulum pembelajaran di Pondok IT.
5. Evaluasi Strategi Pondok Pesantren

Secara keseluruhan Pondok IT melakukan evaluasi dan pengawasana


program secara berkala, baik evaluasi haran, mingguan maupun bulanan.
Selain evaluasi rutin, pimpinan juga seriang melakukan inspeksi mendadak
sebagai bentuk pengawasan terhadap keberlangsungan program-program
yang telah direncanakan termasuk memberikan motivasi dan mengecek
laporan-laporan yang diperlukan. Evaluasi dilakukan dalam dua jenis, yaitu
berdasarkan waktu dan berdasarkan program.

BAB III

KESIMPULAN

Pondok Pesantren adalah lembaga keagaamaan asli dan khas di Indonesia, sehingga
eksistensinya perlu terus dirawat. Untuk merawat eksistensinya tak dipungkiri dibutuhkan
penerapan manajemen strategi dalam keberlangsungannya. Manajemen strategi terbagi menjadi
tiga tahapan, yaitu formulasi (perumusan) strategi, implementasi strategi dan evaluasi strategi.
Dengan manajemen strategi, harapannya pondok pesantren menjadi lembaga pendidikan yang
maju dan mampu melahirkan sumber daya manusia yang siap mengadapi tuntutan zaman dengan
tetap berpegang pada nilai-nilai keislaman.

REFERENSI

Cybernetics: Journal Educational Research and Social Studies. (n.d.). http://pusdikra-


publishing.com/index.php/jrss

Dakwah dan Komunikasi, F., Sunan Gunung Djati Bandung, U., Kuswana, D., Sadiah, D.,
Djati, G., Manajemen Dakwah, J., & Sunan Gunung Djati, U. (2019). Manajemen Strategik
Pondok Pesantren dalam Upaya Membentuk Santri yang Berkarakter. 4(3), 305–322.
https://doi.org/10.15575/tadbir

David, F.R., & David, F.R. (2013). Strategic Management: Concepts and Cases: A Competitive
Advantage Approach. Pearson.
Dewi, R., & Sandora, M. (2019). Analisis Manajemen Stragtegi UIN Suska Riau Dalam
Mempersiapkan Sarjana Yang Siap Bersaing Menghadapi Mea. Jurnal EL-RIYASAH,
10(1), 74-91.
Hinayatulohi, A., Sopwandin, I., Saepurohman, Aep., Abdurahman A., 2023. Implementasi
Manajemen Strategi Pesantren di Era Revolusi Industri 4.0. JAMP: Jurnal Adminitrasi dan
Manajemen Pendidikan. Volume 6 Nomor 1 Maret 2023, Hal 1-14.
Qori, I. (2019). Analisis Implementasi Manajemen Strategi Dalam Meningkatkan Mutu
Pendidikan Pondok Pesantren. MBR (Management and Business Review), 3(2), 83–94.
https://doi.org/10.21067/mbr.v3i2.4605
Sujadi, S. (2011). Konsep Manajemen Strategik Sebagai Paradigma Baru di Lingkungan
Prganisasi Pendidikan. Jurnal STIE Semarang, 3(3), 18-30.
Taufiqurokhman, T. (2016). Manajemen Strategik. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
Triana, E., Noviyanti, D., & Gusriani, R. Y. (2022). Manajemen Strategi Pondok Pesantren
Hafizul Qur’an Al-Ihsan Banjarmasin. Al-Hiwar : Jurnal Ilmu Dan Teknik Dakwah, 10(2), 15.
https://doi.org/10.18592/al-hiwar.v10i2.7224

Anda mungkin juga menyukai