“Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Manajemen Pondok
Pesantren”
Dosen Pengampu :
Oleh :
Juni 2023
BAB I
PENDAHULUAN
Pondok pesantren merupakan wadah pencetak generasi yang berkarakter, dan merupakan
lembaga pendidikan islam yang tertua di Indonesia, yang eksistensinya tidak diragukan lagi oleh
masyarakat (Fadhila 2022). Selain itu Pondok Pesanten merupakan suatu lembaga yang memiliki
struktur, sistem, mekanisme, metodologi pembelajaran, kurikulum dan aturan-aturan khusus lainnya
yang menjadi ciri khas lembaga pondok pesantren dengan lembaga yang lain. Keberadaan pesantren
yang kurang lengkap oleh perangkat di atas tidak mengurangi makna pesantren sebagai organisasi
dakwah. Pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan non formal yang tersebar di Indonesia, dimana
pondok pesantren lahir di tengah-tengah masyarakat khususnya di tanah Jawa. Setiap pondok pesantren
mempunyai ciri khasnya masing-masing baik itu dari budaya, metode pembelajaran dan yang lainnya,
tergantung dari tipe leadership kiai-nya (Mu’id 2019).
Di era digital seiring dengan perkembangan pendidikan Islam di Indonesia ditandai dengan
munculnya secara bertahap berbagai lembaga pendidikan yang berbasis Pondok Pesantren yang dikemas
dengan sebutan pondok pesatren modern atau boarding school menjadi tren masyarakat saat ini.
Manajemen pesantren di Era Digital melalui modernisasi komponen-komponen penting di pondok
pesantren tersebut, dengan tetap menjaga sakralitas dan budaya yang terdapat dalam pondok pesantren.
Selain itu juga, pembaharuan dan peningkatan terdadap sumber daya perlu ditingkat sebagai upaya
regenerasi untuk meneruskan kepemimpinan yang tidak hanya eksistensinya bergantung pada
kharismatik kyai, tetapi juga eksistensinya memiliki manajemen dan program yang baik (Pesantren
1907).
Lembaga/ pondok pesantren yang baik akan terwujud bila memiliki manajemen strategi dalam
mengembangkan sebuah lembaga. Sebagaimana yang disampaikan (Fahmi 2019) bahwa manajemen
strategi adalah proses menentukan arah dan tujuan jangka panjang dan memilih metode untuk
mencapainnya, mengembangkan strategi dan eksekusi terencana yang berfokus pada penciptaan mimpi
dan perubahan kreatif serta kombinasi dari sumber daya manusia yang bermutu. Sedangkan menurut
(Khatami and Arifin 2021) dijelaskan bahwa manajemen strategi adalah proses penentuan awal dari
sebuah organisasi dan komprehensif serta bagaimana mengimplementasikannya, disepakati di tingkat
manajemen diimplementasikan di seluruh anggota organisasi guna mencapai tujuan.
Dalam Manajemen strategi memiliki komponen utama yaitu yang pertama analisa lingkungan
organisasi berfungsi sebagai deteksi awal dan prediksi ancaman dan peluang, kedua analisa profil
organisasi berfungsi sebagai deteksi kelemahan dan kekuatan oraganisasi, ketiga strategi organisasi
berfungsi sebagai pencapaian tujuan organisasi (Nazarudin 2020).
BAB II
PEMBAHASAN
Manajemen strategi terdiri dari dua kata yaitu manajemen dan strategi. Secara etimologi
manajemen artinya mengatur sedangkan strategi berarti cara. Menurut (Hasibuan, 2011) bahwa
manajemen strategi merupakan suatu ilmu serta seni yang mengatur sebuah proses didalam
memanfaatkan suatu sumber daya manusia dan sumber lainnya agar dapat berguna secara lebih
efisien dan efektif didalam mencapai suatu tujuan tertentu.
Menurut Lawrence R.Jauch dan W.F Glueck strategi secara sederhana merupakan suatu
program yang disusun secara bersamaan, agar komprehensif dan koheren untuk menghubungkan
strategi dalam organisasi dan masalah serta ancaman dalam sebuah lingkungan. Bertujuan agar
dapat memastikan satu tujuan utama dalam sebuah organisasi bisa tercapai dengan cara
melakukan pelaksanaan yang tepat (Jogiyanti, 2006).
Dengan kata lain manajemen strategi adalah sistem yang dipakai untuk mengembangkan,
mengidentifikasi serta membuat perubahan yang dibutuhkan untuk melihat kinerja dalam sebuah
organisasi dalam menggapai suatu visi dalam organisasi. Manajemen strategi adalah sistem yang
menghubungkan suatu proses perencanaan strategi dan proses pengambilan keputusan dalam
manajemen (Kadasasmita, 2005).
6. Memilih strategi tertentu yang sesuai dengan hasil analisis strategi di atas.
Empat poin penting yang harus dilakukan dalam perumusan strategi, yaitu: perumusan
visi dan misi (mission determination), asesmen lingkungan eksternal (environmental external
assessment), asesmen organisasi (organizational assessment), dan penentuan strategi (strategi
setting).
Implementasi strategi merupakan suatu langkah penerapan strategi yang telah melalui
berbagai proses identifikasi berkenaan dengan faktor lingkungan eksternal dan faktor internal
pondok pesantren serta penyesuaian dengan tujuan pondok pesantren dalam berbagai kebijakan.
Setiap pengurus fungsional dan divisi berkolaborasi serta bekerjasama sesuai dengan tugas dan
fungsinya masing-masing. Implementasi strategi pondok pesantren merupakan proses dimana
manajemen pondok pesantren berusaha mewujudkan berbagai strategi dan kebijakannya dalam
tindak lanjut pengembangan program-program, rancangan anggaran, dan prosedur (Dewi &
Sandora, 2019).
3. Evaluasi Strategi Pondok Pesantren
Evaluasi dalam manajemen strategi pondok pesantren meliputi kegiatan mengamati apakah
strategi yang direncanakan oleh pondok pesantren berjalan sesuai harapan atau tidak. Evaluasi
strategi mencakup beberapa poin penting (Taufiqurokhman, 2016):
a. Me-review dan menelaah faktor-faktor eksternal dan internal yang merupakan dasar
bagi setiap strategi yang sedang berlangsung.
Agar tercipta manajemen strategik pesantren, yang berkualitas, maka hendaknya seorang
pemimpin pesantren harus melakukan suatu perencanaan yang strategis dalam jangka satu tahun, dua
tahun, bahkan untuk jangka panjang. Rencana strategisnya ini dibuat untuk mengembangkan sumber
daya manusia para pendidik yang akan mempengaruhi kualitas peserta didik.
Whelen dan Hunger mengatakan ada empat langkah-langkah atau tahapan dalam manajemen
strategik yaitu:
1. Pemindaian lingkungan merupakan kegiatan monitoring (pemantauan), pengevaluasian, dan
penyebaran informasi yang berasal dari lingkungan internal maupun eksternal kepada perusahan,
organisasi, atau instansi lainnya.
2. Formulasi strategi, dimana pada tahap ini perusahaan, organisasi, atau instansi secara berkala
mengkaji ulang misi dan tujuan yang ingin dicapai, perusahaan, organisasi, dan instansi akan
mengalami perubahan sesuai dengan strategi yang dipilih.
3. Implementasi strategi, tujuan dan strategi perusahan, organisasi, atau instansi yang sudah
tersusun bisa diimplementasikan dengan baik jika tujuan dan strategi tersebut dibentuk dalam
rangkaian kegiatan yang terjadwal secara jelas serta mempunyai sumber daya yang memadai dan
telah dituangkan secara rinci dalam bentuk anggaran yang mendukungkan proses berjalannya
program.
4. Evaluasi dan pengendalian strategi, tahap ini adalah tahapan terakhir dalam manajemen strategik,
dimana pada tahap evaluasi perusahan, organisasi, atau instansi akan membandingkan kinerja
aktual yang telah dicapai perusahaan dengan melihat dari standar kinerja. Hasil dari evaluasi ini
akan dijadikan sebagai pedoman dalam melakukan pengendalian dalam sebuah perusahan,
organisasi atau instansi (Hasanudin et al., 2019).
Perencanaan atau langkah-langkah dalam manajemen strategik di pondok pesantren sangat
diperlukan, dengan tersusunnya rencana dan langkah-langkah yang ditetapkan dan membangun serta
meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan di pesantren. Dimana kualitas suatu pesantren ketika dalam
masa perkembangannya membutuhkan perbaikan-perbaikan, proses perbaikan-perbaikan ini melibatkan
pada pemusatan pencapaian kepuasan harapan pelanggan pendidikan, perbaikan terus menerus,
pembagian tanggung jawab, dan lain-lain. (Anggun, 2020).
Dari pemaparan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa dalam menerapkan strategi perlu
merencanakan perubahan dan menganalisisnya dengan memperhatikan lingkungan internal dan
eksternal, baik itu sumberdaya, keadaan sekarang dan yang akan datang, stakeholder, dan teknologi.
Manajemen strategi menjadikan sebuah pondok pesantren lebih proaktif dari pada reaktif
dalam membentuk masa depan pondok pesantren itu sendiri. Manajemen strategi menjadikan
organisasi pada puncaknya diharapkan dapat menggunakannya untuk mengontrol jalan hidupnya
(Sujadi, 2011). Manfaat yang paling utama dari manajemen strategi adalah membantu pondok
pesantren dalam merumuskan berbagai strategi yang lebih baik dan lebih bijak melalui
penggunaan pendekatan yang lebih sistematis, logis dan rasional pada alternatif strategi. Saat ini
semakin banyak lembaga yang mengaplikasikan manajemen strategi untuk membuat keputusan
yang lebih efektif dan terarah. Tetapi manajemen strategi tidak menjamin sebuah keberhasilan
dan dapat mengganggu jika dilakukan secara serampangan dan tidak beraturan (Qori, 2020).
Berikut ini dua keuntungan yang dapat diperoleh pondok pesantren jika mengaplikasikan
manajemen strategi (David & David, 2013):
a) Keuntungan Finansial.
b) Keuntungan Non-Finansial
1. Analisis Lingkungan
Menurut Wheelen dan Hunger dalam (Solihin, 2012) analisis eksternal dapat
dikelompokan menjadi societal environment (mempengaruhi tidak secara
langsung) yang meliputi ekonomi, politik, sosial kultural, dan teknologi.
Selain itu ada juga general environment (mempengaruhi secara langsung)
yang mencakup pemegang saham, pemerintah, pemasok, komunitas lokal,
pesaing, pelanggan, kreditur, serikat buruh, kelompok kepentingan khusus,
dan asosiasi pedagang.
Terdapat lima nilai atau yang biasa disebut dengan “panca jiwa” yang
menjadi nafas perumusan visi misi Pondok IT dan diwujudkan dalam proses
pendidikan dan pembinaan karakter santri, yaitu jiwa keikhlasan, jiwa
kesederhanaan, jiwa kemandirian, jiwa ukhuwah Islamiyah dan jiwa
kebebasan yang bertanggungjawab.
Setiap santri yang ingin mendaftarakan diri di Pondok IT adalah yang siap
dibina, dididik dan dibimbing, selama 3 tahun. Setelah lulus, santri diberikan
pembinaan sekitar 3 sampai 6 bulan di ruang pembelajaran untuk
pembekalan sebelum santri ditempatkan di beberapa perusahaan kerjasama
Pondok IT, atau pilihan untuk mengabdikan diri dalam pengembangan
pesantren.
BAB III
KESIMPULAN
Pondok Pesantren adalah lembaga keagaamaan asli dan khas di Indonesia, sehingga
eksistensinya perlu terus dirawat. Untuk merawat eksistensinya tak dipungkiri dibutuhkan
penerapan manajemen strategi dalam keberlangsungannya. Manajemen strategi terbagi menjadi
tiga tahapan, yaitu formulasi (perumusan) strategi, implementasi strategi dan evaluasi strategi.
Dengan manajemen strategi, harapannya pondok pesantren menjadi lembaga pendidikan yang
maju dan mampu melahirkan sumber daya manusia yang siap mengadapi tuntutan zaman dengan
tetap berpegang pada nilai-nilai keislaman.
REFERENSI
Dakwah dan Komunikasi, F., Sunan Gunung Djati Bandung, U., Kuswana, D., Sadiah, D.,
Djati, G., Manajemen Dakwah, J., & Sunan Gunung Djati, U. (2019). Manajemen Strategik
Pondok Pesantren dalam Upaya Membentuk Santri yang Berkarakter. 4(3), 305–322.
https://doi.org/10.15575/tadbir
David, F.R., & David, F.R. (2013). Strategic Management: Concepts and Cases: A Competitive
Advantage Approach. Pearson.
Dewi, R., & Sandora, M. (2019). Analisis Manajemen Stragtegi UIN Suska Riau Dalam
Mempersiapkan Sarjana Yang Siap Bersaing Menghadapi Mea. Jurnal EL-RIYASAH,
10(1), 74-91.
Hinayatulohi, A., Sopwandin, I., Saepurohman, Aep., Abdurahman A., 2023. Implementasi
Manajemen Strategi Pesantren di Era Revolusi Industri 4.0. JAMP: Jurnal Adminitrasi dan
Manajemen Pendidikan. Volume 6 Nomor 1 Maret 2023, Hal 1-14.
Qori, I. (2019). Analisis Implementasi Manajemen Strategi Dalam Meningkatkan Mutu
Pendidikan Pondok Pesantren. MBR (Management and Business Review), 3(2), 83–94.
https://doi.org/10.21067/mbr.v3i2.4605
Sujadi, S. (2011). Konsep Manajemen Strategik Sebagai Paradigma Baru di Lingkungan
Prganisasi Pendidikan. Jurnal STIE Semarang, 3(3), 18-30.
Taufiqurokhman, T. (2016). Manajemen Strategik. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
Triana, E., Noviyanti, D., & Gusriani, R. Y. (2022). Manajemen Strategi Pondok Pesantren
Hafizul Qur’an Al-Ihsan Banjarmasin. Al-Hiwar : Jurnal Ilmu Dan Teknik Dakwah, 10(2), 15.
https://doi.org/10.18592/al-hiwar.v10i2.7224