1. Jelaskan perkembangan moral dan agama pada anak usia 4-6 tahun ? A. Perkembangan Moral Menurut para ahli , antara 4 sampai 6 tahun anak memahami aturan , namun dalam cara yang sederhana. Mereka beranggapan bahwa aturan bersifat tidak fleksibel, tidak dapat diubah, dan dan dibuat oleh figur otoritas. Teori yang menerangkan perkembangan moral pada anak usia 4-6 tahun dicetuskan oleh Lawrence Kohlberg. Menurutnya, perkembangan moral terdiri atas tahapan ( Kohlberg,1963,1984 dalam Crain,1980 ). Tahapan ini membentuk suatu keurutan . Individu mengalami tahapan – tahapan ini secara berurutan , tanpa ada yang terlewat. Setiap tahap terjadi atas landasan yang terbentuk oleh tahapan sebelumnya, tetapi dengan keadaan yang lebih terintegrasi dan aturan moral yang terbentuk lebih logis dibanding tahap sebelumnya. Kohlberg mengelompokkan tahapan –tahapan dalam teorinya menjadi 3 tingkatan moral , yaitu : Tingkat Prakonvensional Tingkat ini terutama dialami oleh anak usia prasekolah, kebanyakan anak usia sekolah dasar awal , dan beberapa individu usia remaja. Penalaran prakonvensional adalah bentuk penalaran moral yang paling awal, dimana individu belum mengadopsi atau menginternalisasi kesepakatan masyarakat mengenai benar dan salah . Penilaian individu dalam tingkat prakonvensional mengenai perilaku sesuai aturan ditentukan oleh konsekuensi dari prilaku tersebut. a. Tahap 1 Punishment-Avoidance dan Obedience Individu yang berada pada tahap ini membuat keputusan moral berdasarkan apa yang mereka pikir terbaik untuk dirinya, tanpa memperhatikan kebutuhan atau perasaan oranglain . Mereka mengikuti aturan –aturan perilaku yang dibuat oranglain yang lebih berkuasa, yaitu orangtua, guru atau teman sebaya yang lebih berpengaruh b. Tahap 2 Exchange of Favor Individu pada tahap 2 mulai mengenali bahwa oranglain juga memiliki kebutuhan sebagaimana dirinya. Menurutnya ‘Adil”adalah semua orang mendapatkan kesempatan atau jumlah yang sama dalam hal apapun. Tingkat Konvensional c. Tahap 3 The Interpersonal Concordance or “ Good Boy-Nice Girl” Orientation. Perilaku yang baik adalah perilaku yang menyenangkan atau menolong oranglain dan diterima oleh mereka. Tingkah laku sering kali dinilai berdasarkan niatnya – maksudnya ‘kan baik ‘ menjadi penting untuk pertama kali. Seseorang mencari pembenaran dengan cara bertingkah laku ‘manis’ d. Tahap 4 Authority and Social Order Maintaning Orientation Ini adalah orientasi berdasarkan otoritas berdasarkan otoritas, aturan pasti, dan pemeliharaan atas aturan social. Perilaku yang benar terdiri atas tugas yang telah dilaksanakan, menunjukan rasa hormat pada otoritas dan mempertahankan aturan social. Tingkat Post Konvensional e. Tahap 5 The Social –Contract Legalistic Orientation Perilaku yang benar cenderung didefinisikan sebagai hak umum dan hukum individu , yang sudah diuji dan disetujui oleh masyarakat f. Tahap 6 The Universal Ethical Principle Orientation Perilaku yang benar didefinisikan sebagai sebuah keputusan hati nurani berdasarkan prinsip etik diri yang dipilih. Prinsip- prinsip ini bersifat abstrak dan etik, tidak lagi bersifat konkret seperti aturan moral. B. Perkembangan Agama Pada anak usia dini perkembangan agama identik dengan pemahamannya akan Tuhan, yaitu bagaimana mereka memahami keberadaan Tuhannya. Lima Tahap Perkembangan agama F .Oser ( dalam penelitian Ted Slater ) yaitu : Tuhan dianggap kuat secara fisik, Tuhan adalah pemberi keuntungan atau kebaikan kemudian sebagai sahabat pribadi, Tuhan adalah pembuat aturan hukum , Tuhan sebagai semangat atau penggerak aksi-aksi moral. Ahli lain membagi perkembangan konsep Tuhan dalam tahapan –tahapan layaknya perkembangan kognisi piaget. Tentu saja kadangkala ada anak yang tidak sesuai antara usia kronologis dan usia spiritualnya sehingga tahapan- tahapan yang diajukan ini bukanlah batasan yang kaku. Tahap 1 Berlangsung dalam 2 tahun pertama kehidupan. Pada masa ini , pemahaman anak akan Tuhan masih belum jelas , sering kali diasosiasikan dengan orangtuanya. Mereka cenderung menunjukan adanya suatu objek sebagai bentuk pemahaman akan Tuhan. Tahap 2 Biasanya berlangsung pada 10 tahun pertama kehidupan. Ketika anak berusia sekitar 3 tahun, umumnya mereka mulai bertanya pada orangtua atau dewasa lainnya mengenai hubungan sebab-akibat. 2. Jelaskan kegiatan yang mampu meningkatkan perkembangan moral dan agama anak usia 4-6 tahun ? Pendidikan Agama dan moral harus ditanamkan sejak masih dini. Hal ini sangat penting untuk kehidupan mereka dimasa yang akan datang. Memiliki pendidikan moral dan agama yang kuat dapat membentuk karakter anak itu sendiri. Mulai dengan cara berkomunikasi dengan teman sebaya hingga dengan orang yang lebih dewasa. Kegiatan yang mampu meningkatkan perkembangan moral dan agama anak usia 4 – 6 tahun seperti : a. Berdoa untuk setiap kegiatan , hal ini bertujuan untuk membiasakan anak membaca doa baik sebelum dan sesudah beraktivitas. Mulai dari mau makan , mau tidur dll b. Bergiliran , hal ini bisa dilakukan agar anak dapat bersabar menunggu giliran. Hal ini dapat dapat dilakukan ketika hendak makan atau saat disekolah bersabar mencuci tangan . c. Membacakan buku cerita , dapat melatih perkembangan otak pada anak dan memperbanyak kosakata pada anak. d. Membiasakan anak hormat pada orang yang lebih tua e. Mengenalkan dan mengajak anak menyayangi semua makhluk ciptaan Tuhan f. Membiasakan anak untuk saling tolong menolong 3. Menurut piaget , makhluk yang aktif adalah individu yang tidak menerima begitu saja pengetahuan yang ada disekitarnya tetapi individu yang secara aktif mengkonstruk penegtahuannya sendiri melalui proses organisasi dan adaptasi. a. Jelaskan perkembangan kognitif anak usia 4 – 6 tahun menurut Piaget ? Piaget mengemukakan bahwa perkembangan kognitif bukan hanya hasil kematangan organisme, bukan pula pengaruh lingkungan saja, melainkan interaksi antara keduanya. Dalam pandangan ini organisme aktif mengadakan hubungan dengan lingkungan. Hasil dari proses perkembangan kognitif. Ada empat tahapan perkembangan kognitif menurut piaget, sebagai berikut : 1. Tahap Sensorimotor 0 – 2 Tahun Tahap sensorimotor adalah yang pertama dari empat tahap dalam teori Piaget mengenai perkembangan kognitif anak Piaget. Selama periode ini, bayi mengembangkan pemahaman tentang dunia melalui koordinasi pengalaman sensorik (melihat, mendengar) dengan tindakan motorik (menggapai, menyentuh). Perkembangan utama selama tahap sensorimotor adalah pemahaman bahwa ada objek dan peristiwa terjadi di dunia secara alami dari tindakannya sendiri.Misalnya, jika ibu meletakkan mainan di bawah selimut, anak tahu bahwa main yang biasanya ada (dia lihat) kini tidak terlihat (hilang), dan anak secara aktif mencarinya. Pada awal tahapan ini, anak berperilaku seolah mainan itu hilang begitu saja. 2. Tahap Praoperational 2 – 7 Tahun Tahap ini dimulai sekitar 2 tahun dan berlangsung hingga kira-kira 7 tahun. Selama periode ini, anak berpikir pada tingkat simbolik tapi belum menggunakan operasi kognitif. Artinya, anak tidak bisa menggunakan logika atau mengubah, menggabungkan, atau memisahkan ide atau pikiran.Perkembangan anak terdiri dari membangun pengalaman tentang dunia melalui adaptasi dan bekerja menuju tahap (konkret) ketika ia bisa menggunakan pemikiran logis. Selama akhir tahap ini, anak secara mental bisa merepresentasikan peristiwa dan objek (fungsi semiotik atau tanda), dan terlibat dalam permainan simbolik. 3. Tahap Operasional Konkret 7 – 11 Tahun Perkembangan kognitif anak di tahap ini berlangsung sekitar usia 7 hingga 11 tahun, dan ditandai dengan perkembangan pemikiran yang terorganisir dan rasional. Piaget menganggap tahap konkret sebagai titik balik utama dalam perkembangan kognitif anak, karena menandai awal pemikiran logis. Pada tahapan ini, Si Kecil cukup dewasa untuk menggunakan pemikiran atau pemikiran logis, tapi hanya bisa menerapkan logika pada objek fisik. Anak mulai menunjukkan kemampuan konservasi (jumlah, luas, volume, orientasi). Meskipun anak bisa memecahkan masalah dengan cara logis, mereka belum bisa berpikir secara abstrak atau hipotesis. 4. Tahap Operasional Formal 11 Tahun – Dewasa Perkembangan kognitif anak menurut tahap terakhir menurut Piaget dimulai sekitar usia 12 tahun dan berlangsung hingga dewasa. Saat remaja memasuki tahap ini, mereka memperoleh kemampuan untuk berpikir secara abstrak dengan memanipulasi ide di kepalanya, tanpa ketergantungan pada manipulasi konkret. Seorang remaja bisa melakukan perhitungan matematis, berpikir kreatif, menggunakan penalaran abstrak, dan membayangkan hasil dari tindakan tertentu. b. Jelaskan keterbatasan –keterbatasan perkembangan kognitif pada anak usia 4 – 6 tahun ? 1. Egosentrisme ( egosentrism) Tidak sama dengan egois. Istilah ini merujuk pada ketidakmampuan anak untuk melihat sesuatu dari sudut pandang oranglain. Mereka masih cenderung merasa , memahami dan menginterpretasi dunia berdasarkan diri sendiri. Hal ini mengakibatkanakan anak tidak dapat mengambil sudut pandang (perspektif) oranglain. 2. Rasa bingung antara kejadian fisik dan psikologis atau semilogikal reasoni. Anak mencoba menerangkan kejadian alam dengan perilaku manusia. Mereka berpikir bahwa pikiran memiliki realita fisik dan objek disekeliling mereka itu memiliki kemampuan berpikir serta memiliki perasaan. 3. Ketidakmampuan melakukan konservasi (Lack of conservation) Anak anak percaya bahwa perubahan dalam jumlah terjadi saat bentuk dari benda diubah atau diatur kembali penempatannya,meskipun tidak ada yang ditambahkan atau diambil. 4. Ketidakmampuan membalikan kejadian (irreverbility) Anak tidak mampu membalikkan secara mental serangkian kejadian, tranformasi atau langkah-langkah penawaran. 5. Lebih mempercayai persepsi dibandingkan logika. Anak lebih melihat pada apa yang nampak atau tergambar saat mengambil suatu kesimpulan. 6. Centration Jika ada dua atau lebih ciri dari dimensi fisik suatu benda muncul maka anak hanya mampu memusatkan pada satu ciri dimensi saja. 7. Klasifikasi tunggal (single Clasification) Anak hanya dapat menggolongkan (melakukan klasifikasi) objek berdasarkan satu sudut pandang yang ada saat ini saja 8. Berpikir Transduktif (Transduktif reasoni) Penawaran yang melibatkan kombinasi fakta-fakta yang saling tidak berhubungan. 4. Jelaskan permasalahan perkembangan bahasa yang sering terjadi pada anak usia 4 – 6 tahun ? a. Kesulitan untuk mengungkapkan keinginan secara verbal Salah satu penyebab kesulitan bahasa ini adalah kondisi mental anak. Pada anak-anak dengan iq kurang misalnya anak keterbelakangan mental akan mengalami kesulitan untuk mengungkapkan keinginannya secara verbal, karena mereka sering tidak tahu mengungkapkannya. Selain faktor mental factor fisik juga dapat menjadi penghambat. Adanya masalah pada alat pendengaran dan atau masalah pada organ bicara seperti lidah dan gigi membuat mereka kesulitan untuk mengungkapkan keinginan secara verbal. Faktor lain adalah masalah emosional, bila anak merasa aman dan nyaman dalam mengungkapkan keinginannya secara verbal, maka kemampuan ini akan terus dikembangkannya dengan lebih baik lagi. b. Kesulitan untuk berkomunikasi dengan menggunakan kalimat yang lengkap Kemampuan berbicara dan berbahasa anak biasanya di dapat dari hasil imitasi terhadap kemampuan orang-orang dewasa yang ada disekitarnya dalam berbicara. Jika orang dewasa dilingkungannya terbiasa berbicara dengan susunan kalimat lengkap dan tata bahasa yang baik, maka si kecil pun akan memiliki kemampuan berbahasa yang baik c. Cadel Merupakan salah satu bentuk kesalahan artikulasi yang paling banyak dijumpai pada anak. Seorang anak yang cadel tidak dapat memproduksi bunyi suara yang seharusnya. Kesulitan dalam mengungkapkan kata-kata atau suara tertentu membuat mereka sering tampak terihat meringis ketika mencoba mengucapkan beberapa kata yang dianggapnya sulit. Hal lain ialah bahwa terkadang anak cadel akan memiliki kata kata yang lebih sedikit disbanding teman-teman seisianya. Mereka juga sering mengatakan kalimat dengan susunan yang kurang teratur.