BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pengertian Moral
Kata moral berasal dari kata latin “mos” (moris), yang berarti adat istiadat,
prinsip-prinsip moral. Nilai-nilai moral itu, seperti a) Seruan untuk berbuat baik
apabila tingkah laku anak tersebut sesuai dengan nilai-nilai moral yang di junjung
penalaran, perasaan, dan perilaku tentang standar mengenai benar dan salah.
seseorang ketika dia tidak terlibat dalam interaksi sosial dan dimensi interpersonal
yangbaik sebagai kewajiban atau norma. Moral dapat di artikan sebagai sarana
tinggi. Hal ini sesuai dengan teori perkembnagan moral Piaget dan Kohlberg.
jelas. Tahap pertama disebut piaget dengan "tahap realisme moral" atau "moralitas
oleh pembatasan". Tahap kedua disebut "tahap moralitas otonomi" atau "moralitas
dan semua orang dewasa yang berwenang sebagai maha kuasa dan mengikuti
Dalam tahap perkembangan moral ini anak menilai tindakan sebagai "benar"
Dalam tahap kedua perkembangan moral, anak menilai perilaku atas dasar
tujuan yang mendasarinya. Tahap ini biasanya di mulai antara usia 7 atau 8 dan
berlanjut hingga usia 12 dan lebih. Antara usia 5 dan 7 atau 8 tahun, konsep anak
tentang keadilan mulai berubah. Gagasan yang kaku dan tidak luwes mengenai
benar atau salah yang dipelajari dari orangtua secara bertahap mulai dimodifikasi.
pasca konvensional.
kendali eksternal. Dalam tahap pertama tingkat ini, anak berorientasi pada
kepatuhan dan hukuman, dan moralitas suatu tindakan di nilai atas dasar akibat
fisiknya. Pada tahap kedua tingkat ini, anak menyesuaikan terhadap harapan
Tujuan merupakan target utama yang harus dicapai dalam sebuah proses.
Keberhasilan dari sebuah proses dapat dilihat dari tercapai atau tidaknya tujuan
agar anak dapat mengembangkan seluruh potensi yang ada padanya serta
meningkatkan motivasi dan kreativitas siswa belajar. Dalam hal ini guru atau
moral peserta didik ialah untuk membentuk peserta didik yang bermoral baik,
keras kemauan, sopan dalam bicara dan perbuatan mulia, dalam tingkah laku, dan
perangai, bersifat bijaksana, sempurna, sopan dan beradab, ikhlas jujur dan suci.
10
Dalam pandangan mutakhir yang lazim dianut di Negara maju, istilah anak
usia dini (early childhood) adalah anak yang berkisar antara usia 0-8 tahun. Bila
dilihat dari jenjang pendidikan yang berlaku di Indonesia, maka yang termasuk
dalam kelompok anak usia dini adalah anak usia taman kanak-kanak, kelompok
bermain, dan anak masa sebelumnya (masa bayi). Di Indonesia, pengertian anak
usia dini lebih didasarkan atas "batasan formal" mengenai kapan seorang anak
mulai bersekolah, sehingga usia dini pun lebih menujuk pada rentang umur pra
sekolah, yaitu 0-6 tahun, yakni sebelum memasuki usia wajib belajar di SD. Hal
tersebut sesuai dengan UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
yang menyebutkan bahwa "Anak usia dini adalah anak yang berada pada usia 0-6
tahun".
Menurut Suyanto Santoso (2005:7) "Anak usia dini adalah anak yang
berada pada rentang masa usia lahir sampai usia delapan tahun". Serupa dengan
pendapat diatas, Eva Essa (1996) menyebut "Anak usia dini adalah sejak lahir
sampai dengan usia 8 tahun", yang berarti hingga kelas-kelas awal di SD.
menyatakan " Anak usia dini adalah mereka yang berusia antara 3 sampai 6
tahun". Sedangkan menurut the National Association for the Education of Young
Children (NAEYC), "Anak usia dini adalah anak antara usia "toddler" yaitu anak
yang mulai berjalan sendiri sampai dengan usia tiga tahun dan usia masuk kelas
batasan awal dan akhir mengenai rentang usia, hal ini dikarenakan adanya
tertentu ada yang memulai dua tahun lebih awal dan memulai dua tahun lebih
akhir. Sehingga dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan anak usia dini
adalah anak yang berada pada rentang usia lahir sampai dengan rentang usia pra
sekolah.
Secara umum karakteristik anak usia dini adalah suka meniru, ingin
mencoba, spontan, jujur, riang, suka bermain, dan memiliki rasa ingin tahu yang
besar (suka bertanya), banyak bergerak, egosentris serta unik. Menurut Jean
Piaget (1896-1980) ada tiga cara bagaimana anak dapat mengetahui sesuatu, yaitu
melalui kategori sebagai berikut : (1) Interaksi sosial, yaitu mempelajari sesuatu
dari manusia lain, (2) Pengetahuan fisik, yaitu mengetahui sifat fisik dari suatu
kita mempelajari dan memahami jiwa anak-anak. Charlotte Buhler, seorang ahli
12
Pada masa ini anak berlatih mengenal dunia lingkungan dengan berbagai
macam gerakan. Pada waktu lahirnya ia mengalami dunia tersendiri yang tak ada
kecil yang dapat disambutnya, sebagian besar lainnya masih ditolaknya. Pada
masa ini terdapat dua peristiwa penting, yaitu belajar berjalan dan berbicara.
kemajuan bahasa dan pertumbuhan kemauannya. Dunia luar dilihat dan dinilainya
menurut keadaan dan sifat batinnya. Semua binatang dan benda mati disamakan
dengan dirinya. Bila ia berusia tiga tahun ia akan mengalami krisis pertama
(trotzalter I)
jawab terhadap pekerjaan semakin tinggi. Demikian pula rasa sosialnya semakin
objektif.
a. Perkembangan Jasmani
13
Pada saat anak berumur 3-6 tahun mereka lebih memungkinkan untuk
dikarenakan perbedaan postur dan proporsi tubuh (bentuk fisik) mereka yang
berbeda
b. Perkembangan Kognitif
kecerdasan.
c. Perkembangan Bahasa
anak. Pada tahap ini emosi anak prasekolah lebih rinci, bernuansa atau disebut
e. Perkembangan Moral
D. METODE BERCERITA
pembelajaran secara lisan dalam bentuk cerita dari guru kepada anak didik alam
sesuatu yang menarik dan hidup. Metode bercerita merupakan salah satu metode
kepada anak secara lisan. Cerita yang di bawakan harus menarik, mengundang
perhatian anak dan tidak lepas dari tujuan pendidikan bagi anak bagi anak usia
dini.
Tujuan metode bercerita bagi anak usia 4-6 tahun adalah agar anak mampu
mendengarkan dengan seksama terhadap apa yang di sampaikan orang lain anak
dengar dan di ceritakannya, sehingga hikmah dari isi cerita dapat di pahami dan
15
orang lain.
4. Teknik-Teknik Bercerita
Teknik bercerita dengan membaca langsung itu sangat bagus bila mempunyai
puisi atau prosa yang sesuai untuk di bacakan kepada anak usia dini. Ukuran
kebaikan puisi atau prosa itu terutama menekankan pada pesan-pesan yang di
salahdan perbuatan ini benar,atau hal ini baik dan ini jelek.
Bila cerita yang di sampaikan kepada anak usia dini terlalu panjang dan
terinci, guru dapat menambahkan ilustrasi gambar dari buku yang menarik
perhatian anak, agar teknik bercerita ini dapat berfungsi dengan baik.
16
Guru dapat membuat papan flanel dengan melapisi seluas papan dengan
kain flanel yang berwarna netral misalnya warna abu-abu. Gambar tokoh-tokoh
belakangnya dilapisi kertas goso (double tip)yang paling halus agar dapat melekat
tema pembelajaran dan usia anak. Biasanya boneka itu terdiri dari boneka
binatang, buah-buahan dan juga keluarga seperti ayah, ibu, anak laki-laki dan
anak perempuan.
mengerti akan peristiwa yang terjadi di sekitarnya dan setelah memorinya mampu
merekam beberapa berita. Masa tersebut terjadi pada usia 4-6 tahun. Isi cerita di
Ada beberapa manfaat metode bercerita bagi anak usia dini di antaranya adalah
kegiatan bercerita. Nilai moral yang dapat ditanamkan kepada anak PAUD yakni
sehari-hari. Kita bangsa indonesia menjungjung tinggi nilai moral pancasila, maka
jabaran nilai moral pancasila dan keagamaan itulah yang harus kita kaitkan
dengan tujuan dan tema kegiatan bercerita bagi anak Paud. Berdasarkan pendapat
diatas, metode bercerita dapat meningkatkan nilai-nilai moral anak, karna kita
Secara umum persiapan guru untuk merancang kegiatan bercerita adalah sebagai
berikut:
1. Menetapkan tujuan dan tema yang di pilih untuk kegiatan bercerita tujuan
harus dikaitkan dengan tema yang kita pilih. Tema itu harus ada kedekatan
sekolah.
Bila kita telah menetapkan rancangan tujuan dan tema yakni peka dan
tanggap terhadap penderitaan orang lain, suka menolong dan cinta terhadap orang
lain dengan tema bencana banjir, maka guru harus memilih salah satu di antara
19
Sesuai dengan bentuk cerita yang akan di tuturkan guru itu, ada 3 macam
bercerita.
peka dan tanggap terhadap penderitaan orang lain, suka menolong orang lain, dan
e. bila guru telah menyajikan langkah ketiga dan keempat secara lancar maka guru
rancangan kegiatan bercerita yang bertema bencana banjir telah di tetapkan tujuan
lain;
B. Model tindakan
yang dilakukan oleh guru dikelas tempat ia mengajar dengan tekanan pada
yang dilakukan pada sebuah kelas unruk mengetahui akibat dari tindakan
Penelitian Tindakan Kelas ialah suatu bentuk refleksi diri kolektif yang
diteliti
adalah model spiral dari kemmis & Mc Taggart (Basrowi, 2008 : 68) terdiri dari
dua siklus yang pada setiap siklusnya terdiri dari beberapa tindakan. PTK
dilaksanakan melalui proses pengkajian berdaur yang terdiri dari 4 tahap, yaitu
dan refleksi (reflection). Model spiral ini merupakan model siklus berulang
23
suatu siklus spiral yang terdiri dari perencanaan (planning), pelaksanaan (action),
tindakan berkembang sesuai dengan sasaran dan keadaan tempat yang menjadi
objek penelitian. Walaupun secara garis besar memiliki kesamaan, tetapi ada
tindakan.
Keterangan Gambar :
Siklus 1:
a. Perencanaan (Plan)
c. Refleksi (Reflect)
Siklus 2 :
Gambar 3. Alur PTK Model Kemmis & Mc Taggart ( Pardjono, 2007: 22)
24
2. Model Mc Kernan
didalam setiap tingkatan atau daur. Pada setiap daur tindakan yang ada
dalam model ini selalu dievaluasi guna melihat hasil tindakan, apakah
3. Model Elliot
pada tahun 1946. konsep inti PTK yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin
ialah bahwa dalam satu siklus terdiri dari empat langkah, yaitu: (1)
Perencanaan
SIKLUS
PTK
Refleksi Aksi
Observasi
Tabel 1
BB : Belum Berkembang : *
26
MB : Mulai Berkembang : **