Anda di halaman 1dari 3

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 perkembangan Moral dan Spritual

A. Pengertian
Perkembangan moral merupakan perkembangan yang diberkaitan dengan aturan seperti adat
istiadat, kelakuan, tabiat, watak, akhlak yang seharusnya dilakukan dalam berinteraksi yang
berlaku dalam kelompok social. Sedangkan perkemangan spiritual adalah perkembangan atau
tahap seseorang membentuk kepercayaan baik berupa kepercayaan terhadap agama ataupun
adat.

B. Tahap perkembangan moral menurut Kohlberg


Menurut Kohlberg mengemukakan ada tiga tingkat perkembangan moral, yaitu tingkat
prakonvensional. Masing-masing tingkat terdiri dri dua tahap, sehingga keseluruhan ada 3
tahapan (stadium) yang berkembang secara bertingkat dengan urutan yang tetap.
 Tingkat penalaran Prakonvensional
ingkat pra-konvensional dari penalaran moral umumnya ada pada anak-anak,
walaupun orang dewasa juga dapat menunjukkan penalaran dalam tahap ini.
Seseorang yang berada dalam tingkat pra-konvensional menilai moralitas dari
suatu tindakan berdasarkan konsekuensinya langsung.
 Tingkat Penalaran Konvensional
Pada tingkatan ini, anak melakukan sesuatu tetapi sesuatu itu telah ditetapkan oleh
orang lain, misalnya orang tua atau pemerintah.
 Tingkat Penalaran Pascakonvensional
Penalaran pascakonvensional adalah tingkat tertinggi dari teori perkembangan
moral individu dan tidak didasarkan pada standa-standar moral orang lain.
Seseorang mengenal tindakan-tindakan moral alternatif, menjajaki pilihan,
kemudian memutuskan berdasarkan suatu kode moral pribadi.

C. Perkembangan Moral menurut Umur


a. Perkembangan moral spiritual pada masa bayi (0-2)
Seorang bayi belum memiliki kapasitas untuk mengembangkan kecerdasan moralnya,
yang dia miliki hanyalah rasa benar dan salah terhadap sesuatu yang berlaku untuk
dirinya sendiri. Contohnya bagi bayi, rasa lapar itu salah, sehingga ia menangis saat
lapar.
b. Perkembangan moral spiritual pada masa kanak-kanak awal (18 bulan-3 tahun)
Pada fase ini anak sudah mengalami peningkatan kemampuan kognitif. Anak dapat
membandingkan hal yang baik dan buruk untuk melanjuti peran kemandirian yang lebih
besar anak sudah mulai berlatih.
c. Perkembangan moral spiritual pada anak masa pra sekolah (3-6 tahun)
Anak usia pra sekolah mulai memahami kebutuhan social, norma, dan harapan, serta
berusaha menyesuaikan dengan norma keluarga.
d. Perkembangan moral dan spiritual anak pada masa sekolah (6-12 tahun)
Anak usia sekolah (6-12) berfikir secara konkrit, tetapi mereka sudah dapat
menggunakan konsep abstrak untuk memahami gambaran dan makna spiritual dan
agama mereka.
e. Perkembangan moral dan spiritual pada masa remaja (12-18 tahun)
Pada tahap ini remaja sudah memahami akan arti dan tujuan hidup, menggunakan
pengetahuan misalnya untuk mengambil keputusan saat ini dan yang akan dating.
f. Perkembangan moral dan spiritual pada masa dewasa (18-60 tahun)
Pada tahap ini mereka lebih banyak memudahkan hidup walaupun mereka tidak
memungkiri bahwa mereka sudah dewasa.
g. Perkembangan moral dan spiritual pada masa lansia
Perkembangan moral pada masa lansia ini cenderung ingin dihormati dan pendapatnya
yang harus selalu benar.
h. Anak berkebutuhan khusus
Anak berkebutuhan khusus ini mengalami hambatan dalam belajar dan perkembangan.
Oleh krena itu, mereka memerlukan layanan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan
belajar masing-masing anak, utamanya dalam mengembangakan moral dan spiritual.

D. Solusi dari Permasalahan moral dan spiritual


a. Bayi
Bayi sejak lahir hidup ketergantungan. Bayi yang dilahirkan sudah memiliki beberapa insting
diantaranya insting keagamaan. Belum terlihatnya tindak keagamaan pada diri anak karena
beberapa fungsi kejiwaan yang menopang kematangan berfungsinya insting itu belum
sempurna.
b. Anak
Kurangnya tertanamnya jiwa agama pada setiap anak dikarenakan kurangnya kesadaran orang
tua akan pentingnya pendidikan moral sejak dini, sehingga pengetahuan akan moral dan
spiritual menjadi kurang berkembang pada usianya
c. Remaja
longgarnya penanganan terhadap agama yang menyebabkan hilangnya pengontrol dir
sari dalam. Semua moral dan spiritual bersumber dari pengajaran keluarga dan
masyarakat. Ketika keluarga dan masyarakat sudah lemah dalam pengajarannya, maka
remaja dapat bertindak sesuka hati dalam melakukan pelanggaran tanpa ada yang
memperingati.
Pembinaan moral yang dilakukan oleh orang tua, sekolah, dan masyarakat sudah kurang
efektif.
d. Dewasa
Suasana rumah tangga yang kurang baik
Kurang tertanamnya jiwa agama pada setiap orang dilingkungan masyarakat yang
berdampak pada tindakan-tindakan criminal
Keadaan masyarakat yang kurang stabil akibat lngkungan masyarakat yang buruk
terhadap moral dan spiritual.
e. Lansia
Hambatan dalam melaksanakan proses spiritual karena faktor fisik dan psikis yang mulai
menurun
Lansia yang moral dan spiritualnya kurang baik merasa tujuan hidupnya kurang baik,
rasa tidak dihargai, rasa tidak dicintai, ketidakbebasan, dan rasa takut mati.
Lansia merasa tidak dihormati oleh orang-orang yng lebih muda darinya
f. Anak berkebutuhan khusus
Kurangnya lingkungan yang mendukung untuk melaksanakan moral dan spiritual dengan baik.
Anak ABK membutuhkan fasilitator yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan untuk berkembang
dalam kehidupan masyarakat serta agama. Akan tetapi, jika fasilitator tersebut tidak tersedia
atau tidak mendukung dalam tumbuh kembangnya dalam moralitas dan spiritual.

Anda mungkin juga menyukai