Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Konseling GUSJIGANG

Vol. 1 No. 2 Tahun 2015 ISSN 2460-1187

UPAYA MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI MELALUI KONSELING


KELOMPOK BAGI SISWA X IPS 6 SMA 2 BAE KUDUS
TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Sri Marjanti
SMA 2 Bae Kudus
e-mail : yanti@sma2baekudus.sch.id

Info Artikel Abstrak


Sejarah artikel Latar belakang penelitian adalah konsentrasi belajar kelas X IIS
Diterima Oktober 2015 2 rendah. Hal ini disebabkan antara lain kurangnya motivasi
Disetujui Nopember 2015
Dipublikasikan Desember belajar siswa, tekanan teman dan faktor keluarga. Tujuan
2015 penelitian adalah untuk mengetahui penerapan layanan konseling
Kata Kunci: kelompok dalam membantu siswa untuk meningkatkan
Percaya Diri, konsentrasi belajar. Jenis penelitian ini adalah penelitian
Konseling Kelompok tindakan Bimbingan dan Konseling melalui 2 siklus. Subyek
adalah siswa X IIS 2 SMA 2 Bae Kudus. Hasil penelitian
Keywords: terdapat peningkatan aktivitas peneliti dalam melaksanakan
Self Confidence, Group konseling kelompok dari taraf baik (82%) pada siklus I menjadi
Counseling sangat baik (97%) pada siklus II. Sementara aktivitas siswa pada
kategori cukup (64%) pada siklus I menjadi sangat baik (88%)
pada siklus II. Konseling kelompok dapat meningkatkan
konsentrasi belajar siswa, terlihat dari data pada siklus 1 pada
kategori cukup meningkat pada siklus II menjadi termasuk
dalam kategori sangat baik. Sementara situasi konseling
kelompok pada kategori cukup (77%) pada siklus I menjadi baik
(83%) pada siklus II. Hal ini menunjukkan ada peningkatan
signifikan konsentrasi belajar dari siswa kelas X IIS 2 SMA 2
Bae Kudus.
Abstract
Background research is studying the concentration of low-grade X IIS
2. This research is action research Guidance and Counseling through
2 cycles. Subjects were high school students X IIS 2 2 Bae Kudus. The
results of research there is increasing research activities in
implementing counseling group of good level (82%) in the first cycle
to be very good (97%) in the second cycle. While the activities of
students in the category enough (64%) in the first cycle to be very
good (88%) in the second cycle. Group counseling can increase the
concentration of student learning, it is seen from the data in the first
cycle at kategoricukup increased in the second cycle be included in the
excellent category. While the situation in the category enough group
counseling (77%) in the first cycle to be good (83%) in the second
cycle. This indicates a significant increase in the concentration of
learning from class X IIS 2 SMA 2 Bae Kudus.

© 2015 Universitas Muria Kudus


ISSN 2460-1187
Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muria Kudus
Jurnal Konseling GUSJIGANG
Vol. 1 No. 2 Tahun 2015 ISSN 2460-1187

PENDAHULUAN sendiri, keyakinan pada adanya suatu


Berdasarkan wawancara dengan maksud di dalam kehidupan, dan
orang tua klien, klien jarang di rumah, kepercayaan bahwa dengan akal budi
sering berkumpul dengan anak liar, mereka akan mampu melaksanakan apa
kalaupulang sampai rumah malam, klien yang mereka inginkan, rencanakan dan
mudah dipengaruhi teman kelompoknya. harapkan (Davies, 2004).
Tidak memiliki tujuan yang jelas. Rasa percaya diri merupakan
Apabila diajak bicara sering keberanian menghadapi tantangan karena
menunjukkan emosinya. Kondisi memberi suatu kesadaran bahwa
tubuhnya layu, berbuat sesuatu tanpa belajar dari pengalaman jauh lebih
tujuan, klien sering berbohong. Menurut penting daripada keberhasilan atau
guru yanng mengajar, klien sering kegagalan. Rasa percaya diri penting
meninggalkan kelas saat pembelajaran untuk berpartisipasi dalam kehidupan
berlangsung. Klien tidak ada semangat publik, seperti halnya ketika bergabung
untuk menerima pelajaran. Apabila diberi dengan suatu masyarakat yang
pertanyaan gagap dalam menajwab. Klien didalamnya terlibat di dalam suatu
sering terlihat melamun saat guru aktivitas atau kegiatan, rasa percaya diri
memberikan pelajaran. meningkatkan keefektifan dalam aktivitas
Berdasarkan wawancara yang atau kegiatan (Hakim, 2005). Percaya
dilakukan pada tanggal 15, 17, dan 25 diri adalah sikap yang timbul dari
Agustus 2014, klien selalu tidak tenang. keinginan mewujudkan diri bertindak dan
Setiap ada ajakan teman klien tidak dapat berhasil. Dari segi perkembangan, rasa
menolak. Klien sering pergi keluar rumah percaya diri dapat timbul berkat adanya
tanpa ijin dari orang tua. Klien kesulitan pengakuan dari lingkungan (Dimyati dan
dalam berkonsentrasi menerima pelajaran Mudjiono, 2009). Menurut
yang diberikan guru, klien selalu (Aunurrahman, 2010 ) Percaya diri
memiliki dorongan untuk keluar kelas adalah salah satu kondisi psikologi
untuk meninggalkan pelajaran. seseorang yang berpengaruh terhadap
Rasa percaya diri yang baru dan aktivitas fisik dan mental dalam proses
sehat dikembangkan dari dalam pembelajaran. Rasa percaya diri pada
kepribadian individu itu sendiri. Rasa umumnya muncul ketika seseorang akan
percaya diri bukan dengan melakukan atau terlibat didalam suatu
mengkompensasi kelemahan kepada aktivitas tertentu dimana pikirannya
kelebihan, namun bagaimana individu terarah untuk mencapai sesuatu hasil
tersebut mampu menerima dirinya apa yang diingikan. Dari dimensi
adanya, mampu mengerti seperti apa perkembangan, rasa percaya diri dapat
dirinya dan pada akhirnya akan percaya tumbuh dengan sehat bilamana ada
bahwa dirinya mampu melakukan pengakuan dari lingkungan.
berbagai hal dengan baik (Lauster, 1994). Salah satu layanan yang dapat
Rasa percaya diri adalah digunakan dalam kegiatan bimbingan dan
keyakinan pada kemampuan-kemampuan konsleing dalam meningkatkan

Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muria Kudus
Jurnal Konseling GUSJIGANG
Vol. 1 No. 2 Tahun 2015 ISSN 2460-1187

kepercayaan diri siswa adalah konseling bulan setelah pembentukan kelompok


kelompok. Prayitno (2004 : 1) (1998: 1-44).
berpendapat bahwa konseling kelompok Penelitian yang dilakukan oleh
adalah layanan bimbingan konseling yang Kadek Suhardita yang berjudul
mengikutkan sejumlah peserta dalam ³(IHNWLYLWDV 3HQJJXQDDQ 7HNQLN
bentuk kelompok, dengan konselor Permainan Dalam Bimbingan Kelompok
sebagai pemimpin kegiatan kelompok Untuk Meningkatkan Percaya Diri
dengan mengaktifkan dinamika 6LVZD´ 7XMXDQ \DQJ GLKDUDSNDQ GDODP
kelompok untuk membahas berbagai hal penelitian selain ingin mengetahui
yang berguna bagi pengembangan, gambaran; profil percaya diri siswa kelas
pribadi dan/atau pemecahan masalah XI SMA Laboratorium percontohan UPI
individu yang menjadi peserta kegiatan Bandung, untuk mengetahui gambaran
kelompok. Sunawan (2009 : 13) percaya diri siswa sebelum dan sesudah
konseling kelompok yaitu layanan yang diberikan intervensi, menghasilkan
membantu peserta didik dalam program intervensi penggunaan teknik
pembahasan dan pengentasan masalah permainan dalam bimbingan kelompok
pribadi melalui dinamika kelompok. untuk meningkatkan percaya diri siswa,
Sukardi, Dewa Ketut (2008 : 68) dan untuk mengetahui efektivitas
mengemukakan bahwa pelayanan penggunaan teknik permainan dalam
konseling kelompok yaitu layanan bimbingan kelompok untuk
bimbingan dan konseling yang meningkatkan percaya diri siswa. Hasil
memungkinkan peserta didik penelitian menunjukkan bahwa terdapat
memperoleh kesempatan untuk perubahan yang signifikan percaya diri
pembahasan dan pengantasan siswa setelah diberikan intervensi
permasalahan yang dialaminya melalui penggunaan teknik permainan dalam
dinamika kelompok. Sedangkan bimbingan kelompok, dengan demikian
Mugiarso (2008: 68) mengemukakan dapat dikatakan bahwa penggunaan
bahwa layanan konseling kelompok teknik permainan dalam bimbingan
merupakan layanan konseling yang kelompok efektif digunakan untuk
diselenggarakan dalam suasana kelompok meningkatkan percaya diri siswa (2011,
fungsi pencegahan sebagai fungsi utama. 127-138).
Penelitian yang dilakukan oleh Penelitian yang dilakukan oleh
Tina Afiatin dan Budi Andayani yang Ertin Puji Hartanti yang berjudul
EHUMXGXO ³3HQLQJNDWDQ .HSHUFD\DDQ 'LUL ³.HHIHNWLIDQ .RQVHOLQJ .HORPSRN
Remaja Penganggur Melalui Kelompok Behavioral Terhadap Peningkatan
'XNXQJDQ 6RVLDO´ +DVLO SHQHOLWLDQ Kepercayaan Diri Siswa (Penelitian pada
menunjukkan bahwa kelompok dukungan Siswa Kelas 10 SMA Negeri Kajen
sosial efektif untuk meningkatkan .DEXSDWHQ 3HNDORQJDQ ´ 7XMXDQ
kepercayaan diri bagi remaja penganggur penelitian ini untuk mengetahui
sehingga mereka menjadi lebih merasa gambaran tentang tingkat kepercayaan
mampu untuk berusaha. Efektivitas diri siswa dan menguji keefektifan
kelompok masih bertahan sampai satu layanan konseling kelompok behavioral

Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muria Kudus
Jurnal Konseling GUSJIGANG
Vol. 1 No. 2 Tahun 2015 ISSN 2460-1187

dalam meningkatkan kepercayaan diri siswa baik pada kelompok kontrol dan
siswa kelas 10 SMU Negeri Kajen kelompok eksperimen sebelum adanya
Kabupaten Pekalongan. Hasil analisis layanan konseling kelompok behavioral
deskriptif menunjukkan bahwa kelompok dalam kategori rendah baik ditinjau dari
siswa yang diberikan layanan konseling tingkah laku, emosi dan spiritual. Setelah
kelompok behavioral mempunyai rata- layanan konseling kelompok behavioral
rata skor mencapai 2,89 dalam kategori terjadi peningkatan yaitu kategori tinggi.
tinggi yang sebelumnya 2,07 dalam Jadi ada peningkatan kepercayaan diri
kategori rendah, sedangkan kelompok yang signifikan. (2005: iv).
kontrol mencapai 2,20 yang sebelumnya
2,05 dalam kategori rendah. Hasil uji t METODE PENELITIAN
diperoleh thitung sebesar 10,50 > ttabel Penelitian ini didesain dengan
(2,10) pada taraf kesalahan 5% sehingga rancangan penelitian tindakan. Menurut
Ho ditolak yang berarti ada perbedaan Kemmis dan Mc Taggart penelitian
yang signifikan tingkat kepercayaan diri tindakan pada hakikatnya berupa
siswa antara kelompok eksperimen dan rangkaian kegiatan yang terdiri dari
kelompok kontrol. Hasil uji peningkatan empat langkah, yaitu perencanaan,
kepercayaan diri siswa menggunakan uji t tindakan, pengamatan, dan refleksi.
diperoleh thitung sebesar 13,41 > ttabel Keempat langkah tersebut dipandang
(2,26) pada taraf kesalahan 5%, sehingga sebagai satu siklus penelitian tindakan
Ho ditolak, yang berarti secara signifikan (dalam Hidayat dan Badrujaman, 2012:
ada peningkatan kapercayaan diri siswa 12). Sementara Arikunto (2007: 16)
setelah adanya layanan konseling menggambarkan siklus penelitian
kelompok behavioral. Kesimpulan dalam tindakan sebagai berikut.
penelitian ini adalah kepercayaan diri

Perencanaan

Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan

Pengamatan

Gambar 1.1. Siklus Penelitian Tindakan

Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muria Kudus
Jurnal Konseling GUSJIGANG
Vol. 1 No. 2 Tahun 2015 ISSN 2460-1187

Penelitian ini dilaksanakan pada Januari 2014. Jadwal pelaksanaan secara


bulan September 2014 sampai dengan rinci adalah sebagai berikut:

September

November

Desember
Oktober
No Kegiatan

2014

2014

2014

2014
1. Observasi awal kondisi siswa/studi kelayakan
2. Pengumpulan data awal
3. Penyusunan proposal
4. Menyusun Instrumen
5. Melaksanakan pengumpulan data
(melaksanakan PTBK)
6. Mengadakan diseminasi hasil penelitian
7. Menyusun laporan penelitian

Alat pengumpul data yang analisis data kualitatif dan analisis


digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif persentase.
pedoman observasi dan pedoman
wawancara. Pedoman observasi dan HASIL DAN PEMBAHASAN
pedoman wawancara ini tentunya dibuat Sebelum dilaksanakan penelitian
berdasarkan indikator-indikator dari tindakan bimbingan dan konseling
gejala GPPH yang telah ditentukan. Hal (PTBK), peneliti melakukan survei awal
ini bertujuan agar pelaksanaan observasi kepada siswa kelas XII IPS 6 SMA 2 Bae
dan wawancara dapat terlaksana secara Kudus tahun pelajaran 2014/2015.
terstruktur sehingga bisa menghasilkan Kondisi awal ini menjadi acuan awal
data yang akurat. Dalam penelitian untuk menentukan tindakan apa saja yang
tindakan, analisis data diperlukan untuk harus dilakukan dalam proses layanan
merangkumkan apa yang telah diperoleh, konseling kelompok. Berdasarkan hasil
menilai apakah data tersebut berbasis wawancara dan observasi, peneliti
kenyataan, teliti, ajeg, dan benar. Pada bersama konselor sekolah memutuskan 7
akhir kegiatan penelitian tindakan, siswa kelas XII IPS 6 SMA 2 Bae Kudus
analisis dan interpretasi data digunakan semester 1 tahun pelajaran 2014/2015.
untuk menarik kesimpulan dalam yaitu siswa yang rasa percaya diri
laporan. Dalam penelitian ini analisis data bermasalah.
yang digunakan adalah analisis data Secara umum, pengamatan hasil
kualitatif dan analisis deskriptif penelitian adalah sebagai berikut:
presentase. Berikut dijelaskan mengenai

Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muria Kudus
Jurnal Konseling GUSJIGANG
Vol. 1 No. 2 Tahun 2015 ISSN 2460-1187

Tabel 1.1
Kondisi siswa Sebelum Layanan
Kode Nama Siswa
No Aspek
A B C D E F G
1 Percaya dengan
kemampuan diri 2 1 3 1 1 1 2
sendiri
2 Mengutamakan
usaha sendiri tidak
2 1 1 2 1 2 2
tergantung dengan
orang lain
3 Tidak mudah putus
1 2 2 2 2 2 2
asa
4 Berani 2
menyampaikan 2 1 2 2 2 1
pendapat
5 Mudah
berkomunikasi dan
1 2 33 1 2 1 2 1
membantu orang
lain
6 Tanggung jawab
2 1 1 2 1 2 2
dengan tugasnya
7 Memiliki cita-cita
untuk meraih 2 2 2 2 2 2 2
prestasi
Jumlah Skore 12 11 11 13 10 13 12
Persentase 34% 31% 31% 37% 28% 37% 34%
Kategori SK SK SK K SK K SK

Hasil Siklus 1 analisa objektif tentang kekurangan pada


Untuk melakukan perbaikan setiap layanan yang dilakukan oleh
sehingga diperoleh hasil yang efektif, peneliti. Setelah melewati berbagai
penelitian dilakukan dengan observasi tahapan mulai dari perencanaan, tindakan
oleh kolaborator untuk mendapatkan dan observasi diperoleh masukan
masukan dan saran sehingga diperoleh kolaborator sebagai berikut:

Tabel 1.2
Situasi Pelaksanaan Layanan KKp pada Siklus I
Tahap Situasi dan Kondisi Pelaksanaan KKp
Kegiatan Kegiatan I Kegiatan II Kegiatan III
KKp
Pembentukan Situasi terasa agak Situasi cukup Situasi lebih
kaku sewaktu kondusif setelah kondusif dan
peneliti menjelaskan peneliti memberikan cukup aktif
tentang asas-asas tambahan penjelasan
kegiatan yang bersifat
kontekstual
Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muria Kudus
Jurnal Konseling GUSJIGANG
Vol. 1 No. 2 Tahun 2015 ISSN 2460-1187

Tahap Situasi dan Kondisi Pelaksanaan KKp


Kegiatan Kegiatan I Kegiatan II Kegiatan III
KKp
Peralihan Nampak ada Nampak masih ada Situasi lebih cair
keraguan anggota kebingungan tentang setelah anggota
tentang kegiatan proses kegiatan yang mengetahui urutan
yang akan dijalankan akan berjalan langkah-langkah
kegiatan yang
akan dijalani
Kegiatan Anggota nampak Topik yang diajukan topikyang diajukan
kurang memiliki peneliti belum peneliti lebih dapat
pemahaman yang sepenuhnya dapat dipahami setelah
utuh tentang topik dipahami oleh anggota para anggota KKp
yang diajukan oleh kelompok. Sebagian diberi kesempatan
peneliti belum mengerti untuk eksplorasi
Pengakhiran Nampak raut wajah Sebagian anggota Ada keengganan
ceria sebagian ingin segera untuk untuk mengakhiri
anggota dengan mengakhiri kegiatan kegiatan
berakhirnya kegiatan dan melanjutkan sehubungan
pertemuan esok dengan belum
kembali tuntasnya masalah
dibicarakan

Berdasarkan hasil observasi Hasil wawancara dengan konselor


diperoleh data bahwa pelaksanaan disimpulkan upaya memperbaiki rasa
layanan konseling kelompok sebagai percaya diri siswa pada siklus I ini sudah
upaya memperbaiki rasa percaya diri cukup baik, namun belum signifikan atau
belum sepenuhnya berhasil. Aktivitas masih di bawah 75%. Bertolak dari
peneliti di siklus I ini baru tercapai rata- temuan kekurangan pada setiap tahapan
rata 85%. Pada dasarnya kekurangan konseling kelompok yang substansinya
selama pada siklus I terletak pada peran terletak pada peran yang harus dimainkan
peneliti yang berlaku sebagai peneliti pada setiap tindakan tersebut, maka perlu
dalam setiap konseling kelompok yang diupayakan tindakan pembaharuan atau
belum dapat terlaksana dengan baik. penyempurnaan. Oleh karena itu
Untuk memantapkan evaluasi terhadap pelaksanaan tindakan kelas melalui
kekurangan dimaksud, perlu dikaitkan layanan konseling kelompok untuk upaya
dengan hasil observasi terhadap siswa memperbaiki rasa percaya diri siswa agar
sewaktu mengikuti kegiatan kelompok, menjadi positif dan lebih baik perlu
dan situasi berlangsungnya konseling dilanjutkan pada siklus ke II.
kelompok. Peneliti selalu memberikan Hasil Siklus II
motivasi pada siswa pada saat Seperti halnya siklus pertama,
pelaksanaan konseling kelompok. pada siklus II kolaborator juga berperan
Sehingga dinamika kelompok cukup dalam memberikan kritik dan saran pada
tercipta dalam suasana kelompok. peneliti. Hasil pengamatanm kolaborator
pada siklus II adalah sebagai berikut:
Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muria Kudus
Jurnal Konseling GUSJIGANG
Vol. 1 No. 2 Tahun 2015 ISSN 2460-1187

Tabel 1.3
Situasi Pelaksanaan Layanan KKp pada Siklus II
Tahap Situasi dan Kondisi Pelaksanaan KKp
Kegiatan Kegiatan I Kegiatan II Kegiatan III
KKp
Pembentukan Situasi yang semula Empati yang Sikap peneliti yang
masih terasa agak ditunjukkan hangat dan responsif
kaku kian mencair peneliti ditambah ditambah pernyataan
setelah peneliti pernyataan kesediaan membantu
menunjukkan kesediaan secara tulus
empatinya pada membantu secara menjadikan anggota
saat anggota tulus menjadikan kelompok nampak
mengungkapkan anggota kelompok kian sungguh-
diri. nampak sungguh- sungguh dalam
Permainan baru sungguh dalam merespons stimulasi
menjadikan suasana mengikuti layanan yang diterimanya
kelompok lain
hangat
Peralihan Anggota nampak Antusiasme Pemberian contoh
siap dan anggota nampak dari peneliti
bersemangat terlihat dari mendorong anggota
mengikuti layanan pertanyaan-terkait kelompok untuk
konseling dengan tugas dan mengemukakan
kelompok tanggung pendapatnya.
jawabnya pada
kegiatan yang
akan dijalani.
Kegiatan Pembahasan Anggota kian aktif Sharing pengalaman
masalah lebih mengemukakan dalam menghadapi
mendalam dengan pendapat, usul dan masalah antar
diperolehnya berbagi anggota kelompok
kesempatan setiap pengalaman menjadikan anggota
anggota untuk terhadap anggota kelompok menguji
berbicara oleh kelompok lain kemungkinannnya
peneliti untuk diterapkan
pada dirinya.
Pengakhiran Anggota KKp Adanya keinginan Adanya usulan untuk
menunjukkan kesan agar layanan kegiatan konseling
yang baik terhadap konseling kelompok
pelaksanaan kelompok dilaksanakan lagi
layanan konseling waktunya lebih dengan membahas
kelompok yang diperpanjang lagi topik yang berkenaan
diikuti. dengan pribadinya.

Berdasarkan analisis dan reflekVL SHQHOLWLDQ WLQGDNDQ kelas konseling dan


WLQGDNDQ SDGD VLNOXV ,, VXGDK PHQJDODPL konseling melalui siklus II dipandang
SHQLQJNDWDQ \DQJ PDNVLPDO 2OHK NDUHQD sudah cukup berhasil karena hasil
LWX SHQHOLWL PHPXWXVNDQ EDKZD
Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muria Kudus
Jurnal Konseling GUSJIGANG
Vol. 1 No. 2 Tahun 2015 ISSN 2460-1187

observasi telah mencapai indikator Secara umum, hasil penelitian


keberhasilan. adalah sebagai berikut:

Gambar 1.2
Perbandingan Hasil Akhir Pelaksanaan Penelitian Tindakan KKp

Memperhatikan pada hasil Pada masa pubertas, anak muda


penelitian tindakan bimbingan dan menginginkan/mendambakan sesuatu dan
konseling yang berbunyi: Layanan mencari-cari sesuatu. Namun apa
Konseling Kelompok diduga dapat VHEHQDUQ\D ³VHVXDWX´ \DQJ GLKDUDSNDQ
Meningkatkan Rasa Percaya Diri Siswa dan dicari itu, dia sendiri tidak tahu. Para
Kelas XII IPS 6 SMA 2 Bae Kudus siswa diam, merasa sunyi di hati, dan
Tahun Pelajaran 2014/2015 dapat merasa tidak bisa mengerti dan tidak
dikatakan terbukti kebenarnya. mengerti. Davies (2004) menjelaskan
Kebenaran hipotesis penelitian tindakan rasa percaya diri adalah keyakinan pada
bimbingan dan konseling ini dibuktikan kemampuannya sendiri, keyakinan pada
dengan adanya peningkatan setiap adanya suatu maksud di dalam
siklusnya. Penelitian tindakan ini kehidupan, dan kepercayaan bahwa
dilakukan dalam 2 siklus. Pada akhir dengan akal budi mereka akan mampu
setiap siklus dilakukan observasi dan melaksanakan apa yang mereka inginkan,
wawancara kepada Konselor pada akhir rencanakan dan harapkan. Dengan
siklus II untuk mengetahui peningkatan percaya diri merupakan sikap yang
perubahan rasa percaya diri siswa, timbul dari keinginan mewujudkan diri
sedangkan observasi tentang aktifitas bertindak dan berhasil. Dari segi
peneliti, aktifitas anggota kelompok dan perkembangan, rasa percaya diri dapat
kondisi layanan konseling kelompok timbul berkat adanya pengakuan dari
dilakukan selama berlangsungnya lingkungan. Oleh karena itu rasa percaya
pemberian tindakan. diri adalah keberanian menghadapi
tantangan karena memberi suatu
Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muria Kudus
Jurnal Konseling GUSJIGANG
Vol. 1 No. 2 Tahun 2015 ISSN 2460-1187

kesadaran bahwa belajar dari hal ini nampak dengan adanya


pengalaman jauh lebih penting daripada peningkatan setiap siklusnya.
keberhasilan atau kegagalan. Rasa 2. Semakin meningkat layanan
percaya diri penting untuk berpartisipasi konseling kelompok dalam
dalam kehidupan publik, seperti halnya mengurangi rasa percaya diri siswa
ketika bergabung dengan suatu kelas XII IPS 6 SMA 2 Bae Kudus
masyarakat yang didalamnya terlibat di semester I tahun pelajaran
dalam suatu aktivitas atau kegiatan, rasa 2014/2015, semakin rendah, rasa
percaya diri meningkatkan keefektifan percaya diri yang terjadi pada siswa
dalam aktivitas atau kegiatan. kelas XII IPS 6 SMA 2 Bae Kudus
Pemberdayaan kelompok dalam semester I tahun pelajaran
mengurangi masalah dapat dikelola ke 2014/2015.
arah yang diharapkan orang Saran
dewasa/sekolah oleh kegiatan yang 1. Kepada Kepala Sekolah, karena PTBK
disebut layanan konseling kelompok. tentang layanan konseling kelompok
Lewat konseling kelompok itulah siswa dapat dapat meningkatkan rasa
dapat mendiskusikan segala rahasia yang percaya diri menjadi positif siswa
siswa simpan kaitannya dengan masalah, menunjukan ada dan terbukti
yang dalam hal ini adalah kemampuan kebenarnya, maka hendaknya
yang dimiliki, memahami perasaan yang menyedikan fasilitas sarana dan
dialami, memahami kondisi fisik dirinya prasana BK lebih baik, agar siswa
maupun lingkungan terdekatnya pada diri yang akan berkonsultasi bisa lebih
siswa. Siswa dapat secara bebas nyaman.
mengutarakan pendapatnya karena situasi 2. Kepada Konselor hendaknya selalu
dan kondisi kegiatan dirancang secara mengadakan kerja sama secara
sistematis, sehingga siswa merasa aman tindakan preventif, kuratif dan
dan nyaman menguratakan persoalannya, development untuk membantu siswa
maupun alternatif dan argumentatif. yang mengalami masalahnya.
3. Kepada orang tua siswa hendaknya
SIMPULAN DAN SARAN selalu memberi perhatian pada
Kesimpulan anaknya di rumah dengan mengontrol
Berpijak pada hasil pembahasan kemajuan anaknya, serta memberi
masalah dalam PTBK ini, maka dapat kesempatan untuk memiliki rasa
disimpulkan sebagai berikut: percaya diri menjadi secara positif.
1. Hipotesis penelitian tindakan 4. Kepada siswa hendaknya selalu
bimbingan dan konseling yang memanfaatkan layanan konseling dan
berbunyi : Layanan Konseling konseling yang dapat membantu
Kelompok diduga dapat memecahkan masalahnya, serta
Meningkatkan Rasa Percaya Diri menindaklanjuti kesepakatan yang
Siswa Kelas XII IPS 6 SMA 2 Bae telah disetujui bersama dalam
Kudus Tahun Pelajaran 2014/2015 pelaksanaan konseling dan konseling
dapat dikatakan teruji kebenarnya,

Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muria Kudus
Jurnal Konseling GUSJIGANG
Vol. 1 No. 2 Tahun 2015 ISSN 2460-1187

DAFTAR PUSTAKA Prayitno. 1995. Layanan Bimbingan dan


Konseling Kelompok Dasar Dan
Arikunto, S. 2006. Penelitian Tindakan
Profil. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
_________. 2004. Seri Layanan L.6 L.7
_______. 2010. Prosedur Penelitian
Layanan Bimbingan Kelompok
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta
dan Konseling Kelompok.
: Rineka Cipta.
Padang: Jurusan BK FIP UNP.
Azwar, S. 2000. Penyusunan Skala
Prayitno dan Amti. 2008. Dasar-dasar
Psikologi. Yogyakarta: Pustaka
Bimbingan dan Konseling.
Pelajar.
Jakarta: Rineka Cipta.
Calhoun, J. F. Alih Bahasa Prof. Dr. Ny.
Rakhmat, J. 2005. Psikologi Komunikasi.
R. S. Satmoko. 1995. Psikologi
Bandung: Remaja Rosda Karya.
tentang Penyesuaian dan
Hubungan Kemanusiaan. Santoso, S. 2004. Dinamika Kelompok.
Semarang: IKIP Semarang Press. Jakarta: Bumi Aksara.
Centi, J. P. 1993. Mengapa Rendah Diri. Sukardi, D. K. 2002. Pengantar
Yogyakarta: Kanisius. Pelaksanaan Program Bimbingan
dan Konseling di Sekolah.
Hurlock, E. B. 1996. Perkembangan
Jakarta: Rineka Cipta.
Anak Jilid II. Jakarta: Erlangga.
Sugiyono. 2001. Metode Penelitian
_________.1994. Psikologi
Administrasi. Bandung: Alfabeta.
Perkembangan (Suatu Pendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan) Sukiman. 2011. Penelitian Tindakan
Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga. Kelas. Yogyakarta: Paramitra
Publishing.
Lukaningsih, Z. L. 2010. Pengembangan
Kepribadian. Yogyakarta: Mulia Wibowo, M. E. 2005. Konseling
Medika. Kelompok Perkembangan.
Semarang: UNNES Press.
Mulyana, D. 2000. Ilmu Komunikasi
Suatu Pengantar. Bandung: Winkel, W.S dan Hastuti. 2007.
Remaja Rosdakarya. Bimbingan dan Konseling di
Institusi Pendidikan (Edisi Revis)i.
Yogyakarta: Media Abadi.

Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muria Kudus

Anda mungkin juga menyukai