DISUSUN OLEH
Dosen
Mata Ajar
Keperawatan Gerontik
Universitas Borobudur
Fakultas Kesehatan
2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadiratnya-Nya, yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada penulis,
sehingga dapat menyelesaikan makalah keperawatan gerontik.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan
saran yang bersifat membangun khususnya dari dosen mata kuliah Keperawatan gerontik
sangat penyusun harapkan, guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi penyusun untuk
lebih baik di masa yang akan datang.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi para mahasiswa keperawatan yang ingin menambah
wawasan ilmu serta memberikan inspirasi terhadap pembaca. Penyusun juga mengharapkan
makalah ini dapat memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan ilmu pengetahuan kita semua.
Oktober 2023
Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
Ny. W, 55 thn, merasa akhir-akhir ini suaminya sudah tidak perhatian lagi
bahkan di sinyalir memiliki “WIL” yang lebih muda usianya. W sering
mendengar suaminya menelopon seseorang dengan kalimat-kalimat mesra. W
merasa tidak berdaya karena sudah tidak cantik dan menarik, wajah tidak segar
lagi, cepat lelah bila melakukan hubungan intim sehingga cenderung
menghindar. Bila Anda mendapatkan pasien seperti Ny. W, apa yang akan Anda
lakukan? Beri contoh-contoh konkrit dalam penjelasan Anda.
Proses menua di dalam perjalanan hidup manusia merupakan suatu hal yang
wajar akan dialami semua orang yang diberikan umur panjang. Hanya cepat
lambatnya proses tersebut bergantung pada masing-masing individu yang
bersangkutan. Lanjut usia tidak saja ditandai dengan kemunduran dan
perubahan fisik, tetapi dapat pula berpengaruh terhadap kondisi mental
seseorang.
Harga diri rendah pada lansia dapat menyebabkan ansietas, depresi, gangguan
somatisasi. Sedangkan harga diri tinggi merupakan sumber koping yang
penting bagi lansia. Peningkatan harga diri pada lansia dilakukan untuk
mencegah dampak psikologi yang lebih berat lagi melalui berbagai macam
terapi keperawatan (Utami, 2014).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI LANSIA
a. Definisi Lansia
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaaan yang terjadi didalam
kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak
hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan
kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah, yang berarti seseorang
telah melalui tiga tahap kehidupannya, yaitu anak, dewasa dan tua. Tiga tahap
ini berbeda, baik secara biologis maupun psikologis. Memasuki usia tua berarti
mengalami kemunduran, misalnya kemunduran fisik yang ditandai dengan kulit
yang mengendur, rambut memutih, gigi mulai ompong, pendengaran kurang
jelas, pengelihatan semakin memburuk, gerakan lambat dan figur tubuh yang
tidak proporsional (Nugroho, 2006). WHO dan Undang-Undang Nomor 13
Tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia pada Bab 1 Pasal 1 Ayat 2
menyebutkan bahwa usia 60 tahun adalah usia permulaan tua.
b. Fisiologi Lansia
usia pertengahan (middle age) antara usia 45 sampai 59, lanjut usia (elderly)
berusia antara 60 dan 74 tahun, lanjut usia tua (old) 75 – 90 tahun, dan usia
sangat tua (Very old) di atas 90 tahun. Sedangkan Nugroho (2000)
menyimpulkan pembagian umur berdasarkan pendapat beberapa ahli, bahwa
yang disebut lanjut usia adalah orang yang telah berumur 65 tahun ke atas.
2. Kecemasan
b. Kecemasan pada Lansia Proses menua (Aging) adalah proses alami yang
disertai adanya penurunan kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang saling
berinteraksi satu sama lain. Keadaan itu cenderung berpotensi menimbulkan
masalah kesehatan secara umum kesehatan jiwa secara khusus pada lansia
( Azizah, 2011).
Salah satu gejala yang dialami oleh semua orang dalam hidup adalah
kecemasan. Kecemasan adalah khawatiran yang tidak jelas dan menyebar,
yang berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi
ini tidak memiliki objek yang spesifik. Kecemasan berbeda dengan rasa takut,
yang merupakan penilaian intelektual terhadap bahaya. Kecemasan adalah
respon emosional terhadap penilaian tersebut (Stuart, 2007). Permasalahan
yang menarik pada lansia adalah kurangnya kemampuan dalam beradaptasi
secara psikologis terhadap perubahan yang terjadi pada dirinya. Penurunan
kemampuan beradaptasi terhadap perubahan dan stress lingkungan sering
menyebabkan gangguan psikososial pada lansia. Masalah kesehatan jiwa
sering muncul pada lansia adalah gangguan proses pikir, dementia, gangguan
perasaan seperti depresi, cemas, gangguan fisik dan gangguan perilaku
(Maramis, 1995)
Salah satu masalah kesehatan yang terjadi pada lansia yakni masalah
kesehatan seksual. Program kesehatan padal anjut usia sering hanya
menikberatkan pada pelayanan penyakit akibat proses degeneratif seperti
hipertensi, stroke, diabetes mellitus,dan radang sendi atau rematik. Padahal
lanjut usia juga mempunyai masalah dalam kesehatan seksual, utamanya hal
ini dirasakan oleh perempuan ketika masa subur berakhir (menopause),
begitupun dengan laki-laki juga mengalami penurunan fungsi seksual dan
kesuburan (andropause).
walaupun hal ini terjadi pada usia yang lebih lanjut lagi jika dibandingkan usia
menopause yang dialami oleh perempuan.
BAB 111
menyatakan bahwa usia lansia adalah usia dimana sering terjadi permasalahan
pada perubahan fungsi fisik dan psikis, sehingga tidak menutup kemungkinan
untuk lansia tersebut sangat membutuhkan kehadiran orang lain, untuk
mendukung dan membantu dalam memenuhi kebutuhannya. Kepercayaan diri
atau harga diri lansia dapat dimiliki apabila adanya dukungan dari orang-orang
terdekat seperti teman, sahabat, khususnya dukungan dari keluarga itu sendiri.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ikasi (2014) yang
menyatakan bahwa dukungan keluarga sangat membantu lansia dalam
mengurangi kesepian
pada lansia. Dukungan keluarga sangat berhubungan erat untuk meningkatkan
harga diri setiap lansia. Dengan adanya dukungan yang diberikan dari keluarga,
tidak hanya untuk meningkatkan harga diri lansia semata, tetapi dapat
memandirikan lansia dalam melakukan aktifitasnya, dan dapat meningkatkan
kesejahteraan secara fisik dan psikososial lansia (Susanti, Manurung &
Pranata, 2018).
DAFTAR PUSTAKA
Nurmayunita H, Zakaria A. (2019) Pengaruh Pemberian Terapi Dzikir Terhadap
Harga Diri Lansia Di Pondok Lansia, Jurnal Keperawatan Malang Volume 6 No
1, 2021 Ikasi, Jumaini dan Oswati. (2014)