Anda di halaman 1dari 9

Assalamu’alaikum Wr.

Wb
Kami dari kelompok 1 akan menampilkan roleplay mengenai “Aplikasi prilaku
caring, etika dan komunikasi dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien
dengan masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi”.. Selanjutnya saya akan memperkenalkan
anggota dan peran masing-masing anggota :
1. Ajeng Rida Pratiwi : Pasien
2. Een Ernawati : Ibu Pasien
3. Irvan Dwi Septian : Ketua tim perawat ( CI)
4. Lili Liana : Narator
5. Rika Nopelianti : Perawat 1
6. Usaepa : Perawat 2
ROLEPLAY
Pada pukul 08.00 pagi Perawat Irvan selaku ketua tim mendapatkan operan
dari shift malam. Irvan berkewajiban untuk memantau semua perkembangan pasien di
ruang melati sekaligus mengontrol mutu pelayanan yang diberikan oleh perawat
dibawah pimpinannya. Irvan menjelaskan dengan penuh percaya diri kepada perawat
lainnya mengenai perkembangan semua pasien di ruang melati.
Zr.Irvan : “ Assalmu’alaikum Wr.Wb"
Zr. Yang lainnya : “ Wa’alaikumsallam Wr.Wb”
: “ Baik langsung saja. Saya akan menyampaikan informasi dari perawat shift malam terkait
semua perkembangan pasien di ruang melati.”
“Pasien kita ada 3. Yang pertama Ny. Indah di kamar IA. Ia
masih harus dipantau intake + output urinenya. Jika intake + output belum normal. Tolong
hubungi dr. Tigor untuk kolaborasi Pemberian obat yang lebih efektif. Ini hasil TTV +
catatan perkembangan Ny.Indah (sambil memperlihatkan buku status Ny. Indah).”
“Yang kedua, Tn. Amir yang berada di kamar 3B, sudah membaik. Hari ini ada rencana
pemulangan. Tolong di cek persediaan botol infusnya masih sisa atau tidak, kalau masih sisa,
tolong di retur ke bagian farmasi.”
”Yang ketiga, Nn. Ajeng yang baru masuk pada tanggal 14
April. Masih nyeri di daerah ulu hati, mual (+), muntah (+),
dapat diet TKTP 2000 Kkal dalam bentuk bubur nasi & snack (crackers + teh manis),
makanan hanya habis ¼ Porsi. Hasil TTVnya TD :120/80 mmHg, N : 90 x/ menit, Rr: 20x /
menit, S: 37,70c. untuk therapy obatnya, ia mendapatkan antibiotik kloramfenikol 250 mg 3 x
1 kapsul, paracetamol 500 mg 3 x 1 tablet dan berlosid syrup 3x1 sendok makan . Apa ada
yang perlu ditanyakan kembali? Siapa tahu ada yang belum jelas?
Zr. Yang lainnya : “ Tidak. Sudah jelas.”
Zr. Irvan : “ Baiklah, saya akhiri saja. Terima kasih atas kerja samanya,
semoga Allah menguatkan kita semua untuk merawat pasien.”
Zr. Yang lainnya : “amin”
TAHAP ORIENTASI
Zr. Rika : “ Selamat pagi mba Ajeng ” (tersenyum ramah, sambil mencocokan identitas
yang tertera di gelang pasien)
Nn. Ajeng : “ Selamat pagi suster”
Zr. Rika : “ Perkenalkan nama saya Zr. Diana dan rekan saya Zr.Dwi. Oh ya, Mba
Ajeng kalau dirumah biasa dipanggil apa?” (dengan suara ramah)
Nn. Ajeng : “Kalau di rumah, saya biasa dipanggil teh Ajeng sus”
Zr. Rika : “ Berarti saya panggil teh Ajeng juga ya?” (sambil tersenyum)
Nn. Ajeng : “Boleh sus”
Zr. Rika : “Oh ya, Bagaimana tidurnya semalam? Apakah nyenyak?” (dengan suara ramah
dan menjaga kontak mata)
Nn. Ajeng : “Nggak bisa tidur sus.”
Zr. Rika : “Mengapa tidak bisa tidur?” (menyentuh lengan klien dengan ekspresi wajah
empati)
Nn. Ajeng : “Kepikiran sama KTI nih sus, takut kelamaan di rawat trus nanti KTInya
terbengkalai. Padahal aku harus sering-sering konsul sama pembimbing.”
Zr. Rika : “ Kalau mau cepat pulang, makanan yang sudah disediakan harus
Dihabiskan ya!” ( menggunakan teknik persuasif)
Nn. Ajeng : “iya sus”

FASE KEJA
Zr.Rika : “Teh Ajeng, pagi ini saya dan Zr.Rika akan melakukan tindakan pengukuran
tanda-tanda vital yang terdiri dari tekanan darah, suhu, nadi dan pernapasan. Tempatnya di
sini saja, waktunya + 15 menit, tujuannya supaya saya bisa mengetahui kondisi teh Ajeng.
Apakah the Ajeng bersedia?” (dengan suara jelas dan ramah)
Nn. Ajeng : “ Bersedia suster”
Zr. Rika : “Baik, kalau teh Ajeng bersedia langsung saja saya ukur TTV teh Ajeng ya.
------ Setelah TTV -----
Zr. Rika : “Tekanan darah teh Ajeng 130 / 90 mmHg, Nadi : 85 x/m, Suhu : 37,7oC,
Rr : 20x/m.
Nn. Ajeng : “Kok tekanan darah saya meningkat sus? Saya juga ngerasa pusing?”
Zr.Rika : “ Ini karena mba semalam tidak bisa tidur karena memikirkan KTI mba. saat
mba mengalami sedikit saja stress maka pembuluh darah mba akan mengalami penyempitan,
padahal tekanan darah mba meningkat. Sehingga pembuluh darah di jantung harus bekerja
keras untuk memompa darah dan menyemprotkannya ke seluruh tubuh. Akibat pembuluh
darah menyempit, maka darah yang disemprotkan hanya sedikit, sehingga O2 tidak sampai
maksimal ke sel-sel otak. Itulah yang membuat mba merasa pusing” (dengan suara jelas dan
nada ramah)
Nn.Ajeng :” Oh gitu ya sus, makasih ya sus atas penjelasannya”
Zr. Dwi : “ Iya sama-sama”

FASE TERMINASI SEMENTARA


Zr. Rika : “ Karena sudah selesai pemeriksaanya, maka saya pemisi untuk kembali ke
Nursestation. Nanti pukul 10.00 Brud.Eva akan mengantarkan snack ya.”(dengan nada
ramah)
Nn. Ajeng : “ Sekali lagi, makasih ya suster”
Zr. Rika : “ Iya, sama-sama. Permisi!”

FASE KERJA
Brud.Eva : “ Pagi teh Ajeng!” (dengan nada ramah)
Nn. Ajeng : “ Pagi suster. Ini pasti Brud.Eva?”
Brud.Eva : “ Iya, wah teh Ajeng pandai mengingat yah” (Penghargaan terhadap klien)
Nn.Ajeng : “hehe.., tadi pagi dikasih tahu sama Zr.Rika, kalau nanti snacknya dianterin
sama Brud.Eva.”
Brud.Eva : “Ohh..karena sudah dikasih tahu sama suster Rika, berarti kami tidak perlu
Lagi ya memperkenalkan lagi ya?” (sambil tersenyum)
Nn. Ajeng : “Iya sus, langsung saja. Snacknya apa ya sus?”
Brud.Eva :“ snack pagi ini crakers ya teh Ajeng. Ini juga ada teh manisnya.”
Nn. Ajeng : “ Harus dimakan ya sus? Kalau boleh tahu alasannya apa ya sus?”
Brud.Eva : “ iya harus dimakan crakersnya. Alasannya karena makan siang kan baru
dikasih pukul 12.00 sedangkan jarak antara makan pagi ke makan siang + 6 jam, sementara
lambung akan Menggiling makanan selama 4 jam sekali. Untuk itu, diberikanlah crackers
supaya ada makanan yang bisa digiling oleh lambung“ (dengan nada ramah dan sesekali
menyentuh klien)
Nn. Ajeng : “ Oh gitu ya sus, tapi sebenarnya saya tidak suka crackers sus.
Ibu Sri : “ Assalamu’alaikum” ( masuk seorang wanita di sela-sela perbincangan
Antara Nn.Ajeng dan Brud.Eva)
Eh ada suster ya. (sambil tersenyum ramah ke perawat )
Brud.Eva : “ Iya bu, ini kami mau mengantarkan snack.”( tersenyum ramah)
Ibu Sri : “ Wah, anak saya nggak suka crackers brud.” ( ucap Ibu Sri, ketika melihat
nampan kecil berisi crackers dan segelas teh manis)
Brud.Eva : “ Kenapa tidak suka?” (dengan nada ramah dan sesekali menyentuh klien)
Ibu Sri : “Crackers dari rumah sakit rasanya hambar brud. Makanya anak saya
nggak suka. Kalau misalnya biskuat boleh kan sus?”
Brud.Eva : “ Boleh saja ibu. Tapi lebih baik anak ibu hanya mengkonsumsi makanan
yang sudah disediakan oleh pihak RS, karena menu makanan dan snack anak ibu sudah
ditentukan oleh ahli gizi, dan semua makanan tersebut sudah diukur sesuai dengan kadar
kalori yang harus masuk ke tubuh anak ibu” (tersenyum ramah)
Ibu Sri : “ Oh gitu ya sus. Terima kasih sus atas informasinya.”
Brud.Eva : “ Sama-sama ibu.”
Brud.Eva : “ Nah, teh Ajeng, tadi kan sudah mendengar alasan kenapa teh Ajeng harus
makan snack ini, berarti nanti dimakan ya crakersnya!”(teknik persuasif)
Nn.Ajeng : “ Iya sus, nanti saya makan”
Brud.Eva : “ (tersenyum ramah) Oh ya nanti pukul 11.30 Zr. Rika akan mengantarkan
makan siang untuk teh Ajeng ya”
Ibu Sri : “ Oh iya sus”
Zr.Rika : “Baik ibu, kalau tidak ada lagi yang ingin ibu tanyakan, saya permisi dulu ya
bu” (tersenyum ramah lalu meninggalkan klien dan ibunya)
Ibu Sri : “ Iya suster.”
Pada pukul 11.30 Zr. Rika mengantarkan makan siang + obat oral ke ruangan
Nn. Ajeng. Nn.Ajeng mendapatkan diet TKTP 2000 kalori dalam bentuk bubur nasi
dan obat oral berupa berlosid syrup 3x1 sendok makan.
FASE KERJA
Zr. Rika : “ Siang teh Ajeng! Siang ibu!” (tersenyum ramah)
Nn. Ajeng& ibu Ela : “Siang sus”
Zr. Rika : “ Ibu ini ada makan siang buat teh Ajeng. Makan siangnya berupa
bubur nasi ya ibu”
Ibu Ela : “ Baik sus, nanti saya saja sus yang menyuapi anak saya”
Zr. Rika : “Baik ibu. Oh ya bu, ini juga ada obat yang harus diminum sama teh Ajeng.
Ada berlosid syrup diminum 3x1 sendok makan fungsinya untuk mengurangi rasa mual. Obat
ini diminum sebelum makan ya ibu.”(nada suara jelas dan ekspresi wajah yang ramah)
Ibu Sri :” Baik sus”
Zr. Rika : “Kalau begitu saya permisi dulu ya bu. Nanti Brud.Eva akan kembali ke
ruangan teh Ajeng untuk mengevaluasi makanan dan obat yang dihabiskan”
IbuSri : “ Makasih banyak sus”
Zr. Rika : “ Iya, sama-sama” (tersenyum lalu meninggalkan klien dan ibunya).
Pukul 13.00, Brud.Eva kembali lagu ke ruang Nn. Ajeng untuk melakukan
evaluasi sebelum ia operan dengan perawat shift siang.
Brud.Eva : “Siang semua”
Ibu Sri & Nn. Ajeng : “Siang sus!”
Brud.Eva : “Bagaimana makan siangnya teh Ajeng? Apakah dihabiskan semua?”
Ibu Sri : “ Cuma 2 sendok sus”
Brud.Pnaji : “ Kenapa Cuma 2 sendok ?” (menyentuh klien dengan ramah sebagai
bentuk perhatian)
Nn. Ajeng :“ Makanannya nggak enak sus, hambar! boleh nggak si brud beli
makanan di luar?”
Brud.Eva : “ Memangnya teh Ajeng mau makan apa?”
Nn. Ajeng : “ Aku lagi kepengen makan gulai brud”
Brud.Eva : “ Wah kalau gulai tidak boleh teh Ajeng. Gulai kan pedas dan juga
mengandung lemak yang tinggi.” (menjelaskan dengan ramah)
Nn. Ajeng : “ Kenapa Aku nggak boleh makan pedas ya brud?”
Brud.Eva : “ Karena makanan pedas dapat memperparah kondisi usus teh Ajeng.
Usus teh Ajengkan sudah luka akibat dari bakteri Salmonella typosa. Kalau teh Ajeng makan
pedas atau asam, nanti usus teh Ajeng akan mengalami pembengkakan atau yang lebih
parahnya lagi bisa menyebabkan perdarahan.” (menjelaskan dengan ramah dan menjaga
kontak mata dengan klien)
Nn. Ajeng : “ Oh gitu ya brud, pantas saja makanan yang disediakan dari RS tidak
pernah pedas. Padahal saya di rumah suka banget makan pedas. Iya kan bu?” (Nn.Ajeng
menatap ibu Sri)
Ibu Sri : “iya brud, di rumah saya biasa masak makanan pedas. Kalau sambal
itu brud, di rumah saya itu sudah menjadi menu pelengkap makanan wajib” (Sambil
tersenyum kepada Brud.Eva)
Brud.Eva : “ Wah, kalau kondisi lambung dan ususnya lagi baik mugkin tidak
ada masalah bu bila mengkonsumsi makanan pedas, tapi kalau lagi sakit tifus, itu justru
memperparah kondisi ususnya.”
Ibu Sri : “Oh ya Brud, Kalau makanan yang berlemak kenapa tidak boleh
sus?”
Brud.Eva : “ Karena proses penyerapan makanan berlemak terjadi di usus.
Berbeda dengan karbohidrat dan protein yang penyerapannya dilakukan di lambung. Bila teh
Ajeng, makan makanan yang berlemak, otomatis usus akan bekerja lebih keras untuk
menyerap makanan tersebut sementara usus teh Ajeng kan lagi luka, itu akan memperburuk
kondisi teh Ajeng.” (tersenyum ramah dan sesekali menyentuh klien)
Ibu Sri : “Wah..saya jadi banyak ilmu nih dari Brudernya. Oh ya brud, selain
makanan pedas, asam dan berlemak apakah ada lagi yang harus dihindari brud?”
Brud.Eva : “ Ada ibu, yakni hindari untuk minum kopi dan soda. Karena kedua
minuman tersebut dapat meningkatkan asam lambung. Kalau asam lambung naik, maka hal
tersebut bisa menyebabkan pasien mengalami mual dan muntah” (dengan ramah)
Ibu Sri : “ Oh gitu ya brud”
Nn. Ajeng : “ maaf ya brud, ibu saya banyak bertanya. Ibu saya memang agak
kritis kalau soal kesehatan”
Ibu Sri : “ biarin atuh teh, sekalian belajar. Ya kan brud?”
Brud.Eva :“ Iya ibu, nggak papa. Semua pasien dan keluarganya berhak tahu kok
dari setiap alasan tindakan keperawatan yang kami lakukan” (tersenyum ramah)
Ibu Sri : “ Terima kasih brud”
Brud.Eva : “Sama-sama. Nah, sekarang ibu dan teh Ajeng sudah tahu kan
mengenai makanan apa saja yang harus dihindari?”
Nn.Ajeng & ibu Sri : “Sudah brud.”
Brud.Eva : “ Apa saja?”
Nn. Ajeng : “ Makanan asam, pedas dan berlemak”
Ibu Sri : “ Kopi dan soda juga brud” (ujar Ibu Sri menambahkan)
Brud.Eva : Benar sekali. Oh ya, nanti sore akan diberikan makan sore yang akan
diantarkan oleh perawat shift sore. Teh Ajeng harus habiskan ya makanan sorenya! Supaya
nutrisi teh Ajeng terpenuhi dan teh Ajeng bisa cepat sembuh.”
Ibu Sri : “ Tuh teh! Di habisin makanannya. Walaupun nggak enak, harus
tetap masuk”
Brud.Eva : “ Nah benar sekali tuh kata ibunya. Oh ya, tadi teh Ajeng merasa
mual tidak saat makan atau muntah mungkin?”
Nn. Ajeng : “ Iya brud mual, tapi nggak separah kemarin.”
Brud.Eva : “ Kalau obat yang diminum setelah makan seperti antibiotik dan obat
paracetamolnya ikut dimuntahkan tidak?”
Nn. Ajeng : “ Alhamdulillah tidak brud. Tadi setelah makan aku berhenti sebentar
sambil ngilangin rasa mual.Terus baru minum obat deh.
Brud.Eva : “ Oh gitu. Ya sudah kalau teh Ajeng masih mual, nanti saat operan
dinas saya akan menginformasikan kepada teman saya untuk menghubungi ke bagian gizi,
supaya teh Ajeng mendapatkan makanan dalam porsi sedikit tapi sering, untuk menghindari
rasa mual.”

FASE TERMINASI
Brud.Eva : “ Baik, kalau tidak ada yang ditanyakan lagi. Saya permisi dulu ya.”
Nn. Ajeng : “ Oh ya bruder Eva, brud. bentar lagi mau operan dinas ya?”
Brud.Eva : “ Iya, nanti sekitar jam 14.00”
Nn. Ajeng : “ Besok Brud. masuk pagi lagi kan?”
Brud.Eva : “Iya”
Nn. Ajeng : “ ok deh.”
Ibu Sri :“Oh ya, sebelumnya makasih banyak ya brud, sudah seharian merawat
anak saya. Makasih juga karena suster sudah mau menjawab pertanyaan-pertanyaan dari saya
ataupun anak saya. Maaf ya brud, kalau saya dan anak saya agak sedikit cerewet. Oh iya,
sampaikan rasa terima kasih saya juga ya sus buat suster yang lainnya.”
Brud.Eva : “Sama-sama. Iya ibu, insyaallah nanti saya sampaikan. Saya permisi dulu ya
bu.” (sambil tersenyum, kemudian pergi meninggalkan Ibu Sri & Nn. Ajeng).
Hal yang tidak boleh terlupakan oleh perawat adalah DOKUMENTASI. Catat hasil
kegiatan dalam catatan keperawatan. Yang perlu dicatat yakni :
- Berapa banyak makanan yang dihabiskan
- Adakah mual atau muntah
- Apakah obatnya masuk semua ke tubuh pasien
- Apakah pasien dan keluarga mengerti tentang makanan apa saja yang harus dihindari
oleh pasien.
Kesimpulan dari roleplay yang telah kami tampilkan yakni bahwasanya Agar pasien mau
mendengarkan apa yang dikatakan oleh perawat, maka yang harus dilakukan oleh perawat
adalah dengan cara membina hubungan saling percaya antara perawat dengan pasien.
Hubungan tersebut dapat dibangun melalui komunikasi terapeutik, perilaku caring dan
berperilaku etis kepada pasien sehingga kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi dengan baik.
Sehingga Hal tersebut bisa berdampak pada proses penyembuhan pasien yang semakin cepat
dan mengurangi hari rawat pasien di rumah sakit.
Sekian penampilan dari kelompok 5 . Terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Anda mungkin juga menyukai