“LIPID”
DI SUSUN OLEH :
UIVERSITAS CENDERAWASI
JAYAPURA
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
dan rahmat-Nya sehingga makalah Ikatan Kimia yang berjudul “LIPID” dapat
terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.
Kami menyadari sepenuhnya, bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak luput
dari segala kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari
pembaca sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini semoga
makalah yang kami kerjakan ini memiliki arti yang baik dan bermanfaat bagi
kita semua. Akhir kata kami selaku penulis mengucapkan terima kasih.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Lipid merupakan biomolekul yang sangat penting dalam kebutuhan
makanan kita. Salah satu bentuk Lipid adalah Trigliserol dan Lipoprotein.
Trigliserol adalah sumber cadangan kalori yang memiliki energi tinggi.
Jika dibandingkan, metabolisme karbohidrat dan protein akan
menghasilkan energi sekitar 4 – 5 kkal/g. Sedangkan trigliserol bisa
menghasilkan 9 kkal/g. fungsi biologi lipid tergantung pada struktur
kimianya. Minyak dan lemak merupakan cadangan makanan pada banyak
organisme. Fosfolipid dan sterol merupakan struktur primer pembentuk
membran. Beberapa jenis Lipid yang jumlahnya terbatas pada sel
organisme memiliki fungsi sebagai kofaktor elektron carriers, pigmen
pengabsorpsi cahaya, ujung hidrofobik protein, agen pengemulsi, hormon
dan messenger intraseluler. Sebagai bentuk umum lipid yang berfungsi
sebagai cadangan makanan, minyak dan lemak memiliki bentuk sebagai
asam lemak dan detrivatnya. Asam lemak merupakan derivat hidrokarbon
yang memiliki tingkat oksidasi rendah. Lipid relatif tidak bisa larut dalam
air dan bisa larut dalam pelarut nonpolar seperti eter dan kloroform.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu definisi Lipida?
2. Apa saja klasifikasi dari Lipida?
3. Apa itu Gliserin dan asam lemak?
4. Apa perbedaan Monogliserida, Digliserida dan Trigliserida?
5. Apa fungsi Lipid?
6. Bagaimana proses metabolisme lemak dalam tubuh?
7. Bagaimana reaksi pengenalan Lipida?
C. TUJUAN
1. Mengetahui tentang definisi dari Lipida
2. Mengetahui klasifikasi dari Lipida
3. Mengetahui gliserin dan asam lemak
4. Mengetahui perbedaan Monogliserida, Digliserida dan Trigliserida
5. Mengetahui fungsi Lipida
6. Mengetahui proses metabolisme lemak dalam tubuh
7. Mengetahui reaksi pengenalan Lipida
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi Lipida
Lipida atau lemak merupakan senyawa organik yang banyak
ditemukan dalam sel jaringan, tidak larut dalam air, larut dalam zat
pelarut non polar seperti (eter, kloroform, dan benzena). Lipid bersifat
non polar atau hidrofolik. Penyusun utama lipida adalah trigliserida,
yaitu ester gliserol dengan tiga asam lemak yang bisa beragam jenisnya.
Rumus kimia trigliserida adalah CH2COOR-CHCOOR’-CH2-COOR‖
dimana R, R’ dan R‖ masing-masing adalah sebuah rantai alkil yang
panjang. Ketiga asam lemak RCOOH, R’COOH dan R‖COOH. Panjang
rantai asam lemak pada trigliserida yang terdapat secara alami dapat
bervariasi, namun panjang yang paling umum adalah 16,18, atau 20
atom karbon. Penyusun lipida lainnya berupa gliserida, monogliserida,
asam lemak bebas, lilin (wax), dan juga kelompok lipida sederhana
yang mengandung komponen asam lemak) seperti derivate senyawa
terpenoid/isoprenoid serta derivate steroida. Lipida sering berupa
senyawa kompleks dengan protein (Lipoprotein) atau karbohidrat
(Glikolipida). Lipid merupakan komponen membran plasma, hormon,
dan vitamin. ( Christine, 2017 :1)
Struktur Lipid
2. Klasifikasi Lipid
(1) Lipid sederhana.
Ester yang terbentuk dari asam lemak dengan beberapa gugus
alkohol.
a) Lemak. Bentuk ester asam lemak dengan gliserol. Minyak
merupakan bentuk cair dari lemak.
b) Lilin. Bentuk ester asam lemak yang memiliki berat molekul
besar dengan bentuk alkohol monohidrat.
(2) Lipid Kompleks
Ester yang terbentuk dari asam lemak yang mengandung gugus lain
yang teradisi pada gugus alkohol atau asam lemak.
a) Fosfolipid. Lipid yang mengandung residu asam fosfat.
Molekul ini mengandung basa nitrogen. Misalnya
gliserolfosfolipid memiliki gugus alkohol berupa spingosin.
b) Glikolipid( glikospingolipid) lipid yang mengandung asam
lemak, spingosi dan karbohidrat.
c) Lipid kompleks lainnya. Misalnya sulfolipid, aminolipid dan
lipoprotein.
(3) Lipid prekursor dan derivat. Contoh lipid kategori ini adalah asam
lemak, gliserol, steroid,aldehid lemak, keton bodies, lipid yang
terlarut pada vitamin dan hormon.
Asam lemak adalah asam karboksilat yang diperoleh dari hidrolisa ester
terutama gliserol dan kolesterol. Asam lemak dibedakan menjadi dua kelompok
yaitu asam lemak jenuh (rantainya tidak mengandung ikatan rangkap atau
lebih). Asam lemak yang terdapat di alam biasanya mengandung atom karbon
genap dan merupakan derivat berantailurus dengan rantai atom C antara 4
sampai 28 yang banyak dijumpai dalam lemak dan minyak. Asam lemak yang
mempunyai rantai atom C lebih dari 28 banyak dijumpai dalam waxes. Asam
lemak mempunyai rantai lurus, tidak bercabang, dan tidak tersubstitusi
walaupun substitusi OH, sedangkan yang berbentuk siklis dan bercabang
jarang dijumpai.
1. TATA NAMA
Tata nama sistemik yang paling sering digunakan adalah didasarkan atas nama
asam lemak sesuai dengan jumlah karbon dari hidrokarbon yang dikandungnya.
Untuk asam lemak jenuh namanya diakhiri dengan anoat, sedang untuk asam
lemak tidak jenuh diakhiri dengan enoat. Atom-atom karbon diberi nomer
mulai dari atom karbon karboksil (diberi nomer 1), sedangkan atom-atom yang
berdekatan dengan karbon karboksil (diberi nomer 2) dan seterusnya. Atom
karbon nomer 2 juga dikenal sebagai karbon-α, atom karbon nomer 3 disebut
karbon-ꞵ dan seterusnya, sedang atom karbon yang terakhir dikenal sebagai
karbon-ꞷ, Sebagai gambaran penomeran atom karbon tersebut disajikan pada
Gambar 7-1.
Beberapa asam lemak jenuh yang telah diisolasi disajikan dalam Tabel 7- Setiap
asam lemak mempunyai sifat fisis yang berbeda-beda sesuai dengan jumlah
atom C-nya. Asam lemak yang mempunyai atom C kurang dari 12 digolongkan
sebagai asam lemak volatil atau mudah menguap, sementara yang mempunyai
atom C lebih dari 10 mempunyai bentuk padat pada suhu kamar. Semakin
panjang rantai atom C yang dimiliki, maka kelarutannya dalam air semakin
kecil dan asam lemak yang mempunyai atom C lebih dari 10 secara praktis
bersifat tidak larut dalam air.
Asam lemak tidak jenuh banyak dijumpai dalam minyak yang diperoleh dari
sumber nabati. Umumnya berupa asam lemak rantai lurus dengan jumlah atom
C antara 10 – 24. Beberapa diantaranya disajikan dalam Tabel 7-1. Isomerisasi
dapat terjadi pada asam lemak tidak jenuh yang dipengaruhi oleh jumlah ikatan
rangkap, posisi ikatan rangkap, dan bentuk cis dan trans. Asam lemak yang
mempunyai dua ikatan rangkap atau lebih disebut polyunsaturated fatty acid
atau asam lemak tidak jenuh tinggi misalnya asam linoleat, asam linolenat,
asam arakhidonat. Asam lemak tidak jenuh tinggi ini mempunyai peranan
tertentu dalam fungsi fisiologis, biasanya disebut asam lemak esensiil,
diantaranya yang penting misalnya asam linoleat. Tetapi asam lemak esensiil
tidak dapat disintesa dalam tubuh dengan cepat, oleh karena itu harus
disediakan dari makanan yang dikonsumsi.
terutama ikatan tidak jenuh akan menurunkan titik cair dari asam lemak tersebut
(Linder,1992). Trigliserida adalah bentuk lemak yang paling efisien untuk
menyimpan kalor yang penting untuk proses-proses yang membutuhkan energi
dalam tubuh. Trigliserida banyak didapatkan dalam sel-sel lemak; terutama 99%
dari volume sel. Disamping digunakan sebagai sumber energi, trigliserida dapat
dikonversi menjadi kolesterol, fosfolipid dan bentuk lipid lain kalau dibutuhkan.
Sebagai jaringan lemak, trigliserida juga mempunyai ungsi fisik yaitu sebagai
bantalan tulang-tulang dan organ-organ vital, melindungi organ-organ tadi dari
guncangan atau rusak (Soeharto, 2000)
5. FUNGSI LIPID
Hubungan antara proses biologi dan kimia pada makhluk hidup saling berkaitan
erat. Hal tersebut dapat dilihat, misalnya dari proses pencernaan makanan dalam
tubuh yang tidak lepas dari kedua proses tersebut. Metabolisme kimiawi dalam
sistem pencernaan makanan memiliki peranan penting dalam tiap prosesnya.
Reaksi-reaksi kimia yang terjadi dalam sistem pencernaan dapat membantu
pemecahan molekul-molekul makanan menjadi molekul yang lebih sederhana,
sehingga dapat diserap oleh tubuh.
Lipid yang kita peroleh sebagai sumber energi utamanya adalah dari lipid
netral, yaitu trigliserid (ester antara gliserol dengan 3 asam lemak). Secara
ringkas, hasil dari pencernaan lipid adalah asam lemak dan gliserol, selain itu
ada juga yang masih berupa monogliserid. Karena larut dalam air, gliserol
masuk sirkulasi portal (vena porta) menuju hati.
Asam-asam lemak rantai pendek juga dapat melalui jalur ini. Sebagian
besar asam lemak dan monogliserida karena tidak larut dalam air, maka
diangkut oleh miselus (dalam bentuk besar disebut emulsi) dan
dilepaskan ke dalam sel epitel usus (enterosit). Di dalam sel ini asam
lemak dan monogliserida segera dibentuk menjadi trigliserida (lipid) dan
berkumpul berbentuk gelembung yang disebut kilomikron. Selanjutnya
kilomikron ditransportasikan melalui pembuluh limfe dan bermuara
pada vena kava, sehingga bersatu dengan sirkulasi darah. Kilomikron ini
kemudian ditransportasikan menuju hati dan jaringan adiposa. Di dalam
sel-sel hati dan jaringan adiposa, kilomikron segera dipecah menjadi
asam-asam lemak dan gliserol. Selanjutnya asam-asam lemak dan
gliserol tersebut, dibentuk kembali menjadi simpanan trigliserida.
Sewaktu-waktu jika kita membutuhkan energi dari lipid, trigliserida
dipecah menjadi asam lemak dan gliserol, untuk ditransportasikan
menuju sel-sel untuk dioksidasi menjadi energi. Proses pemecahan
lemak jaringan ini dinamakan lipolisis. Asam lemak tersebut
ditransportasikan oleh albumin ke jaringan yang memerlukan dan
disebut sebagai asam lemak bebas (free fatty acid/FFA). Jika sumber
energi dari karbohidrat telah mencukupi, maka asam lemak mengalami
esterifikasi yaitu membentuk ester dengan gliserol menjadi trigliserida
Uji ini terdiri atas analisis kelarutan lipid maupun derivat lipid
terdahadap berbagai macam pelarut. Dalam uji ini, kelarutan lipid
ditentukan oleh sifat kepolaran pelarut. Apabila lipid dilarutkan ke
dalam pelarut polar maka hasilnya lipid tersebut tidak akan larut.
Hal
tersebut karena lipid memiliki sifat nonpolar sehingga hanya akan
larut pada pelarut yang sama-sama nonpolar.
Uji Acrolein
Dalam uji ini terjadi dehidrasi gliserol dalam bentuk bebas atau
dalam lemak/minyak menghasilkan aldehid akrilat atau akrolein.
Uji
akrolein digunakan untuk menguji keberadaan gliserin atau lemak.
Ketika lemak dipanaskan setelah ditambahkan agen pendehidrasi
(KHSO4) yang akan menarik air, maka bagian gliserol akan
terdehidrasi ke dalam bentuk aldehid tidak jenuh atau dikenal
sebagai akrolein (CH2=CHCHO) yang memiliki bau seperti lemak
terbakar dan ditandai dengan asap putih.
Uji Salkowski untuk kolesterol
A. Kesimpulan
Struktur Lipid ialah
Tersusun atas gliserol dan asam lemak dengan struktur keduanya sebagai
berikut :
B. Daftar Pustaka
Christine F. Mamuaja.2017. Lipida. Universitas Sam Ratulangi. Manado.
Sugiyono.2004. Kimia Pangan. Universitas Negeri Yogyakarta.