Anda di halaman 1dari 12

8-HIDROKSIKUINOLIN(OKSIN)

Makalah disampaikan pada Ibu Ella Kusumastuti M.Si untuk memenuhi Tugas
Kimia Koordinasi

4 Oktober 2012

oleh

WIDASARI TRISNA SINIWI 4311410042

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

OKTOBER 2012
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu ciri penting dari logam transisi ialah kemampuannya
membentuk kompleks atau senyawa koordinasi, dimana atom atau ion
logam pusatnya mempunyai dua atau lebih ligan terikat padanya oleh
ikatan kovalen koordinat. Senyawaan demikian mungkin berupa sebuah
ion kompleks dengan ion-ion tergabung yang bermuatan berlawanan
dengannya, atau mungkin berupa sebuah kompleks yang netral. Suatu
ligan dengan lebih dari satu titik lekat kepada ion atau atom pusatnya,
disebut zat penyepit (Keenan, 1992).
Senyawa kompleks sudah sejak lama dimanfaatkan untuk
berbagai kepentingan. Beberapa penggunaan praktis senyawaan
koordinasi yang paling tua, adalah yang disebabkan oleh warnanya.
Berdasarkan kesenian dan praktek yang berasal dari zaman kuno, pada
ahli kimia dan ahli kesenian dan kerajinan merumuskan zat-zat
pewarna, kaca berwarna, dan glasir untuk keramik dari zat-zat yang
sekarang diuraikan menurut kimia koordinasi logam transisi.
Jumlah dan jenis aplikasi kimia koordinasi atau senyawa
kompleks sangat luas meliputi kehidupan rumah tangga, industri sampai
kesehatan. Dalam tulisan ini akan dibahas mengenai aplikasi atau
penggunaan senyawa kompleks atau senyawa koordinasi dalam
industri, kimia analitik dan kesehatan.
Banyak kation yang membentuk kompleks dalam larutan dengan
bervariasi substansi berdasarkan elektron tak berpasangan yang dimiliki
oleh mereka yang dapat membentuk senyawa koordinasi dengan
logam. Ion logam dalam larutan merupakan asam Lewis (senyawa
penerima pasangan elektron) dan ion pengompleksnya merupakan
bawa Lewis (senyawa yang mendonorkan elektron) (Christian, 1994).
Ligan didalam ion kompleks berupa ion-ion negatif seperti F- dan
CN- atau berupa molekul-molekul polar dengan muatan negatifnya
mengarah pada ion pusat seperti H2O atau NH3 (Sukardjo, 1997).
Ligan seperti I-, NH3, CN- hanya memiliki satu atom donor pasangan
elektron, dan disebut monodentat. Ligan yang mempunyai atom donor
lebih dari satu disebut multidentat. Bidentat kalau punya dua donor,
terdentat bila tiga, kuadridentat, pentadentat, dan seterusnya bila
mempunyai atom donor pasangan elektron sebanyak 4, 5, 6. Contoh
ligan bidentat adalah etilen diamin, H2N-CH2CH2-NH2 yang memiliki
dua atom donor yaitu kedua atom N dan 8-hidroksikuinolin (oksin).
Sedangkan ligan polidentat contohnya adalah EDTA yang memiliki
enam buah atom donor pasangan elektron yaitu melalui kedua atom N
dan keempat atom O (dari OH) (Harjadi, 1990).
Pembentukan kompleks dalam analisis anorganik kualitatif
sering trelihat dalam pemisahan dan identifikasi. Salah satu fenomena
yang paling umum muncul jika ion kompleks terbentuk adalah adanya
perubahan warna d dalam larutan. Fenomena lain yang yang terlihat jika
adalah kenaikan kelarutan. Banyak endapan yang dapat melarut karena
pembentukan kompleks (Vogel, 1985).
Dalam analisis anorganik kualitatif melibatkan pembentukan
endapan. Pengendapan termasuk metode yang sangat berharga untuk
memisahkan suatu sampel menjadi komponen-komponennya.
Pengendapan merupakan teknik pemisahan paling meluas digunakan
para analisis karena proses yang dilibatkan adalah proses dalam zat
yang akan dipisahkan itu digunakan untuk membentuk suatu fase baru
endapan padat.

B. Tujuan
 Memahami apa itu senyawa 8-hidroksikuinolin(oksin)
 Untuk mengetahui sifat fisik dan kimia dari 8-hidroksiquinolin atau
oksin
 Mengetahui kegunaan 8-hidroksiquinolin(oksin)

C. Manfaat
 Menetahui senyawa oksin
 Memahami sifat fisik dan sifat kimia dari 8-hidroksiquinolin atau oksim
 Memahami penggunaan 8-hidroksiquinolin(oksin)
II. ISI
a. 8-hidroksiquinolin(oksin)
Oksin merupakan salah satu pereaksi pengendap bagi banyak logam
yang melebur pada suhu 74-76oC. Senyawa ini sulit larut dalam air maupun
dalam eter, tapi larut baik dalam alkohol, kloroform, dan benzena.
Hasil reaksi yang diperoleh dari penggabungan antara kation logam
dengan oksin adalah suatu senyawa kompleks internal yang sifatnya tak
larut dalam air. Senyawa ini dapat digunakan sebagai pengendap pada nilai
pH yang berbeda-beda sehingga dapat dilakukan pemisahan campuran
logam yang terkandung dalam cuplikan.

b. Sifat fisik dan sifat kimia dari 8-hidroksiquinolin atau oksin


Nama :8-Hydroxyquinoline
simbol :8-Quinolinol; Quinolin-8-ol; Oxine
CAS Registry Number :148-24-3
Struktur molekul :

N
OH
Rumus molekul :C9H7NO
Berat molekul :145.16
EINECS :205-711-1
Medicine class
Appearance :Off-white needle crystals
kemurnian (HPLC, GC) :99.8% min.
Titik leleh :73-75ºC
Kelarutan dalam air :sedikit larut
Industial class
Appearance :-white needle crystals
Purity (HPLC, GC) :99.5% min.
Melting point :72-74ºC
Water solubility :Slightly soluble
Applications : Used as intermediate for organic
synthesis.
Packaging :25 kg fiber drum.
Production Capacity :50 tons per month.

c. Kegunaan 8-hidroksiquinolin(oksin)

Analisis kualitatif membahas identifikasi zat-zat. Urusannya


adalah unsur atau senyawaan yang terdapat dalam suatu sampel atau
contoh. Pada pokoknya, tujuan analisis kualitatif adalah memisahkan
dan mengidentifikasi sejumlah unsur. Analisis kuantitatif berurusan
dengan penetapan banyak suatu zat tertentu yang ada dalam sampel
atau contoh (Underwood, 1986). Analisis kualitatif membahas tentang
pengidentifikasian za-zat yang terdapat dalam suatu sampel. Tujuan
utama analisis kualitatif adalah memisahkan dan mengidentifikasi
sejumlah unsur.(Underwood, 1986)
Reaksi pengendapan telah digunakan secara meluas dalam
kimia analisis dalam titrasi-titrasi, dalam penetapan gravimetri, dan
dalam memisahkan suatu sampel menjadi komponen-komponennya
(Underwood, 1986). Analisa kimia adalah penyelidikan kimia yang
bertujuan untuk mencari susunan persenyawaan atau campuran
persenyawaan di dalam suatu sampel. Suatu senyawa dapat diuraikan
menjadi anion dan kation. Analisa anion dan kation bertujuan untuk
menganalisa adanya ion dalam sample. Analisa Anion dominan
menggunakan cara yang lebih mudah dibanding analisa terhadap kation
dan berlangsungnya juga sangat singkat sehingga kita dapat secara
cepat mendapatkan hasil percobaan. Analisa anion - kation dapat juga
digunakan dalam berbagai bidang kehidupan, seperti dalam
pemeriksaan darah, urine, dan sebagainya.
Berbagai skema analisi kualitatif yang telah dikenal selama ini,
seperti pada sistin H2S, pemisahan atas golongan-golongan dilakukan
dengan jalan pengendapan sebagian dari logam-logam tersebut dengan
pereaksi-pereaksi tertentu, kemudian dilakukan penyaringan-
penyaringan. Demikian pula pada pemisahan selanjutnya dari tiap-tiap
golongan sehingga masing-masing logam dapat dipisahkan satu sama
lain. Dengan demikian analisa ini memakan waktu yang relatif panjang.
Disamping itu, hanya dapat digunakan untuk analisisa logam-logam
dalam jumlah makro ataupunsemimakro. Oleh sebab itu, dirasakan
penting untuk menyusun suatu skema pemisahan logam-logam yang
lebih praktis dan dapat digunakan untuk analisa logam jumlah renik.
Beberapa pemisahan penting ion-ion logam telah
dikembangkan, antara lain mengenai pembentukan senyawa khelat
dengan berbagai pereaksi organik, yakni 8-hidroksikuinolin yang sering
disebut dengan nama trivialnya “oksin”. Oksin merupakan salah satu zat
yang digunakan secara luas dalam studi kimia analitik, anorganik dan
organik.
Penggunaan oksin sebagai reagen analitik, pertama kali
diperkenalkan oleh Hajn dan Berg pada tahun 1927. Seterusnya
Moeller pada tahun 1943, mempublikasikan zat ini untuk analisa logam-
logam berat. Semenjak dipublikasikan hasil penelitian Moeller, studi
terhadap oksin dilakukan secara intensif oleh para ahli kimia. Lacroic
menggunakan oksin untuk meneliti sifat-sifat oksinat dari Aluminium,
Gallium dan Indium.
Penggunaan oksin secara luas telah dilakukan dalam ekstraksi
pelarut, yang kebanyakan ion-ion logam membentuk kompleks oksinat
yang larut dalam pelarut organik, seperti : campuran aseton amil asetat
dan kloroform. Kompleks yang dihasilkan ini memberikan warna intensif,
walaupun hampir seluruh kompleks logam oksinat berwarna kuning,
serta mempunyai daerah serapan meksimum yang berdekatan antara
satu kompleks logam oksinat dengan kompleks oksinat yang lainnya.
Dengan pengaturan pH dan penambahan zat penopang yang sesuai,
campuran dari logam-logam kalsium, magnesium dan stronsium dapat
dipisahkan secara ekstraksi pelarut. Namun sebegitu jauh teknik
penggunaan oksin untuk pemisahan campuran ion-ion logam belum
digunakan secara praktis.
Reaksi ion logam Kalsium, Magnesium dan Stronsium dengan
oksin yang tidak selektif dapat dijadikan selektif dengan melakukan
pengaturan pH larutan dan penambahan zat penopeng(zat pemasking)
yang tepat.
8-hidroksiquinolin(oksin) dapat berperan sebagai agen pengkelat
yang merupakan ligan bidentat. Penggunaan 8-hidroksiquinolin telah
dilaporkan oleh Watanabe dan Tanaka pada tahun 2001 yang
membahas tentang efek agen penopeng 8-hidroksiquinolin pada
pemisahan Cu(II) dari Fe(III) dengan cara ekstraksi cair-cair yang
mempergunakan metode spektrofotometri. 8-hidroksiquinolin akan
bereaksi dengan Cu(II) dan Fe(Ill) yang masing-masing akan
membentuk komplek [Cu(oksin)2] dan komplek [Fe(oksin)3]. Senyawa
8-hidroksiquinolin memiliki gugus fungsional berupa –OH fenolik dan N-
heterosiklik aromatik, yang diprediksi dapat membentuk kelat dengan
ion-ion logam.
Secara umum dapat dikatakan bahwa, kebanyakan pengendap
organik yang dikenal baik, yang membentuk senyawa kelat dengan
kation-kation, mengandung baik gugus fungsi basa (donor elektron)
maupun suatu gugus fungsi asam. Logam itu yang berinteraksi dengan
kedua gugus ini, menjadi anggota suatu cincin heterosiklik sendiri. Dari
teori tentang ini dalam kimia organik, diharapkan bahwa cincin-cincin
jenis ini umumnya akan berupa cincin 5- dan 6- anggota, serta molekul
itu harus bersikap sedemikian satu terhadap yang lain, sehingga cincin
semacam ini dapat dirumuskan sebagai berikut.

Aluminium menggantikan hidrogen yang bersifat asam dari


gugus hidroksil. Pada saat yang sama, pasangan elektron yang tak
dipakai bersama pada nitrogen disumbangkan ke Aluminium, karena itu
membentuk suatu cincin beranggota lima. Dari teori kimi organik
diharapkan bahwa cincin jenis ini akan beranggota lima dan enam.
Karena itu gugus fungsi asam dan basa dalam molekul organik harus
dikondisikan pada posisi terhadap satu sama lain agar bisa membentuk
cincin tertutup.

Suatu senyawa kelat yang netral dari jenis yang diberikan ini,
pada hakekatnya bersifat organik. Ion logam menjadi salah satu
angggota bengunan cincin organik, dan sifat-sifatnya dan reaksinya
yang biasa tak-mudah diperagakan. Dengan mengingat dapat
ditemukan kekecualian, dapatlah dinyatakan secara umum bahwa
senyawa kelat semacam ini tak dapat larut dalam air, tetapi larut dalam
pelarut kurang polar seperti kloroform atau karbon tetraklorida.
Stary (1963) melaporkan bahwa oksin mampu mengekstrasikan
32 logam dalam kloroform pada rentang pH yang hampir bersamaan.
Ditemukan juga bahwa logam tembaga lebih mudah berinteraksi
dengan turunan 8-hidroksikhinolin dan ini dikembangkan lebih lanjut
oleh beberapa peneliti dalam berbagai sistem membran cair
diantaranya Linden et.al (1998) yang menggunakan oksin dan
ketooksim untuk mengekstraksi Cu(II) melalui membran cair
berpendukung.
Reaksi kimia antara oksin dengan logam membentuk senyawa
kompleks sepit, yang mana ion logam membentuk ikatan koordinasi
dengan nitrogen dan atom oksigen dari gugus karbonil, sehingga
membentuk cincin lingkar lima yang stabil.
Menurut Mellan (1982) tembaga terekstraksi dengan oksin pada
rentang pH 2,8 – 12 dengan menghasilkan kompleks Cu(ox)2 seperti
pada persamaan (1).
Walaupun oksin hampir bereaksi dengan semua ion logam akan
tetapi reaksinya dapat dijadikan spesifik untuk logam-logam tertentu
dengan cara penambahan konsentrasi oksin yang tepat, pengaturan pH
dan penambahan zat pemasking yang akan mengendalikan reaksi
logam-logam lainnya[4,5].

Cu+2(aq) + 2H+(ox)(org) Cu(ox)2 (org) + 2H+(aq) (1)


Peranan oksin sebagai senyawa pembawa dalam proses
membran ini adalah pada proses kompleksasi dan dekompleksasi pada
kedua bidang antarmuka membran. Untuk itu perlu dilakukan
pengaturan konsentrasi oksin dalam membran sehingga proses transpor
Cu(II) ke fasa penerima mencapai optimum.

Berdasarkan pada Gambar 3, tanpa adanya oksin, persentase


transpor Cu(II) ke fasa penerima adalah nol, sedangkan dengan adanya
molekul oksin akan meningkatkan persentase transpor Cu(II) ke fasa
penerima dan mencapai optimum pada konsentrasi oksin 17,5 x 10-4 M.

60
50
% Cu(II)

40
30
20
10
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8

pH

Gambar 2. Pengaruh pH fasa sumber terhadap % transpor Cu(II) di


fasa penerima (•) dan % transpor Cu(II) sisa di fasa sumber (◊)

Transpor Cu(II) dari fasa sumber masuk ke dalam membran dan


kemudian mengalami dekompleksasi pada antarmuka fasa membran
dan fasa penerima. Proses ini sangat dipengaruhi oleh kestabilan
kompleks antara oksin dengan Cu(II).

Menurut Mellan rentang pH pembentukan kompleks Cu(II)


dengan oksin dalam kloroform adalah pH 2,8-12 yang menghasilkan
kompleks Cu-oksinat yang berwarna kuning[12]. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pH optimal fasa sumber untuk peristiwa ini yang
paling cocok adalah 3, konsentrasi oksin 17,5  10-4 M dengan jumlah
Cu(II) yang tertranspor ke fasa penerima 58,7%.

Dua lusin kation dapat diendapkan , sehingga kurang spesifik


kelarutan endapan berbeda menurut kationnya dan pH
Reaksi pembentukan kelat :

Mg2+ + 2C9H7ON  Mg(C9H6ON)2 + 2 H+


Al3+ + 3C9H7ON  Al(C9H6ON)3 + 3 H+
Cr3+ + 3 C9H7ON  Cr(C9H7ON)3 + 3 H+
Mn2+ + 2 C9H7ON  Mn(C9H7ON)2 + 2H +

Pembentukan kompleks Cd-Oksinat dan Ni-oksinat berhubungan


langsung dengan konsentrasi oksin dalam fasa membran. Menurut
Molina dan Aydiner[1,5] prinsip dasar untuk terjadinya transpor suatu ion
melalui membran yang menggunakan zat pembawa adalah melalui
proses kompleksasi antara zat pembawa dengan ion logam membentuk
kompleks tidak bermuatan. Kompleks tersebut harus bersifat reversibel
sehingga mampu berdifusi melalui membran dan mudah
terdekompleksasi pada antarmuka membran dengan fasa penerima.
Salah satu solusi untuk mendapatkan hal tersebut adalah melalui
pengaturan konsentrasi oksin yang bereaksi dengan Cd(II) dan Ni(II)
pada fasa sumber.

d. Senyawa kompleks 8-hidroksiquinolin

1. Kompleks Cr(III)-(8-hidroksikuinolin)
Kompleks ini bersifat non elektrolit, hal ini menunjukkan bahwa
8-hidroksikuinolin terkoordinasi pada Cr(III) sebagai anion.
Kompleks Cr(III) dengan berbagai ligan dapat membentuk geometri
datar, tetrahedral terdistorsi, trigonal bipiramid, oktahedral dan
pentagonal bipiramid terdistorsi (Cotton, and Wilkinson, 1998:680-
693). Cr(III) dengan konfigurasi elektron d3 dapat menyediakan
orbital kosong, sedangkan ligan 8-hiroksikuinolin mempunyai
pasangan electron bebas, sehingga dapat terbentuk kompleks.
Ligan 8-hidroksikuinolin merupakan ligan lemah. Kompleks Cr(III)
dengan ligan lemah umumnya mempunyai bilangan koordinasi 6
dengan kemungkinan geometrinya adalah octahedral.
Kompleks Cr(III)-(8-hidroksikuinolin) dilihat dari beberapa
parameter yaitu:
Kadar krom dalam kompleks Cr(III)-(8-hidroksikuinolin) yang
diperoleh dari hasil pengukuran adalah 9,43±0,36%. Sehingga dapat
diperkirakan formula kompleks yang mungkin adalah Cr(8-
hidroksikuinolin)3(H2O)n (n=3,4,5).Harga momen maget efektif
(μeff) senyawa kompleks Cr(III)-(8-hidroksikuinolin) adalah
3,77±0,03 BM. Menurut (Huheey and Keither, 1993) harga μeff
kompleks Cr(III) spin tinggi berada pada kisaran 3,70-3,90 BM.
Harga μeff kompleks Cr(L1)(NO3)3 (L = 1,5-diaza-8,12-dioxa-
6,7:13,14- dibenzocyclo tetradecane) sebesar 3,80 BM
menunjukkan bahwa Cr(III) berada dalam keadaan spin tinggi
dengan 3 elektron tak berpasangan (Kumar, et. al., 2006:77-87).
Dengan demikian kompleks Cr(III)-(8-hidroksikuinolin) juga
diperkirakan berada pada keadaan spin tinggi dengan tiga elektron
takm berpasangan dan bersifat paramagnetik.

2. Kompleks Mn(II)-(8-hidroksikuinolin)
Kompleks ini menunjukkan perbandingan besar muatan kation :
anion 2 : 1, hal ini berarti bahwa Cl- tidak terkoordinasi pada Mn(II).
Kompleks Mn(II) dengan berbagai ligan juga dapat membentuk
geometri tetrahedral, segiempat datar, trigonal bipiramid terdistorsi,
trigonal bipiramid, oktahedral (Cotton, and Wilkinson, 1998:689).
Mn(II) dengan konfigurasi elektron d5 dapat menyediakan orbital
kosong, sedangkan ligan 8-hiroksikuinolin mempunyai pasangan
electron bebas, sehingga dapat terbentuk kompleks. Kompleks
Mn(II) dengan ligan lemah (8-hidroksikuinolin) yang memiliki
bilangan koordinasi 4 dapat mempunyai geometri octahedral
ataupun tetrahedral.
Kompleks Mn(II)-(8-hidroksikuinolin) dilihat dari beberapa
parameter yaitu:
Kadar mangan dalam kompleks Mn(II)-(8-hidroksikuinolin)
adalah 11,21±0,22%. Sehingga dapat diperkirakan formula yang
paling mungkin dari kompleks adalah Mn(8-hidroksikuinolin)2(Cl)2
(H2O)4. Harga momen magnet efektif (μ eff) hasil pengukuran
senyawa kompleks Mn(II)-(8-hidroksikuinolin) adalah 5,33±0,07 BM.
Harga μeff kompleks MnL(H2O)2 (L : o-phenylenediamine) sebesar
4,78 BM menunjukkan bahwa Mn(II) berada pada keadaan spin
tinggi (Belaid, et. al., 2008:63-69). Dengan demikian kompleks
Mn(II)-(8-hidroksikuinolin) juga berada pada keadaan spin tinggi
dengan lima elektron tak berpasangan dan bersifat paramagnetik.

III. PENUTUP

A. Kesimpulan
 8-hidroksiquinolin(oksin) digunakan dalam analisis kualitatif sebagai
agen pengkhelat.
 8-hidroksiquinolin(oksin) sulit larut dalam air maupun dalam eter,
tapi larut baik dalam alkohol, kloroform, dan benzena.

B. Saran
 Disarankan untuk melakukan pengaturan pH larutan dan
penambahan zat penopeng(zat pemasking) yang tepat agar reaksi
yang tidak selektif dapat menjadi selektif.

C. Daftar Pustaka
http://hurulsilmi.blogspot.com/2012/05/laporan-praktikum-
kimiaanorganik.html
http://ml.scribd.com/doc/49862894/LAPORAN-OKSIN
http://repository.unand.ac.id/1518/1/No._5_p_25-30_ok_(itis).doc
http://apelpink.multiply.com/journal/item/54/Hidayatur-Rofiah-
1408100701-Kel-Vganjil
https://docs.google.com/document/d/1IEUadR_wyAVpyaLdIb0k
N-IVku7BugyFm4qxqsG-6Mk/edit?hl=en&pli=1
http://repository.unand.ac.id/16037/
http://ml.scribd.com/doc/65776806/Reaksi-Identifiksi-Dan-
Analisis-Kation-Golongan-v-1

Anda mungkin juga menyukai