Anda di halaman 1dari 4

3

dari 7

BAB IIPEMBAHASANII.1. ElectrorefiningElectrorefining adalahproses pemurniansecara elektrolisis


dimana logamyanginginditingkatkan kadarnya (logam yang masih cukup banyak mengandung
pengotor)digunakansebagai anoda pada sel elektrolisis, elektrolit yang digunakan adalah
larutandengankonduktifitas listrik yang besar dan konsentrasi yang konstan, dan katodanyaadalah
logammurni.Dalam proses electrorefining, anoda adalah logam murni dan kotoran harus hilangselama
proses elektrolisis ketika logam dari anoda ke katoda , reaksi elektroda pada anoda:M → Mn + + ne-dan
pada katoda:Mn + + ne- → MProses electrorefining menggunakan molten salt atau elektrolit non-
berair yangdigunakan dan, merupakan subyek dari pengembangan lebih lanjut. Hal ini
disebabkankemungkinan yang mereka tawarkan untuk meningkatkan kepadatan arus dan
pemurnianmelalui oksidasi yang lebih rendah tidak stabil dalam air (misalnya pemurnian
tembagamelalui Cu + akan membagi dua kebutuhan energi). Namun, aqueous processes
sangatmendominasi karena kemudahan dalam penanganannya.II.1.1. Aplikasi electrorefiningSalah satu
aplikasi electrorefining adalah pada tembaga. Serbuk tembaga merupakansalah satu bahan logam yang
digunakan untuk membuat komponen otomotif, elektronika danjuga sebagai bahan untuk produk cat
yang bersifat konduktip. Dalam industri otomotif danelektronika, pembuatan komponen dari serbuk
tembaga dilakukan dengan teknologimetalurgi serbuk, dimana proses metalurgi serbuk terdiri dari
tahapan – tahapan mixing,compacting dan sinterin. (Subagja dkk, 1996).

Pembuatan serbuk ini menggunakan proses deposisi elektrolisis dengan metodeelectrorefinig,


karena metode inimenghasilkan partikel serbuk hingga 40 μm serta dapatmencapai kemurnian 99,97
% - 99,99 % tembaga murni (Popov dkk, 2002). Prosespembuatan serbuk tembaga
menggunakan elektroda lempengan tembaga sebagai anoda danplat stainless steel 316L sebagai katoda,
keduanya ditempatkan dalam tangki yang berisielektrolit. Katoda berfungsi untuk proses pengambilan
serbuk dilakukan dengan mengangkatserbuk tembaga diserut untuk dikeringkan.Metode electrorefining
(pemurnian elektrik) digunakan untuk memurnikannya lebihlanjut. Misalnya logam tembaga mentah,
dicetak menjadi lempeng, yang digunakan sebagaianoda dalam sel elektrolisis yang mengandung larutan
CuSO4 dan H2SO4.Proses deposisi elektrolisis merupakan cara yang banyak digunakan secara luas
dalampembuatan serbuk tembaga, berilium, besi, serta nikel. Kesesuaian antara material kimiadengan
kondisi fisik selama elektrodeposisi memungkinkan untuk melonggarkan endapanyang menempel pada
katoda, sehingga mudah untuk diserut menjadi serbuk. Metoda ini puladapat menghasilkan serbuk
logam dengan kemurnian tinggi sehingga sangat baik untukpengolahan metalurgi serbuk industri
elektronika (Popov, 2002). Proses elektrolisispembuatan serbuk tembaga mirip dengan proses
elektrolisis pemurnian tembaga, dimanalogam mentah tembaga, dicetak menjadi lempengan, yang
digunakan sebagai anoda dalamsel elektrolisis yang mengandung larutan CuSO4 dalam H2SO4
berair.Metode electrorefining (pemurnian elektrik) digunakan untuk memurnikannya lebihlanjut.
Misalnya logam tembaga mentah, dicetak menjadi lempeng, yang digunakan sebagaianoda dalam sel
elektrolisis yang mengandung larutan CuSO4 dalam H2SO4. Lembaran tipistembaga murni digunakan
sebagai katoda, dan tembaga yang larut pada anoda diendapkandalam bentuk yang lebih murni pada
katoda, sampai mempunyai kemurnian 99,97 %tembaga. Hasil lembaran tembaga murni pada
katoda kemudian diproses lanjut, dandiantaranya digunakan sebagai serbuk tembaga.Proses
pemurnian tembaga diawali dengan penggilingan bijih tembaga kemudiandicampur dengan batu kapur
dan bahan fluks silika. Tepung bijih dipekatkan terlebih dahulu,sesudah itu dipanggang sehingga
terbentuk campuran FeS, FeO, SiO2, dan CuS. Campuranini disebut kalsin dan dilebur dengan batu kapur
sebagi fluks dalam dapur reverberatory. Besiyang ada larut dalam terak dan tembaga, besi yang tersisa
ditaungkan ke dalam konventor.

Udara dihembuskan ke dalam konventor selama 4 – 5 jam, kotoran-kotoran teroksidasi, danbesi


membentuk terak yang dibuang pada selang waktu tertentu. Panas oksidasi yangdihasilkan cukup tinggi
sehingga muatan tetap cair dan sulfida tembaga akhirnya berubahmenjadi oksida tembaga dan sulfat.
Bila aliran udara dihentikan, oksida bereaksi dengansulfida membentuk tembaga blister dan dioksida
belerang. Setelah itu, tembaga ini dileburdan dicor menjadi slab, kemudian diolah lebih lanjut secara
elektronik menjadi tembagamurni.Penggunaan elektrolisis yang sangat menarik adalah pada
pembersihan danpemurnian tembaga. Ketika mula-mula dipisahkan dari bijih tembaga, kemurnian
kandunganlogam tembaga kira-kira 99%, sisanya terutama terdiri dari besi, seng, perak, emas,
danplatina. Dalam proses pemurnian tembaga, tembaga yang belum murni digunakan sebagaianoda
dalam sel elektrolisis yang mengandung larutan tembaga sulfat sebagai elktrolit.Katoda teriisi dari
tembaga yang sangat murni.Gambar 2.1. Elektrolisis pada Pemurnian TembagaKetika terjadi elektrolisis,
hanya tembaga dan logam-logam aktif lainnya seperti besiatau seng yang dapat dioksidasi dan larut
dalam larutan. Perak, emas dan platina tidak larutdan mengendap di dasar sel. Pada katoda hanya zat
yang sangat mudah direduksi, Cu2+ yangdapat menarik elektron,jadi hanya tembaga yang mengendap.
Hasil akhir dari elektrolisisadalah tembaga pindah dari anoda ke katoda, sedangkan Fe dan Zn tinggal
dalam larutansebagai Fe2+ dan Zn2+. Endapan lumpur perak, emas, dan platina dikeluarkan dari
sel.Kemudian dijual dengan harga yang dapat menutupi biaya listrik yang dibutuhkan untuk

elektrolisis ini. Sebagai hasilnya, pemurnian logam tembaga (kira-kira kemurniannya99,96%)


relatif tidak mahal. Dengan demikian, biaya total produksi tembaga cukup memadaikarena termasuk
penambangan bijih kasar dan pemurniaan awalnya.Berikut adalah proses pembuatan tembaga :A.
Pengapungan (Floating)Proses pengapungan atau floating di awali dengan pengecilan ukuran bijih
kemudiandigiling sampai terbentuk butiran halus. Bijih yang telah dihaluskan dimasukkan ke
dalamcampuran air dan suatu minyak tertentu. Kemudian udara ditiupkan ke dalam campuranuntuk
menghasilkan gelembung-gelembung udara. Bagian bijih yang mengandung logamyang tidak
berikatan dengan air akan berikatan dengan minyak dan menempel padagelembung-
gelembung udara yang kemudian mengapung ke permukaan. Selanjutnyagelembunggelembung
udara yang membawa partikel-partikel logam dan mengapung inidipisahkan kemudian
dipekatkan.Gambar 2.2. Proses Pengapungan TembagaB. Pemanggangan (Roasting)Pada proses ini
kalkoprit akan bereaksi dengan oksigen4CuFeS2(s) + 9O2 → 2Cu2S(s) + 2Fe2O3(s) + 6SO2(g)Dengan
menambahkan SiO2 maka besi akan terpisah sebagai ampas.Fe2O3(s) + 3SiO2(s) → Fe2(SiO3)3(s)Pada
proses pemanasan Cu2S akan teroksidasi.

C. ReduksiProses reduksi terjadi antara Cu2O dengan Cu2S yang masih ada dalam
prosessebelumnya.2Cu2O(s) + Cu2S(s) → 6Cu(s) + SO2(g)Cu yang diperoleh dengan proses ini
mempunyai kemurnian mendekati 99%.D. PemurnianPemurnian tembaga dilakukan secara elktrolisis.
Blister atau tembaga lepuhan masihmengandung misalnya Ag, Au, dan Pt kemudian dimurnikan dengan
cara elektrolisis. Padaelektrolisis tembaga kotor (tidak murni) dipasang sebagai anoda dan katoda
digunakantembaga murni, dengan elektrolit larutan tembaga (II) sulfat (CuSO4). Selama
proseselektrolisis berlangsung tembaga di anoda teroksidasi menjadi Cu2+ kemudian direduksi dikatoda
menjadi logam Cu.Katoda : Cu2+(aq) + 2e → Cu(s)Anoda : Cu(s) → Cu2+(aq) + 2ePada proses ini anoda
semakin berkurang dan katoda (tembaga murni) makin bertambahbanyak, sedangkan pengotor-
pengotor yang berupa Ag, Au, dan Pt mengendap sebagailumpur.II.1.2. Faktor yang Mempengaruhi
Jumlah Tembaga pada Proses ElectrofiningBerikut adalah penjelasan faktor-faktor yang
mempengaruhi jumlah tembaga yangdikumpulkan pada katoda ketika dua elektroda tembaga
ditempatkan dalam larutan sulfattembaga dan dilewati arus listrik.Dalam percobaan, tembaga di anoda
(elektroda positif) akan mengionisasi dan larut,Cu (s) Cu2+ (aq) + 2e-dan ion tembaga (II) dari larutan
akan diendapkan pada katoda (elektroda negatif):Cu2+ (aq) + 2e- Cu (s)

Dengan ketelitian percobaan, tembaga yang diendapkan pada elektroda akan lebihmurni daripada
tembaga yang terbuat dari anoda terbuat. Hal ini disebut electrorefining dandigunakan untuk
memurnikan logam di industri.Untuk setiap mol tembaga yang diendapkan di katoda, harus tersedia 2
mol elektron(dan satu mol Cu2+). Sehingga dua faktor dalam menentukan massa tembaga yang
diendapkanakan menjadi sebagai berikut:Total yang ditransfer ke katoda. Ini akan sama dengan arus
(total transfer per detik) kali jumlah detik saat diterapkan. Duacara untuk meningkatkan jumlah tembaga
diendapkan, maka harus meningkatkan jumlaharus dan meningkatkan panjang waktu saat diterapkan.
Meningkatkan arus terlalu banyakakan mengurangi larutan pada permukaan katoda Cu2+, dan hidrogen
dapat berkurangbersamaan dengan tembaga:2H+(aq) + 2e- H2 (g)Berhubungan dengan hal tersebut
untuk menentukan berat logam Cu yang diendapkandapat diperoleh dari rumus
:W=ArxixtnxFKomposisi larutan. Konsentrasi ion Cu2+ akan mempengaruhi jumlah tembaga
yang disimpan. Untukpengurangan ion Cu2+ di katoda, Cu2+(aq) + 2e- Cu(s). Persamaan Nernst
menyiratkanbahwa potensi katoda adalah sebanding dengan log dari molaritas Cu2+:E = Eo + (RT / nF) ln
[Cu2 +]di mana : -Eo = potensial elektroda dalam kondisi standar (sekitar 0,34 V untuk reaksi ini), -n =
jumlah mol elektron yang ditransfer (2 mol elektron per mol Cu disimpan), -F = biaya per mol elektron
yang ditransfer ( F = 96.487 coulomb / mol), -R = konstanta hukum gas (8,31451 J / mol K).

Anda mungkin juga menyukai