Anda di halaman 1dari 2

LANDASAN TEORI Mn(acac)3 It is prepared by the direct reaction of acetylacetone and potassium permanganate (Charles, 1963: 183-184).

In terms of electronic structure, Mn(acac)3 is high spin. Its distorted octahedral structure reflects geometric distortions due to the Jahn-Teller effect. The two most common structures for this complex include one with tetrahedral elongation and one with tetragonal compression. For the elongation, two Mn-O bonds are 2.12 while the other four are 1.93 . For the compression, two Mn-O bonds are 1.95 and the other four are 2.00 . The effects of the tetrahedral elongation are noticeably more significant than the effects of the tetragonal compression (Cotton, 1999).

Mn(acac)3, a one-electron oxidant, is used for coupling phenols (Snider, 2004). Hal ini disiapkan oleh reaksi langsung asetilaseton dan kalium permanganat (Charles, 1963: 183-184). Dalam hal struktur elektronik, Mn (acac) 3 adalah spin tinggi. Struktur oktahedral terdistorsi yang mencerminkan distorsi geometris karena efek Jahn-Teller. Dua struktur yang paling umum untuk kompleks ini termasuk satu dengan perpanjangan tetrahedral dan satu dengan kompresi tetragonal. Untuk perpanjangan, dua Mn-O obligasi adalah 2,12 sementara empat lainnya adalah 1,93 . Untuk kompresi, dua Mn-O obligasi adalah 1,95 dan empat lainnya adalah 2,00 . Efek dari perpanjangan tetrahedral terasa lebih signifikan daripada efek dari kompresi tetragonal (Cotton, 1999). Mn (acac) 3, oksidan satu-elektron, digunakan untuk fenol kopling (Snider, 2004). Mangan (Mn) dengan nomor atom 25 terletak pada periode ke-4 dan golongan VIIB dalam sistem periodik unsur-unsur (IUPAC). Unsur logam ini mempunyai bilangan oksidasi +2, +3, +4, +6 dan +7 tetapi tingkat oksidasi yang umum dikenal adalah +2 sehingga konfigurasi elektronnya pada orbital d adalah d5. (Cotton, 1989 : 495) Ion mangan(II) dapat membentuk senyawa kompleks dengan ligan-ligan karena ion ini masih mempunya i orbital d yang belum penuh terisi elektron. Orbital-orbital d tersebut dapat berfungsi sebagai penerima pasangan elektron dari ligan sehingga terbentuk senyawa kompleks dengan ikatan kovalen koordinasi. Banyaknya orbital kosong yang digunakan untuk mengikat ligan sangat mempengaruhi karakter senyawa kompleks yang terbentuk. Ligan asetilasetonato (acac) dan ligan bipiridin merupakan senyawa organik yang dikelompokkan ke dalam ligan kuat. Ligan kuat menyebabkan elektron-elektron yang belum berpasangan pada orbital d didesak menjadi berpasangan.

Apabila senyawa organik dipakai sebagai pengompleks maka harus diingat bahwa pasangan elektron sebenarnya terletak pada gugus atom tertentu, biasanya gugus fungsi yang menentukan perilaku molekul keseluruhan termasuk kecenderungan membentuk senyawa kompleks. Senyawa kompleks Mn(II) dengan ligan asetilasetonato memiliki bilangan koordinasi 4 dengan rumus molekul [Mn(acac)2]SO4 dan berwarna coklat muda. Sedangkan senyawa kompleks Mn(II) dengan ligan piridin memiliki bilangan koordinasi 4 dengan rumus molekul [Mn(py)4]SO4 berwarna coklat tua. Kompleks mangan(II) dengan ligan 2,2dipiridin juga telah disintesis memberikan kristal berwarna kuning dengan rumus molekul [Mn(dipy)2]SO4.H2O. (Retno, 2003)

DAFTAR PUSTAKA B. B. Snider. (2004). "Manganese(III) Acetylacetonate" in Encyclopedia of Reagents for Organic Synthesis. New York: Willey & Sons Publisher. Charles, R. G. (1963). Inorganic Synthesis 7. ................................................................. Cotton, F. Albert, dkk. (1999). Advanced Inorganic Chemistry (6th ed.). New York: WileyInterscience.
Cotton, F. Albert dan Geoffrey Wilkinson. (1989). Kimia Anorganik Dasar. Penerjemah: Suhati Suharto. Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press).

Anda mungkin juga menyukai