DISUSUN
KELOMPOK 2
Eksistensi UUD 1945 yang sakral dan tidak bisa diubah kini telah mengalami beberapa
perubahan. Tuntutan amandemen UUD 1945 terus berlanjut Intinya adalah tuntutan penataan
kembali kehidupan berbangsa dan memiliki negara bagian. Atau dengan kata lain, sebagai upaya
untuk memulai "kontraksosial" baru antarwarga negara dengan negara menujuapa yang mereka
cita-citakan bersama dalam aturan dasar (konstitusi).Perubahan konstitusional ini juga diinginkan
Terjadi perubahan sistem dan kondisi negara otoriter menuju sistem yang berbeda hubungan
demokrasi dengan lembaga negara yang seimbang. Jadi itu berubah konstitusi adalah agenda
yang tidak bisa diabaikan. Ini adalah suatu keharusan dan sangat menentukan jalannya
demokratisasi suatu bangsa.
Dari beberapa definisi Negara di atas, terlihat bahwa Negara itu merupakan organisasi
dari sekumpulan orang yang menempati wilayah tertentu 32 dan diorganisir oleh
pemerintahan yang sah dan mempunyai kedaulatan. Dalam sejarah Indonesia istilah Negara
sebetulnya sudah dikenal sebelum berdirinya Negara Indonesia, hal ini terlihat dari kata
Negara/nagara sudah digunakan sejak kerajaan taruma negara pada abad 5 yang merupakan
suatu negara (kerajaan) yang meliputi daerah lembah sungai Citarum di Jawa Barat yang
dipimpin oleh raja Purnawarman, Demikian pula nama raja-raja telah dikaitkan dengan kata
negara, yaitu Jaya Negara (Raja Majapahit 1309-1389) dan Kartanegara (Raja Singosari
1266-1292).
Membahas negara maka takan lepas dari pembahasan bangsa, Menurut kamus besar
bahasa indonesia Bangsa adalah orang-orang yang bersamaan asal, keturunan, adat, bahasa
dan sejarahnya serta berpemerintahan sendiri. Budiyanto (1997) dalam Idup Suhady (2003)
Mengenai pengertian bangsa dikemukakan juga oleh para pakar kenegaraan seperti:
1. Otto Bauer (Jerman), bangsa adalah kelompok manusia yang mempunyai persamaan
karakter. Karakteristik tumbuh karena adanya persamaan nasib.
2. Ernest Renan (Prancis), bangsa termentuk karena adanya keinginan untuk hidup bersama
(hasrat bersatu) dengan perasaan setia kawan yang agung.
3. F. Ratzel (Jerman), bangsa terbentuk karena adanya hasrat bersatu. Hasrat itu terbentu
karena adanya rasa kesatuan antara manusia dan tempat tinggalnya.
4. Hans Kohn (Jerman), bangsa adalah buah hasil hidup manusia dalam sejarah.
Kemudian selain kedua bentuk Negara itu sebetulnya kalau dilihat dari jumlah yang
memimpin Negara dapat dibagi ke dalam tiga kelompok yaitu Monarki dari bahasa
yunani perkataan “ monos” berarti satu sedangkan “ archein” berarti “ memerintah”
sehinga dapat terlihat bahwa pemerintahan monarki dipimpin oleh satu orang biasanya
oleh seorang raja, Oligarki yang memimpin beberapa orang atau kelompok orang,
biasanya berasal dari kalangan feodal, Oligarki dari bahasa yunani “ oligai” artinya
“beberapa”. dan Demokrasi kekuasan penuh terletak di tangan rakyat. Demokrasi dari
bahasa yunani “ demos” rakyat dan cratein/cratos yang artinya pemerintah. Dalam kata
lain, demokrasai adalah kekuasaan dari, oleh dan untuk rakyat.
3. Konstitusi
Istilah konstitusi berasal dari bahasa Prancis constitituer yang berarti membentuk,
menyusun / menyatakan suatu negara, konstitusi diartikan peraturan dasar tentang pembentukan
suatu negara atau UUD.
• Dalam Kamus Bahasa Indonesia konstitusi berarti segala ketentuan dan aturan mengenai
ketatanegaraan.
• Dalam Bahasa Belanda, dikenal istilah Contitutie. Terjemahan dari istilah tersebut adalah
Undang-Undang Dasar. Dan hal ini memang sesuai dengan kebiasaan orang Belanda dan
Jerman, yang dalam percakapan sehari-hari memakai kata Grondwet (Grond=dasar,
wet=Undang-Undang) yang keduanya menunjukkan naskah tertulis.
• Dalam Bahasa Inggris dikenal istilah Constitutional yang diartikan sebagai UUD
Dalam ketatanegaraan RI diartikan sama dengan Undang – Undang Dasar. Konstitusi / UUD
dapat diartikan juga peraturan dasar dan yang memuat ketentuan–ketentuan pokok dan menjadi
satu sumber perundang- undangan. Namun pengertian konstitusi dalam praktek ketatanegaraan
umumnya dapat mempunyai arti :
Konstitusi lebih luas daripada UUD karena pengertian UUD hanya meliputi konstitusi
tertulis saja, selain itu masih terdapat konstitusi tidak tertulis yang tidak tercakup dalam
UUD.
Hal ini terbukti dengan disebutnya istilah Konstitusi Republik Indonesia Serikat bagi
UUD Republik Indonesia Serikat.
4. Konstitusionalisme
Setiap negara modern dewasa ini senantiasa memerlukan suatu sistem pengaturan yang
dijabarkan dalam konstitusi. Dengan kata lain untuk menciptakan suatu tertib pemerintahan
diperlukan pengaturan sedemikian rupa, sehingga dinamika kekuasaan dalam proses
pemerintahan dapat dibatasi dan dikendalikan (Hamilton, 1931 : 255).
Konsensus yang menjamin tegaknya konstitusionalisme di zaman modern saat ini pada
umumnya dipahami berdasar pada tiga elemen kesepakatan atau consensus, yaitu :
1) Kesepakatan tentang tujuan atau cita-cita bersama (the general goals of society or general
acceptance of the same philosophy of government).
2) Kesepakatan tentang the rule of law sebagai landasan pemerintahan atau penyelenggaraan
Negara (the basis of government).
3) Kesepakatan tentang bentuk institusi-institusi dan prosedur-prosedur ketatanegaraan (the
form of institutions and procedures). (Andrews 1968 : 12)
5. Tujuan Konstitusi
Beberapa sarjana merumuskan tentang tujuan konstitusi sama dengan tujuan negara. Dalam
hal tujuan konstitusi Indonesia, maka dapat dilihat dalam pembukaan UUD 1945 aline ke empat
yakni: (1) melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, (2)
memajukan kesejaheraan umum, (3) mencerdaskan kehidupan bangsa, dan (4) ikut serta
melaksanakan ketertiban dunia.
Menurut Ubaedilah, dkk (2011:60) secara garis besar, tujuan konstitusi adalah membatasi
tindakan sewenang-wenang pemerintah, menjamin hak-hak rakyat yang diperintah, dan
menetapkan pelaksanaan kekuasaan yang berdaulat. Berdasarkan tujuan konstitusi tersebut,
jelaslah bahwa konstitusi ada untuk menghidari kesewenang-wenangan dari
penyelenggara/lembaga negara, selain itu pula konstitusi juga harus menjamin hak-hak warga
negara. Dalam konstitusi Indonesia, pengaturan menganai hak asasi warganegara diatur dalam
banyak pasal terutama pasal 28 A-pasal 28 J.
6. Fungsi Konstitusi
Pada masa orde baru pun demikian, Soeharto memerintah kurang lebih selama 32 Tahun
dengan berbagai penyimpangan pada konstitusi seperti menjamurnya korupsi, kolusi dan
nepotisme (KKN) dalam pemerintahan, pelemahan fungsi kontrol media massa, pembangunan
yang tidak seimbang antara pembangunan fisik dengan psikis warganegara yang mengakibatkan
lemahnya daya saing sumber daya manusia Indonesia, orientasi pembangunan fisik juga telah
mewariskan hutang negara yang tudak sedikit. Selain itu, amandemen terhadap UUD dianggap
kaku.
7. Nilai Konstitusi
Menurut Loewenstein dalam Lemhannas, (2011:26) yang juga dikutip oleh Damanhuri
(2014) terdapat tiga nilai konstitusi:
a) Nilai normatif Hal ini diperoleh segenap rakyat suatu Negara menerimanya dan bagi
mereka konstitusi tersebut merupakan suatu kenyataan hidup dalam arti sepenuhnya
diperlukan efektif, artinya konstitusi benar-benar dilaksanakan secara murni dan
konsekuen.
b) Nilai Nominal Konstitusi yang mempunyai nilai nominal yaitu berarti secara hukum
konstitusi berlaku, tetapi kenyataanya kurang sempurna. Sebab pasal-pasal tertentu
dalam konstitusi tersebut ternyata tidak berlaku.
c) Nilai Semantik Dalam hal ini konstitusi hanya sekedar istilah saja. Meskipun secara
hukum konstitusi tetap berlaku, tetapi dalam kenyataannya pelaksanaanya selalu
dikaitkan dengan kepentingan pihak penguasa.
Berdasarkan nilai konstitusi yang dijabarkan di atas, kiranya nilai-nilai tersebut secara
alamiah selalu ada dalam perjalanan Negara yang menganut konstitusionalisme meskipun
dengan kadar yang berbeda dan situasi yang berbeda. Menurut Lemhannas, (2011:82) Konstitusi
memiliki peran strategis berupa:
Untuk terjaminnya peran strategis di atas kiranya perlu suatu penataan sistem ketatanegaraan
yang efektif dan efisien serta adanya pembagian atau pemisahan kekuasaan sehingga adanya
sistem saling kontrol antar lembaga Negara. Selain itu, diperlukan pula setiap warga Negara
yang baik yaitu yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air sesuai dengan tujuan
pendidikan kewarganegaraan yang diatur dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional yang juga dikuatkan dalam UU Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan
Tinggi.
8. Konstitusi Indonesia
Konstitusi adalah hukum dasar tertulis, dalam pengertian ini konstitusi adalah undang-
undang dasar (UUD). Negara yang merdeka dan berdaulat harus memiliki konstitusi sebagai
syarat berdirinya negara secara deklaratif. Republik Indonesia yang merdeka dan berdaulat sejak
17 Agustus 1945 telah beberapa kali mengalaami perubahan konstitusi. Meski demikian,
konstitusi negara Indonesia adalah UUD 1945, yang disyahkan oleh PPKI pada 18 Agustus 1945
dengan beberapa kali perubahan yang disesuaikan dengan kondisi perubahan dan perkembangan
sejarah ketatanegaraan yang terus mengalami dinamika.
1. Berdasarkan uraian dalam pembahasan tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut: Negara adalah organisasi antara satu atau lebih kelompok melawan Menyadari
adanya pemerintahan yang mengatur ketertiban dan keamanan Satu atau beberapa
kelompok manusia berada di wilayahnya.
2. Konstitusi diartikan sebagai peraturan tertulis suatu negara Atau tidak tertulis. Konstitusi
memuat aturan-aturan dasar (fundamental) Mempertahankan pendirian suatu negara.
3. Ada hubungan yang sangat erat antara negara dan konstitusi. karena Secara fundamental,
pelaksanaan UUD juga menuntut penyelenggaraan yayasan nasional.
4. Pancasila adalah landasan filosofis, landasan atau kalimat bersama Zewa
Pancasila sebagai alat pembuktian kemampuan dan kapabilitas Akibatnya, Pancasila seringkali
menjadi ideologi yang tertutup, jadi Pancasila bukan Sebagai konstitusi, namun UUD 1945
menjadi konstitusi Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Jamaludin, Ujang., Damanhuri, Deni Setiawan, Raharjo. 2017. Pendidikan Kewarganegaraan
Untuk Perguruan Tinggi. Palembang : BKS PTN-Barat
Dr. Putu Ari Astawa. 2017. Materi Kuliah Kewarganegaraan Negara dan Konstitusi.
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/2f0542d649a363d3f04d06edb24599a0.
pdf (diakses tanggal 12 Maret 2021)