Anda di halaman 1dari 2

Enzim Agarase

Agarase merupakan suatu enzim yang dapat digunakan untuk menghidrolisis agar. Agar
yang dihidrolisis dengan menggunakan agarase menghasilkan produk oligosakarida. Agar
merupakan golongan polisakarida kompleks yang banyak ditemukan pada dinding sel alga merah
(Chi et al.,2012). Agar banyak ditemukan pada beberapa spesies dari alga merah seperti
Gelidium spp., Gracilaria spp., dan Porphyran spp. (Ji 1997). Agar mempunyai potensi sebagai
bahan baku bioetanol karena komponen agar tersusun dari β-D-galactose dan 3,6- anhydro-α-L-
galactose (Fu dan Kim 2010). Keberhasilan dari konversi rumput laut sebagai bahan baku
bioetanol ditentukan dengan beberapa proses yang berbeda, yaitu hidrolisis dan fermentasi
(Nahak et al.,2011). Proses hidrolisis dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara kimia dan
enzimatik (Yazdani et al.,2011). Hidrolisis secara enzimatik merupakan suatu proses untuk
memecah bahan baku menjadi gula sederhana dengan memanfaatkan enzim (Sun dan Chang
2002).
Sumber
Agarase telah diisolasi mikroorganisme yang berasal dari air laut, sedimen, alga, dan
moluska (Fu dan Kim 2010). Mikroorganisme penghasil agarase merupakan mikroorganisme
yang memanfaatkan agar sebagai sumber karbon dan energi (Chi et al.,2012). Mikroorganisme
agarolitik yang dapat mendegradasi agar lebih banyak diisolasi dari lingkungan laut bila
dibandingkan dengan lingkungan terestrial. Mikroorganisme agarolitik menghasilkan enzim
agarase secara ektraselular dan intraselular. Beberapa genera mikroorganisme penghasil agarase
yang diisolasi dari lingkungan laut dapat dilihat pada Tabel
Ektraselular/ Pustaka
Sumber Spesies
intraselular
Vibrio sp. JT0107 Ekstraselular Sugano et al.,1993
Alteromonas sp. C-1 Ekstraselular Leon et al.,1992
Air laut
Cytophaga sp. Ekstraselular Duckworth et al.,1969
Alteromonas Ekstraselular Potin et al.,1992
agarlyticus GJ1B
Vibrio sp. PO-303 Ekstraselular Araki et al.,1998
Sedimen
Agarivorans sp. Ekstraselular Hu et al.,2008
HZ105
Thalassomonas sp. Intraselular Ohta et al.,2005
Alteromonas sp. Ekstraselular Wang et al.,2006
Pseudoalteromonas Ekstraselular Vera et al.,1998
Alga
sp.
Vibrio sp. AP-2 Ekstraselular Aoki et al.,1990
Moluska Agarivorans albus Ekstraselular Fu dan Kim 2008

Penentuan Waktu Optimum Produksi Enzim


Penentuan waktu optimum produksi enzim diawali dengan penentuan waktu penuangan
inokulum. Penentuan waktu inokulum dilakukan dengan mengkultur 2 lup isolat di dalam 15 mL
media Potato dextrose liquid (PDL) dan di inkubasi pada suhu ruang dengan kecepatan agitasi
100 rpm. Pengamatan dilakukan setiap 24 jam dengan menghitung jumlah spora/sel dengan
mengunakan haemasitometer.
Setelah hasil jumlah sel tertingggi diketahui sebanyak 15 mL media Potato dextrose liquid
yang telah mengandung biakan sel diinokulasikan ke dalam 135 mL media stater yang tidak
mengandung agar. Inokulum tersebut dituang ke dalam 135 mL media produksi. Media produksi
diinkubasi pada suhu 50 oC dengan kecepatan agitasi 100 rpm. Aktivitas enzim diamati dengan
mengambil sebanyak 2 mL isolat dari media produksi dan kemudian di sentrifugasi hingga
didapatkan supernatan. Sebanyak 1 mL supernatran dicampurkan denga 0.5 % agar bacto sebagai
substrat kemudian diinkubasi pada suhu 50 0C selama 30 menit. Setelah diinkubasi selesai,
selanjutnya sentifugasi kembali selama 15 menit untuk memisahkan substrat. Sebanyak 1 mL
supernatan ditambahkan dengan 3 mL larutan DNS dan divortex. Setelah itu dipanaskan pada air
mendidih selama 5 menit dan tunggu dingin. Aktivitas enzim diamati pada absorbansi 550 nM
dan hasil absorbansi dimasukan ke dalam rumus:
Glukosa x (vol enzim+vol substrat)
Aktivitas Enzim = x Faktor Pengenceran
BM glukosa x waktu inkubasi x vol enzim

Ket:
BM glukosa = 0,18 mg/mmol
Wktu inkubasi = dalam jam
Vol enzim dan vol substrat = dalam mL

Anda mungkin juga menyukai