Anda di halaman 1dari 6

Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi

Tugas pokok BATAN sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 46 Tahun 2013 adalah melaksanakan
tugas pemerintahan di bidang penelitian, pengembangan dan pendayagunaan ilmu pengetahuan dan
teknologi nuklir sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. Penelitian, pengembangan
dan pendayagunaan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir di Indonesia hanya diarahkan untuk tujuan
damai dan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan rakyat Indonesia.
Komitmen ini secara tegas dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia dengan meratifikasi Traktat
Pencegahan Penyebaran Senjata Nuklir dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1978, dan meratifikasi
Traktat mengenai Kawasan Asia Tenggara Bebas dari Senjata Nuklir dengan UndangUndang Nomor 9
Tahun 1997.
Kemudian sesuai dengan Pasal 3 Peraturan Presiden Nomor 46 Tahun 2013, dalam melaksanakan
tugasnya tersebut BATAN menyelenggarakan fungsi:

1. Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang penelitian, pengembangan dan


pendayagunaan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir;
2. Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BATAN;
3. Pelaksanaan penelitian, pengembangan dan pendayagunaan ilmu pengetahuan dan teknologi
nuklir;
4. Fasilitasi dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah dan lembaga lain di bidang
penelitian, pengembangan dan pendayagunaan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir;
5. Pelaksanaan pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di
lingkungan BATAN;
6. Pelaksanaan pengelolaan standardisasi dan jaminan mutu nuklir;
7. Pembinaan pendidikan dan pelatihan;
8. Pengawasan atas pelaksanaan tugas BATAN; dan
9. Penyampaian laporan, saran, dan pertimbangan di bidang penelitian, pengembangan, dan
pendayagunaan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir.

Visi

BATAN Unggul di Tingkat Regional, Berperan dalam Percepatan Kesejahteraan Menuju Kemandirian
Bangsa
Misi

1. Merumuskan kebijakan dan strategi nasional iptek nuklir


2. Mengembangkan iptek nuklir yang handal, berkelanjutan dan bermanfaat bagi masyarakat
3. Memperkuat peran BATAN sebagai pemimpin di tingkat regional, dan berperan aktif secara
internasional
4. Melaksanakan layanan prima pemanfaatan iptek nuklir demi kepuasan pemangku kepentingan
5. Melaksanakan diseminasi iptek nuklir dengan menekankan pada asas kemanfaatan,
keselamatan dan keamanan

Tujuan
Tujuan pembangunan iptek nuklir adalah memberikan dukungan nyata dalam pembangunan nasional
dengan peran

 Meningkatkan hasil litbang energi nuklir, isotop dan radiasi, dan pemanfaatan/pendayagunaanya
oleh masyarakat dalam mendukung program pembangunan nasional
 Meningkatkan kinerja manajemen kelembagaan dan penguatan sistem inovasi dalam rangka
mendukung penelitian, pengembangan dan penerapan energi nuklir, isotop dan radiasi

Sasaran
Sasaran pembangunan iptek nuklir yang ingin dicapai adalah :

 Peningkatan hasil litbang enisora berupa bibit unggul tanaman pangan, tersedianya insfrastruktur
dasar pembangunan PLTN, pemahaman masyarakat terhadap teknologi nuklir, pemanfaatan
aplikasi teknologi isotop dan radiasi untuk kesehatan; dan
 Peningkatan kinerja manajemen kelembagaan dan penguatan sistem inovasi meliputi
kelembagaan iptek, sumber daya iptek dan penguatan jejaring iptek dalam rangka mendukung
pemanfaatan hasil penelitian, pengembangan dan penerapan energi nuklir, isotop dan radiasi di
masyarakat

Prinsip
Segenap kegiatan iptek nuklir dilaksanakan secara profesional untuk tujuan damai dengan
mengutamakan prinsip keselamatan dan keamanan, serta kelestarian lingkungan hidup
Nilai-Nilai
Segenap kegiatan nuklir dilandasi nilai-nilai

 Visionary, Innovative, Excellent dan Accountable


 Kejujuran, Kedisiplinan, Keterbukaan, Tanggungjawab, Kreatif dan Kesetiakawanan

Serta Berpedoman pada 5 (lima) pedoman BATAN yaitu :

 Berjiwa pionir
 Bertradisi ilmiah
 Berorientasi industri
 Mengutamakan keselamatan
 Komunikatif

Visi
Visi BATAN disusun dengan mempertimbangkan dokumen perencanaan pembangunan nasional dan
kebijakan litbang nasional yang berada di atasnya yaitu Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional (RPJPN) 2005-2025, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-
2019, dan Jakstranas Iptek 2015-2019.
Visi RPJPN 2005-2025 mengarah pada terwujudnya Indonesia sebagai negara yang mandiri, maju, adil
dan makmur. Sementara itu, RPJMN 2015–2019 menekankan pada pembangunan keunggulan
kompetitif perekonomian yang berbasis SDA lokal, tersebut di SDM yang berkualitas, dan kemampuan
iptek.
Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa ada dua kata kunci yang ingin
dicapai dari pembangunan nasional pada jangka panjang, yaitu kesejahteraan dan kemandirian. Salah
satu upaya pemerintah pada jangka menengah untuk mewujudkan kedua hal tersebut adalah melalui
peningkatan kemampuan dan keunggulan iptek nasional, termasuk kualitas SDM yang dimilikinya.
BATAN sebagai lembaga pemerintah yang diberi amanat untuk melaksanakan penelitian,
pengembangan dan pendayagunaan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir, turut bertanggung jawab
untuk menciptakan keunggulan iptek tersebut, terutama di tingkat regional.
Oleh karena itu, visi BATAN pada tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut:
BATAN Unggul di Tingkat Regional, Berperan dalam Percepatan Kesejahteraan Menuju
Kemandirian Bangsa

Misi
Dalam mewujudkan Visi BATAN 2015-2019 terutama untuk mewujudkan keunggulan BATAN, maka visi
tersebut perlu dijabarkan ke dalam misi-misi yang dapat memperkuat tugas dan fungsi BATAN dalam
melakukan penelitian, pengembangan dan pendayagunaan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir.
Adapun misi yang ingin dilaksanakan BATAN pada tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut:

1. Merumuskan kebijakan dan strategi nasional iptek nuklir,


2. Mengembangkan iptek nuklir yang handal, berkelanjutan dan bermanfaat bagi masyarakat,
3. Memperkuat peran BATAN sebagai pemimpin di tingkat regional, dan berperan aktif secara
internasional,
4. Melaksanakan layanan prima pemanfaatan iptek nuklir demi kepuasan pemangku kepentingan,
5. Melaksanakan diseminasi iptek nuklir dengan menekankan pada asas kemanfaatan,
keselamatan dan keamanan.
6. Sejarah BATAN
7. Kegiatan pengembangan dan pengaplikasian teknologi nuklir di Indonesia diawali dari
pembentukan Panitia Negara untuk Penyelidikan Radioaktivitet tahun 1954. Panitia
Negara tersebut mempunyai tugas melakukan penyelidikan terhadap kemungkinan
adanya jatuhan radioaktif dari uji coba senjata nuklir di lautan Pasifik.
8. Dengan memperhatikan perkembangan pendayagunaan dan pemanfaatan tenaga atom
bagi kesejahteraan masyarakat, maka melalui Peraturan Pemerintah No. 65 tahun 1958,
pada tanggal 5 Desember 1958 dibentuklah Dewan Tenaga Atom dan Lembaga Tenaga
Atom (LTA), yang kemudian disempurnakan menjadi Badan Tenaga Atom Nasional
(BATAN) berdasarkan UU No. 31 tahun 1964 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok
Tenaga Atom. Selanjutnya setiap tanggal 5 Desember yang merupakan tanggal
bersejarah bagi perkembangan teknologi nuklir di Indonesia dan ditetapkan sebagai hari
jadi BATAN
9. Pada perkembangan berikutnya, untuk lebih meningkatkan penguasaan di bidang iptek
nuklir, pada tahun 1965 diresmikan pengoperasian reaktor atom pertama (Triga Mark II)
di Bandung. Kemudian berturut-turut, dibangun pula beberapa fasilitas litbangyasa yang
tersebar di berbagai pusat penelitian, antara lain Pusat Penelitian Tenaga Atom Pasar
Jumat, Jakarta (1966), Pusat Penelitian Tenaga Atom GAMA, Yogyakarta (1967), dan
Reaktor Serba Guna 30 MW (1987) disertai fasilitas penunjangnya, seperti: fabrikasi dan
penelitian bahan bakar, uji keselamatan reaktor, pengelolaan limbah radioaktif dan
fasilitas nuklir lainnya.
10. Sementara itu dengan perubahan paradigma pada tahun 1997 ditetapkan UU No. 10
tentang Ketenaganukliran yang diantaranya mengatur pemisahan unsur pelaksana
kegiatan pemanfaatan tenaga nuklir(BATAN) dengan unsur pengawas tenaga nuklir
(BAPETEN).

1954 Pembentukan Panitia Negara untuk Penyelidikan Radioaktivitet

1958 Pembentukan Dewan Tenaga Atom dan Lembaga Tenaga Atom (PP No.65 Tahun 1958)

1964 Penetapan UU No.31 Tahun 1964 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Tenaga Atom

1965 Peresmian Pusat Reaktor Atom Bandung dan Pengoperasian Reaktor Triga Mark II berdaya
250 kW oleh Presiden RI serta perubahan nama Lembaga Tenaga Atom menjadi Badan
Tenaga Atom Nasional (BATAN)

1966 Pembentukan Pusat Penelitian Tenaga Atom (PPTA) Pasar Jumat, Jakarta

1967 Pembentukan Pusat Penelitian GAMA Yogyakarta

1968 Peresmian penggunaan Iradiator Gamma Cell Co-60 PPTA Pasar Jumat oleh Presiden RI

1970 Peresmian Klinik Kedokteran Nuklir di PPTA Bandung

1971 Reaktor Triga Mark II Bandung mencapai kritis pada daya 1 MW

1972 Pembentukan Komisi Persiapan Pembangunan PLTN (KP2-PLTN)

1979 Peresmian mulai beroperasinya Reaktor Kartini dengan daya 100 kW di PPTA Yogyakarta oleh
Presiden RI

1984 Pengoperasian Mesin Berkas Elektron 300 keV di PPTA Pasar Jumat oleh Presiden RI

1987 Peresmian pengoperasian Reaktor Serba Guna GA. Siwabessy dengan daya 30 MW dan
Instalasi Elemen Bakar Nuklir di PPTA Serpong - Tanggerang oleh Presiden RI

1988 Peresmian pengoperasian Instalasi Pengolahan Limbah Radioaktif di PPTA Serpong oleh
Presiden RI
1989 Peresmian pengoperasian Instalasi Radioisotop dan Radiofarmaka, Instalasi Elemen Bakar
Eksperimental di PPTA Serpong oleh Presiden RI

1990 Peresmian Instalasi Radiometalurgi, Instalasi Keselamatan dan Keteknikan Nuklir,


Laboratorium Mekano Elektronik Nuklir di PPTA Serpong - Tangerang oleh Presiden RI

1992 Peresmian pengoperasian Instalasi Spektrometri Neutron, Instalasi Penyimpanan Elemen


Bakar Bekas dan Pemindahan Bahan Terkontaminasi di PPTA Serpong - Tangerang oleh
Presiden RI

1994 Peresmian pengoperasian Mesin Berkas Elektron 2 MeV di PPTA Pasar Jumat oleh Presiden
RI

1995 Dalam memperingati HUT RI ke 50, BATAN berhasil melaksanakan “Whole Indonesian Core”
untuk Reaktor Serba Guna GA. Siwabessy

1996 Pembentukan PT Batan Teknologi (persero), Divisi : Produksi Elemen Bakar Reaktor, Produksi
Radioisotop, Produksi Instrumentasi dan Rekayasa Nuklir

1997 Penetapan UU No.10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran yang memisahkan Badan
Pelaksana dan Badan Pengawas penggunaan tenaga nuklir

1998 Perubahan Badan Tenaga Atom Nasional menjadi Badan Tenaga Nuklir Nasional (Keppres
No.197 Tahun 1998)

2000 Peresmian peningkatan daya Reaktor Triga 2 MW di Pusat Penelitian Tenaga Nuklir Bandung
oleh Wakil Presiden RI

2001 Peningkatan status Pendidikan Ahli Teknik Nuklir (PATN) menjadi Sekolah Tinggi Teknologi
Nuklir

2003 Penyerahan hasil “Comprehensive Assessment of Different Energy Sources for Electricity
Generation in Indonesia” kepada Presiden RI; Pencapaian 10% jumlah varietas unggul
tanaman pangan nasional; Pengoperasian Mesin Berkas Elektron 350 keV, 10 mA di PPTN
Yogyakarta: Pengoperasian Pusat Pelatihan dan Diseminasi Teknologi Peternakan - Pertanian
Terpadu di Kalsel

2005 Terwujudnya perpustakaan digital di bidang nuklir

2006 Pencapaian 1 juta hektar penyebaran varietas padi unggul BATAN di seluruh Indonesia

2008 50 tahun BATAN Berkarya.

2012 Pencapaian 20 varietas unggul padi, 6 varietas unggul kedelai, 1 varietas unggul kacang hijau,
dan 1 varietas kapas 54 tahun. Pemberian penghargaan berupa G.A. Siwabessy Award kepada
tokoh atau figure yang dianggap berjasa dalam pengembangan teknologi nuklir di Indonesia.
Penghargaan G.A. Siwabessy Award diberikan kepada Ir. Sutaryo Supadi, M.Sc untuk kategori
Nuclear Lifetime Achievement.

2013 Peringatan 55 tahun BATAN Tetap Berkarya dan Penggantian logo BATAN yang memiliki
makna BATAN adalah sebuah lembaga yang melakukan penelitian, pengembangan dan
pemanfaatan ilmu pengetahuan tentang nuklir yang jujur, terbuka, disiplin, kreatif, inovatif,
mengutamakan keselamatan dan keamanan untuk kesejahteraan bangsa.

2014 Indonesia meraih penghargaan tertinggi di bidang nuklir (Outstanding Achievment Award)
dunia, atas peran serta mendukung ketahanan pangan melalui radiasi dengan
mengembangkan varietas benih unggul. Penghargaan disampaikan langsung oleh Direktur
Jenderal International Atomic Energy Agency (IAEA) Yukiya Amano kepada Duta Besar
Indonesia Rachmat Budiman disaksikan oleh Kepala BATAN Prof. Dr. Djarot Sulistio
Wisnubroto

Anda mungkin juga menyukai