Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM

ANALISIS KIMIA AIR, TANAH, DAN UDARA


Dosen Pengampu : Asiyah Nurrahmajanti, M.Si

Tanggal Praktikum : 24 September 2018


Tanggal Pengumpulan : 01 Oktober 2018

Disusun Oleh :
Regina Sofianthy Sofyan (1177040062)

Kelompok 1 :
Nur Haintan (1177040054)
Riesta Ramadhani Hariyono (1177040064)
Rizky Wahyu Kurnianto (1177040068)
Suci Fauziah Nazar (1177040076)

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2018
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Tujuan
 Memahami peranan dasar ketiga komponen anorganik yaitu air,tanah, dan udara.
 Mengidentifikasi adanya zat anorganik pada tanah kebun.
 Mengidentifikasi kandungan ion hidrogen pada sampel air yang diambil dari
berbagai macam sumber air yang berbeda beda.
 Menentukan berat massa yang hilang pada spiritus dan udara

1.2 Teori Dasar


Sebagai salah satu makhluk hidup di bumi ini, kita sebagai manusia sangat
membutuhkan sekali air,tanah, dan udara. Ketiga komponen tersebut menjadikan bumi kita
ini bisa ditinggali oleh makhluk hidup. Karena ternyata manusia pun tidak bisa lepas dari
air, tubuhnya sangat membutuhkan air. Sekitar 70% bagian tubuh manusia itu berisi air.
Kemudian, selain air ada tanah yang memiliki peran sangat penting pula. Dari tanah kita
bisa menanam segala jenis tumbuhan yang kemudian nantinya menjadi sumber makanan
untuk makhluk hidup. Di dalam tanah sendiri banyak sekali mineral mineral yang sangat
bermanfaat bagi kehidupan ini. Seorang petani pun bisa menanam padi karena adanya
tanah. Jadi, tanah itu memang sangat penting. Selain itu, ada juga udara yang tidak bisa
lepas dari kehidupan makhluk hidup. Karena semua makhluk hidup yang ada di bumi
diizinkan bernafas oleh Allah SWT. Di dalam udara itu yang dibutuhkan oleh manusia
adalah O2. Dimana dengan oksigen ini bisa mengikat sel sel darah dalam tubuh agar tetap
mengalir.
Dalam pembahasan kimia air, kita mengenal air sebagai senyawa kimia yang sangat
penting bagi kehidupan umat manusia dan makhluk hidup lainnya dan fungsinya bagi
kehidupan tersebut tidak akan dapat digantikan oleh senyawa lainnya. Dalam jaringan
hidup, air merupakan medium untuk berbagai berbagai reaksi dan proses eksresi. Kimia air
(aquatic chemistry), merupakan ilmu yang berhubungan dengan air sungai, danau, dan
lautan, juga air tanah dan air permukaan, yang meliputi distribusi dan sirkulasi dari bahan
bahan kimia dalam perairan alami serta reaksi reaksi kimia dalam air. Air merupakan
senyawa kimia yang terdiri dari satu atom O yang berikatan kovalen dengan dua atom H.
Molekul air yang satu dengan molekul molekul air lainnya bergabung dengan satu ikatan
hydrogen antara atom H dengan atom O dari molekul air yang lain. Adanya ikatan
hydrogen inilah yang menyebabkan air mempunyai sifat sifat yang khas. Diantaranya :
pelarut yang sangat baik, konstanta dielektrik paling tinggi diantara cairan murni lainnya,
tegangan permukaan lebih tinggi daripada cairan lainnya, transparan terhadap cahaya
tampak dan sinar yang mempunyai panjang gelombang lebih besar dari ultraviolet, bobot
jenis tertinggi dalam bentuk pada 4°C, panas penguapan lebih tinggi dari materi lainnya,
kapasitas kalor lebih tinggi dibandingkan dengan cairan lain kecuali ammonia, serta
temperatur stabil pada titik beku. (Rukaesih, 2014)
Tanah merupakan campuran dari berbagai mineral, bahan organik, dan air yang dapat
mendukung kehidupan tanaman. Tanah umumnya mempunyai struktur yang lepas dan
mengandung bahan bahan padat dan rongga rongga udara. Bagian bagian mineral dari
tanah dibentuk dari bantuan induk oleh proses proses pelapukan fisik, kimia, dan biologis.
Susunan bahan organik tanah terdiri dari sisa sisa biomas tanaman dari berbagai tingkat
penguraian atau pembungkusan. Sejumlah besar bakteri, fungi, dan hewan-hewan seperti
cacing tanah dapat ditemukan di dalam tanah.
Tanah mengandung bahan bahan anorganik seperti nitrogen, fosfor, kalium yang
kandungannya kadang jauh berbeda antara tanah yang satu dengan tanah yang lainnya.
Nitrogen merupakan salah satu komponen essensial dari protein dan bahan bahan hidupnya
lainnya. Tanah yang kaya akan nitrogen,selain menghasilkan tanaman dengan produksi
yang lebih tinggi juga kadar protein yang cukup tinggi. Seperti halnya dengan nitrogen,
fosfor harus ada dalam tanah dalam bentuk anorganik sebelum diserap oleh tanaman
biasanya dalam bentuk ion ortofosfat. Di dalam kisaran pH yang dominan dalam tanah,
H2PO4- dan HPO42- merupakan jenis jenis yang sering ditemukan. (Surna,1990)
Kalium dalam tanah diperlukan dalam jumlah yang relatif tinggi untuk pertumbuhan
tanaman. Kalium mengaktifkan beberapa jenis enzim dan memegang peranan penting di
dalam keseimbangan air dalam tanaman. (Saeni,1989)
Atmosfer merupakan media penerima dan perjalanan gas gas buang/bahan pencemar,
terutama pada lapisan troposfer. Troposfer meliputi ruang mulai permukaan bumi sampai
ketinggian 10 Km atau 33.00 ft dengan volume kurang lebih 5.1 x 109 Km3. Lapisan ini
mengandung sekitar 75% dari massa atmosfer.
Atmosfer atau udara merupakan campuran berbagai macam gas yang bersifat
homogen. Susunan utama dari udara kering adalah 78.09% nitrogen, 20.95% oksigen, 0.93
% gas gas mulia dan 0.03 % karbon doksida.
Dalam mengidentifikasi suatu adanya gas. Digunakan bunsen burner yang merupakan
alat pembakar (burner) pertama yang dapat menghasilkan nyala api premix (premix
flame). Bunsen burner ini menggunakan prinsip pengaturan aliran campuran udara-bahan
bakar gas secara kontinyu. Bahan bakar gas masuk ke dalam burner melalui saluran
masuk pipa di dasar burner yang ujung pipanya berbentuk nozzle agar
bahan bakar gas langsung dapat bercampur dengan baik dengan udara primer
(primary air ) yang masuk secara radial melalui control ring. Sepanjang melewati
tabung pembakar (barrel), gas dan udara akan bercampur dengan baik
mendekati campuran homogen dan mengalir keluar dari ujung tabung pembakar
secara kontinyu (Anonim, 2015). .
Kombinasi udara dan gas dapat diatur untuk memastikan lebih tinggi atau lebih rendah
aliran udara bersama dengan gas untuk menghasilkan api yang diinginkan. Rasio normal
udara dan gas yang digunakan dalam burner adalah tiga bagian dari udara bersama dengan
satu bagian dari gas. Tekanan gas pasukan gas dan campuran udara ke atas tabung logam
silinder. Ini kemudian dinyalakan dengan bantuan kotak korek api atau pemantik (Anonim,
2015).
BAB II
METODE PERCOBAAN

2.1 Alat dan Bahan


a) Alat
NO ALAT UKURAN JUMLAH
1 Pipet tetes - 4 buah
2 Batang pengaduk - 4 buah
3 Spatula - 1 buah
4 Kaca Arloji - I buah
5 Oven - 1 buah
6 Neraca Analitik - 1 buah
7 Gelas Kimia 1000 mL, 250 mL 2 buah
8 PH Universal - secukupnya
9 Lampu spiritus - 1 buah
10 Gelas ukur 5 ml 5 mL, 10 mL 2 buah
11 Labu takar 50 ml 50 mL, 250 mL 2 buah
12 Cawan porselen 30 mL 1 buah
13. Furnace - 1 buah
14. Corong - 1 buah
15. Desikator - 1 buah

b) Bahan
NO BAHAN KONSENTRASI JUMLAH
1. Larutan NaOH 6 M, 10 mL
2. Larutan NaOH 1M 50 mL
3. Larutan Na2CO3 1M 50 ml
4. Larutan Na2SO4 1M 50 ml
5. Larutan H2SO4 6M 10 mL
6. Larutan H2SO4 1M 50 Ml
7. Larutan NH4OH 1M 50 mL
8. Larutan HCl 1M 50 mL
9. Aquadest - secukupnya
10. Air Sumur - 14 mL
11. Air PDAM - secukupnya
12. Air Danau - 14 mL
13. Air Hujan - 14 mL
14. Air Sungai - 14 mL
15. Lilin Malam - 100 ml
16. Tanah pekarangan - 25 ram

2.2 Diagram Alir / Skema


Percobaan Tanah

Tanah kebun.

Timbang tanah kebun.


Panaskan tanah pada furnace selama 30 menit pada suhu 105°C.
Setelah dingin, timbang dan catat perubahannya.
Panaskan lagi pada suhu 600°C selama 30 menit.
Setelah dingin , timbang lagi dan catat perubahan beratnya.
Larutkan sampel tanah kering pada NaOH 6M secara bertahap. Amati
Larutkan pada H2SO4 secara bertahap. Amati.

Hasil

Percobaan Air

Air PDAM

Sampel air PDAM dibuat ke 7 sampel.


Sampel 1 cek pH.
Sampel 2, tambahkan NaOH 1 M sampai volumenya dua kali lipat sampel.
Sampel 3, tambahkan HCl 1 M sampai volumenya dua kali lipat sampel.
Sampel 4, tambahkan Na2CO3 1 M sampai volumenya dua kali lipat sampel.
Sampel 5, tambahkan NH4OH 1 M sampai volumenya dua kali lipat sampel.
Sampel 6, tambahkan Na2SO4 1 M sampai volumenya dua kali lipat sampel.
Sampel 7, uapkan sampai airnya habis

Hasil
Air Danau

Sampel air PDAM dibuat ke 7 sampel.


Sampel 1 cek pH.
Sampel 2, tambahkan NaOH 1 M sampai volumenya dua kali lipat sampel.
Sampel 3, tambahkan HCl 1 M sampai volumenya dua kali lipat sampel.
Sampel 4, tambahkan Na2CO3 1 M sampai volumenya dua kali lipat sampel.
Sampel 5, tambahkan NH4OH 1 M sampai volumenya dua kali lipat sampel.
Sampel 6, tambahkan Na2SO4 1 M sampai volumenya dua kali lipat sampel.
Sampel 7, uapkan sampai airnya habis

Hasil

Air Hujan

Sampel air PDAM dibuat ke 7 sampel.


Sampel 1 cek pH.
Sampel 2, tambahkan NaOH 1 M sampai volumenya dua kali lipat sampel.
Sampel 3, tambahkan HCl 1 M sampai volumenya dua kali lipat sampel.
Sampel 4, tambahkan Na2CO3 1 M sampai volumenya dua kali lipat sampel.
Sampel 5, tambahkan NH4OH 1 M sampai volumenya dua kali lipat sampel.
Sampel 6, tambahkan Na2SO4 1 M sampai volumenya dua kali lipat sampel.
Sampel 7, uapkan sampai airnya habis

Hasil

Air Sungai

Sampel air PDAM dibuat ke 7 sampel.


Sampel 1 cek pH.
Sampel 2, tambahkan NaOH 1 M sampai volumenya dua kali lipat sampel.
Sampel 3, tambahkan HCl 1 M sampai volumenya dua kali lipat sampel.
Sampel 4, tambahkan Na2CO3 1 M sampai volumenya dua kali lipat sampel.
Sampel 5, tambahkan NH4OH 1 M sampai volumenya dua kali lipat sampel.
Sampel 6, tambahkan Na2SO4 1 M sampai volumenya dua kali lipat sampel.
Sampel 7, uapkan sampai airnya habis
Hasil

Air Sumur

Sampel air PDAM dibuat ke 7 sampel.


Sampel 1 cek pH.
Sampel 2, tambahkan NaOH 1 M sampai volumenya dua kali lipat sampel.
Sampel 3, tambahkan HCl 1 M sampai volumenya dua kali lipat sampel.
Sampel 4, tambahkan Na2CO3 1 M sampai volumenya dua kali lipat sampel.
Sampel 5, tambahkan NH4OH 1 M sampai volumenya dua kali lipat sampel.
Sampel 6, tambahkan Na2SO4 1 M sampai volumenya dua kali lipat sampel.
Sampel 7, uapkan sampai airnya habis

Hasil

Percobaan Udara

Lampu Spiritus

Timbang lampu spiritus yang telah terdapat spiritus didalamnya.


Buatlah dudukan untuk spiritus dari bahan alam.
Tempatkan bahan alas lain yang tidak lengket supaya tidak lengket.
Siapkan gelas kimia 1000 mL dekat dengan dudukan lampu.
Nyalakan lampu spiritus dan tutup rapat dengan gelas kimia.
Pastikan semua bagian gelas kimia menjadi tertutup rapat dengan malam.
Amati yang terjadi, lalu setelah apinya mati
Timbang kembali berat lampu spiritus. Catat hasilnya.

Hasil
2.3 Prosedur Kerja
a. Percobaan tanah
Tanah kebun ditimbang. Kemudian tanah di oven selama 30 menit pada suhu 105°C.
Setelah dingin, tanah ditimbang dan catat perubahannya. Kemudian, difurnace pada
suhu 600°C di oven. Setelah dingin, ditimbang lagi dan dan dicatat perubahan berat
nya. Kemudian sampel tanah kering dilarutkan pada NaOH 6M secara bertahap.
Kemudian dilarutkan juga di H2SO4 secara bertahap. Kemudian diamati setiap
perubahannya.
b. Percobaan air
Tiap sampel air sungai, air danau, air sumur, air hujan, dan air PDAM masing masing
dibuat ke tujuh tabung reaksi sebanyak 2 mL. Kemudian, pada sampel 1 digunakan
untuk mengecek pH. Pada sampel 2 larutan NaOH 1M ditambahkan sampai volumenya
dua kali lipatnya sampel. Pada sampel 3-6 dilakukan hal yang sama pula seperti sampel
ke 2 yang ditambahkan NaOH. Hanya saja untuk sampel 3 ditambah HCl, sampel 4
ditambah Na2CO3, sampel 5 ditambah NH4OH, sampel 6 ditambah Na2SO4, dan sampel
no 7 diuapkan sampai airnya habis. Untuk sampel air yang lain pun dilakukan hal yang
sama.
c. Percobaan udara
Lampu spiritus yang sudah diisi spiritus ditimbang. Setelah itu dibuat dudukan untuk
spiritus dari bahan malam. Kemudian ditempatkan bahan alas lain yang tidak lengket.
Setelah itu, gelas kimia 1000 mL disiapkan dekat dengan dudukan lampu. Lampu
spiritus dinyalakan, kemudian gelas kimia ditutup rapat. Semua bagian gelas kimia
harus ditutup dengan malam. Kemudian, diamati yang terjadi. Setelah apinya mati,
lampu spiritus tersebut ditimbang lagi. Lalu, dicatat beratnya.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Pengamatan


a. Percobaan tanah
Sampel tanah 5,005 gram dimasukkan ke dalam cawan yang beratnya 23.2975 gram.
Warna awal tanah yaitu coklat. Setelah itu, dimasukkan ke oven dan dipanaskan
105°C. Lalu didinginkan, warna tanah berubah menjadi coklat kehitaman, kemudian
berat sampel nya berubah menjadi 27.9320 gram. Lalu, dilanjutkan di furnace dengan
suhu 600°C. Warna tanah berubah menjadi merah. Berat nya berubah menjadi
27.3705 gram. Tanah kering yang berwarna merah tersebut, dilarutkan di NaOH
(bening) 6 M, menghasilkan warna coklat kemerahan. Namun tanah tidak larut.
Kemudian, ketika tanah tersebut ditambahkan H2SO4 warnanya berubah menjadi
merah bata. Namun tanah tersebut tetap tidak larut.
b. Percobaan air
Perlakuan Air sumur Air PDAM Air hujan Air sungai Air danau
(Tidak (Tidak (Tidak (Tidak (air
berwarna) berwarna) berwarna) berwarna) berwarna
keruh)
pH awal 7 6 6 6 7
Ditambah Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
NaOH berwarna berwarna berwarna berwarna berwarna
(tidak
berwarna)
pH 13 13 13 13 14
Ditambah Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
HCl (Tidak berwarna berwarna berwarna berwarna berwarna
berwarna)
pH 1 1 1 1 1
Ditambah Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Na2CO3 berwarna berwarna berwarna berwarna berwarna
(Tidak
berwarna)
pH 12 12 12 12 12
Ditambah Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
NH4OH berwarna berwarna berwarna berwarna berwarna
(Tidak
berwarna)
pH 10 10 10 10 10
Ditambah Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Na2SO4 berwarna berwarna berwarna berwarna berwarna
(Tidak
berwarna)
pH 7 7 7 8 11
Diuapkan Sisa cairan Sisa cairan Endapan Sisa cairan Sisa cairan
kuning dan kuning dan putih di kuning dan kuning dan
endapan endapan pinggir endapan endapan
putih putih tabung. putih putih
dipinggir dipinggir dipinggir dipinggir
tabung. tabung. tabung. tabung.

c. Percobaan tanah
Berat lampu spiritus yang telah diisikan spiritus nya adalah 208.8269 gram. Api yang
sudah dinyalakan kemudian ditutup dengan gelas kimia 1000 mL sampai rapat sekali.
Hingga beberapa saat api yang mulanya nyala kemudian apinya mati dan gelas
kimianya jadi beruap. Kemudian beratnya menjadi 208.0807 gram
3.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini, kita diperkenalkan pada komponen dasar kehidupan,
yaitu air,udara,dan tanah.
Pada percobaan tanah, kita perlu memanaskan tanah terlebih dahulu dengan
oven. Tujuannya untuk menghilangkan kadar air dan zat organik didalam tanah. Untuk
pemanasan awal suhunya mencapai 105°C. Setelah proses pemanasan kita perlu
menimbangnya untuk mengetahui berapa % kadar air dan zat organik yang hilang.
Pemanasan selanjutnya dilakukan di furnace dengan suhu 600°C. Tujuan pemanasan
yang kedua ini, dilakukan lagi untuk menghilangkan kadar air dan zat organik yang ada
pada tanah. Karena proses mengurangnya kadar air dan zat organik pada tanah harus
dilakukan secara bertahap. Setelah proses yang panjang akhirnya diperoleh hasil bahwa
kadar air yang hilang sebesar 11,6 %.

Al3+ + NaOH → Al(OH)3 + Na+


Al3+ + H2SO4 → Al2(SO4)3 + 2H+

Selanjutnya, pada percobaan air. Kita perlu mengecek pH awalnya. Hal ini
dilakukan agar kita bisa membandingkan pH awal dengan sampel air yang telah diberi
larutan lain. Seperti penambahan larutan NaOH, HCl, Na2CO3, NH4OH, dan Na2SO4.
Masing masing larutan tersebut konsentrasi nya dibuat sama yaitu 1 M. Tujuan
penyamaan konsentrasi ini agar perbandingan pH nya sama. Sedangkan , untuk proses
penguapan kita harus memanaskan sampel sampai airnya habis. Tujuan pemanasan ini
adalah supaya kita bisa melihat residu dari setiap sampel air yang kita uji.
Air PDAM, air hujan, air sungai cenderung asam dengan pH awal yaitu 6.
Sedangkan, untuk air danau dan air sumur cenderung netral. Namun, ternyata pH sangat
mempengaruhi hasil setelah penambahan beberapa larutan pada sampel. Pada sampel
air sungai yang cenderung asam ternyata ketika ditambahkan larutan garam yaitu
Na2SO4 hasil kenaikan pH nya ternyata menjadi basa yaitu pH = 8. Untuk air danau yang
cenderung netral, pada penambahan NaOH kenaikan pH nya mencapai dua kali lipatnya
dari awal. pH nya menjadi 14, dimana dari netral menjadi sangat basa. Sedangkan, pada
penambahan larutan Na2SO4, diantara sampel yang lain sampel air danau ini justru lebih
signifikan kenaikan pHnya. Karena pH nya menjadi 11. Sedangkan sampel yang lain
pH nya hanya mencapai 7. Tentang residu yang dihasilkan pada proses pemanasan ini
adalah sisa sisa zat anorganik dalam air yang belum hilang, hal ini yang membuat
beberapa sampel air warnanya berubah menjadi kuning.
Reaksi yang terjadi :
H2O + HCl → H+ + Cl-
H2O + NaOH→ Na+ + OH-
H2O + Na2CO3 → Na+ + CO32-
H2O + Na2SO4 → Na+ + SO42-
H2O + NH4OH → NH4+ + OH-

Pada percobaan udara ini , kita menggunakan malam sebagai alas ada pada
spiritus. Selain itu fungsi dari malam itu sendiri sebagai perekat nanti untuk gelas kimia
yang akan ditutup setelah spiritus di nyalakan. Agar udara tidak bisa masuk kedalam
gelas kimia . Spiritus semakin lama semakin redup karena dalam proses pembakaran
dibutuhkan oksigen. Namun pada ruangan yang tertutup, oksigen yang dibutuhkan pun
terbatas. Sehingga beberapa saat setelah spiritus di tutup dengan gelas kimia, api pada
spiritus semakin redup hingga akhirnya mati. Molekul oksigen yang hilang karena
proses pembakaran, menyebabkan tekanan udara di dalam gelas lebih kecil
dibandingkan dengan tekanan udara di luar gelas.
Reaksi yang terjadi adalah
2CH3OH + 3O2 → 2CO2 + 4H2O
BAB IV
KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
 Dapat memahami peranan dasar ketiga komponen anorganik yaitu air,tanah, dan
udara. Dimana di dalam air, tanah, dan udara terdapat zat anorganik. Yang
bermanfaat bagi tubuh dan lingkungan.
 Dapat mengidentifikasi adanya zat anorganik pada tanah kebun.Di mana di dalam
tanah tersebut terdapat kandungan alumunium. Adapun kandungan zat air dan zat
organik yang hilang sekitar 11,6 %.
 Dapat mengidentifikasi kandungan ion hidrogen pada sampel air yang diambil dari
berbagai macam sumber air yang berbeda beda. Ion hidrogen ini berasal pada air
yang menjadikan setiap larutan ketika beraksi dengan air menjadi H+.
 Menentukan berat massa yang hilang pada spiritus dan udara yaitu beratnya sekitar
0.7462 gram.

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Rukaesih Dr. 2004. Kimia Lingkungan. Yogyakarta : Universitas Negeri


Jakarta
Anonim, 2015. Pembakar bunsen dan percobaanya
Djajadiningrat, Surna T., 1990. Kualitas Lingkungan. Jakarta : Kantor Menteri Negara
Kependudukan dan Lingkungan Hidup
Saeni, M.s., 1989. Kimia Lingkungan. Bogor : Pusat Antar
Suhendar, Dede. 2018. Buku Panduan Praktikum Kimia Anorganik. FSAINTEK,
UINSGD Bandung
Lampiran Gambar

DOKUMENTASI

Gambar 1 Alat
Gambar 2 Bahan

Gambar 4 Tanah Kebun setelah


pemanasan 105oC Gambar 5 Tanah kebun setelah
Gambar 3 Berat Tanah Kebun pemanasan 600oC

Gambar 6 berat Tanah Kebun Gambar 8 Tanah Kering +


Gambar 7 Tanah kering + H2SO4
kering yang digunakan NaOH
Gambar 9 Sampel Air

Gambar 10 Sampel Air + NH3

Gambar 11 Sampel Air + Na2SO4 Gambar 12 Sampel Air + HCl

Gambar 13 Sampel Air + NaOH Gambar 14 Sampel Air + Na2CO3


Gambar 15 Penguapan Sampel Air

Gambar 16 pH Air Sumur Gambar 17 pH Air PDAM

Gambar 18 pH Air Hujan Gambar 19 pH Air Sungai


Gambar 20 Lampu + Spirtus Gambar 21 Bahan Malam

Gambar 22 Percobaan Lampu Spirtus Gambar 23 Berat Lampu + Spirtus


LAMPIRAN

PERHITUNGAN

1. NaOH 1 M 50 mL
% 𝑥 10 𝑥 𝑃
𝑀= × 100%
𝑀𝑟
40 𝑥 10 𝑥 2.19
𝑀= × 100% = 21.9 𝑀
40
𝑀2𝑥 𝑉2 1 𝑀 𝑥 50 𝑚𝐿
𝑉1 = = = 2.28 𝑚𝐿
𝑉1 21.9

2. Na2SO4 1 M 50 mL
𝑀 𝑥 𝑀𝑟 𝑥 𝑉
𝑔𝑟𝑎𝑚 = × 100%
1000
𝑔
1 𝑀 𝑥 142 𝑥 50𝑚𝐿
𝑔𝑟𝑎𝑚 = 𝑚𝑜𝑙 = 7.1 𝑔𝑟𝑎𝑚
1000

3. NaOH 1M 250 mL
% 𝑥 10 𝑥 𝑃
𝑀= × 100%
𝑀𝑟
40 𝑥 10 𝑥 2.13
𝑀= × 100% = 21.3𝑀
40
𝑀2𝑥 𝑉2 1 𝑀 𝑥 250 𝑚𝐿
𝑉1 = = = 11.7 𝑚𝐿
𝑉1 21.9

4. Na2SO4 1 M 250 mL
𝑀 𝑥 𝑀𝑟 𝑥 𝑉
𝑔𝑟𝑎𝑚 = × 100%
1000
𝑔
1 𝑀 𝑥 142 𝑥 250𝑚𝐿
𝑔𝑟𝑎𝑚 = 𝑚𝑜𝑙 = 35.5 𝑔𝑟𝑎𝑚
1000

5. NH4OH 100 mL 1 M
𝑀2𝑥 𝑉2 1 𝑀 𝑥 100 𝑚𝐿
𝑉1 = = = 36.7 𝑚𝐿
𝑉1 2.725

6. Na2CO3 1 M 50 mL
𝑀 𝑥 𝑀𝑟 𝑥 𝑉
𝑔𝑟𝑎𝑚 = × 100%
1000
𝑔
1 𝑀 𝑥 106 𝑥 50𝑚𝐿
𝑔𝑟𝑎𝑚 = 𝑚𝑜𝑙 = 5.3 𝑔𝑟𝑎𝑚
1000

7. Na2CO3 1 M250 mL
𝑀 𝑥 𝑀𝑟 𝑥 𝑉
𝑔𝑟𝑎𝑚 = × 100%
1000
𝑔
1 𝑀 𝑥 106 𝑥 250𝑚𝐿
𝑔𝑟𝑎𝑚 = 𝑚𝑜𝑙 = 26.5 𝑔𝑟𝑎𝑚
1000

8. HCl 1 M 250 mL
% 𝑥 10 𝑥 𝑃
𝑀= × 100%
𝑀𝑟
37 𝑥 10 𝑥 1.19
𝑀= = 12.06 𝑀
36.5
𝑀2𝑥 𝑉2 1 𝑀 𝑥 250 𝑚𝐿
𝑉1 = = = 20.73 𝑚𝐿
𝑉1 12.06

9. NaOH 6M 100 mL
𝑀 𝑥 𝑀𝑟 𝑥 𝑉
𝑔𝑟𝑎𝑚 = × 100%
1000
𝑔
6 𝑀 𝑥 40 𝑥 10𝑚𝐿
𝑔𝑟𝑎𝑚 = 𝑚𝑜𝑙 = 24 𝑔𝑟𝑎𝑚
1000

Perhitungan Tanah
Berat sampel : 5.005 gram
Berat sampel setelah 105°C = 27.9530 gram – 23.2975 gram = 4.6555 gram
Berat sampel setelah 600°C = 27.3705 gram – 23.2975 gram = 4.073 gram
Bobot hilang = bobot 105°C - 600°C = 4.655 gram – 4.073 gram = 0.582 gram
Kadar air yang hilang
0.582 𝑔𝑟𝑎𝑚
= × 100% = 11.6 %
5.005 𝑔𝑟𝑎𝑚
Perhitungan udara
Bobot hilang spiritus
= berat awal – berat akhir
= 208.8269 gram – 208.0807 gram = 0.7462 gram

Anda mungkin juga menyukai