Anda di halaman 1dari 10

LABORATORIUM KIMIA FARMASI

PROGRAM STUDI S-1 FARMASI F-MIPA


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI DASAR

PERCOBAAN I
PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUM PEMBUATAN
LARUTAN

Disusun Oleh:
Ludowika Adonita Tarong
1811015720001
Kelompok V

PROGRAM STUDI S-1 FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARBARU

2018
LABORATORIUM KIMIA FARMASI
PROGRAM STUDI S-1 FARMASI F-MIPA
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

PERCOBAAN I

PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUM PEMBUATAN


LARUTAN

Asisten Nilai Laporan Awal

(Khairunnisa Amalia) Tanggal Praktikum :


25 September 2018

PROGRAM STUDI S-1 FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARBARU

2018
PERCOBAAN I
PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUM PEMBUATAN
LARUTAN

I. TUJUAN
Tujuan dari percobaan ini adalah mahasiswa mampu untuk mengenal dan
memahami alat-alat laboratorium kimia serta cara penggunaanya dan mahasiswa
mampu menimbang menggunakan neraca analitik maupun neraca teknis dengan
cepat dan tepat, melarutkan zat padat secara baik dan benar, serta mengetahui cara
menimbang dan melarutkan zat padat.

II. TINJAUAN PUSTAKA


II.1 Dasar Teori
Laboratorium berasal dari kata laboratori yang memiliki
pengertian yaitu, tempat yang dilengkapi peralatan untuk melangsungkan
eskperimen di dalam sains atau melakukan pengujian dan analisis,
bangunan atau ruangan yang dilengkapi peralatan untuk melangsungkan
penelitian ilmiah ataupun praktek pembelajaran, tempat memproduksi
bahan kimia atau tempat kerja untuk melangsungkan penelitian, ruang
kerja seorang ilmuwan dan tempat menjalankan eksperimen bidang studi
sains (kimia, fisika, biologi) (Mastika et al., 2014). Pemanfaatan
laboratorium secara efektif merupakan salah satu prasyarat dalam
pembelajaran/praktikum kimia (Samiasih et al., 2013).
Beberapa jenis peralatan laboratorium yang digunakan saat
praktikum adalah sebagai berikut :
1. Labu ukur digunakan untuk menyiapkan volume larutan yang akurat.
Labu ini berbentuk seperti buah per, dengan leher kurus yang panjang,
sehingga dapat memudahkan operator dalam melakukan secara akurat
pengenceran dengan pelarut sampai tanda batas (Cairns, 2004).

2. Pipet digunakan untuk memindahkan sejumlah larutan secara akurat


dari suatu wadah ( biasanya beker) ke dalam tabung rekasi untuk
pengenceran atau penetapan kadar (Cairns, 2004).
3. Batang pengaduk digunakan untuk mengaduk larutan atau suspensi,
biasanya dalam beker. Di samping itu batang pengaduk digunakan dalam
memindahkan larutan dari bejana yang satu ke bejana yang lain (Day &
Underwood, 2002).

4. Neraca analitik yang digunakan dalam laboratorium pengantar


merupakan instrumen yang akurat yang mempunyai kemampuan
mendeteksi bobot pada kisaran 100 g sampai dengan ±0,0001 g (±0,1 mg)
(Day & Underwood, 2002 ).

5. Gelas ukur digunakan untuk mengukur larutan atau zat cair yang akan
diperlukan sesuai kebutuhan (Maftuchah et al., 2014 ).

6. Gelas beker digunakan sebagai tempat larutan atau zat cair yang akan
dicampur pada proses persiapan media (Maftuchah et al., 2014 ).

7. Corong kaca merupakan alat bantu yang dipergunakan untuk


memasukkan larutan ke dalam botol yang berukuran kecil. Untuk larutan
yang panas, harus dipergunakan corong kaca yang menggunakan bahan
kaca tahan panas (Pyrex) (Maftuchah et al., 2014 ).
Setelah membahas mengenai peralatan laboratorium, selanjutnya
yang mendukung terjadinya eksperimen di dalam laboratorium adalah
bahan, seperti larutan. Campuran homogen antara dua zat atau lebih
dikenal sebagai larutan. Suatu campuran dikatakan homogen karena
susunannya seragam sehingga tidak teramati adanya bagian-bagian yang
berlainan, bahkan dengan mikroskopik. Larutan terdiri dari atas zat pelarut
dan satu atau lebih zat terlarut (Sumardjo, 2006). Jenis-jenis bahan yang
digunakan pada percobaan ini yaitu :
1. NaOH merupakan larutan basa yang tergolong mudah larut dalam air
dan termasuk basa kuat yang dapat terionisasi dengan sempurna (Nurudin
et all., 2011).
2. Air murni adalah air yang memenuhi persyaratan air minum, yang
dimurnikan dengan cara destilasi, penukar ion, osmosis balik atau proses
lain yang sesuai (Kemenkes RI, 2014).
II.2 Uraian Bahan
II.2.1 Aquadest
Nama Resmi : Air murni
Nama latin : Purified water
Struktur Kimia : H2O
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak
berbau
Kelarutan :-
Indikasi :-
BM : 18,02
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
(Kemenkes RI, 2014).
II.2.2 Natrium Hidroksida
Nama Resmi : Natrium Hidroksida
Nama Latin : Sodium Hydroxida
Struktur Kimia : NaOH
Pemerian : Putih atau praktis putih, keras,
rapuh dan menunjukkan pecahan
hablur. Jika terpapar di udara,
akan cepat menyerap karbon
dioksida dan lembab. Massa
melebur. berbentuk pelet kecil,
serpihan atau batang atau bentuk
lain.
Kelarutan : Mudah larut dalam air dan dalam
etanol
Indikasi : -
BM : 40,00
(Kemenkes RI, 2014).
III. ALAT DAN BAHAN
III.1 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah :
1. Batang pengaduk
2. Botol timbang
3. Corong kaca
4. Gelas ukur
5. Kertas saring
6. Labu ukur 500 mL
7. Neraca analitis digital dengan penutup
8. Pipet tetes
9. Sendok stainless steel
III.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah :
1. Kristal NaOH
2. Aquadest
IV. CARA KERJA
IV.1 Menggunakan Berbagai Macam Pipet
IV.1.1 Penggunaan pipet volume dan pipet ukur dengan
Filler/Bulb
Pipet filler / bulb
 Dipasang pada ujung bagian atas pipet.
 Ditekan bagian bertuliskan huruf A untuk
mengempiskan pipet filler/bulb.

Pipet volume atau


pipet ukur

 Dimasukkan kedalam cairan yang akan dihisapi


atau diambil.
 Ditekan bagian bertuliskan huruf S pada pipet
filler/ bulb, agar terhisap kedalam pipet volume
atau ukur.
 Ditekan bagian bertuliskan huruf E pada pipet
filler/bulb untuk mengeluarkan cairan pada
pipet volume atau ukur.

Hasil
IV.1.2 Penggunaan pipet volume

Tip
 Dipasang sesuai pada ujung pipet.

Pipet Volume

 Ditekan tombol bagian atas pipet, kemudian


masukkan ujung tip kedalam cairan.
 Dilepaskan tombol tip secara perlahan sehingga
cairan masuk kedalam tip.
 Dilepaskan tombol tip secara perlahan sehingga
cairan masuk ke dalam tip.
 Ditekan sampai batas pertama setelah ujung tip
dimasukkan ke labu ukur.
 Ditekan sekali lagi sampai tombol menyentuh
batas akhir.

Hasil

IV.2 Penggunaan Neraca Analitik

Bagian dalam
timbangan

 Dibersihkan bagian dalam timbangan dengan


kuas kecil.
Timbangan

 Dipastikan letak timbangan analitik dimeja


yang rata.
 Dicolokkan kabel steker, dan nyalakan dengan
menekan tombol ON.
 Dipastikan neraca dalam keadaan 0,0000 g dan
datar.

Wadah
 Ditimbang wadah/tempat
 Ditekan tombol zero, selanjutnya dimasukkan
bahan yang akan ditimbang
 Dibaca berat bahan yang tertera

Neraca Analitik

 Diselesaikan, distabilkan timbangan, dimatikan


dan dicabut steker dan dibersihkan.

Hasil

IV.3 Pembuatan Larutan NaOH 1 M

Alat dan Bahan

 Disiapkan neraca, botol timbang, labu ukur 500


mL, sendok stainless steel, Kristal NaOH, dan
aquadest.

Kristal NaOH

 Dihitung Kristal NaOH


m 1000
M= ×
Mr V larutan

m 1000
1= ×
40 500
m=20 gram
 Digunakan sendok Stainless steel untuk
mengambil kristal NaOH.
 Ditimbang 20 gram Kristal NaOH

Larutan NaOH
 Dilarutkan 20 gram NaOH dengan kira-kira 300
mL aquadest dalam gelas beker menggunakan
batang pengaduk
 Dipindahkan kedalam labu ukur 500 mL
 Ditambakan aquadest hingga volume larutan
tepat 400 mL
 Digojok perlahan

Hasil
DAFTAR PUSTAKA

Cairns, D. 2004. Intisari Kimia Farmasi Edisi 2. Buku kedokteran EGC,


Jakarta.
Day, R. A. Jr & Underwood, A. L. 1999. Analisis kimia kuantitatif Edisi Keenam.
Erlangga, Jakarta Timur.

Kemenkes RI. 2014. Farmakope Indonesia Edisi V. Kementerian Kesehatan


Republik Indonesia, Jakarta.

Maftuchah, A, Winaya & A. Zainuddin. 2014. Teknik Laboratorium Kimia.


Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Masri, T.P. 2013. Kalibarik Internal Pipet Volumerik 10 ml pada Laboratorium


Kimia Dasar Universitas Abdurrab Periode Mei Juni 2013. Analisis
Kesehatan, Akademi Analisis Kesehatan Fajar Pekanbaru. (1): 1-4.

Mastika,I, N., I. B. Putu Adnyana, & I. G. N. Agung Setiawan. 2014. Analisis


Standarisasi Laboratorium Biologi dalam Proses Pembelajaran di SMA
Negeri Kota Denpasar. E-Journal Program Penelitian Pascasarjana
Universitas Pendidikan Ganesha. 4: 1-2.

Samiasih,L., I. W. Muderawa & I. W. Karyasa. 2013. Analisis Standar


Laboratorium Kimia dan Efektifitas terhadap Capaian Kompetensi Adaptif
di SMK Negeri 2 Negara. E-Journal Program Pascasarjana Universitas
Pendidikan Ganesha. 3: 2.

Sumardjo, D. 2006. Pengantar Kimia. Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Umar, Dr. Efriszon. 2008. Buku Pintar Fisika. Media Puspindo, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai