Anda di halaman 1dari 11

contoh laporan analisis kation

BAB I
Pendahuluan
A. Latar belakang

Ilmu farmasi adalah ilmu yang mempelajari tentang sediaan obat dan zat-zat
yang terkandung di dalamnya, serta cara-cara pengolahannya. Jadi sangatlah
perlu bagi seorang farmasist, untuk mengetahui tentang seluk beluk tentang
pengidentifikasian dan pemisahan suatu zat dalam suatu sampel. Untuk itu
pengetahuan tentang analisis kualitatif sangat esensial untuk dijadikan salah
satu keahlian bagi seorang farmasist. Inilah yang menjadi sebab praktikum ini
dilaksanakan
Faktor pendorongnya praktikum analisis kualitatif ini dilakukan karena praktikan
harus mengetahui dan mengenal cara-cara analisis kualitatif.Praktikum
diperlukan untuk mendukung pengetahuan farmasist tentang analisa kualitatif,
selain pengetahuan teori.Perlunya diadakan pengenalan terhadap kation sebagai
dasar dalam malakukan analisa pada kegiatan-kegiatan praktikum di farmasi.Kita
dapat lebih mengenal sifat-sifatnya dan cara-cara analisanya dengan bantuan
praktikum.
Perlunya diadakan pengenalan terhadap kation sebagai dasar dalam malakukan
analisa pada kegiatan-kegiatan praktikum di farmasi.Kita dapat lebih mengenal
sifat-sifatnya dan cara-cara analisanya dengan bantuan praktikum.
Dalam hal ini pemeriksaan/pemisahan kation golongan III, merupakan salah satu
cara analisis kualitatif. Dengan memakai reagensia golongan secara sistematik,
dapat ditetapkan keberadaan kation golongan III
Pengetahuan tentang analisa ini akan memberi manfaat ke depan untuk
mengetahui seberapa aman sebuah produk digunakan, apakah mengandung
bahan-bahan yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Selain itu ada bahanbahan yang berguna dalam dunia farmasi yaitu basi (II) sulfat, zink oksida,
kalium permanganat dan sebagainya.Hal inilah yang mendasari percobaan
analisa kualitatif kation golongan III ini dilakukan.

B. Rumusan masalah

Bagaimana cara pemisahan dan penentuan kation pada suatu sampel?

C. Maksud percobaan

Untuk mempelajari dan memahami cara pemisahan dan penentuan kation pada
suatu sampel.

D. Tujuan percobaan

Untuk menentukan jenis kation yang terkandung dalam sampel TAT melalui
pemeriksaan pendahuluan dan uji reaksi kimia dengan menggunakan beberapa
pereaksi spesifik

E. Manfaat percobaan

Dapat mengetahui cara menentukan jenis kation yang terkandung dalam sampel
TAT melalui pemeriksaan pendahuluan dan uji reaksi kimia dengan
menggunakan beberapa pereaksi spesifik

BAB II
Kajian Pustaka
A. Teori umum

Sebelum melakukan penggolongan kation, zat harus dilarutkan lebih dahulu


dalam pelarut yang cocok. Untuk mengetahui pelarut yang cocok dapat dicoba
berturut turut palarut : Air, HCl encer (2N), HNO3 pekat dan seterusnya dengan
air saja ( campuran HCl pekat dan HNO3 pekat dengan perbandinga 3 : 1 ).
Melarutkan , mula-mula dalam keadaan dingin , kemudian dipanaskan untuk
semua zat yang larut dalam pelarut asam-asam pekat, kelebihan asam
dihilangkan dengan mengisapkan dalam lemari asam.(Anonim , 2011)
Apabila ternyata zat tersebut tidak melarutkan dalam semua macam pelarut
diatas, maka zat tersebut dilebur dengan campuran Na2CO3 dan K2CO3
(1:1).Hasil leburan ditambahkan air secukupnya kemudian disaring. Endapan
dilarutkan dalam HCl encer ( 2 N ) dan digunakan untuk menyelediki kation serta
Filtratnya digunakan untuk menyelidikan anion.( Anonim, 2011)
Untuk tujuan analisis kuantitatif sistematik kation kation diklasifikasikan dalam
lima golongan berdasarkan sifat-sifat kation itu terhadap beberapa reagensia.

Dengan memakai apa yang disebut reagensia golonga secara sistematik, dapat
kita tetapkan ada tidaknya golongan-golongan kation, dan dapat juga
memisahkan golongan-golonga ini untuk pemeriksaan lebih lanjut. (G. Svehla,
1985)
Reagensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum,
adalah Asam klorida, Hidrogen sulfida, Amonium Sulfida, dan Amonium Karbonat.
Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation Bereaksi dengan Reagensiareagensia ini dengan membentuk endapaan atau tidak. Jadi boleh kita katakan,
Bahwa klasifikasi kation yang paling umum,didasarkan atas perbedaan kelarutan
dari klorida, Sulfida, dan Karbonat dari kation tersebut. (G. Svehla, 1985)
Golongan I. Kation golongan ini membentuk endapan dengan asam klorida encer.
Ion ion golongan ini adalah Timbal, merkurium (I)(raksa), dan perak. (G. Svehla,
1985)
Golongan II. Kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida, tetapi
membentuk endapan dengan hydrogen sulfida dalam suasana asam mineral
encer. Ion-ion golongan ini adalah merkurium (II), Tembaga, Bismut, Kadmium,
arseni (III), Arsenik (V), stibium (III), stibium (V), timah (2), dan Timah (III) (IV). (G.
Svehla, 1985)
Golongan III kation golongan ini tak bereaksi dengan asam klorida encer,
ataupun dengan hydrogen sulifida dalam suasama Asam mineral encer.Namun
kation ini membentuk endapan dengan ammonium sulfida dalam suasana netral
atau amoniakal. Kation golongan ini adalah kobalt (II), nikel(II), besi (II), Besi (III),
kromium (III), aluminium, Zink, dan Mangan (II). (G. Svehla, 1985)
Golongan empat. KAtion golongan ini tidak bereaksi dengan Reagensia golongan
I,II dan III. Kation-kation ini membentuk endapan dengan ammonium karboanat
dengan adanya ammonium klorida dalam suasana netral atau sedikit asam.
Kation-kation golongan ini adalah Kalsium,stromtium, dan Barium. (G. Svehla,
1985)
Golongan V. Kation-kation yang umum yang tidak beeaksi denga reagensiareagensia golongan sebelumnya, merupakan golongan kation yang terakhir yang
meliputi ion-ion magnesium, natrium, kalium, Amonium, litium, dan hydrogen.
(G. Svehla, 1985)

B. Uraian bahan

1. HCl (DIRJEN POM, 1979 : 53)


Nama resmi : ACIDUM HYDROCHLORIDUM
Nama lain : asam klorida
BM/RM : 36,46/HCl
Pemerian : cairan tidak berwarna, berasap, bau
merangsang jika diencerkan dengan 2
bagian air, asap dan bau hilang
Kelarutan : sangat mudah larut dalam air
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : sebagai pereaksi kation golongan I
2. NH4OH (DIRJEN POM, 1979 : 86)
Nama resmi : AMONIA
Nama lain : ammonia
BM/RM : 35,05 / NH4OH
Pemerian : cairan jernih, tidak berwarna, bau khas,
Menusuk kuat.
Kelarutan : mudah larut dalam air
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : sebagai pereaksi kation golongan II
3. Aquadest (DIRJEN POM, 1979 : 96)
Nama resmi : AQUA DESTILLATA
Nama lain : air suling
BM/RM : 18,02/H2O
Pemerian : cairan jernih, tidak berwarna, tidak
Berbau, tidak mempunyai rasa
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : sebagai pelarut

4. KI (DIRJEN POM, 1979 : 330)


Nama resmi : KALII IODIDUM
Nama lain : kalium iodide
BM/RM : 166,00/KI
Pemerian : hablur heksahedral, transparan atau
tidak berwarna, opak dan putih, atau
serbuk butiran putih, higroskopik.
Kelarutan : sangat mudah larut dalam air, lebih
mudah larut dalam air mendidih, larut
dalam etanol (95%) P,mudah larut
dalam gliserol P.
penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
kegunaan : sebagai pereaksi kation golongan II
5. KCN (DIRJEN POM, 1979 : 691)
Nama lain : kalium sianida
Rumus molekul : KCN
Pemerian : serbuk hablur, warna putih, perlahanlahan terurai diudara.
Kelarutan : mudah larut dalam air membentuk
larutan jernih tidak berwarna.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : sebagai pereaksi kation golongan II
6. NaOH (DIRJEN POM, 1979 : 412)
Nama resmi : NATRII HYDROXYDUM
Nama lain : natrium hidroksida
BM/RM : 40,00/NaOH
Pemerian : bentuk batang, butiran, massa hablur
atau keping,kering, keras, rapuh dan

menunjukkan suasana hablur, putih


mudah meleleh basah, sangat alkalis
dan korosif.
Kelarutan : sangat mudah larut dalam air dan dalam
etanol (95%) P.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : sebagai pereaksi kation golongan II

C. Prosedur kerja
a) Pemeriksaan organoleptis
Lihat bentuk sampel, warna, bau, sifat hidroskopis, tunggal atau campuran serta
kelarutan dalam air.
b) Uji pereaksi golongan$
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Ambil sampel KE kemudian larutkan dalam tabung reaksi dengan
menggunakan air sebagai larutan stock.
3. Pipet sampel KE kedalam tabung reaksi dan tambahkan HCl. jika tidak
terdapat endapan tambahkan H2S dan panaskan.
4. Catat perubahan yang terjadi.
c) Uji pereaksi spesifik
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Pipet larutan stock ke dalam tabung reaksi lain dan tambahkan NH4OH 2N
3. Pipet larutan stock ke dalam tabung reaksi lain dan tambahkan NaOH
4. Pipet larutan stock ke dalam tabung reaksi lain dan tambahkan KI
5. Pipet larutan stock ke dalam tabung reaksi lain dan tambahkan KCN

BAB III
Kajian Praktikum

A. Alat yang digunakan

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah botol semprot, cawan porselin,
gegep kayu, lap kasar, lap halus, pembakar bunsen, pipet tetes, rak tabung,
sendok tanduk, tabung reaksi.

B. Bahan yang digunakan


Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah aquadest, HCl, KI, KCN, NaOH,
NH4OH, Tioasetamid.

C. Cara kerja
a) Pemeriksaan organoleptis
Dilihat bentuk sampel, warna, bau, sifat hidroskopis, tunggal atau campuran
serta kelarutan dalam air.
b) Uji pereaksi golongan
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Diambil sampel KE kemudian dilarutkan dalam tabung reaksi dengan
menggunakan air sebagai larutan stock.
3. Dipipet sampel KE kedalam tabung reaksi dan ditambahkan HCl. jika tidak
terdapat endapan ditambahkan H2S dan dipanaskan.
4. Dicatat perubahan yang terjadi.
c) Uji pereaksi spesifik
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Dipipet larutan stock ke dalam tabung reaksi lain dan ditambahkan NH4OH 2N
3. Dipipet larutan stock ke dalam tabung reaksi lain dan ditambahkan NaOH
4. Dipipet larutan stock ke dalam tabung reaksi lain dan ditambahkan KI
5. Dipipet larutan stock ke dalam tabung reaksi lain dan ditambahkan KCN

BAB IV
Kajian Hasil Praktikum

A. Hasil pengamatan
1. Tabel hasil pengamatan
a) Uji organoleptis
Uji yang dilakukan Hasil
Bentuk
Bau
Warna
Kelarutan Larutan
Merah
Larut dalam air

b) Uji golongan
Sampel + pereaksi Hasil

TAT + HCl
TAT + H2S
TAT + NH4OH Larut
Larut
Endapan biru

c) Uji spesifik
Sampel + pereaksi Hasil
TAT + NH4OH
TAT + NaOH Endapan biru
Endapan biru

B. Reaksi
CO2+ + 2HCl COCl3 + 3H+ (larut)
2Bi3+ + 3H2S Bi2S3 + 6H+ (endapan hitam)
Bi3+ + 3NH4OH Bi(OH)3 + 3NH4+ (endapan putih)
Bi3+ + KI BiI + K+ (endapan kuning)
Bi3+ + K2CrO4 Bi2(CrO4)3 + 2K+ (endapan kuning)

C. Pembahasan
Sebelum melakukan penggolongan kation, zat harus dilarutkan lebih dahulu
dalam pelarut yang cocok. Untuk mengetahui pelarut yang cocok dapat dicoba
berturut turut palarut : Air, HCl encer (2N), HNO3 pekat dan seterusnya dengan
air saja ( campuran HCl pekat dan HNO3 pekat dengan perbandinga 3 : 1 ).
Melarutkan , mula-mula dalam keadaan dingin , kemudian dipanaskan untuk
semua zat yang larut dalam pelarut asam-asam pekat, kelebihan asam
dihilangkan dengan mengisapkan dalam lemari asam.
Golongan I. Kation golongan ini membentuk endapan dengan asam klorida encer.
Ion ion golongan ini adalah Timbal, merkurium (I)(raksa), dan perak.

Golongan II. Kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida, tetapi
membentuk endapan dengan hydrogen sulfida dalam suasana asam mineral
encer. Ion-ion golongan ini adalah merkurium (II), Tembaga, Bismut, Kadmium,
arseni (III), Arsenik (V), stibium (III), stibium (V), timah (2), dan Timah (III) (IV).
Golongan III kation golongan ini tak bereaksi dengan asam klorida encer,
ataupun dengan hydrogen sulifida dalam suasama Asam mineral encer.Namun
kation ini membentuk endapan dengan ammonium sulfida dalam suasana netral
atau amoniakal. Kation golongan ini adalah kobalt (II), nikel(II), besi (II), Besi (III),
kromium (III), aluminium, Zink, dan Mangan (II).
Golongan empat. KAtion golongan ini tidak bereaksi dengan Reagensia golongan
I,II dan III. Kation-kation ini membentuk endapan dengan ammonium karboanat
dengan adanya ammonium klorida dalam suasana netral atau sedikit asam.
Kation-kation golongan ini adalah Kalsium,stromtium, dan Barium.
Golongan V. Kation-kation yang umum yang tidak beeaksi denga reagensiareagensia golongan sebelumnya, merupakan golongan kation yang terakhir yang
meliputi ion-ion magnesium, natrium, kalium, Amonium, litium, dan hydrogen.
Pada percobaan ini akan dilakukan penentuan golongan kation. Kation dibagi dari
golongan I-V.Untuk mencari Kation golongan I maka memakai pereaksi HCl.
Apabila tidak terjadi endapan maka kita melanjutkan untuk mencari kation
golongan II dengan menambah pereaksi H2S.Apabila tidak terjadi endapan maka
kita melanjutkan untuk mencari golongan III dengan penambahan pereaksi
(NH4)2CO3+NH4OH.+ (NH4)2S. Apabila tidak terjadi endapan maka kita
menambahkan pereaksi + (NH4)2CO3 + NH4OH.Dan apabila tidak terjadi
endapan maka kita melanjutkan untuk mencari golongan V dengan Uji Nyala.
Pada percobaan ini pertama-tama dibuat larutan stock dengan cara melarutkan
sampel TAT dengan aquadest. Pipet larutan stock ke dalam tabung reaksi
kemudian ditambahkan HCl. Setelah direaksikan dengan menggunakan HCl
ternyata tidak terdapat endapat. Pipet larutan stock kedalam tabung reaksi
kemudian ditambahkan tioasetamid. Dan blum terdapat endapan maka
ditambahkan NH4.OH Setelah direaksikan dan dipanaskan terdapat endapat biru.
Pipet kembali larutan stock ke dalam tabung reaksi kemudian tambahkan NaOH.
Setelah direaksikan ternyata terdapat endapat birui dan ditambah NasOH
berlebih ternyata terdapat endapan merah jambu.
Setelah dilakukan reaksi uji golongan dan uji spesifik dapat kita tarik kesimpulan
bahwa sampel TAT merupakan kation golongan III yaitu CO2+

BAB V
Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan

Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, sampel TAT termasuk kation


golongan III yaitu CO2+
B. saran
Sebaiknya di dalam praktikum ini bahan yang digunakan dalam pengujian
Sampel di perlengkap agar lebih mudah dalam menjalankan praktikum.

Daftar Pustaka
Svehla,G, 1985, VOGEL I : Buku Teks Analisis Kualitatif Makro dan Semimikro ,
P.T. Kalman Media Pustaka, Jakarta.

Dirjen POM., 1979, Farmakope Indonesia,Departemen Kesehatan RI, Jakarta.

Anonim, 2011, Penuntun Praktikum Kimia Analisis Farmasi I, Universitas Muslim


Indonesia, Makassar.

Anda mungkin juga menyukai