Anda di halaman 1dari 34

PERIKLANAN

SEDIAAN FARMASI
Tim Dosen Undang-Undang Farmasi
Universitas Pakuan
IKLAN
 Sarana untuk meningkatkan Penjualan

 Sarana informasi

 Segala bentuk pesan tentang suatu produk yang disampaikan lewat


suatu media

 Advertensi atau reklame. Advertensi berasal dari Bahasa Latin, yaitu


advere artinya menyampaikan pikiran dan gagasan kepada orang lain

 Reklame dari bahasa Prancis  reclame


PENGAWASAN PERIKLANAN
PP Republik Indonesia Nomor 72 tahun 1998

 Pasal 31
Iklan sediaan farmasi dan alat kesehatan yang diedarkan
harus memuat keterangan mengenai sediaan farmasi dan
alat kesehatan secara obyektif, lengkap, dan tidak
menyesatkan.
PENGAWASAN PERIKLANAN
 Pasal 32
Sediaan farmasi yang berupa obat untuk pelayanan
kesehatan yang penyerahannya dilakukan berdasarkan
resep dokter hanya dapat diiklankan pada media cetak
ilmiah kedokteran atau media cetak ilmiah farmasi.

 Pasal 33
Iklan mengenai sediaan farmasi dan alat kesehatan pada
media apapun yang dipergunakan untuk menyebarkan
iklan dilaksanakan dengan memperlihatkan etika
periklanan.
ETIKA PERIKLANAN
LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI
KESEHATAN NOMOR :
386/MEN.KES/SK/IV/1994
 Iklan obat tidak boleh ditujukan untuk khalayak anak-anak atau
menampilkan anak-anak tanpa adanya supervisi orang dewasa atau
memakai narasi suara anak-anak yang menganjurkan penggunaan
obat

 Iklan obat tidak boleh menggambarkan bahwa keputusan


penggunaan obat diambil oleh anak-anak.

 Iklan obat tidak boleh diperankan oleh tenaga profesi kesehatan atau
aktor yang berperan sebagai profesi kesehatan dan beratribut
profesi kesehatan dan laboratorium.

 Iklan obat tidak boleh memberikan pernyataan superlatif,


komparatif tentang indikasi, kegunaan/manfaat obat.
 Iklan obat harus memuat anjuran untuk mencari informasi yang tepat
kepada Profesi kesehatan mengenai kondisi kesehatan tertentu.

 Iklan obat tidak boleh menunjukkan efek/kerja obat segera sesudah


penggunaan obat.

 Iklan obat tidak menawarkan hadiah ataupun memberikan


pernyataan garansi tentang indikasi, kegunaan/manfaat obat.

 Iklan Obat harus mencantumkan spot peringatan perhatian sebagai


berikut: - BACA ATURAN PAKAI - JIKA SAKIT BERLANJUT,
HUBUNGI DOKTER

 Untuk iklan vitamin spot peringatan perhatian sebagai berikut: -


BACA ATURAN PAKAI
VITAMIN C

Iklan hanya boleh diindikasikan untuk :


 Mengatasi kekurangan vitamin C seperti pada sariawan dan
perdarahan gusi.
 Untuk keadaan dimana kebutuhan akan vitamin C meningkat
seperti pada keadaan sesudah operasi, sakit, hamil dan
menyusui, anak dalam masa pertumbuhan dan lansia.
 Mencantumkan spot peringatan perhatian seperti pada
ketentuan umum.
OBAT PEREDA SAKIT DAN PENURUN PANAS

 Iklan hanya boleh diindikasikan untuk meringankan rasa sakit


misalnya: sakit kepala, sakit gigi, nyeri otot; dan atau
menurunkan panas.
 Mencantumkan spot peringatan perhatian seperti pada
ketentuan umum.
OBAT FLU

 Iklan hanya boleh diindikasikan untuk meredakan gejala flu


seperti demam, sakit kepada, hidung tersumbat dan pilek.

 Mencantumkan informasi bahwa penggunaan obat flu yang


mengandung antihistamin dapat menyebabkan ngantuk.

 Mencantumkan spot peringatan perhatian seperti pada


ketentuan umum.
OBAT ASMA

 Iklan hanya boleh diindikasikan untuk meringankan gejala


sesak napas karena asma.

 Mencantumkan informasi bahwa gejala sesak napas telah pasti


karena asma, dan penggunaan obat tidak boleh lebih dari dosis
yang dianjurkan.

 Mencantumkan spot peringatan perhatian seperti pada


ketentuan umum
OBAT BATUK
 ANTITUSIF
Iklan hanya boleh diindikasikan untuk meredakan batuk yang tidak
berdahak.

 EKSPEKTORAN
Iklan hanya boleh diindikasikan untuk meredakan batuk yang
berdahak.

 ANTITUSIF+EKSPEKTORAN + ANTIHISTAMIN
Iklan hanya boleh diindikasikan untuk meredakan batuk berdahak
yang disertai pilek. Mencantumkan informasi bahwa penggunaan
obat yang mengandung antihistamin dapat menyebabkan ngantuk.
 Mencantumkan spot peringatan perhatian seperti pada ketentuan
umum.
OBAT ANTASIDA

 Iklan hanya boleh diindikasikan untuk mengatasi gejala sakit


maag seperti: perih, kembung, mual.

 Mencantumkan informasi bahwa makan teratur dapat


mengurangi gejala sakit maag.

 Mencantumkan spot peringatan perhatian seperti pada


ketentuan umum.
OBAT JERAWAT

 Iklan hanya boleh diindikasikan untuk membantu


menghilangkan jerawat.

 Mencantumkan informasi bahwa menjaga kebersihan muka


secara teratur membantu menghindarkan timbulnya jerawat.

 Mencantumkan spot peringatan perhatian seperti pada


ketentuan umum.
OBAT KULIT (TOPIKAL)

 Iklan hanya boleh diindikasikan untuk mengatasi infeksi


karena jamur sesuai dengan tujuan penggunaan yang disetujui
Departemen Kesehatan.

 Mencantumkan informasi agar menjaga kebersihan tubuh


untuk menghindari penyakit kulit.

 Mencantumkan spot peringatan perhatian seperti pada


ketentuan umum.
OBAT TETES MATA

 Iklan hanya boleh diindikasikan untuk meredakan iritasi mata


yang ringan.

 Mencantumkan spot peringatan perhatian seperti pada


ketentuan umum.
OBAT PENCAHAR

 Iklan hanya boleh diindikasikan untuk mengatasi sembelit


(susah buang air besar)
 Mencantumkan informasi obat pencahar hanya digunakan bila
benar -benar diperlukan, dan hanya untuk penggunaan jangka
pendek.
 Mencantumkan spot peringatan perhatian seperti pada
ketentuan umum.
PERATURAN KEPALA BADAN POM NOMOR 1
TAHUN 2016
Pedoman Teknis Pengawasan Iklan Kosmetik
Persyaratan Iklan : (pasal 2)
Izin Edar
Etika Periklanan
UU
Media elektronik, media cetak atau media luar ruangan.
PASAL 3

Iklan harus memenuhi kriteria :


 Obyektif, yaitu memberikan informasi sesuai dengan kenyataan yang
ada dan tidak boleh menyimpang dari sifat kemanfaatan, cara
penggunaan dan keamanan Kosmetika;
 Tidak menyesatkan, yaitu memberikan informasi yang akurat dan
bertanggungjawab serta tidak memanfaatkan kekhawatiran
masyarakat akan suatu masalah kesehatan; dan
 Lengkap, yaitu mencantumkan spot Iklan “BACA CARA
PENGGUNAAN DAN PERINGATAN”, jika dipersyaratkan
PASAL 4

 Iklan harus menggunakan bahasa Indonesia.

 Penggunaan kata, istilah atau slogan selain bahasa Indonesia


diperbolehkan sepanjang dipahami oleh masyarakat
sasarannya.
PENANGGUNG JAWAB IKLAN

 Pemegang Nomor Notifikasi bertanggungjawab dan wajib


memantau serta memastikan Iklan yang dipublikasikan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
PENGAWASAN IKLAN

 Pengawasan terhadap Iklan dilakukan oleh Kepala Badan


Pelaksanaan pengawasan berupa pengawasan:
a. rutin;
b. berdasarkan kasus; dan/atau
c. berdasarkan pengaduan masyarakat.
SANKSI

 peringatan tertulis;
 perintah penghentian tayang Iklan;

 penarikan dan/atau pemusnahan media Iklan meliputi poster


atau selebaran, leaflet, stiker, buklet, pamflet, spanduk, banner,
sarung ban dan yang sejenisnya;
 larangan mengiklankan produk;
HAL YANG DILARANG DALAM IKLAN
 Menggunakan kata-kata "mengobati", "menyembuhkan"
dan/atau kata/kalimat yang bermakna sama seolah-olah
untuk mengobati suatu penyakit.
 Menggunakan kata ”halal” bila kosmetika belum
memperoleh sertifikat resmi dari otoritas yang
berwenang.
 Menggunakan kata-kata “aman”, “bebas”, “tidak
berbahaya”, “tidak ada efek samping” dan/atau
kata/kalimat yang bermakna sama.
 Menggunakan kata “ampuh” dan/atau kata yang
bermakna sama.
 Menggunakan kata-kata “satu-satunya”, “nomor satu”,
“terkenal”, “top”, “paling”, dan/atau yang bermakna sama, bila
dihubungkan dengan manfaat produk.

 Menggunakan kata “jauh lebih” dan/atau kata/kalimat yang


bermakna sama, yang dihubungkan dengan manfaat produk
kecuali jika dibandingkan dengan produknya sendiri dan
dinyatakan dengan jelas.
NORMA-NORMA DALAM IKLAN
 Bertentangan dengan norma kesusilaan dan ketertiban umum.

 Menggunakan bendera, lambang negara dan/atau lagu


kebangsaan.

 Menampilkan secara tidak layak (yang bersifat merendahkan)


pahlawan nasional dan/atau monumen kenegaraan.

 Membiarkan bentuk diskriminasi apapun termasuk yang


berdasarkan etnis, kebangsaan, agama, gender, usia, difabel,
profesi/pekerjaan, penyakit, atau orientasi seksual.
 Merendahkan perusahaan, organisasi, industri atau aktivitas
komersial, atau produk lain.
 Mengeksploitasi erotisme atau seksualitas.

 Memuat hal yang mungkin mendukung aksi kekerasan,


membenarkan dan/atau membiarkan kekerasan tersebut.
 Mengeksploitasi kemalangan, penderitaan dan/atau
kekhawatiran masyarakat.
 Menimbulkan atau mempermainkan rasa takut, maupun
memanfaatkan kepercayaan orang terhadap takhayul.
PERINGATAN DALAM IKLAN
 Pada setiap akhir Iklan harus mencantumkan spot Iklan sebagai
berikut: BACA CARA PENGGUNAAN DAN PERINGATAN
 Untuk sediaan Kosmetika:

Pewarna rambut Pelurus rambut


Pengeriting rambut Depilatori
Tabir surya Mandi surya
Anti Jerawat Aerosol
Deodorant-Antiperspirant
mengandung Alpha Hydroxy Acid (AHA) yang berfungsi
sebagai exfoliant
PERATURAN KEPALA BADAN POM NOMOR 8
TAHUN 2017
Pedoman Teknis Pengawasan Iklan Obat
Persyaratan Iklan : (pasal 3)
Obat yang termasuk dalam daftar G atau obat yang hanya
dapat diserahkan dengan resep dokter hanya dapat
diiklankan pada media cetak ilmiah kedokteran atau media
cetak ilmiah farmasi.
Obat yang dapat diiklankan kepada masyarakat umum
merupakan obat yang termasuk dalam daftar obat bebas
dan obat bebas terbatas.
KRITERIA IKLAN
PASAL 5
 Obyektif :

Memberikan informasi sesuai dengan kenyataan yang ada dan tidak


boleh menyimpang dari sifat kemanfaatan dan keamanan obat sesuai
dengan penandaan terakhir yang telah disetujui.
 Lengkap :

Harus mencantumkan informasi lengkap sesuai persyaratan dalam


pedoman ini.
 Tidak Menyesatkan :

Informasi obat yang berkaitan dengan hal-hal seperti sifat, harga,


bahan, mutu, komposisi, indikasi, atau keamanan obat tidak
menimbulkan gambaran/persepsi yang menyesatkan
PASAL 6

Keterangan atau pernyataan dalam Iklan harus sesuai dengan


informasi yang disetujui pada persetujuan izin edar.
PASAL 7

Iklan dapat mencantumkan informasi berupa kontak layanan


informasi masyarakat.
cara penggunaan obat;

efek samping;

kontra indikasi;

peringatan perhatian;

interaksi obat
PENGAWASAN IKLAN

Sebelum Publikasi
memiliki Nomor Izin Edar;

mendapat persetujuan iklan dari Kepala Badan.

Permohonan pengajuan Iklan (60 hari)

Evaluasi

Proof Iklan

Setelah Publikasi
Pengawasan Iklan sesudah dipublikasikan dilakukan oleh
petugas Badan Pengawas Obat dan Makanan
SANKSI

Penghentian publikasi Iklan;


Penghentian kegiatan beriklan selama 6 (enam) bulan untuk
Iklan Obat yang melanggar;
pembatalan nomor izin edar

Anda mungkin juga menyukai