Anda di halaman 1dari 2

1.

Pupuk dapat didefinisikan sebagai salah satu komponen penting dalam proses
pertumbuhan dan produktivitas tanaman. Pemupukan merupakan usaha untuk
melakukan penambahan nutrisi pada tanaman, juga tanah sesuai kebutuhan tumbuhan
yang memiliki tujuan untuk memenuhi ketersediaan nutrisi tanaman.Pupuk dibedakan
menjadi pupuk organik dan anorganik. Definisi pupuk organik menurut American
Plant Food Control Officials (AAPFCO) merupakan bahan terdapat karbon yang
memiliki unsur hara selain H dan O esensial untuk pertumbuhan dan perkembangan
tanaman. Pupuk organik dapat didefinisikan sebagai pupuk dari tumbuhan mati,
kotoran hewan atau bagian hewan, limbah organik lainnya yang melalui proses
rekayasa, berbentuk padat, banyak terdapat bahan mineral, dan mikroba untuk
meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah untuk memperbaiki sifat
kimia, fisik dan biologi tanah. Pupuk organik dibuat dari berbagai jenis bahan, seperti
sisa tanaman (jerami, brangkasan, tongkol jagung, bagas tebu, sabut kelapa), serbuk
gergaji, kotoran hewan, dan pabrik serta pupuk hijau. Bahan dasar pupuk organik
sangat beragam, kualitas pupuk dihasilkan sangat beragam dan proses pembuatan.
Bahan dasar pupuk organik berasal dari sisa tanaman yang mengandung bahan seperti
logam berat misalnya Pb, Hg, dan Cd. Pupuk organik seperti pupuk kandang, limbah
industri, dan limbah kota terdapat kandungan bahan berbahaya logam berat dan asam-
asam fenolat yang mencemari lingkungan dan bisa mengakibatkan tanaman
keracunan. Beberapa bahan berbahaya dapat terkonsentrasi pada limbah cair dan
produk akhir pupuk pada saat proses pengomposan dilakukan. Diperlukan aturan
untuk melakukan seleksi pada penggunaan bahan dasar pupuk organik yang terdapat
bahan-bahan beracun (B3) dan berbahaya. Komposisi hara pupuk organik tergantung
dari sumber asal bahan dasar pembuatan. Pupuk organik dapat diidentifikasi berasal
dari kegiatan-kegiatan pertanian. Komposisi pupuk organik berupa sisa panen dan
kotoran ternak, Selain itu dari non pertanian berasal dari sampah organik kota dan
limbah industri. pupuk organik sangat berperan terhadap sifat fisika tanah seperti
Perbaikan struktur tanah karena bahan organik dapat “mengikat” partikel tanah
menjadi agregat, memperbaiki distribusi ukuran pori tanah sehingga daya pegang air
tanah menjadi lebih baik dan pergerakan udara (aerase) pada tanah menjadi lebih baik,
dan bisa mengurangi fluktuasi suhu pada tanah. Pupuk anorganik merupakan
pupuk yang diproduksi oleh pabrik pupuk dengan mencampurkan bahan-bahan kimia
(anorganik) berkadar hara tinggi. Misalnya, pupuk urea memiliki kadar N 45-46%
diartikan bahwa setiap 100% kg urea terdapat 45-46 kg hara nitrogen (Lingga &
Marsono,2013).Penggunaan pupuk anorganik pada tanah bertujuan untuk
meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman yang dicampurkan bahan organik
untuk menghasilkan kation lebih pada akar untuk mengurangi kehilangan hara tanah,
sehingga daya serap pada tanaman mengalami optimalisasi (Yuliarta et al. 2014).
pupuk anorganik dibuat untuk mempermudah aplikasi pada lahan pertanian dan
menambah unsur hara yang dibutuhkan di dalam tanah. Pengaplikasian pupuk
anorganik dapat mencukupi kebutuhan unsur hara tanaman sehingga baik
dimanfaatkan oleh tanaman (Lestari dan Kuntyastuti, 2016). Pupuk anorganik
mempunyai beberapa kelemahan. Terdapat unsur hara makro, pupuk anorganik
hampir tidak memiliki kandungan unsur hara mikro. Penyebab pemakaian pupuk
anorganik yang diaplikasikan pada akar perlu diimbangi dengan penggunaan pupuk
daun yang terdapat kandungan unsur hara mikro. Apabila tidak mendapat
keseimbangan, tanaman akan mengalami pertumbuhan yang tidak sempurna.
Penggunaan pupuk anorganik yang dilakukan terus-menerus dapat merusak tanah jika
tidak diimbangi dengan pupuk kandang dan kompos. (Lingga & Marsono, 2013)

Anda mungkin juga menyukai