Disusun Oleh :
Muhammad Ganda Syahputra
Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, penulis dapat menyusun bahan ajar
dengan judul ” Teknik Pemasaran Produk Budidaya Lebah Madu ”. Tulisan ini
dimaksudkan sebagai bahan ajar bagi peserta diklat Teknik Budidaya Lebah Madu
Pola 50 JPL di Balai Diklat Kehutanan Pematangsiantar Tahun 2018.
Materi/pokok bahasan yang disajikan dalam bahan ajar ini disesuaikan dengan
kurikulum dan silabus diklat Teknik Budidaya Lebah Madu Pola 50 JPL yang
diterbitkan oleh Pusat Diklat Kehutanan .
Kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan bahan ajar
ini diucapkan terima kasih. Semoga bahan ajar ini dapat bermanfaat serta
menambah pengetahuan dan wawasan bagi peserta diklat.
Penulis,
ii
DAFTAR ISI
Halaman
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lebah madu merupakan salah satu primadona hasil hutan bukan kayu (HHBk)
di Indonesia yang menghasilkan produk bernilai ekonomis cukup tinggi. Produk-
produk lebah madu, selain dipergunakan untuk kepentingan konsumsi juga
diperlukan dalam dunia farmasi dan kosmetik. Banyaknya manfaat madu bagi
kesehatan, kecantikan dan lain-lain menyebabkan permintaan pasar terhadap
madu alam dan madu budidaya menjadi cukup tinggi. Tingginya permintaan akan
produk yang dihasilkan lebah madu memberikan peluang dan terbukanya pangsa
pasar, baik pasar dalam negeri maupun pasar internasional.
Adapun maksud dan tujuan penulisan bahan ajar ini adalah agar dapat menjadi
acuan dasar bagi peserta pelatihan teknik budidaya lebah madu pola 50 JPL dalam
mempelajari dan memahami teori teknik pemasaran produk budidaya lebah madu
sehingga dapat menjadi bekal pengetahuan dalam memasarkan produk budidaya
lebah madu.
C. Tujuan Pembelajaran
1. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
Setelah mengikuti pelajaran ini peserta pelatihan diharapkan dapat
memahami tentang teknik pemasaran produk budidaya lebah madu.
2. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
Setelah selesai mengikuti pelajaran peserta mampu:
a. Menjelaskan teknik pengemasan
b. Menjelaskan pemasaran produk lebah madu
1
D. Ruang Lingkup
Materi/pokok bahasan yang disajikan dalam bahan ajar ini memuat tentang:
a. Teknik pengemasan
b. Pemasaran produk lebah madu
2
BAB II
TEKNIK PENGEMASAN
A. Pengemasan
Kemasan memang bukan hal yang utama, namun memegang peranan penting
dalam mendapatkan hati konsumen untuk memilih produk tertentu. Kemasan
sangat mempengaruhi penampilan produk sehingga menarik konsumen. Kemasan
juga sangat penting dalam menjaga keawetan dan higienitas produk untuk dalam
jangka waktu tertentu. Pengemasan merupakan suatu cara atau perlakuan
pengamanan terhadap makanan atau bahan pangan, agar makanan atau bahan
pangan baik yang belum diolah maupun yang telah mengalami pengolahan, dapat
sampai ke tangan konsumen dengan “selamat”, secara kuantitas maupun kualitas.
3
mencegah rusaknya nutrisi / gizi bahan pangan, menjaga dan menjamin tingkat
kesehatan bahan pangan, memudahkan distribusi / pengangkutan bahan pangan,
mendukung perkembangan makanan siap saji, dan menambah estetika dan nilai
jual bahan pangan. Pengemasan bahan pangan juga harus memenuhi beberapa
kondisi atau aspek untuk dapat mencapai tujuan pengemasan itu, yaitu :
1) Bahan pengemasnya harus memenuhi persyaratan tertentu.
2) Metode atau teknik pengemasan bahan pangan harus tepat.
B. Bahan Kemas
Bahan kemas baik bahan logam, maupun bahan lain seperti bermacam-macam
plastik, gelas, kertas dan karton seyogyanya mempunyai 6 fungsi utama, yaitu :
1) Sebagai pelindung terhadap kotoran dan kontaminasi.
2) Sebagai pelindung terhadap kerusakan fisik, perubahan kadar air dan
penyinaran (cahaya).
3) Mempunyai fungsi yang baik, efisien dan ekonomis khususnya selama
proses penempatan bahan kedalam wadah kemasan.
4) Mempunyai kemudahan dalam membuka atau menutup dan juga
memudahkan dalam tahap-tahap penanganan, pengangkutan dan distribusi.
5) Mempunyai ukuran, bentuk dan bobot yang sesuai dengan stndart yang
ada,mudah dibuang, dan mudah dibentuk atau dicetak.
6) Menampakkan identitas, informasi dan penampilan yang jelas agar dapat
membantu promosi atau penjualan.
Kemasan dapat digolongkan berdasarkan berbagai hal antara lain : frekuensi
pemakaian, struktur sistem kemasan, sifat kekakuan bahan kemas, sifat
perlindungan terhadap lingkungan, dan tingkat kesiapan pakai (Iskandar,1987).
1) Frekuensi pemakaian
Kemasan sekali pakai (disposable), yaitu kemasan yang langsung dibuang
setelah dipakai (bungkus permen,bungkus daun)
Kemasan yang dapat dipakai berulang kali (multi trip), yaitu kemasan
yang dikembalikan pada penjual setelah dipakai (beberapa jenis botol
minuman)
Kemasan yang tidak dibuang atau dikembalikan (semi disposible),
kemasan tersebut biasanya digunakan untuk keperluan lain setelah dipakai
(kaleng susu)
2) Struktur sistem kemas;
Kemasan primer, yaitu kemasan yang langsung mewadahi bahan (kaleng
susu, botol minuman, bungkus tempe)
4
Kemasan sekunder, yaitu kemasan yang fungsi utamanya melindungi
kemsan primer (kotak karton, keranjang tempe)
Kemasan tersier, kuarter, dst yaitu apabila diperlukan lagi pengemasan
setelah kemasan primer dan sekunder.
3) Sifat kekakuan bahan kemas ;
Kemasan fleksibel, yaitu bila bahan kemas mudah dilenturkan tanpa
adanya retak atau patah plastik, kertas, foil)
Kemasan kaku, yaitu bila bahan kemas bersifat keras,kaku,tidak tahan
lenturan (kayu, gelas, logam)
Kemasan semi kaku atau semi fleksibel, yaitu bahan kemas yang memiliki
sifat-sifat antara kemasan fleksibel dan kemasan kaku (botol plastik).
4) Sifat perlindungan terhadap lingkungan;
Kemasan hermitis (tahan uap dan gas), yaitu kemasan yang secara
sempurna tidak dapat dilalui oleh gas, udara dan uap air (kaleng dan botol
gelas).
Kemasan tahan cahaya,yaitu kemasan yang tidak bersifat transparan
(logam, kertas, foil)
Kemasan tahan suhu tinggi,kemasan yang tahan terhadap proses
pemanasan (logam dan gelas)
5) Tingkat kesiapan pakai;
Kemasan siap pakai, yaitu bahan kemas yang siap untuk diisi dengan
bentuk yang telah sempurna sejak keluar dari pabrik (botol, kaleng)
Kemasan siap dirakit atau disebut juga kemasan, yaitu kemasan yang
masih memerlukan tahap perakitan sebelum pengisian (lempengan logam,
kertas, foil atau plastik)
Proses pengemasan bahan / produk olahan pangan yang dilakukan di industri-
industri kecil dan menengah pada umumnya sangat sederhana dan mudah
melakukannya, baik cara maupun peralatannya. Perbedaan untuk masing-masing
produk hanya terletak ada proses sterilisasi, ada yang memerlukan dan ada yang
tidak, ada yang dikemas terlebih dahulu, ada yang disterilisasi terlebih dahulu.
5
menggunakannya dan berbagai macam bahan dan bentuk kemasan sudah banyak
tersedia dan dengan mudah dapat diperoleh di pasaran sesuai dengan kebutuhan.
harus ditulis dengan jelas, ukuran angka dan huruf harus jelas serta warna yang
6
cukup kontras dengan latar belakangnya. Pada makanan yang memerlukan cara
dengan tuntutan dan keinginan konsumen. Dengan demikian produk dapat dengan
mudah dilihat dan dikenali, sehingga konsumen akan tertarik dan membeli produk
tersebut.
7
Gambar 1. Bentuk Kemasan Botol Madu
8
BAB III
PEMASARAN PRODUK BUDIDAYA LEBAH MADU
A. Pemasaran Produk
Perdagangan madu di Indonesia pada tahun 2012 mengalami deficit yang
cukup besar, hal tersebut mengindikasikan bahwa produksi madu kita masih
sangat rendah, sementara potensi pasar dalam negeri sangat besar (Novandra,
2013). Dengan jumlah penduduk Indonesia yang tinggi, maka kebutuhan akan
madu untuk dikonsumsi belum dapat terpenuhi. Hal ini disebabkan produksi madu
di Indonesia dari tahun ke tahun terus menurun, sehingga untuk memenuhi
permintaan pasar dalam negeri Indonesia mengimpor dari negara lain. Peluang
pasar ini seharusnya bisa dioptimalkan oleh masyarakat sekitar hutan agar mampu
memproduksi madu dengan kualitas yang baik dan harga yang bersaing.
Setelah produk tersedia, aspek penting dalam rangka menciptakan
kesinambungan proses produksi (sustainability of production process) adalah
aspek pemasaran, apabila pemasaran suatu produk (barang, jasa) berjalan sesuai
dengan mekanismenya, maka semua pihak (pelaku ekonomi) yang terlibat akan
memperoleh keuntungan yang proporsional. Untuk itulah keberadaan dan peranan
lembaga pemasaran yang biasanya terdiri dari produsen, tengkulak, pedagang
pengumpul, broker, pedagang pengecer, eksportir, importir atau yang lain menjadi
amat penting. Lembaga-lembaga pemasaran tersebut secara langsung maupun
tidak akan menentukan jalannya mekanisme pasar yang terjadi.
B. Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran merupakan hal yang penting untuk mengenalkan produk
atau brand kepada orang banyak atau pembeli, oleh karena itu, marketing
merupakan hal yang harus benar-benar diperhatikan jika ingin menjalani sebuah
usaha atau bisnis. Hal penting lainnya yang harus diingat bahwa marketing
merupakan hal yang terus berubah, maka dituntut keharusan untuk terus
berinovasi.
Sebelum menentukan strategi pemasaran, sebaiknya menentuan segmen pasar
terlebih dahulu. Penentuan segmen pasar yang tepat akan berpengaruh baik pada
respons produk yang akan dijual. Philip Kotler, dalam Marketing Insights From A
9
to Z, memaparkan bahwa pangsa pasar atau segemen pasar dapat ditentukan
dalam tiga tahap, yaitu :
1) Segmentasi pasar menurut kelompok demografis. Target marketnya
digolongkan menurut usia/umur. Contoh, target marketnya wanita usia 35-50
tahun.
2) Segmentasi pasar ke dalam kelompok-kelompok kebutuhan. Contoh, target
marketnya adalah wanita bekerja yang menginginkan kemudan dan dapat
menghemat waktu dalam berbelanja.
Segmen pasar berdasarkan kelompok-kelompok perilaku. Target marketnya
didasarkan pada perilaku atau gaya hidup. Contoh, target marketnya adalah wanita
yang bergaya hidup konsumtif (boros) dalam berbelanja pakaian pesta.
10
d. Mintalah testimonial dari pelanggan Anda
Mintalah testimonial dari pelanggan Anda yang merasa puas dengan produk
yang anda jual. Hal itu dapat mempengaruhi masyarakat lain, karena adanya
pengalaman yang positif dari orang lain, keyakinan akan produk Anda dapat
semakin berkembang.
e. Bentuklah kemitraan
Untuk seorang trader tunggal, terkadang kemitraan sangat dibutuhkan untuk
membangun bisnis yang lebih besar. Bekerja sama dengan bbisnis lain berarti
Anda bisa memiliki akses untuk konsumen mereka. Anda juga memiliki orang-
orang yang dapat mebantu anda melewati kesulitan-kesulitan dalam menghadapi
permasalahan bisnis Anda.
11
konsumen-konsumen yang berpotensi, berikanlah kartu Bisnis Anda. Dengan
begitu mereka dapat mengingat Anda dan menghubungi Anda di kemudian hari.
l. Gunakanlah Facebook
Manfaatkalah Facebook untuk mengiklankan poduk Anda secara gratis, dengan
cara membagikan foto-foto dan berita-berita penting yang menarik yang bisa
menarik minat masyarakat.
12
2) Mampu memberikan pembagian hasil yang merata dan proporsional kepada
setiap pelaku ekonomi yang terlibat di dalam pemasaran produk pangan
olahan
3) Mampu menciptakan nilai efisiensi pemasaran yang sekecil-kecilnya.
(Prasetyo dan Mukson, 2003).
Berikut ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan untuk pemasaran (dari sudut
pandang penjual), yaitu : (1) tempat yang strategis (place), (2) produk yang
bermutu (product), (3) harga yang kompetitif (price), dan (4) promosi yang gencar
(promotion). Dari sudut pandang konsumen: (1) kebutuhan dan keinginan
konsumen (customer needs and wants), (2) biaya konsumen (cost to the
customer), (3) kenyamanan (convenience), dan (4) komunikasi (comunication).
13
mereka tidak perlu lagi mencari apa yang mereka butuhkan melalui search
engine.
C. Promosi
Promosi adalah upaya untuk memberitahukan atau menawarkan produk atau
jasa pada dengan tujuan menarik calon konsumen untuk membeli atau
mengkonsumsinya. Promosi juga merupakan cara yang dilakukan oleh
pemasar untuk meninformasikan dan mempengaruhi para konsumen atau
masyarakat sehingga dapat tertarik untuk membeli serta menggunakan produk
ataupun jasa yang dipasarkannya. Dengan adanya promosi, produsen atau
distributor mengharapkan kenaikannya angka penjualan. Tujuan promosi
diantaranya adalah:
1) Menyebarkan informasi produk kepada target pasar potensial
14
2) Untuk mendapatkan kenaikan penjualan dan profit/labaUntuk
mendapatkan konsumen baru dan menjaga kesetiaan konsumen
3) Untuk menjaga kestabilan penjualan ketika terjadi lesu pasar
4) Membedakan serta mengunggulkan produk dibanding produk pesaing
5) Membentuk citra produk di mata konsumen sesuai dengan yang
diinginkan.
6) Mengubah tingkah laku dan pendapat konsumen.
15
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2000. Buku Pintar Penyuluhan Kehutanan dan Perkebunan. Pusat Bina
Penyuluhan Kehutanan dan Perkebunan, Jakarta.
Prasetyo, Edy dan Mukson. 2003. Kajian Pemasaran Produk Pangan Olahan.
Penerbit Universitas Diponegoro. Jawa Tengah.
16