Anda di halaman 1dari 19

BAHAN AJAR

TEKNIK PEMASARAN PRODUK BUDIDAYA LEBAH MADU

Disusun Oleh :
Muhammad Ganda Syahputra

Diklat Teknik Budidaya Lebah Madu Pola 50 JPL


Balai Diklat Kehutanan Pematangsiantar, 2018

BALAI DIKLAT LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN


PEMATANGSIANTAR
MARET, 2018
KATA PENGANTAR

Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, penulis dapat menyusun bahan ajar
dengan judul ” Teknik Pemasaran Produk Budidaya Lebah Madu ”. Tulisan ini
dimaksudkan sebagai bahan ajar bagi peserta diklat Teknik Budidaya Lebah Madu
Pola 50 JPL di Balai Diklat Kehutanan Pematangsiantar Tahun 2018.
Materi/pokok bahasan yang disajikan dalam bahan ajar ini disesuaikan dengan
kurikulum dan silabus diklat Teknik Budidaya Lebah Madu Pola 50 JPL yang
diterbitkan oleh Pusat Diklat Kehutanan .

Kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan bahan ajar
ini diucapkan terima kasih. Semoga bahan ajar ini dapat bermanfaat serta
menambah pengetahuan dan wawasan bagi peserta diklat.

Pematangsiantar , Maret 2018

Penulis,

ii
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ................................................................................... ii


DAFTAR ISI ................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
A. Latar Belakang.............................................................................. 1
B. Maksud dan Tujuan....................................................................... 2
C. Tujuan Pembelajaran..................................................................... 2
D. Ruang Lingkup.............................................................................. 2
BAB II TEKNIK PENGEMASAN .............................................................. 3
A. Pengemasan................................................................................... 3
B. Bahan Kemas ............................................................................... 4
C. Desain dan Labeling .................................................................... 6
D. Pengemasan Produk Budidaya Lebah Madu.............................. 7
BAB III PEMASARAN PRODUK BUDIDAYA LEBAH MADU.............. 10
A. Pemasaran Produk ........................................................................ 10
B. Strategi Pemasaran ....................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lebah madu merupakan salah satu primadona hasil hutan bukan kayu (HHBk)
di Indonesia yang menghasilkan produk bernilai ekonomis cukup tinggi. Produk-
produk lebah madu, selain dipergunakan untuk kepentingan konsumsi juga
diperlukan dalam dunia farmasi dan kosmetik. Banyaknya manfaat madu bagi
kesehatan, kecantikan dan lain-lain menyebabkan permintaan pasar terhadap
madu alam dan madu budidaya menjadi cukup tinggi. Tingginya permintaan akan
produk yang dihasilkan lebah madu memberikan peluang dan terbukanya pangsa
pasar, baik pasar dalam negeri maupun pasar internasional.

B. Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan penulisan bahan ajar ini adalah agar dapat menjadi
acuan dasar bagi peserta pelatihan teknik budidaya lebah madu pola 50 JPL dalam
mempelajari dan memahami teori teknik pemasaran produk budidaya lebah madu
sehingga dapat menjadi bekal pengetahuan dalam memasarkan produk budidaya
lebah madu.

C. Tujuan Pembelajaran
1. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
Setelah mengikuti pelajaran ini peserta pelatihan diharapkan dapat
memahami tentang teknik pemasaran produk budidaya lebah madu.
2. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
Setelah selesai mengikuti pelajaran peserta mampu:
a. Menjelaskan teknik pengemasan
b. Menjelaskan pemasaran produk lebah madu

1
D. Ruang Lingkup
Materi/pokok bahasan yang disajikan dalam bahan ajar ini memuat tentang:
a. Teknik pengemasan
b. Pemasaran produk lebah madu

2
BAB II
TEKNIK PENGEMASAN

A. Pengemasan
Kemasan memang bukan hal yang utama, namun memegang peranan penting
dalam mendapatkan hati konsumen untuk memilih produk tertentu. Kemasan
sangat mempengaruhi penampilan produk sehingga menarik konsumen. Kemasan
juga sangat penting dalam menjaga keawetan dan higienitas produk untuk dalam
jangka waktu tertentu. Pengemasan merupakan suatu cara atau perlakuan
pengamanan terhadap makanan atau bahan pangan, agar makanan atau bahan
pangan baik yang belum diolah maupun yang telah mengalami pengolahan, dapat
sampai ke tangan konsumen dengan “selamat”, secara kuantitas maupun kualitas.

Pengemasan disebut juga pembungkusan, pewadahan atau pengepakan.


Pengemasan memegang peranan penting dalam pengawetan dan mempertahankan
mutu bahan atau hasil produk pertanian. Adanya wadah atau pembungkus dapat
membantu mencegah atau mengurangi kerusakan, melindungi bahan pangan yang
ada di dalamnya, melindungi dari bahaya pencemaran serta gangguan fisik
(gesekan, benturan, dan getaran). Pengemasan juga berfungsi untuk menempatkan
suatu hasil pengolahan atau produk agar mempunyai bentuk-bentuk yang
memudahkan dalam penyimpanan, pengangkutan dan distribusi. Dari segi
promosi wadah atau pembungkusan berfungsi sebagai perangsang atau daya tarik
bagi konsumen. Karena itu bentuk, warna, ukuran, kekuatan dan dekorasi dari
kemasan perlu diperhatikan dalam perencanaannya.

Pengemasan berfungsi mengatur interaksi antara bahan pangan dengan


lingkungan sekitar, sehingga menguntungkan bagi bahan pangan, dan
menguntungkan bagi manusia yang mengkonsumsi bahan pangan. Saat ini
pengemasan berkembang secara pesat seiring dengan pesatnya perkembangan
industri yang menggunakannya dan berbagai macam bahan dan bentuk kemasan
sudah banyak tersedia di pasaran sesuai dengan kebutuhan maupun tujuan dari
pengemasan.
Tujuan pengemasan suatu produk antara lain : membuat umur simpan bahan
pangan menjadi panjang, menyelamatkan produksi bahan pangan yang berlimpah,

3
mencegah rusaknya nutrisi / gizi bahan pangan, menjaga dan menjamin tingkat
kesehatan bahan pangan, memudahkan distribusi / pengangkutan bahan pangan,
mendukung perkembangan makanan siap saji, dan menambah estetika dan nilai
jual bahan pangan. Pengemasan bahan pangan juga harus memenuhi beberapa
kondisi atau aspek untuk dapat mencapai tujuan pengemasan itu, yaitu :
1) Bahan pengemasnya harus memenuhi persyaratan tertentu.
2) Metode atau teknik pengemasan bahan pangan harus tepat.

3) Pola distribusi dan penyimpanan produk hasil pengemasan harus baik.

B. Bahan Kemas
Bahan kemas baik bahan logam, maupun bahan lain seperti bermacam-macam
plastik, gelas, kertas dan karton seyogyanya mempunyai 6 fungsi utama, yaitu :
1) Sebagai pelindung terhadap kotoran dan kontaminasi.
2) Sebagai pelindung terhadap kerusakan fisik, perubahan kadar air dan
penyinaran (cahaya).
3) Mempunyai fungsi yang baik, efisien dan ekonomis khususnya selama
proses penempatan bahan kedalam wadah kemasan.
4) Mempunyai kemudahan dalam membuka atau menutup dan juga
memudahkan dalam tahap-tahap penanganan, pengangkutan dan distribusi.
5) Mempunyai ukuran, bentuk dan bobot yang sesuai dengan stndart yang
ada,mudah dibuang, dan mudah dibentuk atau dicetak.
6) Menampakkan identitas, informasi dan penampilan yang jelas agar dapat
membantu promosi atau penjualan.
Kemasan dapat digolongkan berdasarkan berbagai hal antara lain : frekuensi
pemakaian, struktur sistem kemasan, sifat kekakuan bahan kemas, sifat
perlindungan terhadap lingkungan, dan tingkat kesiapan pakai (Iskandar,1987).
1) Frekuensi pemakaian
 Kemasan sekali pakai (disposable), yaitu kemasan yang langsung dibuang
setelah dipakai (bungkus permen,bungkus daun)
 Kemasan yang dapat dipakai berulang kali (multi trip), yaitu kemasan
yang dikembalikan pada penjual setelah dipakai (beberapa jenis botol
minuman)
 Kemasan yang tidak dibuang atau dikembalikan (semi disposible),
kemasan tersebut biasanya digunakan untuk keperluan lain setelah dipakai
(kaleng susu)
2) Struktur sistem kemas;
 Kemasan primer, yaitu kemasan yang langsung mewadahi bahan (kaleng
susu, botol minuman, bungkus tempe)

4
 Kemasan sekunder, yaitu kemasan yang fungsi utamanya melindungi
kemsan primer (kotak karton, keranjang tempe)
 Kemasan tersier, kuarter, dst yaitu apabila diperlukan lagi pengemasan
setelah kemasan primer dan sekunder.
3) Sifat kekakuan bahan kemas ;
 Kemasan fleksibel, yaitu bila bahan kemas mudah dilenturkan tanpa
adanya retak atau patah plastik, kertas, foil)
 Kemasan kaku, yaitu bila bahan kemas bersifat keras,kaku,tidak tahan
lenturan (kayu, gelas, logam)
 Kemasan semi kaku atau semi fleksibel, yaitu bahan kemas yang memiliki
sifat-sifat antara kemasan fleksibel dan kemasan kaku (botol plastik).
4) Sifat perlindungan terhadap lingkungan;
 Kemasan hermitis (tahan uap dan gas), yaitu kemasan yang secara
sempurna tidak dapat dilalui oleh gas, udara dan uap air (kaleng dan botol
gelas).
 Kemasan tahan cahaya,yaitu kemasan yang tidak bersifat transparan
(logam, kertas, foil)
 Kemasan tahan suhu tinggi,kemasan yang tahan terhadap proses
pemanasan (logam dan gelas)
5) Tingkat kesiapan pakai;
 Kemasan siap pakai, yaitu bahan kemas yang siap untuk diisi dengan
bentuk yang telah sempurna sejak keluar dari pabrik (botol, kaleng)
 Kemasan siap dirakit atau disebut juga kemasan, yaitu kemasan yang
masih memerlukan tahap perakitan sebelum pengisian (lempengan logam,
kertas, foil atau plastik)
Proses pengemasan bahan / produk olahan pangan yang dilakukan di industri-
industri kecil dan menengah pada umumnya sangat sederhana dan mudah
melakukannya, baik cara maupun peralatannya. Perbedaan untuk masing-masing
produk hanya terletak ada proses sterilisasi, ada yang memerlukan dan ada yang
tidak, ada yang dikemas terlebih dahulu, ada yang disterilisasi terlebih dahulu.

Pengemasan mempunyai peran yang sangat penting baik dalam pengawetan


maupun dalam mempertahankan mutu produk-produk pangan atau hasil pertanian.
Dengan pengemasan dapat membantu mencegah dan melindungi produk dari
kemungkinan kerusakan fisik dan pengaruh pencemaran. Saat ini pengemasan
berkembang secara pesat seiring dengan pesatnya perkembangan industri yang

5
menggunakannya dan berbagai macam bahan dan bentuk kemasan sudah banyak
tersedia dan dengan mudah dapat diperoleh di pasaran sesuai dengan kebutuhan.

C. Desain dan Labeling


Desain merupakan seluruh proses pemikiran dan perasaan yang akan
menciptakan sesuatu, dengan menggabungkan fakta, kontruksi, fungsi dan
estetika untuk memenuhi kebutuhan manusia. Dengan demikian desain adalah
konsep pemecahan masalah rupa, warna, bahan, teknik, biaya, kegunaan dan
pemakaian yang diungkapkan dalam gambar dan bentuk.
Suatu kemasan yang menarik dan sudah menjadi paten, biasanya telah melalui
penelitian yang cukup lama mengenai kemasan dengan menggunakan teknik-
teknik pewarnaan dan grafis cetakan. Desain yang berhasil sangat tergantung pada
keahlian disainer, jenis tinta, material dan pencetak. Penampilan kemasan
menggambarkan sikap laku perusahaan dalam mengarahkan produknya.
Kurangnya perhatian akan kualitas produk dan desain kemasan yang tidak
menarik akan menyebabkan keraguan konsumen terhadap produk tersebut. Desain
kemasan perlu diciptakan agar mempunyai nilai estetika yang tinggi. Karena itu
diperlukan perencanaan yang baik dalam hal ukuran dan bentuk sehingga efisien
dalam proses pengepakan, distribusi dan penyajian. Disain kemasan hendaknya
mampu menumbuhkan kepercayaan dan mempengaruhi calon konsumen untuk
menjatuhkan pilihan terhadap bahan yang dikemas. Setelah berhasil menarik
perhatian dari calon konsumen, kemasan harus menampilkan produk pada suatu
keadaan yang siap jual.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
:79/Menkes/Per/III/1978 tentang Label dan Periklanan Makanan, maka pada label
kemasan khususnya untuk makanan dan minuman sekurang-kurangnya
dicantumkan hal-hal sebagai berikut :
1) Nama makanan dan / merek dagang
2) Komposisi / kandungan bahan, kecuali untk makana yang cukup diketahui
komposisinya secara umum.
3) Isi netto
4) Nama dan alamat perusahaan yang memproduksi atau mengedarkan
5) Nomor pendaftaran ( SP atau MD )
6) Kode produksi , tanggal kadaluarsa dan label halal.
Secara keseluruhan, pernyataan atau keterangan yang terdapat pada label

harus ditulis dengan jelas, ukuran angka dan huruf harus jelas serta warna yang

6
cukup kontras dengan latar belakangnya. Pada makanan yang memerlukan cara

penyiapan, penggunaan atau penyimpanan secara khusus juga perlu dicantumkan

petunjuk mengenai hal tersebut.

Untuk menarik konsumen, dibutuhkan label yang menarik, mudah dilihat

dimengerti yang dicantumkan dalam kemasan, hal ini memerlukan perencanaan,

penelitian dan pengembangan kemasan dan label secara terus-menerus sesuai

dengan tuntutan dan keinginan konsumen. Dengan demikian produk dapat dengan

mudah dilihat dan dikenali, sehingga konsumen akan tertarik dan membeli produk

tersebut.

D. Pengemasan Produk Budidaya Lebah Madu


1. Madu
Dalam hal pemasaran produk budidaya lebah madu, teknik pengemasan
produk perlu untuk diketahui dan dipahami oleh peternak lebah madu. Hal ini
menjadi penting dikarenakan produk yang dihasilkan dapat terjual sehingga
menjadi suatu keuntungan dan keberlanjutan hasil budidaya itu sendiri.
Pengemasan madu dilakukan dengan mengunakan wadah botol kaca
maupun botol plastik. Akan tetapi hal yang sangat penting harus diperhatikan
adalah kebersihan dari wadah yang akan digunakan maupun alat yang digunakan
dalam pengemasan madu tersebut.

Madu yang dipanen dengan menggunakan alat panen disimpan terlebih


dahulu ditempat pengumpulan madu seperti jerigen ataupun lainnya dengan
tertutup rapat. Setelah itu, pengemasan dilakukan dengan memindahkan madu
kedalam wadah botol-botol yang telah higienis, kemudian di tutup rapat dan di
beri label. Bentuk botol kemasan madu memiliki ragam jenis, yang di desain agar
menarik, dimana salah satu tujuannya adalah untuk menarik minat pembeli.

7
Gambar 1. Bentuk Kemasan Botol Madu

Seperti yang telah di jelaskan sebelumnya, bahwa kemasan sebaiknya


diberikan informasi yang memadai berkaitan petunjuk penggunaan dalam hal ini
madu, kode produksi, tanggal kadaluarsa, ijin Industri Rumah Tangga dan lain-
lain.
2. Propolis
Selain menghasilkan madu, lebah Trigona juga menghasilkan propolis yang
berkhasiat untuk kesehatan dan permintaan terhadap propolis semakin meningkat
dari tahun ke tahun. Beberapa contoh kemasan produk propolis yang siap untuk di
pasarkan bisa di lihat seperti gambar berikut.

Gambar 2. Pengemasan Propolis

8
BAB III
PEMASARAN PRODUK BUDIDAYA LEBAH MADU

A. Pemasaran Produk
Perdagangan madu di Indonesia pada tahun 2012 mengalami deficit yang
cukup besar, hal tersebut mengindikasikan bahwa produksi madu kita masih
sangat rendah, sementara potensi pasar dalam negeri sangat besar (Novandra,
2013). Dengan jumlah penduduk Indonesia yang tinggi, maka kebutuhan akan
madu untuk dikonsumsi belum dapat terpenuhi. Hal ini disebabkan produksi madu
di Indonesia dari tahun ke tahun terus menurun, sehingga untuk memenuhi
permintaan pasar dalam negeri Indonesia mengimpor dari negara lain. Peluang
pasar ini seharusnya bisa dioptimalkan oleh masyarakat sekitar hutan agar mampu
memproduksi madu dengan kualitas yang baik dan harga yang bersaing.
Setelah produk tersedia, aspek penting dalam rangka menciptakan
kesinambungan proses produksi (sustainability of production process) adalah
aspek pemasaran, apabila pemasaran suatu produk (barang, jasa) berjalan sesuai
dengan mekanismenya, maka semua pihak (pelaku ekonomi) yang terlibat akan
memperoleh keuntungan yang proporsional. Untuk itulah keberadaan dan peranan
lembaga pemasaran yang biasanya terdiri dari produsen, tengkulak, pedagang
pengumpul, broker, pedagang pengecer, eksportir, importir atau yang lain menjadi
amat penting. Lembaga-lembaga pemasaran tersebut secara langsung maupun
tidak akan menentukan jalannya mekanisme pasar yang terjadi.

B. Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran merupakan hal yang penting untuk mengenalkan produk
atau brand kepada orang banyak atau pembeli, oleh karena itu, marketing
merupakan hal yang harus benar-benar diperhatikan jika ingin menjalani sebuah
usaha atau bisnis. Hal penting lainnya yang harus diingat bahwa marketing
merupakan hal yang terus berubah, maka dituntut keharusan untuk terus
berinovasi.
Sebelum menentukan strategi pemasaran, sebaiknya menentuan segmen pasar
terlebih dahulu. Penentuan segmen pasar yang tepat akan berpengaruh baik pada
respons produk yang akan dijual. Philip Kotler, dalam Marketing Insights From A

9
to Z, memaparkan bahwa pangsa pasar atau segemen pasar dapat ditentukan
dalam tiga tahap, yaitu :
1) Segmentasi pasar menurut kelompok demografis. Target marketnya
digolongkan menurut usia/umur. Contoh, target marketnya wanita usia 35-50
tahun.
2) Segmentasi pasar ke dalam kelompok-kelompok kebutuhan. Contoh, target
marketnya adalah wanita bekerja yang menginginkan kemudan dan dapat
menghemat waktu dalam berbelanja.
Segmen pasar berdasarkan kelompok-kelompok perilaku. Target marketnya
didasarkan pada perilaku atau gaya hidup. Contoh, target marketnya adalah wanita
yang bergaya hidup konsumtif (boros) dalam berbelanja pakaian pesta.

Berikut ini beberapa strategi didalam memasarkan produk perlebahan baik


madu maupun propolis ataupun jenis perlebahan yang lainnya seperti lilin, polen
serta royal jelly:

a. Buatlah pembeli Anda sebagai agen promosi Anda


Konsumen yang berpotensi umumnya mengenal produk Anda dari kenalan atau
sahabat mereka, yang merekomendasikan produk Anda. Jadi, mengapa Anda tidak
memanfaatkan hal ini? Anda bisa menbuat konsumen Anda menjadi seorang
Brand Ambassador. Anda bisa memberikan mereka diskon khusus jika mereka
merekomendasikan produk Anda ke masyarakat luas.

b. Buatlah konsumen Anda menjadi fans produk Anda


Anda harus melihat bagaimana Steve Jobs dapat membuat beribu orang
mencintai dirinya, dan sangat setia dengan produk-produk yang ia luncurkan.
Anda harus membuat produk, bahkan diri Anda sendiri sangat menarik, hingga
semua orang tertarik untuk mempromosikannya kepada teman mereka.

c. Tawarkan kartu diskon


Cara untuk memberikan hadiah kepada konsumen Anda yag loyal adalah
dengan memberikan kartu diskon. Hal ini dapat membantu membangun loyalitas
orangorang terhadap Brand Anda, dan mereka akan terus kembali lagi untuk
menikmati diskon-diskon yang Anda berikan.

10
d. Mintalah testimonial dari pelanggan Anda
Mintalah testimonial dari pelanggan Anda yang merasa puas dengan produk
yang anda jual. Hal itu dapat mempengaruhi masyarakat lain, karena adanya
pengalaman yang positif dari orang lain, keyakinan akan produk Anda dapat
semakin berkembang.

e. Bentuklah kemitraan
Untuk seorang trader tunggal, terkadang kemitraan sangat dibutuhkan untuk
membangun bisnis yang lebih besar. Bekerja sama dengan bbisnis lain berarti
Anda bisa memiliki akses untuk konsumen mereka. Anda juga memiliki orang-
orang yang dapat mebantu anda melewati kesulitan-kesulitan dalam menghadapi
permasalahan bisnis Anda.

f. Buatlah kegiatan sosial


Membantu sebuah organisasi sosial akan sangat berpengaruh untuk Brand
bisnis Anda. memiliki dan membangun hubungan yang baik dengan masyarakat
dapat menaikkan pamor Anda di dunia Industri, dan membantu penjualan
nantinya.

g. Buatlah sebuah kompetisi


Buatlah sesuatu yang dapat dibicarakan orang banyak. Buatlah sebuah
kompetisime narik yang dapat menjadi bahan pembicaraan orang-orang, dan dapat
mengundang orang-orang untuk terlibat dengan Bisnis yang Anda jalankan.
Keterlibatan itu tidak hanya sebatas sebagai pembeli, tapi juga dapat terlibat
langsung melalui kompetisi yang Anda adakan.

h. Cobalah dan menangkan sebuah penghargaan bisnis


Masuk nominasi penghargaan di dunia bisnis tidaklah sesulit yang
dibayangkan. Untuk beberapa orang, hal yang perlu dilakukan hanyalah sekedar
mengisi aplikasi.Jika anda sukses, koran-koran lokal bisa tertarik untuk meliput
bisnis Anda sehingga networking Anda semakin luas.

i. Buatlah business card yang menarik


Business card bisa dengan murah diperoleh dan dapat memberi kesan yang
baik dari bisnis Anda. Dengan business card, Anda dapat terkesan profesional dan
dapat membuat orang-orang mengingat Bisnis Anda. Jika Anda bertemu dengan

11
konsumen-konsumen yang berpotensi, berikanlah kartu Bisnis Anda. Dengan
begitu mereka dapat mengingat Anda dan menghubungi Anda di kemudian hari.

j. Tulislah sebuah berita


Tulislah sebuah berita yang berisi konten yang menjelaskan secara detail tentang
bisnis Anda, dan apa yang membuat bisnis Anda berbeda dari yang lain. Targetkan
seluruh surat kabar yang dinilai relevan dengan bisnis Anda, dan jangan berhenti
sampai disitu. Targetkan juga website, majalah, dan radio yang sesuai dengan
bisnis yang Anda jalankan.

k. Gunakalnlah media sosial yang berpengaruh, seperti Twitter.


Buatlah akun Facebook dan Twitter, serta sosial media lain yang sedang
booming untuk bisnis Anda. Anda harus membuat orang-orang megenal dan
peduli dengan produk Anda. Jika Anda memiliki sebuah toko atau stand, tweet lah
tentang hal itu, atau apa saja yang Anda sediakan di toko Anda. Tweet pula
diskon-diskon yang ada di toko Anda, dan tweet lah hal-hal yang dapat
menginfokan produk Anda kepada masyarakat.

l. Gunakanlah Facebook
Manfaatkalah Facebook untuk mengiklankan poduk Anda secara gratis, dengan
cara membagikan foto-foto dan berita-berita penting yang menarik yang bisa
menarik minat masyarakat.

m. Buatlah sebuah Website


Untuk sebuah bisnis yang ingin berkembang dan sukses, sangat perlu dibuat
sebuah Website. hal pertama yang dilakukan customer saat ingin membeli sebuah
produk adalah mencarinya lewat Google. Sebuah Website yang menarik dapat
membuat bisnis Anda terlihat profesional, dan meningkatkan kepercayaan
pelanggan terhadap bisnis Anda. sosial media yang Anda gunakan juga harus
terhubung dengan Website Anda.
Pemasaran produk pangan olahan dikatakan efisien, apabila :
1) Mampu mendistribusikan produk pangan olahan dari produsen ke konsumen
dalam waktu yang cepat, kualitas sesuai, biaya rendah serta harga produk
tersebut terjangkau oleh konsumen.

12
2) Mampu memberikan pembagian hasil yang merata dan proporsional kepada
setiap pelaku ekonomi yang terlibat di dalam pemasaran produk pangan
olahan
3) Mampu menciptakan nilai efisiensi pemasaran yang sekecil-kecilnya.
(Prasetyo dan Mukson, 2003).

Pada umumnya kegiatan pemasaran berkaitan dengan koordinasi beberapa


kegiatan bisnis. Strategi pemasaran ini dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai
berikut:

1. Faktor mikro, yaitu perantara pemasaran, pemasok, pesaing dan masyarakat


2. Faktor makro, yaitu demografi/ekonomi, politik/hukum, teknologi/fisik dan
sosial/budaya.

Berikut ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan untuk pemasaran (dari sudut
pandang penjual), yaitu : (1) tempat yang strategis (place), (2) produk yang
bermutu (product), (3) harga yang kompetitif (price), dan (4) promosi yang gencar
(promotion). Dari sudut pandang konsumen: (1) kebutuhan dan keinginan
konsumen (customer needs and wants), (2) biaya konsumen (cost to the
customer), (3) kenyamanan (convenience), dan (4) komunikasi (comunication).

Beberapa alasan mengapa promosi website untuk penjualan produk madu


perlu juga dilakukan secara offline dan online:
1. Tidak semua calon konsumen potensial memiliki waktu untuk mencari
website, bahkan mungkin tidak mau susah-susah mencari. Ketika website kita
diingat pertama kali, maka mereka akan mencari cara untuk dapat mengakses
website kita dan jika beruntung, terjadilah transaksi.
2. Tidak semua orang yang biasa menggunakan internet sekalipun mengerti
cara memanfaatkan search engine untuk memenuhi kebutuhan mereka, bahkan
mungkin tetap bertanya orang di sekitar mereka. Sehingga, jika kita beruntung
website kita-lah yang akan diakses, dan terjadilah transaksi.

3. Kini untuk menaikkan ranking di search engine sudah semakin ketat


persaingannya sehingga kecil kemungkinan bagi calon konsumen untuk
menemukan website kita. Jika website kita sudah ada di benak mereka, maka

13
mereka tidak perlu lagi mencari apa yang mereka butuhkan melalui search
engine.

4. Hukum probablilitas untuk pemasaran berlaku. Semakin banyak orang


mengenal website kita melalui berbagai macam cara promosi, maka akan
semakin banyak calon-calon konsumen yang akan menjadi konsumen serius.

5. Dimana ada kesempatan bertemu dengan kesiapan, disitulah


keberuntungan berada. Ungkapan ini mungkin cocok bagi kita yang
mempromosikan website melalui berbagai macam cara.

Gambar 3. Promosi Website

C. Promosi
Promosi adalah upaya untuk memberitahukan atau menawarkan produk atau
jasa pada dengan tujuan menarik calon konsumen untuk membeli atau
mengkonsumsinya. Promosi juga merupakan cara yang dilakukan oleh
pemasar untuk meninformasikan dan mempengaruhi para konsumen atau
masyarakat sehingga dapat tertarik untuk membeli serta menggunakan produk
ataupun jasa yang dipasarkannya. Dengan adanya promosi, produsen atau
distributor mengharapkan kenaikannya angka penjualan. Tujuan promosi
diantaranya adalah:
1) Menyebarkan informasi produk kepada target pasar potensial

14
2) Untuk mendapatkan kenaikan penjualan dan profit/labaUntuk
mendapatkan konsumen baru dan menjaga kesetiaan konsumen
3) Untuk menjaga kestabilan penjualan ketika terjadi lesu pasar
4) Membedakan serta mengunggulkan produk dibanding produk pesaing
5) Membentuk citra produk di mata konsumen sesuai dengan yang
diinginkan.
6) Mengubah tingkah laku dan pendapat konsumen.

c.1 Buruan promosi (Promotional Mix)


Yang dimaksud dengan buruan promosi adalah gabungan dari berbagai macam
jenis promosi untuk produk atau jasa yang sama supaya hasil dari kegiatan
promosi yang dilakukan dapat membuahkan hasil semaksimal mungkin.
Sebelum melakukan kegiatan promosi alangkah baiknya terlebih dahulu
melakukan perencanaan sebaik mungkin yang mencangkup buruan promosi
sebagai berikut ini:
 Iklan, misalnya seperti meniklankan pada radio, koran, majalah, bilboard
dan lain-lain.
 Promosi dari mulut ke mulut secara positif, karena cara ini merupakan
salah satu cara promosi yang baik.
 Promosi dengan penjualan, misalnya seperti membagikan sample, ikut
serta dalam pameran di pasar yang di targetkan dan lain-lain.
 Publisitas positif semaksimal mungkin dari pihak-pihak eksternal.
 Public relation yaitu mengupayakan produk yang dijual diterima oleh
masyarakat dan Personal selling yaitu penjulan yang dilakukan dengan
cara bertatap mukan langsung.

15
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, (1998). Kumpulan bahan pelatihan perlebahan. Pusat Apiari, Parung


Panjang, 1998

Anonim, 2000. Buku Pintar Penyuluhan Kehutanan dan Perkebunan. Pusat Bina
Penyuluhan Kehutanan dan Perkebunan, Jakarta.

Harmaizar dan Rosidayati Rozalina. Pedoman Lengkap Pendirian dan


Pengembangan Usaha (Studi Kelayakan Bisnis). (Bekasi : CV Dian
Anugerah Prakasa, 2004).

Novandra, A. dan I Made Widnyana. 2013. Makalah Peluang Pasar Produk


Perlebahan Indonesia. Balai Penelitian Teknologi Hasil Hutan Bukan
Kayu. Bogor.

Prasetyo, Edy dan Mukson. 2003. Kajian Pemasaran Produk Pangan Olahan.
Penerbit Universitas Diponegoro. Jawa Tengah.

Soekartawi, A. Soeharjo, J. L. Dillon dan J. B. Hardaker. Ilmu Usahatani dan


Penelitian untuk Pengembangan Petani Kecil. (Jakarta : UI-Press,
1994).

16

Anda mungkin juga menyukai