Anda di halaman 1dari 59

PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER

DI PUSKESMAS

PUSKESMAS TERMINAL BANJARMASIN


PERIODE : 16 APRIL – 15 MEI 2018

Disusun oleh :
Dessy Hana Cattleya (1631015320006)
Dwi Rezky Sukmawaty (1731015320005)

ANGKATAN II

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2018

i
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER

PUSKESMAS TERMINAL BANJARMASIN


PERIODE : 16 APRIL – 15 MEI 2017

Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Apoteker pada Program Studi Profesi Apoteker Fakultas MIPA Universitas
Lambung Mangkurat

Disetujui oleh :

Pembimbing

Pembimbing Prodi Profesi Apoteker Preseptor


FMIPA Universitas Lambung Mangkurat Puskesmas Banjarbaru Selatan

Herningtyas, S.Farm., M.Sc., Apt. Hj. Rahmi Annissa, S.Farm.,Apt.


NIP. NIP.19841021201101 2 004

Mengetahui,

Ketua Program Studi Profesi Apoteker


FMIPA Universitas Lambung Mangkurat

Difa Intannia, M.Farm-Klin., Apt.


NIP. 19860919 201212 2 001

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa
karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat melaksanakan tugas dan
menyelesaikan laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) ini. Penulisan
laporan ini merupakan suatu bentuk pertanggung jawaban terhadap pelaksanaan
PKPA yang telah ditempuh selama 4 minggu mulai tanggal 16 April 2018 sampai
dengan 15 Mei 2018 di Puskesmas Terminal Banjarmasin yang bertujuan untuk
mempersiapkan kami untuk terjun ke dunia kerja dalam memberikan pelayanan
kefarmasian langsung kepada masyarakat nantinya. Penyelesaian laporan PKPA
ini tidak lepas dari bantuan dan doa dari keluarga dan rekan-rekan yang telah
mendukung dan meluangkan waktu untuk ikut berpartisipasi. Pada kesempatan ini
tidak lupa penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Difa Intannia, S.Farm., M.Farm-Klin., Apt. selaku Ketua Program Studi
Profesi Apoteker Universitas Lambung Mangkurat.
2. Ibu Herningtyas, S.Farm., M.Sc., Apt. selaku dosen pembimbing internal
PKPA yang telah membantu mengarahkan dan membimbing dalam
penyusunan laporan ini.
3. Ibu Hj. dr. Bandiyah Ma’rifah selaku Kepala Puskesmas Terminal Banjarmasin
yang telah memberikan kesempatan untuk melaksanakan PKPA.
4. Ibu Hj. Rahmi Annissa, S.Farm., Apt. selaku Pembimbing dan Apoteker
Pengelola Apotek (APA) Puskesmas Terminal Banjarmasin yang sangat
membantu mengarahkan dan membimbing selama PKPA.
5. Seluruh Pegawai Puskesmas Terminal Banjarmasin yang sudah memberikan
bimbingan dan arahan selama menjalankan PKPA.
6. Seluruh Dosen dan Staf Program Studi Profesi Apoteker Universitas Lambung
Mangkurat.
7. Kedua orang tua, keluarga, teman-teman dan orang terdekat penyusun yang
telah membantu, memberikan motivasi dan doa selama ini dalam
menyelesaikan laporan PKPA.

iii
8. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu yang telah banyak
membantu dalam pelaksanaan PKPA dan dalam menyelesaikan penyusunan
laporan ini.
Penyusun berharap PKPA ini dapat membuahkan hasil yang baik dan
bermanfaat sehingga dapat menjadi panduan dalam menghadapi persaingan dan
lingkungan kerja yang semakin penuh tantangan di masa yang akan datang.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan laporan PKPA ini masih banyak
terdapat kekurangan dan ketidaksempurnaan. Oleh karena itu, penyusun berharap
kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan selanjutnya. Semoga
laporan PKPA ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Akhir kata, penyusun mengucapkan mohon maaf apabila dalam
penyusunan laporan ini terdapat kekurangan dan kesalahan. Semoga laporan ini
dapat berguna bagi para pembaca.

Banjarmasin, Mei 2018

Penyusun

iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
LAPORAN PRAKTIK KERJA UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK

Sebagai civitas akademika Universitas Lambung Mangkurat, kami yang bertanda


tangan di bawah ini :

Nama : Dessy Hana Cattleya / Dwi Rezky Sukmawaty


NIM : 1631015320006 / 1731015320005
Program Studi : Apoteker
Fakultas : MIPA
Jenis Karya : Karya Akhir
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Lambung Mangkurat Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive
Royalty Free Right) atas karya saya yang berjudul :

“Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker Puskesmas Terminal Banjarmasin


Periode : April – Mei 2018”

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan hak bebas Royalti
Noneksklusif ini Universitas Lambung Mangkurat berhak menyimpan, mengalih
media/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat,
dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.


Dibuat di : Banjarmasin
Pada Tanggal : Mei 2018
Yang menyatakan :

Dessy Hana Cattleya / Dwi Rezky Sukmawaty

v
DAFTAR ISI

Halaman
Halaman Judul
i
Halaman Pengesahan
ii
Kata Pengantar
iii
Halaman Persetujuan Publikasi Laporan Praktik Kerja
v
Daftar Isi
vi
Daftar Gambar
ix
Daftar Tabel
x
Daftar Lampiran
xi
Ringkasan

xii

BAB I PENDAHULUAN
1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 2
1.3 Manfaat 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


3
2.1 Puskesmas...............................................................................................
3

vi
2.1.1 Pengertian Puskesmas...................................................................
3
2.1.2 Tugas dan Fungsi Puskesmas........................................................
3
2.1.3 Pelayanan Puskesmas....................................................................
4
2.2 Persyaratan Puskesmas............................................................................
5
2.2.1 Umum............................................................................................
5
2.2.2 Lokasi............................................................................................
5
2.2.3 Bangunan.......................................................................................
5
2.2.4 Sarana............................................................................................
6
2.2.3 Peralatan........................................................................................
6
2.3 Puskesmas Terminal Banjarmasin..........................................................
7
2.3.1 Visi dan Misi.................................................................................
7
2.3.2 Motto dan Kebijakan Mutu...........................................................
7
2.3.3 Struktur Organisasi........................................................................
7
2.3.4 Profil Layanan Puskesmas............................................................
8
2.4 Pengelolaan Obat.....................................................................................
9
2.4.1 Perencanaan...................................................................................
9

vii
2.4.2 Permintaan.....................................................................................
12
2.4.3 Penerimaan....................................................................................
12
2.4.4 Penyimpanan.................................................................................
13
2.4.5 Pendistribusian..............................................................................
14
2.4.6 Pengendalian.................................................................................
14
2.4.7 Pencatatan dan Pelaporan..............................................................
15
2.4.8 Pemantauan dan Ealuasi................................................................
15
2.4.9 Penanganan Obat Kadaluwarsa.....................................................
16
2.5 Pelayanan Informasi Obat.......................................................................

16

BAB III KEGIATAN PKPA DAN PEMBAHASAN


19
3.1 Profil Puskesmas Terminal Banjarmasin................................................
19
3.1.1 Struktur Organisasi........................................................................
20
3.2 Pelayanan Puskesmas Terminal Banjarmasin.........................................
20
3.2.1 Pelayanan dalam Gedung..............................................................
20
3.2.2 Pelayanan luar Gedung..................................................................
21
3.3 Kegiatan PKPA.......................................................................................
22

viii
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
45
4.1 Kesimpulan..............................................................................................
45
4.2 Saran........................................................................................................
45

DAFTAR PUSTAKA
46
LAMPIRAN

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Penerimaan Perbekalan Farmasi pada tanggal 15 Mei 2018....................


24
2. Penyuluhan Obat Ilegal............................................................................
34
3. Penyuluhan Bahaya Narkoba...................................................................
34
4. Penyuluhan Imunisasi MR.......................................................................
35
5. Penyuluhan Senam Jari.............................................................................
35
6. Penyuluhan Aturan Minum Obat..............................................................
36
7. Penyuluhan Terapi Modalitas Hipertensi ................................................
37

ix
8. Penyuluhan Asi Eksklusif ........................................................................
37
9. Penyuluhan Pembuatan Larutan Gula Garam untuk Diare .....................
38
10. Penyuluhan Penggolongan Obat ..............................................................
38
11. Penyuluhan Imunisasi Lengkap ...............................................................
38
12. Penyuluhan Tanya Lima O Gabungan 5 Puskesmas ...............................
40
13. Pelayanan Home Care Pasien Hipertensi ................................................
40
14. Pelayanan Home Care Pasien Diabetes Mellitus ....................................
42
15. Pelayanan Resep 1 ...................................................................................
42
16. Pelayanan Resep 2 ...................................................................................
43
17. Pelayanan Resep 3 ...................................................................................
43
18. Pelayanan Resep 4 ...................................................................................
44

DAFTAR TABEL

x
Tabel Halaman

1. Hasil Survei Kuesioner Kepuasan Pelayanan Petugas Farmasi di


Puskesmas Terminal Banjarmasin.............................................................
31

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran
1. Contoh LPLPO
2. Rencana Kebutuhan Obat (RKO) Tahun 2018 Puskesmas Terminal
Banjarmasin
3. Daftar Hadir Peserta Penyuluhan
4. Leaflet Kegiatan Penyuluhan
5. Contoh Kuesioner Kepuasan Pasien
6. Struktur Organisasi
7. Tugas Khusus

x
RINGKASAN

Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) yang dilaksanakan oleh


mahasiswa calon Apoteker di Puskesmas Terminal Banjarmasin bertujuan
untuk memahami dan mengetahui peran, fungsi dan tanggung jawab
Apoteker di Puskesmas dalam meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan dalam bidang manajemen (perencanaan, permintaan,
penyimpanan, pendistribusian, penctatan dan pelaporan) dan farmasi klinis
(PIO, komunikasi, edukasi dan konseling). PKPA ini dilaksanakan dari
tanggal 16 April – 15 Mei 2018. Hasil dari kegiatan ini mahasiswa dapat
memahami peran, fungsi dan tanggung jawab Apoteker di Puskesmas.
Serta mahasiswa calon Apoteker dapat berinteraksi secara langsung
dengan masyarakat dan tenaga kesehatan lain yang bertugas di Puskesmas.

Kata kunci : Puskesmas, Terminal

x
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesadaran akan
pentingnya kesehatan, kemauan dan kemampuan memelihara hidup sehat
bagi setiap orang untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang
optimal. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 44 tahun 2016
tentang Pedoman Manajemen Puskesmas, Puskesmas adalah unit pelaksana
teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu bagian di wilayah
kerjanya. Puskesmas merupakan unit yang strategis dalam mendukung
terwujudnya perubahan status kesehatan masyarakat menuju peningkatan
derajat yang optimal. Mewujudkan derajat kesehatan yang optimal diperlukan
upaya pembangunan kesehatan wajib (basic six) dan beberapa upaya
kesehatan pilihan yang disesuaikan kondisi, kebutuhan, kemampuan dan
inovasi dari pemerintah daerah setempat.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 74 Tahun 2016 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas menyebutkan bahwa, Puskesmas
merupakan fasilitas pelayanan kesehatan dasar yang menyelenggarakan upaya
kesehatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan
penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan
kesehatan (rehabilitatif) yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan. Konsep kesatuan upaya kesehatan ini menjadi pedoman
dan pegangan bagi semua fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia termasuk
Puskesmas.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 74 Tahun 2016 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasiaan di Puskesmas menyebutkan bahwa, pelayanan
kefarmasian di Puskesmas harus mendukung tiga fungsi pokok Puskesmas,
yaitu sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat
pemberdayaan masyarakat dan pusat pelayanan kesehatan strata pertama yang
meliputi pelayanan kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan

1
2

masyarakat. Pelayanan Kefarmasian merupakan kegiatan yang terpadu


dengan tujuan untuk mengidentifikasi, mencegah dan menyelesaikan masalah
obat dan masalah yang berhubungan dengan kesehatan. Pelayanan
kefarmasian saat ini telah berubah paradigmanya dari orientasi pada obat
menjadi orientasi pada pasien. Konsekuensi dari perubahan orientasi tersebut,
apoteker dituntut untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan
perilaku agar dapat berinteraksi langsung dengan pasien. Peranan apoteker
diantaranya dalam pelayanan kefarmasian adalah pemberian informasi obat
dan pengelolaan obat. Oleh karena itu, menjadi penting dan bermanfaat dalam
memahami lebih jauh mengenai kedua hal tersebut.
Berdasarkan latar belakang di atas, mahasiswa calon apoteker perlu
mengetahui perannya dalam lingkup Puskesmas di pemerintahan sebagai
salah satu tempat untuk melaksanakan tugas profesi kelak. Praktik Kerja
Profesi Apoteker (PKPA) merupakan salah satu sarana untuk mendapatkan
pengalaman kerja, pengetahuan, gambaran dan pemahaman yang lebih
mendalam tentang peran apoteker dalam lingkup pelayanan kesehatan
masyarakat. Oleh karena itu, mahasiswa calon apoteker melakukan PKPA di
Puskesmas Terminal Banjarmasin selama 4 minggu pada periode 16 April –
15 Mei 2018 .
1.2 Tujuan
1. Memahami peran, fungsi dan tanggung jawab apoteker di Puskemas
Terminal Banjarmasin.
2. Meningkatkan pemahaman calon apoteker dalam praktik pelayanan
kefarmasian di Puskesmas.
1.3 Manfaat
1. Mengetahui, memahami tugas dan tanggung jawab apoteker dalam
menjalankan pekerjaan kefarmasian di Puskesmas.
2. Mendapatkan pengalaman praktis dalam mengenai pekerjaan kefarmasian
di Puskesmas.
3. Mendapatkan pengetahuan manajemen praktis di Puskesmas.
4. Meningkatkan rasa percaya diri untuk menjadi apoteker yang profesional
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Puskesmas
2.1.1 Pengertian Puskesmas
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 74 Tahun 2016
tentang Standar Pelayanan Kefarmasian, Puskesmas adalah unit
pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung
jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan disuatu wilayah
kerja. Puskesmas merupakan suatu kesatuan organisasi kesehatan
fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat
yang juga membina peran serta masyarakat disamping memberikan
pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di
wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.
2.1.2 Tugas dan Fungsi Puskesmas
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 44 tahun 2016
tentang Pedoman Manajemen Puskesmas, tugas pokok puskesmas
meliputi :
1. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) kesehatan kabupaten/kota
yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan di wilayahnya.
2. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama menyelenggarakan
kegiatan pelayanan kesehatan secara menyuluruh, terpadu dan
berkesinambungan meliputi pelayanan kesehatan perorangan dan
masyarakat.
Pelayanan kefarmasian di Puskesmas harus mendukung tiga fungsi
pokok Puskesmas, yaitu sebagai pusat penggerak pembangunan
berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat dan pusat
pelayanan kesehatan strata pertama yang meliputi pelayanan kesehatan
perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat.

3
4

2.1.3 Pelayanan Puskesmas


Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 44 tahun 2016,
pelayanan di Puskemas terdiri dari :
1. Program pengobatan (kuratif dan rehabilitatif)
Bentuk pelayanan  kesehatan untuk mendiagnosa, melakukan
tindakan pengobatan pada seseorang pasien dilakukan oleh seorang
dokter  secara ilmiah berdasarkan temuan-temuan  yang diperoleh 
selama anamnesis dan pemeriksaan.
2. Promosi Kesehatan
Program pelayanan kesehatan puskesmas yang diarahkan untuk
membantu masyarakat agar hidup sehat secara optimal melalui
kegiatan penyuluhan (individu, kelompok maupun masyarakat).
3. Pelayanan KIA dan KB
Program pelayanan kesehatan KIA dan KB di  Puskesmas yang
ditujukan untuk memberikan pelayanan Keluarga Berencana (KB)
kepada PUS (Pasangan Usia Subur) dengan melakukan kontrasepsi,
pelayanan ibu hamil, bersalin dan nifas serta pelayanan bayi dan
balita.
4. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit menular dan tidak menular
Program pelayanan kesehatan Puskesmas untuk mencegah dan
mengendalikan penular penyakit menular/infeksi (misalnya penyakit
TB, Demam Berdarah Dengue, Kusta dan lain-lain).
5. Kesehatan Lingkungan
Program pelayanan kesehatan lingkungan di Puskesmas untuk
meningkatkan kesehatan lingkungan pemukiman melalui upaya
sanitasi dasar, pengawasan mutu lingkungan dan tempat umum
termasuk pengendalian pencemaran lingkungan dengan peningkatan
peran serta masyarakat.
6. Perbaikan Gizi Masyarakat
Program kegiatan pelayanan kesehatan, perbaikan gizi masyarakat di
Puskesmas yang meliputi peningkatan pendidikan gizi,
penanggulangan kurang energi protein, anemia gizi besi, Gangguan
5

Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), kurang vitamin A, keadaan


zat gizi lebih, peningkatan survailans gizi, dan perberdayaan usaha
perbaikan gizi keluarga/masyarakat.

2.2 Persyaratan Puskesmas


2.2.1 Umum
1. Puskesmas harus didirikan pada setiap kecamatan.
2. Dalam kondisi tertentu, pada satu kecamatan dapat didirikan lebih
dari satu Puskesmas.
3. Kondisi tertentu sebagaimana dimaksud pada nomor dua ditetapkan
berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan, jumlah penduduk
dan aksesibilitas.
4. Pendirian Puskesmas harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan,
prasarana, peralatan kesehatan, ketenagaan, kefarmasian dan
Laboratorium.
2.2.2 Lokasi
1. Geografis
2. Aksesibilitas untuk jalur transportasi
3. Kontur tanah
4. Fasilitas parkir
5. Fasilitas keamanan
6. Ketersediaan utilitas publik
7. Pengelolaan kesehatan lingkungan
8. Kondisi lainnya
Selain itu pendirian Puskesmas harus memperhatikan ketentuan teknis
pembangunan bangunan gedung negara.
2.2.3 Bangunan
1. Persyaratan administratif, persyaratan keselamatan dan kesehatan
kerja, serta persyaratan teknis bangunan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
2. Bersifat permanen dan terpisah dengan bangunan lain.
6

3. Menyediakan fungsi, keamanan, kenyamanan, perlindungan


keselamatan dan kesehatan serta kemudahan dalam memberi
pelayanan bagi semua orang termasuk yang berkebutuhan khusus,
anak-anak dan lanjut usia.
4. Puskesmas harus memiliki bangunan rumah dinas tenaga kesehatan
dengan mempertimbangkan tenaga kesehatan dalam memberikan
pelayanan.
2.2.4 Sarana
1. Sistem penghawaan (ventilasi)
2. Sistem pencahayaan
3. Sistem sanitasi
4. Sistem kelistrikan
5. Sistem komunikasi
6. Sistem gas medik
7. Sistem proteksi petir
8. Sistem proteksi kebakaran
9. Sistem pengendalian kebisingan
10. Sistem transportasi vertikal untuk bangunan lebih dari 1 (satu)
lantai
11. Kendaraan Puskesmas keliling
12. Kendaraan ambulan
2.2.5 Peralatan
1. Standar mutu, keamanan, keselamatan
2. Memiliki izin edar sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
3. Diuji dan dikalibrasi secara berkala oleh institusi penguji dan
pengkalibrasi yang berwenang.
(Depkes RI, 2004)
2.3 Puskesmas Terminal Banjarmasin
2.3.1 Visi dan Misi
1. Visi
Kayuh Baimbai menuju Banjarmasin Baiman (Bertakwa, Aman,
Indah, Maju, Amanah dan nyaman)
7

2. Misi
a. Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata, terjangkau
dan berkeadilan.
b. Membangun profesionalisme dan memberikan pelayanan kesehatan
yang optimal baik individu, keluarga dan masyarakat.
c. Mendorong kemandirian perilaku sehat bagi bagi masyarakat di
wilayah kerja Puskesmas Terminal.
d. Menggerakan peran aktif masyarakat mewujudkan lingkungan yang
sehat.
2.3.2 Motto dan Kebijakan Mutu
TERSENYUM
Ter =Tertib, R = Ramah, Se = Senyum, Ny = Nyaman, Um = Untuk
Masyarakat.
2.3.3 Komitmen Kerja
Sebagai Pegawai akan selalu menepati komitmen kerja :
a. Selalu bersikap ramah dan empathy terhadap pelanggan
b. Menjaga dan menjalin kehidupan kerja yang harmonis
c. Selalu menepati jam kerja dinas
d. Selalu bantu membantu dalam kehidupan kerja
e. Tidak saling menyalahkan dalam tugas
f. Mawas diri, terbuka dalam tugas, bekerja tanpa pamrih
2.3.4 Janji Pelayanan Puskesmas
Melayani dengan profesional dan ikhlas
2.3.5 Struktur Organisasi
1. Kepala Puskesmas
2. Unit Tata Usaha yang bertanggung jawab membantu Kepala
Puskesmas dalam pengelolaan :
a. Data dan informasi
b. Perencanaan dan penilaian
c. Keuangan
d. Umum dan kepegawaian
3. Unit Pelaksana Teknis Fungsional Puskesmas :
8

a. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) termasuk pembinaan


terhadap UKBM.
b. Upaya Kesehatan Perorangan (UKP).
4. Jaringan Pelayanan Puskesmas:
a. Unit Puskesmas Pembantu
b. Unit Puskesmas Keliling
c. Unit Bidan di Desa/Komunitas
2.3.6 Profil Layanan Puskesmas
1. Ruang Umum
merupakan ruang pemeriksaan awal terhadap pasien kemudian
pemberian resep oleh dokter dan konsultasi.
2. Ruang Gigi
merupakan ruang pemeriksaan gigi, penambalan gigi, pencabutan
gigi, pembersihan karang gigi dan konsultasi dengan dokter gigi.
3. Ruang KIA dan KB
Merupakan ruang pemeriksaan kesehatan ibu dan anak, pelayanan
keluarga berencana, konsultasi dan cara penggunaan pil KB.
4. Ruang Gizi
Pemeriksaan pada bayi balita serta memantau tumbuh kembang
anak, pemberian makanan tambahan pada gizi buruk dan konsultasi.
5. Ruang Tindakan
Pelayanan tindakan pada pasien dengan status gawat darurat.
6. Apotek
Pelayanan atau pemberian obat dengan resep yang telah diberikan
dokter.
7. Laboratorium
Pelayanan laboratorium meliputi pemeriksaan darah rutin, feses
rutin, urin rutin, gula darah puasa, gula darah sewaktu, kolesterol,
asam urat, trigliserida, widal dan tes kehamilan.
2.4 Pengelolaan Obat
Pengelolaan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai merupakan
salah satu kegiatan pelayanan kefarmasian yang dimulai dari perencanaan,
9

permintaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pengendalian,


pencatatan dan pelaporan serta pemantauan dan evaluasi. Tujuannya adalah
untuk menjamin kelangsungan ketersediaan dan keterjangkauan sediaan
farmasi dan bahan medis habis pakai yang efisien, efektif dan rasional,
meningkatkan kompetensi/kemampuan tenaga kefarmasian, mewujudkan
sistem informasi manajemen dan melaksanakan pengendalian mutu
pelayanan.
2.4.1 Perencanaan
Perencanaan merupakan proses kegiatan seleksi sediaan farmasi
dan bahan medis habis pakai untuk menentukan jenis dan jumlah
dalam rangka pemenuhan kebutuhan Puskesmas. Tujuan perencanaan
adalah untuk mendapatkan :
1. Perkiraan jenis dan jumlah sediaan farmasi dan bahan medis habis
pakai yang mendekati kebutuhan.
2. Meningkatkan penggunaan obat secara rasional.
3. Meningkatkan efisiensi penggunaan obat.
Berbagai kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan
kebutuhan obat adalah :
1. Tahap Pemilihan
Fungsi seleksi/ pemilihan obat dan perbekalan kesehatan
adalah untuk menentukan apakah obat dan perbekalan kesehatan
benar-benar diperlukan sesuai dengan jumlah penduduk dan pola
penyakit di daerah untuk mendapatkan pengadaan obat yang baik,
sebaiknya diawali dengan dasar-dasar seleksi kebutuhan obat yaitu
meliputi :
a. Obat dan perbekalan kesehatan yang dipilih harus memiliki ijin
edar dari Pemerintah RI.
b. Obat dipilih berdasarkan seleksi ilmiah, medik dan statistik yang
memberikan efek terapi jauh lebih baik dibandingkan resiko
efek samping yang akan ditimbulkan.
c. Jenis obat yang dipilih seminimal mungkin dengan cara
menghindari duplikasi dan kesamaan jenis.
10

d. Jika ada obat baru harus ada bukti yang spesifik untuk efek
terapi yang lebih baik.
e. Hindari penggunaan obat kombinasi, kecuali jika obat
kombinasi mempunyai efek yang lebih baik dibanding obat
tunggal.
f. Apabila jenis obat banyak, maka kita memilih berdasarkan obat
pilihan (drug of choice) dari penyakit yang prevalensinya tinggi.
2. Tahap Kompilasi Pemakaian Obat
Kompilasi pemakaian obat berfungsi untuk mengetahui
pemakaian bulanan masing-masing jenis obat di unit pelayanan
kesehatan/Puskesmas selama setahun dan sebagai data pembanding
bagi stok optimum. Informasi yang didapat dari kompilasi
pemakaian obat adalah :
a. Jumlah pemakaian tiap jenis obat pada masing-masing unit
pelayanan kesehatan/Puskesmas.
b. Persentase pemakaian tiap jenis obat terhadap total pemakaian
setahun seluruh unit pelayanan kesehatan/Puskesmas.
c. Pemakaian rata-rata untuk setiap jenis obat untuk tingkat
kabupaten/kota.
3. Tahap Perhitungan Kebutuhan Obat
Proses seleksi sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai
dilakukan dengan mempertimbangkan pola penyakit, pola
konsumsi Sediaan Farmasi periode sebelumnya, data mutasi
sediaan farmasi, dan rencana pengembangan. proses seleksi
sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai juga harus mengacu
pada Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) dan Formularium
Nasional. Proses seleksi ini harus melibatkan tenaga kesehatan
yang ada di Puskesmas seperti dokter, dokter gigi, bidan dan
perawat, serta pengelola program yang berkaitan dengan
pengobatan. Metode yang biasa digunakan untuk menyusun
perkiraan kebutuhan obat di tiap unit pelayanan kesehatan adalah :
1. Metode Konsumsi
11

Menganalisis data konsumsi obat tahun sebelumnya. Hal yang


perlu diperhatikan adalah :
a) Pengumpulan data dan pengolahan data.
b) Analisis data untuk informasi dan evaluasi.
c) Perhitungan perkiraan kebutuhan obat.
d) Penyesuaian jumlah kebutuhan obat dengan alokasi dana.
2. Metode Epidemiologi
Menganalisis kebutuhan obat berdasarkan pola penyakit.
Langkah yang perlu diperhatikan adalah :
a) Menentukan jumlah kunjungan kasus berdasarkan frekuensi
penyakit.
b) Menyediakan pedoman pengobatan dan penyesuaian dengan
alokasi dana yang tersedia.
c) Menentukan jumlah penduduk yang akan dilayani.
d) Menghitung perkiraan kebutuhan obat.
e) Penyesuaian dengan alokasi dana yang tersedia.
3. Metode Campuran
Merupakan gabungan dari metode konsumsi dengan metode
epidemiologi. Proses perencanaan kebutuhan sediaan farmasi
pertahun dilakukan secara berjenjang (bottom-up). Puskesmas
diminta menyediakan data pemakaian obat dengan
menggunakan Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat
(LPLPO). Selanjutnya Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota akan
melakukan kompilasi dan analisa terhadap kebutuhan Sediaan
Farmasi Puskesmas di wilayah kerjanya, menyesuaikan pada
anggaran yang tersedia dan memperhitungkan waktu
kekosongan obat, buffer stock, serta menghindari stok berlebih.
2.4.2 Permintaan
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 74 Tahun
2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasiaan di Puskesmas, tujuan
pengadaan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai adalah
memenuhi kebutuhan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai di
12

Puskesmas Terminal, sesuai dengan perencanaan kebutuhan yang


telah dibuat. Permintaan diajukan kepada Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan dan kebijakan pemerintah daerah setempat. Sumber
penyediaan obat di Puskemas adalah sebelumnya berasal dari Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota. Obat yang diperkenankan untuk
disediakan di Puskesmas adalah obat esensial yang jenis dan itemnya
ditentukan setiap tahun oleh Menteri Kesehatan dengan merujuk
kepada Daftar Obat Esensial Nasional.
Pengadaan obat ini diajukan oleh kepala Puskesmas kepada
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten dengan menggunakan format
LPLPO, kemudian dari sub unit ke Kepala Puskesmas dengan
menggunakan LPLPO sub unit. Pengadaan dapat dilakukan secara
rutin dan khusus. Pengadaan rutin dilakukan sesuai jadwal yang
tertera oleh Dinas Kesehatan Kabupaten, sedangkan untuk pengadaan
khusus dilakukan diluar jadwal seperti kebutuhan yang meningkat,
menghindari kekosongan, obat rusak mupun kadaluarsa. Permintaan
yang ditujukan pada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota kemudian di
proses oleh Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota.
2.4.3 Penerimaan
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 74 Tahun
2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas,
penerimaan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai adalah suatu
kegiatan dalam menerima sediaan farmasi dan bahan medis habis
pakai dari Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota atau hasil pengadaan
Puskesmas secara mandiri sesuai dengan permintaan yang telah
diajukan. Tujuannya adalah agar sediaan farmasi yang diterima sesuai
dengan kebutuhan berdasarkan permintaan yang diajukan oleh
Puskesmas, memenuhi persyaratan keamanan, khasiat dan mutu.
Tenaga Kefarmasian dalam kegiatan pengelolaan bertanggung jawab
atas ketertiban penyimpanan, pemindahan, pemeliharaan dan
13

penggunaan obat dan bahan medis habis pakai berikut kelengkapan


catatan yang menyertainya.
Tenaga kefarmasian wajib melakukan pengecekan terhadap
sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai yang diserahkan,
mencakup jumlah kemasan/peti, jenis dan jumlah sediaan farmasi,
bentuk sediaan farmasi sesuai dengan isi dokumen LPLPO,
ditandatangani oleh tenaga kefarmasian dan diketahui oleh Kepala
Puskesmas. Bila tidak memenuhi syarat, maka tenaga kefarmasian
dapat mengajukan keberatan. Masa kadaluwarsa minimal dari sediaan
farmasi yang diterima disesuaikan dengan periode pengelolaan di
Puskesmas ditambah satu bulan.
2.4.4 Penyimpanan
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 74 Tahun
2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasiaan di Puskesmas,
penyimpanan merupakan suatu kegiatan pengaturan terhadap Sediaan
Farmasi yang diterima agar aman (tidak hilang), terhindar dari
kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya tetap terjamin, sesuai
dengan persyaratan yang ditetapkan. Tujuannya adalah agar mutu
sediaan farmasi yang tersedia di Puskesmas dapat dipertahankan
sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. Penyimpanan sediaan
farmasi dan bahan medis habis pakai dengan mempertimbangkan hal-
hal sebagai berikut :
1. Bentuk dan jenis sediaan.
2. Kondisi yang dipersyaratkan dalam penandaan di kemasan sediaan
farmasi, seperti suhu penyimpanan, cahaya dan kelembaban.
3. Mudah atau tidaknya meledak/terbakar.
4. Narkotik dan psikotropik disimpan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
5. Tempat penyimpanan sediaan farmasi tidak dipergunakan untuk
penyimpanan barang lainnya yang menyebabkan kontaminasi.
2.4.5 Pendistribusian
14

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 74 Tahun


2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasiaan di Puskesmas,
pendistribusian sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai
merupakan kegiatan pengeluaran dan penyerahan sediaan farmasi dan
bahan medis habis pakai secara merata dan teratur untuk memenuhi
kebutuhan sub unit/satelit farmasi Puskesmas dan jaringannya.
Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan sediaan farmasi sub
unit pelayanan kesehatan yang ada di wilayah kerja Puskesmas
dengan jenis, mutu, jumlah dan waktu yang tepat.
Sub-sub unit di Puskesmas dan jaringannya antara lain :
1. Sub unit pelayanan kesehatan dalam lingkungan Puskesmas
2. Puskesmas Pembantu
3. Puskesmas Keliling
4. Posyandu
5. Poskeskel
Pendistribusian ke sub unit dilakukan dengan cara pemberian
Obat sesuai resep yang diterima (floor stock), pemberian obat per
sekali minum (dispensing dosis unit) atau kombinasi, sedangkan
pendistribusian ke jaringan Puskesmas dilakukan dengan cara
penyerahan obat sesuai dengan kebutuhan (floor stock).
2.4.6 Pengendalian
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 74 Tahun
2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasiaan di Puskesmas,
pengendalian sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai adalah
suatu kegiatan untuk memastikan tercapainya sasaran yang diinginkan
sesuai dengan strategi dan program yang telah ditetapkan sehingga
tidak terjadi kelebihan dan kekurangan/kekosongan obat di unit
pelayanan kesehatan dasar. Tujuannya adalah agar tidak terjadi
kelebihan dan kekosongan obat di unit pelayanan kesehatan dasar.
Pengendalian sediaan farmasi terdiri dari :
1. Pengendalian persediaan,
2. Pengendalian penggunaan,
3. Penanganan sediaan farmasi hilang, rusak dan kadaluwarsa.
15

2.4.7 Pencatatan dan Pelaporan


Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 74 Tahun
2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasiaan di Puskesmas,
administrasi meliputi pencatatan dan pelaporan terhadap seluruh
rangkaian kegiatan dalam pengelolaan sediaan farmasi dan bahan
medis habis pakai, baik sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai
yang diterima, disimpan, didistribusikan dan digunakan di Puskesmas
atau unit pelayanan lainnya. Tujuan pencatatan dan pelaporan adalah :
1. Bukti bahwa pengelolaan sediaan farmasi dan bahan medis habis
pakai telah dilakukan.
2. Sumber data untuk melakukan pengaturan dan pengendalian.
3. Sumber data untuk pembuatan laporan.
2.4.8 Pemantauan dan Evaluasi
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 74 Tahun
2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasiaan di Puskesmas,
pemantauan dan evaluasi pengelolaan sediaan farmasi dan bahan
medis habis pakai dilakukan secara periodik dengan tujuan untuk :
1. Mengendalikan dan menghindari terjadinya kesalahan sehingga
dapat menjaga kualitas maupun pemerataan pelayanan.
2. Memperbaiki secara terus-menerus pengelolaan.
3. Memberikan penilaian terhadap capaian kinerja pengelolaan.
Setiap kegiatan pengelolaan sediaan farmasi dan bahan medis habis
pakai, harus dilaksanakan sesuai standar prosedur operasional. Standar
Prosedur Operasional (SPO) ditetapkan oleh Kepala Puskesmas. SPO
tersebut diletakkan di tempat yang mudah dilihat.
2.4.9 Penanganan Obat Kadaluwarsa
Penanganan obat rusak atau kadaluwarsa bertujuan untuk
melindungi pasien dari efek samping penggunaan obat rusak atau
kadaluwarsa. Obat yang rusak atau kadaluarsa dikumpulkan sesuai
dengan tanggal, bulan, dan tahun kadaluwarsa lalu dikirim ke Dinas
Kesehatan untuk dimusnahkan.Terjadinya barang rusak atau
kadaluwarsa mencerminkan ketidaktepatan perencanaan, kurang
16

baiknya sistem distribusi, kurangnya pengamatan mutu dalam


penyimpanan obat dan perubahan pola penyakit. Obat yang hilang
atau kadaluwarsa, maka akan dibuat berita acara yang berisi tanggal
pemusnahan, jenis dan jumlah obat yang dimusnahkan.
Prosedur tetap penanganan obat rusak atau kadaluwarsa yaitu
sebagai berikut :
1. Identifikasi obat yang sudah rusak atau kadaluwarsa.
2. Memisahkan obat rusak atau kadaluwarsa dari penyimpanan obat
lainnya.
3. Membuat catatan jenis dan jumlah obat yang rusak atau
kadaluwarsa untuk dikirim kembali ke Instalasi Farmasi
Kabupaten/Kota.

2.5 Pelayanan Informasi Obat


Pelayanan Informasi Obat merupakan kegiatan pelayanan yang
dilakukan oleh apoteker untuk memberikan informasi secara akurat, jelas dan
terkini kepada dokter, apoteker, perawat, profesi kesehatan lainnya dan
pasien. Adapun tujuannya:
1. Menyediakan informasi mengenai obat kepada tenaga kesehatan lain di
lingkungan Puskesmas, pasien dan masyarakat.
2. Menyediakan informasi untuk membuat kebijakan yang berhubungan
dengan obat (contoh kebijakan permintaan obat oleh jaringan dengan
mempertimbangkan stabilitas, harus memiliki alat penyimpanan yang
memadai).
3. Menunjang penggunaan obat yang rasional.
Kegiatan :
1. Memberikan dan menyebarkan informasi kepada konsumen secara pro
aktif dan pasif.
2. Menjawab pertanyaan dari pasien maupun tenaga kesehatan melalui
telepon, surat atau tatap muka.
3. Membuat buletin, leaflet, label obat, poster, majalah dinding dan lain-lain.
17

4. Melakukan kegiatan penyuluhan bagi pasien rawat jalan dan rawat inap
serta masyarakat.
5. Melakukan pendidikan dan/atau pelatihan bagi tenaga kefarmasian dan
tenaga kesehatan lainnya terkait dengan obat dan bahan medis habis pakai.
6. Mengoordinasikan penelitian terkait obat dan kegiatan pelayanan
kefarmasian.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan :
1. Sumber informasi obat
2. Tempat
3. Tenaga
4. Perlengkapan.

Pelayanan informasi obat harus benar, jelas, mudah dimengerti, akurat,


tidak bias, etis, bijaksana dan terkini sangat diperlukan dalam upaya
penggunaan obat yang rasional oleh pasien. Sumber informasi Obat adalah
Buku Farmakope Indonesia (FI), Informasi Spesialite Obat Indonesia (ISO),
Informasi Obat Nasional Indonesia (IONI), Farmakologi dan Terapi, serta
buku-buka lainnya. Informasi obat juga dapat diperoleh dari setiap kemasan
atau brosur obat. Informasi obat yang diperlukan pasien adalah :
1. Waktu penggunaan obat, misalnya berapa kali obat digunakan dalam
sehari, apakah di waktu pagi, siang, sore atau malam. Dalam hal ini
termasuk obat diminum sebelum atau sesudah makan.
2. Lama penggunaan obat, seperti pada penggunaan obat analgetik yang
dapat digunakan saat demam saja, sedangkan obat antibiotika harus
dihabiskan agar mencegah terjadinya resistensi.
3. Cara penggunaan obat yang benar dan menentukan keberhasilan
pengobatan. Oleh karena itu, pasien harus mendapat penjelasan mengenai
cara penggunaan obat yang benar terutama untuk sediaan farmasi tertentu
seperti obat oral, obat tetes mata, salep mata, obat tetes hidung, obat
semprot hidung, tetes telinga, suppositoria, krim/salep rektal dan tablet
vagina.
4. Efek yang akan timbul dari penggunaan obat yang akan dirasakan,
misalnya berkeringat, mangantuk, kurang waspada, tinja berubah warna,
18

air kencing berubah warna dan sebagainya.


5. Hal-hal lain yang mungkin timbul, misalnya efek samping obat, interaksi
obat dengan obat lain atau makanan tertentu dan kontraindikasi obat
tertentu dengan diet rendah kalori, kehamilan dan menyusui.
6. Cara penyimpanan obat.
Penyimpanan obat secara umum adalah :
1. Ikuti petunjuk penyimpanan pada label/kemasan.
2. Simpan obat dalam kemasan asli dan dalam wadah tertutup rapat.
3. Simpan obat pada suhu kamar (15-30o C) dan hindari sinar matahari
langsung.
4. Jangan menyimpan obat di tempat panas atau lembab.
5. Jangan menyimpan obat bentuk cair dalam lemari pendingin agar tidak
beku, kecuali jika tertulis pada etiket obat.
6. Jangan menyimpan obat yang telah kadaluarsa atau rusak.
7. Jangan meninggalkan obat di dalam mobil dalam jangka waktu lama
jauhkan obat dari jangkauan anak-anak.
BAB III
KEGIATAN PKPA DAN PEMBAHASAN

3.1 Profil Puskesmas Terminal Banjarmasin


Puskesmas Terminal merupakan salah satu dari 23 Puskesmas yang ada
di Kota Banjarmasin, terletak di wilayah Kecamatan Banjarmasin Timur
Kota Banjarmasin. Puskesmas Terminal didirikan pada tahun 1991 dengan
wilayah kerja atau wilayah binaan sebanyak dua kelurahan yakni, Kelurahan
Sungai Lulut dan Kelurahan Benua Anyar. Seiring dengan perkembangan
pemerintahan daerah dan terjadinya pemekaran wilayah Kecamatan maka
pada tahun 2000 wilayah kerja Puskesmas Terminal yang berada di wilayah
Kecamatan Banjarmasin Timur berubah menjadi Kelurahan Sungai Lulut dan
Kelurahan Pemurus Luar.
Wilayah kerja Puskesmas Terminal terdiri dari dua kelurahan yakni
Kelurahan Sungai Lulut yang terletak di pinggiran kota Banjarmasin dan
Kelurahan Pemurus Luar merupakan daerah dataran rendah dan berbatasan
langsung dengan Kabupaten Banjar berada pada ketinggian 65 kaki dari
permukaan air laut. Luas wilayah kerja Puskesmas Terminal yaitu sekitar
4,94 km2 yang terdiri Kelurahan Pemurus Luar dengan luas wilayah sekitar
1,99 km2 dan Kelurahan Sungai Lulut dengan luas wilayah sekitar 2,95 km2.
Bangunan gedung Puskesmas Terminal terdiri dua lantai dengan 12
ruangan yang terdiri dari :
1. Ruang Kepala Puskesmas
2. Ruang Loket
3. Ruang Apotek
4. Ruang Gudang Obat
5. Ruang BP Umum/Dewasa
6. Ruang Gizi
7. Ruang Gigi dan Mulut
8. Ruang KIA – KB dan Ruang PKPR
9. Ruang Pemeriksaan Anak dan Remaja
10. Ruang Laboratorium
11. Pantry
12. Toilet Karyawan dan Toliet Pasien
Puskesmas Terminal dikepalai oleh dr. Hj. Bandiyah Ma’rifah dan
dibantu oleh satu orang Apoteker yaitu Hj. Rahmi Annissa., S. Farm., Apt
dan dua orang Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK), yaitu Kamariah sebagai
petugas Pelayanan Resep Apotek dan Hj. Yarti Rasyida sebagai petugas
Pelayanan Administrasi Apotek. Tenaga Kesehatan di Puskesmas Terminal
Banjarmasin terdiri dari Dokter Umum sebanyak 4 orang, Dokter Gigi
sebanyak 1 orang, Apoteker sebanyak 1 orang, TTK sebanyak 2 orang,
Perawat sebanyak 5 orang, Bidan sebanyak 8 orang, Sanitarian sebanyak 2
orang, Gizi sebanyak 2 orang, Perawat Gigi sebanyak 3 orang, dan Analisa
laboratorium sebanyak 1 orang.
Puskesmas Terminal dibantu oleh tiga Puskesmas Pembantu (pustu)
yaitu Pustu Gardu Mekar Indah, Pustu Sungai Lulut Dalam dan Pustu
PDAM/Terminal II. Selain itu terdapat juga tiga Posyandu Kesehatan Desa
(Poskesdes) yaitu Poskesdes Murung Selong, Poskesdes Simpang Limau, dan
Poskesdes Karya Mufakat. Beberapa sarana kesehatan terdapat 22 posyandu
yang merupakan kegiatan pelayanan di luar gedung, antara lain Posyandu
balita, Posyandu lansia serta kegiatan penyuluhan di sekolah-sekolah.
3.1.1 Struktur Organisasi
Struktur organisasi apotek Puskesmas Terminal dapat dilihat pada
lampiran 7.

3.2 Pelayanan Puskesmas Terminal Banjarmasin


3.2.1 Pelayanan dalam Gedung
Jam pelayanan dalam Gedung Puskesmas Terminal :
Senin – Kamis : 08.00 – 13.00 WITA
Jum’at : 08.00 – 10.30 WITA
Sabtu : 08.00 – 12.30 WITA
Loket :
21

Senin – Kamis : 08.00 – 12.00 WITA


Jum’at : 08.00 – 10.00 WITA
Sabtu : 08.00 – 11.30 WITA
Emergency :
Senin – Kamis : 08.00 – 15.00 WITA
Jum’at : 08.00 – 11.00 WITA
Sabtu : 08.00 – 14.00 WITA

LOKET
- Pasien yang mengambil nomor antrian
- Didaftarkan di loket
- Pasien menunggu panggilan dari loket
- Diarahkan ke ruang pemeriksaan sesuai penyakit dan usia pasien (menuju
Ruang Dewasa, Ruang Anak, Ruang Gigi, Ruang KIA dan lain-lain)

RUANG PEMERIKSAAN

- Pemeriksaan oleh dokter, perawat atau bidan

KASIR

- Khusus untuk pasien luar kota akan dikenakan pembayaran yang dilakukan
di kasir.

LABORATORIUM

- Apabila pasien memerlukan pemeriksaan lanjutan

APOTEK

- Pasien menyerahkan resep


- Petugas apotek menyerahkan obat sesuai antrian
- Pasien umum harus memenuhi syarat yang berlaku yaitu membawa 1 lembar
fotokopi KTP (dewasa) atau Kartu Keluarga (untuk anak-anak) yang
terdaftar di Kota Banjarmasin.
- Pasien JKN harus menyerahkan fotokopi kartu JKN
22

3.3 Kegiatan PKPA


3.3.1 Pengelolaan Perbekalan Farmasi di Puskesmas Terminal Banjarmasin
1. Perencanaan
Perencanaan bertujuan untuk mendapatkan obat yang tepat
dengan jumlah yang tepat, oleh karena itu perencanaan yang tepat
akan menghindari kelebihan atau kekosongan obat di Puskesmas.
Sumber dana anggaran pengadaan dari Anggaran Pendapatan
Belanja Daerah (APBD) dan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Metode perencanaan di Puskesmas Terminal didasarkan atas 2
metode yaitu konsumsi dan epidemiologi. Metode konsumsi yaitu
metode yang didasarkan atas analisa data konsumsi obat pada tahun
sebelumnya. Untuk melaksanakan metode ini perlu diperhitungkan
Rencana Kebutuhan Obat (RKO) berdasarkan pengumpulan data
LPLPO, kartu stok, rekapituasi kunjungan, data analisa metode
konsumsi yang dilakukan 1 tahun sebelumnya dan perhitungan
perkiraan kebutuhan. Metode epidemiologi yaitu metode yang
didasarkan pada data jumlah kunjungan, frekuensi penyakit dan
standar pengobatan yang ada. Kegiatan perencanaan di Puskesmas
Terminal dilakukan dengan mengisi lembar Laporan Pemakaian dan
Lembar Permintaan Obat (LPLPO). Lembar perencanaan tersebut
terdiri dari beberapa kolom yang harus diisi yaitu sisa stok,
persediaan obat, pemakaian perbulan, permintaan dan penerimaan.
Kegiatan perencanaan di Puskesmas Terminal didasarkan atas
beberapa faktor yaitu :
a. Jumlah obat yang diterima
b. Jumlah obat yang digunakan
c. Jumlah kunjungan pasien
d. Pola penyakit
e. Jumlah sisa obat pada akhir bulan sebelumnya
f. Berdasarkan data pemakaian obat terbanyak yang digunakan
g. Berdasarkan keadaan dan jumlah penduduk sekitar puskesmas
h. Berdasarkan musim dan keadaan cuaca
23

Perencanaan dalam bentuk pengisian LPLPO dilakukan untuk


perencanaan tahunan dan perencanaan bulanan. Biasanya LPLPO
dibuat oleh petugas apotek pada akhir tahun dan akhir bulan,
ditandatangani oleh Kepala Puskesmas Terminal. LPLPO yang
dibuat sebanyak 4 rangkap (2 rangkap untuk Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dan Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota, 2 rangkap
untuk arsip Apotek dan Tata Usaha Puskesmas Terminal
Banjarmasin).
Fungsi LPLPO tersebut adalah sebagai berikut :
a. Laporan pemakaian obat bulanan
b. Lembar permintaan bulanan
c. Laporan kunjungan resep
d. Dokumen bukti sebagai sumber informasi pengeluaran obat
e. Dokumen bukti sebagai sumber informasi penerimaan obat
f. Sumber informasi untuk perencanaan
g. Sarana monitoring evaluasi persediaan dan penggunaan obat
h. Sarana peningkatan kepatuhan petugas dalam menyampaikan
laporan pemakaian obat.
2. Permintaan dan Penerimaan
Permintaan dan penerimaan sediaan farmasi dan bahan medis
habis pakai di Puskesmas Terminal diperoleh melalui Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota Banjarmasin yang disetujui oleh Kepala
Dinas Kesehatan sesuai dengan LPLPO (Laporan Pemakaian dan
Lembar Permintaan Obat) yang dibuat oleh Puskesmas Terminal,
ditandatangani oleh Kepala Puskesmas dan pengelola Apotek di
Puskesmas Terminal dan selanjutnya surat pesanan dikirim ke
Instalasi Gudang Farmasi Kabupaten/Kota (IGFK). Permintaan
dilakukan dengan memperhitungkan pemakaian obat dan jumlah
persediaan. Permintaan rutin dilakukan pada waktu yang telah
ditentukan. Permintaan obat dan perbekalan kesehatan di Puskesmas
Terminal dilakukan setiap bulan. Selain itu juga terdapat permintaan
khusus. Permintaan khusus dilakukan pada tanggal yang tidak
24

ditentukan, permintaan khusus ini dilakukan apabila obat yang ada di


Puskesmas mengalami kekosongan sebelum waktu pemesanan atau
terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) seperti wabah diare, ISPA dan
lain-lain. Obat yang diambil diluar dari permintaan rutin ini
jumlahnya akan dimasukan pada permintaan bulan berikutnya.
Penerimaan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai dari
Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota di Puskesmas Terminal dilakukan
pada awal bulan. Ketika penerimaan obat, petugas pengelola Apotek
Puskesmas Terminal memeriksa kembali jumlah dan jenis obat,
kemasan, nomor batch atau spesifikasi bahan medis habis pakai, dan
kadaluwarsa. Setiap penerimaan akan dicatat di buku penerimaan
obat dan kartu stok gudang obat Puskesmas.

Gambar 1. Penerimaan Perbekalan Farmasi pada tanggal 15 Mei 2018


3. Penyimpanan
Penyimpanan adalah suatu kegiatan pengamatan terhadap obat-
obatan yang diterima agar aman (tidak hilang), terhindar dari
kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya tetap terjamin. Sediaan
farmasi dan bahan medis habis pakai di Apotek dan Gudang Obat
Puskesmas Terminal disimpan dengan pengaturan sebagai berikut :
a. Obat disusun secara alfabetis sesuai dengan bentuk sediaannya.
b. Obat dirotasi dengan sistem FIFO (First In First Out) dan FEFO
(First Expired First Out).
c. Obat disimpan berdasarkan bentuk sediaannya.
25

d. Obat disimpan pada rak atau lemari khusus sehingga tidak


bersentuhan langsung dengan lantai.
e. Obat LASA diberi penandaan dan disimpan dengan memberikan
jarak.
f. Obat High Alert diberi penandaan dan disimpan terpisah dengan
sediaan lainnya.
g. Vaksin, suppositoria dan WFI (Water For Injection) disimpan di
dalam lemari pendingin.
h. Obat golongan Prekursor, Narkotika dan Psikotropika disimpan
dalam lemari besi memiliki dua buah pintu dan selalu terkunci.
i. Obat-obatan yang tergolong obat luar seperti krim, salep, tetes
mata, tetes telinga dan bedak tabur disimpan dilemari terpisah.
j. Alat-alat kesehatan seperti spuit, sarung tangan, masker, jarum
jahit, benang jahit dan lain-lain disimpan di tempat terpisah
dengan sediaan obat-obatan.
4. Pendistribusian
Pendistribusian dilakukan ke unit dibawahnya secara merata dan
teratur untuk memenuhi kebutuhan unit –unit pelayanan kesehatan.
Puskesmas Terminal melakukan pendistribusian ke Puskesmas
Pembantu (Pustu), Puskesmas Keliling (Pusling), Posyandu
Kesehatan Dasar (Poskesdes), Posyandu lansia dan Posyandu Balita.
Prosedur pendistribusian dimulai dari menetapkan jumlah
permintaan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai
menggunakan LPLPO Sub Unit dengan memperhatikan sisa stok
dan anggaran yang tersedia. Penentuan jumlah obat perlu
dipertimbangkan pemakaian rata-rata perjenis obat dan jadwal
pelaksanaan pendistribusian obat dan bahan medis habis pakai.
5. Pengendalian
Puskesmas Terminal melakukan stok opname harian oleh TTK
setiap hari dan stok opname bulanan oleh apoteker dan TTK atau
dilaksanakan mendekati akhir bulan (tanggal 25). Stok opname
dilakukan untuk memeriksa fisik obat dengan yang tertera pada kartu
26

stok (bukti di kartu stok). Formulir LPLPO diisi dengan benar


dengan keterlibatan apoteker. Obat yang kadaluarsa dan rusak
dipisahkan dan dilaporkan dan disertai berita acara pemusnahan obat
untuk dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
6. Pencatatan dan Pelaporan
Langkah-langkah pencatatan dan pelaporan yang dilakukan di
Puskesmas Terminal yaitu :
a. Gudang Obat
Petugas administrasi apotek setiap hari mencatat obat yang
diterima dan dikeluarkan dari gudang obat ke dalam kartu stok
dengan mencatat tanggal kadaluarsa dan mencatat ke dalam
register harian. Setelah itu diakumulasikan setiap bulannya dalam
register bulanan sebagai salah satu parameter pembuatan LPLPO
yang nantinya akan dikirimkan ke Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dan Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota.
b. Apotek
Petugas administrasi apotek setiap hari mencatat jumlah obat
yang dikeluarkan kepada pasien pada buku register harian.
Kemudian diakumulasi jumlah obat yang keluar setiap bulannya
kedalam buku register bulanan dan melakukan stok opname harian
sehingga menjadi acuan untuk pembuatan LPLPO pada akhir bulan
yang kemudian akan dilaporkan ke Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dan Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota.
c. Puskesmas Pembantu (Pustu)
Petugas administrasi apotek mencatat jumlah pengeluaran
harian obat pada register harian berdasarkan LPLPO sub unit yang
telah dibuat oleh pengelola obat di Pustu. Kemudian
diakumulasikan dalam register bulanan apotek agar mempermudah
pembuatan LPLPO sub unit untuk dilaporkan ke apoteker
Puskesmas sebagai tambahan pengeluaran sediaan farmasi
Puskesmas secara keseluruhan yang nantinya akan menjadi acuan
dalam pembuatan LPLPO pada akhir bulan untuk dilaporkan ke
27

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Instalasi Farmasi


Kabupaten/Kota.
d. Poskesdes dan Posyandu Lansia
Permintaan obat Poskesdes dan Posyandu Lansia sedapat
mungkin diupayakan menggunakan LPLPO sub unit yang
diberikan sama seperti yang dilakukan oleh Pustu untuk
mempermudah proses permintaan dan distribusi. Akan tetapi jika
dianggap obat yang diperlukan tidak terlalu banyak, maka cukup
dengan menulis permintaan tersebut pada register bon obat dan
sedapat mungkin permintaan tersebut tidak pada hari yang sama
dilakukannya kegiatan agar dapat dipersiapkan dengan baik.
Pelaporan yang ada di Apotek Puskesmas Terminal meliputi :
a) Pelaporan Psikotropika dilaporkan setiap 1 bulan
b) Pelaporan Narkotika dilaporkan setiap 1 bulan
c) LPLPO yang dilaporkan setiap bulan
d) Pelaporan berita acara penyerahan obat yang sudah rusak,
expired date atau obat tidak terpakai.
Laporan Narkotika dilaporkan setiap 1 (satu) bulan sekali,
sedangkan untuk obat golongan Psikotropika, pelaporan dilakukan
setiap 1 (satu) bulan sekali. Laporan Narkotika dan Psikotropika di
laporkan sebanyak 3 rangkap, 1 rangkap dikirim ke Dinas Kesehatan
Provinsi, 1 rangkap dikirim ke BPOM dan 1 untuk Pelayanan
Kesehatan. Pencatatan dan pelaporan memegang peranan penting
dalam keberhasilan pengelolaan obat secara keseluruhan.
3.2.1.2 Kegiatan Pelayanan
Kegiatan pelayanan obat di Puskesmas Terminal Banjarmasin
bertujuan untuk menyerahkan obat yang baik dan benar kepada pasien dalam
jumlah dan dosis yang diresepkan dokter dengan memberikan petunjuk atau
informasi pemakaian obat dan penyimpanannya. Proses kegiatannya dimulai
dari menerima resep dari ruang rawat jalan, meracik obat sampai dengan
menyerahkan obat ke pasien dengan informasi yang jelas dan lengkap.
Kegiatan tersebut dilakukan oleh apoteker dan TTK.
28

A. Pengkajian dan Pelayanan Resep


Kegiatan pelayanan apotek di Puskesmas Terminal Banjarmasin tidak
melayani pelayanan non resep atau swamedikasi, hanya melakukan
pelayanan atas resep. Pelayanan resep ini diperuntukan untuk pasien umum
dan peserta BPJS. Ketika resep diterima oleh apotek, apoteker dan atau TTK
melakukan kajian terhadap resep tersebut, pengkajian meliputi aspek
administratif, aspek farmasetik, dan aspek klinis. Apabila terdapat keraguan
dari resep yang diterima, misalnya mengenai dosis dari suatu item obat
maka apoteker dan atau TTK melakukan konfirmasi ke dokter yang
bersangkutan secara langsung. Resep berupa narkotika diberikan garis
merah di bawah nama obatnya dengan menggunakan dua peresepan. Jika
resep telah selesai dikaji, tahapan berikutnya yaitu penulisan etiket sesuai
dengan resep yang dituliskan oleh dokter.
Penulisan etiket meliputi tanggal penulisan etiket, nama pasien dan
aturan pakai obat. Setelah itu dilakukan penyiapan obat. Obat-obat yang
perlu diracik maka dilakukan peracikan terlebih dahulu. Selain itu untuk
obat yang perlu dilarutkan dengan air seperti sirup kering amoksisilin juga
dilakukan pelarutan terlebih dahulu. Sebelum melakukan penyerahan obat,
petugas melakukan pengecekan terakhir untuk memastikan bahwa obat-obat
tersebut sesuai dengan yang telah diresepkan. Setelah yakin bahwa tidak ada
kesalahan maka obat tersebut dapat diberikan ke pasien. Penyerahan obat ke
pasien disertai dengan informasi terkait obat tersebut. Penyerahan obat
disertai pemberian informasi obat dapat dilakukan oleh apoteker maupun
TTK. Apoteker atau TTK menyerahkan obat dengan memberikan informasi
berupa nama obat, indikasi obat, cara penggunaan obat terutama yang
memerlukan teknik khusus, efek samping obat dan penyimpanan obat.
B. Pelayanan Informasi Obat
Pelayanan Informasi Obat dengan menerapkan konsep pharmaceutical
care dalam penyerahan obat ke pasien perlu diberikan informasi obat dan
konsultasi kalau diperlukan terkait obat yang diterima agar efek terapi dapat
tercapai dengan maksimal. Pelayanan Informasi Obat berupa penyediaan
29

dan pemberian informasi obat dilakukan pada pasien yang berobat ke


Puskesmas Terminal yang dilakukan secara :
1. Petugas menerima resep dari tiap ruangan poli rawat jalan.
2. Melakukan skrining resep (skrining administratif, skrining farmasetis
dan skrining klinis).
3. Bila resep yang diminta tidak lengkap atau tidak sesuai, petugas
membawa resep untuk dikoreksi oleh poli terkait dan dapat juga
menanyakan langsung dengan Dokter.
4. Mengambilkan obat dan menulis etiket putih atau biru yang terdapat
tanggal, nomor resep, nomor rekam medis, tanggal lahir, nama, nama
obat/jumlah obat, tanggal kadaluarsa, aturan minum obat untuk satu hari
pemakaian, dan nama penulis resep.
5. Memeriksa kesesuaian obat yang telah disiapkan dengan resep untuk
menghindari kesalahan obat, nama atau umur pasien.
6. Bila antara obat dan resep telah sesuai maka obat dapat diserahkan
kepada pasien dengan informasi cara minum obat dalam satu hari,
diminum sebelum atau sesudah makan, cara penyimpanan yang benar
ataupun efek samping obat, bila diperlukan. Pemberian informasi
tersebut adalah pemberian informasi yang ideal yang ada di Puskesmas.
PIO belum dilakukan secara efektif karena tidak dilakukan dalam
ruangan khusus, melainkan di ruangan di depan apotek yaitu saat
melakukan penyerahan obat. Kendala yang dihadapi adalah banyaknya
jumlah pasien yang datang dan mengantri serta terbatasnya tenaga
kefarmasian.
7. Setelah semua obat diserahkan kepada pasien, semua resep dibuatkan
daftar pengeluaran jumlah dan jenis obatnya pada buku pengeluaran obat
harian (resep, buku pengeluaran obat harian, buku pengeluaran obat
bulanan dan kartu stok obat).
C. Kegiatan Evaluasi Penggunaan Obat
Kegiatan Evaluasi Penggunaan Obat yang dilakukan oleh Puskesmas
Terminal Banjarmasin dilakukan melalui Laporan Penggunaan Obat
Rasional (POR) yang dilaporkan setiap bulan. Penyakit yang dievaluasi
30

dalam hal penggunaan obat adalah penyakit ISPA, diare, dan myalgia.
Evaluasi dilakukan dengan mengambil sampling resep yang diterima
dengan kriteria pasien berpenyakit ISPA, diare, dan myalgia untuk
masing- masing resep. Tujuan dari evaluasi pada penyakit ISPA dan
diare adalah untuk mencegah kejadian resistensi penggunaan antibiotik.
Hal ini dikarenakan pola penggunaan antibiotik yang tidak tepat dapat
mengakibatkan kerugian-kerugian bagi pasien, diantaranya
menimbulkan resistensi antibiotik, meningkatnya efek samping obat dan
meningkatnya biaya pengobatan pasien. Pelayanan farmasi klinik
lainnya sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI
nomor 74 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas seperti Monitoring Efek Samping Obat dan pemantauan
terapi obat (PTO) belum dilaksanakan. Hal ini dikarenakan kurangnya
jumlah apoteker fungsional yang melaksanakan pelayanan kefarmasian.
D. Kuesioner Kepuasan Pasien
1. Latar Belakang Pola Pengambilan Sampel
Sampel diambil sebanyak 20% dari jumlah kunjungan rata-rata
harian Puskesmas Terminal. Kriteria sampel yang di ambil adalah pasien
umum dan pasien JKN tanpa batasan umur yang mau mengisi kuesioner
yang diberikan. Teknik pengumpulan data berupa kuesioner yang
diadaptasi dari lampiran Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 74 Tahun
2016 tentang Standar Pelayanan Puskesmas diserahkan saat pasien
menunggu antrian.
2. Analisa
Dari hasil survei menggunakan kuesioner yaitu sebanyak 78 orang,
didapatkan rekapitulasi kuesioner kepuasan pasien dibawah ini :
31

Tabel 1. Hasil Survei Kuesioner Kepuasan Pelayanan Petugas Farmasi di


Puskesmas Terminal Banjarmasin
No Jenis Pelayanan Puas Tidak Puas
n % n %
Ketanggapan Petugas Farmasi
1 78 100 - -
terhadap pasien
2 Keramahan Petugas Farmasi 76 97,43 2 2,56
Kejelasan Petugas Farmasi dalam
3 78 100 - -
memberikan informasi obat
4 Kecepatan pelayanan obat 69 88,46 9 11,53
Kelengkapan obat dan alat
5 65 83,33 13 16,67
kesehatan
6 Kenyamanan ruang tunggu 78 100 - -
7 Kebersihan ruang tunggu 78 100 - -
Ketersediaan brosur, leaflet, poster,
8 dan lain-lain sebagai informasi 78 100 - -
obat/kesehatan
Rata-rata 75 96,15 3 3,85

3. Pembahasan
Kuesioner diambil dari lampiran Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 74 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Puskemas karena keterbatasan waktu sehingga diambil bentuk survei
yang sudah baku dengan sedikit modifikasi pilihan jawaban serta
pernyataan. Dari hasil kuesioner kepuasan pasien yang dilakukan
sebanyak 78 orang di Puskesmas Terminal Banjarmasin didapatkan rata-
rata skor puas 75 dengan persentase 96,15% dan skor tidak puas 3
dengan persentase 3,85%.

E. Wawancara dengan Pengelola Vaksin


Wawancara dilakukan pada hari Rabu tanggal 18 April 2018 dengan
pengelola vaksin yaitu Bapak Bayu. Macam-macam vaksin yaitu BCG,
Tetanus, Polio, Hepatitis dan Campak. Wawancara membahas tentang
pengelolaan vaksin dari perencanaan, prosedur permintaan dan
penerimaan, penyimpanan dan distribusi vaksin ke sub-sub unit di
Puskesmas Terminal Banjarmasin. Perencanaan dilakukan secara
32

langsung oleh pengelola vaksin dengan LPLPO vaksin 3 rangkap yang


terdiri apotek, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Pengelola Vaksin.
Penerimaan vaksin diambil hari itu juga di Instalasi Farmasi
Kabupaten/Kota dengan membawa tempat khusus untuk vaksin dengan
memperhatikan tanggal kadaluwarsa saat penerimaan. Penyimpanan
vaksin di lemari pendingin pada suhu 2 OC – 8OC, pada saat membawa ke
posyandu balita hanya dapat bertahan selama kira-kira 5 jam. Distribusi
vaksin terdiri dari Posyandu dan bidan praktek. Sampah bahan medis
habis pakai dibuang dalam kotak khusus, dikumpulkan kemudian
dimusnahkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Pencatatan dan
pelaporan didokumentasikan oleh masing-masing pengelola sub unit
kemudian direkap oleh pengelola vaksin Puskesmas setiap bulan untuk
diserahkan ke Apotek.

3.2.2 Pelayanan luar gedung


Pelayanan di luar Gedung Puskesmas, petugas Apotek hanya
mengikuti pelayanan di posyandu lansia. Kegiatan ini rutin dilaksanakan
setiap bulannya di dua kelurahan yaitu Kelurahan Sungai Lulut dan Pemurus
Luar, posyandu yang ada di Kelurahan Sungai Lulut berjumlah 3 tempat,
sedangkan yang ada di Kelurahan Pemurus Luar ada 4 tempat. Jadi
posyandu lansia pada dua kelurahan tersebut setiap bulannya ada 7
Posyandu.
Apoteker juga melakukan pemeriksaan berkala kesehatan anak
sekolah, pelayanan informasi obat secara aktif berupa penyuluhan kepada
pasien Puskesmas dan home care. Materi penyuluhan yang diberikan yaitu
informasi-informasi yang berkaitan dengan obat. Penyuluhan dilakukan
dengan mengikuti kegiatan di Puskemas Keliling, Puskemas Lansia ataupun
Posyandu. Penyuluhan yang dilakukan membawakan materi berupa Terapi
Modalitas Hipertensi, Obat Ilegal, Bahaya Narkoba, Waktu Minum Obat,
Senam Jari, Pembuatan Larutan Gula Garam untuk Penderita Diare, Gema
Cermat, ASI Eksklusif, Penggolongan Obat, Imunisasi MR dan Imunisasi
Dasar.
33

1. Pemeriksaan Kesehatan Berkala UKS


Pemeriksaan kesehatan anak sekolah secara berkala
dilaksanakan pada hari Senin tanggal 30 April 2018 ke SMP 30 Sungai
Lulut dan dilakukan oleh petugas Puskesmas bersama guru UKS.
Pemeriksaan ini dilakukan setiap 6 bulan menggunakan kuisioner yang
diisi oleh siswa yang terdiri dari:
- Riwayat Kesehatan
- Riwayat Imunisasi
- Kesehatan Intelegensia
- Kesehatan Mental
- Kesehatan Reproduksi
Pemeriksaan kesehatan yang diisi oleh tenaga Puskesmas/Guru
Sekolah yang terdiri dari:
- Pemeriksaan Tinggi Badan dan Berat Badan
- Kebersihan Diri (Rambut, Telinga, Kulit, Kuku)
- Kesehatan Indera Penglihatan
- Kesehatan Indera Pendengaran
- Kesehatan Gigi dan Mulut (Karies/masalah kesehatan gigi dan
mulut lainnya)
- Kebugaran Jasmani
2. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
Penyuluhan kesehatan masyarakat merupakan kegiatan yang
dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan
sehingga masyarakat mendapat pengetahuan dan pengertian serta
perubahan dalam perilaku terhadap pola hidup yang sehat baik secara
individu ataupun kelompok. Sasaran penyuluhan kesehatan mencakup
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Materi atau pesan yang
disampaikan dalam penyuluhan kesehatan biasanya disesuaikan
dengan kebutuhan kesehatan individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat. Materi atau media penyuluhan yang disampaikan dapat
berupa media cetak (leaflet atau brosur) atau media peragaan.
34

Penyuluhan yang dilakukan mahasiswa apoteker di Puskesmas


Terminal sebanyak 11 kali dengan menggunakan leaflet dan media
peragaan, yaitu :
1. Penyuluhan Obat Ilegal

Gambar 2. Penyuluhan Obat Ilegal


Penyuluhan dilaksanakan pada hari Senin tanggal 25 April 2018 di
Posyandu anak tentang obat illegal. Pemilihan judul tersebut
disebabkan karena maraknya obat-obat palsu dan illegal yang sudah
banyak beredar sehingga perlu adanya edukasi kepada masyarakat
mengenai bagaimana cara mendapatkan obat yang asli. Penyuluhan
berjalan sangat lancar, masyarakat cukup antusias mendengarkan
penyampaian materi.
2. Penyuluhan Bahaya Narkoba

Gambar 3. Penyuluhan Bahaya Narkoba


Penyuluhan dilaksanakan pada hari Senin tanggal 26 April 2018 di
SD. Pemilihan judul tersebut disebabkan karena maraknya kasus
narkoba yang melibatkan anak di bawah umur sehingga perlu adanya
35

edukasi kepada anak-anak mengenai dampak dari mengonsumsi


narkoba. Penyuluhan berjalan sangat lancar, anak-anak cukup antusias
mendengarkan penyampaian materi. Adapun sedikit kendala yaitu
media video yang digunakan sebagai materi tidak terlihat terlalu jelas.
3. Penyuluhan Imunisasi MR

Gambar 4. Penyuluhan Imunisasi MR


Penyuluhan dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 2 Mei 2018 di
TK. Pemilihan judul tersebut bertepatan dengan pengenalan imunisasi
MR yang dicanangkan pemerintah dan dalam rangka menyambut
bulan imunisasi serta memberikan informasi kepada masyarakat
mengenai pentingnya imunisasi . Penyuluhan berjalan sangat lancar,
masyarakat antusias mendengarkan penyampaian materi.
4. Penyuluhan Senam Jari

Gambar 5. Penyuluhan Senam Jari


Penyuluhan dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 3 Mei 2018 di
Posyandu Lansia Murung Selong. Pemilihan judul tersebut disebabkan
karena keluhan yang terjadi pada lansia biasanya adalah kebas pada
36

tangan yang disebabkan aliran darah kurang lancar, sehingga pada


penyuluhan ini diberikan edukasi mengenai bagaimana cara
melancarkan peredaran darah pada area tangan untuk mencegah kebas
yang dapat dilakukan oleh lansia. Penyuluhan berjalan sangat lancar,
masyarakat antusias mendengarkan penyampaian materi dan ikut serta
dalam peragaan.
5. Penyuluhan Aturan Minum Obat

Gambar 6. Penyuluhan Aturan Minum Obat


Penyuluhan dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 5 Mei 2018 di
Posyandu Lansia Arrahman tentang Aturan Minum Obat. Pemilihan
judul tersebut karena terlihat sederhana namun masih banyak
masyarakat yang belum mengetahui tentang aturan minum obat yang
baik dan benar sehingga dapat mempengaruhi efek dari obat tersebut.
Penyuluhan berjalan sangat lancar, masyarakat cukup antusias
mendengarkan penyampaian materi. Adapun sedikit kendala yaitu
penyampaian materi dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan
posyandu.

6. Penyuluhan Terapi Modalitas Hipertensi di Posyandu LANSIA


Hidayatuh Sholihin
37

Gambar 7. Penyuluhan Terapi Modalitas Hipertensi


Penyuluhan dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 18 April 2018 di
Posyandu Lansia Hidayatuh Sholihin. Pemilihan judul tersebut
bertujuan untuk memberikan pengetahuan serta cara pembuatan bahan-
bahan makanan yang mudah didapat sehari-hari dapat digunakan untuk
terapi modalitas penyakit hipertensi. Pemilihan judul dikarenakan
hipertensi merupakan salah satu penyakit yang sering dikeluhkan oleh
lansia di daerah tersebut. Penyuluhan berjalan dengan lancar dan tidak
ada kendala, masyarakat cukup antusias mendengarkan penyampaian
materi dengan metode peragaan.
7. Penyuluhan ASI EKSKLUSIF

Gambar 8. Penyuluhan ASI Eksklusif


Penyuluhan dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 3 Mei 2018 di
Poskesdes Murung Selong. Pemilihan judul tersebut disebabkan karena
kondisi pemberian ASI eksklusif oleh ibu di Indonesia cenderung
dibawah 50% sehingga melalui penyuluhan ini diharapkan ibu hamil
yang sedang mempersiapkan persalinan maupun pasca persalinan
memiliki pengetahuan dan keyakinan terhadap pentingnya pemberian
ASI eksklusif. Penyuluhan berjalan dengan lancar dan tidak ada
38

kendala, para ibu hamil cukup antusias mendengarkan penyampaian


materi dan merespon beberapa pertanyaan yang diajukan penyuluh
dengan benar sesuai materi yang telah disampaikan.
8. Penyuluhan Pembuatan Larutan Gula Garam untuk Diare di
POSKESDES Murung Selong

Gambar 9. Penyuluhan Pembuatan Larutan Gula Garam untuk


Diare
Penyuluhan dilaksanakan pada hari Senin tanggal 7 Mei 2018 di
Poskesdes Murung Selong. Pemilihan judul tersebut disebabkan karena
Diare termasuk dalam 3 besar penyakit yang sering ditemui di wilayah
tersebut dan letak geografis penduduk di pinggiran sungai yang jauh
dari sarana dan prasarana kesehatan. Penyuluhan berjalan dengan
lancar dan tidak ada kendala, masyarakat cukup antusias
mendengarkan penyampaian materi.
9. Penyuluhan Penggolongan Obat Posyandu Lansia di Rumah Ketua
RT 10 Simpang Limau

Gambar 10. Penyuluhan Penggolongan Obat


Penyuluhan dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 9 Mei 2018
Posyandu Lansia di Rumah Ketua RT 10 Simpang Limau. Pemilihan
39

judul tersebut bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat


khususnya lansia terhadap penggolongan obat sehingga masyarakat
mengerti tentang beberapa golongan obat berdasarkan nama, cara
penggunaan dan penandaannya. Penyuluhan berjalan dengan lancar
dan tidak ada kendala, masyarakat cukup antusias mendengarkan
penyampaian materi dilihat dari respon masyarakat pada saat
menjawab pertanyaan penyuluh setelah penyampaian materi dan
dengan pemberian stimulant atau bingkisan.
10. Penyuluhan Imunisasi Lengkap

Gambar 11. Penyuluhan Imunisasi Lengkap


Penyuluhan dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 11 Mei 2018
Posyandu Balita di Rumah Kades. Pemilihan judul tersebut bertujuan
untuk memberikan pengetahuan tentang pentingnya pemberian
imunisasi lengkap untuk balita sebagai pencegahan penyakit menular.
Penyuluhan berjalan dengan lancar dan tidak ada kendala, masyarakat
cukup antusias mendengarkan penyampaian materi dengan metode
ceramah dan pembagian leaflet serta jadwal imunisasi lengkap.

11. Penyuluhan Tanya Lima O Gabungan 5 PUSKESMAS di


POSKESDES Simpang Limau
40

Gambar 12. Penyuluhan Tanya Lima O Gabungan 5 PUSKESMAS


Penyuluhan dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 8 Mei 2018 di
Puskesdes Simpang Limau. Penyuluhan ini merupakan kolaborasi dari
lima puskesmas yang ada di Banjarmasin yaitu Puskesmas 9
November, Puskesmas Pekauman, Puskesmas Pekapuran Raya,
Puskesmas Karang Mekar dan Puskesmas Terminal. Pemilihan judul
tersebut karena masih banyak masyarakat yang belum mengerti apa
saja yang harus diperhatikan ketika menerima obat, baik itu obat yang
ditebus menggunakan resep atau obat yang di beli sendiri. Hal ini
dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai obat yang
mereka konsumsi meliputi kandungan obat, indikasi, aturan pakai, cara
penggunaan serta efek samping obat. Penyuluhan ini terbagi menjadi 3
sesi yaitu sesi penyuluhan dengan metode ceramah oleh salah satu
mahasiswa apoteker, kemudian dilanjutkan dengan FGD (Focus
Group Discussion) dimana masyarakat dibagi menjadi kelompok kecil
berjumlah 4-8 orang yang tiap kelompok tersebut dipandu oleh satu
perwakilan mahasiswa apoteker untuk mengisi tabel Tanya lima O
serta berdiskusi mengenai obat, dan yang terakhir adalah sesi penutup
dimana mahasiswa apoteker menyiapkan sebuah lagu Tanya lima O
yang dibuat agar memudahkan masyarakat mengingat apa saja yang
harus diperhatikan apabila menerima obat. Penyuluhan berjalan sangat
lancar, masyarakat cukup antusias mendengarkan penyampaian materi
maupun berdiskusi.
3. Home Care
41

Home care merupakan pelayanan kesehatan yang


berkesinambungan yang diberikan kepada individu dan keluarga di
tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan,
mempertahankan atau memaksimalkan tingkat kemandirian dan
meminimalkan akibat dari penyakit. Selain itu, pelayanan kefarmasian
di rumah akan mewujudkan komitmen, keterlibatan, dan kemandirian
pasien dalam penggunaan obat sehingga tercapai keberhasilan terapi
obat.

Gambar 13. Pelayanan Home Care Pasien Hipertensi


Home care dilaksanakan pada hari Sabtu, 5 Mei 2018 dengan
pasien Hipertensi. Pemilihan home care dengan pasien Hipertensi
karena pengobatan hipertensi membutuhkan waktu jangka panjang dan
sering mengalami kegagalan terapi akibat tidak patuhnya pasien dalam
pengobatan serta memberikan edukasi terhadap pasien mengenai obat
yang dikonsumsi meliputi aturan minum yang benar, efek samping
yang mungkin ditimbulkan dan pola hidup yang baik untuk pasien
hipertensi.
42

Gambar 14. Pelayanan Home Care Pasien Diabetes Mellitus


Home care dilaksanakan pada hari Sabtu, 5 Mei 2018 dengan
pasien Diabetes Mellitus. Pasien tersebut merupakan pasien yang
memiliki riwayat keluarga Diabetes Mellitus dan melakukan
pengobatan dalam jangka waktu panjang. Pasien tidak melakukan cek
gula darah rutin namun tetap menjaga pola makan. Melalui hasil
wawancara, pasien tidak mengeluhkan gejala terkait Diabetes Mellitus
karena telah mengkonsumsi obat secara rutin dan gejala tidak muncul.
Namun beliau mengeluhkan gejala dari penyakit lain yang diderita
yaitu sendawa yang diakibatkan maag dan nafsu makan menurun serta
konsistensi feses yang keras.
4. Pelayanan Resep di Ruang Farmasi Puskesmas Terminal

Gambar 15. Pelayanan Resep 1


Pelayanan resep dilaksanakan pada tanggal 20 April 2018 dimana
mahasiwa melakukan proses dari skrining resep hingga penyerahan
obat. Penyerahan obat meliputi informasi cara minum obat dalam satu
hari, diminum sebelum atau sesudah makan, cara penyimpanan yang
benar ataupun efek samping obat, bila diperlukan. Adapun obat yang
diserahkan terdiri dari 3 macam obat yaitu Amlodipin 10 mg,
Simvastatin 10 mg, dan Neurodex.
43

Gambar 16. Pelayanan Resep 2


Pelayanan resep dilaksanakan pada tanggal 24 April 2018 dimana
mahasiswa melakukan proses dari skrining resep hingga penyerahan
obat.
Penyerahan obat meliputi informasi cara minum obat dalam satu
hari, diminum sebelum atau sesudah makan, cara penyimpanan yang
benar ataupun efek samping obat, bila diperlukan. Adapun obat yang
diserahkan terdiri dari 3 macam obat yaitu Simvastatin 10 mg,
Paracetamol 500 mg dan Neurodex.

Gambar 17. Pelayanan Resep 3


Pelayanan resep dilaksanakan pada tanggal 24 Maret 2018 dimana
mahasiwa melakukan proses dari skrining resep hingga penyerahan
obat. Adapun obat yang diserahkan dan informasi sebagai berikut obat
terdiri dari 3 macam yaitu Buscopan tab diresepkan sebanyak 6 tablet
dengan indikasi untuk nyeri perut aturan pakai 2 x 1 tablet tiap 12 jam,
44

Paracetamol 500 mg sebanyak 10 tablet dengan indikasi untuk nyeri


dan demam, aturan pakai 3 x 1 tablet tiap 8 jam sesudah makan bila
perlu dan Antasida Syrup sebanyak 1 botol dengan indikasi untuk
gastritis, aturan pakai 3 x 1 sendok ½ jam sebelum makan.

Gambar 18. Pelayanan Resep 4


Pelayanan resep dilaksanakan pada tanggal 20 April 2018 dimana
mahasiwa melakukan proses dari skrining resep hingga penyerahan
obat. Adapun obat yang diserahkan dan informasi sebagai berikut obat
terdiri dari 4 macam yaitu Amlodipin tab 10 mg diresepkan sebanyak
10 tablet dengan indikasi untuk anti hipertensi aturan pakai 1 x 1 tablet
diminum pagi hari 2 jam sesudah makan, Metformin sebanyak 10
tablet dengan indikasi untuk penurun kadar gula darah, aturan pakai 1
x 1 tablet diminum pagi hari 1 jam sesudah makan, Simvastatin 10 mg
sebanyak 10 tablet dengan indikasi penurun kolesterol, aturan pakai 1
x 1 tablet diminum pada jam 10.00 malam hari dan Natrium
Diklofenak 25 mg sebanyak 10 tablet dengan indikasi untuk
meredakan nyeri, aturan pakai 1 x 1 tablet sesudah makan bila perlu.
BAB 1V
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan PKPA yang dilaksanakan di Puskesmas Terminal
Banjarmasin dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Mahasiswa mampu memahami peran dan tanggung jawab Apoteker dalam
pelayanan kefarmasian di Puskesmas selama pelaksanaan PKPA di
Puskesmas Terminal Banjarmasin
2. Pelaksanaan PKPA di Puskesmas Terminal Banjarmasin telah
meningkatkan wawasan, keterampilan, serta memberikan pengalaman
praktis dalam melakukan praktek kefarmasian di Puskesmas.
3. Secara umum kegiatan pelayanan kefarmasian yang dilakukan di
Puskesmas Terminal Banjarmasin telah sesuai dengan PMK No. 74 tahun
2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
4. Mahasiswa mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan tenaga
kesehatan lain yang bertugas di Puskesmas Terminal Banjarmasin.

4.2 Saran
Saran yang dapat diberikan berdasarkan kegiatan PKPA yang dilaksanakan di
Puskesmas Terminal Banjarmasin yaitu:
1. Perlu dibuat tempat khusus untuk dilakukannya konseling mengenai obat
kepada pasien dengan kondisi tertentu.
2. Pembuatan etiket untuk obat antibiotik perlu diberikan penjelasan
mengenai obat yang harus dikonsumsi dihabiskan.
DAFTAR PUSTAKA

DEPKES RI, 2016. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 74


tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

DEPKES RI, 2016. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 44


tahun 2016 tentang Pedoman Manajemen Puskesmas. Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

DEPKES RI, 2004. Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat. Departemen


Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai