Anda di halaman 1dari 1

ASAL USUL DESA SURAJAYA

Nama Surajaya berasal dari cerita tentang perkelahian hidup dan mati Pangeran Purbaya dengan
Pangeran Selingsingan. Konon, adu kesaktian dilakukan di hutan jati itu, kini wilayah perhutani di Desa
Surajaya. Perkelahian adu kesaktian itu berlangsung selama tujuh hari tujuh malam, bahkan berbulan-
bulan tapi tidak ada yang kalah dan menang. Pertarungan adu kesaktian berlangsung sama kuat dan
berimbang hingga berakhir dengan berakhir dengan tragis. Keduanya meninggal kehabisan tenaga.

Surajaya kemudian menjadi nama desa dimana Pangeran Purbaya dan Pangeran Selingsingan
dimakamkan. Surajaya simbol dan makna dari fenomena pertarungan kedua tokoh itu. Artinya, sura itu
wani (berani) dan Jaya adalah digdaya (kuat). Surajaya berarti pada wanine (berani) dan pada jayane
(digdayanya).

Pangeran Purbaya adalah putra dari Sultan Sutawijaya, Raja Mataram Kuno. Nama aslinya adalah Jaka
Umbaran. Ia merupakan putra dari Panembahan Senopati yaitu Sultan Hadiwijaya yang lahir dari istri
sirinya putri Ki Ageng Giring. Dikisahkan, Ki Ageng Giring menemukan kelapa muda muda
(dawegan/degan) yang memiliki kekuatan gaib. Jika airnya diminum habis dalam sekali teguk, maka yang
meminumnya bakal menurunkan keturunan, anak/cucu/cicit, yang bakal menjadi raja-raja di Tanah
Jawa.

Secara kebetulan, Ki Ageng Pemanahan bertamu ke rumah Ki Ageng Giring. Hubungan pertemanan
mereka tidak sebatas sebagai sahabat, tapi sudah seperti saudara kandungnya. Ketika itu, karena tidak
mengetahuinya, Ki Ageng Pemanahan meminum air kelapa muda itu. Mengetahui air kelapanya telah di
minum Ki Ageng Pemanahan, dengan hati yang sedih Ki Ageng Giring memberitahu sahabatnya bahwa
dawegan itu bukan sembarang kelapa muda. Ia memperolehnya dari hasil laku spiritualnya yang
panjang, memilii khasiat yang adi luhung. Mendengar penjelasan itu, Ki Ageng Pemanahan sangat
merasa bersalah. Sebagai penebusnya, ia lalu menikahkan putranya, yaitu Sutawijaya dengan Roro
Rembayung-anak perempuan Ki Ageng Giring. Namun karena sesuatu hal, Sutawijaya pergi
meninggalkannya dalam keadaan mengandung.

Rara Rembayung kemudian melahirkan seorang bayi lelaki yang di beri nama Jaka Umbaran. Nama itu
memiliki makna bahwa Jaka berarti seorang ksatria dan umbaran yang berasal dari kata umbar atau
diumbar, artinya ditelantarkan. Setelah dewasa Jaka Umbaran pergi ke Mataram untuk mendapatkan
pengakuan dari ayahnya. Dengan perjuangan yang berat, Jaka Umbaran berhasil mendapat pengakuan
sebagai putra Mataram dengan gelar Pangeran Purbaya.

Menurut cerita tutur (lisan) yang berkembang di lingkungan masyarakat Desa Surajaya dan sekitarnya,
Pangeran Purbaya diyakini sebagai leluhur yang menjadi cikal bakal nama Desa Surajaya.

Anda mungkin juga menyukai