Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Anak memiliki suatu ciri yang khas yaitu selalu tumbuh dan berkembang sejak
konsepsi sampai berakhirnya masa remaja. Hal ini yang membedakan anak dengan
dewasa. Anak bukan dewasa kecil. Anak menunjukkan ciri-ciri pertumbuhan dan
perkembangan yang sesuai dengan usianya. Periode penting dalam tumbuh kembang anak
adalah masa balita. Karena pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi
dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Pada masa ini perkembangan
kemampuan berbahasa, kreativitas, kesadaran sosial, kesadaran emosional dan
inteligensia berjalan sangat cepat. Perkembangan psiko-sosial sangat dipengaruhi
lingkungan dan interaksi antara anak dengan orang tuanya. Perkembangan anak akan
optimal bila interaksi sosial diusahakan sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai
tahap perkembangan.
Pada usia Toddler anak mengalami lompatan kemajuan yang menakjubkan. Tidak
hanya kemajuan fisik tetapi juga secara sosial dan emosional. Pada anak usia toddler,
seorang anak dapat sangat senang, sibuk, bahkan gusar. Psikososialnya berkembang
pesat, sedangkan pertumbuhan fisiknya melambat. Anak usia pra sekolah merupakan
periode ajaib mendapatkan pengalaman dari aktivitas dan rasa ingin tahu, sehingga
membutuhkan perhatian orang tua yang besar.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan masa Toddler?
2. Apa saja macam-macam pertumbuhan dan perkembangan pada masa toddler?
3. Apa saja prinsip pemberian makan pada masa Toddler?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui masa Toddler?
2. Untuk mengetahui macam-macam pertumbuhan dan perkembangan pada masa
toddler?
3. Untuk mengetahui prinsip pemberian makan pada masa Toddler?
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tumbuh Kembang
Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup 2 peristiwa yang sifatnya berbeda,
tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan,yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Sedangkan
pengertian mengenai apa yang dimaksud dengan pertumbuhan dan perkembangan adalah
sebagai berikut:
a. Pertumbuhan (growth)
Berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi
tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, pound,
kilogram), ukuran panjang (cm, meter).
b. Perkembangan (development)
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh
yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses
pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh,
organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing
dapat memenuhi fungsinya.Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku
sebagai hasil interaksi dengan lingkungan.
Pertumbuhan mempunyai dampak terhadap aspek fisik, sedangkan perkembangan
berkaitan dengan pematangan fungsi organ/individu. Walaupun demikian, kedua peristiwa itu
terjadi secara sinkron pada setiap individu. Sedangkan untuk tercapai tumbuh kembang yang
optimal tergantung pada potensi biologiknya. Tingkat tercapainya potensi biologik seseorang,
merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang saling berkaitan, yaitu genetik, lingkungan
bio-fisiko-psiko-sosial dan perilaku. Proses yang unik dan hasil akhir yang berbeda-beda
yang memberikan ciri tersendiri pada setiap anak.
Anak usia toddler adalah anak usia 12 – 36 bulan ( 1 – 3 tahun ) pada periode ini anak
berusaha mencari tahu bagaimana sesuatu bekerja dan bagaimana menngontrol orang lain
melalui kemarahan, penolakan, dan tindakan keras kepala. Hal ini merupakan periode yang
sangat penting untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan intelektual secara optimal
( Perry, 1998 ).
B. Tahap Tumbuh Kembang Anak Toddler
1. Pengertian Toddler
Anak usia toddler adalah anak usia 12 – 36 bulan ( 1 – 3 tahun ) pada periode ini anak
berusaha mencari tahu bagaimana sesuatu bekerja dan bagaimana menngontrol orang lain
melalui kemarahan, penolakan, dan tindakan keras kepala. Hal ini merupakan periode yang
sangat penting untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan intelektual secara optimal
( Perry, 1998 ).
Usia 1 tahun merupakan usia yang penuh berbagai hal yang menarik antara lain
berubah dalam cara makan, cara bergerak, juga dalam keinginan dan sikap atau perasaan si
kecil apabila disuruh melakukan sesuatu yang tidak ia sukai, ini akan menyatakan sikap dan
nalurinya mengatakan “tidak” baik dengan kata – kat maupun perbuatan, meskipun
sebetulnya hal itu disukai ( psikolog menyebutnya negatifisme ). Kenyataan ini berbeda pada
saat usia di bawah satu tahun, si kecil akan menjadi seseorang penyidik yang sangat
menjengkelkan, mereka akan menyelinap masuk setiap sudut rumah, menyentuh semua
benda yang ditemukannya, menggoyangkan meja dan kursi, menjatuhkan benda apapun yang
bisa dijatuhkan, memanjat apa yang bisa di oanjat, memasukkan benda kecil ke dalam benda
yang lebih besar dan sebagainya. ( Hurlock, 2002 )
Pada usia 2 tahun si kecil cenderung mengikuti orang tuanya kesana kemari, ikut –
ikutan menyapu, mengepel, menyiram tanaman, semua ini dilakukan dengan penuh
kesungguhan. Pada usia 2 tahun anak sudah mulai belajar bergaul, ia senang sekali menonton
anak lain bermain, perasaan tauk dan cemas sering terjadi apabila orang tuanya meninggalkan
anak sendiri. Seandainya orang tua harus bepergian lama atau memutuskan untuk kembali.
Anak pada usia 3 tahun biasanya lebih mudah dikendalikan karena anak sudah dalam
perkembangan emosi, sehingga mereka mengenggap ayah dan ibunya sebagai orang yang
istimewa. Sikap permusuhan dan kebandelan yang muncul pada usia antara 2,5 sampai 3
tahun tampaknya makin berkurang, sikap pada orang tua bukan saja bersahabat tapi sangat
ramah dan hangat. Anak menjadi sangat patuh pada orang tuanya, sehingga mereka akan
bertingkah laku baik dan menurut sekali. Jika keinginan mereka bertentangan dengan
kehendak orang tuanya, karena mereka tetap mahluk hidup yang mempunyai pendapat
sendiri. Pada usia 3 tahun, anak cenderung meniru siapapun yang dilakukan orang tuanya
sehari – hari, disebut proses identifikasi. Dalam proses inilah karakter anak dibentuk jauh
lebih banyak dibentuk dari petunjuk yang diterima dari orang tuanya, seperti membentuk
model diri mereka, membina kepribadian, membentuk sikap dasar bai terhadap pekerjaan,
orang tua dan dirinya sendiri. ( Hurlock, 2002 ).
Anak usia toddler dikelompokkan lagi berdasarkan umur, penegelompokkan tersebut ialah:
a. Anak usia 12-18 bulan
b. Anak usia 18-24 bulan
c. Anak usia 24-36 bulan
2. Tahap Tumbuh Kembang Anak Usia 12-18 Bulan
a. Pertumbuhan Fisik
 Tingkat pertumbuhan lebih lambat pada umur tahun ke dua dan nafsu makan
menurun.
 Lemak bayi” dibakar oleh gerakan yang bertambah.
 Lumbar lordosis berlebihan membuat perut menonjol.
 Pertumbuhan otak, disertai mielinisasi yang berlanjut, menghasilkan penambahan
lingkar kepala lebih dari 2 cm dalam 1 tahun.
 Sebagian besar anak mulai berjalan sendiri mendekati usia satu tahun, sebagian lagi
tidak dapat berjalan sampai usia 15 bulan. Bayi yang sangat aktif dan berani
cenderung berjalan lebih awal, bayi kurang aktif, lebih penakut dan yang terikat
dengan menyelidiki obyek-obyek secara terperinci barjalan lebih lambat. Berjalan
lebih awal tidak berkaitan dengan perkembangan di bidang-bidang lain.
 Ketika anak dapat berjalan secara bebas, anak dapat berjalan menjauhi orangtuanya
dan menjelajahi lingkungannya. Meskipun anak menggunakan ibunya sebagai tempat
perlindungan untuk menentramkan hati.
b. Perkembangan Kognitif
o Penjelajahan benda mempercepat jalannya karena pendekatan, pemegangan,
dan pelepasan hampir sepenuhnya matur dan berjalan bertambah ke hal-hal
yang menarik.
o Anak yang baru berjalan menggabungkan objek-objek dengan cara-cara baru
untuk menciptakan hal-hal menarik, seperti menumpuk balok-balok atau
meletakan barang kedalam tempat kaset video.
o Alat-alat mainan juga lebih mungkin untuk digunakan pada maksud-maksud
tujuannya (sisir untuk rambut, cangkir untuk minum).
o Meniru orangtua dan anak-anak yang lebih dewasa adalah cara belajar yang
penting.
o Permainan khayalan yang berpusat pada tubuh anak itu sendiri (pura-pura
minum dari cangkir kosong).
c. Perkembangan Emosi
Bayi-bayi yang mungkin telah mencapai dan melakukan hal yang baru bagi dirinya
cenderung memiliki sifat emosi yang lebih tinggi.. Bila mereka mulai berjalan, perubahan
suasana hati utama mereka nyata sekali. Anak yang baru belajar berjalan digambarkan seperti
orang yang dimabukan oleh kemampuan mereka yang baru
Kemampuan anak untuk menggunakan orang tua sebagai “tempat aman” untuk
penjelajahan merupakan hal yang penting bagi anak untuk dapat mengeksplorasi dirinya,
tergantung pada hubungan kasih sayang. Kasih sayang baik dan lebih dapat memberikan
pengaruh positif dan menjadikan anak itu memiliki sifat yang baik. Anak yang mendapat
kasih sayang yang baik tentunyha akan memiliki perkembangan emosi yang baik karena telah
terbiasa dengan kasih dan sayang yang didaptkannya sebelumnya.
d. Perkembangan Bahasa
Komunikasi penting sejak lahir, khususnya nonverbal sebagai interaksi antara bayi
dan yang merawatnya. Penerimaan bahasa mendahului perasaan. Kata-kata pertama mulai
muncul pada usia 9-18 bulan, kebanyakan anak dapat mengucapkan setidaknya 1 sampai 2
kata pada usia 1 tahun. Ketika bayi mulai mengucapkan kata-kata pertamanya, kira-kira 12
bulan , mereka mulai menanggapi dengan tepat beberapa contoh pernyataan sederhana.
Pada usia 15 bulan, rata-rata anak menunjuk pada bagian utama tubuh dan
menggunakan 4-6 kata-kata secara spontan dan benar, termasuk kata benda dan nama
sendiri. Anak yang baru berjalan juga menikmati berkata-kata dengan suku kata yang banyak
tetapi tidak tampak marah ketika tidak ada yang mengerti. Sebagian besar komunikasi
keinginan dan ide berlanjut menjadi non-verbal.
3. Tahap Tumbuh Kembang Anak Usia 18-24 Bulan
a. Pertumbuhan Fisik
Perkembangan motorik ialah suatu kemajuan pada usia ini, pada usia ini terjadi
perkembangan keseimbangan dan kelincahan serta kemampuan untuk berlari dan menaiki
tangga. Berat dan tinggi meningkat secara bertahap meskipun pertumbuhan kepala terjadi
agak lambat. 90% dari lingkar kepala dewasa didapatkan pada usia 2 tahun, dengan
pertambahan hanya 5 cm yang didapat pada beberapa tahun ke depan.
b. Perkembangan Kognitif
Pada usia kira-kira 18 bulan, beberapa perubahan kognitif datang menandai
kesimpulan periode sensorimotor.
o Obyek permanen benar-benar didirikan
o Anak yang baru belajar berjalan mengharapkan adanya obyek yang dapat
digerakan walaupun benda itu tidak dapat dilihat karena sedang bergerak.
o Sebab dan akibat dimengerti dengan lebih baik, dan anak memperlihatkan
kemampuan dalam menyelesaikan masalah.
o Menggunakan tongkat untuk menggunakan mainan yang ada di luar
jangkauannya. Perubahan bentuk secara simbolik dalam permainan yang tidak
lagi terikat pada tubuh balita itu sendiri (mulai bermain imajinasi dengan
objek lain)
c. Perkembangan Emosi
Pada banyak anak, kebebasan relatif pada periode sebelumnya memberi jalan untuk
menambah keterikatannya pada usia sekitar 18 bulan. Pada fase ini digambarkan sebagai
penyesuaian yang mungkin merupakan reaksi tumbuhya kesadaran dari kemungkinan
berpisah. Banyak orang tua yang mengatakan bahwa mereka tidak bisakemana-mana tanpa
bersama-sama anaknya. Tidur sendiri seringkali sangat sulit,dengan banyaknya kesalahan
awal dan kemarahan. Anak-anak terkadan membutuhka objek atau barang transisi yang
dapat digunakan untuk memberikan perasaan tenang dan aman seperti yang diberikan oleh
orang tua.
Saat perasaan anak berkembang akan dirinya, mereka mulai mengerti perasaanorang lain dan
membangun rasa empati. Anak dapat memeluk anak lainnya yangmendapatkan distress atau
menjadi perhatian ketika seseorang sedang sakit. Merekamulai mengerti perasaan anak
lainnya jika disakiti, dan kesadaran ini mendorongmereka untuk menahan perilaku agresif
mereka.
d. Perkembangan Bahasa
Mungkin perkembangan yang paling dramatik pada periode ini ialah bahasa. Memberi
nama objek bertepatan dengan kedatangan pemikiran simbolistik. Setelah menyadari bahwa
kata-kata dapat berarti benda, perbendaharaan kata anak berkembang dari 10-15 kata-kata
pada usia 18 bulan menjadi 50-100 pada usia 2 tahun. Setelah mendapat perbendaharaan kata
kira-kira 50 kata, anak-anak mulai menggabungkan kata-kata tersebut untuk memulai kalimat
sederhana, permulaan tata bahasa. Pada tingkat ini, anak mengerti perintah 2 tahap, seperti
“berikan bola itu dan pakai sepatumu”. Bahasa juga memberikan anak perasaan mengontrol
lingkuangan sekitarnya,seperti “selamat tinggal” atau “malam-malam”. Kemunculan bahasa
lisan menandakan berakhirnya periode sensorimotor. Seperti anak-anak yang baru berjalan-
jalan Anak-anak belajar menggunakan simbol-simbol untuk mengungkapkan ide-ide dan
menyelesaikanmasalah, kebutuhan untuk kognisi didasarkan pada perasaan langsung dan
gerakan manipulasi berkurang.
4. Tahap Tumbuh Kembang Anak Usia 24-36 Bulan
a. Perkembangan motorik
Anak umur 2-3 tahun dapat berjalan berjinjit, menyusun 7-8 balok, memegang pensil dengan
baik, naik tangga, menaruh pensil kedalam botol, memakai sepatu sendiri.
b. Perkembangan bahasa
Pada usia ini si anak biasanya sudah mulai dapat mengetahui satu warna,
menyebutkan nama lengkap, nama panggilannya sendiri, mengerti arti lelah dan lapar, aktif
bertanya dan berbicara, penambahan artikulasi.
c. Perkembangan kognitif
Pada umur 3 tahun dia dapat bermain imajinasi sendiri, mengetahui jenis kelamin
sendiri, dapat memanjat dengan kaki bergantian, malatakkan kedua kakinya pada masing-
masing tangga sambil melompat. Anak-anak pada usia 3 tahun mempunyai keinginan yang
besar untuk bebas melakukan hal-hal yang disukainya.
d. Keterampilan utama
o Sudah bisa menyebutkan kurang lebih 6 anggota tubuhnya, apap yang
diucapkannya sudah mulai dapat dipahami, dan dapat mengucapkan kalimat
sebanyak 2-3 kata.
o Bisa menyusun balok sebanyak 6 buah, dan cara berjalan lebih tertata.
o Bisa melompat dengan kedua kakinya, dan bisa membukakan pintu.
o Bisa menggosok gigi, tetapi masih dengan bantuan orang lain.
o Sudah bisa menyebutkan namanya sendiri.
o Sudah bisa melakukan percakapan sederhana.
o Sudah bisa mengenali kegunaan 2 benda yang dikenalnya, kalimatnya sudah
terdiri dari 3-4 kata, dan dapat menyebutkan 2 kegiatan seperti, melompat dan
meloncat.
e. Keterampilan yang akan dikuasai
• Membicarakan tentang dirinya sendiri, bisa menyesuaikan benda-benda
berdasarkan kategori, dan sudah bisa berjalan menuruni tangga.
• Bisa menggunakan kata ganti seperti, saya dan kamu, serta dapat mencuci
dan membersihkan tangan sendiri.
• Sudah mulai mengerti dengan istilah seperti, besar, halus, dll.
• Senang menggambar lingkaran.
• Bisa berdiri dengan satu kaki secara bergantian dalam beberapa saat,
mengenal alfabet lebih banyak, dan sudah bisa menggosok giginya sendiri.
• Bisa melakukan naik turun tangga dengan lancar, sudah mulai
menggunakan istilah diatas, didalam, disana, 75% ucapannya sudah mulai
bisa dimengerti dengan jelas, dan dapat menyusun balok sebanyak 8 buah.
• Bisa melakukan lompat di tempat dan melompati sesuatu, sudah mengerti
2/3 permintaan atau perintah, dan sudah bisa mengendarai sepeda roda 3.
f. Keterampilan lebih lanjut
• Sudah mulai mengerti kata-kata seperti, 'nanti' atau 'sebentar lagi', sudah
mengerti perbedaan gender laki-laki dan perempuan, serta mulai belajar
melompat.
• Sudah bisa mengucapkan kata-kata dengan jelas, dan bisa membuat
gambar garis vertikal.
• Sudah mulai mengenal alfabet, serta dapat menjaga keseimbangan seperti
berdiri dengan satu kaki.
• Bisa mengenakan pakaiannya sendiri, menyebutkan beberapa warna, dan
sudah tahu tentang nama temannya.
• Bisa menggunakan 2 kata sifat, bisa menggambar silang, dan sudah mulai
mengerti jika orang lain menanyakan fungsi tempat.
• Sudah bisa melakukan toilet training, bisa menggoyang-goyangkan ibu jari
(jempol), bisa melakukan berbagai ekspresi emosi seperti, senang, marah,
sedih, takut dsb, serta bisa menggambar seperti orang yang digambar
hanya dengan lingkaran dan garis silang saja.
• Bisa melakukan berdiri di atas satu kaki secara bergantian selama 3 detik,
dan sudah bisa mengenakan pakaiannya sendiri baik celana maupun baju.

C. Prinsip Pemberian Makanan Pada Anak


 Tinggi energi, protein, vitamin dan mineral
 Dapat diterima oleh anak dengan baik
 Diproduksi setempat dan menggunakan bahan-bahan setempat
 Mudah didapat dalam bentuk kering dengan demikian mudah disimpan dan praktis
penggunaannya
 Ringkas tetapi mempunyai nilai gizi maksimum
Jenis makanan anak ini termasuk buah, kue, semua jenis makanan lunak dan makanan berasa,
disamping asi atau susu yang mungkin masih diperlukan. Makanan lunak biasanya
dikonsumsi bagi anak yang belum memilika geraham, anak berumur 1 ½ tahun – 2 tahun
biasanya memiliki geraham maka bisa diberikan makanan biasa asalkan tidak pedas,
berlemak, dan merangsang. Pemberian sayuran dan buah-buahan harus bervariasi, minyak
dapat diganti margarin, gula pasir dapat diganti gula merah atau gula batu atau madu,
Usia toddler memerlukan minimum dua porsi (480 g) kelompok susu setiap hari untuk
memberikan protein, kalsium, riboflavin, dan vitamin A da B12. Susu yang diperkaya
memberikan vitamin D dan tambahan vitamin A. Keseluruhan susu harus digunakan sampai
toddler mencapai usia 2 tahun untuk membantu meningkatkan asupan asam lemak yang
cukup. Separuh dari asupan protein toddler harus mengandung nilai protein biologi tinggi.
Pada usia toddler biasanya lebih menyukai makanan manis seperti, cokelat, permen, dan
eskrim. Sedangkan sayuran kurang disukai, keadaan ini harus lebih diperhatikan agar anak
dapat menyukai berbagai jenis sayuran. Maka dari itu pemberian sayuran dan buah-buahan
harus bervariasi, minyak dapat diganti margarin, gula pasir dapat diganti gula merah atau
gula batu atau madu,
Makanan kecil boleh diberikan antara 2 waktu makan, sepanjang tidak mengurangi selera
makan. Dalam keadaan tertentu anak lebih menyukai makanan kecil daripada makanan
utama. Hal ini masih diperbolehkan selama kandungan nutrien dalam makanan kecil tersebut
masih terpenuhi dan hal ini hanya bersifat sementara. Jadwal pemberian makan untuk usia ini
tidak berbeda dengan jadwal makan orang dewasa

Contoh Menu untuk Toddler Berdasarkan Piramida Makanan


D. Sarapan ½ cangir sereal kering dan tidak manis
½ cangkir jus jeruk
120 cc susu rendah lemak
Snack ½ - 1 buah pisang utuh
Makan siang 1 sdt selai kacang
1 sdt seluruh buah-buahan kaleng
1 tangkap roti gandum
2 sdt kacang polong
120 cc susu rendah lemak
Snack 2 bungkus krakers
120 cc susu rendah lemak
Makan malam 1 paha ayam, dibakar tanpa kulit
¼ - ½ cangkir macaroni dan keju
2 sdt kacang hijau, dimasak
120-180 cc susu rendah lemak
Snack ½ cangkir yogurt beku
Hal Yang Mendorong Terjadinya Gangguan Gizi
Ada beberapa hal yang sering merupakan penyebab terjadinya gangguan gizi, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Sebagai penyebab langsung gangguan gizi, khususnya
gangguan gizi pada bayi dan anak usia toddler dan usia prasekolah adalah tidak sesuainya
jumlah gizi yang mereka peroleh dari makanan dengan kebutuhan tubuh mereka.
Berbagai faktor yang secara tidak langsung mendorong terjadinya gangguan gizi terutama
pada anak usia toddler dan usia pra sekolah antara lain sebagai berikut:
1. Ketidaktahuan akan hubungan makanan dan kesehatan
Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari sering terlihat keluarga yang sungguhpun
berpenghasilan cukup akan tetapi makanan yang dihidangkan seadanya saja. Dengan
demikian, kejadian gangguan gizi tidak hanya ditemukan pada keluarga yang berpenghasilan
kurang akan tetapi juga pada keluarga yang berpenghasilan relatif baik (cukup). Keadaan ini
menunjukkan bahwa ketidaktahuan akan faedah makanan bagi kesehatan tubuh mempunyai
sebab buruknya mutu gizi makanan keluarga, khususnya makanan anak balita.
Menurut Dr. Soegeng Santoso, M.pd, 1999, masalah gizi Karena kurang pengetahuan dan
keterampilan dibidang memasak menurunkan komsumsi anak, keragaman bahan dan
keragaman jenis masakan yang mempengaruhi kejiwaan misalnya kebosanan.
2. Prasangka buruk terhadap bahan makanan tertentu
Banyak bahan makanan yang sesungguhnya bernilai gizi tinggi tetapi tidak digunakan atau
hanya digunakan secara terbatas akibat adanya prasangka yang tidak baik terhadap bahan
makanan itu. Penggunaan bahan makanan itu dianggap dapat menurunkan harkat keluarga.
Jenis sayuran seperti genjer, daun turi, bahkan daun ubi kayu yang kaya akan zat besi,
vitamin A dan protein dibeberapa daerah masih dianggap sebagai makanan yang dapat
menurunkan harkat keluarga.
3. Adanya kebiasaan atau pantangan yang merugikan
Berbagai kebiasaan yang bertalian dengan pantang makan makanan tertentu masih sering kita
jumpai terutama di daerah pedesaan. Larangan terhadap anak untuk makan telur, ikan,
ataupun daging hanya berdasarkan kebiasaan yang tidak ada datanya dan hanya diwarisi
secara dogmatis turun temurun, padahal anak itu sendiri sangat memerlukan bahan makanan
seperti itu guna keperluan pertumbuhan tubuhnya. Kadang-kadang kepercayaan orang akan
sesuatu makanan anak kecil membuat anak sulit mendapat cukup protein. Beberapa orang tua
beranggap ikan, telur, ayam, dan jenis makanan protein lainnya memberi pengaruh buruk
untuk anak kecil. Anak yang terkena diare malah dipuasakan (tidak diberi makanan). Cara
pengobatan seperti ini akan memperburuk gizi anak. ( Dr. Harsono, 1999).
4. Kesukaan yang berlebihan terhadap jenis makanan tertentu
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan tertentu atau disebut sebagai
faddisme makanan akan mengakibatkan tubuh tidak memperoleh semua zat gizi yang
diperlukan.
5. Jarak kelahiran yang terlalu rapat
Banyak hasil penelitian yang membuktikan bahwa banyak anak yang menderita gangguan
gizi oleh karena ibunya sedang hamil lagi atau adiknya yang baru telah lahir, sehingga ibunya
tidak dapat merawatnya secara baik.
Anak yang dibawah usia 2 tahun masih sangat memerlukan perawatan ibunya, baik
perawatan makanan maupun perawatan kesehatan dan kasih sayang, jika dalam masa 2 tahun
itu ibu sudah hamil lagi, maka bukan saja perhatian ibu terhadap anak akan menjadi
berkurang. akan tetapi air susu ibu ( ASI ) yang masih sangat dibutuhkan anak akan berhenti
keluar.
Anak yang belum dipersiapkan secara baik untuk menerima makanan pengganti ASI
yang kadang-kadang mutu gizi makanan tersebut juga sangat rendah, dengan penghentian
pemberian ASI karena produksi ASI berhenti, akan lebih cepat mendorong anak ke jurang
malapetaka yang menderita gizi buruk, yang apabila tidak segera diperbaiki maka akan
menyebabkan kematian. Karena alasan inilah dalam usaha meningkatkan kesejahteraan
keluarga, disamping memperbaiki gizi juga perlu dilakukan usaha untuk mengatur jarak
kelahiran dan kehamilan.
6. Sosial Ekonomi
Keterbatasan penghasilan keluarga turut menentukan mutu makanan yang disajikan. Tidak
dapat disangkal bahwa penghasilan keluarga akan turut menentukan hidangan yang disajikan
untuk keluarga sehari-hari, baik kualitas maupun jumlah makanan.
7. Penyakit infeksi
Infeksi dapat menyebabkan anak tidak merasa lapar dan tidak mau makan. Penyakit ini
juga menghabiskan sejumlah protein dan kalori yang seharusnya dipakai untuk pertumbuhan.
Diare dan muntah dapat menghalangi penyerapan makanan. Penyakit-penyakit umum yang
memperburuk keadaan gizi adalah: diare, infeksi saluran pernapasan atas, tuberculosis,
campak, batuk rejan, malaria kronis, cacingan. ( Dr. Harsono, 1999).

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Pertumbuhan adalah proses pertambahan ukuran dan volume yang bersifat irreversible (tidak
dapat kembali). Perkembangan adalah kematangan yang dilalui sepanjang rentang kehidupan
seseorang.Pertumbuhan dan perkembangan dapat di pengaruhi oleh faktor genetik dan faktor
eksternal.Tugas perkembangan adalah tugas-tugas yang harus diselesaikan individu pada
fase-fase atauperiode kehidupan tertentu dan apabila berhasil mencapainya mereka akan
berbahagia, tetapi sebaliknya apabila mereka gagal akan kecewa dan dicela orang tua atau
masyarakat dan perkembangan selanjutnya juga akan mengalami kesulitan.
Toddler adalah anak adalah anak anatara rentang usia 12 sampai 36 bulan. Toddler tersebut
ditandai dengan peningkatan kemandirian yang diperkuat dengan kemampuan mobilitas fisik
dan kognitif lebih besar. Fisik : Rata-rata denyut jantung dan pernapasan lambat sampai rata-
rata 110x/menit dan pernapasan 25x/menit, Pertumbuhan dan Perkembangan Biologis : berat
bertambah 2,3 kg /tahun,sedangkan tinggi badan bertambah sekitar 6 – 7 cm / tahun,
Perkembangan psikososial : dalam fase Anal.

DAFTAR PUSTAKA

Narendra MB, suryawan A, irwanto. 2006. Naskah lengkap continuing education ilmu
kesehatan anak XXXVI penyimpangan tumbuh kembang anak. bag/SMF ilmu kesehatan anak
FK UNAIR. Surabaya.
Soetjiningsih.2002.Perkembangan Anak dan Permasalahannya, Dalam : Tumbuh
kembangAnak dan Remaja. Penyunting : Narendra M, Sularyo T, Suyitno H, Gde
Ranuh.Sagung Seto.Jakarta:EGC
Soetjiningsih.1995.Tumbuh Kembang Anak. Ed, Gde Ranuh.Jakarta:EGC
http://referensikedokteran.blogspot.com/2010/07/referat-tumbuh-kembang-anak-usia-1-
5.html.
http://adeniaroom.blogspot.com/2009/05/tahapan-perkembangan-anak-usia-0-5.html.
http://indahmumpunis1keperawatan.blogspot.com/2013/09/ikd-2-ilmu-keperawatan-
dasarmakalah.html
www.acaemia.edu/4901102/MAKALAH_ILMU_PENDIDIKAN_USIA_DINI_ASPEK_PE
RKEMBANGAN_FISIK_DAN_MOTORIK_ANAK_USIA_DINI

Anda mungkin juga menyukai